Anda di halaman 1dari 6

JURNAL

EVALUASI PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BENGKEL

Disusun Oleh :

AFDAL : 200203500001

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2022
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan; (1) Partisipasi dan kebutuhan masyarakat
terhadap program, pengetahuan peserta didik tentang bengkel. (2) Motivasi, karakteristik
peserta didik dan narasumber, pendanaan, sarana dan prasarana. (3) Aktivitas peserta
didik selama pelatihan, strategi pembelajaran, dan hubungan antar pribadi. (4) Dampak
yang ditimbulkan. (5) Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program
kewirausahaan bengkel.Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan
menggunakan model penelitian CIPP. Pengumpulan data menggunakan metode
wawancara,dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Aspek
context menunjuk-kan kesesuaian antara kebutuhan dan partisipasi, pengetahuan peserta
didik tentang bengkel.Aspek input menunjukkan motivasi, karakteristik peserta didik dan
narasumber, pendanaan,sarana prasarana dalam kategori baik. Aspek process
menunjukkan aktivitas peserta didik strategi pembelajaran, dan hubungan antar pribadi
dalam kategori baik. Aspek product me-nunjukkan kegiatan program terlaksana dengan
baik. Faktor pendukung meliputi motivasi yang tinggi dari peserta didik, sarana
prasarana. Adapun kendalanya meliputi kekosongan narasumber dan apabila ada
barang/peralatan bengkel hilang.Kata Kunci: pelaksanaan program kewirausahaan,
keberhasilan program kewirausahaan.

Abstract

This study aimed to describe; (1) Participation and community needs of the
program,learners knowledge of workshop. (2) Motivation, characteristics learners and
speaker, facilitiesand infrastructure. (3) Activities of students during training, learning
strategies, and interpersonal relationship.(4) Impact. (5) Factors supporting and inhibiting
the implementation of the entrepreneurship. This was an evaluation study employing the
CIPP. The data were collected through interviews, documentation, and observations. The
results are as follows; The context aspect shows a correspondence between the needs and
the participants’ participation, and their workshop knowledge. The input aspect shows the
participants’ motivation and characteristics, the tutors’ characteristics, the funding, and
the infrastructure facilities which are in the good category. The process aspect shows the
partici-pants’ activities during the training, the learning strategies, and the interpersonal
relationship which are in the good category. The product aspect shows that the activities
of the workshop entrepreneurship program can be well implemented. Contributing factors
include high moti-vation, participants’ high motivation, and infrastructure facility
availability. As for obstacles include vacancy sources and the loss of the workshop
equipment.Keywords: implementation of the entrepreneurship program, success of the
entrepreneurship program
Menurut Hisrich & Peters (2008, p.8) kewirausahaan (entrepreneur) sebagai:
entrepreneurship is the process of creating something new with value by devoting the
necessary time and effort,assuming the accompanying financial,psychic, and social risk,
and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction and
independence.

Kewirausahaan merupakan sebuah proses menciptakan sesuatu yang baru, yang memiliki
nilai dengan mengabadikan waktu dan tenaga, disertai dengan modal (keuangan), psikis,
dan berani menanggung resiko,dan menghasilkan keuntungan berbentuk materi, kepuasan
tersendiri dan kemandirian.

METODE

Penelitian ini dikategorikan penelitian evaluasi program (evaluation program research)


dengan menggunakan salah satu model evaluasi, yaitu model CIPP yang dikembangkan
oleh Stufflebem dan menggunakan pendekatan kualitatif deskripif.Alasan pengambilan
model ini karena kedekatannya dengan evaluasi program pendidikan luar sekolah yang
sistemik mencakup komponen, proses, dan tujuan program. Pada penelitian ini sasaran
yang diambil dalam evaluasi program model CIPP adalah sebagai berikut:

Evaluasi Context

Sasaran untk Context evaluasi program kewirausahaan bengkel adalah peserta didik
dilihat dari partisipasi dan kebutuhan peserta didik, letak bengkel dan pengetahuan
peserta didik terhadap program kewirausahaan bengkel.

Evaluasi Input

Evaluasi Input dengan sasaran peserta didik, narasumber, penyelenggara program dilihat
motivasi, karakteristik peserta didik,karakteristik narasumber, pendanaan, sarana dan
prasarana.

Evaluasi Process

Sasaran untuk process evaluasi program kewirausahaan bengkel di PKBM Tunas Bangsa
Tugu Semarang yaitu aktivitas peserta didik selama pelatihan, strategi
pem-belajaran/pelatihan dan hubungan antar pribadi. Indikator-indikator yang akan
dievaluasi adalah pembelajaran di kelas meliputi: pendekatan dan metode, pemberian
tambahan belajar, pembelajaran praktek,dan waktu pembelajaran/pelatihan.
Evaluasi Product

Sasaran yang diambil untuk mengevaluasi product yaitu dampak yang ditim-bulkan dari
penyelenggara program kewirausahaan.

Product (Evaluasi Hasil Pelaksanaan Program Kewirausahaan Bengkel)

Penyelenggaraan program kewirausahaan digagas dan dikembangkan oleh Pembinaan


Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jendral PAUDNI, Kemen-Pendidikan dan
Kebudayaan yaitu pembelajaran kewirausahaan, rintisan inkubator wirausaha atau bisnis,
dan pengembangan sentra kewirausahaan. Keberhasilan program kewirausahaan bengkel
yang dilihat melalui evaluasi pelaksanaan program yang diukur dari empat aspek dan
tahapan yang digunakan dalam pelaksanaan program tersebut mendapatkan hasil yang
baik.Keberhasilan program yang menggunakan empat aspek yang diambil dari model
implemesntasi Grindle,Edwar III, Van Meter dan Van Horn, dan Sabatir (Wahap,
1992,p.22).Sikap pelaksana yang mendukung program akan menumbuhkan kreatifitas
agar implementasi lebih efektif, sumber daya yang memadai untuk setiap kegiatan
implmentasi program, sumber daya tersebut dapat berupa sumber daya manusia sebagai
pelaksana dan sumber dana untuk mendukung kelancaran program, komunikasi yang
baik merupakan penghubung antar pelaksana atau penyampaian pesan dari pemerintah ke
publik, daya dukung masyarakat adalah tingkat partisipasi masyarakat penerima dalam
melaksanakan program.”

Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Kewirausahaan Bengkel

Faktor Pendukung;Keberhasilan suatu program tidak bisa terlepas dari adanya faktor
pendukung yang menjadi kekuatan dalam proses pelaksanaannya. Berjalannya program
kewirausahaan bengkel. dengan kebutuhan para peserta didik, dikarenakan adanya
beberapa faktor pendukung. Faktor tersebut yaitu: Pertama, dana dari pusat. Adanya dana
dari pusat sehingga perlengkapan untuk menunjang proses pelatihan dapat
terpenuhi.Kedua, tempat yang strategis pernah sepi. Hal ini tentunya menguntungkan
bagi peserta didik, karena mereka selalu bisa mempraktekkan apa yang telah mereka
pelajari.Ketiga, dukungan dari peserta didik.Dukungan dari peserta didik dan/warga
masyarakat sekitar dalam program kewirausahaan sangatlah penting, karena tanpa
dukungan mereka maka program ini tidak akan berlangsung. Seperti yang diungkapkan
oleh HD: “Adanya bantuan dana dari pusat mbak. Keterlibatan dari peserta didik maupun
warga masyarakat sekitar sangat membantu keberhasilan program ini karena mereka
bersungguh-sungguh dalam me-ngerjakan sesuatunya, sehingga hasil yang diperolehpun
baik dan tidak sedikit dari pengguna jalan mempercayakan dan kembali lagi ke bengkel
kita apabila kendaraan mereka rusak”
Faktor Penghambat;Banyak hal yang bisa menjadi penghambat dalam pelaksanaan
program. Begitu juga yang terjadi pada program kewirausahaan bengkel, tidak semuanya
berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pertama,kurangnya fasilitator. Hal
ini menyebabkan fasilitator para fasilitator merangkap untuk menjadi pengajar dan
menjadi pelatihan dalam program kewirausahaan.Kedua, peserta didik benar benar belum
mengetahui tentang perbengkelan.Mereka yang ikut kebanyakan masing belum begitu
mengerti bagaimana cara memperbaiki kendaraan, bahkan banyak juga diantara mereka
yang belum mengenal nama alat-alat yang digunakan. Ini membuat fasilitator harus
memulai benar-benar dari awal.

PEMBAHASAN

Context (Partisipasi dan Kebutuhan Masyarakat terhadap Program, Letak Bengkel


Apakah Strategis, Pengetahuan Peserta Didik tentang Bengkel)

Pendidikan nonformal mengutamakan program yang berkaitan dengan upaya pemenuhan


kebutuhan yang dirasakan dan dinyatakan oleh masyarakat pada dasarnya berorientasi
pada pembinaan dan pengembangan kewirausahaan.Kewirausahaan amat penting bagi
proses pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi yang terkait dengan bidang
sosial,budaya, politik. Dengan adanya program kewirausahaan, masyarakat bisa
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui pemberdayaan dengan berbagai
program yang memfasilitasi masyarakat untuk melek dalam berbagai bidang kehidupan.

PENUTUP

Simpulan

Pada konteks penyelenggaraan program kewirausahaan bengkel,yang meliputi kebutuhan


dan partisipasi peserta didik menunjukkan kesesuaian antara program kewirausahaan
dengan kebutuhan belajar peserta didik, pengalaman peserta didik yang menunjukkan
beberapa dari mereka tidak memiliki dasar dalam keterampilan terutama bengkel.

Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan berdasarkan pada hasil simpulan dan implikasi di
atas sebagai berikut: (1) Kinerja narasumber terus ditingkatkan serta penambahan
narasumber dengan cara mendatangkan dari instansi terkait; (2) Pengambilan keputusan
melibatkan peserta didik; (3) Fasilitator harus memastikan ketersediaan waktunya selama
berlangsung-nya program; (4) Menambah fasilitator supaya tidak ada peran ganda di
dalam pembelajaran dan pelatihan sehingga hasil akan lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Hissrich, R.D., & Peters, M.P (2002). Entrepreneurship. 5th. New


York;TheMCGraw Hill.

Kamil, Mustofa. (2009). Pendikan nonformal (pengembangan melalui pusat kegiatan


belajar mengajar PKBM diIndonesia, sebuah pembelajaran dari kominkan Japan).
Bandung: Alfabeta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Petunjuk pelaksanaan bantuan


sosial Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM). Jakarta: Direktorat Pembinaan
Kursus dan Pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai