Anda di halaman 1dari 4

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

TIPE AMAN

No. Dok. : Revisi Ke : Halaman :


PPK.PWDC......... 00 1/1
Ditetapkan,
PANDUAN PRAKTEK Tgl. Terbit: Direktur
KLINIS (PPK)
..................................
.. dr. Daniel Budi Wibowo, M.Kes
1. Pengertian
Otitis Media Supuratif Kronik ( OMSK ) tipe Aman adalah radang
kronik telinga tengah disertai perforasi membran timpani dan sekret
liang telinga yang berlangsung lebih dari 2 bulan, baik hilang timbul
maupun terus menerus tanpa disertai kolesteatoma.
2. Anamnesis  Riwayat keluar cairan telinga hilang timbul atau terus menerus
lebih dari 2 bulan, sekret yang keluar biasanya tidak berbau.
 Gangguan pendengaran.
 Dapat disertai gangguan keseimbangan.
 Nyeri telinga.
 Tinitus.
3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan otoskopi ditemukan :

 Perforasi membran timpani berupa perforasi sentral, atau subtotal


tanpa ada kolesteatoma.

 Dapat disertai atau tanpa sekret.

 Bila terdapat sekret dapat berupa :

o Warna : jernih, mukopurulen atau bercampur darah.

o Jumlah : sedikit ( tidak mengalir keluar liang telinga ) atau


banyak ( mengalir atau menempel pada bantal saat tidur ).

o Bau : tidak berbau atau berbau ( karena adanya kuman


anaerob ).
4. Kriteria Diagnosis Riwayat keluar cairan dari telinga terus menerus atau hilang timbul
lebih dari 2 bualan dengan atau tanpa gejala lain, adanya perforasi
membran timpani dan tidak ditemukan kolesteatoma pada
pemeriksaan fisik atau tidak ada kecurigaan adanya kolesteatoma

F.YANMED.01.R.00.T.02.05.18
pada pemeriksaan patologi anatomi atau pemeriksaan radiologi.
5. Diagnosis Kerja Chronic tubotympanic suppurative otitis media

Central perforation of tympanic membrane

6. Diagnosis Banding Acute suppurative otitis media

Otitis Media Supuratif Kronik Tipe Bahaya


7. Pemeriksaan 1. Dapat dilakukan pemeriksaan otomikroskopik / otoendoskopik.
Penunjang
2. Pemeriksaan fungsi pendengaran :
 Pemeriksaan penala
 Audiometri nada murni
 Audiometri tutur dapat dilakukan terutama untuk pemilihan sisi
telinga yang di operasi pada kasus bilateral dengan
perbedaan ambang dengan kurang 10 dB
 Brainstem Evoked Response Audiometry ( BERA ) bila
diperlukan.
3. Dianjurkan High Resolution Computer Tomography ( HRCT )
mastoid potongan aksila koronal tanpa kontras ketebalan 0,6 mm.
Foto polos mastoid Schuller masih dapat dilakukan bila fasilitas
CT Scan tidak tersedia.
4. Dapat dilakukan kultur resistensi sekret telinga, yang diambil di :
 Poliklinik : dengan bahan sekret liang telinga.
 Saat operasi : dengan bahan sekret rongga mastoid.
5. Dapat dilakukan pemeriksaan fungsi tuba Eustachius.
6. Pemeriksaan fungsi saraf fascialis.
7. Pemeriksaan fungsi keseimbangan.
8. Dapat dilakukan Paper Patch Test.
9. Dapat dilakukan pemeriksaan histopatologi jaringan saat operasi.
10. Untuk persiapan operasi : disesuaikan dengan PPK Prosedur
Tindakan Operasi yang dilakukan.

F.YANMED.01.R.00.T.02.05.18
8. Tata laksana

9. Edukasi (Hospital
Health Promotion)

10. Prognosis

11. Tingkat Evidens

F.YANMED.01.R.00.T.02.05.18
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan

F.YANMED.01.R.00.T.02.05.18

Anda mungkin juga menyukai