DISUSUN OLEH:
Telah disetujui untuk diseminarkan pada hari Sabtu tanggal 16 Oktober 2021
di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Daerah
Kabupaten Sambas.
BERITA ACARA
EVALUASI (SEMINAR) RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGRI SIPIL GOLONGAN II
ANGKATAN XLII PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2021
Pada hari ini Sabtu tanggal Enam Belas bulan Oktober tahun Dua Ribu Dua
Puluh Satu bertempat di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Aparatur Daerah Kabupaten Sambas telah dilaksanakan Evaluasi (Seminar)
Rancangan Aktualisasi bagi Peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan II Angkatan XLII Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2021, sebagai berikut:
Nama : Rudy Astriadi, A. Md. PK
Gol. Ruang : II/c
NIP : 19901126 202012 1 010
Jabatan : Pelaksana/Terampil – Perekam Medis
Unit kerja/Instansi : Rumah Sakit Umum Daerah Sambas
Mentor : Budi Budiman Suada, A.MAK
Coach : Agri Arisa, S.STP., M.Si
Penguji : Yudi, S.Sos., M.Si
Judul : Optimalisasi Sistem Pengendalian Dokumen Rekam Medis
dengan Penerapan Penggunaan Tracer pada Unit Rekam
Medis RSUD Sambas Kabupaten Sambas
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani oleh :
MENTOR, PENYAJI,
COACH, PENGUJI,
Mengetahui:
KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN
DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR DAERAH
KABUPATEN SAMBAS
Disetujui :
PENGUJI,
Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa atas segala berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Rancangan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri Sipil dalam
Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XLII Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2021 di Kabupaten Sambas. Dengan judul rancangan aktualisasi
“Optimalisasi Sistem Pengendalian Dokumen Rekam Medis dengan
Penerapan Penggunaan Tracer pada Unit Rekam Medis RSUD Sambas
Kabupaten Sambas”.
Keberhasilan penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari
dukungan, arahan dan bimbingan berbagai pihak. Atas arahan dan bimbingannya
kepada penulis, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak H. Satono, S.Sos.I, MH. selaku Bupati Sambas
2. Bapak Fahrur Rofi, S.I.P., M.H.Sc selaku Wakil Bupati Sambas
3. Bapak H. Fery Madagaskar, S.T., M.T selaku Sekretaris Daerah Pemerintah
Daerah Kabupaten Sambas
4. Bapak Suprianus Herman, S.H selaku Kepala BPSDM Provinsi Kalimantan
Barat
5. Ibu Fatma Aghitsni, S.TP.M.Si, selaku Kepala BKPSDMAD Kabupaten
Sambas
6. Bapak dr. Fatah Maryunani selaku kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Sambas
7. Bapak dr. Ganjar Eko Prabowo, M.M selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Sambas
8. Bapak Agri Arisa, S.STP., M.Si, selaku Coach yang telah memberikan
bimbingan, masukan dan pengarahan dalam merancang kegiatan aktualisasi.
9. Bapak Yudi, S.Sos., M.Si, selaku penguji yang banyak memberi saran
bermanfaat untuk optimalnya kegiatan aktualisasi.
10. Bapak Budi Budiman Suada, A.MAK, selaku mentor yang telah memberikan
bimbingan, saran dan motivasi dalam penyusunan rancangan aktualisasi
11. Orang tua dan Istri yang selalu memotivasi dan memberikan dukungan berupa
i
do’a maupun materil selama kegiatan Latsar berlangsung
12. Panitia Latsar CPNS yang selalu memberikan fasilitas kepada peserta Latsar
CPNS sehingga kegiatan Latsar CPNS belangsung dengan baik
13. Widyaiswara yang telah menyampaikan materi Pelatihan Dasar CPNS
sebagai bekal penulis saat melaksanakan tugas pokok dan fungsi di tempat
tugas.
14. Rekan-rekan perekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Sambas yang
selalu memberikan motivasi kepada penulis
15. Rekan peserta pelatihan dasar CPNS Golongan II Angkatan XLII yang telah
memberikan motivasi dalam mengikuti kegiatan pelatihan
Penulisan rancangan aktualisasi ini tidak lepas dari kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak sebagai masukan untuk perbaikan laporan aktualisasi selanjutnya.
Penulis berharap semoga rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat dan semoga
amal baik dari semua pihak mendapatkan imbalan yang lebih sempurna dari Allah
SWT.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
BERITA ACARA
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Aktualisasi ........................................................... 1
B. Tujuan Aktualisasi ........................................................................ 2
C. Manfaat Aktualisasi ...................................................................... 3
D. Ruang Lingkup Aktualisasi ........................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Situasi dan Kondisi Organisasi .................................................... 4
B. Visi dan Misi Organisasi ............................................................... 5
C. Nilai-nilai Organisasi .................................................................... 5
D. Struktur Organisasi ...................................................................... 7
E. Tugas dan Fungsi Organisasi ...................................................... 7
F. Uraian Tugas Jabatan CPNS ....................................................... 8
BAB III KONSEP DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
A. Kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia ......................................... 12
1. Manajemen ASN .................................................................... 12
2. Pelayanan Publik ................................................................... 13
3. Whole of Government ............................................................ 15
B. Identifikasi Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil ................... 16
1. Akuntabilitas ........................................................................... 17
2. Nasionalisme ......................................................................... 18
3. Etika Publik ............................................................................ 19
4. Komitmen Mutu ...................................................................... 21
5. Anti Korupsi ............................................................................ 22
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu ............................................................................... 24
B. Penetapan Isu dan Penyebab Isu ................................................ 27
iii
C. Keterkaitan Agenda Kedudukandan Peran Pegawai
Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan Isu yang ditetapkan ......................................................... 30
D. Gagasan Pemecahan Isu ............................................................. 31
E. Rencana Aktualisasi ..................................................................... 32
F. Proses Bimbingan Rancangan Aktualisasi
dengan Coach dan Mentor ........................................................... 43
1. Proses Bimbingan Rancangan Aktualisasi
dengan Mentor ....................................................................... 43
2. Proses Bimbingan Rancangan Aktualisasi
dengan Coach ....................................................................... 44
3. Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ........................... 45
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peran penting dalam sistem
penyelenggaraan pemerintah negara, oleh karena itu ASN dituntut untuk
memiliki kemampuan, dan profesionalisme yang mumpuni untuk memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat. Selain itu juga ASN dituntut untuk
memiliki kompetensi dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman yang
semakin kompleks. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan prima
terhadap masyarakat. Sesuai dengan fungsi ASN yang mana ASN harus
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa.
Agar fungsi ASN bisa terwujud dengan baik maka dilaksanakan
kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar bagi Calon Pegawai Negeri Sipil,
demi terwujudnya PNS yang berkarakter, profesional dan berintegritas.
Pendidikan dan Pelatihan Dasar bagi Calon Pegawai Negeri Sipil diatur dalam
Undang- undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang
tertuang pada pasal 63 ayat 4 yang berbunyi dilaksanakan melalui proses
pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang.
Selain Undang-undang No. 5 tahun 2014 tentang ASN, pendidikan
dan pelatihan dasar juga berpedoman pada peraturan Lembaga Administrasi
Negara No. 1 tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Pelatihan ini mencetak Calon Pegawai Negeri Sipil yang diharapkan bisa
memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam melayani
masyarakat dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
ASN secara umum disebut sebagai birokrasi bukan sekedar merujuk
kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan
publik, maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan aktualisasi
1
khususnya di pelayanan bidang kesehatan yang dilaksanakan di bagian
rekam medis RSUD Sambas.
Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang
diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini
merupakan cerminan kerja sama lebih dari satu orang tenaga kesehatan
untuk menyembuhkan pasien. Bukti tertulis yang dilakukan setelah
pemeriksaan tindakan, pengobatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Proses pelayanan yang diawali dengan identifikasi pasien, pemeriksaan,
pengobatan dan tindakan medis lainnya.
Pendidikan dan pelatihan dasar ini memadukan dengan belajar teori
kemudian merancang rencana kegiatan aktualisasi dan mengaplikasikan
aktualisasi yang telah direncanakan oleh peserta pendidikan dan pelatihan,
maka akan menghasilkan inovasi yang berkelanjutan bahkan menjadi
kebiasaan (habituasi). Maka kebiasaan ini akan menciptakan budaya dari
sebuah organisasi dalam melayani masyarakat dengan pelayanan prima.
Untuk melayani masyarakat pada umumnya dan pasien pada
khususnya, penulis sebagai seorang perekam medis, yang telah berdiskusi
bersama mentor, kepala ruang dan teman sejawat sepakat mengangkat isu
yang berkembang pada saat ini yaitu “Belum Optimalnya Sistem
Pengendalian Dokumen Rekam Medis di RSUD Sambas”. Dengan
merealisasikan hal tersebut, diharapkan dapat mencapai kondisi yang
diharapkan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan aktualisasi bagi peserta Pelatihan
Dasar CPNS ini yaitu agar setiap peserta CPNS mampu mengaktualisasikan
nilai- nilai dasar profesi ASN (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), serta memahami peran dan kedudukannya
sebagai seorang ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu
pelayanan publik, manajemen ASN dan Whole of Government. Inilah dasar
yang harus diterapkan secara langsung di tempat peserta CPNS bertugas.
Selain itu, peserta pelatihan dasar juga dapat mengidentifikasi isu-isu yang
berkembang di RSUD Sambas ataupun di dunia pendidikan perekam medis
untuk diaktualisasikan di tempat kerja.
2
C. Manfaat
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dasar CPNS merupakan
kegiatan yang wajib dilaksanakan dan harus ditempuh oleh peserta
pendidikan dan pelatihan dasar. Ini adalah bentuk kegiatan untuk
menanamkan nilai-nilai dasar ASN pada diri ASN sehingga terlahir jiwa ASN
yang professional, kompeten, dan berintegritas. Setelah terbentuk jiwa ASN
yang professional, kompeten, dan berintegritas maka akan menjadi kewajiban
untuk menerapkannya di lingkungan kerja sehingga fungsi ASN bisa tercapai
sesuai harapan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup aktualisasi yang dilaksanakan oleh peserta pendidikan
dan pelatihan dasar CPNS adalah dimana tempat peserta bekerja, yaitu di unit
Rekam Medis RSUD Sambas. Dalam pelaksanaan rancangan aktualisasi
peserta dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN serta paham akan kedudukan
dan peran ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Profil
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan
medik yang mempunyai kedudukan sebagai pusat rujukan medik, dimana
rumah sakit merupakan suatu organisasi yang sangat unik, rumit serta
membutuhkan keahlian yang sangat komplek. Rumah Sakit Umum Daerah
Sambas merupakan salah satu institusi pemerintah kabupaten Sambas yang
dibentuk untuk mengemban tugas tanggung jawab memberikan pelayanan
kesehatan pada kuratif rehabilitatif yang juga tidak melupakan upaya promotif
preventif pada masyarakat kabupaten Sambas.
Rumah Sakit Umum Daerah Sambas merupakan salah satu institusi
pemerintah kabupaten Sambas yang dibentuk untuk mengemban tugas dan
tanggung jawab memberikan pelayanan kesehatan pada fase kuratif dan
rehabilitatif yang juga tidak melupakan upaya promotif dan preventif pada
masyarakat kabupaten Sambas. Kewenangan dan mandat yang
didelegasikan tersebut harus dipertanggungjawabkan kepada yang
memberikan kewenangan dan mandat dalam hal ini adalah Pemerintah
Daerah Kabupaten Sambas.
RSUD Sambas pada awalnya didirikan oleh misi Katholik pada tahun
1926, dan mulai beroperasi pada tahun 1927. Selanjutnya pada tahun 1954
pengelolaan rumah sakit diserahkan kepada Departemen Kesehatan Republik
Indonesia dan selanjutnya dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Sambas.
Kemudian Terhitung sejak tanggal 1 April 1996 rumah sakit yang sebelumnya
berada di jalan Gusti Hamzah Kabupaten Sambas tersebut dipindahkan ke
Jalan Pendidikan Kabupaten Sambas, dan rumah sakit yang lama berubah
menjadi rumah sakit Santa Elisabeth dan diserahkan kembali keuskupan
Pontianak.
Kepindahan ibu kota kabupaten Sambas dari Singkawang ke Sambas
pada tahun 1999, secara otomatis menjadikan RSUD Sambas menjadi
Rumah Sakit Kabupaten . Pada awalnya RSUD Sambas adalah RS tipe D
4
dengan luas tanah 1,95 hektar dan dengan luas bangunan 3422 meter persegi
dan hanya memiliki kapasitas 24 tempat tidur dengan fasilitas pelayanan
dokter umum, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, spesialis anak dan
spesialis bedah.
Pada Tanggal 20 Juli tahun 2007 dengan Surat Keputusan menteri
kesehatan No : 840/MENKES/SK/VII/2007 RSUD Sambas meningkat dari
rumah sakit tipe D menjadi rumah sakit tipe C hingga pada tahun 2011
dengan Surat Keputusan Bupati No : 311 tahun 2011 RSUD Sambas menjadi
PPK-BLUD ( Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah).
B. Visi dan Misi Organisasi
1. Visi
Kondisi masa depan yang didambakan segenap masyarakat dan
karyawan di RSUD Sambas tertuang dalam visi sebagai berikut:
“Menjadi Rumah Sakit Rujukan Terunggul di Wilayah Perbatasan
Kalimantan Barat”
2. Misi
Misi untuk mencapai visi Rumah sakit umum daerah Sambas
dirumuskan sebagai berikut:
a. Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit
b. Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Tenaga Kesehatan Rumah
Sakit
C. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai – nilai yang mendasari dalam pencapaian visi dan misi Rumah
Sakit Umum Daerah Sambas adalah:
1. Kejujuran
Kejujuran adalah kemampuan orang untuk mengatakan suatu
kenyataan sebagaimana adanya.
2. Keterbukaan
Keterbukaan terhadap sesuatu yang baru merupakan nilai yang perlu
dijunjung tinggi oleh setiap karyawan, sehingga setiap karyawan mampu
menghadapi setiap perubahan baik internal organisasi maupun eksternal
organisasi. Kejujuran dan keterbukaan akan menimbulkan “kepercayaan”
dari masyarakat.
5
3. Kerendahan hati
Kerendahan hati menjadikan orang mampu menerima kehadiran orang lain
dan pendapat orang lain serta mampu membangun kerjasama dengan
orang lain dalam mencapai tujuan bersama.
4. Kesediaan melayani
Kesediaan melayani merupakan tindakan terpuji dalam hubungan dengan
pelanggan. Setiap karyawan dengan ringan hati memberikan pelayanan
kepada seluruh pelanggan, sehingga pelanggan merasa diperlakukan dan
dilayani dengan baik oleh RSUD Sambas.
5. Kerja keras
Kerja keras tidak kenal lelah merupakan unsur yang sangat penting dalam
mewujudkan peningkatan kualitas secara terus menerus agar RSUD
Sambas tetap dicintai oleh pelanggannya. Kerja keras salah satu unsur
menuju kesuksesan.
6. Kasih sayang
Kasih sayang adalah sikap welas asih yang dimiliki oleh setiap manusia.
Dapat diwujudkan dalam kegiatan pelayanan sehari-hari baik terhadap
pasien maupun teman sekerja kita.
7. Akuntabilitas
Adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk memberikan
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan
segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada
pihak yang memberikan amanah.
8. Loyalitas
Loyalitas adalah kemampuan karyawan untuk mewujudkan apa yang telah
diucapkan atau dijanjikan dalam bentuk tindakan nyata. Karyawan RSUD
Sambas akan berusaha untuk mewujudkan apa yang telah dijanjikan
ketika masuk menjadi keluarga besar RSUD Sambas melalui TRI SATYA
(Satya kepada pimpinan, sejawat, bawahan).
9. Komitmen Mutu
6
Pelaksanaan pelayanan di RSUD Sambas dengan berorientasi pada
kualitas hasil, serta berkomitmen untuk senantiasa melakukan pelayanan
di rumah sakit dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan sesuai
standar.
D. Struktur Organisasi RSUD Sambas
Sesuai Peraturan Bupati No. 17 Tahun 2017 tentang Pembentukan
dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit Umum
Daerah pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas. Struktur Organisasi
RSUD Sambas adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUD Sambas
7
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, RSUD
Sambas mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pelayanan medis.
2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis
3. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
5. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan
6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
7. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan
F. Uraian Tugas Jabatan CPNS
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 30 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional
Perekam Medis dan Angka Kreditnya, rincian kegiatan Perekam Medis
Terampil Pelaksana diantaranya sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan formulir dalam penyusunan SIM rekam medis
manual (berbasis kertas);
2. Mengidentifikasi kebutuhan isi dan data dalam formulir dalam penyusunan
SIM rekam medis manual (berbasis kertas);
3. Mengklasifikasi kegiatan pelayanan dalam rangka penyusunan alur
pembentukan SIM rekam medis (manual);
4. Merancang alur kegiatan pelayanan dalam rangka penyusunan alur
pembentukan SIM rekam medis (manual);
5. Mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan sebagai dasar pengambilan
keputusan baik internal maupun eksternal
6. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial pasien
rawat jalan dalam rangka pelaksanaan rekam medis di tempat
penerimaan pasien baru dan lama rawat jalan;
7. Membuat dan memutakhirkan Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) rawat
jalan dalam rangka pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan
pasien baru dan lama rawat jalan;
8. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial pasien
rawat inap dan menginformasikan ke ruang perawatan dalam rangka
8
pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama
rawat inap;
9. Menyiapkan rekam medis rawat inap serta meminta rekam medis rawat
inap ke petugas rekam medis bagian penyimpanan dalam rangka
pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama
rawat inap;
10. Membuat, menyimpan dan memutakhirkan Kartu Kendali (KK) dalam
rangka pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan
lama rawat inap;
11. Mengisi buku registerasi pendaftaran pasien rawat jalan melalui
pencatatan/registrasi pasien;
12. Membuat dan memutakhirkan KIUP rawat jalan melalui
pencatatan/registrasi pasien;
13. Membuat dan memutakhirkan Indeks Utama Pasien (IUP) rawat jalan
melalui pencatatan/ registerasi pasien;
14. Membuat indeks penyakit, indeks tindakan medis dan indeks dokter
pasien rawat jalan melalui pencatatan/registerasi pasien;
15. Mengisi buku registrasi pendaftaran pasien rawat inap melalui
pencatatan/registrasi pasien;
16. Membuat dan memutakhirkan KIUP rawat inap melalui
pencatatan/registrasi pasien;
17. Membuat dan memutakhirkan IUP rawat inap melalui
pencatatan/registrasi pasien;
18. Membuat indeks penyakit, indeks tindakan medis dan indeks dokter
pasien rawat inap dalam rangka pelaksanaan rekam medis melalui
pencatatan/ registrasi pasien;
19. Menerima data rekam medis dalam rangka asembling rekam medis rawat
jalan berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada;
20. Mencatat buku ekspedisi dalam rangka asembling rekam medis rawat
jalan berdasarkan SOP yang ada;
21. Menyeleksi rekam medis incomplete dalam rangka asembling rekam
medis rawat jalan berdasarkan SOP yang ada;
9
22. Menyisipkan slip lembar kekurangan dalam rangka asembling rekam
medis rawat jalan berdasarkan SOP yang ada;
23. Membuat laporan incomplete dalam rangka asembling rekam medis rawat
jalan berdasarkan SOP yang ada;
24. Menerima rekam medis dalam rangka asembling rekam medis rawat inap
berdasarkan SOP yang ada;
25. Mencatat buku ekspedisi dalam rangka asembling rekam medis rawat
inap berdasarkan SOP yang ada;
26. Mengidentifikasi data dalam rangka penyusunan katalog jenis formulir
rekam medis secara manual;
27. Mengklasifikasi data dalam rangka penyusunan katalog jenis formulir
rekam medis secara manual;
28. Mengolah data katalog jenis formulir rekam medis secara manual dalam
rangka penyusunan katalog jenis formulir rekam medis secara manual;
29. Membuat laporan data katalog catatan mutu formulir rekam medis secara
manual;
30. Memasukkan data demografi pasien, kode diagnosa dan tindakan medis
pasien rawat jalan ke dalam soft ware case mix.
31. Memasukkan data demografi pasien, kode diagnosa dan tindakan medis
pasien rawat inap ke dalam soft ware case mix;
32. Memproses grouping untuk menentukan tarif case mix;
33. Menyiapkan dan menyerahkan laporan hasil grouping dalam bentuk txt ke
bagian akuntansi untuk diverifikasi internal;
34. Menerima kembali berkas klaim/file txt hasil koreksi dari bagian akuntansi;
35. Melakukan input ulang hasil koreksi kedalam software case mix;
36. Menyortir rekam medis rawat jalan dalam rangka penyimpanan rekam
medis;
37. Menyimpan rekam medis rawat jalan dan rawat inap guna menjaga agar
penyimpanan rekam medis aman, rahasia, tidak dapat diakses oleh orang
yang tidak berkepentingan;
38. Menyimpan rekam medis rawat jalan dan rawat inap inaktif yang bernilai
guna dengan media tertentu;
10
39. Menyeleksi rekam medis yang akan disusutkan dalam rangka proses
retensi;
40. Membuat daftar pertelaan rekam medis yang akan disusutkan;
41. Mendistribusikan rekam medis ke unit terkait;
42. Mengumpulkan data untuk penyusunan laporan cakupan pelayanan pada
sarana pelayanan kesehatan;
43. Mengumpulkan data penyakit dan tindakan medis untuk penyusunan
laporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap;
44. Mengumpulkan data penyakit menular untuk penyusunan laporan
morbiditas dan mortalitas pasien rawat jalan;
45. Menghitung angka ketidakkelengkapan pengisian informed consent;
46. Mengidentifikasi data formulir analisis mutu sistem pengembalian berkas
rekam medis;
47. Mengumpulkan data analisis mutu sistem pengembalian berkas rekam
medis;
48. Mengidentifikasi keabsahan data rekam medis secara manual dalam
rangka evaluasi rekam medis pasien rawat inap;
49. Mengobservasi data pada setiap lembaran rekam medis dalam rangka
evaluasi keabsahan data.
11
BAB III
KONSEP DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
12
Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan
wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit,
agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi
kecacatan. Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi serta memberikan ruang bagi
transparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan keadilan.
2. Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur penting
dalam pelayanan publik, yaitu pertama, organisasi penyelenggara
pelayanan publik, kedua, penerima layanan (pelanggan) yaitu orang,
masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan ketiga, kepuasan
yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai
hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang,
Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga
berfungsi sebagai proteksi bagi warga negara. Prinsip pelayanan publik
yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima yaitu sebagai berikut:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi
warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan
13
pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti: persyaratan,
prosedur, biaya, dan sejenisnya.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya.
d. Tidak Diskrimininatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain
atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti: status sosial,
pandangan politik, etnisitas, agama, profesi, jenis kelamin atau
orientasi seksual, difabel, dan sejenisnya.
e. Mudah dan Murah
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut
dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan.
h. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan
fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara
melalui pajak yang mereka bayar.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah
memiliki berbagai tujuan.
Untuk merubah citra buruk masyarakat terhadap pelayanan,
pemerintah harus menerapkan prinsip pelayanan prima, antara lain:
responsif terhadap pelanggan, membangun visi dan misi pelayanan,
14
menetapkan standard pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan,
pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai, memberikan apresiasi
kepada pegawai. Sikap pelayanan bagi pegawai ASN berarti pengabdian
yang tulus terhadap bidang kerja. Oleh karena itu, budaya pelayanan
dalam birokrasi pemerintahan akan sangat ditentukan oleh sikap
pelayanan yang ditunjukan oleh pegawai ASN.
3. Whole of Government
Whole Of Goverment (WoG) merupakan sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi
yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen, program, dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan
yang relevan. Pendekatan penerapan WoG dapat beroperasi dalam
tataran kelembagaan nasional maupun daerah. Terkait penerapannya,
WoG dikelompokkan dalam beberapa kategori hubungan yaitu sebagai
berikut:
a. Koordinasi
WoG dilakukan dimulai dari sebatas koordinasi tanpa ada dampak
perubahan institusi atau kelembagaan sampai dengan proses merger
atau penyatuan beberapa lembaga menjadi satu unit organisasi baru.
b. Integrasi
Kelembagaan yang terlibat mulai cair, dan terdapat penyamaan
perencanaan jangka panjang serta kerjasama.
c. Kedekatan dan Pelibatan
Kelembagaan menyatukan diri dalam wadah yang relatiflebih
permanen.
Beberapa alasan mengapa WoG itu penting untuk dipelajari bagi
peserta latsar yaitu:
a. Penerapan WoG dilakukan dalam upaya meningkatkan efektifitas dan
efisiensi penyelenggaraan pemerintah dalam pemberian pelayanan
kepada publik. Dengan diterapkannya WoG, dinamika kebijakan
15
pemerintah yang kompleks dapat lebih terintegrasi dalam
pelaksanaannya. Selain itu, adanya pelayanan, menuntut untuk
dilakukannya suatu pendekatan yang inovatif agar terciptanya
penyelenggaraan pemerintah yang lebih baik.
b. Adanya ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya
nuansa kompetisi antar sektor dalam penyelenggaraan pembangunan
yang menyebabkan tumbuhnya ego sektoral yang mendorong perilaku
dan nilai individu maupun kelompok yang menyempit pada
kepentingan sektornya.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi
bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk
mendorong tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan
menjamin bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu
frame NKRI.
Oleh karena itu, WoG ini menjadi penting untuk dipahami karena
diperlukan suatu kebersamaan dari seluruh sektor guna mencapai tujuan
bersama. Sikap, perilaku, dan nilai yang berorientasi sektor harus
dicairkan dan dibangun dalam fondasi kebangsaaan yang lebih mendasar,
yang mendorong adanya semangat persatuan dan kesatuan.
B. Identifikasi Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Peraturan LAN RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi yang
dikembangkan dalam Pelatihan Dasar CPNS merupakan kompetensi
pembentukan karakter PNS yang profesional sesuai bidang tugas.
Kompetensi sebagaimana dimaksud diukur berdasarkan kemampuan:
1. Menunjukkan sikap perilaku bela negara;
2. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
3. Mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia; dan
16
4. Menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai
dengan bidang tugas.
Adapun nilai-nilai dasar ASN yang merupakan seperangkat prinsip
yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi ASN adalah sebagai
berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Setiap ASN dituntut untuk akuntabel dalam pelaksanaan tugas –
tugasnya demi terciptanya pemerintahan yang dipercaya oleh masyarakat.
Adapun akuntabilitas memiliki fungsi diantaranya menyediakan kontrol
demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, dan
meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia, akuntabilitas diartikan sebagai bertanggung jawab atau
keadaan dapat dimintai pertanggungjawaban.
Selain menjadi nilai dasar profesi ASN, akuntabilitas juga
menjadi prinsip dasar good governance dan good corporate governance
dimana dalam good governance dan good corporate governance,
akuntabilitas diartikan sebagai kejelasan fungsi, struktur, sistem dan
pertanggungjawaban organisasi atau personil sehingga pengelolaan
organisasi atau personil terlaksana secara efektif.
Adapun aspek-aspek akuntabilitas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil dimana hasil yang diharapkan
adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan
inovatif.
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, seperti laporan kinerja
dimana dengan memberikan laporan kinerja berarti mampu
menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh
individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari
hasil dan proses yang telah dilakukan.
d. Konsekuensi dari akuntabilitas individu/kelompok/institusi dapat
berupa penghargaan atau sanksi.
17
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja dimana tujuan utama dari
akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
18
Nasionalisme memiliki nilai-nilai dasar yang berasal dari dasar
negara Republik Indonesia, yaitu pancasila, antara lain:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa (menyatakan keimanan dan kepercayaan
kepada Tuhan sesuai dengan keimanan dan kepercayaan masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab);
b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan, gemar dengan kegiatan kemanusiaan, dan berani
membela kebenaran dan keadilan. Sadar bahwa manusia itu semua
sederajat, maka dikembangkan sikap saling menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain);
c. Persatuan Indonesia (Bangsa Indonesia menempatkan persatuan dan
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi dan golongan. Persatuan dikembangkan
atas dasar Bhineka Tunggal Ika);
d. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan (Bangsa Indonesia menjunjung tinggi
dan menghayati hasil dari keputusan musyawarah, karena itu semua
pihak harus mau untuk menerima dan melaksanakan hasil
musyawarah dengan penuh tangung jawab. Kepentingan bersama
lebih utama daripada kepentingan pribadi atau golongan. Keputusan
yang diambil harus menjunjung tinggi nilai keadilan serta dapat
dipertanggungjawabkan);
e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Hak dan kewajiban
setiap orang sama kedudukannya dalam menciptakan keadilan dalam
masyarakat sehingga perlu dikembangkan perbuatan yang luhur,
sikap kegotong royongan, kekeluargaan, dan kesinambungan antara
hak dan kewajiban untuk menjaga keadilan terhadap sesama).
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Terdapat tiga fokus utama dalam pelayanan
publik, yaitu:
19
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
20
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu
antara lain mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan
memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara. Salah satu standar internasional yang sering menjadi acuan
dalam implementasi manajemen atau komitmen mutu adalah ISO
9001:2015 Quality Management System dimana berdasarkan standar
tersebut, terdapat 7 (tujuh) prinsip manajemen mutu, yaitu:
a. Customer Focus (Fokus Pada Pelanggan);
b. Leadership (Kepemimpinan);
c. Engagement of People (Keterlibatan Orang-orang);
d. Process Approach (Pendekatan Proses);
e. Improvement (Pengembangan sistem);
f. Evidence-based Descision Making (Pengambilan keputusan berbasis
bukti);
g. Relationship Management (Manajemen hubungan dengan berbagai
pihak).
Adapun komitmen mutu memiliki nilai-nilai dasar, antara lain:
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan pelanggan;
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara agar pelanggan tetap setia;
c. Menghasilkan produk / jasa yang berkualitas tinggi tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan;
21
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan
pergeseran tuntutan kebutuhan pelanggan maupun perkembangan
teknologi;
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan
masalah daan pengambilan keputusan; dan
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai
cara, antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,
kolaborasi dan benchmark.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan
sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa,
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga,
masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi
dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Korupsi juga diartikan sebagai tindakan yang dilakukan pejabat
publik yang melakukan penyalahgunaan kekuasaan yang diamanahkan
demi keuntungan sepihak atau kelompok.
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara
atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan
menerapkan nilai anti korupsi, ASN diharapkan dapat terhindar dari tindak
pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-
menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan,
benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
Untuk mengaktualisasi nilai tersebut, diperlukan komitmen penuh
dari setiap ASN. Komitmen anti korupsi sendiri adalah ketika individu telah
mencapai kesadaran anti korupsi secara menyeluruh dan utuh, maka hal
tersebut tidak hanya sampai menjadi semangat, namun akan terus
22
bergerak hingga menjadi komitmen integritas, Individu akan melangkah
lebih jauh, bukan sekedar menghindar namun mencari solusi terhadap
fenomena korupsi. Terdapat 9 nilai anti korupsi antara lain:
a. Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai
sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan
tidak curang.
b. Kepedulian adalah mengindahkan, memerhatikan dan menghiraukan.
Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar.
c. Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak
banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.
d. Kedisiplinan adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
e. Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.
f. Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian
keberanian.
g. Kesederhanaan yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.
h. Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran.
i. Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
23
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, isu adalah masalah yang
dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak
terjamin kebenarannya; kabar angin; desas desus. Aktualisasi nilai dasar PNS
dilakukan melalui pemecahan masalah dari isu yang berkembang di unit
kerja. Dalam kegiatan ini di pilih 3 (tiga) isu yang berkembang di unit kerja
untuk kemudian di pilih 1 isu yang paling prioritas. Adapun 3 (tiga) isu yang
yang berkembang di unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Sambas
adalah sebagai berikut :
1. Belum optimalnya tata ruang penyimpanan dokumen rekam medis di
RSUD Sambas
Menurut Sedarmayanti (1996:92) “Tata ruang adalah pengaturan
dan penyusunan seluruh mesin, alat perlengkapan kantor, serta perabotan
kantor pada tempat yang tepat sehingga petugas dapat bekerja dengan
baik, nyaman, leluasa dan bebas untuk bergerak guna mencapai efisiensi
kerja. Pengaturan tata ruang yang baik akan mengakibatkan pelaksanaan
pekerjaan kantor dapat di atur secara tertib dan lancar. Dengan demikian
komunikasi kerja pegawai akan semakin lancar, sehingga koordinasi dan
pengawasan semakin mudah, akhirnya dapat mencapai efisiensi kerja.
Dari hasil wawancara dan observasi di unit rekam medis Rumah
Sakit Umum Daerah Sambas, penulis menemukan ada beberapa
permasalahan yaitu tata ruang yang masih belum baik, banyak dokumen
rekam medis yang disimpan di lantai tidak pada rak file sehingga
menyulitkan ruang gerak petugas karena jalan untuk lalu lalang yang
dipenuhi oleh dokumen- dokumen ada disetiap sudutnya, jarak antar rak
yang begitu sempit sehingga petugas kesulitan melakukan pengambilan
dan penyimpanan secara bersamaan di tempat yang sama (harus
bergantian dalam melakukan pengambilan maupun penyimpanan
dokumen rekam medis), banyak kondisi dokumen rekam medis yang
sudah sobek dikarenakan tersenggol petugas rekam medis saat
24
melakukan pengambilan maupun penyimpanan, dokumen rekam medis
yang tersimpan di rak dengan tidak rapi serta masih banyak dokumen
rekam medis yang sengaja dipaksa dimasukan pada rak meskipun rak
sudah penuh. Selain itu juga, berdasarkan hasil wawancara kepada salah
satu petugas di tempat penyimpanan dokumen rekam medis bahwa
petugas sering mengalami pegal-pegal setiap setelah selesai melakukan
tugas di rumah sakit.
2. Keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis rawat inap ke unit
rekam medis
Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Akses Terhadap
Rekam medis waktu peminjaman berkas rekam medis yaitu 1x24 jam. Hal
ini juga sesuai dengan PORMIKI (2010) yang menyatakan rekam medis
rawat inap segera dikembalikan ke unit kerja rekam medis paling lambat
2x24 jam terhitung sejak pasien dinyatakan keluar rumah sakit dan untuk
rekam medis rawat jalan yaitu 1x24 jam. Berdasarkan temuan petugas
rekam medis di RSUD Sambas, jumlah dokumen rekam medis yang
kembali tepat waktu dari ruang rawat inap ke unit rekam medis masih
sedikit. Hal ini dibuktikan dengan tabel ketepatan waktu pengembalian
berikut ini :
Tabel 4.1
Ketepatan Waktu Pengembalian Dokumen Rekam Medis
Periode Januari-Mei 2021
Dari tabel diatas diketahui bahwa dari 1.869 dokumen rekam medis
yang kembali ke ruang rekam medis tepat waktu 2x24 jam sebanyak 111
dokumen sedangkan 1.758 dokumen lainnya tidak tepat waktu.
Pengembalian dokumen rekam medis yang tidak tepat waktu
25
mengakibatkan beban kerja petugas dalam pengolahan data meningkat.
Hal ini juga akan berakibat pada proses klaim asuransi BPJS menjadi tidak
tepat waktu atau terlambat diklaimkan sehingga akan berdampak pada
keuangan rumah sakit.
3. Belum optimalnya sistem pengendalian dokumen rekam medis di RSUD
Sambas
Pengendalian berkas rekam medis adalah suatu pengawasan atau
pengontrolan berkas rekam medis baik dalam peminjaman berkas rekam
medis dari rak penyimpanan maupun pengembalian berkas rekam medis
ke rak penyimpanan (Fitroh, 2017). Berkas rekam medis yang telah
disimpan akan digunakan kembali untuk keperluan pelayanan atau
keperluan yang lainnya. Petugas perlu melakukan kegiatan pengendalian
agar berkas rekam medis yang keluar dari ruang penyimpanan dapat
diketahui letak dan kegunaannya.
Alat yang dapat digunakan dalam proses pengendalian berkas
rekam medis selain buku eskpedisi yaitu tracer. Menurut International
Federation of Health Information Management Associations (IFHIMA,
2012), tracer (outguide), yaitu pengganti rekam medis yang akan
dikeluarkan dari penyimpanan untuk tujuan apapun. Harus terbuat dari
bahan yang kuat dan berwarna. Tracer sangat perlu digunakan untuk
meminimalkan kesalahan letak, mengurangi missfile, dan memudahkan
pengembalian berkas rekam medis sesuai urutannya. Tracer atau petunjuk
keluar tetap berada di rak file tersebut sampai berkas rekam medis yang
diambil (dipinjam) kembali ke tempat semula.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan petugas filling
di unit rekam medis, peminjaman dan pengembalian berkas rekam medis
hanya dicatat pada buku ekspedisi. Tidak terdapat tracer sebagai out
guide berkas rekam medis yang keluar dari rak penyimpanan. Informan
mengatakan tidak digunakannya tracer dikarenakan jumlahnya yang tidak
seimbang dan penggunaannya yang membutuhkan waktu cukup lama
sehingga akan menyebabkan penumpukan permintaan rekam medis dan
untuk mempersingkat waktu, tracer tidak digunakan. Tetapi untuk
26
meminimalisir kehilangan berkas rekam medis petugas mencatat semua
berkas yang keluar dari unit filling kedalam buku ekspedisi.
