Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS SYOK SEPSIS

DI RUANGAN ICU RSUD UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA


KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

DI SUSUN OLEH :

NAMA : DEBI KRISTIANI BULAGE


NIM : 2021032017

CI LAHAN CI INSTITUSI

Ns. Ni Luh Sukardiasih S.Kep Ns. Ahmil., S.Kep.,M.Kes


085241417166 NIK. 20150901051

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
SEPSIS
A. Konsep Teoritis
1. Definisi
Sepsis adalah suatu keadaan ketika mikroorganisme menginvasi tubuh
dan menyeb abkan respon inflamasi sitemik. Respon yang ditimbulkan sering
menyebabkan penurunan perfusi organ dan disfungsi organ. Jika disertai
dengan hipotensi maka dinamakan Syok sepsis. ( Anonim. Bataar O,dkk
2018)
Syok septic adalah suatu bentuk syok yang menyebar dan vasogenik
yang dicirikan oleh adanya penurunan daya tahan vaskuler sistemik serta
adanya penyebaran yang tidak normal dari volume vaskuler (Anonim.
Jochberger S,dkk 2018)
Syok septic adalah infasi aliran darah oleh beberapa organisme
mempunyai potensi untuk menyebabkan reaksi pejamu umum toksin ini.
Hasilnya adalah keadaan ketidakadekuatan perfusi jaringan yang mengancam
kehidupan (Lundeg G & Baelan I 2018).

Menurut M. A Henderson (2015) Syok septic adalah syok akibat


infeksi berat, dimana sejumlah besar toksin memasuki peredaran darah. E.
colli merupakan kuman yang sering menyebabkan syok ini.
Syok septik adalah syok yang disebabkan oleh infeksi yang menyebar
luas yang merupakan bentuk paling umum syok distributif. Pada kasus trauma,
syok septik dapat terjadi bila pasien datang terlambat beberapa jam ke rumah
sakit. Syok septik terutama terjadi pada pasien-pasien dengan luka tembus
abdomen dan kontaminasi rongga peritonium dengan isi usus.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa syok septic adalah infasi aliran darah
oleh beberapa organisme mempunyai potensi untuk menyebabkan reaksi
pejamu umum toksin. Hasilnya adalah keadaan ketidak adekuatan perfusi
jaringan yang mengancam kehidupan.
2. Etiologi
Microorganisme dari syok septic adalah bakteri gram-negatif. Namun
demikian, agen infeksius lain seperti bakteri gram positif dan virus juga dapat
menyebab syok septic. (Lundeg G & Baelan I 2018).
1. Infeksi bakteri aerobik dan anaerobik
a. Gram negatif seperti : Echerichia coli, Kebsiella sp, Pseudomonas sp,
Bacteroides sp, dan Proteus sp.
b. Gram positif seperti : Stafilokokus, Streptokokus dan Pneumokokus.
2. Infeksi viral, fungal,dan riketsia
3. Kerusakan jaringan , yang dapat menyababkan kegagalan penggunaan
oksigen sehingga menyebabkan MOSF.
4. Pertolongan persalinan yang tidak heginis pada partus lama.

