Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

DOSEN PENGAMPU: Andi Tenri Pada Rustham, S.Psi.,MA

KELOMPOK 2:
Ainun ramadhani amir K021221008
Asriyaty Fikriyah A. Suaib K021221015
Inayah Roihanah Amru K021221030
Nadia Ariq Dewanti Widyanto K021221011
Putri Dwi Mufidah K021221023
Tariza Amalia Putri K021221002

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN PENDIDIKAN 2022/2023
1. TUGAS PERKEMBANGAN TERKAIT PERIODE USIA

Perkebangan sepanjang kehidupan menurut Havirgust:

A. MASA BAYI DAN AWAL MASA KANAK-KANAK

1). Belajar memakan makanan padat

2). Belajar berjalan.

3). Belajar berbicara.

4). Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh

5). Belajar membedakan yang benar dan salah, dan mulai mengembangkan
hati Nurani.

6). Mempersiapkan diri belajar membaca

B. AKHIR MASA KANAK-KANAK

1). Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk


permainan-permainan umum.

2). Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagi makhluk yang
tumbuh.

3). Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.

4). Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.

5). Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,


menulis dan berhitung.

6). Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk


kehidupan sehari-hari.

7). Mengembangkan hati Nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan
nilai.
8). Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan
Lembaga-lembaga.

9). Mencapai kebebasan pribadi

C. MASA REMAJA

1). Mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik
pria maupun Wanita.

2). Mencapai peran sosial pria dan Wanita

3). Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.

4). Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.

5). Mencapai kemandirian emosional dari orang-orang dewasa lainnya.

6). Memperoleh perangkat nilai dan system etis sebagai pegangan untuk
berprilaku mengembangkan

ideologi

D. AWAL MASA DEWASA

1). Mulai bekerja

2). Memilih Pasangan

3). Belajar hidup dengan tunangan.

4). Mulai membina keluarga

5). Mengasuh anak

6). Mengelola rumah tangga

7). Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara

8). Mencari kelompok sosial yang menyenangkan.


E. MASA USIA PERTENGAHAN

1). Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga negara.

2). Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab

3). Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang


dewasa

4). Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu


individu

5). Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan


fisiologis yang terjadi pada tahap ini

6). Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier


pekerjaan.

7). Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua

1. Masa Sebelum lahir

Masa ini berlangsung sejak terjadinya konsepsi atau pertemuan sel


bapak-ibu sampai lahir kira-kira 9 bulan 10 hari atau 280 hari, Masa sebelu
lahir ini terbagi dalam 3 priode; yaitu:

a. Periode telur/zygote, yang berlangsung sejak pembuahan sampai akhir


minggu kedua.

b. Periode Embrio, dari akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua.

c. Periode Janin(fetus), dari akhir bulan kedua sampai bayi lahir.


2. Masa Bayi Baru Lahir (New Born)

Masa ini dimulai dari sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira 10
atau 15 hari. Dalam perkembangan manusia masa ini merupakan fase
pemberhentian (Plateau stage) artinya masa tidak terjadi
pertumbuhan/perkembangan.

3. Masa Bayi (Babyhood)

Masa ini dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun. Masa bayi ini
dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena
merupakan periode di mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa pada
masa ini diletakkan.

4. Masa Kanak-kanak Awal (Early Chilhood)

Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa
ini dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak
mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan
sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu
masuk kelas 1 SD.

5. Masa Kanak-kanak Akhir (Later Chilhood)

Akhir masa kanak-kanak atau masa anak sekolah ini berlangsung dari
umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam menamakan
masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini dengan masa
intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di
sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek

6. Masa Puber (Puberty)


Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup
tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja.
Yaitu umur 11,0 atau 12,0 sampai umur 15,0 atau 16,0.

Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan permulaan masa


puber adalah haid yang pertama kali pada anak perempuan dan basah
malam pada anak laki-laki.

7. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood)

Masa dewasa adalah periode yang paling penting dalam masa khidupan,
masa ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur 21,0
sampai umur 40,0. Masa dewasa pertengahan, dari umur 40,0 sampai umur
60,0. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60,0 sampai mati.

8. Masa Dewasa madya ( Middle Adulthood)

Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur
enam puluh tahun

9. Masa Usia Lanjut ( Later Adulthood)

Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa
ini dimulai dri umur enam puluh tahun sampai mati, yang di tandai dengan
adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.

2. ASPEK PERKEMBANGAN: FISIK, KOGNITIF, BAHASA, SOSIAL, DAN


EMOSI
Berk (2009) menjelaskan bahwa perkembangan terbagi menjadi 4 aspek, yaitu aspek
fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Namun, program perkembangan di TK indonesia
menitik fokuskan pada beberapa aspek, antara lain fisik, linguistik atau bahasa, kecerdasan
atau kognitif, kemampuan sosial, emosional, kesenian, moralitas, dan juga nilai-nilai yang
ada pada agama. Pada makalah ini akan dibahas 5 dari aspek-aspek tersebut.

A. FISIK
Perkembangan fisik (biological growth) merupakan perubahan yang terjadi
pada tubuh atau fisik seseorang dan perubahan seseorang dalam menggunakan
tubuhnya (seperti perkembangan berpikir), serta perubahan dalam kemampuan fisik
(seperti kemampuan penglihatan, pendengaran dan sebagainya).
Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan
fisik individu meliputi empat aspek, yaitu:
1. Sistem saraf, berpengaruh dalam kecerdasan dan emosi.
2. Otot-otot, berpengaruh pada perkembangan kekuatan dan kemampuan
motorik.
3. Kelenjar endokrin.
4. Struktur fisik.
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik.
Motorik merupakan perkembangan kemampuan mengendalikan gerakan tubuh
melalui kegiatan yang terkoordinasi oleh susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord.
Perkembangan motorik sendiri terdiri dari dua macam, yaitu motorik kasar dan
motorik halus.
Motorik kasar adalah kemampuan tubuh untuk menggerakkan otot-otot besar
atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contohnya kemampuan berlari, berjalan, mandi, dan lain sebagainya.
Adapun karakteristik perkembangan motorik kasar yang dikemukakan oleh
Ahmad Rudiyanto antara lain:
1. Melibatkan seluruh bagian anggota tubuh terutama otot-otot besar.

2. Pertumbuhan relatif stabil.

3. Membutuhkan tenaga yang banyak.

Motorik halus adalah kemampuan tubuh bergerak dengan menggunakan


otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu. Contohnya seperti kemampuan
menggaruk, mengambil barang, menulis, dan sebagainya.
Barrow Harold M., dan Mc Gee, Rosemary (1976: 120) menyatakan bahwa
unsur-unsur keterampilan motorik terdiri atas: kekuatan, kecepatan, power,
ketahanan, kelincahan, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi.
Rini Sukamti memaparkan bahwa terdapat 5 sifat-sifat perkembangan fisik
yang dapat diamati, yaitu:
1. Terjadi perkembangan otot-otot besar cukup cepat pada 2 tahun terakhir masa
anak kecil.
2. Dengan berkembangnya otot-otot besar, maka terjadi perkembangan kekuatan
yang cukup cepat.
3. Pertumbuhan kaki dan tangan secara proporsional lebih cepat dibanding
pertumbuhan bagian tubuh yang lain. Daya ungkit yang makin besar akan
meningkatkan kecepatan dalam bergerak.
4. Anak semakin mampu menggunakan kekuatannya di dalam melakukan aktivitas
fisik dikarenakan adanya peningkatan koordinasi gerak disertai daya ungkit yang
semakin besar.
5. Meningkatnya kemungkinan dan kesempatan melakukan berbagai macam
aktivitas gerak fisik.

