Anda di halaman 1dari 38

Prinsip dan nilai ekonomi syariah

Transaksi-transaksi ekonomi syariah

Persoalan-persoalan kontemporer
ekonomi

Produk halal dan regulasi ekonomi


Syariah
Pengertian
Menurut Muhammad Abdul Mannan ekonomi Islam adalah


pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah
ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam (M.A. M
annan, 1997: 19).

Menurut Yusuf Qardhawi ekonomi Islam adalah ekonomi


Ilahiah, karena titik berangkatnya dari Allah, tujuannya
mencari ridha Allah SWT dan cara-caranya tidak tidak
bertentangan dengan syariat-Nya. Kegiatan ekonomi baik,
baik produksi, konsumsi, penukaran dan distribusi,
diikatkan pada prinsip Ilahiah dan pada tujuan Ilahi (Yusuf
al-Qaradhawi, 1997: 25).
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
ekonomi Islam adalah studi tentang problem-problem
ekonomi dan institusi yang berkaitan dengannya atau ilmu
yang mempelajari tata kehidupan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhannya untuk mencapai ridho Allah.
Tujuan dari ekonomi Islam itu sendiri sesuai dengan
maqashid syariah untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat melalui tata kehidupan yang baik atau sesuai
dengan syariat Islam.
Dari definisi ini tedapat tiga cakupan utama dalam ekonomi
Islam, yaitu tata kehidupan, pemenuhan kebutuhan dan
ridho Allah SWT yang kesemuanya diilhami oleh nilai-nilai
Islam yang bersumber dari al-Qur‟an dan As-Sunnah,
PRINSIP-PRINSIP
EKONOMI SYARIAH
1. Prinsip amanah
Dalam sistem ekonomi Islam salah satu prinsip yang harus ditegakkan ad
alah prinsip amanah. Amanah berarti mengembalikan hak apa saj a kepa
da pemiliknya, tidak mengambil sesuatu melebihi haknya dan tidak meng
urangi hak orang lain, baik berupa harga atau upah. Bisnis dengan aman
ah dikenal dalam Islam seperti menjual dengan sistem murabahah, yakni
penjual menjelaskan ciri-ciri, kualitas, dan harga barang dagangan kepad
a pembeli tanpa melebihkannya. Amanah bertambah penting saat seseor
ang membentuk serikat dagang (musyarakah), melakukan bagi hasil (mu
dharabah), atau menitipkan barang untuk menjalankan proyek yang telah
disepakati bersama (wadi'ah). Dalam hal ini, pihak yang lain percayadan
memegang janji demi kemaslahatan bersama. Jika salah satu pihak menj
alakannya hanya demi kemaslahatan dirinya sendiri, maka ia telah berkhi
anat.
2. Prinsip sukarela
Prinsip ini menekankan pada aspek kebebasan dalam berbuat. Kebeba
san dalam ekonomi Islam bersangkut paut dengan kebebasan jasmani
dan rohani. Seorang muslim dapat melakukan transaksi ekonomi secara
fisik dan sekaligus ia bebas menentukan sendiri apakah menyukai suatu
jenis transaksi atau tidak. Kebebasan juga terjadi dalam ekonomi Islam
ketika seseorang dilarang memaksa orang lain untuk melakukan atau m
eninggalkan transaksi ekonomi tertentu. Pemaksaan agar orang lain me
nghindari sebuah aktivitas ekonomi berartiperampasan kebebasan seca
ra sosial. Islam melarang perbuatan semacam ini kecuali bagi orang tert
entu yang belum atau tidak cakap dalam melakukan transaksi ekonomi
seperti anak kecil, orang gila,dan sebagainya.
3. Prinsip transparansi
Prinsip kejujuran, dasar setiap usaha untuk menjadi orang kua
t secara moral adalah kejujuran. Kejujuran merupakan kualitas
dasar kepribadian moral. Tanpa kejujuran, manusia tidak menj
adi dirinya sendiriKejujuran dalam ekonomi Islam terwujud dal
am berbagai aspek:
a. Kejujuran yang terwujud dalam pemenuhan syarat-syarat p
erjanjian dan kontrak;
b. Kejujuran yang terwujud dalam penawaran barang dan jasa
dengan mutu yang baik;
c. Kejujuran menyangkut hubungan kerja
4. Prinsip Menghindari Riba
Dalam konsep Islam di tegaskan bahwa masalah ekonomi
dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja, namun ha
rus sesuai dengan tuntunan ajaran al-Qur‟an dan Sunnah.
Salah satu konsep yang ditanamkan al-Qur‟an kepada
manusia agar dalam praktik pelaksanaan ekonomi menghi
ndari riba.
Secara fiqh, riba diartikan sebagai setiap tambahan dari
harta pokok yang bukan merupakan kompensasi, hasil
usaha.
5. Zakat
Tujuan dari zakat itu sendiri adalah agarhartayang berk
umpul pada orang kaya tidak menumpuk, tapi dapat dik
embangkan sehingga menjadi lebih produktif bila
disalurkan.
Di samping itu pula membantu orang-orang miskin sehi
ngga mereka dapat merubah kehidupan dari penerimaz
akat, tetapi berubah menjadi pembayar zakat.
Dengan demikian term pemberdayaan menjadi lebih be
rmakna.
Nilai-Nilai Universal
dari Ekonomi Islam
1. Nilai tauhid
Dalam lslam, prinsip utama dalam kehidupan umat
manusia adalah Allah SWT, sebagai Zat Yang Maha Esa'
Sementara itu, manusia merupakan makhluk Allah SWT
yang diciptakan dalam bentuk yang paling baik.
Sesuai dengan hakikat wujud manusia sebagai khalifah
dalam kehidupan dunia, yakni melaksanakan tugas
kekhalifahan dalam kerangka pengabdian kepada Sang
maha Pencipta. Manusia juga mempunyai kewajiban
untuk menciptakan suatu masyarakat yang berhubungan
baik dengan Allah SWT dan membina kehidupan masyar
akat yang harmonis serta memelihara agama,akal,dan
budaya
2. Nilai keadilan
Keadilan dapat menghasilkan keseimbangan dalam
perekonomian dengan meniadakan kesenjangan antara pe
milik modal (orang kaya) dengan pihak yang
membutuhkan.
Walaupun tentu Islam tidak menganjurkan kesamaan
ekonomi dan mengakui adanya ketidaksamaan ekonomi
antar orang per orang.
Wujud keadilan dalam ekonomi terkait dengan empat
hal, yaitu keadilan tukar-menukar, keadilan distributif,
keadilan sosial, dan keadilan hukum
Untuk itu perlu ditegakkan prinsip keadilan dalam setiap se
ndi kehidupan, khususnya bidang perekonomian
3. Pemerintahan (Khilafah)
Dalam Islam pemerintah memainkan peran yang sangat
penting dalam ekonomi, yaitu memastikan bahwa
kegiatan ekonomii berjalan secara benar tanpa
kezaliman.
Pemerintah memiliki hak ikut campur dalam kegiatan
ekonomi yang dilakukan individu-individu, baik untuk
mengawasi kegiatan ini maupun mengatur atau melaksan
akan beberapa macam kegiatan ekonomi yang tidak
mampu dilaksanakan oleh individu-individu
4. Nubuwah
Fungsi Rasul adalah untuk menjadi model terbaik yang
harus diteladani manusia agar mendapat keselamatan di
dunia dan akhirat.
Untuk umat Muslim,Allah SWT telah mengirimkan
manusia model yang terakhir dan sempurna untuk
diteladani sampai akhir zaman, Nabi Muhammad SAW
Sifat-sifat utama sang model yang harus diteladani oleh
manusia pada umumnya dan pelaku ekonomi serta bisnis
pada khususnya adalah Sidiq (benar, jujur), amanah
(tanggung jawab, dapat dipercaya, kredibilitas), fathonah
(kecerdikan, kebijaksanaan, intelektualitas) dan tabligh
(komunikasi keterbukaan dan pemasaran).
5. Ma‟ad
Walaupun seringkali diterjemahkan sebagai kebangkitan
tetapi secara harfiah ma‟ad berarti kembli. Dan kita semua
akan kembali kepada Allah. Hidup manusia bukan hanya
di dunia, tetapi terus berlanjut hingga alam akhirat.
Pandangan yang khas dari seorang Muslim tentang dunia
dan akhirat dapat dirumuskan sebagai: Dunia adalah
ladang akhirat”. Artinya dunia adalah wahana bagi manusi
a untuk bekerja dan beraktivitas (beramal shaleh), namun
demikian akhirat lebih baik daripada dunia. Karena itu
Allah SWT melarang manusia hanya untuk terikat pada
dunia, sebaba jika dibandingkan dengan kesenangan
akhira, kesenangan dunia tidaklah seberapa.
Transaksi
1. Jual Beli
Persetujuan saling mengikat antara penjual dan pembeli.

Syarat Jual Beli

Syarat Bagi yang Melakukan Syarat Barang Syarat Nilai Tukar Barang

a) Halal
a) Berakal a) Harga jual disepakati
b) Memiliki manfaat
b) Baligh b) Nilai tukar dapat
c) Ada di tempat
c) Berhak menggunakan diserahkan saat transaksi
d) Milik penjual/dikuasai penjual
hartanya c) Jika melakukan barter,
e) Barang diketahui penjual dan
d) Sigat (ucapan Ijab Qabul) tidak boleh dengan barang
pembeli; zat, bentuk dan kadar,
e) Kerelaan haram
sifat-sifat
Jual Beli secara hukum dapat dilihat dari berbagai sudut pandang:

1. Sah dan Tidak Terlarang


Rukun dan syarat-syarat jual-beli terpenuhi.

2. Tidak Sah dan Terlarang


Salah satu/seluruh rukunnya/dasar dan sifatnya tidak seperti yang disyariatkan.

3. Sah tetapi Terlarang


a) Merugikan penjual
b) Mempersulit peredaran barang
c) Merugikan kepentingan umum
2. Khiyar (Pilihan)
Hak memilih bagi penjual dan pembeli untuk meneruskan jual-belinya atau membatalkan
karena adanya suatu hal.

1. Khiyar majelis 3. Khiyar 'aib


Berlangsung selama penjual Pembeli berhak membatalkan
dan pembeli masih berada akad jual beli apabila barang c
di tempat jual beli acat.
2. Khiyar syarat
Dapat dijadikan sebagai
syarat saat akad jual beli
3. Ijarah
Transaksi tertentu terhadap suatu manfaat yang dituju, bersifat mubah dan bisa dimanfaatkan
dengan imbalan tertentu.

Jenis : Rukun Ijarah :


a. Orang yang berakal
a. Ijarah yang bersifat manfaat (sewa-menye b. Sewa atau imbalan .
wa) c. Manfaat
Apabila manfaat itu termasuk manfaat yang d. Ijab Qabul.
dibolehkan syarat untuk dipergunakan, maka
ulama fikih sepakat boleh dijadikan objek
sewa-menyewa. Berakhirnya Akad Ijarah
a. Objek ijarah hilang atau musnah.
b. Ijarah yang bersifat pekerjaan b. Habisnya tenggang waktu yang disepakati dal
Mempekerjakan seseorang untuk melakukan am akad/transaksi ijarah.
suatu pekerjaan.
4. Mudhorobah/Qirod
Pemberian modal dari pemilik modal kepada seseorang atau lembaga investasi untuk
menginvestasikan dan memperdagangkan modal tersebut dan memperoleh keuntungan
darinya, dengan ketentuan bahwa untung-rugi ditanggung bersama sesuai dengan
perjanjian antara keduanya pada waktu akad.

Rukun :

a. Muqrid (pemilik modal) dan muqtarid (yang menjalankan modal), hendaknya


sudah baligh, berakal sehat dan jujur.
b. Uang atau barang yang dijadikan modal harus diketahui jumlahnya.
c. Jenis usaha dan tempatnya hendaknya disepakati bersama.
d. Besarnya keuntungan bagi masing-masing pihak, hendaknya sesuai dengan kesepakatan
pada waktu akad.
e. Muqtarid (yang menjalankan modal) hendaknya bersikap jujur (amanah).
5. Murabahah

Murabaha ( ‫)مرابحةُ ال‬, berasal dari ( ‫ )ربح‬artinya berkembang dan bertambah.

