Anda di halaman 1dari 27

Nama : Syaiful Bahri

NPM : 229031495856

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Masalah
Akar
No terpilih
Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
. yang akan
masalah
diselesaikan
1 Media Perencanaan HASIL KAJIAN LITERATUR Berdasarkan hasil eksplorasi
pembelajaran dan alternatif solusi, alternatif solusi
IPA yang pemilihan 1. Buku yang
relevan media Proses pembelajaran yang interaktif dan sesuai atau memungkinkan untuk
belum pembelajaran menyenangkan bisa dibangun dengan menghadirkan diterapkan di kelas saya adalah
banyak IPA belum media pembelajaran dalam bentuk video (audio sebagai berikut :
digunakan optimal. visual). Belajar melalui video memudahkan 1. Penerapan media video ( audio
pesertadidik memahami konteksi mata pelajaran. visual )
a. Dasar Pemilihan
Sumber : Media Audiovisual (Video).
Mutmainnah, dkk. 2022. Pemanfaatan dan Salah satu media
Pengembangan Media Pembelajaran. Media Sains pembelajaran yang sederhana
Indonesia adalah video pembelajaran.
Baik itu yang dibuat sendiri
2. Buku oleh guru ataupun video hasil
Menyatakan bahwa media pembelajaran berbasis pencarian melalui youtube
laboratorium virtual PhET ini mampu secara efektif oleh guru. Penggunaan media
meningkatkan pemahaman konsep siswa karena ini didalam kelas merupakan
media pembelajaran ini didesain berdasarkan salah satu solusi untuk
karakteristik siswa sehingga dapat digunakan meningkatkan pehamanan
secara mandiri dan memudahkan siswa. konsep peserta didik karena
peserta didik bukan hanya
Sumber : mendengar penjelasan tapi
Juniantoro, S. 2021. Literasi Digital dalam juga melihat kejadian melalui
Tantangan Abad 21. Jawa Tengah: PT. Nasya tayangan videonya. Media ini
Expanding Management dapat merangkul peserta
didik dengan gaya belajar
3. Buku audio, visual dan audio
Ronal Anderson, (1987: 104) mengemukakan tentang visual. Dalam pembelajaran,
beberapa tujuan dari pembelajaran menggunakan video memiliki kelebihan-
media video yaitu mencakup tujuan kognitif, afektif, kelebihan yang menguatkan
dan psikomotor. Ketiga tujuan ini dijelaskan sebagai untuk digunakan sebagai
berikut : media pembelajaran fisika.
a. Tujuan Kognitif Video membantu siswa untuk
1. Dapat mengembangkan kemampuan kognitif mendengarkan kembali
yang menyangkut kemampuan mengenal bagian yang menurut mereka
kembali dan kemampuan memberikan perlu untuk dielaborasi,
rangsangan berupa gerak dan sensasi. diulang, atau dipahami
2. Dapat mempertunjukkan serangkaian gambar dengan lebih baik.
diam tanpa suara sebagaimana media foto dan
film bingkai meskipun kurang ekonomis. b. Kelebihan
3. Video dapat digunakan untuk menunjukkan 1) Dapat mengembangkan
contoh cara bersikap atau berbuat dalam kemampuan kognitif yang
suatu penampilan, khususnya menyangkut menyangkut kemampuan
interaksi manusiawi. mengenal kembali dan
b. Tujuan Afektif kemampuan memberikan
Dengan menggunakan efek dan tekhnik, video rangsangan berupa gerak
dapat menjadi media yang sangat baik dalam dan sensasi.
mempengaruhi sikap dan emosi. 2) Video dapat digunakan
c. Tujuan Psikomotorik untuk menunjukkan
1. Video merupakan media yang tepat untuk contoh cara bersikap atau
memperlihatkan contoh berbuat dalam suatu
2. keterampilan yang menyangkut gerak. penampilan, khususnya
Dengan alat ini diperjelas baik dengan cara menyangkut interaksi
memperlambat ataupun mempercepat manusiawi.
gerakan yang ditampilkan. 3) Dengan menggunakan
3. Melalui video siswa langsung mendapat efek dan teknik, video
umpan balik secara visual terhadap dapat menjadi media yang
kemampuan mereka sehingga mampu sangat baik dalam
mencoba keterampilan yang menyangkut mempengaruhi sikap dan
gerakan tadi. emosi.
4) Video merupakan media
Sumber : yang tepat untuk
Anderson, Ronald H. 1987. Pemilihan dan memperlihatkan contoh
Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Jakarta: keterampilan yang
Universitas Terbuka bekerja sama dengan CV. menyangkut gerak.
Rajawali. Dengan alat ini diperjelas
baik dengan cara
4. Jurnal Pendidikan memperlambat ataupun
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan mempercepat gerakan
yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa yang ditampilkan.
Pembelajaran dengan menggunakan media video 5) Melalui video siswa
terhadap hasil belajar peserta didik menunjukkan langsung mendapat
hasil yang positif. Pembelajaran dengan umpan balik secara visual
menggunakan media video juga dapat meningkatkan terhadap kemampuan
motivasi dan minat belajar peserta didik. Selain itu mereka sehingga mampu
proses belajar mengajar menjadi kondusif, nyaman, mencoba keterampilan
menarik, nyaman, dan menyenangkan serta berjalan yang menyangkut
dengan efektif dan efisien. Media video pembelajaran gerakan tadi.
ini dapat membantu siswa dalam memahami materi
pelajaran dengan baik. c. Kekurangan
Video dengan fungsi untuk
Sumber : memutar, menjeda, dan
Wahyu & Henny. 2021. Penggunaan Media meneruskan atau
Pembelajaran Video Terhadap Hasil Belajar Siswa memundurkan dapat bersifat
Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru. interaktif tetapi membatasi
Volume 4 Nomor 3 pembelajaran mandiri dengan
Link : membatasi pengguna agar
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIPPG/article/view/41223 tidak langsung mengakses
(atau melompat ke) bagian-
bagian tertentu dari video.
5. Jurnal Pendidikan
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa media 2. Laboratorium virtual PhET
pembelajaran e-book dengan memanfaatkan fitur a. Dasar Pemilihan
rumah belajar dengan aplikasi anyflip berada dalam pembelajaran menjadi lebih
kategori baik dan dapat digunakan maupun menarik, menantang dan
disebarluaskan dalam pembelajaran daring atau menyenangkan. Hal ini
online khusunya pada mata pelajaran IPA kelas VIII. dikarenakan proses
pembelajaran tidak lagi
Sumber : sebatas mendengarkan uraian
Sri Handayati. 2020. Pengembangan Media materi dari guru, tetapi siswa
Pembelajaran E-Book Dengan Memanfaatkan Fitur dapat melakukan aktivitas
Rumah Belajar Pada Pada Mata Pelajaran Ipa. Jurnal lain
Inovasi Dan Riset Akademik. Volume 1 Nomor 4 seperti mengamati dan
Link : mendemonstrasikan suatu
https://ahlimedia.com/jurnal/index.php/jira/article/view/61 praktikum seperti di
laboratorium sebenarnya.
6. Jurnal Pendidikan
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan b. Kelebihan
yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa Adapun kelebihan dari
Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber laboratorium virtual PhET
belajar pada Simulation ini adalah dapat
mata pelajaran IPA, menarik bagi peserta didik dan meminimalisir kesalahan
tidak membosankan sehingga motivasi belajar dalam melakukan kegiatan
peserta didik meningkat, proses pembelajaran lebih praktikum seperti merusak
bermakna karena peserta didik dihadapkan dalam alat, melakukan hal yang
keadaan alam sekitar yang nyata sehingga menyebabkan bahaya dan
kondisinya sesuai dengan keadaan sebenarnya. sebagainya. Semua alat dan
Pernyataan ini ditunjukkan dengan peningkatan bahan yang dibutuhkan
hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA. dalam kegiatan praktikum
telah tersedia di dalam
Sumber : program PhET Simulation.
Hahat Rohayati. 2018. Pemanfaatan Lingkungan Dengan demikian, kegiatan
Sekitar Sebagai Media Pendukung Pembelajaran Ipa praktikum dengan
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Di menggunakan PhET menjadi
Sdn 263 Rancaloa. Jurnal Elementaria Edukasia lebih efisien dan lebih cepat
Volume 1 No 1 Tahun 2018
Link : bila dibandingkan dengan
http://jurnal.unma.ac.id/index.php/jee/article/view/811 praktikum langsung di
laboratorium nyata. Phet
Jurnal Pendidikan mewakili sebuah laboratorium
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan virtual sehingga dapat
yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa Data mengatasi kegiatan praktikum
respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran yang tidak dapat di lakukan
dengan menggunakan aplikasi PhET menunjukkan secara
respon yang baik untuk kedua siklus. Kedua hasil langsung di laboratorium
pelaksanaan percobaan menunjukkan adanya nyata.
peningkatan penguasaan konsep siswa melalui
simulasi PhET materi listrik dinamis dalam c. Kekurangan
pembelajaran online. Penelitian ini memberikan data Kelemahan simulasi PheT
awal sebagai dasar bagi peneliti selanjutnya untuk sebagai media pembelajaran
merancang LKPD dengan menggunakan model yaitu;
pembelaaran yang bervariasi sesuai dengan tingkat 1) akses pelaksaan dalam
kesulitan materi pembelajaran. pembelajaran ini harus
mggunakan komputer
Sumber : 2) keberhasilan dalam suatu
