available at http://ejournal.unp.ac.id/index.php/psikologi/
ELECTRONIC ISSN 2622-6626
PENDAHULUAN
Menurut Cohen dan Lazarus (Handini,
Perubahan gaya hidup yang berdampak pada
2011) kualitas hidup merupakan tingkat
bergesernya nilai-nilai pada masyarakat dari
keunggulan dalam hidup seseorang yang
tradisional ke arah modern misalnya, gaya
dapat dinilai melalui kehidupannya. Persepsi
hidup hura-hura, hedonis, lokalisasi dan
keunggulan yang dilihat dari bagaimana
perilaku sex bebas, peredaran narkoba, yang
hubungan interpersonalnya, tujuan hidup,
akan berdampak pada penularan virus
harapan, dan bagaimana kondisi materinya.
Acquired Immuno Dificiensi Syndrome
Pendapat lain mengungkapkan kualitas
(HIV/AIDS) (KPAN, 2013).
hidup adalah kemampuan seseorang dalam
Saat ini penyakit HIV/AIDS telah menyebar
memperoleh hidup normal yang
ke seluruh dunia. Berdasarkan latar
berhubungan dengan persepsi seseorang
belakang penderitanya HIV/AIDS datang
misalnya harapan, tujuan, perhatian dan
dari kalangan homoseksual (25,8%),
standar secara spesifik terkait kehidupan
transgender (24,8%), PSK (5,3%), dan dari
yang rasakan dapat dipengaruhi oleh nilai-
lembaga pemasyaraktan (2,6%) (Idayu &
nilai dan adat istiadat dimana dia berada
Pahlawan, 2014).
(Syaefudin, 2014). Kualitas hidup berfokus
Penyakit HIV/AIDS tentunya tidak pernah
pada domain atau bidang kehidupan yang
terlepas dari stigma dan diskriminasi yang
membuat hidup sangat menyenangkan,
terjadi pada lingkungan keluarga, , teman,
bahagia, dan bermanfaat, seperti
maupun masyarakat, secara tidak langsusng
kebermaknaan bekerja, realisasi diri (seperti
akan berdampak pada beban psikologis dari
dalam pengembangan penuh bakat dan
ODHA. ODHA akan memandang kehidupan
kemampuan), dan standar hidup yang baik.
sebagai suatu hal yang tidak ada gunanya,
Konseptualisasi kualitas hidup meliputi
bahkan tidak bermakna sama sekali. ODHA
konstruksi kebahagiaan, kesejahteraan,
identik dengan orang yang memiliki
SWB (Subjective Well-Being), dan kepuasan
perilaku yang penyimpangan misalnya
hidup, dengan penekanan paling besar
wanita nakal, salah pergaulan dan
diberikan pada kompetensi perilaku atau
penyimpangan seksual. Dengan adanya
kemampuan fungsional (Khariroh, 2018).
stigma ini, maka akan berpengaruh pada
Kemampuan fungsional dapat didefinisikan
tingkat kualitas hidup ODHA (Diatmi &
sebagai kompetensi perilaku yang dirasakan,
Fridari, 2014).
yaitu perasaan individu untuk mampu
berfungsi secara efektif dalam kehidupan
UNP JOURNALS PRINTED ISSN 2087-8699
82 Jurnal RAP UNP, Vol. 10, No. 1, Mei 2020, hal. 80-89
Unstandarized Coefficient
Variabel R R2 Sig
B
Kualitas Hidup 0,470 0,221 26,095 0,003
26,095 yang berarti bahwa jika tidak ada menggunakan uji regresi sederhana
(X), maka nilai sumbangan kualitas hidup diterima, yaitu terdapat pengaruh
(Y) sebesar 26,095. Koefisien regresi dukungan sosial terhadap kualitas hidup
peningkatan nilai dukungan sosial, maka Saribattangku. Hal yang sama ditemukan
nilai sumbangan akan bertambah sebesar oleh (Diatmi & Fridari, 2014) dimana
0,392 pada nilai kualitas hidup. Sehingga dukungan sosial berkontribusi positif
semakin meingkat dukungan sosial yang terhadap kualitas hidup pada ODHA yang
terhadap kualitas hidup ODHA di Kota memiliki skor kualitas hidup dengan
sosial yang dimaksud adalah diberikannya di dapatkan odha juga berada pada
bantuan oleh orang lain khususnya kategori sedang, artinya masih perlunya
keluarga, teman dan lingkugan sosial peningkatan agar ODHA lebih mampu
sebagai bentuk kepedulian dan perhatian meningkatkan kualitas hidupnya dan bisa
pada penderita ODHA yang secara tidak berkontribusi di lingkungan sosialnya, (3)
terdapat pengaruh yang signifikan antara
UNP JOURNALS PRINTED ISSN 2087-8699
88 Jurnal RAP UNP, Vol. 10, No. 1, Mei 2020, hal. 80-89
DAFTAR RUJUKAN