Anda di halaman 1dari 11

UJIAN AKHIR SEMESTER

ANALISIS & EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK

NAMA : EUPRASIA ANGGUN MITAN


NIM : 2003010033
SEMESTER/KELAS : 3/A
DOSEN PA : DR. PETRUS KASE,M. SOC. SC

1. Sebutkan dan jelaskan tiga level kebijakan publik!

Jawab :

 Evidence Based Policy


Kebijakan yang berbasis data kuantitatif, kualitatif, mixed atau berdasarkan fakta
yang kontekstual. Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur atau dihitung secara
langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan
atau berbentuk angka. Contohnya, hasil survei, dan olahan data statistik. Data
kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk verbal (lisan/kata) bukan dalam
bentuk angka. Misalnya wawancara. Sedangkan mixed adalah gabungan antar data
kuantitatif dan data kualitatif.
 Research Based Policy
Kebijakan berbasis dimana data-data itu dianalisis di dialogkan dengan teori-teori
untuk melahirkan kesimpulan dan direkomendasikan menjadi sebuah kebijakan.
Artinya bahwa data-data yang sudah terkumpul di evidence based policy, itu
kemudian di analisis untuk melahirkan sebuah kebijakan yang baru. Dan data-data itu
merupakan data yang teraktual.
 Science Based Policy
Kebijakan berbasis pengetahuan . Berbagai penelitian dikumpulkan di komparasikan
dan digeneralisasikan, dan menjadi referensi untuk pembuat kebijakan. Artinya bahwa
science based policy merupakan salah satu panduan dalam membuat kebijakan.
2. Sebut dan jelaskan hasil analisis kebijakan publik!

Jawab :

 Deskriptif
Yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang berdasarkan data. Artinya bahwa dalam
menganalisis data-data yang diambil adalah data-data yang real dan teraktual.
Sehingga dalam menganalisis kebijakan dapat membantu menemukan asumsi-asumsi
yang tersembunyi, mendiagnosis penyebab-penyebab, memetakan tujuan-tujuan yang
memungkinkan, memadukan pandangan-pandangan yang bertentangan dan
merancang peluang kebijakan yang baru.
 Prediktif
Meramalkan suatu fenomena yang bakal terjadi jika tidak dilakukannya suatu
kebijakan. Peramalan dapat menyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan
tentang masalah dimasa mendatang sebagai akibat diambilnya suatu kebijakan,
ataupun tidak melakukan sesuatu. Dalam tahap prediktif ini dapat menguji masa
depan plausibel, potensial, dan secara normatif bernilai mengestimasikan akibat dari
kebijakan yang ada atau yang diusulkan, mengenali kendala-kendala yang mungkin
akan terjadi dalam pencapaian tujuan.
 Preskriptif
Yaitu resep atau formula kebijakan yang bisa diterapkan secara universal pada
berbagai kondisi. Pada preskriptif ini membuahkan pengetahuan yang relevan dengan
kebijakan tentang manfaat dari berbagai alternatif yang akibatnya di masa mendatang
yang telah diestimasikan melalui prediktif. Ini membantu pengambilan kebijakan pada
tahap adopsi kebijakan yang baru. Preskriptif membantu mengestimasi tingkat risiko
dan ketidakpastian, mengenali eksternalitas dan akibat ganda, menemukan kriteria
dalam pembuatan pilihan , dan menentukan pertanggungjawaban yang administratif
bagi implementasi kebijakan. Misalnya, dengan melihat pembunuhan yang terjadi
khusunya di Kupang yang korbannya kebanyakan dari kalangan wanita. Hal ini dapat
diasumsikan bahwa hukum tentang penegakan HAM perempuan masih sangat lemah.
Seharusnya pemerintah lebih tegas dalam membuat kebijakan mengenai Hak Asasi
Perempuan. Oleh karena itu rekomendasi kebijakan yang seharusnya diterapkan
adalah dengan mengeksekusi mati pelaku, supaya dapat memberikan efek jerah
kepada masyarakat lainnya, yang mungkin mempunyai niat untuk membunuh.
3. Apa yang dimaksud dengan forecasting dalam kebijakan publik? Seberapa penting
hal tersebut bagi analisis kebijakan?