B. KOGNITIF
Perkembangan kognitif adalah tahapan-tahapan perubahan yang terjadi dalam
rentang kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi, memecahkan
masalah dan mengetahui sesuatu. Dengan berkembangnya kemampuan kognitif ini
anak akan menguasai pengetahuan umum yang luas, sehingga anak akan
menggunakannya dengan wajar dalam interaksi masyarakat dan di kehidupan
sehari-hari.
Dalam Dictionary of Psychology karya Chaplin (2002), dijelaskan bahwa “kognisi
adalah konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan, termasuk di
dalamnya mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka,
membayangkan, memperkirakan, menduga, dan menilai.” Semua aktivitas mental
yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi
yang memungkinkan seseorang tersebut akan memperoleh suatu pengetahuan,
bagaimana cara memecahkan masalah, serta dapat merencanakan masa depan,
ataupun segala hal psikologis yang berkaitan tentang bagaimana seseorang
mempelajari, memperhatikan, membayangkan, memikirkan, menilai itu semua dapat
dipahami sebagai kognitif atau pemikiran.
Seorang ahli biologi Jean Piaget yang juga merupakan seorang tokoh
psikologi, yang memiliki ketertarikan tentang apa itu pikiran, khususnya pada tahap
perkembangan. Bidang tersebut disebut dengan nama epistemology genetic yang
berarti studi tentang perkembangan pengetahuan manusia. Selanjutnya Piaget
memutuskan untuk mempelajari tentang anak pada tahun 1920 ketika tengah bekerja
di Laboratorium Binet di Paris. Menurut Piaget terdapat beberapa tahapan
perkembangan kognitif yaitu :
1. Tahap Sensori Motorik
Tahap ini berlangsung pada sejak awal kelahiran hingga anak berumur dua
tahun. Pada tahap ini bayi akan menyusun pemahaman mereka mengenai dunia
melalui indra yaitu sebagai sensor dengan gerakan motorik.
Pada saat bayi berusia empat bulan, di saat ini mereka mengeluarkan reaksi
sirkular primer, yaitu tindakan yang mereka lakukan sebagai respon terhadap
tindakan sebelumnya dan dalam bentuk yang persis dengan apa yang mereka lihat.
Pada usia empat hingga dua belas bulan, bayi akan beralih pada reaksi sirkular
sekunder dimana bayi akan melakukan tindakan dimana mereka sedang berusaha
untuk terlibat dalam sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Pada usia dua belas
hingga dua puluh empat bulan, anak akan menggunakan reaksi sirkular tersier,
dimana mereka mulai mempertahankan hal-hal yang mereka anggap sebagai hal
yang menarik. ketika seorang bayi berusia satu setengah tahun, bayi akan
mempertahankan gambaran yang ada di dalam pikirannya dalam jangka waktu yang
lebih lama. Piaget percaya bahwa pencapaian terpenting di usia bayi adalah object
permanence, yang berarti pemahaman mengenai objek akan ada atau terjadi
walaupun kejadian tersebut tidak nampak.
2. Tahap Pra-operasional
Tahap ini akan berlangsung pada saat anak berusia dua sampai tujuh tahun.
pada usia tersebut anak akan mulai menggambarkan hal yang ia ketahui dengan
pemikiran simbolis, pada tahap ini anak akan merepresentasikan hal-hal yang ia
ketahui tentang dunia melalui kata-kata dan gambar. Pada awalnya anak masih
menggambarkan apa yang mereka ketahui dengan pemikiran abstrak dan pada saat
sudah agak besar mungkin pada saat mereka berada di sekolah dasar mereka
menggambarkan sesuatu yang hampir mirip dengan realita.
Pada tahap ini mereka juga menunjukkan pemikiran yang memfokuskan hanya
pada satu karakteristik dan mengabaikan karakteristik yang lainnya. Misalnya pada
saat diminta mengatakan yang mana lebih banyak mengandung air dari gelas yang
mempunyai tinggi yang berbeda tetapi gelas yang berukuran tinggi berukuran lebih
ramping dibandingkan gelas lainnya, kebanyakan anak akan mengatakan yang lebih
tinggi memiliki air yang lebih banyak karena memiliki tinggi melebihi gelas yang
satunya. Anak juga tidak dapat melakukan “operasi”, maksud dari kata tersebut ada
pada teori Pagiet yang menyatakan bahwa operasi adalah representasi mental yang
dapat dibalik (irreversable).
3. Tahap Operasional Konkret
Tahap ini akan dialami oleh anak berusia tujuh hingga sebelas tahun. Pada
tahap ini mereka mulai berfikir secara logis terhadap peristiwa yang konkret atau
yang benar-benar mereka bisa melihat dan merasakan, juga mereka dapat
mengklasifikasi benda-benda dalam bentuk yang berbeda.
4. Tahap Operasional Format
Tahap ini dialami oleh anak berusia sebelas tahun sampai lima belas tahun.
Pada tahap ini mereka sudah bisa memikirkan hal-hal secara abstrak, logis, dan
lebih idealis. Anak sudah mulai bisa berspekulasi terhadap apa yang mereka
inginkan ketika melihat orang lain, dan juga anak dapat berkembang melalui
pemecahan masalah dan mencapai kesimpulan yang sistematis.

