0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan2 halaman
Penelitian ini membandingkan efektivitas ventilasi terkontrol dan ventilasi spontan pada anak yang menjalani bronkoskopi kaku karena benda asing di saluran pernapasan. Subjek dibagi menjadi dua kelompok yang menerima salah satu metode ventilasi. Hasilnya menunjukkan ventilasi terkontrol lebih efektif karena menghasilkan komplikasi yang lebih rendah.
Penelitian ini membandingkan efektivitas ventilasi terkontrol dan ventilasi spontan pada anak yang menjalani bronkoskopi kaku karena benda asing di saluran pernapasan. Subjek dibagi menjadi dua kelompok yang menerima salah satu metode ventilasi. Hasilnya menunjukkan ventilasi terkontrol lebih efektif karena menghasilkan komplikasi yang lebih rendah.
Penelitian ini membandingkan efektivitas ventilasi terkontrol dan ventilasi spontan pada anak yang menjalani bronkoskopi kaku karena benda asing di saluran pernapasan. Subjek dibagi menjadi dua kelompok yang menerima salah satu metode ventilasi. Hasilnya menunjukkan ventilasi terkontrol lebih efektif karena menghasilkan komplikasi yang lebih rendah.
Kriteri Jawab Pembenaran & Critikal thinking a P Ya Populasi : Penelitian dilakukan pada anak-anak yang menjadi kandidat untuk bronkoskopi kaku di Rumah Sakit Sheikh, Mashhad, Iran selama 2015-2017. Penelitian ini terdiri dari 51 anak yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok ventilasi terkontrol ( n : 27 anak), dan kelompok ventilasi spontan ( n : 24 anak ). Purpose: Untuk menilai keefektivan antara ventilasi terkontrol dan ventilasi spontan pada anak dengan benda asing yang ada di saluran tracheobronkial. Problem: Anak-anak yang terdapat benda asing disaluran tracheobronkial yang diberi intervensi ventilasi terkontrol dan yang diberi intervensi ventilasi spontan. I Ya Kelompok ventilasi terkontrol menerima 3mg / kg natrium thiopental dan 1μg / kg fentanil saat berventilasi. Atracurium diberikan dengan dosis 0,5 mg / kg untuk menginduksi relaksasi otot rangka jika tidak ada masalah dalam ventilasi. Pasien kemudian menjalani bronkoskopi kaku. Pemeliharaan anestesi dicapai dengan propofol pada 80-100 ug / kg / menit. Dalam prosedur ini, oksigen diberikan pada 5-10 l / mnt melalui Tsegment bronkoskop. Kedalaman anestesi disesuaikan berdasarkan perubahan hemodinamik, termasuk denyut jantung (HR), laju pernapasan (RR), lakrimasi, keringat, dan pergerakan pasien serta batuk dan bucking. C Ya Pada kelompok ventilasi spontan, anestesi diinduksi menggunakan masker wajah dengan 8% sevoflurane dan 1μg / kg fentanyl secara intravena. Kemudian, konsentrasi sevofluran dikurangi menjadi 3%. Ketika kedalaman anestesi yang dapat diterima tercapai, bronkoskopi kaku dimulai. Setelah itu, 100% oksigen dan 3% sevofluran diberikan melalui Tpart dari bronkoskop. Pasien diintubasi setelah bronkoskopi dihentikan dan Setelah pasien sadar maka diberikan neostigmin dan atropin. O Ya Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa ventilasi terkontrol lebih signifikan hasilnya daripada ventilasi spontan. Hal ini dapat di tunjukkan melalui table 3
Pada table ini dijelaskan, komplikasi yang muncul pada saat
tindakan dilakukan. Hasil kelompok ventilasi terkontrol lebih rendah daripada kelompok ventilasi spontan.