Jawab : forecasting adalah kegiatan untuk menentukan informasi faktual tentang situasi
apa yang akan terjadi dimasa depan berdasarkan informasi yang ada sekarang.
Forecasting (peramalan) adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis
tentang sesuatu yang paling mungkin terjadi di masa depan berdasarkan informasi
masa lalu dan sekarang yang dimiliki, agar kesalahannya (selisih antara sesuatu
yang terjadi dengan hasil perkiraan) dapat diperkecil. Prediksi tidak harus
memberikan jawaban secara pasti kejadian yang akan terjadi melainkan berusaha
untuk mencari jawaban sedekat mungkin yang akan terjadi.

Kapasitas untuk meramalkan masa depan sangat penting bagi berhasilnya analisis
kebijakan dan bagi perbaikan pembuatan kebijakan itu sendiri. Melalui peramalan
analisis dapat memperoleh visi yang prospektif atau tinjauan ke depan sehingga
melebarkan kapasitas analisis dalam memahami, mengontrol, membimbing
masyarakat.

4. Jelaskan masa depan apa saja yang diprediksi di dalam analisis kebijakan publik!

Jawab :

a. Potential Future
Masa depan yang mungkin akan terjadi yang berbeda dengan situasi sosial
yang memang terjadi. Situtasi masa depan tidak pernah sampai benar-benar
terjadi, dan karena ini kemungkinan bebas, maka “wilayah” potential future
sangat luas. Contohnya sebagai akibat dari penebangan hutan yang terus
menerus, maka berbagai jenis masa depan mungkin dapat terjadi, misalnya
bencana alam, kekurangan persediaan air, musnahnya satwa dan global
warning.
Situasi masa depan yang dapat atau mungkin terjadi (bukannya benar-benar).
Karena berupa kemungkinan, maka “wilayah” masa depan potensial sangat
luas. Artinya bahwa apa yang terbesit dalam benak manusia itulah yang
merupakan kemungkinan masa depan.

b. Plausible Future
Yaitu situasi mas depan yang atas dasar asumsi akan terjadi apabila pembuat
kebijakan tidak melakukan intervensi. Situasi masa depan ini atas dasar
asumsi tentang hubungan antar lingkungan dan masyarakat, dan diyakini akan
berlangsung jika pembuat kebijakan tidak mengintervensi guna mengubah
arah suatu peristiwa
Contohnya, sebagai akibat dari adanya penebangan hutan yang terus menerus
maka berbagai jenis masa depan mungkin dapat terjadi, misalnya bencana
alan, kekurangan persediaan air, musnahnya satwa dan global warning. Dari
contoh tersebut, yang dikatakan masa depan masuk akal, adalah bencana alam,
kekurangan persediaan air, musnahnya satwa dan global warning sangat logis
dan dapat terjadi apabila pemerintah tidak melakukan pengontrolan terhadap
penebangan hutan. Dan sebaliknya, apabila pemerintah melakukan
pengontrolan terhadap penebangan hutan, maka akan masuk akal juga dampak
negatif dari penebangan hutan tersebut dapat diminimalkan atau dihindari.
Situasi masa depan yang akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi kebijakan
untuk mengubah situasi masalah yang terjadi di masa kini. Kondisi masa
depan ini di dasarkan pada asumsi tentang hubungan kausal aneka ragam
faktor.
c. Normative Future
Yaitu masa depan yang seharusnya terjadi. Masa depan normatif merupakan
masa depan yang potensial maupun masa depan yang masuk akal, yang
konsisten dengan konsep analisa tentang kebutuhan, nilai dan kesempatan
yang ada di masa depan. Salah satu aspek penting dari masa depan normatif
adalah spesifikasi nilai dan tujuan. Pada masa depan normatif ini perlu adanya
analisa yang teliti terhadap perubahan yang terjadi pada hasil akhir maupun
cara-cara kebijakan di masa depan.
Menurut Dunn, dalam menentukan sebuah kebijakan ada baiknya antar tujuan
dan sasaran. Walaupun keduanya sama-sama berorientasi ke depan, dalam hal
ini tujuan mengekspresikan maksud-maksud yang luas dan jarang
diungkapkan dalam bentuk definisi operasional.
Contohnya, apabila leher jalan raya diperluas, manajemen lalulintas
disempurnakan dan pertumbuhan jumlah kendaraan dikontrol ketat, maka
jumlah kecelakaan di masa depan akan berkurang.
Kondisi masa depan yang akan dibentuk oleh satu kebijakan. Hal ini
diciptakan berdasarkan kerangka berpikir analitis terhadap kebutuhan, nilai-
nilai dan kesempatan yang tersedia dimasa depan.
Contoh : kebijakan desentralisasi/otonomi daerah membantu kita dapat
meramalkan kondisi negara kita dimasa depan.

5. Jelaskan empat dasar teori analisis kebijakan publik.

Jawab :

a. Rational Choice Institusionalism


 Relasi individu yang berbasis pada kepentingan pribadi
 Adanya regulasi, nama baik formal maupun informal yang di dalamnya ada reward
dan punishment
 Kalkulasi, artinya bahwa untuk memahami institusi dengan baik kita harus
memahami interaksi antar individu, di mana individu bersifat kalkulatif dan
berhadapan dengan game theory. Arti dari kalkulatif yaitu pilihan tindakan yang
dilakukan individu aktor dalam rangka mengoptimalkan kepuasan individu tersebut.

Aliran institusionalisme keputusan rasional berusaha menggabungkan metode berpikir


dalam paham individualisme dengan institusional. Fokus riset dalam aliran ini adalah
bagaimana merancang institusi sebagai instrumen untuk membatasi efek negatif
perilaku individu yang cenderung memaksimalkan kepuasan pribbadinya.

b. Sosiological Institusionalism

Tindakan manusia itu bukan untuk memaksimalkan keuntungan pribadi namun semua
tindakan itu di lakukan untuk rekognisi (pengakuan) dari sesama. Sosiogical
institusionalism berpandangan bahwa dampak dari adanya institusi adalah interpretasi
atau persepsi dari para aktor terhadap institusi dan situasi yang ada titik persepsi dari
aktor inilah yang membentuk pilihan tindakan dan sekaligus mereproduksi institusi
yang ada. Sosiological institusionalism fokus pada penelitian tentang norma nilai
kepercayaan kebiasaan yang berlaku di masyarakat dan membentuk perilaku
masyarakat.
c. Historical Institusionalisme

Melihat institusi dan perspektif siklus sejarah yang bisa dijadikan sebagai bahan
kajian untuk menganalisis suatu fenomena. historical institusionalisme mandang
bawah dampak dari institusi adalah terikat dengan ruang dan waktu. Sehingga apa
yang terjadi pada institusi dan aktor dari ini sangat dipengaruhi oleh pola interaksi
antara institusi dan aktor pada waktu sebelumnya. Studi tentang institusi dalam
perspektif historical institusional pada dasarnya ingin melihat perform atau kinerja
institusi dari waktu ke waktu. Misalnya sebelum Reformasi 1998 ide tentang
demokrasi belum menjadi standar bagi perilaku politik masyarakat titik kemudian
menjelang reformasi ide tersebut terus dikumandangkan hingga membentuk standar
konseptual baru yang memandu Jalan institusi politik di Indonesia.

d. Dirkusif Institusionalism

Yang mendasari tindakan manusia semata-mata karena informasi yang diterima dan
menjadi sebuah konstruksi pemahaman yang ia miliki misalnya korupsi.

6. Jelaskan empat model rekomendasi kebijakan!

Jawab : Model adalah penyederhanaan dari kenyataan persoalan yang di hadapi diwujudkan
dalam hubungan kausal atau fungsional. Model dapat dituangkan dalam berbagai
bentuk yang dapat digolongkan sebagai berikut : scematic model atau seperti
flowchart atau diarga, model fisik atau miniatur, game model seperti adegan latihan
manajemen titik model akan bermanfaat dalam melakukan prediksi akibat-akibat yang
timbul dari ada atau tidak adanya perubahan dalam tujuan.

Rekomendasi kebijakan adalah proses untuk melakukan pilihan terhadap berbagai


alternatif kebijakan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Menurut
Patton dan Sawicki, Weimwer dan Vining, Subagyo, Djamin daoam Subarsono
(2003) rekomendasi kebijakan membahas model-model yaitu:

 Metode Perbandingan
Semua alternatif kebijakan yang akan dievaluasi dibandingkan berdasarkan kriteria-
kriteria yang telah ditentukan kemudian dipilih salah satu alternatif kebijakan yang
memperoleh nilai yang tertinggi. Dalam penetapan kriteria perlu mempertimbangkan
Tujuan yang akan dicapai dari suatu kebijakan disamping pertimbangan seperangkat
nilai.
 Metode Non Dominated
Merupakan metode model rekomendasi kebijakan yang melakukan evaluasi terhadap
semua alternatif berdasarkan sejumlah kriteria yang telah ditetapkan untuk
mengetahui sejauhmana memenuhi kriteria tersebut.
 Metode Skenario
Merupakan suatu kerangka analisis yang dipakai untuk memperbaiki kebijakan
dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi di masa
depan titik Langkah ini diperlukan agar kebijakan baru yang dihasilkan juga dapat
menjawab tantangan di masa depan.
 Metode Pro dan Kontra
Metode ini sangat sederhana karena hanya dengan cara mengidentifikasi semua
argumen yang mendukung dan menolak dari setiap alternatif kebijakan titik kemudian
analisis kebijakan memiliki alternatif kebijakan yang mendapat banyak dukungan titik
berdasarkan metode ini kebijakan yang terpilih adalah kebijakan yang tidak sah
terbaik secara rasional tetapi merupakan kebijakan populer di antara pembuat
kebijakan dan stakeholder.

7. Apa tujuan evaluasi kebijakan publik menurut William N Dunn

Jawab :Tujuan evaluasi kebijakan publik menurut William n Dunn ialah kedisiplinan dalam
ilmu sosial terapan yang berguna untuk menghasilkan serta memindahkan informasi
dari beberapa metode argumen dan penelitian dalam bentuk kebijakan titik dengan
begitu dapat bermanfaat untuk memecahkan masalah perihal kebijakan dalam tingkat
politik..

William n Dunn memandang analisis kebijakan sebagai proses intelektual dan praktis
yang menggunakan metode penyelidikan multidisiplin yang ditujukan untuk
menciptakan secara kritis menilai mengomunikasikan pengetahuan tentang dan di
dalam proses kebijakan.
8. Jelaskan 3 pendekatan dalam evaluasi kebijakan publik menurut William N Dunn

Jawab :

 Evaluasi Semu (Evaluasi Pseudo)


Sifat dari evaluasi semu ini adalah melakukan penilaian berdasarkan parameter
tertentu yang secara umum disepakati dan tidak kontroversial. Hasil evaluasinya
mudah diterima oleh publik dan tidak terlalu rumit. Penilaiannya berkisar antara gagal
atau berhasil. Evaluasi semu ini seringkali dijadikan sebagai salah satu metode
monitoring.
 Evaluasi Teori Keputusan (Decision Theoretic Evaluation)
Sifat dari evaluasi teori keputusan adalah melakukan penilaian berdasarkan parameter
yang disepakati oleh pihak-pihak yang terkait secara langsung atau pihak yang
bersitegang. Sistem nilainya juga Berdasarkan kesepakatan antara pihak yang bertikai
tegang. Biasanya berkisar antara benar atau salah. Evaluasi keputusan teoritis adalah
pendekatan yang menggunakan metode metode deskriptif untuk menghasilkan
informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan valid mengenai hasil-hasil
kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku kebijakan.
Evaluasi keputusan teoritis berusaha untuk memunculkan dan membuat ekspresi
tujuan dan target dari pelaku kebijakan baik yang tersembunyi atau dinyatakan titik
ini berarti bahwa tujuan dan target dari para pembuat kebijakan dan administrator
merupakan salah satu sumber nilai karena semua pihak yang membuat andil dalam
memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan (sebagai contoh staf tingkat
menengah dan bawah, pegawai pada badan badan lainnya, kelompok klien) dilibatkan
dalam merumuskan tujuan dan target di mana kinerja nantinya akan diukur.
 Evaluasi Formal
Evaluasi formal merupakan Pendekatan yang menggunakan metode deskriptif untuk
menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai hasil-hasil
kebijakan tetapi mengevaluasi hasil tersebut Atas dasar tujuan program kebijakan
yang telah diumumkan secara formal oleh pembuat kebijakan dan administrator
program utama dari evaluasi formal adalah bahwa tujuan dan target diumumkan
secara formal adalah merupakan ukuran untuk manfaat atau nilai kebijakan program.
Evaluasi formal terbagi atas dua jenis yaitu summative evaluation dan formatif
evaluation. Summative evaluation adalah upaya untuk mengevaluasi program atau
kegiatan yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu umumnya dilakukan untuk
mengetahui mengevaluasi program kegiatan yang relatif sering dilakukan dan karena
indikatornya tetap atau baku titik formatif Evolution adalah upaya untuk
mengevaluasi pelaksanaan program atau kegiatan secara kontinyu karena merupakan
program kegiatan yang relatif baru dan indikatornya dapat berubah-ubah.

9. Apa yang dimaksud dengan evidence-based Policy? Seberapa penting EBP terhadap
kebijakan publik, dan jelaskan pula mengapa EBP sering diabaikan di dalam membuat
kebijakan publik?

Jawab : Evidence Based Policy atau pengambilan kebijakan berbasis bukti merupakan
sebuah proses pengambilan kebijakan yang berbasis kepada bukti titik ini
merupakan lawan dari pengambilan kebijakan yang hanya berlandaskan kepada
preferensi pribadi yang cenderung emosional, berjangka pendek, berbasis
pengalaman lampau, apalagi hanya untuk menyenangkan atasan.

Penyusunan kebijakan berbasis bukti merupakan formula yang penting bagi


pemerintah dalam bertindak untuk penyelenggaraan pemerintahan. Kebijakan yang
dibuat harus berdasarkan bukti yang ada atau informasi yang faktual hasil riset dan
temuan-temuan yang lainnya yang kredibel terkini dan jelas manfaatnya hal ini akan
sangat membantu para pembuat kebijakan untuk tidak sekadar hanya membuat
kebijakan melainkan benar-benar bertanggung jawab penuh dalam pembuatan
kebijakan. Pemahaman berdasarkan data hasil riset sangatlah penting dan relevan
dalam rangka menghasilkan kebijakan berbasis bukti dan bukan berbasis ideologi
atau pertimbangan yang tampak logis atau common-sense belaka. Kebijakan
berbasis bukti sangat membantu pemerintah atau penyedia layanan dalam
merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan secara efektif.

Menurut saya Mengapa evidence-based polisi sering diabaikan di dalam membuat


kebijakan, karena para pembuat kebijakan, dalam membuat kebijakan lebih memilih
untuk mementingkan kepentingan dirinya sendiri, dari pada menemukan bukti yang
fatal dalam menyelesaikan masalah.
10. Jelaskan 4 paradigma perkembangan analisis kebijakan publik!

