1) Pengkajian
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor
b. Keluhan utama
anemia, riwayat trauma kepala. Pengkajian pemakaian obat- obat yang sering
sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes melitus, atau
Breathing (Pernapasan)
3) Ronchi, krekles.
Circulation
2) Capillary refill
3) Takikardi
4) TD meningkat / menurun.
5) Edema
6) Gelisah
7) Akral dingin
Status mental : Tingkat kesadaran secara kualitatif dengan Glascow Coma Scale
kesadaran yang mau tidur saja. Dapat dibangunkan dengan rangsang nyeri, tetapi
Koma : keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak dapat
Exposure
Keadaan kulit, seperti turgor / kelainan pada kulit dsn keadaan ketidaknyamanan
g. Pemeriksaan Sekunder
1) B1 (Breathing)
Pada inspeksi didapatkan pasien batuk apa tidak, peningkatan produksi sputum,
sesak napas, penggunaan otot bantu napas, dan peningkatan frekuensi pernapasan.
Auskultasi bunyi napas tambahan seperti ronkhi pada pasien dengan peningkatan
produksi sekret ataupun adanya sumbatan. Pada pasien dengan tingkat kesadaran
toraks didapatkan taktil premitus seimbang kanan dan kiri. Auskultasi tidak
2) B2 (Blood/ Kardiovaskuler)
hipertensi masif (tekanan darah >200 mmHg). Kaji adanya nyeri dada dengan
motorik dan postural. Kadang kontrol sfingter urine eksternal hilang atau
muntah pada fase akut, adanya perdarahan. Mual sampai muntah disebabkan oleh
nutrisi. Pola defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus.
luas.
6) B6 (Bone)
Pada kulit, jika pasien kekurangan 02 kulit akan tampak pucat dan jika
karena kelemahan, gangguan mobilitas, serta masalah pada pola aktivitas dan
istirahat.
sudah mengalami koma maka penilaian GCS sangat penting untuk menilai
asuhan.
1) Status Mental
Observasi penampilan, tingkah laku, nilai gaya bicara, ekspresi wajah, dan
2) Fungsi Intelektual
Didapatkan penurunan dalam ingatan dan memori, baik jangka pendek maupun
kasus pasien mengalami brain damage yaitu kesulitan untuk mengenal persamaan
3) Kemampuan Bahasa
dari serebral. Lesi pada daerah hemisfer yang dominan pada bagian posterior dari
pasien tidak dapat memahami bahasa lisan atau bahasa tertulis. Sedangkan lesi
pada bagian posterior dari girus frontalis inferior (Area Broca) didapatkan disfagia
ekspresif, yaitu pasien dapat mengerti, tetapi tidak dapat menjawab dengan tepat
bicara yang sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung
XII :
2) Saraf II: Disfungsi persepsi visual karena gangguan jarak sensori primer di
3) Saraf III, IV, dan VI: Adakah kelainan pada pupil, lapang pandang pasien
B. DiagnosaKeperawatan
1) Hipertermia
2) Nyeri Akut
3) Defisit nutrisi
4) Hambatan mobilitas fisik
6) Risiko infeksi
10
C. Intervensi keperawatan
Cukup meningkat: 2 a. Berikan teknik nonfarmakologi untuk 1. Untuk mengurangi rasa nyeri
Sedang: 3 mengurangi rasa nyeri 2. Mengetahui lingkungan yang
Cukup menurun: 4 b. Kontrol lingkungan yang memperberat memperberat rasa nyeri
Menurun: 5 rasa nyeri 3. Untuk mengcukupi istirahat dan tidur
Keluhan nyeri c. Fasilitasi istirahat dan tidur 4. Mengetahui sumber nyeri dalam
Meringis d. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri pemilihan strategi meredakan nyeri
gelisah dalam pemilihan strategi meredakan Edukasi
kesulitan tidur nyeri 1. Mengetahui penyebab, periode, dan
Edukasi pemicu nyeri
a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu 2. Mengetahui strategi meredakan nyeri
nyeri 3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri mengurangi
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk Kolaborasi
mengurang 1. .melakukan pemberian analgetik,
Kolaborasi
a. .Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
12
2 Bersihan Jalan Pertukaran Gas Manajemen Jalan Napas Manajemen Jalan Napas
Napas Tidak Tujuan: Observasi: Observasi:
Efektif Setelah dilakukan a. Monitor pola napas 1. Mengetahui pola nafas pasien
tindakan keperawatan b. Monitor bunyi napas tambahan 2. Mengetahui bunyi nafas tambahan
3x24 jam oksigenasi c. Monitor sputum (jumlah,warna,aroma) pasien
dan/atau eliminasi Terapeutik 3. Mengetahui jumlah dan warna
karbondioksida pada a. Pertahankan kepatenan jalan napas sputum pasien
membran alveolus- b. Posisikan semi fowler atau fowler Terapeutik
kapiler Normal. c. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu Edukasi
Kriteria Hasil: d. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 1. 1. Menyarankan Menjaga
Memburuk: 1 15 detik kebersihan jalan nafas pasien
Cukup memburuk: 2 e. Berikan oksigen, jika perlu 2. Pmengatur posisi pasien dengan
Sedang: 3 Edukasi kepala lebih tinggi
Cukup membaik: 4 a. Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, 3. Membersihkan jalan nafas kurang
Membaik: 5 jika tidak kontraindikasi dari 15 detik
a) Batuk efektif Kolaborasi 4. Untuk Membersihkan lender
b) Produksi sputum a. Kolaborasi pemberian bronkodilator, 5. Mempertahankan kebutuhan
c) Mengi ekspektoran, mukolitik, jika perlu oksigen pasien
d) Sianosis 6. pemberian asupan cairan 2000ml
14
e) Gelisah Kolaborasi
f) Pola napas 1. Bekerjasama dalam pemberian
obat pengencer lendir
2. Memantau pernapasan
15