Anda di halaman 1dari 26

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Hukum Islam

Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama

Islam. Agama Islam sendiri merupakan agama samawi (wahyu) yang bersumber dari

kitab suci Al-Quran dan Sunnah Rasul (Hadis) 1. Oleh karena itu, untuk dapat

memahami pengertian Hukum Islam, perlu dipahami apa-apa yang dikatakan hukum

di dalam Al Quran.

Dalam Al Quran dikatakan bahwa dijadikan langit dan bumi beserta isinya

bukan dengan sia-sia, tetapi dengan ada peraturan-peraturan (Hukum) tertentu.

Adanya

peraturan-peraturan tertentu itu menunjukan adanya tata tertib didalam alam

ciptaanNya. Apabila fungsi hukum adalah mengurus tata tertib, maka tentulah harus

diakui bahwa terjadinya tata tertib didalam alam ini diatur oleh hukum45.

Ulama berpendapat bahwa dalam syariat Islam telah terdapat segala hukum

yang mengatur semua tindak-tanduk manusia, baik perkataan maupun perbuatan.

Hukumhukum itu ada kalanya disebutkan secara jelas serta tegas dan ada kalannya

pula tidak disebutkan secara jelas dan tegas tetapi hanya dikemukakan dalam bentuk

dalil-dalil dan kaidah-kaidah secara umum. Hukum dalam bentuk yang disebut secara

jelas dan tegas tidak diperlukan Ijitihad, tetapi cukup diambil begitu saja dalam nash

dan diamalkan apa adanya, karena sudah jelas dan tegas disebut oleh syari’ (Allah dan

Rasul-Nya).

Hukum Islam dalam bentuk ini disebut al-nushush al-muqaddasah atau wahyu

murni.
1
Taufiqurrohman Syahuri, Legislasi Hukum Perkawinan Diindonesi, Pro-Kontra
Pembentukannya Hingga Putusan Mahkamah Konstitusi (Jakarta: Kencana, 2013), h. 31

11
Adapun Hukum Islam dalam bentuk yang tidak disebut seca jelas dan tegas

diperlukan

upaya secara bersungguh-sungguh oleh para mujtahid untuk menggali hukum yang

terdapat dalam nash melalui pengkajian dan pemahaman yang mendalam. Seluruh

Hukum yang ditetapkan melalui cara ini disebut fiqh.2 Dua bentuk hukum itulah yang

disebut sebagai Hukum Islam.

Hukum Islam baik dalam pengertian syariah ataupun dalam pengertian fiqh

dibagi dalam dua lapangan pokok yaitu lapangan (Hukum) Ibadah dan lapangan

(Hukum) muamalah.

1. Lapangan (Hukum) ibadah, yakni ketentuan hukum Islam yang mengatur tata

cara manusia yang berhubungan dengan Allah. Seperti melaksanakan kewajiban

sebagai seorang muslim yang mendirikan Shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa

selama bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah Haji.

2. Lapangan (Hukum) muamalah, yakni ketentuan hukum Islam yang mengatur

hubungan antara manusia dengan manusia lain, baik secara individu maupun

secara kelompok dalam mewujudkan kepentingan-kepentingan sosial51. Yang

termasuk dalam lapangan muamalah adalah:

a. Hukum keluarga (ahkam al-ahwal asy-syakhsyiyah) yaitu hukum Islam

yang berhubungan dengan masalah keluarga

b. Hukum Perdata (al-ahkam al-maddaniyah) yaitu hukum Islam yang

dimaksudkan untuk mengatur kepentingan manusia yang berhubungan

dengan segala macam tranksaksi keperdataan dan keuangan, seperti jual

beli, sewa-menyewa, gadai, hutang-piutang dan sebagainya.

2
Alaidin Koto, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta : Rajawali Pers,2012), h.23

12
c. Hukum pidana (al-ahkam al-jina’iyah), hukum Islam yang berhubungan

dengan segala kepentingan pelanggaran dan sanksinya yang dimaksudkan

untuk menjaga kepentingan masyarakat.

d. Hukum ekonomi dan keluarga (al-ahkam al-iqtishadiyah dan wa almaliyah),

yaitu hukum Islam yang mengatur sumber-sumber kekayaan dan

keuangan

B. Pengertian Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pemeliharaan

kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang

memerlukan pemeriksaan pengobatan dan perawatan, termasuk kehamilan. Organisasi

kesehatan dunia (WHO) yang baru ini memang lebih luas dan dinamis, dibandingkan

dengan batasan sebelumnya yang mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan

sempurna baik fisik, mental maupun sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan

cacat. Pada batasan yang terdahulu, kesehatan itu hanya mencakup tiga aspek, yakni:

fisik, mental, dan sosial, tetapi menurut Undang-Undang No.23/1992, kesehatan itu

mencakup 4 (empat) aspek yakni fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan ekonomi.3

Kesehatan juga sudah tentu sangat berpengaruh dalam pembentuka keluarga

yang sakinah, yaitu dalam melanjutkan keturunan. Proses reproduksi sudah tentu

melibatkan ayah dan ibu secara aktif sejak awal. Bahkan ketika akan membina rumah

tangga, keduanya sudah mempersiapkan bibit yang unggul untuk menciptakan

manusia-manusia berkualitas (ahsani taqwin). Apabila pasangan usia menikah

dituntut harus lahir batin. Selain Undang-Undang perkawinan menerapkan usia

minimun perkawinan. Seharusnya ulama berani menerapkan bahwa pemeriksaan

kesehatan wajib hukumnya sebelum proses pernikahan itu berlangsung, apabila ada
3
Soekidjo Notoadmojo, Promosi Kesehatan Dan Ilmu Prilaku, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), h.3

13
yang terjangkit penyakit HIV dan AIDS dan penyakit kelamin lainnya yang sudah

pasti membahayakan pihak lain dan menjaga keserasian antar suami dan istrinya.4

Dari semua penertian sehat diatas maka dapat disimpulkan bahwa sehat adalah

suatu keadaan yang tidak terbatas pada hal-hal yang menyangkut jasmani (fisik) yang

tidak berpenyakit, tetapi juga mengenai mental, jiwa dan akal, yang baik, bersih dan

utuh serta berbagai hal lain diluarnya yang dapat mengganggu kesehatan seseorang. 5

Pengertian ini sejalan dengan ayat Al-Quran yang menyebutkan:


ۤ
)89-88 :26/‫الشعراء‬ ٍ ‫يَوْ َم اَل يَ ْنفَ ُع َما ٌل َّواَل بَنُوْ نَ ۙ اِاَّل َم ْن اَتَى هّٰللا َ بِقَ ْل‬
( ۗ ‫ب َسلِي ٍْم‬
‘’Artinya (Yaitu) pada hari ketika tidak berguna (lagi) harta dan anak-anak. Kecuali,
orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (Asy-Syu'ara'/26:88-89)’’
Di samping itu, masalah kesehatan memiliki hubungan erat agama (Islam).