Jawab :

1. Asal Muasal

Dipahami dalam arti terluas nya analisiskebijakan dapat dilacak ke satu titik evolusi
masyarakat di mana pengetahuan tentang dan dalam proses kebijakan secara sadar
dibuat sehingga dapat memungkinkan dilakukannya pengajian pengujian secara
eksplisit dan reflektif terhadap kaitannya antara pengetahuan dan aksi. Waktu kapan
pengetahuan yang relevan dengan kebijakan pertama kali dihasilkan dapat
diperdebatkan dan barangkali tak diketahui titik akan tetapi umumnya dipercaya
bahwa perkembangan prosedur untuk menganalisis kebijakan publik berhubungan
dengan pertumbuhan peradaban yang relatif tiba-tiba dari suku-suku atau bangsa-
bangsa yang memiliki kebebasan laut yang luas dan Ekspansi serta diferensiasi
peradaban kota dalam sejarah dunia titik dengan begitu analisis kebijakan sebagai
aktivitas yangSpesialisasi menyertai perubahan perubahan di dalam organisasi sosial
yang diikuti dengan bentuk-bentuk baru teknologi produksi dan Pola permukiman
menetap.

2. Latar Belakang Abad 19

Pada tahun 1851 tuan Mackenzie skretaris natiional Association Inggris Raya,
menyerahkan suatu proposal penelitian kepada De London statistical Society meminta
dana untuk melakukan studi empiris tentang jumlah kotoran kuda yang terdapat setiap
harinya di jalan Metropolis. Proposal tersebut secara tegas tetapi sopan ditolak dengan
alasan bahwa masalahnya terletak di luar prioritas dana dari lembaga tersebut titik
kasus mengenai transaksi yang berlangsung pada satu dari pusat studi kebijakan abad
ke-19 di Eropa menggambarkan masih jauhnya proses bagi empirisme dan metode
kuantitatif untuk diterima. Tetap insiden tersebut juga merupakan titik perubahan
sikap yang fundamental tentang pengetahuan yang muncul pada abad ke-19.

3. Abad Ke-20
Dalam pidato pelantikannya di tahun 1910 ketua Asosiasi ilmu politik Amerika juga
menjabat sebagai ketua jurusan ilmu pemerintahan di Universitas Harvard, A.
Lawrence Lowell, menyerukan agar akademinya mengambil lebih banyak pendekatan
empiris dan praktis bagi studi studi politik. Lowell membawa studi politik pemaduan
antara empirisme kuantifikasi dan kebijakan yang relevan sebagaimana yang telah
menjadi pegangan para pendiri D Manchester Society pada tahun 1830-an.

Dibandingkan dengan selama abad 19 gambarannya menarik perhatian selama abad


20 adalah profesionalisasi ilmu politik administrasi negara, sosiologi, ekonomi dan
disiplin ilmu sosial lainnya yang terkait. Fungsi utama dari ilmuwan sosial pada
periode ini adalah mengkaji masalah-masalah kebijakan dan merumuskan solusi yang
potensial. Adanya perang dunia 2 dan masalah penyesuaian kembali pascaperang
memberi kesempatan pada ilmuwan sosial untuk mengaplikasikan nilai-nilai yang
dianutnya untuk memajukan masalah-masalah praktis.

4. Menuju Masyarakat Paska Industri

Hal yang paling berlawanan antara abad 19 dengan abad 20 tidak terletak pada
metode yang menghasilkan ilmu pengetahuan dan yang relevan dengan kebijakan titik
selama 200 tahun terdapat perkembangan yang relatif stabil di dalam penggunaan
metode empiris dan analitis untuk menghasilkan informasi yang bernilai potensi-
potensi bagi pembuat kebijakan titik perkembangan tersebut bersamaan dengan
perkembangan teknik-teknik pengumpulan data agregasi dan penyimpulan data
empiris.

Salah satu cara untuk menggambarkan sejarah perkembangan analisis kebijakan


adalah dengan memperhatikan evolusi dari ilmu pengetahuan tertentu sebagai bagian
dari perkembangan menuju masyarakat pasca industri yaitu sebuah masyarakat
dimana perkembangan didominasi oleh kelas teknik profesional yang terdidik.
Masyarakat pasca industri yang merupakan perpanjangan dari pola-pola pembuatan
kebijakan dan organisasi sosial masyarakat agaknya memiliki ciri-ciri yang terkait
langsung dengan evolusi sejarah dan kepentingan analisis kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai