KAJIAN PUSTAKA
Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama
Islam. Agama Islam sendiri merupakan agama samawi (wahyu) yang bersumber dari
kitab suci Al-Quran dan Sunnah Rasul (Hadis) 1. Oleh karena itu, untuk dapat
memahami pengertian Hukum Islam, perlu dipahami apa-apa yang dikatakan hukum
di dalam Al Quran.
Dalam Al Quran dikatakan bahwa dijadikan langit dan bumi beserta isinya
Adanya
ciptaanNya. Apabila fungsi hukum adalah mengurus tata tertib, maka tentulah harus
diakui bahwa terjadinya tata tertib didalam alam ini diatur oleh hukum45.
Ulama berpendapat bahwa dalam syariat Islam telah terdapat segala hukum
Hukumhukum itu ada kalanya disebutkan secara jelas serta tegas dan ada kalannya
pula tidak disebutkan secara jelas dan tegas tetapi hanya dikemukakan dalam bentuk
dalil-dalil dan kaidah-kaidah secara umum. Hukum dalam bentuk yang disebut secara
jelas dan tegas tidak diperlukan Ijitihad, tetapi cukup diambil begitu saja dalam nash
dan diamalkan apa adanya, karena sudah jelas dan tegas disebut oleh syari’ (Allah dan
Rasul-Nya).
Hukum Islam dalam bentuk ini disebut al-nushush al-muqaddasah atau wahyu
murni.
1
Taufiqurrohman Syahuri, Legislasi Hukum Perkawinan Diindonesi, Pro-Kontra
Pembentukannya Hingga Putusan Mahkamah Konstitusi (Jakarta: Kencana, 2013), h. 31
11
Adapun Hukum Islam dalam bentuk yang tidak disebut seca jelas dan tegas
diperlukan
upaya secara bersungguh-sungguh oleh para mujtahid untuk menggali hukum yang
terdapat dalam nash melalui pengkajian dan pemahaman yang mendalam. Seluruh
Hukum yang ditetapkan melalui cara ini disebut fiqh.2 Dua bentuk hukum itulah yang
Hukum Islam baik dalam pengertian syariah ataupun dalam pengertian fiqh
dibagi dalam dua lapangan pokok yaitu lapangan (Hukum) Ibadah dan lapangan
(Hukum) muamalah.
1. Lapangan (Hukum) ibadah, yakni ketentuan hukum Islam yang mengatur tata
hubungan antara manusia dengan manusia lain, baik secara individu maupun
2
Alaidin Koto, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta : Rajawali Pers,2012), h.23
12
c. Hukum pidana (al-ahkam al-jina’iyah), hukum Islam yang berhubungan
keuangan
B. Pengertian Kesehatan
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pemeliharaan
kesehatan dunia (WHO) yang baru ini memang lebih luas dan dinamis, dibandingkan
sempurna baik fisik, mental maupun sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan
cacat. Pada batasan yang terdahulu, kesehatan itu hanya mencakup tiga aspek, yakni:
fisik, mental, dan sosial, tetapi menurut Undang-Undang No.23/1992, kesehatan itu
mencakup 4 (empat) aspek yakni fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan ekonomi.3
yang sakinah, yaitu dalam melanjutkan keturunan. Proses reproduksi sudah tentu
melibatkan ayah dan ibu secara aktif sejak awal. Bahkan ketika akan membina rumah
kesehatan wajib hukumnya sebelum proses pernikahan itu berlangsung, apabila ada
3
Soekidjo Notoadmojo, Promosi Kesehatan Dan Ilmu Prilaku, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), h.3
13
yang terjangkit penyakit HIV dan AIDS dan penyakit kelamin lainnya yang sudah
pasti membahayakan pihak lain dan menjaga keserasian antar suami dan istrinya.4
Dari semua penertian sehat diatas maka dapat disimpulkan bahwa sehat adalah
suatu keadaan yang tidak terbatas pada hal-hal yang menyangkut jasmani (fisik) yang
tidak berpenyakit, tetapi juga mengenai mental, jiwa dan akal, yang baik, bersih dan
utuh serta berbagai hal lain diluarnya yang dapat mengganggu kesehatan seseorang. 5
Hal ini terlihat dari beberapa bab pokok yang terkandung dalam syari’at Islam dengan
hygiene).
bagian, yaitu
lain sebagainya;
4
Prayoto, Membangun Keluarga Yang Sehat Dan Sakinah, (Jakarta: BKKBN, 2007), h.11
5
Ibid
6
Ahmad Syauqi al-Fanjari, Nilai Kesehatan Dalam Syari’at Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), Cet. Ke-
2, h. 4.
14
2. tata makanan. Islam melarang berlebihlebihan dalam hal makanan,
makan bukan karena lapar hingga kenyang, diet ketika sedang sakit
dan sebagainya;
e. Kesehatan seks (sex higiene). Hal ini meliputi tentang masalah seks,
f. Kesehatan mental dan jasmani (mental and psychic hygiene). Dalam hal
penyakit yang kritis, tidak putus asa, bunuh diri, dan sebagainya.
g. Bina raga (body built). Dalam hal ini Islam mendorong untuk memiliki
upah pekerja, petani, atau pembantu rumah tangga, menjaga buruh dari
ayat dan hadits Rasul SAW yang memerintahkan agar memelihara ayah,
15
j. Kesehatan ibu dan anak (maternal and child health). Adapun kesehatan ibu
yang dimaksud adalah kesehatan ibu secara umum, yaitu ibu yang sedang
Dari uraian di atas, sungguh banyak dalil-dalil yang bersumber dari al-
Hal ini sebagaimana terdapat dalam firman Allah SWT yang berbunyi;
ٍ mفُوْ حًا اَوْ لَحْ َم ِخ ْن ِز ْيmا َّم ْسmmَّط َع ُم ٗ ٓه آِاَّل اَ ْن يَّ ُكوْ نَ َم ْيتَةً اَوْ َد ًم
رm َ ي ُم َح َّر ًما ع َٰلى
ْ طا ِع ٍم ي َّ َقُلْ ٓاَّل اَ ِج ُد فِ ْي َمٓا اُوْ ِح َي اِل
هّٰللا
:6/امmmوْ ٌر َّر ِح ْي ٌم ( االنعmmُا ِ َّن َربَّكَ َغفmَا ٍد فmmاغ َّواَل َعm ٍ mَفَاِنَّهٗ ِرجْ سٌ اَوْ فِ ْسقًا اُ ِه َّل لِ َغي ِْر ِ بِ ٖ ۚه فَ َم ِن اضْ طُ َّر َغ ْي َر ب
)145
“Artinya Katakanlah, “Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan
kepadaku sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin
memakannya, kecuali (daging) hewan yang mati (bangkai), darah yang
mengalir, daging babi karena ia najis, atau yang disembelih secara fasik,
(yaitu) dengan menyebut (nama) selain Allah. Akan tetapi, siapa pun yang
terpaksa bukan karena menginginkannya dan tidak melebihi (batas darurat),
16
maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Al-
An'am/6:145)7
Dari dalil di atas, suatu larangan untuk tidak memakan bangkai, darah
yang mengalir, dan daging babi. Hal ini dikarenakan merupakan hal-hal kotor.
Bila dihubungkan antara dalil di atas dengan pengertian kesehatan yang telah
Maksudnya memeriksa disini adalah apa yang sering terjadi pada masa
dalam menjamin keselamatan pasangan suami istri, maka dianjurkan kepada yang
pada kesehatan pasangan suami istri nanti, atau untuk jaminan kesehatan anaknya
kelak.8
pemeriksaan untuk memastikan status kesehatan kedua calon mempelai laki-laki dan
7
Departemen Agama Repubulik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta: Syamil Cipta Media,
2005), Cet. Ke-5, h. 147.
8
Syaikh Abu Malik Kamal, Fiqh Sunnah Lin Nisaa’, Ensiklopedi Fiqih Wanita (Depok:
Pustaka Khazanah Fawa’id, 2016), h. 216
17
menular, menahun, atau diturunkan yang dapat mempengaruhi kesuburan pasangan
Hampir semua orang yang akan menikah pasti memiliki tujuan untuk
memiliki keturunan atau anak. Namun, banyak yang tidak menyadari bahwa untuk
bisa memiliki banyak faktor yang berpengaruh, tidak hanya dari perempuan saja
mengetahui apakah ada masalah dalam organ reproduksinya. Sehingga nanti jika
tejadi sesuatu seperti susah memiliki seorang anak atau ada masalah pada
masalah kesehatan terkait kesuburan dan penyakit yang diturunkan secara genetik10.
kedua belah pihak, juga untuk mengetahui kesiapan masingmasing untuk mempunyai
anak. Selain itu juga sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit terutama penyakit
media penyatuan fisik dan psikis antara dua insan dan penggabungan kedua keluarga
besar dalam rangka ibadah dalam rangka melaksanakan perintah Allah SWT dan
9
Monica Purba, “Cek Kesehatan Sebelum Menikah”, dalam
http://pranikah.org/pranikah/cekkesehatan-sebelum-menikah/.htm, diakses pada 24 April 2018
10
Stikesindramayu.ac.ad.on 31 maret 2016. Diakses pada 28 April 2018
11
Ahmad Syauqi Al-Fanjari, Nilai Kesehatan Dalam Syariat Islam , (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 184.
18
sunnah Rasulullah SAW.12 Hal itu tentunya memerlukan berbagai persiapan terkait
yang cukup matang termasuk persiapan fisik sebelum menikah adalah tidak kalah
pentingnya dengan kesiapan materi, sosio-kultural, mental dan hukum. Tes kesehatan
dan fertilitas yang disarankan kalangan medis serta para penganjur dan konsultan
tidak ada riwayat dan indikasi penyakit ataupun kelainan keturunan di dalam
standar termasuk meliputi tes darah dan urine. Hal itu karena prinsip utama (sentral)
syariah Islam menurut Ibnul Qayyim adalah hikmah dan kemaslahatan umat manusia
Diskursus Islam Politik dan Spiritual, dimana terdapat delapan kemaslahatan, yaitu:
12
Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqih Munakahat 2, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke-1, h. 9.
Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, Fiqih Wanita Edisi Lengkap, Penerjemah M. Abdul Ghafar, (Jakarta: Pustaka
al-Kautsar, 1996), Cet. Ke-1, h. 427. Syaikh Hasan Ayyub, Fiqih Keluarga, Penerjemah M. Abdul Ghafar, (Jakarta:
Pustaka al-Kautsar, 2005), Cet. Ke-5, h. 207.
13
13 Imam Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah, I’lam al-Muwaqi’in Rabbi al-alamin, (Ta’liq Thaha Abdurra’uf
Sa’ad), Vol. III, (Cairo: Maktabah al-Kulliyat al-Azhariyah, t.th), h. 14.
14
19
Aspek aqidah (muhafazhah ala al-aqidah),
(maqashidu syari’ah) di atas, menurut Imam al-Ghazali bahwa apa saja yang
maslahat bagi manusia dan yang dikehendaki oleh syariah dan segala yang
tes kesehatan akan dapat membantu menyiapkan mental dari pasangan yang
pemeriksaan itu sebagai ikhtiar (usaha) yang bisa membantu dalam mencegah
15
Hafizh Abdurrahman, Diskursus Islam Politik dan Spiritual, (Jakarta: Wadi Press, 2002), h. 191-192
16
16 As-Syekh al-Imam Hujjatu al-Islam Muhammad bin Muhammad Abu Hamid, Al- Gazali, al-
Mustashfa (Tahqiq wa Ta’liq Asy-Syaikh Muhammad Musthafa Abu Illa’), Vol. 1, (Beirut: Dar al-Fikr, 1993), h.
139-140
17
http://www.google.com-dakwatuna.com, artikel Muhammad Sholihin, tes kesehatan dalam
perspektif Islam//12/01/2022//
20
Dari keterangan di atas, maka tes kesehatan yang dilakukan kepada
mencegah kemudharatan yang akan menimpa pasangan suami isteri dan akan
tangga. Oleh karena itu, berkaitan dengan tes kesehatan yang harus dilakukan
kepada calon pengantin, dalam hal ini para ahli abstetri (ilmu kebidanan) dan
Rentang waktu itu diperlukan untuk melakukan pengobatan jika ternyata salah
dengan gejala tertentu yang dialami calon pengantin secara jujur, berani dan
keluarga didapati riwayat kesehatan yang kurang baik. Namun, jika semuanya
lancar-lancar saja, maka hanya dilakukan pemeriksaan standar, yaitu cek darah
dan urine19
calon ibu tidak mengalami talasemia, infeksi pada darah dan sebagainya.
syndrome (APS), yaitu suatu kelainan pada darah yang bisa mengakibatkan
kasus seperti itu, biasanya para dokter akan melakukan tindakan tertentu
18
Dadang Hawari, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Jakarta: DanaBhakti Prima Yasa, 1996),
h. 21.
19
Ibid
21
sebagai langkah , sehingga pada saat pengantin perempuan hamil dia dapat
mempertahankan bayinya20
virus toksoplasma. Virus yang bisa mengakibatkan kecacatan pada bayi ini
kurang matang atau tersebar melalui kotoran atau bulu binatang piaraan. Oleh
karena itu, untuk mengetahuinya, agar dapat ditangani Secara dini diperlukan
itu banyak juga dari pengalaman klinis dilakukan pemeriksaan sperma untuk
gerakan sperma dan bentuk sperma. Sperma yang baik menurut para ahli,
jumlahnya harus lebih dari 20 juta setiap cc-nya dengan gerakan lebih dari
50% dan memiliki bentuk normal lebih dari 30% . Bila dalam pemeriksaan
ditemukan kelainan pada sperma, maka waktu tiga bulan setelah pemeriksaan
calon mempelai wanita, jangka waktu tiga bulan juga dianggap memadai
20
http://www.google.com-dakwatuna.com, artikel Muhammad Sholihin, tes kesehatan dalam
perspektif Islam//12/01/2022//
21
Ibid
22
masa menstruasi tidak lancar dengan disiplin mengikuti terapi khusus dan
memiliki resus darah positif. Sedangkan bangsa Eropa dan Kaukasia biasanya
campuran yang berasal dari dua bangsa berbeda sangatlah penting. Resus
berfungsi sama dengan sidik jari yaitu sebagai penentu. Setelah mengetahui
Jika ibu memiliki resus positif dan embrio menunjukkan resus negatif,
sejak dini karena tidak mungkin janin akan bertahan hidup secara normal di
nantinya akan gugur juga. Pengalaman ini biasanya di kalangan medis disebut
sebagai kasus incompabilitas resus. Calon pengantin juga sering diminta untuk
menular bisa mengakibatkan aliran darah mengental sehingga darah si ibu sulit
itu, jika salah satu calon pengantin memiliki catatan down syndrome karena
22
Dian Qamajaya, Op. Cit, h. 23.
23
Ibid
23
intensif lagi. Sebab, riwayat hidup yang demikian dapat mengakibatkan bayi
lahir idiot24
yang dapat terjadi pada vagina mempelai wanita yang diakibatkan hubungan
para medis bagi para ibu hamil di usia kehamilan 5-6 bulan untuk mencegah
terjadinya tetanus pada luka ibu ataupun bayi saat proses kelahiran. Sedangkan
serum kontrasepsi oleh para medis sebaiknya dihilangkan dan jika terbukti
adanya pengalaman sebelumnya atau indikasi kuat mal praktik yang disengaja
tersebut, maka dapat dilaporkan para pihak terkait dan yang berwenang, dan
hal itu di samping melanggar kode etik kedokteran, juga merupakan suatu
tindak pidana25
memperhatikan aspek keturunan serta aspek kesehatan fisik dan mental (hifdz
nasl dan hifdz ‘aql). Hal itu dapat kita kaji dari hadits Rasulullah SAW
tentang pelarangan Nabi terhadap pernikahan antar kerabat dekat apalagi yang
lahirnya keturunan yang lemah fisik dan akal di samping memelihara aspek
24
Muladino, Teknologi Rekayasa Genetik, Edisi Kedua, (Bogor: IPB Press, 2010), h. 9.