Imam Mawardi mendefinisikan secara istilah:


Bentuk dari murabahah seorang penjual mengatakan,“Aku jual kepadamu baju ini dengan sistem
murabahah, aku membelinya seharga seratus dirham. Dan aku jual setiap 10 baju, lalu aku men-
dapatkan keuntungan 1 baju.”
Ini adalah alat investasi yang dekat dengan perdagangan umum. Orang yang memiliki uang itu m
embeli sebuah komoditas dan kemudian menjualnya dengan harga lebih tinggi dari harga beli, b
aik secara tunai maupun angsuran.
6. Musyarakah (Perseroan)
Persekutan antara dua orang atau lebih yang bersepakat untuk bekerjasama dalam suatu usaha,
sehingga kepemilikan pekerjaan, keuntungan dan kerugian ditanggung mereka mereka bersama.

a. Syarikat harta (syarikat „inan)


Akad dari dua orang atau lebih untuk berkongsi pada harta yang ditentukan dengan
maksud untuk memperoleh keuntungan. Dalam kehidupan modern, bentuk daripada
syarikat harta misalnya Firma, C.V (Commanditaire Venootschaf), PT (Perseroan Terbatas).
Adapun rukun dalam syarikat harta itu adalah:
- Sigat atau lafal akad (ucapan perjanjian)
- Anggota-anggota syarikat
- Pokok atau modal dan pekerjaan

b. Syarikat kerja
Gabungan dua orang atau lebih untuk bekerjasama dalam suatu jenis pekerjaan dengan
ketentuan bahwa hasil dari pekerjaan dibagikan kepada seluruh anggota syarikat sesuai
dengan perjanjian.
Persoalan-Persoalan
Kontemporer
Ekonomi Islam
1. Perbankan Syariah
Sistem perbankan yang berdasar dan sesuai dangan ajaran
Islam yang dapat dirujuk pada al-Quran dan Hadis.
2. Asuransi Syariah
Menurut bahasa, kata asuransi (Arab: At-Ta‟min) berarti
pertanggungan. Asuransi dibolehkan dengan catatan
cara kerjanya sesuai dengan ajaran Islam; yaitu ditegakkannya
prinsip keadilan, dihilangkannya unsur maisir
(untung-untungan), perampasan hak dan kezaliman serta bersih
dari riba.
3. Multi Level marketing
Multi Level Marketing adalah sebuah sistem penjualan yang
belum pernah dikenal sebelumnya di dunia Islam.
4. Bursa saham
Prinsip-prinsip dasar yang harus dipenuhi antara lain: Bebas
bunga, sektor investasi halal, dan tidak spekulatif.

5. Jual beli online


Dianggap sah apabila mengandung : (Al'Aqidin), adanya
objek perikatan (Mahallul 'Aqd), tujuan perikatan (Maudhu 'u
l'Aqd) serta adanya Ijab dan Kabul (Sighat al-'Aqd)
Produk Halal dan Regulasi
Ekonomi Syariah
Dalam menghadapi tuntutan kebutuhan masyarakat
dan persaingan bisnis, lembaga perbankan dan keuan
gan syariah memerlukan produk-produk inovatif.
Untuk penerapan produk inovatif dibutuhkan fatwa
syariah dan regulasi yang mendukung.
Sehubungan dengan peran itu peran Dewan
Pengawas Syariah Nasional, Bank Indonesia dan
Ikatan Akuntan Indonesia menjadi sangat penting.
Personil yang duduk di lembaga tersebut harus
memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang
ilmu-ilmu syariah dan perbankan. Kesamaan pandang
an antara ketiga lembaga tersebut sangat dibutuhkan
Lembaga Keunggulan dibandingkan
Lembaga Keuangan
Keuangan Syariah Konvensional

Lembaga keuangan yang beroperasional dan 1. Halal


berjalan dengan prinsip syariah Islam. 2. Kesempatan beramal. LKS
umumnya menyumbangkan 2.5% t
iap tahun
3. Keadilan finansial karena
memakai prinsip bagi hasil
Produk

1. Lembaga Keuangan Bank (LKB)


Tata kelola syar’i diatur dalam
2. Lembaga Keuangan Non-Bank (LKNB). UU No. 21 Tahun 2008
Contoh: asuransi syariah, pegadaian syariah
, perusahaan dana ventura syariah, obligasi
dan reksa dana syariah, dsb.
UU No. 21
Tahun 2008
Regulasi
Peraturan Ketua Bapepam-LK Nomor PER-06/BL/2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor
Syariah
PER-03/BL/2007 tentang Kegiatan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Prinsip
Syariah.

Peraturan Ketua Bapepam-LK Nomor PER- 04/BL/2007 Tentang Akad-akad yang


Digunakan dalam Kegiatan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah..
Thank you

Anda mungkin juga menyukai