Azani Fitri. 2022. Laboratorium Virtual dengan pembelajaran itu
Aplikasi PhET untuk Memperkuat Penguasaan Konsep tergantung kemandirian
Listrik Dinamis Siswa pada Pembelajaran Online. JPE siswa dalam mengikuti
(Jurnal Eksakta Pendidikan). Volume 6 Nomor 1 pelajaran
Link : 3) siswa merasa jenuh jika
https://jep.ppj.unp.ac.id/index.php/jep/article/view/624 kurang memahami tentang
penggunaan komputer.
8. Hasil Wawancara
a. Guru (Guru IPA SMP Negeri 20 Balikpapan) - 3. Penggunaan E-book Flip
Aulia Fathul Ulumy, S. Pd. a. Dasar Pemilihan
Media pembelajaran yang dapat dipakai dalam flip pdf professional
proses pembelajaran IPA adalah media berbasis memungkinkan kita untuk
audio visual . Dengan menggunakan media membuat flipbook dengan
tersebut bisa membuat peserta didik lebih berbagai macam fitur serta
mudah memahami materi yang dijelaskan page editor dari file pdf yang
karena proses KBM menjadi lebih menarik dan kita miliki. Flip pdf
tidak membosankan. professional memungkinkan
Dan yang harus diperhatikan adalah pemilihan setiap orang untuk berkreasi
media pembelajaran IPA harus disesuaikan dengan efek interaktif seperti
dengan materi yang diajarkan. menambahkan multimedia
berupa video, animasi,
b. Rekan Sejawat (Guru IPA SMP Negeri 4 gambar, hyperlink, youtube,
Balikpapan) - Hartina Mukfi, S. Pd. dan lain sebagainya sehingga
Pemilihan media pembelajaran sangat penting setiap orang bisa membuat
dalam proses pembelajaran, media yang baik buku yang bagus dan mudah
digunakan adalah media yang disesuaikan dibaca.
dengan gaya belajar masing-masing peserta
didik. Seperti video (audiovisual) atau alat peraga b. Kelebihan
yang didemonstrasikan langsung (kinestetik). kelebihan pada aplikasi flip
Media yang berbasis teknologi seperti virtual pdf professional ini yaitu:
laboratory juga dapat digunakan agar siswa lebih 1) Interactive publishing.
mudah memahami materi dan merasa tertarik Dengan tampilan yang
dengan proses pembelajaran. menarik, dengan
menambahkan video,
c. Kepala sekolah (Kepala SMP Negeri 4 gambar, link, dan lainnya
Balikpapan) - Afandi, S. Pd. menjadikan flipbook
Terdapat beberapa alasan yang biasanya interaktif dengan
menyebabkan guru belum menggunakan media pengguna;
pembelajaran dengan optimal, seperti kurangnya 2) Terdapat berbagai macam
waktu persiapan, biaya yang tidak tersedia dan template, tema,
sulit menentukan media yang tepat. pemandangan, latar
Dengan demikian, guru diharapkan dapat belakang, dan plugin
berkreasi dalam membuat media dengan waktu untuk menyesuaikan
yang seefisien mungkin, memilih media ebook kita
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik 3) Ebook dapat didukung
siswa dan kondisi lingkungannya, dan dapat dengan teks dan audio;
membuat media yang menyesuaikan dengan alat dan
dan bahan yang tersedia di sekitarnya. 4) Format keluaran (output)
yang fleksibel, seperti html,
exe, zip, Mac App, versi
d. Pakar (Kepala Sekolah SMA Negeri 3
Balikpapan & Pemateri Nasional dalam bidang seluler dan burn ke CD.
pendidikan) - Wahyudi, S. Pd.
Menurut beliau, media pembelajaran yang paling
baik untuk memaksimalkan pemahaman siswa c. Kekurangan
terhadap konsep IPA/Fisika adalah media 1) Informasi yang
pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya disampaikan cenderung
belajar & karakteristik masing-masing siswa. tidak mendapat perhatian
Dengan demikian siswa akan lebih mudah dari pembaca. Pembaca
memahami konsep suatu hukum atau teori dibuat terpukau dengan
pembelajaran. efek multimedia yang
terdapat didalam ebook
e. Pengawas (Pengawas Madya) - tersebut.
Supriyanto,S.Pd., M.M.Pd, 2) E-book bersifat multimedia
Beliau mengatakan bahwa guru belum dengan fitur “Flip Book”
melakukan inovasi pada model/metode dan cenderung lebih sulit
media pembelajaran dikarenakan mindset/pola dibaca jika dibandingkan
pikir guru untuk bertransformasi masih belum dengan e-book yang
muncul, guru masih berada pada zona dirancang tanpa flip.
nyamannya. Padahal seharusnya guru Beberapa aplikasi pembuat
profesional ituu adalah guru yang mengajar e-book bersifat multimedia
sesuai jaman siswanya. Beliau juga mengatakan ada yang memiliki fitur
prinsip beliau sebagai guru ”Belajar tanpa henti, “Pan Zoom” untuk memberi
berbagi tanpa putus untuk memberikan solusi kesempatan pembaca lebih
fokus pada area teks

