Anda di halaman 1dari 2

Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai

pemimpin pembelajaran
Ifan_CGP_Palu

Setelah mempelajari modul tentang pengambilan keputusan, saya menyadari bahwa banyak
hal yang harus dipertimbangkan serta dipikirkan dengan matang dan bijaksana khususnya
yang berhubungan dengan murid, rekan sejawat maupun orang lain. Sering kali saya
bertindak tanpa memikirkan apakah itu keputusan yang tepat untuk saya ambil. Terkadang
saya mengambil keputusan hanya melihat satu sisi sementara ada beberapa sisi lagi yang
harus diperhitungkan. Sehingga sebagai langkah awal dalam penerapannya, saya harus
memulai dari diri saya terlebih dahulu dimana dalam mengambil keputusan terhadap
permasalahan yang saya alami maka saya akan menggunakan langkah-langkah pengambilan
keputusan yang saya telah pelajari dari modul ini.

Tentunya dalam mengambil suatu keputusan dalam lingkungan sekolah tidak dapat hanya
mengandalkan hawa nafsu dan hati nurani saja. Sebagai langkah awal saya harus mampu
mengenali kondisi dan mengidentifikasi lingkungan serta melakukan diskusi dengan rekan
sejawat. Tentunya sebelum menyamakan persepsi, terlebih dahulu saya memberikan
informasi mengenai pengambilan keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran kepada rekan
sejawat. Kegiatan sosialisasi ini bisa dilakukan perindividu atau kelompok kecil seperti
komunitas praktisi. Setelah rekan sejawat memahami teknik pengambilan keputusan ini dan
ketika menghadapi sebuah permasalahan yang membutuhkan keputusan yang tepat, saya
dapat membantu rekan sejawat melalui teknik coaching dengan memperhatikan 4 paradigma
pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan. Harapannya semua keputusan yang diambil merupakan keputusan yang
tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kedepannya saya akan menerapkannya kepada murid dan rekan sejawat untuk menyelesaikan
kasus-kasus yang biasanya terjadi disekolah. Untuk waktunya mungkin disesuaikan dengan
kapan dihadapkan pada sebuah permasalahan atau kasus maka saya akan mulai
menerapkannya, jadi bisa saja pekan depan dan seterusnya. Banyak kasus yang terjadi dalam
pembelajaran di kelas seperti murid mencontek, bolos, sering tidak membuat tugas dan
lainnya. Jika dengan seketika kita marah dan memutuskan dengan hawa nafsu maka suasana
pembelajaran tentunya menjadi tidak menyenangkan dan berdampak tidak baik terhadap
psikologis murid. Tentunya teknik latihan kesadaran penuh (mindfulness) seperti STOP harus
terlebih dahulu dilakukan sebelum mengambil keputusan. Selanjutnya  kita dapat
mengidentifikasi kasus dan berkoordinasi kepada orang yang terdekat dengan murid tersebut
seperti orang tua, teman terdekatnya dan walikelas. Jika informasi sudah jelas kita dapat
membuat 9 langkah pengambilan keputusan . Begitu juga dengan rekan kerja, jika terjadi
kasus dan diputuskan tergesa gesa maka hubungan dengan rekan kerja tidak harmonis lagi
atau kondisi lingkungan sekolah semakin tidak baik. Untuk itu kompotensi Sosial/Emosi dan
teknik coaching dapat membantu dalam menyelesaikan masalah jika dikombinasikan dengan
9 langkah pengambilan keputusan.  

Selain itu tentunya dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin


pembelajaran, saya membutuhkan seorang yang dapat saya jadikan sebagai rekan diskusi
untuk meminta pendapat, pandangan serta arahan bahkan kritikan terhadap keputusan yang
saya ambil sehingga keputusan yang saya ambil lebih terarah. Seorang yang saya maksud
tentunya memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam hal pembelajaran di sekolah atau
yang ahli dibidangnya, bisa Guru BK, guru senior ataupun Wakil Kepala sekolah.

Anda mungkin juga menyukai