Hal ini terlihat dari beberapa bab pokok yang terkandung dalam syari’at Islam dengan

kesehatan, sebagai berikut:6

a. Kesehatan lingkungan dan kesehatan perorangan (sanitation and personal

hygiene).

b. Preventif penyakit menular (epidemiologi) melalui karantina.

c. Memerangi binatang melata, serangga dan hewan yang menularkan

penyakit kepada orang lain.

d. Kesehatan makanan (nutrition). Dalam masalah ini terbagi kepada tiga

bagian, yaitu

1. menu makanan yang berfaedah terhadap kesehatan jasmani, seperti

tumbuh-tumbuhan, daging binatang darat dan laut, madu, kurma, dan

lain sebagainya;

4
Prayoto, Membangun Keluarga Yang Sehat Dan Sakinah, (Jakarta: BKKBN, 2007), h.11
5
Ibid
6
Ahmad Syauqi al-Fanjari, Nilai Kesehatan Dalam Syari’at Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), Cet. Ke-
2, h. 4.

14
2. tata makanan. Islam melarang berlebihlebihan dalam hal makanan,

makan bukan karena lapar hingga kenyang, diet ketika sedang sakit

dan sebagainya;

3. mengharamkan segala sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan, seperti

bangkai, darah dan lain.

e. Kesehatan seks (sex higiene). Hal ini meliputi tentang masalah seks,

embrio dan perkembangannnya, pendidikan seks, cara memiliki isteri

bahkan program pendidikan tentang hubungan seks yang aman.

f. Kesehatan mental dan jasmani (mental and psychic hygiene). Dalam hal

ini, ajaran Islam mencegah sebab-sebab terjadinya stres, dengan cara

percaya kepada Allah SWT dan bersabar dalam menghadapi berbagai

penyakit yang kritis, tidak putus asa, bunuh diri, dan sebagainya.

g. Bina raga (body built). Dalam hal ini Islam mendorong untuk memiliki

keterampilan dan olah raga, seperti menunggang kuda, renang, memanah,

gulat dan sebagainya.

h. Kesehatan kerja (occupational mediciene); yakni jaminan untuk menjaga

upah pekerja, petani, atau pembantu rumah tangga, menjaga buruh dari

hal-hal yang membahayakan dalam bekerja, mengganti kerugian terhadap

musibah kerja, termasuk proses pengobatan, dan sebagainya.

i. Memelihara manula (geriatris). Geriatris merupakan salah satu cabang

ilmu kedokteran moderen. Kedokteran Islam sebenarnya yang pertama kali

mengembangkan dan mempromosikannya. Dalam hal ini, banyak sekali

ayat dan hadits Rasul SAW yang memerintahkan agar memelihara ayah,

ibu, nenek, dan orang-orang yang telah lanjut usia.

15
j. Kesehatan ibu dan anak (maternal and child health). Adapun kesehatan ibu

yang dimaksud adalah kesehatan ibu secara umum, yaitu ibu yang sedang

melahirkan atau yang sedang menyusui khususnya. Tidak membebaninya

dengan tugas-tugas yang berat sebagaimana laki-laki. Dengan demikian,

akan mempengaruhi terhadap kesehatan yang dimiliki anaknya.

k. Peraturan untuk melayani kesehatan dan dispensasi pelayanan. Dalam hal

ini, Islam merupakan agama pertama yang tidak menyerahkan perawatan

kesehatan kecuali kepada yang ahlinya (profesional).

l. Metode teologis untuk menciptakan masyarakat yang sehat. Islam adalah

agama pertama yang mengembangkan metode ini. Selanjutnya metode ini

dikembangkan oleh Cina dan dianggap sebagai khazanah kebudayaan

mereka. Metode teologis adalah suatu metode yang menghubungkan

antara pendidikan kesehatan dengan aqidah umat. Dalam hal ini

memanfaatkan aqidah dan ketaatan seseorang serta mengharapkan

pengorbanan mereka untuk tetap konsisten mengikuti perintah kesehatan

Dari uraian di atas, sungguh banyak dalil-dalil yang bersumber dari al-

Qur’an dan al-Hadits yang membahas tentang pentingnya menjaga kesehatan.

Hal ini sebagaimana terdapat dalam firman Allah SWT yang berbunyi;

ٍ m‫فُوْ حًا اَوْ لَحْ َم ِخ ْن ِز ْي‬m‫ا َّم ْس‬mm‫َّط َع ُم ٗ ٓه آِاَّل اَ ْن يَّ ُكوْ نَ َم ْيتَةً اَوْ َد ًم‬
‫ر‬m َ ‫ي ُم َح َّر ًما ع َٰلى‬
ْ ‫طا ِع ٍم ي‬ َّ َ‫قُلْ ٓاَّل اَ ِج ُد فِ ْي َمٓا اُوْ ِح َي اِل‬
‫هّٰللا‬
:6/‫ام‬mm‫وْ ٌر َّر ِح ْي ٌم ( االنع‬mmُ‫ا ِ َّن َربَّكَ َغف‬mَ‫ا ٍد ف‬mm‫اغ َّواَل َع‬m ٍ mَ‫فَاِنَّهٗ ِرجْ سٌ اَوْ فِ ْسقًا اُ ِه َّل لِ َغي ِْر ِ بِ ٖ ۚه فَ َم ِن اضْ طُ َّر َغ ْي َر ب‬
)145
“Artinya Katakanlah, “Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan
kepadaku sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin
memakannya, kecuali (daging) hewan yang mati (bangkai), darah yang
mengalir, daging babi karena ia najis, atau yang disembelih secara fasik,
(yaitu) dengan menyebut (nama) selain Allah. Akan tetapi, siapa pun yang
terpaksa bukan karena menginginkannya dan tidak melebihi (batas darurat),

16
maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Al-
An'am/6:145)7

Dari dalil di atas, suatu larangan untuk tidak memakan bangkai, darah

yang mengalir, dan daging babi. Hal ini dikarenakan merupakan hal-hal kotor.

Bila dihubungkan antara dalil di atas dengan pengertian kesehatan yang telah

dikemukakan sebelumnya, sehingga dapat dipahami bahwa dalil di atas

memerintahkan agar menjaga kesehatan fisik atau jasmani.

C. Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah

Maksudnya memeriksa disini adalah apa yang sering terjadi pada masa

sekarang, dimana untuk menguji amanah dan kejujuran dalam memberitahukan

kekurangan fisik dan psikisnya sebelum melakukan pernikahan. Seiring

berkembangnya ilmu pengetahuan serta dibarengi dengan ketelitian para dokter

dalam menjamin keselamatan pasangan suami istri, maka dianjurkan kepada yang

hendak melangsungkan pernikahan untuk memeriksa kesehatannya, hal ini untuk

menetahui beberapa penyakit seperti penyakit turunan, atau Genetik, lambung,

kelamin, serta untuk mengetahui kebiasaan sehari-hari yang dapat berpengaruh

pada kesehatan pasangan suami istri nanti, atau untuk jaminan kesehatan anaknya

kelak.8

Pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital check up) adalah sekumpulan

pemeriksaan untuk memastikan status kesehatan kedua calon mempelai laki-laki dan

perempuan yang hendak menikah, terutama untuk mendeteksi adanya penyakit

7
Departemen Agama Repubulik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta: Syamil Cipta Media,
2005), Cet. Ke-5, h. 147.
8
Syaikh Abu Malik Kamal, Fiqh Sunnah Lin Nisaa’, Ensiklopedi Fiqih Wanita (Depok:
Pustaka Khazanah Fawa’id, 2016), h. 216

17
menular, menahun, atau diturunkan yang dapat mempengaruhi kesuburan pasangan

maupun kesehatan janin.9

Hampir semua orang yang akan menikah pasti memiliki tujuan untuk

memiliki keturunan atau anak. Namun, banyak yang tidak menyadari bahwa untuk

bisa memiliki banyak faktor yang berpengaruh, tidak hanya dari perempuan saja

tetapi juga bisa disebabkan oleh pihak laki-laki.

Untuk itu sebaiknya untuk setiap pasangan baik laki-laki maupun

perempuan memeriksakan kesehatan terutama kesehatan reproduksi untuk

mengetahui apakah ada masalah dalam organ reproduksinya. Sehingga nanti jika

tejadi sesuatu seperti susah memiliki seorang anak atau ada masalah pada

kandungannya tidak saling menyalahkan satu sama lainya

Pemeriksaan ini dapat dikatakan sebagai tindakan pencegahan terhadap

masalah kesehatan terkait kesuburan dan penyakit yang diturunkan secara genetik10.

Pemeriksaan ini sangat diperlukan untuk mengetahui kesehatan reproduksi

kedua belah pihak, juga untuk mengetahui kesiapan masingmasing untuk mempunyai

anak. Selain itu juga sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit terutama penyakit

keturunan dan penyakit menular seksual (PMS), seperti HIV/AIDS11.

D. Urgensi Tes Kesehatan Dalam Perkawinan

Pernikahan merupakan pengalaman hidup yang sangat penting, dan sebagai

media penyatuan fisik dan psikis antara dua insan dan penggabungan kedua keluarga

besar dalam rangka ibadah dalam rangka melaksanakan perintah Allah SWT dan

9
Monica Purba, “Cek Kesehatan Sebelum Menikah”, dalam
http://pranikah.org/pranikah/cekkesehatan-sebelum-menikah/.htm, diakses pada 24 April 2018
10
Stikesindramayu.ac.ad.on 31 maret 2016. Diakses pada 28 April 2018
11
Ahmad Syauqi Al-Fanjari, Nilai Kesehatan Dalam Syariat Islam , (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 184.

18
sunnah Rasulullah SAW.12 Hal itu tentunya memerlukan berbagai persiapan terkait

yang cukup matang termasuk persiapan fisik sebelum menikah adalah tidak kalah

pentingnya dengan kesiapan materi, sosio-kultural, mental dan hukum. Tes kesehatan

dan fertilitas yang disarankan kalangan medis serta para penganjur dan konsultan

pernikahan sebenarnya merupakan salah satu bentuk persiapan pranikah. sekalipun

tidak ada riwayat dan indikasi penyakit ataupun kelainan keturunan di dalam

keluarga, berdasarkan prinsip syariah tetap dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan

standar termasuk meliputi tes darah dan urine. Hal itu karena prinsip utama (sentral)

syariah Islam menurut Ibnul Qayyim adalah hikmah dan kemaslahatan umat manusia

di dunia dan di akhirat.13

secara integral pasti dianjurkan syariah. Adapun tujuan utama ketentuan

syariat (maqashid as-syariah) adalah tercermin dalam pemeliharaan pilar-pilar

kesejahteraan umat manusia yang mencakup ‘panca maslahat’ dengan memberikan

perlindungan terhadap beberapa aspek, yaitu:

 Aspek keimanan (hifz din)

 Aspek kehidupan atau jiwa (hifzd nafs)

 Aspek akal (hifz ‘aql)

 Aspek keturunan (hifz nasl)

 Aspek harta dan benda (hifz maal).14

Sementara bila mengutip pendapatnya Hafiz Abdurrahman dalam bukunya

Diskursus Islam Politik dan Spiritual, dimana terdapat delapan kemaslahatan, yaitu:

12
Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqih Munakahat 2, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke-1, h. 9.
Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, Fiqih Wanita Edisi Lengkap, Penerjemah M. Abdul Ghafar, (Jakarta: Pustaka
al-Kautsar, 1996), Cet. Ke-1, h. 427. Syaikh Hasan Ayyub, Fiqih Keluarga, Penerjemah M. Abdul Ghafar, (Jakarta:
Pustaka al-Kautsar, 2005), Cet. Ke-5, h. 207.
13
13 Imam Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah, I’lam al-Muwaqi’in Rabbi al-alamin, (Ta’liq Thaha Abdurra’uf
Sa’ad), Vol. III, (Cairo: Maktabah al-Kulliyat al-Azhariyah, t.th), h. 14.
14

19
 Aspek aqidah (muhafazhah ala al-aqidah),

 Aspek negara (muhafazhah ala al-dawlah),

 Aspek Keamanan (muhafazhah ala al-amni),

 Aspek kekayaan (muhafazhah ala al-maal),

 Aspek keturunan (muhafazhah ala al-nasl),

 Aspek kemuliaan (muhafazhah ala al-karomah),

 Aspek akal (muhafazhah ala al-aql), dan

 Aspek nyawa atau jiwa (muhafazhah ala al-nafs).15

Dengan demikian, dari beberapa aspek kemaslahatan dalam syari’at

(maqashidu syari’ah) di atas, menurut Imam al-Ghazali bahwa apa saja yang

menjamin terlindunginya kemaslahatan tersebut, maka hal itu merupakan

maslahat bagi manusia dan yang dikehendaki oleh syariah dan segala yang

membahayakannya dikategorikan sebagai mudharat atau mafsadah yang harus

disingkirkan semaksimal mungkin.16

Di samping itu, bila ditinjau secara psikologis sebenarnya pemeriksaan

tes kesehatan akan dapat membantu menyiapkan mental dari pasangan yang

ingin mengikatkan diri dengan perkawinan. Sedangkan secara medis,

pemeriksaan itu sebagai ikhtiar (usaha) yang bisa membantu dalam mencegah

hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari, sehingga dapat menjadi

langkah antisipasi dan tindakan pencegahan (preventif) yang dilakukan untuk

menghindarkan penyesalan dan penderitaan rumah tangga17

15
Hafizh Abdurrahman, Diskursus Islam Politik dan Spiritual, (Jakarta: Wadi Press, 2002), h. 191-192
16
16 As-Syekh al-Imam Hujjatu al-Islam Muhammad bin Muhammad Abu Hamid, Al- Gazali, al-
Mustashfa (Tahqiq wa Ta’liq Asy-Syaikh Muhammad Musthafa Abu Illa’), Vol. 1, (Beirut: Dar al-Fikr, 1993), h.
139-140
17
http://www.google.com-dakwatuna.com, artikel Muhammad Sholihin, tes kesehatan dalam
perspektif Islam//12/01/2022//

20
Dari keterangan di atas, maka tes kesehatan yang dilakukan kepada

calon pengantin merupakan suatu keharusan dilakukan dalam rangka

mencegah kemudharatan yang akan menimpa pasangan suami isteri dan akan

berdampak kepada kurangnya keharmonisan hubungan dalam berumah

tangga. Oleh karena itu, berkaitan dengan tes kesehatan yang harus dilakukan

kepada calon pengantin, dalam hal ini para ahli abstetri (ilmu kebidanan) dan

ginekologi (ilmu keturunan) menyatakan bahwa sebaiknya calon pengantin

memeriksakan dirinya tiga bulan sebelum melakukan janji pernikahan.

Rentang waktu itu diperlukan untuk melakukan pengobatan jika ternyata salah

seorang atau keduanya menderita gangguan tertentu.18

Adapun jenis pemeriksaan kesehatan pranikah dapat disesuaikan

dengan gejala tertentu yang dialami calon pengantin secara jujur, berani dan

objektif. Misalnya, pemeriksaan harus dilakukan lebih spesifik jika dalam

keluarga didapati riwayat kesehatan yang kurang baik. Namun, jika semuanya

lancar-lancar saja, maka hanya dilakukan pemeriksaan standar, yaitu cek darah

dan urine19

Untuk cek darah, biasanya diperlukan khususnya untuk memastikan si

calon ibu tidak mengalami talasemia, infeksi pada darah dan sebagainya.

Dalam pengalaman medis, kadang kala ditemukan gejala anti phospholipid

syndrome (APS), yaitu suatu kelainan pada darah yang bisa mengakibatkan

sulitnya menjaga kehamilan atau menyebabkan keguguran berulang. Jika ada

kasus seperti itu, biasanya para dokter akan melakukan tindakan tertentu

18
Dadang Hawari, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Jakarta: DanaBhakti Prima Yasa, 1996),
h. 21.
19
Ibid

21
sebagai langkah , sehingga pada saat pengantin perempuan hamil dia dapat

mempertahankan bayinya20

Hasil analisa data medis mengungkapkan bahwa kasus yang paling

banyak terjadi pada calon ibu khususnya di Indonesia adalah terjangkitnya

virus toksoplasma. Virus yang bisa mengakibatkan kecacatan pada bayi ini

biasanya disebabkan seringnya kaum perempuan mengkonsumsi daging yang

kurang matang atau tersebar melalui kotoran atau bulu binatang piaraan. Oleh

karena itu, untuk mengetahuinya, agar dapat ditangani Secara dini diperlukan

pemeriksaan toksoplasma, rubella, virus cytomegalo, dan herpes yaitu yang

sering disingkat dengan istilah pemeriksaan terhadap TORCH21

Demikian pula, pada calon pengantin pria biasanya diperlukan untuk

dilakukan pemeriksaan sejumlah infeksi seperti sipilis dan gonorrhea. Selain

itu banyak juga dari pengalaman klinis dilakukan pemeriksaan sperma untuk

memastikan kesuburan untuk calon mempelai pria. Dalam kapasitas ini,

pemeriksaan sperma dilakukan dalam tiga kategori yaitu jumlah sperma,

gerakan sperma dan bentuk sperma. Sperma yang baik menurut para ahli,

jumlahnya harus lebih dari 20 juta setiap cc-nya dengan gerakan lebih dari

50% dan memiliki bentuk normal lebih dari 30% . Bila dalam pemeriksaan

ditemukan kelainan pada sperma, maka waktu tiga bulan setelah pemeriksaan

dianggap sudah cukup untuk melakukan penyembuhan. Demikian halnya bagi

calon mempelai wanita, jangka waktu tiga bulan juga dianggap memadai

untuk memperbaiki siklus menstruasi calon pengantin wanita yang memiliki

20
http://www.google.com-dakwatuna.com, artikel Muhammad Sholihin, tes kesehatan dalam
perspektif Islam//12/01/2022//
21
Ibid

22
masa menstruasi tidak lancar dengan disiplin mengikuti terapi khusus dan

intens secara kontinue22

Pemeriksaan standar menyangkut darah antara lain dilakukan untuk

mengetahui jenis resus, seperti bangsa Asia lainnya, perempuan Indonesia

memiliki resus darah positif. Sedangkan bangsa Eropa dan Kaukasia biasanya

memiliki resus negatif. Karena itu, pemeriksaan resus untuk pasangan

campuran yang berasal dari dua bangsa berbeda sangatlah penting. Resus

berfungsi sama dengan sidik jari yaitu sebagai penentu. Setelah mengetahui

golongan darah seseorang seperti A, B, O biasanya resus-nya juga ditentukan

untuk mempermudah identifikasi. Hal itu karena perbedaan resus pada

pasangan bisa berdampak fatal saat kehamilan23

Jika ibu memiliki resus positif dan embrio menunjukkan resus negatif,

maka biasanya disarankan para ahli medis untuk melakukan pengguguran

sejak dini karena tidak mungkin janin akan bertahan hidup secara normal di

dalam rahim ibu. Meskipun pasangan ingin tetap mempertahankan janin,

nantinya akan gugur juga. Pengalaman ini biasanya di kalangan medis disebut

sebagai kasus incompabilitas resus. Calon pengantin juga sering diminta untuk

melakukan pemeriksaan darah anticardiolipin antibody (ACA). Penyakit yang

menular bisa mengakibatkan aliran darah mengental sehingga darah si ibu sulit

mengirimkan makanan kepada janin yang berada di dalam rahimnya. Selain

itu, jika salah satu calon pengantin memiliki catatan down syndrome karena

kromosom dalam keluarganya, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih

22
Dian Qamajaya, Op. Cit, h. 23.
23
Ibid

23
intensif lagi. Sebab, riwayat hidup yang demikian dapat mengakibatkan bayi

lahir idiot24

Adapun suntikan Tetanus Toxoid yang lebih dikenal dengan suntikan

TT sebenarnya dimaksudkan untuk mencegah timbulnya tetanus pada luka

yang dapat terjadi pada vagina mempelai wanita yang diakibatkan hubungan

seksual pertama. Suntikan TT biasanya juga diperlukan dan dianjurkan oleh

para medis bagi para ibu hamil di usia kehamilan 5-6 bulan untuk mencegah

terjadinya tetanus pada luka ibu ataupun bayi saat proses kelahiran. Sedangkan

kekhawatiran adanya manipulasi serum TT pada suntikan yang diganti dengan

serum kontrasepsi oleh para medis sebaiknya dihilangkan dan jika terbukti

adanya pengalaman sebelumnya atau indikasi kuat mal praktik yang disengaja

tersebut, maka dapat dilaporkan para pihak terkait dan yang berwenang, dan

hal itu di samping melanggar kode etik kedokteran, juga merupakan suatu

tindak pidana25

Dalam proses pemilihan pasangan dan prosedur pernikahan, Islam di

samping aspek keimanan dan keshalihan (hifdz din) juga sangat

memperhatikan aspek keturunan serta aspek kesehatan fisik dan mental (hifdz

nasl dan hifdz ‘aql). Hal itu dapat kita kaji dari hadits Rasulullah SAW

maupun ayat-ayat al-Qur’an seputar pernikahan. Dalam sebuah riwayat

tentang pelarangan Nabi terhadap pernikahan antar kerabat dekat apalagi yang

diharamkan dalam surat an-Nisa:23 tentang mahram agar terhindar dari

lahirnya keturunan yang lemah fisik dan akal di samping memelihara aspek

psikologis dan pertimbangan hubungan sosial yang sehat, adalah merupakan

24
Muladino, Teknologi Rekayasa Genetik, Edisi Kedua, (Bogor: IPB Press, 2010), h. 9.
25
Zakiah Daradjat, Islam dan Kesehatan Mental, (Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 1996), Cet. Ke-VIII,
h. 27

24
salah satu bentuk perhatian terhadap aspek genetik calon pasangan. Selain itu,

anjuran Nabi SAW untuk memilih pasangan yang penuh kasih sayang (wadud)

dan subur (walud) sebagaimana riwayat Abu Dawud, An-Nasa’i dan al-Hakim

merupakan bukti perhatian Islam terhadap aspek fertilitas, karena di antara

hikmah pernikahan adalah melaksanakan ibadah dengan memperbanyak

keturunan yang shalih. Thariq Ismail Khalya dalam Az-Zawaj fil Islam, di

samping menyatakan kriteria kesehatan pada calon mempelai wanita, juga

menekankan bahwa calon suami harus sehat jasmani dan rohani steril dari

berbagai penyakit yang dapat menghalangi dan menganggu kebahagiaan

pernikahan seperti gangguan kejiwaan, lepra, impotensi, dan penyakit lainnya

yang dapat menular ataupun menurun. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa

Umar bin Khathab pernah memutuskan bahwa seorang pengantin pria diberi

kesempatan selam satu tahun untuk menyembuhkan impotensinya, dan jika

setelah melewati setahun belum sembuh dan pengantin wanita menuntut cerai

maka akan dikabulkan dan disetujui oleh pihak hakim. Hal ini merupakan

indikasi pentingnya faktor keturunan dan kesuburan serta kesehatan seksual

dalam pernikahan sehingga sangat diperlukan pemeriksaan26

Dengan demikian, berdasarkan data urgensi dan manfaat dari

pemeriksaan kesehatan tersebut syariat Islam sangat menyambut anjuran agar

calon pengantin melakukan pemeriksaan fertilitas dan tes kesehatan fisik

maupun mental sekalipun serta tindakan imunisasi termasuk imunisasi TT pra

menikah agar dapat diketahui lebih awal berbagai kendala dan kesulitan medis

yang mungkin terjadi untuk diambil tindakan antisipasi yang semestinya

sedini mungkin berdasarkan prinsip Sadd Adz-Dzari’ah (prinsip pengambilan

26
Ibid

25
langkah preventif) terhadap segala hal yang dapat membahayakan bagi panca

maslahat tersebut di atas. Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat beberapa

bentuk tes kesehatan yang secara seharusnya dilakukan kepada calon

pengantin dalam rangka menghindari terjadi kemudharatan dan

mengutamakan kemaslahatan terhadap pasangan calon pengantin, yaitu

dengan melakukan cek darah kepada pasangan calon pengantin dan

selanjutnya diberikan suntikan. Adapun jenis suntikan yang diberikan adalah

bentuk tindakan pencegahan setelah dilakukan diagnosa terhadap penyakit dari

pasangan calon pengantin berupa tes darah yang dilakukan27 Namun, bila

dalam tes darah terbukti bahwa tidak terdapat sesuatu yang akan

memudharatkan kepada salah satu dari pasangan, maka kepada pasangan

dilakukan tindakan pencegahan (preventif) ketika berdasarkan analisa bahwa

dalam keluarga salah satu pasangan terdapat penderita penyakit yang tidak

diinginkan. Akan tetapi, setelah dilakukan tes darah dan ternyata terbukti

menderita penyakit dan memungkinkan kemudharatan dan tidak ada jalan

solusi yang dari penyakit tersebut (kemungkinan sembuh) seperti HIV/AIDS,

dalam hal ini tekad dan rencana untuk melangsungkan akad perkawinan dapat

dicari jalan yang terbaik dari keduanya.

E. Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Kesehatan Pranikah

- Tujuan

Pemeriksaan kesehatan juga bertujuan untuk membangun keluarga sehat

sejahtera dengan mengetahui kemungkinan kondisi kesehatan anak yang akan

dilahirkan (riwayat kesehatan kedua belah pihak), termasuk soal genetik, penyakit

kronis, penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan keturunan.

