Anda di halaman 1dari 5

Soal acut lung edema

Tn. F laki – laki usia 58 tahun dibawa ke rumah sakit oleh istrinya. Pasien
mengeluh sesak nafas sejak 3 hari yang lalu.Istri pasien mengatakan sesak
bertambah berat ketika pasien beraktifitas dan berbaring. Istri pasien
mengatakan bahwa pasien sering merasa lebih Lelah dan letih. Pasien
mengatakan jantung berdebar – debar dan mengalami peningkatan berat badan.
Pasien memiliki Riwayat penyakit keluarga hipertensi dan DM,

Pada saat pengkajian perawat mendapatkan data TD: 180/95mmHg, RR: 35


x/mnt, N: 116x/mnt, wheezing(+), pasien tampak pucat, lemas, letih, terdapat
bengkak pada kedua kaki dan tangan, memiliki Riwayat HT(+), CHF (+).
Ortopnea (+). Sianosis (+). Distensi JVP. Pasien diberikan terapi Oksigenasi
8L/mnt, furosemid.

Soal henti jantung

Seorang laki – laki usia 40 tahun sedang bermain sepak bola di lapangan xx.
Pada saat bersamaan pasien mengeluh nyeri dada dan sesak nafas berat seperti
tercekik, pasien segera di bawa ke rumah sakit oleh temannya. Setiba di rumah
sakit pasien diberikan terapi oksigen dan terpasang monitor. Perawat
mendapatkan data bahwa TD: 185/100mmHg, RR: 47x/mnt N: 154x/mnt akan
tetapi pasien terlihat gelisah dan mengerang – ngerang sambil memengang dada
sebelah kiri. Sesaat kemudian pasien tidak sadarkan diri.

Kemudian perawat memberikan resusitasi jantung paru pada pasien dengan


kolaborasi dokter, pasien mendapatkan amiodaron dan epineprin, terpasang
infus RL 1 flash dan hasil EKG menunjukkan bahwa irama VT.
Soal trauma kepala

Seorang laki – laki usia 25 tahun sedang mengendrai motor untuk pergi
berangkat kuliah, saat diperjalanan terjadi kecelakaan karena pasien ditabrak
dari arah lawan. Keadaan tersebut mengakibatkan pasien mengalami cidera
dibagian kepala, karena pasien terpental dan kepala terbentur di aspal. Pasien
dibawa ke IGD RSUD xux oleh penolong, pasien tidak sadarkan diri.

Perawat melakukan pengkajian pada pasien. Pada saat pengkajian diperoleh


data TD: 178/98mmHg, RR: Tidak terkaji, Pernafasan gasping 1 1, N:
130x/mnt, S: 37,90C. sianosis (+), battle sign (+), rhinorhea (+), othorhea (+),
terdapat benjolan di kepala, dan luka terbuka di bagian frontalis dan mengalami
perdarahan.

Soal epilepsy

Seorang pasien bernama Tn. H usia 42 tahun dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Istri pasien mengatakan bahwa pasien mengalami kejang sudah 3x sejak tadi
pagi. Kejang – kejang dimulai dari kedua tangan kemudian menjalar ke seluruh
tubuh. Kejang terjadi saat pasien sedang menonton tv. Kejang dialami selama
30 detik, lalu kejang berhenti sendiri. Istri pasien juga mengatakan bahwa
pasien pernah mengalami kejang 5 bulan yang lalu, setelah mengalami kejang
pasien mengeluh nyeri kepala dan sementara dokter memberikan diagnose
epilepsy. Tn. H juga mempunyai riwayat post trauma kepala akibat dari
kecelakaan dan kepalanya terbentur trotoar pada usia 25 tahun. Saat kejang
pasien tidk sadarkan diri, mata melirik keatas (+), mulut berbuih (+).

Keluarga pasien mengatakan bahwa kakak kandung pasien pernah mengalami


kejang demam pada saat kecil. Ayah pasien memiliki Riwayat diabetes dan
darah tinggi.
Pada saat pengkajian ditemukan data bahwa : TD : 145/90 mmHg, N: 110x/mnt,
RR: 24 x/mnt, S: 37,80C. Dari pemeriksaan fisik didapatkan, reflex fisiologis
hiperreflex, terdapat kaku kuduk, brudzinky I dan II (+). Pasien mendapatkan
injeksi penithoin 3x 100mg.

Soal cidera kepala

Ny. Y perempuan usia 31 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas motor dengan
motor. Pasien dibawa ke rumah sakit tidak sadarkan diri. Kesaksian penolong
pasien mengatakan bahwa pasien menggunakan motor dengan kecepatan tinggi
dari arah berlawanan menghindari seorang yang sedang menyeberang jalan.
Pasien bertabrakan dengan motor lawan dan jatuh terpental kemudian kepalanya
terbentur ke trotoar.