4. Penggunaan Alat Peraga


a. Dasar Pemilihan
Alat Peraga. Media
pembelajaran ini dapat
meningkatkan pemahaman
konsep IPA/Fisika karena
fungsi utama alat peraga
adalah untuk menurunkan
keabstrakan dari konsep, agar
siswa mampu menangkap arti
sebenarnya dari konsep
tersebut. Selain itu
berdasarkan manfaatnya,
media ini sangat efektif
digunakan untuk
meningkatkan pemahaman
konsep IPA/Fisika.

b. Kelebihan
1) Menumbuhkan minta
belajar siswa,
2) Memperjelas makna bahan
pelajaran,
3) Metode mengajar ajan lebih
bervariasi,
4) Membuat siswa lebih aktif
melakukan kegiatan
belajar.

c. Kekurangan
1) keterpaduan antara alat
peraga dan materi ajar
sering diabaikan,
2) Lebih banyak menuntut
guru
3) perlu waktu untuk
persiapan
4) ketersediaan biaya.
2 Kurangnya Penggunaan HASIL KAJIAN LITERATUR
penggunaan model
model pembelajaran 1.Buku
pembelajaran yang Beberapa fungsi penting yang seharusnya dimiliki
inovatif diterapkan suatu model
belum pembelajaran antara lain adalah sebagai berikut:
maksimal a. Bimbingan
Suatu model pembelajaran menjadi acuan bagi
guru dan siswa mengenai apa yang seharusnya
dilakukan, memiliki desain instruksional
komprehensif dan mampu membawa guru dan
siswa ke arah tujuan pembelajaran.
b. Mengembangkan kurikulum
Model pembelajaran selanjutnya dapat membantu
mengembangkan kurikulum pada setiap kelas
atau tahapan pendidikan.
c. Spesifikasi alat pelajaran
Model pembelajaran memerinci semua alat
pengajaran yang akan digunakan guru membawa
siswa kepada perubahan-perubahan perilaku
yang dikehendaki.
d. Memberikan perbaikan terhadap pengajaran
Model pembelajaran dapat membantu
peningkatan aktivitas proses belajar mengajar
sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa.

Sumber :
Dini Rosdiani, Model Pembelajaran Langsung dalam
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Bandung:
Alfabeta, 2012, hlm. 19-20.

2. Buku
mengidentfikasi lima karakteristik suatu model
pembelajaran yang
baik, yang meliputi berikut ini :
a. Prosedur ilmiah
Suatu model pembelajaran harus memiliki suatu
prosedur yang sistematik utuk mengubah tingkah
laku peserta didik atau memiliki sintaks yang
merupakan urutan langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan guru dan peserta
didik.
b. Spesifikasi hasil belajar yang direncanakan
Suatu model pembelajaran menyebutkan hasil-
hasil belajar secara rinci mengenai penampilan
peserta didik.
c. Spesifikasi lingkungan belajar
Suatu model pembelajaran menyebutkan secara
tegas kondisi lingkungan di mana respon pesertaa
didik diobservasi.
d. Kriteria penampilan
Suatu model pembelajaran merujuk pada kriteria
penerimaan penampilan yang diharapkan dari
para peserta didik. Model pembelajaran
merencanakan tingkah laku yang diharapkan dari
peserta didik yang dapat didemonstrasikannya
setelah langkah-langkah mengajar tertentu.
e. Cara-cara pelaksanaannya
Semua model pembelajaran menyebutkan
mekanisme yang menunjukan reaksi peserta
didik dan interaksinya denan lingkungan.

Sumber :
Indrawati, Setiawan, Wawan. 2009. Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Jakarta:Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (PPPPTK IPA) untuk Program PERMUTU.

3. Buku
Berdasarkan pendapat ahli yang dikemukakan di
atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
discovery/inquiry learning adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada keaktifan
siswa untuk memiliki pengalaman belajar dalam
menemukan konsep-konsep materi berdasarkan
masalah yang diajukan.
Sumber :
Nuhadifah Amaliyah, dkk. 2019. Model Pembelajaran
Inovatif abad 21. Makassar. Samudra Biru

4. Jurnal Pendidikan
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa ada
pengaruh yang signifikan pada penggunaan model
pembelajaran problem based learning terhadap
aktivitas belajar siswa kelas X Multimedia mata
pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar di SMK
Nurul Ulum.

Sumber :
Mega, Dyan, dan Zainul. 2021. Pengaruh Model
Pembelajaran Problem Based Learning terhadap
Aktivitas Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Tambusai.
Volume 5 Nomor 3
Link :
https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/1974

5. Jurnal Pendidikan
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan aktivitas guru dan aktivitas siswa
serta hasil belajar siswa kelas VII2 SMPN 14 Kota
Bengkulu

Sumber :
Melly dan Irdam. 2018. Upaya Meningkatkan Aktivitas
Dan Hasil Belajar Ipa Siswa Melalui Penerapan Model
Problem Based Learning (Pbl). Diklabio: Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Biologi. Volume 2 Nomor
1
Link :
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jppb/article/view/5148

6. Jurnal Pendidikan
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa ada
pengaruh antara model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) motode Discovery Learning terhadap
aktivitas dan hasil belajar siswa.

Sumber :
Joko dan Purwo. 2019. Model Pembelajaran Problem
Based Learning dengan Metode Discovery Learning
terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan MIPA Pancasakti. Volume 3 Nomor 2
Link :
http://e-journal.upstegal.ac.id/index.php/jpmp/article/view/1414

7. Hasil Wawancara
a. Guru (Guru IPA SMP Negeri 20 Balikpapan) -
Aulia Fathul Ulumy, S. Pd.
Model pembelajaran inovatif pada dasarnya
adalah model pembelajaran yang bersifat student
centered. Ada beberapa model pembelajaran
inovatif yang dapat digunakan yaitu Problem
Based Learning dan Discovery Learning yang
dimana dari kedua model tersebut bisa membuat
peserta didik lebih aktif dalam proses
pembelajaran.

b. Rekan Sejawat (Guru IPA SMP Negeri 4


Balikpapan) - Hartina Mukfi, S. Pd.
Model pembelajaran dapat diterapkan secara
maksimal saat guru memahami sintak setiap
model pembelajaran. Apa saja kegiatan siswa dan
guru berdasarkan sintak masing-masing model
sangat berpengaruh terhadap keterlaksanaannya
model pembelajaran secara efektif didalam kelas.

c. Kepala sekolah (Kepala SMP Negeri 4


Balikpapan) - Afandi, S. Pd.
Beliau mengatakan bahwa keaktifan siswa dalam
kelas dapat ditingkatkan dengan model
pembelajaran koopratif dan kolaboratif. Sehingga
siswa bekerja dalam kelompok dan diberikan
tanggung jawab. Jobdesk masing-masing.
Dengan demikian siswa akan aktif dan saling
berdiskusi.

d. Pakar (Kepala Sekolah SMA Negeri 3


Balikpapan & Pemateri Nasional dalam bidang
pendidikan) - Wahyudi, S. Pd.
Menurut beliau, model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan
literasi siswa dan keaktifan siswa adalah model
pembelajaran yang mengacu pada teori
pembelajaran humanistik. Siswa dituntun, bukan
dituntut. Permasalahan literasi siswa yang
rendah dan keaktifan siswa dapat diatasi guru
dengan cara :
a. Membangkitkan keingintahuan siswa,
b. memantik kreatifitas siswa, dan
c. reward kepada siswa yang diberikan oleh
guru.
Dengan demikian, pewawancara menyimpulkan
model pembelajaran yang memiliki 3 cara
tersebut dalam sintaks merupakan model yang
cocok untuk meningkatkan kemampuan literasi
siswa & keaktifan siswa dikelas.
e. Pengawas (Pengawas Madya) -
Supriyanto,S.Pd., M.M.Pd,
Menurut beliau model pembelajaran yang cocok
adalah model pembelajaran yang berdiferensiasi
dan dikombinasikan dengan media pembelajaran
yang disesuaikan dengan gaya belajar &
karakterstik siswa. Sehingga literasi sains &
keaktifan siswa dapat meningkat.

3 Kurangnya Strategi HASIL KAJIAN LITERATUR


Literasi pembelajaran
SAINS yang 1.Buku
peserta didik diterapkan Menurut Sudarsana (2011) penumbuhan dan
belum pengembangan minat baca
mengasah dapat dilakukan secara sistematis melalui
dan pembinaan minat baca yang meliputi
meningkatka hal-hal sebagai berikut:
n a. Merencanakan program penumbuhan dan
kemampuan pengembanan minat baca, baik dilingkungan
literasi keluarga, lingkungan sekolah, maupun
peserta didik lingkungan masyarakat (terutama melalui
perpustakaan). Perencanaan biasanya dibatasi
oleh “keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan secara matang hal-hal yang akan
dikerjakan pada masa yang akan datang dalam
rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
b. Mengatur pelaksanaan program penumbuhan
dan pengembangan minat baca, baik
dilingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
maupun lingkungan masyarakat. Pengaturan
pelaksanaan program ini dapat disebut dengan
pengorganisasian. Pengorganisasian dalam
penyelenggaraan pembinaan minat baca
merupakan langkah pertama ke arah
pelaksanaan rencana yang telah disusun
sebelumnya.
c. Mengendalikan pelaksanaan program
penumbuhan dan pengembangan minat baca,
baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
maupun lingkungan masyarakat. Pengendalian
biasanya dibatasi sebagai proses pengamatan
terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan
pembinaan minat baca untuk menjamin agar
semua pekerjaan yang sedang dilakukan dapat
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya.
d. Menilai pelaksanaan program penumbuhan dan
pengembangan minat baca, baik dilingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, maupun
lingkungan masyarakat. Penilaian pelaksanaan
program merupakan fungsi pengolahan yang
terakhir dalam manajemen organisasi. Penilaian
atau evaluasi dalam pembinaan minat baca
adalah proses pengukuran dan pembandingan
hasil-hasil yang telah dicapai, sesuai atau tidak
dengan rencana sebelumnya.

Sumber :
Bastiano, Undang Sudarsana. 2011. Pembinaan Minat
Baca. Jakarta: Universitas Terbuka

2. Buku
Tahapan pelaksanaan meningkatkan literasi :
a. Tahap Pembiasaan
Pembiasaan bertujuan untuk menumbuhkan
minat terhadap bacaan dan
terhadap kegiatan membaca dalam diri warga
sekolah. Penumbuhan minat baca
merupakan hal fundamental bagi pengembangan
kemampuan literasi siswa.
b. Tahap Pengembangan
Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan
mengembangkan kemampuan
memahami bacaan dan mengaitkannya dengan
pengalaman pribadi, berpikir
kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi
secara kreatif melalui kegiatan
menanggapi bacaan pengayaan
c. Tahap Pembelajaran
Pada tahap ini ada tagihan yang sifatnya
akademis (terkait dengan mata
pelajaran). Kegiatan membaca pada tahap ini
untuk mendukung pelaksanaan
Kurikulum 2013 yang mensyaratkan peserta
didik membaca buku nonteks
pelajaran yang dapat berupa buku pengetahuan
umum, kegemaran, minat
khusus, atau teks multimodal, dan juga dapat
dikaitkan dengan mata pelajaran
tertentu sebanyak 6 buku bagi siswa SD, 12
buku bagi siswa SMP, dan 18
buku bagi siswa SMA/SMK. Buku laporan
kegiatan membaca pada tahap
pembelajaran ini disediakan oleh wali kelas

Sumber :
Pangesti Wiedarti Pangesti, Laksono Kisyani, dkk.
2016. Desain Induk Gerakan Literasi di Sekolah.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

3. Buku
Indikator Literasi Sains di Sekolah 1. Basis Kelas a.
Jumlah pelatihan guru sains dan nonsains; b.
Intensitas pemanfaatan dan penerapan literasi sains
dalam pembelajaran; c. Jumlah pembelajaran sains
berbasis permasalahan dan berbasis proyek; d.
Jumlah pembelajaran nonsains yang melibatkan
unsur literasi sains; e. Skor literasi sains dalam
PISA/TIMSS/INAP; dan f. Jumlah produk yang
dihasilkan peserta didik melalui pembelajaran sains
berbasis proyek

Sumber :
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. 2017.
Materi Pendukung Literasi Sains. Jakarta

4. Jurnal Pendidikan
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa Terdapat
pengaruh penerapan model pembelajaran penemuan
terbimbing terhadap kemampuan literasi sains
peserta didik. Kemampuan literasi sains peserta
didik SMP tergolong rendah dan penerapan
pembelajaran penemuan terbimbing dapat
meningkatkan kemampuan literasi sains.

Sumber :
I Wayan, Dkk. 2020. Profil Literasi Sains Dan Model
Pembelajaran Dapat Meningkatkan
Kemampuan Literasi Sains. J. Pijar Mipa, Volume 15
Nomor 3
Link :
https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPM/article/view/1889

5. Jurnal Pendidikan
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa
kemampuan literasi sains siswa meningkat dengan
model pembelajaran problem based learning (PBL)
pada konsep pemanasan global.

Sumber :
Fathiah Dan Laili. 2020. Model Problem Based Learning
(PBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Sains Pada Konsep Pemanasan Global. JIPVA
(Jurnal Pendidikan IPA Veteran). Volume 4 Nomor 2
Link :
https://e-journal.ivet.ac.id/index.php/jipva/article/view/862

6. Jurnal Pendidikan
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa Penerapan
pembelajaran berpendekatan etnosains dengan
model discovery learning, mampu menuntun siswa
berliterasi untuk menuliskan fakta dari
sumberbelajar, namun siswa masih belum bisa
membenarkan pendapatnya sendiri

Sumber :
Wiwin, Dkk. 2020. Penerapan Model Pembelajaran
Discovery Learning Berpendekatan Etnosains Untuk
Mengetahui Profil Literasi Sains Siswa Smp. Jipi (Jurnal
IPA Dan Pembelajaran IPA). Volume 4 Nomor 2
Link :
http://jurnal.unsyiah.ac.id/JIPI/article/view/15771

7. Jurnal Pendidikan
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa
Kemampuan literasi sains siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, sehingga
dapat dikatakan bahwa pada penggunaan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh
terhadap kemampuan literasi sains siswa di SMP
Negeri 35 Palembang.

Sumber :
Yuni, Lukman, dan Linda. 2020. Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap
Kemampuan Literasi Sains Siswa di SMP Negeri 35
Palembang. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi
(JPFT). Volume 6 Nomor 1
Link :
https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPFT/article/view/1549

8. Hasil Wawancara
a. Guru (Guru IPA SMP Negeri 20 Balikpapan) -
Aulia Fathul Ulumy, S. Pd.
Strategi yang dapat dipakai untuk mengasah
kemampuan literasi sains peserta didik adalah
dengan cara memberikan sebuah permasalahan
ke peserta didik yang berupa bacaan yang sesuai
dengan materi yang diajarkan. Kemudian guru
memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan
bacaan yang diberikan. Sehingga peserta didik
dapat menelaah dan menganalisis bacaan
tersebut untuk menjawab pertanyaan.

b. Rekan Sejawat (Guru IPA SMP Negeri 4


Balikpapan - Hartina Mukfi, S. Pd.
Strategi pembelajaran yang dapat diterapkan
untuk mengasah kemampuan literasi sains siswa
bisa dihubungkan dengan model-model
pembelajaran inovatif dimana siswa dituntun
oleh guru untuk melakukan eksplorasi
pengetahuan terhadap masalah/informasi yang
diperoleh. Selain itu, strategi pada perangkat
evaluasi yang disesuaikan agar siswa dapat
terbiasa dengan jenis pertanyaan yang
memerlukan kreatifitas berpikir.

c. Kepala sekolah ( Kepala SMP Negeri 4


Balikpapan) - Afandi, S. Pd.
Beliau mengatakan bahwa kemampuan literasi
siswa dapat ditingkatkan dengan model
pembelajaran Teks Based Learning atau bisa
problem based learning. Jadi siswa diberikan
teks/masalah yang kemudian mereka harus
menggali informasi terkait teks/masalah tersebut
sehingga siswa dituntut untuk membaca dan
menganalisa bacaan.

d. Pakar (Kepala Sekolah SMA Negeri 3


Balikpapan & Pemateri Nasional dalam bidang
pendidikan) - Wahyudi, S. Pd.
Menurut beliau, model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan
literasi siswa dan keaktifan siswa adalah model
pembelajaran yang mengacu pada teori
pembelajaran humanistik. Siswa dituntun, bukan
dituntut. Permasalahan literasi siswa yang
rendah dan keaktifan siswa dapat diatasi guru
dengan cara :
a. Membangkitkan keingintahuan siswa,
b. memantik kreatifitas siswa, dan
c. reward kepada siswa yang diberikan oleh
guru.
Dengan demikian, pewawancara menyimpulkan
model pembelajaran yang memiliki 3 cara
tersebut dalam sintaks merupakan model yang
cocok untuk meningkatkan kemampuan literasi
siswa & keaktifan siswa dikelas.
e. Pengawas (Pengawas Madya) -
Supriyanto,S.Pd., M.M.Pd,
Menurut beliau model pembelajaran yang cocok
adalah model pembelajaran yang berdiferensiasi
dan dikombinasikan dengan media pembelajaran
yang disesuaikan dengan gaya belajar &
karakterstik siswa. Sehingga literasi sains &
keaktifan siswa dapat meningkat.

4 Ketertarikan Kurangnya HASIL KAJIAN LITERATUR


peserta didik rasa ingin
dalam tau, 1. Buku
pembelajaran ketertarikan Cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan
IPA dan perasaan minat belajar
subyektif siswa diantaranya:
terhadap a. Hubungkan bahan pelajaran yang akan
pembelajaran diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat
IPA siswa akan tumbuh manakala ia dapat
menangkap bahwa materi pelajaran itu
berguna untuk kehidupannya. Dengan
demikian, guru perlu menjelaskan keterkaitan
materi pelajaran dengan kebutuhan siswa.
b. Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat
pengalaman dan kemampuan siswa. Materi
pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari
atau materi pelajaran yang jauh dari
pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh
siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak
akan dapat diikuti dengan baik, yang dapat
menimbulkan siswa akan gagal mencapai
hasil yang optimal, dan kegagalan itu dapat
membunuh minat siswa untuk belajar.
Biasanya minat siswa akan tumbuh kalau ia
dapat kesuksesan dalam belajar.
c. Gunakan berbagai model dan strategi
pembelajaran secara bervariasi misalnya
diskusi, kerja kelompok, eksperimen,
demonstrasi dan lain sebagainya
Sumber :
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran,
(Jakarta: Kencana, 2010), hal. 261-262

2. Buku
Penggunaan metode pengajaran yang baik membuat
para siswa dapat menangkap dengan baik. Siswa
akan merangsang minat untuk dapat belajar dengan
sungguh-sungguh, penggunaan metode merupakan
faktor penting dalam membuka cakrawala
pengetahuan dan pandangan yang luas, sebagai
sarana pengaplikasian ilmu secara sistematis.
Penggunaan metode pengajaran yang tidak sesuai
dengan apa yang diberikan, akan memalingkan dari
materi yang akan diajarkan serta menimbulkan
kebosanan dalam diri mereka. Zakiyah Darajat
mengemukakan bahwa:
“Metode mengajar sebagai proses belajar mengajar
yang tepat harus dapat membuat proses belajar
mengajar sebagai pengalaman hidup yang
menyenangkan dan berarti bagi anak didik.”

Sumber :
Zakiah Darajat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1980), hal. 48

3. Buku
Untuk merealisir metode atau cara peningkatan
minat belajar, maka harus mengetahui prinsip-
prinsip yang harus diperhatikan dalam proses
mengajar. Menurut Roestiyah, prinsip-prinsip
umum yang diberikan adalah:
a. Sebagai Fasilitator (menyediakan situasi dan
kondisi yang dibutuhkan oleh individu yang
belajar)
b. Sebagai Pembimbing (memberikan bimbingan
kepada siswa dalam interaksi belajar)
c. Sebagai Motivator (memberikan dorongan
semangat)
d. Sebagai Organisator (mengorganisir kegiatan
siswa maupun guru)
e. Sebagai Manusia Sumber (memberikan
informasi)

Sumber :
Roestiyah Nk, Masalah Pengajaran Suatu Sistem,
(Jakarta: Bina Aksara, 1982), hal. 45

4. Jurnal Pendidikan
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa sikap rasa
ingin tahu siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar kerja siswa melalui strategi
TANDUR selalu mengalami peningkatan dari siklus I
ke siklus II. Peningkatan tersebut dibuktikan dengan
perolehan rata-rata skor rasa ingin tahu siswa pada
siklus I sebesar 2,76 dengan kriteria baik dan siklus
II sebesar 3,31 dengan kriteria sangat baik. Lembar
kerja siswa melalui strategi TANDUR juga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini
ditunjukkan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata
72,20 dengan ketuntasan belajar 76,00% dan pada
siklus II diperoleh nilai rata-rata 82,20 dengan
ketuntasan belajar 88,00%.