Faktor dan Resiko Sepsis

a. Faktor – faktor pejamu


- Umur yang ekstrim
- Malnutrisi
- Kondisi lemah secara umum
- Penyakit kronis
- Penyalagunaan obat dan alkohol
- Neutropenia
- Splenektomi
- Kegagalan banyak organ
b. Faktor – faktor yang berhubungan
- Penggunaan kateter invasif
- Prosedur-prosedur operasi
- Luka karena cidera atau terbakar
- Prosedur diagnostik invasif
- Obat-obatan (antibodi, agen-agen sitotoksik, steroid).
3. Patofisiologi
Infeksi sistemik yang terjadi biasanya karena kuman Gram negatif
yang menyebabkan kolaps kardiovaskuler. Endotoksin basil Gram negatif
ini menyebabkan vasodilatasi kapiler dan terbukanya hubungan pintas
arteriovena perifer. Selain itu, terjadi peningkatan permeabilitas kapiler.
Peningkatan kapasitas vaskuler karena vasodilatasi perifer menyebabkan
terjadinya hipovolemia relatif, sedangkan peningkatan peningkatan
permeabilitas kapiler menyebabkan kehilangan cairan intravaskuler ke
intertisial yang terlihat sebagai udem.
Pada syok septik hipoksia, sel yang terjadi tidak disebabkan oleh
penurunan perfusi jaringan melainkan karena ketidakmampuan sel untuk
menggunakan oksigen karena toksin kuman. Gejala syok septik yang
mengalami hipovolemia sukar dibedakan dengan syok hipovolemia
(takikardia, vasokonstriksi perifer, produksi urin < 0.5 cc/kg/jam, tekanan
darah sistolik turun dan menyempitnya tekanan nadi). Pasien-pasien
sepsis dengan volume intravaskuler normal atau hampir normal,
mempunyai gejala takikaridia, kulit hangat, tekanan sistolik hampir
normal, dan tekanan nadi yang melebar.
4. Manifestasi Klinis
Syok sepsis terjadi dalam dua fase yang berbeda :
1. Fase pertama disebut sebagai fase hangat (Hiperdinamik)
- Hipotensi
- Takikardi
- Takipnea
- Alkalosis respiratorik
- Curah jantung (CJ) tinggi dengan TVS (Tahanan Vaskuler
Vistemik) rendah.
- Kulit dingin, pucat
- Hipertermia/hipotermia
- Perubahan status mental
- Poliuria
- SDP meningkat
- Hiperglikemia
2. Fase lanjut disebut fase dingin (hipodinamik)
- Hipotensi
- Takikardia
- Ta kipnea
- Asidosis metabolik
- CJ rendah dengan TVS tinggi
- Kulit hangat, kemerahan
- Hipotermia
- Status mental memburuk
- Disfungsi organ dan selular (spt, ARDS, KIT, oliguria)
- SDP menurun, dan Hipoglisemia
Infeksi Sepsis/Proses

5. Pathway Keperawatan
Bakteri menyebar ke
seluruh sirkulasi

SYOK

Memicu mediator Distribusi Disfungsi Disfungsi miokard Aktifasi mediator


akibat mediator inflamasi

Vasodilat
Bronkopas Proses Imun di Gt CO &
Sepsis/Proses Infeksi
Sepsis/Proses
Darah & cairan
Peningkatan Usus tubuh menuju Maldistribusi
Lambung
Sepsis/Proses Sepsis/Proses

Hipoperfusi Merangsang
Ketidakefektifan pola Motilitas/ Sepsis/Proses
Konpensasi ginjal thermostat di
nafas penyerapan air
Sepsis/Proses Takikardi & tekanan
Mual di kolon
Sepsis/Proses
Sepsis/Proses
Muntah Diar Urine Gangguan transportasi Peningkatan suhu
Sepsis/Proses Sepsis/Proses Sepsis/Proses Sepsis/Proses >37 C, kulit hangat
Ekstremitas Teraba
Output Sepsis/Proses
Sepsis/Proses
Ketidakefektifan perfusi Hipotermi
Hipovolemi Sepsis/Proses
jaringan
Sepsis/Proses

Penurunan curah jantung


Infeksi Sepsis/Proses
6. Pemeriksaan Penunjang

Pengobatan terbaru syok sepsis mencakup mengidentifikasi dan


mengeliminasi penyebab infeksi yaitu dengan cara pemeriksaan-
pemeriksaan yang antara lain:
1. Kultur (luka, sputum, urin, darah) yaitu untuk mengidentifikasi
organisme penyebab sepsis. Sensitifitas menentukan pilihan obat
yang paling efektif.
2. SDP : Ht Mungkin meningkat pada status hipovolemik karena
hemokonsentrasi. Leucopenia (penurunan SDB) terjadi sebalumnya,
diikuti oleh pengulangan leukositosis (1500-30000) dengan
peningkatan pita (berpindah kekiri) yang mengindikasikan produksi
SDP tak matur dalam jumlah besar.
3. Elektrolit serum: Berbagai ketidakseimbangan mungkin terjadi dan
menyebabkan asidosis, perpindahan cairan dan perubahan fungsi
ginjal.
4. Trombosit : penurunan kadar dapat terjadi karena agegrasi trombosit
5. PT/PTT : mungkin memanjang mengindikasikan koagulopati yang
diasosiasikan dengan hati/ sirkulasi toksin/ status syok.
6. Laktat serum : Meningkat dalam asidosis metabolik, disfungsi hati,
syok
7. Glukosa Serum : hiperglikenmio yang terjadi menunjukkan
glikoneogenesis dan glikonolisis di dalam hati sebagai respon dari
puasa/ perubahan seluler dalam metabolisme
8. BUN/Kreatinin : peningkatan kadar diasosiasikan dengan dehidrasi,
ketidakseimbangan atau kegagalan ginjal, dan disfungsi atau
kegagalan hati.
9. GDA : Alkalosis respiratosi dan hipoksemia dapat terjadi
sebelumnya. Dalam tahap lanjut hipoksemia, asidosis respiratorik
dan asidosis metabolik terjadi karena kegagalan mekanisme
kompensasi
10. EKG : dapat menunjukkan segmen ST dan gelombang T dan
distritmia menyerupai infark miokard.
7. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
1) Medis
Pengobatan terbaru syok septic mencakup mengidentifikasi
dan mengeliminasi penyebab infeksi. Pengumpulan specimen urin,
darah, sputum dan drainase luka dilakukan dengan teknik aseptic.
Antibioktik spectrum luas diberikan sebelum menerima laporan
sensitifitas dan kultur untuk meningkatkan ketahanan hidup pasien
(Anomin. Tsenddorj G, Dkk. 2018).
Preparat sefalosporin ditambah amino glikosida diresepkan
pada awalnya. Kombinasi ini akan memberikan cangkupan antibiotic
sebagaian organism gram negative dan beberapa gram positif. Saat
laporan sensitifitas dan kultur tiba, antibiotik diganti dengan antibiotic
yang secra lebih spesifik ditargetkan pada organisme penginfeksi dan
kurang toksin untuk pasien.
Setiap rute infeksi yang potensial harus di singkirkan seperti :
jalur intravena dan kateter urin. Setiap abses harus dialirkan dan area
nekrotik dilakukan debridemen. Dukungan nutrisi sangat diperlukan
dalam semua klasifikasi syok. Oleh karena itu suplemen nutrisi
menjadi penting dalam penatalaksanaan syok septic. Suplemen tinggi
protein harus diberikan 4 hari dari awitan syok. Pemberian makan
entral lebih dipilih daripada parenteral kecuali terjadi penurunan
perfusi kesaluran gastrointestinal.
2) Keperawatan
a. Perawat harus sangat mengingat resiko sepsis dan tingginya
mortalitas yang berkaitan dengan syok septic.
b. Semua prosedur invasive harus dilakukan dengan teknik aseptic
yang tepat,
c. Selain itu jalur intravena, insisi bedah, luka trauma, kateter urin dan
luka dekubitus dipantau terhadap tanda-tanda infeksi.
d. Perawat berkolaborasi dengan anggota tim perawat lain.
e. Perawat memantau pasien dengan ketat terhadap reaksi menggigil
yang lebih lanjut.
f. Perawat memberikan cairan intravena dan obat-obatan yang
diresepkan termasuk antibiotic untuk memulihkan volume vascular.

8. Komplikasi
1. Meningitis
2. Hipoglikemi
3. Aasidosis
4. Gagal ginjal
5. Disfungsi miokard
6. Perdarahan intra cranial
7. Icterus
8. Gagal hati
9. Disfungsi system saraf pusat
10. Kematian
11. Sindrom distress pernapasan dewasa (ARDS)

9. Konsep Asuhan Keperawatan


a) Pengkajian
1) Pengkajian Primer
Selalu menggunakan pendekatan ABCDE.
 Airway
- yakinkan kepatenan jalan napas
- berikan alat bantu napas jika perlu (guedel atau nasopharyngeal)
- jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli
anestesi dan bawa segera mungkin ke ICU
 Breathing
- kaji jumlah pernasan lebih dari 24 kali per menit merupakan
gejala yang signifikan
- kaji saturasi oksigen
- periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan
kemungkinan asidosis
- berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask
- auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
- periksa foto thorak
 Circulation
- kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda
signifikan
- monitoring tekanan darah, tekanan darah <>
- periksa waktu pengisian kapiler
- pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar
- berikan cairan koloid – gelofusin atau haemaccel
- pasang kateter
- lakukan pemeriksaan darah lengkap
- siapkan untuk pemeriksaan kultur
- catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau
temperature kurang dari 36oC
- siapkan pemeriksaan urin dan sputum
- berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.
 Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien
sepsis padahal sebelumnya tidak ada masalah (sehat dan baik). Kaji
tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU.
 Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka
dan tempat suntikan dan tempat sumber infeksi lainnya.

b) Pola Gordon:
1) Pola persepsi dan pemeliharan kesehatan
Menggambarkan persepsi klien atas kondisi kesehatan yang
di alami dan bagaiman klien memelihara dan
menangananinya
2) Pola nutrisi dan metabolic
Perlu di kaji frekuensi makan dan minum, jenis, porsi dan
status antropometri seperti : makanan yang disukai yang
dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan kolesterol
3) Pola eliminasi
Perlu dikaji baik BAK dan BAB terkait : frekuensi,
konsistensi, bau warna dan keluhan
4) Pola aktifitas dan latihan
Perlu dikaji kemapuan klien dalam melakukan perawatan diri
5) Pola istirahat dan tidur
Perlu dikaji tentang jumlah jam tidur siang, jumlah jam tidur
malam, gangguan tidur dan perasaan waktu bangun
6) Pola kognitif-perseptual
Nyeri atau sakit kepala dan tengkuk
7) Pola persepsi konsep diri
Perlu dikaji terkait citra tubuh, harga diri, ideal diri dan
identitas diri
8) Pola hubungan dan peran
Perlu dikaji hubungan klien, perawat, dan lingkungan
9) Pola seksualitas reproduksi
Menggambarkan kepausan atau masalah yang actual atau
dirasakan dengan seksualitas , dampak sakit terhadap
seksualitas
10) Pola mekanisme koping
Kemampuan klien dalam mengatasi masalah terkait dengan
penyakit yang dialaminya
11) Pola nilai dan keyakinan
Perlu di kaji nilai-nilai spiritual klien
c) Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum     : lemah

Kesadaran  : GCS   (E:M:V)

TTV, BB/TB  :

 Pengukuran TD dilakukan 2 kali, dengan sela antara 1 – 5


menit , pengukuran tambahan dilakukan jika hasil ke-2
pengukuran sebelumnya sangat berbeda 
 Pengukuran denyut jantung dengan menghitung nadi (30
detik) dilakukan saat duduk segera sesudah pengukuran
tekanan darah                               
a. Kepala
Normal , distribusi rambut merata, beruban, kulit kepala dalam
keadaan bersih, tidak terdapat ketombe ataupun kutu rambut,
wajah simetris, nyeri tekan negatif.

b. Mata
Pasien umumnya mengeluh pandangan kabur.

c. Telinga
Pasien umumnya tidak mengeluhkan gangguan pendengaran yang
berkaitan dengan hipertensi.

d. Hidung dan sinus


Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.

e. Mulut dan tenggorokan


Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.

f. Leher
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.

g. Payudara
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
h. Pernafasan
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.

i. Kardiovaskular
nadi teraba cukup kuat, Lansia biasanya mengeluh dadanya
berdebar – debar. Terkadang terasa nyeri dada.

j. Gastrointestinal
Mual dan muntah.

k. Perkemihan
Pada umumnya pasien mengalami proteinuria.

l. Urinaria
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.

m. Muskuloskeletal
merasakan kesemutan dan keram pada lutut saat cuaca dingin
sehingga sulit berdiri. Tonus otot berkurang, tulang dada, pipi,
klavikula tampak menonjol, terjadi sarkopenia, ekstremitas atas
bawah hangat.

n. Sistem endokrin
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan

d) Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2, edema paru
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
afterload dan preload
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
cardiac output yang tidak mencukupi
e) Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
( NOC) (NIC)
1 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan keperawatan Airway Managemen :
nafas berhubungan dengan selama ... x 24 jam . pasien akan : - Buka jalan nafas
Ketidakseimbangan antara - TTV dalam rentang normal - Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
suplai dan kebutuhan O2 - Menunjukkan jalan napas yang paten (fowler/semifowler)
edema paru - Mendemostrasikan suara napas yang - Auskultasi suara nafas , catat adanya suara tambahan
bersih, tidak ada sianosis dan - Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
dypsneu. - Monitor respirasi dan status O2
- Monitor TTV.
2 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan keperawatan Cardiac care :
berhubungan dengan selama ... x 24 jam . pasien akan : - catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
perubahan afterload dan - Menunjukkan TTV dalam rentang - monitor balance cairan
preload. normal - catat adanya distritmia jantung
- Tidak ada oedema paru dan tidak - monitor TTV
ada asites - atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
- Tidak ada penurunan kesadaran - monitor status pernapasan yang menandakan gagal jantung
- Dapat mentoleransi aktivitas dan
tidak ada kelelahan.
3 Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Fever Treatment :
dengan proses infeksi selama ... x 24 jam . pasien akan : - Observasi tanda-tanda vital tiap 3 jam.
- Suhu tubuh dalam rentang normal - Beri kompres hangat pada bagian lipatan tubuh (Paha dan aksila).
- Tidak ada perubahan warna kulit dan - Monitor intake dan output
tidak ada pusing - Monitor warna dan suhu kulit
- Nadi dan respirasi dalam rentang - Berikan obat anti piretik
normal Temperature Regulation
- Beri banyak minum ( ± 1-1,5 liter/hari) sedikit tapi sering
- Ganti pakaian klien dengan bahan tipis menyerap keringat.
4 Ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Management sensasi perifer:
jaringan perifer selama ... x 24 jam . pasien akan : - Monitor tekanan darah dan nadi apikal setiap 4 jam
berhubungan dengan - Tekanan sisitole dan diastole dalam - Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi
cardiac output yang tidak rentang normal - Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas
mencukupi - Menunjukkan tingkat kesadaran atau dingin
yang baik - Kolaborasi obat antihipertensi
DAFTAR PUSTAKA

Bataar O, Lundeg G, Tsenddorj G, Jochberger S, Grander W, Baelan I, et al.


Nationwide survey on resource availability for implementing current sepsis
guidelines in Mongolia. [Internet]. 2010 . [cited 2018 Jan 5]. Available from:
URL: http:// www.who.int/bulletin/ volumes/88/11/10-077073/en/. Di akses
pada tanggal 07-Oktober-2019 pukul 09.00 Wita.

Judith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern,(2012), Diagnosa Keperawatan Nanda


NIC NOC, Jakarta, EGC
Nurarif, Amin Huda % Kusuma, Hardhi, (2013), Aplikasi Asuhan
Keperawatan NANDA NIC-NOC, Jakarta, Medi Action Publishing.
Neviere R. Sepsis syndrome in adults: Epidemiology, definitions,
clinical presentation, diagnosis, adn
prognosis.https://www.uptodate.com/contents/sepsis-syndromes-in-adults-
epidemiology-definitions-clinical-presentation-diagnosis-and
prognosis (accessed on 07 Oktober 2019)

World Health Organization. Indonesia: WHO statistical profile. [Internet]. 2015.


[cited 2018 Jan 6]. Available from: URL: http://
www.who.int/gho/countries/idn.pdf? ua=1 /. Di akses pada tanggal 07-
Oktober-2019 pukul 09.00 Wita.

https://www.google.com/search?
q=pathway+sepsis&safe=strict&sxsrf=ACYBGNQ49glucq2
CLPt_2awVMk5BoRR8w:1570454084163&source=lnms&tbm=isch&sa=X
&ved=0ahUKEwjl8munYrlAhXIqY8KHb1WDIsQ_AUIESgB&biw=1366&
bih=657#imgrc=_ Di akses pada tanggal 07 oktober 2019 jam 21.32 WITA

Carpenito, Lynda Juall. 2015. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Ediai 8. Jakarta
: EGC.

Doenges, Marilyn E.dkk. 2015. Rencana Perawatan. Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif dkk. 2015. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta

: Media Aesculapius FK UI.

Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2015. Ilmu Kesehatan. Jakarta : Info

Medika Jakarta.

Muttaqin, Arif. 2015. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem

Pernapasan : Salemba

Anda mungkin juga menyukai