C. BAHASA
Perkembangan bahasa adalah suatu proses perkembangan yang mencakup
aspek reseptif juga aspek ekspresif. Aspek reseptif merupakan kemampuan untuk
mengerti dari apa yang dilihat dan apa yang didengar sedangkan aspek ekspresif
merupakan kemampuan berkomunikasi secara visual maupun auditorik.
Perkembangan bahasa merupakan hal yang sangat penting di dalam masa
pertumbuhan juga perkembangan pada anak. Pada fase ini anak sudah mempunyai
keterampilan dalam berbicara, menjelaskan apa yang mereka lihat dengan kata-kata
mereka. Hal tersebut didukung oleh pendapat Miller (Wahyudin dan Agustin, 2011),
bahwa “awal masa kanak-kanak umumnya merupakan saat berkembang pesatnya
penguasaan tugas-tugas pokok dalam belajar berbicara, yaitu susunan urutan
kata-kata yang menambah kosakata, menguasai pengucapan kata-kata dan
menggabungkan kata menjadi kalimat yang dimengerti orang lain.
Di dalam aspek perkembangan bahasa, seorang anak akan menggunakan dan
mengekspresikan pemikiran mereka menggunakan kata-kata. Jika perkembangan
bahasa seorang anak mengalami gangguan, hal tersebut akan berdampak pada
kemampuan seorang anak dalam menggunakan informasi dan berkomunikasi.
Tahapan Perkembangan Bahasa
Menurut Vygosky, ada tiga tahapan dalam perkembangan anak, yaitu :
1. Tahap Eksternal, dimana pada tahap ini anak memiliki sumber fikir yang
berasal dari luar dirinya.
2. Tahap Egosentris, yaitu tahap dimana seorang anak tidak lagi menggunakan
pembicaraan orang dewasa sebagai persyaratan, mereka mulai berpikir
sesuai jalan pikirannya.
3. Tahap Internal, yaitu tahap ketika anak dapat menghayati proses berpikir.
Dalam buku karya Wiyani (2016), perkembangan bahasa adalah sebagai berikut :
a. Usia 0-3 bulan bahasa dikeluarkan melalui cara menangis, berteriak, dan bergumam.
b. Usia 3-6 bulan mereka mulai mendengarkan ketika orang lain berbicara, mereka
akan memberi respon dengan tertawa atau tersenyum.
c. Usia 6-9 bulan mereka mulai meniru ucapan, merespon dengan reaksi, dan
menunjukkan suatu benda dengan mengucapkan satu kata.
d. Usia 9-12 bulan mereka mulai mengucapkan dua kata, juga dapat menyatakan
penolakan, dan bisa menyebutkan nama benda maupun hewan.
e. Usia 12-18 bulan mereka mengucapkan yang memiliki dua kata, mereka juga dapat
merespon dengan mengatakan ya atau tidak, bahkan dapat menunjukkan
bagian-bagian tubuh.
f. Usia 18-24 bulan mereka biasanya mengatakan kata sederhana dibalik rasa ingin
tahunya, memperhatikan gambar-gambar, menjawab pertanyaan dengan kalimat
pendek
g. Usia 2-3 tahun mereka mulai dapat menyanyikan beberapa lagu, memahami cerita,
dan menggunakan kata tanya yang tepat seperti apa, siapa, bagaimana.
h. Usia 3-4 tahun mereka mulai menyatakan keinginan dengan mengucapkan kalimat
sederhana, membaca cerita di buku dengan kata-kata sendiri, dan dapat memahami
perintah.
i. Usia 4-5 tahun mereka dapat mengutarakan pendapat mereka ke orang lain,
menyatakan alasan terhadap apa yang sedang ia inginkan.
j. Usia 5-6 tahun mereka mulai bisa menyusun struktur kalimat lengkap, bisa
memutuskan aktivitas apa yang akan ia pilih untuk dilakukan bersama temannya,
dan perbendaharaan kata yang sudah lebih kaya dari sebelumnya dan lebih lengkap
untuk melakukan komunikasi verbal.

D. SOSIAL EMOSI
Menurut Yudrik Jahja (2011), perkembangan sosial dapat diartikan sebagai
sequence dari perubahan berkesinambungan dalam perilaku individu untuk menjadi
makhluk sosial. Proses perkembangannya berlangsung dalam tahap sebagai berikut.
1. masa kanak-kanak awal (0-3 tahun) subjektif.
2. masa krisis (3-4 tahun) tort alter.
3. masa kanak-kanak akhir (4-6 tahun) subjektif menuju objektif.
4. masa anak sekolah (6-12 tahun) objektif.
5. masa krisis II (12-13 tahun) pre-puber

Iklim sosio-psikologis sangat berpengaruh pada perkembangan sosial anak


seperti, keluarganya. jika ia mengalami perkembangan dalam keluarga yang
harmonis, saling membantu, dan saling mencintai, dan konsisten dengan pendirian
kuat, maka anak tersebut akan mudah melakukan penyesuaian sosial dengan orang
lain. Oleh karena itu, pada masa ini, peran keluarga terutama orang tua. Pada masa
ini, perkembangan sosial meliputi:
a) Perkembangan Emosi
Emosi adalah letupan perasaan yang muncul dari dalam diri seseorang,
baik bersifat positif maupun negatif (Rahman,2002 :110).
Emosi anak akan sangat sangat kuat selama masa ini karena saat ini
anak mengalami ketidaseimbangan. Pada usia 2,5 tahun sampai 3,5 tahun
dan 5,5 tahun sampai 6,5 tahun merupakan usia yang paling mencolok
memperlihatkan adanya perkembangan emosi, tetapi perkembangan emosi
juga terjadi di setiap periode usia. Meningginya emosi anak biasanya
disebabkan oleh masalah psikologi anak.
Perkembangan emosi anak menurut Nurmalitasari (2015) adalah sebagai
berikut.
A. Usia 2,5 -5 tahun
● Penggunaan simbol-simbol sebagai perwakilan emosi mulai
berkembang.
● Mulai menyadari ekspresi palsu yang digunakan untuk menyesatkan
orang lain.
● Mulai belajar banyak terkait cara berperilaku dalam berbaga situasi
sosial.
● Bersimpati pada anak-anak lain

B. Usia 5-7 tahun


● Mencoba untuk mengatur/menyadari emosi sendiri
● Dalam menghadapi masalah, anak masih membutuhkan bantuan
orang tua, tetetapi lebih memilih untuk mengatasinya sendiri.
● Mengambil emosi yang tenang bersama rekan-rekan
● Dengan perasaan sendiri maupun perasaan orang lain, keterampilan
sosial anak akan lebih terkoordinasi.
● Mulai belajar menggunakan emosi yang sesuai dengan orang lain.

b) Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial pada anak ditandai dengan meningkatnya intensitas
hubungan dengan teman-teman sebayanya dan perkembangan ini meningkat
dari tahun ke tahun (Murni, 2017). Perkembangan sosial pada anak mulai
tumbuh dari hubungan anak dengan orang tua atau pengasuh dirumah
terutama anggota keluarganya dan juga teman-teman sebayanya.

Perkembangan Sosial Anak Usia Dini menurut Sujiono (2009):


A. Kelahiran - 3 tahun
1. Bereaksi terhadap orang lain
2. Menikmati pada saat bergaul dengan anak-anak lain
3. Dapat memelihara keterlibatan dengan anak yang lain untuk suatu periode
yang sangat pendek
4. Mampu berbagi tanpa perlu membujuk
5. Menunjukkan kemampuan yang sangat kecil untuk menunda kepuasaan.
6. Dapat meniru tindakan dari oranglain
7. Mulai untuk melibatkan diri pada permainan yang parallel.
B. Usia 3-4 tahun
1. Menjadi lebih sadar akan diri sendiri
2. Mengembangkan perasaan rendah hati
3. Sadar akan perbedaan seksual
4. Dapat mengambil arah dan mulai bisa mengikuti peraaturan
5. Memiliki perasaan yang kuat terkait rumah dan keluarga
6. Memperlihatkan perubahan (perasaan atau pengertian kepercayaan diri).
7. Mulai dapat bermain berkelompok.
8. Memiliki teman bermain khayalan.

C. Usia 5-6 tahun


1. Menyatakan gagasan yang kaku peran jenis kelamin
2. Memiliki teman baik
3. Sering bertengkar tetapi dalam waktu yang singkat
4. Dapat berbagi dan mengambil giliran
5. Ingin menjadi nomor satu
6. Menjadi lebih posesif terhadap kepunyaannya.
3. MASALAH GIZI DAN KESEHATAN DAN SOLUSI PENANGANANNYA

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang menjadi tanda adanya


kelainan patologis, penurunan kemampuan kognitif sampai meningkatkan
peluang terhadap morbiditas dan mortalitas. Stunting bisa terjadi sejak dalam
janin berada dalam kandungan dan dapat berlanjut hingga usia 2 tahun.
Kondisi kesehatan yang tidak optimal dan nutrisi yang kurang memadai bisa
menjadi penyebab terjadinya stunting. Dikarenakan bangsa Indonesia masih
kurang peduli terhadap gizi dan tumbuh kembang janin, maka dari itu stunting
menjadi permasalahan gizi yang serius di Indonesia ini sehingga prevalensi
stunting pada usia balita secara nasional mencapai 30,8%.

