Anda di halaman 1dari 3

TRIAGE

No.Dokumen No. Revisi Halaman

SPO/IGD/ 00 1/3
002/RSUDMA

RSUD MAS
AMSYAR
KASONGAN
Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD MAS AMSYAR
KASONGAN

STANDAR Diterbitkan
PROSEDUR
OPERASIONAL 27 Juli 2019

dr. AGNES NISSA PAULINA


Pembina Tingkat I
NIP. 19781118 200904 2 001
Pengertian Usaha pemilahan korban sebelum ditangani,
berdasarkan tingkat kegawatdaruratan trauma atau
penyakit dengan mempertimbangkan prioritas
penanganan dan sumber daya yang ada.
Tujuan 1. Mengidentifikasi pasien yang memerlukan
penanganan segera;
2. Menentukan area penanganan yang tepat;
3. Memperlancar alur pasien melalui Unit Gawat
Darurat dan untuk menghindari penumpukan
pasien;
4. Memperjelas penilaian dan penilaian ulang pasien
yang datang dan yang masih menunggu di UGD;
5. Untuk memberikan informasi dan rujukan pada
pasien dan anggota keluarga.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Mas Amsyar Kasongan
Nomor : 445/774.2/TU-RSUD/VII/2019 tentang
Kebijakan tentang Pemberlakuan Panduan Triage
Pada Rumah Sakit Umum Daerah Mas Amsyar
Kasongan
Prosedur Kerja Semua pasien yang datang ke UGD harus dinilai oleh
petugas triase dan mendapatkan penanganan gawat
darurat yang sesuai dengan tingkat
kegawatdaruratan pasien. Saat pasien datang ke IGD
respon time yang dilakukan oleh dokter ataupun
perawat dalam waktu kurang dari 5 menit. Kriteria
triage yang digunakan adalah Kriteria Emergency
Severity Index:
1) ESI Level 1 (Pasien dengan kondisi yang
mengancam nyawa langsung diarahkan ke ruang
resusitasi, ditempatkan pada bed pasien dan
ditangani segera).
Resusitasi: Memerlukan intervensi segera untuk
menyelamatkan nyawa atau pasien tidak responsif
– prioritas tertinggi. Kondisi yang termasuk dalam
kriteria ESI Level 1, misalnya:
a) Henti jantung
b) napas
c) Distress pernapasan yang berat dengan tipe
pernapasan agonal atau gasping.
d) < 90
e) berat dengan penurunan kesadaran
f) Overdosis dengan jumlah pernapasan < 6 kali
per menit
g) Bradikardi atau takikardi berat dengan tanda-
tanda hipoperfusi
h) Hipotensi dengan tanda-tanda hipoperfusi
i) Pasien trauma yang membtuhkan resusitasi
cairan kristaloid dan kolloid segera
j) Nyeri dada, pucat, berkeringat dingin, tekanan
darah <70/palpasi
k) Shock anapilaktik
l) Anak / bayi kejang
m) Pasien penurunan kesadaran karena
intoksikasi alkohol
n) Hipoglikemi dengan perubahan status mental
o) Perdarahan di kepala dengan pupil anisokor
p) Trauma jatuh dari ketinggian yang tidak
berespon terhadap rangsangan.

2) ESI Level 2 Gawat Darurat (pasien dengan kondisi


beresiko mengancam organ, penurunan
kesadaran dan nyeri berat =VAS lebih dari 6,
harus segera ditangani. Pasien dapat ditempatkan
di ruang resusitasi / observasi/ tindakan yang
didampingi perawat IGD dilakukan tindakan
sesuai kebutuhan dan harus dinilai ulang
keadaannya minimal setiap 2 jam.
Saat dokter atau perawat menentukan bahwa
pasien bukan termasuk dalam kriteria ESI Level 1,
maka dokter / perawat mengarahkan ke ESI Level
2. Beberapa hal bisa membantu untuk
menentukan apakah pasien termasuk dalam
kriteria ESI Level 2, yaitu:
a) Apakah pasien dalam kondisi resiko tinggi?
b) Apakah ada gangguan kesadaran akut berupa
kebingungan/ letargi/ disorientasi?
c) Apakah pasien mengeluh nyeri hebat skala ≥ 6
atau distress?
d) Kondisi yang termasuk dalam kategori resiko
tinggi, misalnya:
e) Nyeri dada, curiga sindrom koroner akut tetapi
tidak memerlukan penanganan life saving
segera dengan kondisi stabil.
f) tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
g) stroke namun tidak termasuk dalam kriteria
ESI Level 1.
h) kehamilan ektopik dengan hemodinamik
stabil.
i) kemoterapi disertai dengan
immunocompromised dan demam.
j) percobaan bunuh diri yang tidak termasuk
dalam kriteria ESI Level 1.
k) contoh kondisi pasien yang bingung, letargi
atau disorientasi adalah:
l) Kejadian baru kebingungan pada pasien lanjut
usia (> 65 tahun)
m) Anak / bayi yang ibunya melaporkan anaknya
tidur sepanjang waktu.
n) remaja yang tiba-tiba kebingungan dan
disorientasi.
o) skala nyeri juga harus dilakukan oleh petugas
triase untuk menentukan level ESI. Ketika
pasien melaporkan nyeri peringkat 6/10 atau
lebih besar, perawat triase dapat menentukan
pasien sebagai ESI level 2.

3) Level 3 Darurat (pasien ditempatkan di ruang


observasi, dilakukan tindakan sesuai kebutuhan
dan harus dinilai ulang keadaannya minimal
setiap 4 jam sebelum bed tersedia). Memerlukan
lebih dari 2 sumber daya UGD sesuai dengan
Emergency Severity Index.

4) ESI Level 4 Kurang Darurat (pasien ditempatkan


di ruang observasi, dilakukan tindakan sesuai
kebutuhan dan harus dinilai ulang keadaannya
minimal setiap 6 jam sebelum bed tersedia).
Memerlukan 1 sumber daya UGD sesuai dengan
Emergency Severity Index.

5) ESI Level 5 Tidak Gawat Darurat: Tidak


memerlukan sumber daya UGD sesuai dengan
Emergency Severity Index – prioritas terendah
untuk diperiksa. Apabila pasien datang dalam jam
poliklinik, pasien dapat diarahkan ke poliklinik
yang sesuai.
Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai