Anda di halaman 1dari 3

CONTOH ANALISIS KASUS

Analisis identifikasi Isu Menggunakan APKL untuk menetapkan isu isu prioriras
atau masalah yang layak untuk diangkat dalam Rancangan Aktualisasi :

NO Isu / masalah A P K L JML Rank


1 Rendahnya pengetahuan pasien Diabetes
mellitus tentang komplikasi penyakitnya di 5 5 4 5 19 1
Puskesmas Padang
2 Kurang update nya ilmu tenaga medis 4 3 5 4 15 2
Puskesmas
Padang akibat kurang meratanya pelatihan
3 Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap
PHBS dalam mencegah diare di lingkungan 2 1 3 3 9 4
Puskesmas Padang
4 Kurangnya pengetahuan cuci tangan pada
keluarga pasien di ruangperawatan Puskesmas 3 4 1 2 10 3
Padang

Analisis Isu Menggunakan USG untuk menentukan prioritas isu atau masalah
yang mendesak akan dipilih dalam Rancangan Aktualisasi

Penilaian Kriteria
No Jml Rank
Masalah U S G

1 Rendahnya pengetahuan pasien Diabetes melitus 5 5 5 15 1


tentang komplikasi penyakitnya di Puskesmas
Padang
2 Kurang update nya ilmu tenaga medis Puskesmas 4 4 3 11 2
Padang akibat kurang meratanya pelatihan
3 Kurangnya pengetahuan cuci tangan pada 3 2 4 9 3
keluarga pasien di ruang perawatan
Puskesmas Padang

Cara menentukan kriteria penilaian dengan skala likert 1 – 5 :

Mendesaknya Gawat Cepat


Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)
Genting Penting Perkembangan
Sangat Mendesak = 5 Sangat Gawat = 5 Sangat Cepat = 5
Mendesak = 4 Gawat = 4 Cepat = 4
Cukup Mendesak = 3 Cukup Gawat = 3 Cukup Cepat = 3
Kurang Mendesak = 2 Kurang Gawat = 2 Kurang Cepat = 2
Tidak Mendesak = 1 Tidak Gawat = 1 Tidak Cepat = 1

Identifikasi Prioritas Isu Yang Akan Diangkat :


Isu yang terpilih sebagai isu prioritas yaitu Rendahnya Pengetahuan Pasien
DM tentang komplikasi penyakit DM di Puskesmas Padang Kecamatan Cempaka
Kabupaten Koba

Alasan Memilih Core Isu Dan Tujuan Penyelesaian Masalah


Penderita Diabetes Melitus yang memiliki pengetahuan yang baik akan
memiliki kesadaran akan penyakitnya. Penderita atau pasien DM tersebut akan
berperan serta dalam penyembuhan penyakitnya sehingga mengurangi beban
Puskesmas sebagai penyedia layanan kesehatan dan meningkatkan pencapaian
kontrol optimal penyakit dan meminimalisir komplikasi.
Akibat kurangnya pengetahuan dan kesadaran pada penderita DM akan
mempengaruhi penderita DM dalam menangani penyakitnya sehingga
meningkatkan resiko terjadinya komplikasi DM, seperti gagal ginjal, kebutaan,
amputasi non traumatik, serta predisposisi penyakit kardiovaskuler atau penyakit
lainnya.

Ide Gagasan Pemecahan Isu.


Berdasarkan hasil analisis isu tersebut, perlu mencari cara atau ide gagasan
sebagai solusi pemecahan isu yaitu bagaimana meningkatkan pengetahuan pasien
penderita DM dengan judul Rancangan Aktualisasi : Peningkatan Pengetahuan
Pasien DM tentang komplikasi penyakit DM di Puskesmas Padang Kecamatan
Cempaka Kabupaten Koba. dengan Skrining dan Sosialisasi kepada pasien DM
beresiko tinggi.
Secara umum, penyakit Diabetes Melitus (DM) terjadi akibat gaya hidup
tidak sehat yang menyebabkan akumulasi menumpuknya kadar gula dalam
darah dan berada di atas ambang batas normal yang bersifat kronis dan jangka
panjang. Diabetes melitus tipe-1 terjadi karena penyakit autoimun yang
menyebabkan pankreas tidak dapat memproduksi insulin. Sementara itu, diabetes
melitus tipe-2 muncul sebagai efek dari pola makan tidak sehat karena tidak bisa
mengontrol asupan gula yang masuk dalam tubuh. Menurut WHO, Diabetes Melitus
(DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan
multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi
fungsi insulin. (WHO, 2012)
Tujuan dari tes skrining adalah deteksi dini untuk mengurangi risiko penyakit
atau memutuskan metode pengobatan yang paling efektif. Tes ini tidak masuk dalam
kategori diagnostik, tetapi digunakan untuk mengidentifikasi populasi yang diharuskan
untuk menjalani tes tambahan untuk menentukan ada atau tidaknya penyakit.
Tes skrining akan dapat dilakukan dan dipertimbangkan jika terdapat adanya
penyakit yang tinggi dengan potensi konsekuensi yang serius, kondisi penyakit
memiliki riwayat alami dengan tahap laten dengan tanpa adanya gejala. (Kemenkes
2015).

Anda mungkin juga menyukai