Anda di halaman 1dari 7

UJIAN DOPS

TRIASE INTRA HOSPITAL (IGD)

Stase Keperawatan Gawat Darurat

OLEH :

MULLA AMI’ANI
NIM. 20.300.0050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

UJIAN DOPS
TRIASE INTRA HOSPITAL (IGD)

Stase Keperawatan Gawat Darurat

OLEH :

MULLA AMI’ANI
NIM. 20.300.0050

Palangkaraya, April 2021

Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Ria Anggara Hamba, S.Kep., Ners., M.MKes) (Katharina, S.Kep., Ns)


DOPS
TRIASE INTRA HOSPITAL (IGD)

Nama Mahasiswa : MULLA AMI’ANI


NIM : 20.300.0050 Ruang : Gawat Darurat RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya

I. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Tn. T
Umur : 51 Tahun
Tanggal Masuk : 29/3.2021
Tanggal Pengkajian : 29/3/2021

II. DIAGNOSA MEDIS : ACS STEMI INFERIOR

III. TINDAKAN YANG DILAKUKAN : Melakukan Triase Intra Hospital (IGD)

IV. PERSIAPAN
1. Persiapan Klien :
 Pasien sudah diatas brancart
2. Persiapan Alat :
 Alat pelindung diri (masker, apronc, handscon dan penutup kepala)
 Tensimeter
 Termometer
 Oksimetri 02
 Jam tangan
 Timbangan (untuk menimbang pasien bayi atau anak ) jika perlu
 Alat tulis
 Form triase
V. DEFINISI
Triase adalah proses pengkajian segera yang dilakukan secara formal pada setiap
pasien yang datang ke IGD sebagai manajemen resiko klinis, dalam rangka,
meningkatkan keselamatan pasien dengan memastikan ketepatan waktu
penanganan dan pemanfaatan sumber daya sesuai dengan kondisi penyakit atau
cidera (Permenkes RI no, 69 tahun 2014).

VI. TUJUAN
1. Mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa.
2. Menetapkan secara tepat dan cepat tingkat kegawatan yang memerlukan
pertolongan segera.
3. Pasien mendapatkan pelayanan yang sesuai tingkat kegawatan.
4. Memfasilitasi alur pasien melalui gawat darurat dalam proses pengobatan dan
perawatan.
(Berdasarkan buku pedoman Triase Gawat Darurat RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya tahun 2019)

VII. RASIONAL TINDAKAN


1. Agar pasien dilakukan tindakan lanjutan yang tepat sesuai kondisi
kegawatannya ketika di IGD dilakukan Triase yang tepat
2. Mencegah jatuh pasien pada kondisi buruk (ketidakmampuan ataupun
kecacatan permanen )
(Ainiyah, 2015)