Bayi dan anak pada usia 2 tahun pertama kehidupan


membutuhkan nutrisi yang sangat tinggi untuk membantu mencapai tumbuh
kembang yang pesat. Keragaman pangan menjadi salah satu faktor yang
menentukan kualitas makanan. Semakin beraneka ragam jenis pangan yang
dikonsumsi, maka status gizi anak tentu akan semakin baik. Stunting atau
kegagalan pertumbuhan merupakan salah satu indikator kurangnya
ketersediaan nutrisi pada tingkat seluler dan mencerminkan penurunan fungsi
yang luas. Pada periode 1000 hari pertama kehidupan, kondisi kekurangan gizi
harus diatasi untuk mendapatkan perbaikan status gizi yang optimal. Oleh
karena itu, periode ini merupakan periode kritis terhadap pencapaian
pertumbuhan dan perkembangan anak yang menentukan kualitas hidupnya di
masa depan.

Solusi penanganan stunting :

Stunting dapat ditangani dengan cara Pemberian makanan tambahan


pemulihan (PMT-P). PMT-P diberikan kepada balita dalam bentuk formula atau
cair, mengandung semua nutrisi yang diperlukan balita dengan gizi buruk,
ditambah dengan vitamin, mineral dengan osmolaritas yang rendah dan dalam
porsi kecil sehingga memudahkan balita dalam mengonsumsi dan penyerapan
nutrisi. Formula dalam PMT-P mengandung lemak nabati, mineral, dan vitamin
sehingga cocok untuk fase transisi pada balita gizi buruk yang membutukan
makanan yang padat gizi untuk memperbaiki jaringan tubuh. PMT-P yang
diberikan mengandung protein yang mempunyai kandungan semua jenis
asam amino esensial dalam proporsi yang sesuai untuk pertumbuhan sehingga
lebih mudah diserap oleh tubuh dan keseimbangan komposisi ini tepat
untuk perbaikan jaringan tubuh yang rusak. Lemak yang digunakan
berupa lemak MCT yang mudah diabsorbsi dan dapat membantu
meningkatkan penyerapan vitamin A, D, E, K. Sedangkan untuk
kabohidrat berupa glukosa polimer (bebas laktosa) sehingga lebih mudah
diabsorbsi oleh tubuh. Selain itu pada PMT-P juga mempunyai
kandungan gizi berupa seng (Zn), kalium, magnesium dan tembaga (Cu)
yang dapat membantu dalam proses pertumbuhan balita

DAFTAR PUSTAKA
Harlock.1980.Psikologi Perkembangan.Jakarta.Penerbit Erlangga

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/19441205196
7101-KOKO_DARKUSNO_A/PENGERTIAN_DAN_CIRI_PERKEMBANGAN.
pdf

https://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/embrio/article/view/1852/1784

http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/Hearty/article/view/3631/2018

Jahja, Yudrik. 2011. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN. Jakarta: Prenada


Media.

Mariyaty, Lely Ika, Vanda rezania. 2021. BUKU AJAR PSIKOLOGI


PERKEMBANGAN MANUSIA I. Sidoarjo: UMSIDA Press.

Aksari, Khusnurrizki Imtinan. 2017. “Perkembangan dan Tahapan Motorik


Kasar Anak Usia Dini”
DRA. DESMITA, M. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. PT
Remaja Rosdakarya Bandung.

Mu'min, S. A. (2013). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget.

Murni. 2017. “PERKEMBANGAN FISIK, KOGNITIF, DAN PSIKOSOSIAL


PADA MASA KANAK-KANAK AWAL 2-6 TAHUN”

Sabella, Dara, Inda Zilfi Arsy, Yusmai Sri Ani. 2021. “Perkembangan Emosi”

Mera Putri Dewi, Nevriyani, Irdamuni. (2019). Perkembangan Bahasa, Emosi,


dan Sosial Anak Usia Sekolah Dasar.

Rahayu, P. (2019). Pengaruh Era Digital Terhadap Perkembangan Bahasa


Anak.

Saripudin, A. (2019). Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Ditinjau dari


Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak. Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.

Mayar, Farida. 2013. “Perkembangan sosial anak usia dini sebagai bibit untuk
masa depan bangsa”

Anda mungkin juga menyukai