27
Soekidjo Noto Atmodjo, Kesehatan Masyaratak: Ilmu dan Seni, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 52

26
Pemeriksaan kesehatan pranikah berfungsi untuk mengetahui status/kondisi

kesehatan secara umum sehingga apabila terdapat permasalahan kesehatan, dapat

ditangani dengan segera. Sekaligus sebagai tindakan pencegahan terhadap masalah

kesehatan terkait kesuburan dan penyakit yang diturunkan secara genetik28

- Manfaat tes kesehatan sebelum menikah antara lain:

a. Sebagai tindakan pencegahan yang sangat efektif untuk mengatasi

timbulnya penyakit keturunan dan penyakit berbahaya lain yang berpotensi

menular.

b. Sebagai tindakan pencegahan yang efektif untuk membendung penyebaran

penyakit-penyakit menular yang berbahaya di tengah masyarakat. Hal ini

juga akan berpengaruh positif bagi kehidupan ekonomi dan sosial

masyarakat.

c. Sebagai upaya untuk menjamin lahirnya keturunan yang sehat dan

berkualitas secara fisik dan mental. Sebab, dengan tes kesehatan ini akan

diketahui secara dini tentang berbagai penyakit keturunan yang diderita

oleh kedua calon mempelai.

d. Mengetahui tingkat kesuburan masing-masing calon mempelai.

e. Memastikan tidak adanya berbagai kekurangan fisik maupun psikologis

pada diri masing-masing calon mempelai yang dapat menghambat

tercapainya tujuan-tujuan mulia pernikahan.

f. Memastikan tidak adanya penyakit-penyakit berbahaya yang mengancam

keharmonisan dan keberlangsungan hidup kedua mempelai setelah

pernikahan terjadi.

28
Prodia.co.id on 11 oktober 2016.diakses pada 28 April 2018

27
g. Sebagai upaya untuk memberikan jaminan tidak adanya bahaya yang

mengancam kesehatan masing-masing mempelai yang akan ditimbulkan

oleh persentuhan atau hubungan seksual di antara mereka29

Setelah dilaksanakan pemeriksaan kesehatan, hasil dari pemeriksaan

tersebut baik ataupun buruk kembali kepada kedua pasangan tersebut. Dokter

hanya akan menjelaskan kemungkinan-kemungkinan medis yang akan terjadi

bila pasangan tersebut menikah nantinya. Segalanya dikembalikan kepada kedua

pasangan tersebut ingin tetap melanjutkan pernikahannya atau tidak.

F. Macam-Macam Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah (Premarital Check Up)

Pemeriksaan kesehatan pra nikah jenisnya bermacam-macam.

Pemeriksaan disesuaikan dengan gejala tertentu yang dialami calon pengantin

secara jujur berani dan objektif. Misalnya, pemeriksaan harus dilakukan lebih

spesifik jika dalam keluarga didapati riwayat kesehatan yang kurang baik.

Namun jika semuanya baik-baik saja, maka cukup melakukan pemeriksaan

standar saja, yaitu cek darah dan urin30

1. Pemeriksaan Hematologi rutin (darah) dan anlisa hemoglobin

Pengecekan darah diperlukan khususnya untuk memastikan calon ibu tidak

mengalami talasemia, infeksi pada darah dan sebagainya. Hemoglobin

adalah molukel protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media

transportasi oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan

membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan

29
3Madina Adipustaka, “Bagaimana Islam Memandang Pemeriksaan Kesehatan Pranikah?”, dalam
http://penerbitmadina.wordpress.com/2011/11/22/bagaimana-islammemandang-pemeriksaankesehatan-
pranikah/.mht, diakses pada 04 November 2018
30
Muhammad Hamdani, Pendidikan Agasma Islam “Islam Dan Kebidanan”, (Jakarta Cv Tras
Info Media, 2012), h.77

28
zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah bewarna

merah31.

2. Pemeriksaan Golongan Darah Dan Rhesus

Rhesus berfungsi sama dengan sidik jari yaitu sebagai penentu. Setelah

mengetahui golongan darah, Rhesusnya juga ditentukan untuk

mempermudahkan identifikasi. Rhesus adalah sebuah pengolongan atas

ada atau tidaknya substansi antigen-D pada darah.32

3. Pemeriksaan Gula Darah Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mengetahui

adanya penyakit kencing manis (Diabetes Melitus) dan juga penyakit

metabolik tertentu. Ibu hamil yang menderita diabetes tidak terkontrol

dapat mengalami beberapa seperti: janin yang tidak sempurna atau cacat,

hypertensi, hidramnions, meningkatkan resiko kelahiran prematur dan

alin-lain.

4. Pemeriksaan HBSAG (Hepatitis B Surface Antigen) Pemeriksaan ini

bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi virus hepatitis B,

diagnosis hepatitis B, screening praveksinasi dan memantau clearence

virus.

5. Pemeriksaan VDLR (Venereal Disease Research Laboratory)

pemeriksaan ini merupakan jenis pemeriksaan yang bertujuan

untuk

mendeteksi kemungkinan ada atau tidaknya infeksi penyakit herpes,

klamedia, gonorea, hepatitis, dan sifilis, pada calon pasangan, sehingga

bisa segera menentukan terapi yang lebih tepat jika dinyatakan terjangkit

penyakit tersebut.

31
Kris Cahyo Mulyono, Pemeriksaan Darah Lengkap, (t.tp.:t.p.,t.t.), h.1
32
Ibid

29
6. Pemeriksaan TORCH Kasus yang paling banyak terjadi pada calon ibu

khususnya di Indonesia dari analisa data medis adalah terjangkitnya firus

toksoplasma, rubella, virus cytomegalo, dan herpes, yaitu biasa disingkat

TORCH. Kelompok penyakit ini sering kali menyebabkan masalah pada

ibu hamil (keguguran), bahkan infertilitas (ketidak suburan), atau cacat

bawaan pada anak.

7. Pemeriksaan Urine Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mendiagnosis dan

memantau kelainan ginjal atau saluran kemih selain itu bisa untuk

mengetahui adanya penyakit metabolik atau sistemik. Penyakit infeksi

saluran kemih saat kehamilan beresiko baik bagi ibu dan bayi berupa

kelahiran prematur, berat janin yang rendah dan resiko kematian saat

persalinan.

8. Pemeriksaan Sperma Pemeriksaan Sperma dilakukan guna memastikan

kesuburan calon mempelai laki-laki. Pemeriksaan sperma dilakukan dalam

tiga katagori yaitu jumlah sperma, gerakan sperma, dan bentuk sperma.

9. Pemeriksaan Infeksi Saluran Reproduksi atau Infeksi Menular Seksual

(ISR/IMS)

Pemeriksaan ini ditunjukan untuk menghindari adanya penularan

penyakit yang ditimbulkan akibat hubungan seksual, seperti sifilis

(penyakit raja singa), gonore (gonorrhea, kencing nanah), Human

Immunodeficiency Virus (HIV, penyebab AIDS)

10. Pemeriksaan Gambaran Tepi Darah Pemeriksaan ini bermanfaat untuk

menunjukan adanya proses penghancuran darah (hemolotik) dan termasuk

salah satu pemeriksaan penyaring untuk penyakit kelainan darah.

30
11. Foto Thorax dan EKG Pemeriksaan ini bermanfaat untuk melihat keadaan

jantung dan paru-paru serta untuk mendeteksi adanya kelainan jantung.

Perlu diketahui bahwa, untuk mengetahui serangkaian tes kesehatan

pranikah, kedua calon pengantin sebaiknya memenuhi syarat berikut ini:

1. Sebelum melaksanakan tes kesehatan dianjurkan untuk puasa 10

sampai 12 jam, namun kedua calon pasagan masih diperbolehkan

minum air putih.

2. Calon pengantin wanita tidak sedang haid.

G. Program Pemeriksaan Kesehatan Pranikah

Pemeriksaan disesuaikan dengan gejala tertentu yang dialami calon pasangan

secara jujur berani dan objektif.Misalnya, pemeriksaan harus dilakukan lebih spesifik

jika dalam keluarga didapati riwayat kesehatan yang kurang baik.Namun jika

semuanya baik-baik saja, maka cukup melakukan pemeriksaan standar saja, yaitu cek

darah dan urine.33

a. Tindakan yang perlu dilakukan pada program pemeriksaan kesehatan bagi

calon pengantin adalah meliputi:34

1). Anamnesis (wawancara oleh tenaga kesehatan)

2). Pemeriksaan fisik (termasuk status gizi)

3). Pemeriksaan penunjang (laboratorium)

4). Status Imunisasi Tetanus Toxoid/ TT (status T)

b. Pemeriksaan Fisik (termasuk status gizi) yang diperlukan oleh calon

pengantin antara lain:

1). Denyut nadi

33
Muhammad Hamdani, Pendidikan Agama Islam “Islam dan Kebidanan” (Jakarta : Info Trans Info Media,
2012) h. 77
34
Kemenkes dan Kemenag RI “ Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin”.... h. 9

31
2). Frekuensi nafas

3). Tekanan darah

4). Suhu tubuh

5). Seluruh tubuh

Pemeriksaan status gizi dilakukan untuk mengetahui dan

mengidentifikasi status gizi dan deteksi awal anemia. Hal ini penting

dilakukan karena wanita yang menderita malnutrisi sebelum hamil atau selama

minggu minggu kehamilan cenderung melahirkan bayi yang menderita

kerusakan otak dan sumsung tulang.

H. Pemeriksaan Kesehatan Pranikah dalam Islam

Setiap orang pasti mendambakan kebaikan dalam kehidupannya, baik secara fisik

mamupun mental, di dunia maupun di akhirat. Di dalam AlQur‟an disebutkan

keinginan manusia yang selalu mendambakan kebaikan (hasanah) dalam segala hal,

tak terkecuali kesehatan. Oleh sebab itu Rasulullah saw. selalu menganjurkan

umatnya untuk memperbanyak salah satu doa yang terbaik, yaitu agar senantiasa

diberikan ampunan (alafw) dan keselamatan (al-afiyah) dari segala macam bahaya,

termasuk penyakit baik fisik maupun mental.

Tujuan pemeriksaan kesehatan pranikah di antaranya adalah untuk mengetahui

kemungkinan penyakit yang diderita oleh calon pasangan Pemeriksaan kesehatan

pranikah di antara tujuannya adalah utnuk memelihara atau menjaga keturunan, ini

merupakan salah satu dari lima tujuan dasar dalam penetapan syariat. Kelima unsur

pokok dimaksud yaitu agama, jiwa, keturunan, akal dan harta.35Tentang keturunan yang

baik ini, nabi Zakaria pernah berdoa agar dianugerahkan anak yang baik (fisik ataupun

35
Asafri Jaya Bakri, Konsep Maqashid Syari‟ah Menurut Al-Syatibi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), h. 64

32
keshalihannya) sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran surah Ali Imron (3):38 yang

berbunyi:

)38 :3/‫ك َس ِم ْي ُع ال ُّدع َۤا ِء ( ٰال عمران‬


َ َّ‫ال َربِّ هَبْ لِ ْي ِم ْن لَّ ُد ْنكَ ُذرِّ يَّةً طَيِّبَةً ۚ اِن‬
َ َ‫َريَّا َربَّهٗ ۚ ق‬
ِ ‫هُنَالِكَ َدعَا َزك‬
“Artinya”Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Wahai Tuhanku,
karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar doa.” (Ali 'Imran/3:38)

Selain itu, doa yang diajarkan al-Quran kepada umat Islam yang ditegaskan dalam
Q.S alfurqon:74 yang berbunyi:
)74 :25/‫اجنَا َو ُذرِّ ٰيّتِنَا قُ َّرةَ اَ ْعيُ ٍن َّواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِ ْينَ اِ َما ًما ( الفرقان‬
ِ ‫َوالَّ ِذ ْينَ يَقُوْ لُوْ نَ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن اَ ْز َو‬

Artinya Dan, orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah


kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami
sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Furqan/25:74)

Ibnul Qoyyim berpendapat bahwa kemaslahatan manusia terletak pada

keadilan kerahmatan, kemudahan keamanan, keselamatan, kesejahteraan dan

kebijaksanaan yang merata. Apa saja yang bertentangan dengan prinsip tersebut maka

hal otomatis dilarang syariah. Sebaliknya, segala hal yang dapat mewujudkan prinsip

tersebut secara integral pasti dianjurkan syariah. Tujuan utama ketentuan syariat

(maqashid asy-syariah adalah tercermin dalam pemeliharaan pilar pilar kesejahteraan

umat manusia yang mencakup “ panca maslahat” dengan memberikan perlindunagn

terhadap aspek keimanan (hifz din), kehidupan (hifz nafs), akal (hifz „aql), keturunan

(hifz nasl) dan harta benda (hifz mal). Apa saja yang menjamin terlindunginya lima

perkara ini adalah maslahat bagi manusia dan dikehendakinya syariah dan segala yang

membahayakannya dikategorikan sebagai mudhorot dan mafsadah yang harus

disingkirkan sebisa mungkin.36

Ditinjau secara psikologis, sebenarnya pemeriksaan itu akan dapat membantu

menyiapkan mental pasangan. Sedangkan secara medis, pemeriksaan itu sebagai

ikhtiar yang membantu mencegah hal hal yang tidak diinginkan di kemudian hari
36
Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah, diterjemahkan oleh : Asep Saefullah FM „Ilamul Muwafiqin Panduan Hukum Islam
(Jakarta : Pustaka Azama, 2000), h. 56

33
sehinga dapat menjadi langkah antisipasi dan tindakan prefentif yang dilakukan jauh

hari untuk menghindarkan penyesalan dan penderitaan dalam rumah tangga.

