Anda di halaman 1dari 33

STANDAR ERGONOMI PERKANTORAN

ORIENTASI K3 PERKANTORAN
DIREKTORAT USIA PRODUKTIF DAN LANJUT USIA

INDRI HAPSARI SUSILOWATI, SKM, MKKK, PH.D


DEPARTEMEN K3 FKM UI
Pekerjaan:
• Manajer Kerjasama, Hubungan Alumni, dan Ventura, FKM UI
Riwayat Pendidikan:
• 1999 S1 Kesehatan Masyarakat, Peminatan K3, Universitas Indonesia
• 2008 S2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Universitas Indonesia
• 2012 S3 Human Science Design, Kyushu University, Jepang

Indonesian Ergonomics Association

Indonesian Industrial Hygiene Association

Japan Society of Physiological Anthropology

Ergonomics Expert, PKTK3 FKM UI


POKOK BAHASAN
1.LINGKUNGAN KERJA YANG ERGONOMIS (LUAS RUANG KERJA,
TATA LETAK DAN DIMENSI, DAN KORIDOR)

2.ALAT KERJA PERKANTORAN YANG ERGONOMIS (MEJA, KURSI,


KOMPUTER, KEYBOARD, MOUSE, RAK DOKUMEN, TROLI, DLL)

3.POSTUR KERJA YANG ERGONOMIS (POSTUR, DURASI,


PENANGANAN BEBAN MANUAL)

4.PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DI PERKANTORAN


5.PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA ERGONOMI DI
PERKANTORAN
PENDAHULUAN
• Hampir semua pekerja di perkantoran menggunakan
computer → lebih ekonomis, cepat, dan mudah
• Masalah baru → dampak kesehatan pada pekerjanya
• Dampak → kelelahan mata, gotrak, iritasi kulit, masalah
reproduksi, dan stress (who, 1995)
• Karakteristik pengguna computer → repetitive dan cepat
(mengetik) dan postur static (kaki, lengan)
• Penyebab → postur tidak ergonomis, layout workstation
yang tidak sesuai, kursi meja peralatan computer yang
tidak sesuai dengan ukuran antropomteri pekerjanya.
PEKERJAAN PERKANTORAN DAN INTERAKSI
MANUSIA-KOMPUTER

STUDI AWAL TAHUN 1980-AN


• KELUHAN PADA MATA
• MASALAH PADA BAHU
• MASALAH PADA PUNGGUNG
BAWAH
• TEKANAN PADA LEHER
• MASALAH PADA TANGAN
DAN PERGELANGAN
GOTRAK (GANGGUAN OTOT DAN TULANG
RANGKA AKIBAT KERJA)

FARIBORZ
MOHAMMADIPOUR AT AL,
2018
• 250 PEKERJA KANTOR
• KUESIONER NORDIC
BODY MAP DILAPORKAN
KELUHAN OTOT DAN
TULANG RANGKA
TERBANYAK DALAM 12
BULAN TERAKHIR
Issue Kesehatan di perkantoran

Pastikan lingkungan kerja yang sehat, yaitu:


• Ventilasi yang baik → pastikan supply udara bersih dari luar
ruangan dan system ventilasi yang baik dan rutin di bersihkan
• Temperature ruang kerja yang nyaman (23 – 26 C)
• Pencahyaan yang nyaman dan sesuai standar (kantor = 300 lux)
• Luas ruang kerja yang cukup, termasuk space utk kaki (bawah
meja)
• Ruang kerja yang bersih dan penataan yang baik

http://www.hse.gov.uk/pubns/indg449.pdf
Standar K3 Perkantoran meliputi:
a) Keselamatan Kerja;
b) Kesehatan Kerja;
c) Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran; dan
d) Ergonomi Perkantoran.

(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016


Tentang Standar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Perkantoran)
BAHAYA DAN RISIKO ERGONOMI DI
PERKANTORAN (1)

• Bahaya ergonomi (biomechanical hazards): bahaya ini berasal dari desain kerja,
layout maupun aktivitas yang buruk.
• postur tidak netral
• manual handling
• layout tempat kerja
• desain pekerjaan.
• Bahaya terkait pekerjaan, terdiri dari durasi, frekuensi, beban, urutan
pekerjaan, prioritas pekerjaan, dan postur kerja.
• Bahaya terkait peralatan, terdiri dari dimensi, bentuk, desain, dan penempatan
dari fasilitas yang digunakan untuk mendukung pekerjaan seperti monitor, cpu,
keyboard, mouse, meja gambar, meja tulis, kursi, telepon, dokumen holder
• Bahaya terkait lingkungan atau tempat kerja, yang terdiri dari dimensi, luas,
dan layout tempat kerja.
BAHAYA DAN RISIKO ERGONOMI DI
PERKANTORAN (1)

• Risiko → faktor pekerjaan di depan komputer


• Posisi duduk (sedentary job)
• Tidak membawa beban yang berat → tenaga atau konsumsi
oksigen yang dipergunakan tidak banyak.
• Sedikitnya aktifitas fisik yang dilakukan
• obesitas, penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes
hingga stres kerja
• Pekerjaan repetitive
• frekuensi mengetik
• gerakan kepala dari keyboard ke monitor yang berulang-
ulang → > 10 kali dalam 1 (satu) menit sehingga termasuk
dalam pekerjaan repetitif.
DAMPAK PADA PEKERJA

•Musculoskeletal disorder/symptoms
•Repetitive motion injuries (rmis)
•Carpal tunnel syndrome
•Bursitis
•Tendonitis
•Trigger finger
•Cumulative trauma disorders (ctds)
•Iritasi pada mata
•Sick Builiding Syndrome
•Stres Kerja
LINGKUP STANDAR K3
PERKANTORAN

STANDAR ERGONOMI PERKANTORAN


Tata letak peralatan
Luas tempat kerja Kursi
kantor

Meja kerja Postur kerja Koridor

Penanganan beban
Durasi kerja
manual

(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016


Tentang Standar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Perkantoran)
FAKTOR RISIKO ERGONOMI
PERKANTORAN
1.FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
• LUAS DAN LAYOUT TEMPAT KERJA
• KORIDOR
2.FAKTOR PERALATAN
• KURSI KERJA
• MEJA KERJA
• TATA LETAK PERALATAN KANTOR
3.FAKTOR PEKERJAAN
• POSTUR KERJA
• DURASI KERJA
• PENANGANAN BEBAN MANUAL
4.FAKTOR PEKERJA
FAKTOR LINGKUNGAN

LUAS TEMPAT KERJA


PERMEN PU NOMOR 45 TAHUN 2007

• Volume ruang udara → 10 – 15 m3


• Luas tempat kerja staf paling sedikit 2,2
m2
FAKTOR LINGKUNGAN
KORIDOR
• Diantara baris-baris meja disediakan
lorong-lorong untuk keperluan lalu lintas
dan kemudahan evakuasi sewaktu
keadaan darurat, minimum jarak120 cm.

• Jarak antara satu meja dengan meja yang


dimuka/dibelakang selebar 80 cm.
FAKTOR PERALATAN

KURSI

Atur sudut kemiringan sandaran kursi (100o – 110o)


FAKTOR PERALATAN

KURSI

Cara Menyesuaikan Posisi Duduk yang Ergonomik


FAKTOR PERALATAN – MEJA KERJA
• Dimensi peralatan kerja harus mengacu pada antropometri atau
dimensi tubuh manusia sebagai referensi
• www.antropometriindonesia.org
Ukuran meja Standar (cm) Keterangan

Tinggi meja 58 – 68 Adjustable


72 Tidak adjustable
Luas meja Minimal: Tidak memantulkan cahaya
120 x 90 Cukup untuk menempatkan
barangbarangseperti keyboard,
mouse, monitor, telepon, dan
dokumen holder

Ruangan untuk kaki Minimal Tidak boleh ada barang (dokumen/


(dibawah meja) lebar: 51 CPU) yang diletakan dibawah meja
panjang/ sehingga menggangu pergerakan kaki
kedalaman: 60
FAKTOR PERALATAN
PENGORGANISASIAN MEJA KERJA
• Zona pertama →Tangan menjangkau masih dalam postur siku
• Keyboard, mouse, dokumen kerja dan dokumen holder
• Zona kedua →Tangan menjangkau dalam postur yang terjulur ke depan
• Telepon, dokumen holder
• Zona ketiga → Tangan menjangkau ke depan diikuti dengan punggung
membungkuk kedepan
• Map atau dokumen tidak aktif atau referensi.
FAKTOR PERALATAN

TATA LETAK PERALATAN


KANTOR

• Jarak antara mata dengan monitor 20 –


40 inchi dan sudut 15 – 20 derajat di
bawah horizontal
• Sesuaikan tinggi sandaran punggung
dan tangan sehingga tersangga dengan
baik.
• Sesuaikan meja dengan posisi keyboard
dan mouse yang sejajar
FAKTOR PERALATAN
TATA LETAK PERALATAN KANTOR
FAKTOR PERALATAN

KEYBOARD DAN MOUSE


PENGGUNAAN LAPTOP

• Postur sama dengan pengguna


komputer desktop
• Layar monitor eksternal atau
penyangga laptop

• Keyboard eksternal
• Mouse
FAKTOR PEKERJAAN

DURASI KERJA
• Rehat singkat dilakukan dengan
metode 20 – 20 – 20 yaitu:
• Setiap 20 menit bekerja
menggunakan komputer.
• Diselingi 20 detik rehat singkat.
• Dengan melihat selain computer
sejauh 20 feet.