25
Zakiah Daradjat, Islam dan Kesehatan Mental, (Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 1996), Cet. Ke-VIII,
h. 27
24
salah satu bentuk perhatian terhadap aspek genetik calon pasangan. Selain itu,
anjuran Nabi SAW untuk memilih pasangan yang penuh kasih sayang (wadud)
dan subur (walud) sebagaimana riwayat Abu Dawud, An-Nasa’i dan al-Hakim
keturunan yang shalih. Thariq Ismail Khalya dalam Az-Zawaj fil Islam, di
menekankan bahwa calon suami harus sehat jasmani dan rohani steril dari
yang dapat menular ataupun menurun. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa
Umar bin Khathab pernah memutuskan bahwa seorang pengantin pria diberi
setelah melewati setahun belum sembuh dan pengantin wanita menuntut cerai
maka akan dikabulkan dan disetujui oleh pihak hakim. Hal ini merupakan
menikah agar dapat diketahui lebih awal berbagai kendala dan kesulitan medis
26
Ibid
25
langkah preventif) terhadap segala hal yang dapat membahayakan bagi panca
pasangan calon pengantin berupa tes darah yang dilakukan27 Namun, bila
dalam tes darah terbukti bahwa tidak terdapat sesuatu yang akan
dalam keluarga salah satu pasangan terdapat penderita penyakit yang tidak
diinginkan. Akan tetapi, setelah dilakukan tes darah dan ternyata terbukti
dalam hal ini tekad dan rencana untuk melangsungkan akad perkawinan dapat
- Tujuan
dilahirkan (riwayat kesehatan kedua belah pihak), termasuk soal genetik, penyakit
27
Soekidjo Noto Atmodjo, Kesehatan Masyaratak: Ilmu dan Seni, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 52
26
Pemeriksaan kesehatan pranikah berfungsi untuk mengetahui status/kondisi
menular.
masyarakat.
berkualitas secara fisik dan mental. Sebab, dengan tes kesehatan ini akan
pernikahan terjadi.
28
Prodia.co.id on 11 oktober 2016.diakses pada 28 April 2018
27
g. Sebagai upaya untuk memberikan jaminan tidak adanya bahaya yang
tersebut baik ataupun buruk kembali kepada kedua pasangan tersebut. Dokter
secara jujur berani dan objektif. Misalnya, pemeriksaan harus dilakukan lebih
spesifik jika dalam keluarga didapati riwayat kesehatan yang kurang baik.
adalah molukel protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media
29
3Madina Adipustaka, “Bagaimana Islam Memandang Pemeriksaan Kesehatan Pranikah?”, dalam
http://penerbitmadina.wordpress.com/2011/11/22/bagaimana-islammemandang-pemeriksaankesehatan-
pranikah/.mht, diakses pada 04 November 2018
30
Muhammad Hamdani, Pendidikan Agasma Islam “Islam Dan Kebidanan”, (Jakarta Cv Tras
Info Media, 2012), h.77
28
zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah bewarna
merah31.
Rhesus berfungsi sama dengan sidik jari yaitu sebagai penentu. Setelah
dapat mengalami beberapa seperti: janin yang tidak sempurna atau cacat,
alin-lain.
virus.
untuk
bisa segera menentukan terapi yang lebih tepat jika dinyatakan terjangkit
penyakit tersebut.
31
Kris Cahyo Mulyono, Pemeriksaan Darah Lengkap, (t.tp.:t.p.,t.t.), h.1
32
Ibid
29
6. Pemeriksaan TORCH Kasus yang paling banyak terjadi pada calon ibu
memantau kelainan ginjal atau saluran kemih selain itu bisa untuk
saluran kemih saat kehamilan beresiko baik bagi ibu dan bayi berupa
kelahiran prematur, berat janin yang rendah dan resiko kematian saat
persalinan.
tiga katagori yaitu jumlah sperma, gerakan sperma, dan bentuk sperma.