Tabel 4.2
Analisis Isu dengan Metode APKL
Kriteria
No Isu Total Rank
A P K L
1. Belum optimalnya tata ruang
penyimpanan dokumen rekam 3 3 4 3 13 II
medis di RSUD Sambas
2. Keterlambatan pengembalian
dokumen rekam medis rawat 3 3 3 3 12 III
inap ke unit rekam medis
3. Belum optimalnya sistem
pengendalian dokumen rekam 4 5 4 4 17 I
medis di RSUD Sambas
27
Berdasarakan tabel di atas, isu yang ditetapkan menjadi isu prioritas
(nilai tertinggi) dan sebagai isu Rancangan Aktualisasi adalah “Belum
optimalnya sistem pengendalian dokumen rekam medis di Rumah Sakit
Umum Daerah Sambas” dengan jumlah nilai 17.
Untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang
mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar
penyebabnya maka akan dianalisis menggunakan diagram fishbone, yaitu
sebagai berikut :
MONEY METHOD
MACHINE MAN
28
perekam medis dibagian filling dan petugas tidak menggunakan tracer
untuk menandai berkas yang sedang keluar.
2. Faktor Method
Method yang dimaksud dalam identifikasi ini merujuk pada pelaksanaan
dan Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang peminjam berkas rekam
medis. Penyebab utama dari faktor method adalah Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang tidak dijalankan oleh petugas filling dalam hal
peminjaman berkas rekam medis dan belum adanya SOP terkait
penggunaan tracer.
3. Faktor Machine
Faktor machine yaitu sarana dan prasarana yang mendukung sistem
pengendalian berkas rekam medis di RSUD Sambas seperti tracer dan
buku ekspedisi. Penyebab utama dari faktor machine adalah Jumlah tracer
yang tersedia tidak seimbang dengan jumlah rekam medis yang keluar.
4. Faktor Money
Penyebab utama dari faktor money adalah pengajuan penambahan rak
filling yang belum terpenuhi.
Untuk menentukan penyebab dari isu yang prioritas, maka digunakan
alat tapis teknik Urgency, Seriousness, Growth (USG) dengan skala penilaian
1 sampai 5. Skala 1 (tidak penting), skala 2 (kurang penting), skala 3 (cukup
penting), skala 4 (penting), skala 5 (sangat penting). Penentuan penyebab isu
yang prioritas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3
Analisis Penyebab Isu Prioritas
Kriteria
No Faktor Penyebab Total Rank
U S G
29
3. SOP yang tidak dijalankan oleh petugas filling dalam hal
4 3 4 11 II
peminjaman berkas rekam medis
30
publik yang merupakan salah satu dari kedudukan dan peran Pegawai
Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
31
E. Rencana Rancangan Aktualisasi
Penerapan nilai-nilai ASN serta kedudukan dan peran ASN dalam NKRI terkait dengan kegiatan y a n g
dilakukan oleh penulis di unit kerja, sebagai berikut:
33
Keterkaitan Kontribusi terhadap
Output/ Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata Visi, Misi dan
Bukti Fisik Nilai Organisasi
Pelatihan Tujuan Organisasi
tracer 2. Foto dirangkum sesuai menjadi rumah sakit terhadap nilai-nilai
Manajemen kegiatan kebutuhan rujukan terunggul di organisasi yaitu
ASN (Komitmen wilayah perbatasan kesediaan
Mutu : Kalimantan Barat, melayani
berorientasi misi yang pertama
pada mutu) yaitu meningkatkan
mutu pelayanan
2. Konsultasi Saya akan rumah sakit
dengan Kepala berkonsultasi
Ruangan dengan Kepala
Rekam Medis Ruangan Rekam
terkait SOP Medis terkait SOP
yang akan yang sudah saya
dibuat buat. Saya akan
menerima
masukan dan
akan segera
memperbaikinya.
(Nasionalisme:
Kerjasama,
musyawarah)
(Etika Publik:
Taat Perintah)
34
Keterkaitan Kontribusi terhadap
Output/ Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata Visi, Misi dan
Bukti Fisik Nilai Organisasi
Pelatihan Tujuan Organisasi
(Kasubbag) Bagian
Rekam Medis (Kasubbag)
terkait SOP Rekam Medis
yang akan Saya akan
dibuat menerima
masukan dan
akan segera
memperbaikinya
(Nasionalisme :
Kerjasama,
musyawarah)
(Etika Publik :
Sopan)
35
Keterkaitan Kontribusi terhadap
Output/ Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata Visi, Misi dan
Bukti Fisik Nilai Organisasi
Pelatihan Tujuan Organisasi
3. Melakukan 1. Melakukan 1. Terlaksana Saya akan dokumen rekam Dengan melakukan
sosialisasi konsultasi nya kegiatan melakukan medis rawat jalan sosialisasi kepada
kepada petugas dengan Kepala sosialisasi konsultasi dengan terkait SOP petugas
penyimpanan Ruangan 2. Meningkatnya Kepala Ruangan penggunaan tracer penyimpanan
dokumen rekam Rekam Medis pengetahuan Rekam Medis saya berkontribusi dokumen rekam
medis rawat jalan mengenai petugas mengenai terhadap visi medis rawat jalan
terkait SOP kegiatan penyimpanan kegiatan rumah sakit yaitu terkait SOP
penggunaan sosialisasi tentang sosialisasi dengan menjadi rumah sakit penggunaan tracer
tracer penggunaan menggunakan rujukan terunggul di saya
Whole of tracer bahasa yang sopan wilayah perbatasan memberikan
Government 3. Foto (Etika Publik : Kalimantan Barat, penguatan
kegiatan Sopan) misi yang pertama terhadap nilai-nilai
yaitu meningkatkan organisasi yaitu
Saya akan mutu pelayanan keterbukaan
2. Menyiapkan mempersiapkan rumah sakit
bahan sosialisasi bahan sosialisasi
yaitu SOP yang
telah saya buat
dengan
memfotokopi
sebanyak 3
rangkap.
(Akuntabilitas:
Kejelasan
Target)
Saya akan
36
Keterkaitan Kontribusi terhadap
Output/ Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata Visi, Misi dan
Bukti Fisik Nilai Organisasi
Pelatihan Tujuan Organisasi
3. Pelaksanaan membuka
sosialisasi sosialisasi dengan
mengucapkan
salam dan akan
menjelaskan materi
sosialisasi terkait
SOP tentang
penggunaan tracer
menggunakan
bahasa yang
mudah dipahami
(Nasionalisme :
Religius)
(Etika Publik :
Sopan)
Saya akan
4. Meminta meminta dukungan
dukungan dan dan saran kepada
saran kepada sesama petugas
sesama petugas rekam medis agar
rekam medis terjalin hubungan
kerja sama dalam Dengan
pelaksanaan melaksanaan
kegiatan proses
(Nasionalisme : pengendalian
37
Keterkaitan Kontribusi terhadap
Output/ Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata Visi, Misi dan
Bukti Fisik Nilai Organisasi
Pelatihan Tujuan Organisasi
Kerja sama) dokumen rekam
medis
Saya akan menggunakan
4. Pelaksanaan 1. Menyiapkan 1. Diketahuinya menyiapkan tracer tracer saya Dengan
proses Tracer letak dokumen sebagai pengganti berkontribusi melaksanaan
pengendalian rekam medis dokumen rekam terhadap visi proses
dokumen rekam yang keluar medis yang akan rumah sakit yaitu pengendalian
medis dari rak diambil sesuai menjadi rumah sakit dokumen rekam
menggunakan penyimpanan dengan SOP rujukan terunggul di medis
tracer sesuai 2. Foto kegiatan penggunaan tracer wilayah perbatasan menggunakan
dengan SOP (Akuntabilitas : Kalimantan Barat, tracer saya
penggunaan Tanggung jawab) misi yang pertama memberikan
tracer yaitu meningkatkan penguatan
Pelayanan Saya akan mengisi mutu pelayanan terhadap nilai-nilai
Publik 2. Mengisi slip slip permintaan rumah sakit organisasi yaitu
permintaan rekam medis akuntabilitas
rekam medis dengan teliti
(Etika Publik :
Profesional)
Saya akan
3. Meletakkan slip meletakkan slip
permintaan pada permintaan pada
bagian kantong bagian kantong
tracer tracer secara
konsisten
(Akuntabilitas :
38
Keterkaitan Kontribusi terhadap
Output/ Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata Visi, Misi dan
Bukti Fisik Nilai Organisasi
Pelatihan Tujuan Organisasi
Konsisten)
Saya akan
4. Menyelipkan mengambil
tracer ke dalam dokumen rekam
rak penyimpanan medis di rak
sebagai penyimpanan
pengganti berkas dengan cara
rekam medis menyelipkan tracer
yang keluar (Anti Korupsi :
Mandiri)
Saya akan
5. Mencatat mencatat
penggunaan penggunaan dokumen
dokumen rekam rekam medis pada
medis pada buku buku peminjaman
peminjaman dokumen rekam
dokumen rekam medis dengan teliti
medis (Etika Publik :
Profesional)
39
Keterkaitan Kontribusi terhadap
Output/ Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata Visi, Misi dan
Bukti Fisik Nilai Organisasi
Pelatihan Tujuan Organisasi
medis pada buku dokumen rekam
peminjaman medis dengan sikap
dokumen rekam yang sopan
medis (Etika Publik :
Sopan)
Saya akan
Menyimpan dokumen
rekam medis yang
7. Menyimpan telah dikembalikan
dokumen rekam kedalam rak
medis yang telah penyimpanan
dikembalikan berdasarkan nomor
kedalam rak rekam medis dengan
penyimpanan mencocokkan isi
berdasarkan nomor tracer yang terpasang
rekam medis (Etika Publik : Dengan
dengan Cepat, tepat) melakukan
mencocokkan isi monitoring dan
tracer yang evaluasi
terpasang Saya akan saya berkontribusi
membuat lembar terhadap visi rumah
cheklist harian sakit yaitu menjadi
penggunaan tracer rumah sakit rujukan
1. Tersedianya dengan mandiri terunggul di wilayah
Melakukan lembar (Anti korupsi perbatasan
40
Keterkaitan Kontribusi terhadap
Output/ Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata Visi, Misi dan
Bukti Fisik Nilai Organisasi
Pelatihan Tujuan Organisasi
5. monitoring dan 1. Membuat lembar cheklist harian mandiri) Kalimantan Barat, Dengan melakukan
evaluasi cheklist harian penggunaan misi yang pertama monitoring dan
Manajemen ASN penggunaan tracer Saya akan yaitu meningkatkan evaluasi saya
tracer 2. Foto kegiatan melakukan mutu pelayanan memberikan
monitoring rumah sakit penguatan
penggunaan tracer terhadap nilai-nilai
secara konsisten organisasi yaitu
2. Melakukan dan mencatat hasil komitmen mutu
monitoring pemantauan
penggunaan dengan jujur
tracer (Akuntabilitas :
Konsisten)
(Anti Korupsi :
Jujur)
Saat akan
melakukan evaluasi
penggunaan tracer
kepada petugas
penyimpanan
3. Melakukan dengan
evaluasi bermusyawarah
penggunaan (Nasionalisme :
tracer Musyawarah)
Saya akan
melaporkan hasil
41
Keterkaitan Kontribusi terhadap
Output/ Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata Visi, Misi dan
Bukti Fisik Nilai Organisasi
Pelatihan Tujuan Organisasi
evaluasi kepada
mentor
(Etika Publik :
4. Melaporkan Sopan)
hasil evaluasi (Komitmen mutu :
kepada mentor Berorientasi
mutu)
42
F. Proses Bimbingan Rancangan Aktualisasi dengan Coach dan Mentor
1. Proses Bimbingan Rancangan Aktualisasi dengan Mentor
Tabel 4.5 Jadwal Konsultasi dengan Mentor
NAMA RUDY ASTRIADI, A.MD.PK
NOMOR DAFTAR HADIR 14
INSTANSI RSUD SAMBAS
TEMPAT RSUD SAMBAS
TELP / SMS / WA /
HARI / TANGGAL / KEGIATAN /
NO EMAIL /
PUKUL OUTPUT TATAP MUKA / DLL
43
2. Proses Bimbingan Rancangan Aktualisasi dengan Coach
Tabel 4.6 Jadwal Konsultasi dengan Coach
NAMA RUDY ASTRIADI, A.MD.PK
NOMOR DAFTAR HADIR 14
INSTANSI RSUD SAMBAS
TEMPAT RSUD SAMBAS
TELP / SMS / WA /
HARI / TANGGAL / KEGIATAN /
NO EMAIL /
PUKUL OUTPUT TATAP MUKA / DLL
Coaching RA
Sabtu, 9 Oktober 2021
1. (synchronous) Zoom
07.30 – 11.00 WIB
Penentuan isu-isu
Coaching RA
Jum’at, 15 Oktober 2021
3. (synchronous) Zoom
07.30 -
44
3. Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 4.7 Jadwal Implementasi Aktualisasi
45
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. Etika Publik. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.