I. Perlunya Melakukan Tes Kesehatan Pranikah

Pada era industri 4.0 seperti sekarang telah banyak muncul berbagai teknologi

yang memudahkan manusia untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari,

diantanaranya adanya pabrik pengolahan makanan, alat transportasi hingga alat

telekomunikasi menjadi semakin modern. Namun, dibalik munculnya berbagai

kemudahan yang didapatkan manusia mengakibatkan gaya hidup seseorang berubah

pula serta lingkungan juga menjadi rusak. Akibatnya muncul berbagai penyakit baru

yang sebelunya tidak pernah ada. Untuk menjaga dari berbagai penyakit maka

diperlukanlah gaya hidup yang sehat. Seperti berolahraga, mengatur pola makan,

beristirahat yang cukup dan mengontrol tingkat kesetresan. Selain itu, haruslah

melakukan medical check up di rumah sakit agar mengetahui kondisi kesehatannya.

Terlebih untuk seseorang yang akan melaksanakan pernikahan maka diharuskan

melakukan pemeriksaan kesehatan bagi seorang perempuan. Pemeriksaan kesehatan

pranikah sangat penting dilakukan untuk mengetahui risiko pada diri masing-masing

pasangan, juga risiko untuk generasi keturunan nantinya. Banyak hal yang bisa

diantisipasi dengan adanya pemeriksaan kesehatan pranikah, antara lain risiko

penularan penyakit, risiko invertilitas, kematian ibu dan bayi, serta lahirnya bayi

cacat. Risiko lain yang bisa diantisipasi adalah invertilitas (ketidaksuburan). Melalui

skrining, calon pasangan suami-istri bisa mengetahui kondisi sistem reproduksinya.

Misalkan pada wanita dengan obesitas, risiko invertilitasnya tinggi, maka ia harus

menurunkan berat badannya mendekati ideal jika ingin sukses hamil. Begitu pula jika

terjadi gangguan pada sistem reproduksinya, bisa dilakukan pengobatan lebih

dulu.141 Meskipun mungkin belum terlalu umum dilakukan di Indonesia, namun

34
premarital check up sangatlah dianjurkan untuk dilakukan. Tidak semua orang tahu

status kesehatannya masing-masing, maka premarital check up bertujuan untuk

mengenali kondisi kesehatan, risiko, dan riwayat masalah kesehatan yang dimiliki

masing-masing pasangan. Selain itu, mungkin juga terdapat kondisi yang tidak

menimbulkan keluhan, tapi bila menyatu dan diturunkan ke anak bisa menimbulkan

keluhan atau kondisi yang berbahaya. Kapan waktu premarital check up sebaiknya

dilakukan oleh pasangan calon pengantin. Sebenarnya tes kesehatan pranikah bisa

dilakukan kapan saja, tetapi waktu yang terbaik adalah 6 bulan sebelum menikah

sehingga bila ditemukan masalah kesehatan bisa segera dilakukan tindakan

pengobatan pada calon mempelai agar risiko yang mungkin timbul (baik terhadap

pasangan ataupun calon anak kelak) dapat diminimalkan37.

Salah satu tujuan pernikahan yang merupakan bagian dari maqāṣid al-syarī‟ah

yaitu menjaga keturunan dan melindunginya sehingga terbentuk keturunan yang sehat

baik secara jasmani ataupun rohani. Sehat secara jasmani dalam pengertian sehat dari

penyakit-penyakit menular maupun penyakit keturunan. Hal ini dapat berhasil jika

para calon pengantin mempersiapkan dari awal hal-hal yang terkait tentang kesehatan

diri sendiri, Maka dari itu, melihat dan menyelediki riwayat kesehatan calon pasangan

juga menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan. Tes kesehatan pra nikah

merupakan salah satu tindakan preventif menjaga keturunan dari hal-hal yang tidak

diinginkan. Tindakan ini meliputi pengecekan penyakit keturunan atau penyakit

menular dengan tujuan menghindari dari resiko yang muncul pada keturunan mereka.

Dewasa ini tindakan ini sangat dibutuhkan dikarenakan sebagai salah satu solusi dan

sarana meminimalisir jumlah anak yang lahir dengan penyakit turunan dan menular38.

37
142https://www.siloamhospitals.com/Contents/NewsEvents/Advertorial/2019/07/23/00/57/
Pentingnya-Melakukan-Medical-Check-Up-Pranikah diakses pada tanggal 02 mei 2020 pukul
38
143 Rahman MM, dkk. Premarital Health Screening - A Review And Update Jurnal JAFMC Banglades,
Vol 10 (1), 2014

35
Premarital check up memiliki urgensi ataupun nilai-nilai positif jika dilakukan,

diantaranya yaitu: bahwa cek kesehatan sebelum nikah ini sangat memperhatikan sisi

kesehatan pada anak-anak yang akan menjadi keturunannya sehingga keturunan yang

lahir adalah keturunan yang sehat baik secara jasmani maupun ruhani, hal ini

merupakan salah satu tujuan “menjaga keturunan”. Di samping itu tes kesehatan

sebelum nikah adalah tindakan preventif yang sangat efektif untuk meminimalisir

penyebaran penyakit genetik ataupun penyakit menular yang bahaya, tambahnya.

Pada cek kesehatan sebelum nikah pun juga akan dilakukan pengarahan-pengarahan

kesehatan bagi suami istri yang dapat membawa kepada pernikahan yang bahagia,

terlepas dari bahaya kesehatan yang mencekam39.

Pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital check up) adalah sekumpulan

pemeriksaan untuk memastikan status kesehatan kedua calon mempelai laki-laki dan

perempuan yang hendak menikah, terutama untuk mendeteksi adanya penyakit

menular, menahun atau diturunkan yang dapat mempengaruhi kesuburan pasangan

maupun kesehatan janin. Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah berarti

calon pengantin dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap masalah kesehatan

terkait kesuburan dan penyakit yang diturunkan secara genetik. Mengingat fungsi

rumah tangga begitu besar pengaruhnya terhadap kehidupan, maka tentu perlu

berbagai persiapan matang sebelum melangkah ke perkawinan, termasuk persiapan

fisik dan mental. Pemeriksaan kesehatan pra nikah secara eksplisit maupun implisit

disunnahkan dalam Islam bahkan wajib jika mempunyai kemampuan. Bahkan

sekalipun tidak ada riwayat dan indikasi penyakit ataupun kelainan keturunan di

dalam keluarga, berdasarkan prinsip syariah tetap dianjurkan untuk dilakukan

pemeriksaan standar termasuk meliputi tes darah dan urine.40


39
Aiman Muhammad Ali Hatmal, Al-Fahsu Al-Tibby Qobla Al-Zawaj Tibbiyan Wa Shar‟iyyan Wa
Qanuniyyan (Jurnal Majallah Al-Quds Al-Maftuhah Vol 41 (2), 2016), h. 299
40
https://core.ac.uk/download/pdf/295324357.pdf diakses pada tanggal 03 mei pukul 06.30

36

Anda mungkin juga menyukai