(ISR/IMS)
30
11. Foto Thorax dan EKG Pemeriksaan ini bermanfaat untuk melihat keadaan
secara jujur berani dan objektif.Misalnya, pemeriksaan harus dilakukan lebih spesifik
jika dalam keluarga didapati riwayat kesehatan yang kurang baik.Namun jika
semuanya baik-baik saja, maka cukup melakukan pemeriksaan standar saja, yaitu cek
33
Muhammad Hamdani, Pendidikan Agama Islam “Islam dan Kebidanan” (Jakarta : Info Trans Info Media,
2012) h. 77
34
Kemenkes dan Kemenag RI “ Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin”.... h. 9
31
2). Frekuensi nafas
mengidentifikasi status gizi dan deteksi awal anemia. Hal ini penting
dilakukan karena wanita yang menderita malnutrisi sebelum hamil atau selama
Setiap orang pasti mendambakan kebaikan dalam kehidupannya, baik secara fisik
keinginan manusia yang selalu mendambakan kebaikan (hasanah) dalam segala hal,
tak terkecuali kesehatan. Oleh sebab itu Rasulullah saw. selalu menganjurkan
umatnya untuk memperbanyak salah satu doa yang terbaik, yaitu agar senantiasa
diberikan ampunan (alafw) dan keselamatan (al-afiyah) dari segala macam bahaya,
pranikah di antara tujuannya adalah utnuk memelihara atau menjaga keturunan, ini
merupakan salah satu dari lima tujuan dasar dalam penetapan syariat. Kelima unsur
pokok dimaksud yaitu agama, jiwa, keturunan, akal dan harta.35Tentang keturunan yang
baik ini, nabi Zakaria pernah berdoa agar dianugerahkan anak yang baik (fisik ataupun
35
Asafri Jaya Bakri, Konsep Maqashid Syari‟ah Menurut Al-Syatibi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), h. 64
32
keshalihannya) sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran surah Ali Imron (3):38 yang
berbunyi:
Selain itu, doa yang diajarkan al-Quran kepada umat Islam yang ditegaskan dalam
Q.S alfurqon:74 yang berbunyi:
)74 :25/اجنَا َو ُذرِّ ٰيّتِنَا قُ َّرةَ اَ ْعيُ ٍن َّواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِ ْينَ اِ َما ًما ( الفرقان
ِ َوالَّ ِذ ْينَ يَقُوْ لُوْ نَ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن اَ ْز َو
kebijaksanaan yang merata. Apa saja yang bertentangan dengan prinsip tersebut maka
hal otomatis dilarang syariah. Sebaliknya, segala hal yang dapat mewujudkan prinsip
tersebut secara integral pasti dianjurkan syariah. Tujuan utama ketentuan syariat
terhadap aspek keimanan (hifz din), kehidupan (hifz nafs), akal (hifz „aql), keturunan
(hifz nasl) dan harta benda (hifz mal). Apa saja yang menjamin terlindunginya lima
perkara ini adalah maslahat bagi manusia dan dikehendakinya syariah dan segala yang
ikhtiar yang membantu mencegah hal hal yang tidak diinginkan di kemudian hari
36
Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah, diterjemahkan oleh : Asep Saefullah FM „Ilamul Muwafiqin Panduan Hukum Islam
(Jakarta : Pustaka Azama, 2000), h. 56
33
sehinga dapat menjadi langkah antisipasi dan tindakan prefentif yang dilakukan jauh
Pada era industri 4.0 seperti sekarang telah banyak muncul berbagai teknologi
pula serta lingkungan juga menjadi rusak. Akibatnya muncul berbagai penyakit baru
yang sebelunya tidak pernah ada. Untuk menjaga dari berbagai penyakit maka
diperlukanlah gaya hidup yang sehat. Seperti berolahraga, mengatur pola makan,
beristirahat yang cukup dan mengontrol tingkat kesetresan. Selain itu, haruslah
pranikah sangat penting dilakukan untuk mengetahui risiko pada diri masing-masing