Hasil pengkajian ditemukan bahwa terdapat rinorhea (+), otorrhea(+), pasien


muntah 3x, terdapat suara nafas gurgling dan stridor, terdapat pernafasan
cuping hidung, takipnea, CRT > 2dtk, akral dingin, turgor kulit kurang.
Terdapat fraktur terbuka pada femur kiri. TD: 90/60mmHg, RR: 30x/mnt, S:
37,90C, N: 60x/mnt. GCS: 3, pupil unisokor, terdapat jejas pada pipi sebelah
kanan.

Soal IMA

Tn. X usia 58 tahun mengeluh sesak nafas dan nyeri dada sebelah kiri tembus
ke belakang, nyeri menjalar ke bahu dan lengan kiri. Nyeri seperti tertumpu
beban berat. Pasien mengatakan bahwa nyeri dapat hilang setelah beristirahat.
Pasien mengatakan bahwa pernah mengalami sakit ini sejak 7 bulan yang lalu.
Tetapi pasien hanya mengurangi istirahat dan tidak memeriksakan diri ke
dokter. Nyeri dan sesak nafas bertambah berat saat pasien beraktifitas. Pada saat
pengkajian didapatkan data bahwa TD: 158/100mmHg, N: 150x/mnt, RR:
29x/mnt, skala nyeri 4, pasien tampak lemas, cemas, pucat.

Pasien mengatakan bahwa pasien memiliki Riwayat penyakit darah tinggi dan
pasien memiliki kebiasaan merokok sejak usia 20 tahun.

Soal stroke hemorragic

Ny. AF usia 60 tahun masuk ke IGD RS Maju Jaya Abadi dengan kesadaran
menurun yang dialami sejak 30 menit yang lalu. Keluhan dialami secara tiba –
tiba. Awalnya pasien mengeluh sakit kepala hebat pada malam sebelumnya
disertai muntah – muntah sebanyak 3x kemudian pasien mengalami kelemahan
pada anggota gerak kanan pada ekstremitas atas dan bawah. pasien juga
mengalami rinorhea (+). Pasien memiliki Riwayat HT (+) dan DM (+). Pada
hasil pemeriksaan didapatkan hasil TD: 210/100mmHg, RR: 14x/mnt, N:
110x/mnt.

Soal syok hipovolemik

Tn. R usia 32 tahun bekerja sebagai tukang bangunan, pada saat bekerja pasien
mengalami kecelakaan kerja, pasien terjatuh dari lantai 3 rumah yang sedang
dikerjakan, pasien mengeluh nyeri di bagian kaki dan pinggul. Kemudian pasien
di bawa ke IGD rumah sakit. Pada saat pasien dirumah sakit pasien mengeluh
nyeri dan pasien meringis menahan nyerinya. Kemudian pasien menggigil dan
kemudian mengalami penurunan kesadaran.

Pada saat pengkajian, perawat menemukan luka sobek di bagian scrotum, luka
terbuka dan fraktur femur pada kaki kanan pasien, pada saat pasien melakukan
pengkajian di bagian abdomen terlihat di bagian pinggang pasien hematoma dan
setelah dilakukan pemeriksaan fisik di curigai adanya fraktur pada pelvis. TD:
80/60mmHg, N: 50x/mnt, RR: 13x/mnt, akral dingin di setiap ekstremitas,
terdapat sianosis, kulit pucat, hasil foto rontgent menyatakan bahwa terdapat
adanya fraktur pada pelvis pasien.

Soal CHF

Ny. K usia 56 tahun datang ke IGD RS Maju Merdeka dengan keluhan sesak
nafas dan batuk berat. Pasien mengeluh sesak bertambah berat apabila
melakukan aktivitas dan reda jika beristirahat. Pada saat dilakukan pengkajian
pasien terlihat kelelahan, pucat dan bengkak pada kedua kakinya. Pasien
memiliki Riwayat HT (+), DM (+). Pasien tidak mau melakukan diet pola
makan dan beraktivitas berat seperti yang sering dilakuka, sehingga HT pasien
tidak terkontrol dan pasien sering mengalami sesak nafas. Ketika perawat
menanyakan tentang penyakitnya, pasien tidak mengetahui bahwa penyakit
yang dideritanya penyakit apa, pasien hanya beranggapan bahwa sesak karena
terlalu capek beraktivitas. Pada saat pemeriksaan fisik ditemuhan hasil bahwa
TD: 130/90mmHg, RR: 33x/mnt, edema ekstremitas atas bawah (+), ronkhi (+),
pada hasil foto X-Ray didapatkan cairan dalam paru dan kardiomegali.

Anda mungkin juga menyukai