VIII. PROSEDUR TINDAKAN


a. Pelaksanaan Proses Triase
1. Tahap Pra interaksi :
- Pasien masuk keruang IGD (datang sendiri/diantar keluarga) diterima oleh
perawat jaga triase
- Perawat triase harus mulai memperkenalkan diri
- Menanyakan riwayat sakit singkat
- Mempersilahkan keluarga pasien untuk mendaftarkan identitas pasien (bila
pasien datang sendiri mintakan kartu identitas) di loket pendaftaran IGD
2. Tahap Orientasi :
- Dekatkan alat-alat kepasien
- Mencuci tangan
- Menggunakan pelindung diri
3. Tahap Kerja
(Menggunakan form triase RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya
menggunakan PACS milik Singapore Kombinasi Triase berdasarkan
Kemenkes)
1) Petugas menggunakan masker,hanscond, aproch dan penutup kepala
sebagai alat pelindung diri
2) Menanyakan keluhan utama pasien, sambil mengecek TTV pasien
3) Menentukan tingkat kegawat daruratan pasien berdasarkan masalah
ABCD, apabila pasien kondisi gawat darurat didapat ancaman
ABCD berat dan penurunan kesadaran, dengan mendapatkan
Airway ( apakah ditemukan benda asing, cairan atau benda padat
pada jalan nafas).Breathing (pergerakan dada, pola nafas apakah
dispnoe, kusmaul atau yang lain-lain, irama nafas teratur atau tidak).
Sirkulasi (nadi kuat angkat atau tidak, irama teratur atau tidak, akral
dingin atau hangat, crt > 2 detik, SP02 < 95 %).Disability (cek
kesadaran dengan memanggil, menepuk dan memberikan
rangsangan nyeri). maka perawat triase mengantarkan pasien
langsung ke zona merah /kategori merah (P1) dan triase langsung
dilakukan di zona merah dan lakukan tindakan kepatenan jalan
nafas, pemberian oksigen, kemudian mengisi status pasien dan
melaporkan ke dokter jaga IGD. (keluhan memberat, keluhan
nyeri memberat, dan skor > 5 masalah ABCD dasar
menentukan warna merah/P1).
4) Apabila pasien dalam kondisi gawat tidak darurat atau darurat
tidak gawat, pasien dikategorikan dengan warna kuning (P2),
perawat mengisi status triase dan pasien di tempatkan pada zona
kuning (skor 2- 4 dasar menentukan warna kuning/P2) dan
melaporkan ke dokter jaga IGD.
5) Apabila pasien dalam kondisi tidak gawat tidak darurat, pasien
dikategorikan warna hijau (P3), perawat mengisi status triase dan
melaporkan ke dokter jaga IGD, pasien mendapatkan therapi dari
dokter jaga IGD apabila kondisi membaik dipulangkan (Skor 1
dasar menentukan warna hijau/P3).
6) Apabila pasien sudah kondisi meninggal datang (DOA) pasien di
kategorikan warna hitam (P0) dan dinyatakan sudah meninggal
oleh dokter jaga IGD (ditemukan tanda –tanda lembam atau kaku
mayat, tidak ada respon disertai pasien tidak bernafas, arteri carotis
tidak berdenyut, suara jantung tidak ada, pupil midriasis sampai di
pastikan dengan rekaman EKG gambaran aktifitas jantung Asistole)
selanjutnya perawat triase memfasilitasi transfer pasien ke kamar
jenazah.

2. Tahap Terminasi :
1) Merapikan alat-alat
2) Melepas alat pelindung
3) Mencuci tangan

IX. DAMPAK GANGUAN KDM APABILA TIDAK DILAKUKAN


Pelaksanaan Triase tidak akan berjalan secara optimal sehingga dapat
menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan ketidaktepatan triase,
dimana akan berdampak cukup besar kepada pasien yang mana bisa
mengakibatkan ketidakmampuan bahkan cacat permanen bagi pasien (Ainiyah,
2015).

X. PRINSIP TRIASE
1. Proses triase singkat, cepat dan tepat
2. Pengkajian harus dilakukan secara adekuat dan akurat
3. Keputusan dibuat berdasarkan pengkajian sesuai dengan prioritas
4. Intervensi yang dilakukan berdasarkan kondisi keakutan pasien

XI. EVALUASI
1) Tanyakan respon pasien setelah tindakan
2) Retriase bila kondisi pasien terjadi perubahan
XII. DOKUMENTASI
Catat semua kegiatan keperawatan pada lembar dokumentasi keperawatan gawat
darurat

XIII. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam Triase Intra Hospital di IGD
 penentuan keputusan triase 0-5 menit
 Perhatikan tingkat kondisi kegawatan pasien
 Pasien kategori warna merah/P1 waktu tunggu tidak lebih dari 5 menit
 Pasien kategori warna kuning/P2 waktu tunggu tidak lebih dari 30 menit
 Pasien kategori warna hijau/P1 waktu tunggu dari 60 - 120 menit.

Palangka Raya, April 2021

Mahasiswa,

(Mulla Ami’Ani)

Preseptor Akademik Preseptor klinik,

(Ria Anggara Hamba, S.Kep., Ners., M.MKes) ( Katharina, S. Kep., Ns)

Anda mungkin juga menyukai