Sumber :
Desi Setiyadi. 2018. Upaya Meningkatkan Rasa Ingin
Tahu dan Prestasi Belajar
Berbantukan Lembar Kerja Siswa Lambang Bilangan
Romawi
Melalui Strategi TANDUR di Kelas IV Sekolah Dasar.
PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika.
Volume 1

Link :
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/view/21145

5. Jurnal Pendidikan
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa minat
belajar siswa terhadap pelajaran Sains (IPA)
mengalami peningkatan dari kategori berminat
menjadi kategori sangat berminat. Hasil belajar siswa
mengalami peningkatan seiring dengan
meningkatnya minat belajar
siswa sesuai dengan aspek-aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik.

Sumber :
Diah Nugraheni. 2015. Meningkatkan Minat Belajar
Sains (Ipa) Dengan Menggunakan Pendekatan
Kontekstual (Contextual Teaching And Learning).
Jurnal Pendidikan Sains Universitas Muhammadiyah
Semarang. Volume 03 Nomor 02
Link :
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPKIMIA/article/view/1708

6. Jurnal Pendidikan
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa
penggunaan model Discovery Learning dalam
meningkatkan rasa ingin tahu siswa berjalan dengan
baik dengan perbaikan-perbaikan pada tiap
siklusnya dan dapat mencapai kriteria keberhasilan
penelitian.

Sumber :
Winda, Dkk. 2020. Meningkatkan Rasa Ingin Tahu
Siswa Pada Pembelajaran IPA Melalui Model Discovery
Learning. Al-Jahiz: Journal Of Biology Education
Research. Volume 1 Nomor 2

Link :
https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/Al-Jahiz/article/view/
2755

7. Hasil Wawancara
a. Guru (Guru IPA SMP Negeri 20 Balikpapan) -
Aulia Fathul Ulumy, S. Pd.
Agar ketertarikan peserta didik dalam
pembelajaran IPA meningkat, guru bisa
menggunakan media-media pembelajaran yang
dapat menarik minat peserta didik untuk belajar.
Contohnya adalah menggunakan alat peraga
pada saat menjelaskan materi atau menggunakan
virtual lab untuk materi IPA yang bersifat
abstrak.

b. Rekan Sejawat (Guru IPA SMP Negeri 4


Balikpapan) - Hartina Mukfi, S. Pd.
Untuk meningkatkan rasa ingin tahu, minat atau
ketertarikan siswa dalam pembelajaran IPA guru
dapat menggunakan model-model berbasis
masalah yang dalam langkah-langkahnya dititik
beratkan pada orientasi masalah. Dengan
demikian, jika orientasi masalah yang disajikan
sesuai dengan kehidupan sehari-hari atau sesuai
dengan karakteristik siswa, siswa akan terpantik
rasa ingin tahunya terhadap materi yang akan
disajikan. Selain itu pemilihan media
pembelajaran juga dapat membantu
membangkitkan ketertarikan atau minat siswa.

c. Kepala sekolah (Kepala SMP Negeri 4


Balikpapan) - Afandi, S. Pd.
Untuk meningkatkan rasa ingin tau dan
ketertarikan siswa terhadap pelajaran IPA dapat
dilakukan dengan membuat pembelajaran lebih
kontekstual, dimana materi bisa disesuaikan
dengan karakteristik dan kondisi lingkungan
siswa. Selain itu, pembelajaran bisa
menggunakan model pembelajaran yang berpusat
pada siswa, sehingga siswa lebih aktif dalam
pembelajaran.

d. Pakar (Kepala Sekolah SMA Negeri 3


Balikpapan & Pemateri Nasional dalam bidang
pendidikan) - Wahyudi, S. Pd.
Untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan
ketertarikan terhadap pembelajaran IPA dapat
dilakukan dengan pembelajaran yang
berorientasi pada siswa untuk melakukan
pembelajaran secara mandiri dan berkreasi
secara bebas sehingga siswa merasa senang dan
bersemangat untuk belajar sendiri atau mandiri.

e. Pengawas (Pengawas Madya) -


Supriyanto,S.Pd., M.M.Pd,
Pembelajaran direkomendasikan dengan
menggunakan pendekatan kontekstual.
Pendekatan yang dilakukan dengan penggunaan
model ataupun metode yang dikaitkan dengan
lingkungan sekitar, yang dapat menarik
perhatian dan antusias siswa dalam mengaitkan
antara materi yg diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa. Selain itu memberikan variasi pada
pembelajaran dengan menggunakan model-model
pembelajaran berbasis game, karena siswa
sekarang sangat bersemangat dalam permainan.

Anda mungkin juga menyukai