• Setiap 2 jam kerja sebaiknya


diselingi peregangan selama 10 – 15
menit.
FAKTOR PEKERJAAN
PENANGANAN BEBAN MANUAL
FAKTOR PEKERJAAN

POSTUR KERJA

Posisi relatif bagian badan tertentu


Bentuk postur tubuh tergantung dari:
▪ Ukuran tubuh
▪ Beberapa ukuran peralatan atau
benda lainnya yang digunakan

http://d.ibtimes.co.uk/en/full/1466608/bad-posture.jpg
FAKTOR PEKERJAAN

POSTUR TIDAK ERGONOMIS

https://www.completerehabsolutions.com/blog/ergonomics-the-science-of-sitting/
FAKTOR PEKERJAAN
POSTUR TIDAK ERGONOMIS

https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/originals/d4/fe/2b/d4fe2bbdbce0c9381f0bd9f7b831dc64.jpg
FAKTOR PEKERJA – UKURAN ANTROPOMETRI
Dimensi 5th 50th 95th Dimensi 5th 50th 95th
Tinggi tubuh 163.7 165 167 Lebar pinggul 33.96 35.6 37.3
Tinggi mata 152.8 154 156 Tebal dada 19.74 21.4 23
Tinggi bahu 135.6 137 139 Tebal perut 22.9 24.6 26.2
Tinggi siku 101.2 103 104 Panjang lengan atas 32.13 33.8 35.4
Tinggi pinggul 91.67 93.3 95 Panjang lengan bawah 43.73 45.4 47
Panjang rentang tangan ke
Tinggi tulang ruas 70.98 72.6 74.3 67.81 69.5 71.1
depan
Panjang bahu-genggaman
Tinggi ujung jari 69.16 70.8 72.5 57.45 59.1 60.7
tangan ke depan
Tinggi dalam posisi duduk 79.94 81.6 83.2 Panjang kepala 16.84 18.5 20.1
Tinggi mata dalam posisi duduk 69.3 70.9 72.6 Lebar kepala 14.77 16.4 18.1
Tinggi bahu dalam posisi duduk 59.37 61 62.7 Panjang tangan 16.47 18.1 19.8
Tinggi siku dalam posisi duduk 30.19 31.8 33.5 Lebar tangan 10.41 12.1 13.7
Tebal paha 17.14 18.8 20.4 Panjang kaki 22.2 23.8 25.5
Panjang lutut 50.48 52.1 53.8 Lebar kaki 7.67 9.32 11
Panjang rentangan tangan ke
Panjang popliteal 37.34 39 40.6 162.5 164 166
samping
Tinggi lutut 50.38 52 53.7 Panjang rentangan siku 82.74 84.4 86
Tinggi genggaman tangan ke
Tinggi popliteal 41.44 43.1 44.7 198.4 200 202
atas dalam posisi berdiri
Tinggi genggaman ke atas
Lebar sisi bahu 42.22 43.9 45.5 120.5 122 124
dalam posisi duduk
Panjang genggaman tangan
Lebar bahu bagian atas 34.21 35.9 37.5 65.37 67 68.7
ke depan

www.antropometriindonesia.org
PROGRAM PENCEGAHAN ERGONOMI
✓ Pengendalian teknik
✓ Modifikasi mesin dan
peralatan
✓ Modifikasi meja dan kursi
kerja sesuai dengan
antropometri pengguna
✓ Identifikasi risiko
ergonomi

29
PROGRAM PENCEGAHAN ERGONOMI
✓ Pengendalian secara administrasi
✓ SOP yang sesuai – bahasa, singkat, teknis
✓ Instruksi kerja yang jelas
✓ Istirahat singkat
✓ Rotasi kerja
✓ Pengendalian pada pekerja
✓ Pelatihan
✓ Peregangan
✓ Alat pelindung diri

69
70
Rekomendasi Ergonomi Perkantoran

1.Self Assesment Ergonomi


2.Self Assesment Gotrak (gangguan otot dan rangka)
3.Pimpinan kantor dan/atau pengelola gedung juga perlu
melaksanakan manajemen stress,
Setiap tempat kerja memberikan arahan agar karyawan
melakukan pengelolaan cuti →diwajibkan mengambil hak
cutinya untuk menghindari terjadinya stres akibat beban
kerja berlebihan.
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA
indri@ui.ac.id
indri.susilowati@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai