Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Oleh:
2022
Lembar Pengesahan
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Telah Diterima Dan Disahkan Oleh Clinical Teacher (CT) dan Clinical
Instructure (CI) Stase Keperawatan Dasar Profesi (KDP) Sebagai Syarat Memperoleh
Penilaian Dari Departement Stase Keperawatan Dasar Profesi Program Profesi Ners
STIKes Buleleng.
LEMBAR KONSUL
Nama : Komang Karseni
NIM 20089142134
Clinical Instructure (CI) : dr. I Putu Edy Suastanaya, S.Ked.
Judul LP/LK : Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Bersihan Jalan
Nafas Tidak Efektif Dengan Diagnosa Medis ISPA Di
Puskesmas Seririt II Tanggal 12 Nopember 2020
Hari/
Materi Catatan Pembimbing Paraf
No tanggal
LEMBAR KONSUL
Nama : Komang Karseni
NIM 20089142134
Clinical Teacher (CT) : ………………………...
Judul LP/LK : Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Bersihan Jalan
Nafas Tidak Efektif Dengan Diagnosa Medis ISPA Di
Puskesmas Seririt II Tanggal 12 Nopember 2020
Hari/
Materi Catatan Pembimbing Paraf
No tanggal
………………………………….
NIK.
Laporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Oksigenasi
A. DEFENISI
aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak
mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat
tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam keadaan
biasa manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar
metabolisme sel. Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga
B. FISOLOGI OKSIGEN
volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau
2. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan
CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
c. Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana
dalam rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena
vulmonalis.
3. Transportasi
dan CO² jaringan tubuh ke kaviler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh
1. Faktor fisiologis
2. Faktor perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang
sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara.Bayi memiliki dada yang kecil
dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa
oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.
oksigenasi jaringan:
a. Bayi Prematur.
3. Faktor lingkungan
daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup
meningkat.
sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang
4. Gaya hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan
penyakitparu.
5. Status kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan
ketika depresi pusat pernapasan dimedula.Oleh karena itu bila memberikan obat-
pernapasan.
c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan sel jaringan.
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama
ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti
Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran
pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas
meliputi: hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda
asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila
individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas. Obstruksi jalan
napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran
1. Hypoxia
a. Gangguan pernapasan
2. Hyperventilasi
jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa
a. Pusing
b. Nyeri kepala
c. Henti jantung
d. Koma
e. Ketidakseimbangan elektrolit
3. Hypoventilasi
sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari
b. Nyeri dada
4. Cheyne Stokes
Bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari perafasan yang sangat dalam,
lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, o.k gagal jantung kongestif, PTIK,
Fisiologis :
Pathologis :
1) Gagal jantung
2) Pada pasien uraemi ( kadar ureum dalam darah lebih dari 40mg%)
5. Kussmaul’s ( hyperventilasi )
6. Apneustic
7. Biot’s
Nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan gangguan
F. Patofisiologi
Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan
tubuh.Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia yang
terdapat pada permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus ke arah faring
atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring.Jika refleks tersebut gagal
maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan (Kending dan
Chernick, 1983).
Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering (Jeliffe,
1974).Kerusakan stuktur lapisan dinding saluran pernafasan menyebabkan kenaikan
aktifitas kelenjar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran nafas, sehingga
terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi noramal.Rangsangan cairan yang
berlebihan tersebut menimbulkan gejala batuk (Kending and Chernick, 1983).Sehingga
pada tahap awal gejala ISPA yang paling menonjol adalah batuk.
Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder
bakteri.Akibat infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme mukosiliaris yang
merupakan mekanisme perlindungan pada saluran pernafasan terhadap infeksi bakteri
sehingga memudahkan bakteri-bakteri patogen yang terdapat pada saluran pernafasan
atas seperti streptococcus pneumonia, haemophylus influenza dan staphylococcus
menyerang mukosa yang rusak tersebut (Kending dan Chernick, 1983).Infeksi sekunder
bakteri ini menyebabkan sekresi mukus bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran
nafas sehingga timbul sesak nafas dan juga menyebabkan batuk yang produktif.Invasi
bakteri ini dipermudah dengan adanya fakor-faktor seperti kedinginan dan malnutrisi.
Suatu laporan penelitian menyebutkan bahwa dengan adanya suatu serangan infeksi
virus pada saluran nafas dapat menimbulkan gangguan gizi akut pada bayi dan anak .
Virus yang menyerang saluran nafas atas dapat menyebar ke tempat-tempat yang
lain dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan kejang, demam, dan juga bisa menyebar
ke saluran nafas bawah (Tyrell, 1980). Dampak infeksi sekunder bakteripun bisa
menyerang saluran nafas bawah, sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya
ditemukan dalam saluran pernafasan atas, sesudah terjadinya infeksi virus, dapat
menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia bakteri .
Penanganan penyakit saluran pernafasan pada anak harus diperhatikan aspek
imunologis saluran nafas terutama dalam hal bahwa sistem imun di saluran nafas yang
sebagian besar terdiri dari mukosa, tidak sama dengan sistem imun sistemik pada
umumnya. Sistem imun saluran nafas yang terdiri dari folikel dan jaringan limfoid yang
tersebar, merupakan ciri khas system imun mukosa.Ciri khas berikutnya adalah bahwa
IgA memegang peranan pada saluran nafas atas sedangkan IgG pada saluran nafas
bawah. Diketahui pula bahwa sekretori IgA (sIgA) sangat berperan dalam
mempertahankan integritas mukosa saluran nafas .
Dari uraian di atas, perjalanan klinis penyakit ISPA ini dapat dibagi menjadi empat
tahap, yaitu:
1. Tahap prepatogenesis, penyebab telah ada tetapi penderita belum menunjukkan
reaksi apa-apa.
2. Tahap inkubasi, virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi
lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya memang sudah rendah.
3. Tahap dini penyakit, dimulai dari munculnya gejala penyakit. Timbul gejala demam
dan batuk.
4. Tahap lanjut penyakit, dibagi menjadi empat, yaitu dapat sembuh sempurna, sembuh
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3) Kedalaman inspirasi .
tindakan.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of
http://umarberita.blogspot.com/2012/11/laporan-pendahuluan-kebutuhan-dasar.html
Laporan Kasus
Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Oleh:
Komang Karseni
NIM : 20089142134
2020
Lembar Pengesahan
Laporan Kasus
Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1. Identitas Pasien :
Nama : Tn J
Umur : 31 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
Pendidikan : SMP
Agama : Hindu
Tanggal Kunjungan : 12 Nopember 2020
Keluhan : Batuk,pilek ,demam
Dx Medis : ISPA
2. Analisa Data
No Data Fokus Etiologi Problem
4. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tgl/ja Tujuan dan Kriteria
No Keperawata Intervensi Paraf
m Hasil
n
Komang Karseni
NIM:20089142134