pasangan, juga risiko untuk generasi keturunan nantinya. Banyak hal yang bisa
penularan penyakit, risiko invertilitas, kematian ibu dan bayi, serta lahirnya bayi
cacat. Risiko lain yang bisa diantisipasi adalah invertilitas (ketidaksuburan). Melalui
Misalkan pada wanita dengan obesitas, risiko invertilitasnya tinggi, maka ia harus
menurunkan berat badannya mendekati ideal jika ingin sukses hamil. Begitu pula jika
34
premarital check up sangatlah dianjurkan untuk dilakukan. Tidak semua orang tahu
mengenali kondisi kesehatan, risiko, dan riwayat masalah kesehatan yang dimiliki
masing-masing pasangan. Selain itu, mungkin juga terdapat kondisi yang tidak
menimbulkan keluhan, tapi bila menyatu dan diturunkan ke anak bisa menimbulkan
keluhan atau kondisi yang berbahaya. Kapan waktu premarital check up sebaiknya
dilakukan oleh pasangan calon pengantin. Sebenarnya tes kesehatan pranikah bisa
dilakukan kapan saja, tetapi waktu yang terbaik adalah 6 bulan sebelum menikah
pengobatan pada calon mempelai agar risiko yang mungkin timbul (baik terhadap
Salah satu tujuan pernikahan yang merupakan bagian dari maqāṣid al-syarī‟ah
yaitu menjaga keturunan dan melindunginya sehingga terbentuk keturunan yang sehat
baik secara jasmani ataupun rohani. Sehat secara jasmani dalam pengertian sehat dari
penyakit-penyakit menular maupun penyakit keturunan. Hal ini dapat berhasil jika
para calon pengantin mempersiapkan dari awal hal-hal yang terkait tentang kesehatan
diri sendiri, Maka dari itu, melihat dan menyelediki riwayat kesehatan calon pasangan
juga menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan. Tes kesehatan pra nikah
merupakan salah satu tindakan preventif menjaga keturunan dari hal-hal yang tidak
menular dengan tujuan menghindari dari resiko yang muncul pada keturunan mereka.
Dewasa ini tindakan ini sangat dibutuhkan dikarenakan sebagai salah satu solusi dan
sarana meminimalisir jumlah anak yang lahir dengan penyakit turunan dan menular38.
37
142https://www.siloamhospitals.com/Contents/NewsEvents/Advertorial/2019/07/23/00/57/
Pentingnya-Melakukan-Medical-Check-Up-Pranikah diakses pada tanggal 02 mei 2020 pukul
38
143 Rahman MM, dkk. Premarital Health Screening - A Review And Update Jurnal JAFMC Banglades,
Vol 10 (1), 2014
35
Premarital check up memiliki urgensi ataupun nilai-nilai positif jika dilakukan,
diantaranya yaitu: bahwa cek kesehatan sebelum nikah ini sangat memperhatikan sisi
kesehatan pada anak-anak yang akan menjadi keturunannya sehingga keturunan yang
lahir adalah keturunan yang sehat baik secara jasmani maupun ruhani, hal ini
merupakan salah satu tujuan “menjaga keturunan”. Di samping itu tes kesehatan
sebelum nikah adalah tindakan preventif yang sangat efektif untuk meminimalisir
Pada cek kesehatan sebelum nikah pun juga akan dilakukan pengarahan-pengarahan
kesehatan bagi suami istri yang dapat membawa kepada pernikahan yang bahagia,
pemeriksaan untuk memastikan status kesehatan kedua calon mempelai laki-laki dan
terkait kesuburan dan penyakit yang diturunkan secara genetik. Mengingat fungsi
rumah tangga begitu besar pengaruhnya terhadap kehidupan, maka tentu perlu
fisik dan mental. Pemeriksaan kesehatan pra nikah secara eksplisit maupun implisit
sekalipun tidak ada riwayat dan indikasi penyakit ataupun kelainan keturunan di
36