Anda di halaman 1dari 116

BUKU PINTAR

PANDUAN ZAKAT
& PENGELOLAAN
ANAK YATIM

Rumah Yatim
Judul Buku;
Buku Pintar
Pedoman Zakat dan Pengelolaan Anak Yatim
Penulis;
Tim Rumah Yatim
Layout dan Desain Cover;
Markom Rumah Yatim
Cetakan I, Juli 2015
Diterbitkan oleh :
Yayasan Rumah Yatim Ar Rohman Ind.
Ukuran Buku : 10 cm x 14,5cm, tebal 116 hal
Hak cipta dilindungi Undang-undang
All Right Reserved
DAFTAR ISI

Pendahuluan ........................................ 5
Pedoman Zakat ..................................... 7
Zakat Peternakan .................................. 38
Zakat Pertanian . ................................... 42
Zakat Emas Perak dan Uang ................. 46
Zakat Madu . ......................................... 50
Zakat Investasi ...................................... 54
Zakat Perniagaan .................................. 57
Zakat Harta Galian ................................ 62
Zakat Profesi ......................................... 64
Zakat Saham dan Obligasi . ................... 66
Perbedaan Zakat, Infaq dan Shodaqoh . 67
Panduan Pengelolaan Anak Yatim ........ 77

3
Mengapa harus Menyalurkan ZIS
melalui Lembaga Amil ? ....................... 82
Anak Yatim Berhak Menerima Zakat ... 84

Daftar Pustaka ...................................... 114

4
Pendahuluan
Allah berfirman :

‫ﮛﮜﮝ ﮞﮟﮠﮡﮢ‬
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’“ (Al
Baqoroh ayat 43 )

‫ﮚﮛﮜﮝﮞﮟﮠﮡ‬
‫ﮢﮣ ﮤ ﮥ ﮦ ﮧﮨ ﮩ ﮪ ﮫ ﮬ‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka.
Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketenteraman
jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.” ( At Taubah ayat 103 )

‫ﮠﮡﮢ ﮣﮤﮥ‬
‫ﮦ ﮧ ﮨ ﮩ ﮪ ﮫ‬
5
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

‫ﮬ ﮭ ﮮ ﮯ ﮰﮱ ﯓ ﯔ ﯕﯖ‬
‫ﯗﯘ ﯙﯚ‬
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk
orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, Para mu’allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang
sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui
lagi Maha Bijaksana.” ( At- Taubah ayat 60 )

“Islam dibangun diatas lima perkara: Bersaksi bahwa


tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan
Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah
(Syahadatain), mendirikan sholat, menuaikan zakat,
menunaikan haji ke Baitullah dan menjalankan puasa
Ramadhan.” ( Hadits Muttafaq Alaih)

6
Pedoman Dan Panduan
Pengetahuan Tentang
Zakat & Yatim
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

A. PANDUAN ZAKAT
1.1 Pengertian Zakat
Secara bahasa zakat berarti tumbuh
(numuww) dan bertambah (ziyadah). Se­
dang­kan menurut syara’, berarti hak yang
wajib (dikeluarkan dari) harta.
Mazhab Maliki mendefinisikannya de­
ngan mengeluarkan sebagian yang khusus
dari harta yang khusus pula yang telah
mencapai nishab (batas kuantitas yang
mewajibkan zakat) kepada orang-orang
yang berhak menerimanya (mustahiq)-nya.
Dengan catatan, kepemilikan itu penuh dan
mencapai haul (setahun), bukan barang
tambang dan bukan pertanian.
Mazhab Hanafi mendefinisikan zakat
dengan menjadikan sebagian harta yang
khusus dari harta yang khusus sebagai milik

8
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

orang yang khusus yang ditentukan oleh


syariat.
Menurut mazhab Syafi’i zakat adalah
sebuah ungkapan untuk keluarnya harta
atau tubuh sesuai dengan cara khusus.
Sedangkan menurut Hambali zakat
adalah hak yang wajib (dikeluarkan) dari
harta yang khusus untuk kelompok yang
khusus pula.

2.2  Pengertian Mustahik
Mustahik adalah orang atau badan yang
berhak menerima zakat. Pada ayat 60 surat
at-Taubah, dijelaskan kelompok-kelompok
yang berhak menerima zakat, yaitu firman
Allah SWT:

‫ﮠﮡﮢ ﮣﮤﮥ‬
‫ﮦ ﮧ ﮨ ﮩ ﮪ ﮫ‬
9
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

‫ﮬ ﮭ ﮮ ﮯ ﮰﮱ ﯓ ﯔ ﯕﯖ‬
‫ﯗﯘ ﯙﯚ‬
Artinya:
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah un­
tuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu›allaf
yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang,
untuk jalan Allah dan orang-orang yang
sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu
ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS.
At-Taubah, 9: 60).
Ayat tersebut menjelaskan penyaluran
zakat itu hanya diserahkan kepada delapan
asnaf, yaitu:
1. Fakir.
2. Miskin.
10
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

3. Amil.
4. Mu’allaf.
5. Riqab (budak).
6. Gharim (orang berhutang).
7. Sabilillah (jihad dijalan Allah).
8. Ibnu sabil (musafir, orang yang bepergian).

Adapun penjelasan lebih lanjut


mengenai kedelapan golongan di atas akan
kami jelaskan di bawah ini.

1.   Fakir (al-Fuqara)
Al-Faqir adalah kelompok pertama
yang menerima bagian zakat. Al-Faqir
menurut mazhab Syafi’i dan Hambali adalah
orang yang tidak memiliki harta benda
dan pekerjaan yang mampu mencukupi
kebutuhannya sehari-hari. Dia tidak memiliki
suami ayah-ibu, dan keturunan yang

11
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

dapat membiayainya, baik untuk membeli


makanan, pakaian, maupun tempat tinggal.
Menurut Hanafi, fakir adalah orang
yang mempunyai harta kurang dari nisbah,
sekalipun dia sehat dan mempunyai
pekerjaan. Kalau orang yang mempunyai
harta sampai senisbah apapun bentuknya
yang dapat memenuhi kebutuhan primer
(kebutuhan primer itu adalah tempat tinggal
(rumah), alat-alat rumah, dan pakaian), maka
orang yang memiliki harta seperti itu atau
lebih tidak boleh diberikan zakat. Alasannya,
orang yang mempunyai harta sampai nisbah
maka ia wajib zakat. Orang yang wajib
mengeluarkan zakat berarti ia tidak wajib
menerima zakat.
Madzhab-madzhab lain menyatakan,
kebu­tu­han itu bukan berdasarkan yang
dimiliki akan tetapi berdasarkan kebutu-

12
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

han. Barang­siapa yang tidak membutuhkan


harta zakat, diha­ramkan untuk menerima
zakat, walaupun ia tidak mempunyai sesua­
tu. Dan orang yang membutuhkan tentu di-
bolehkan untuk menerima zakat, sekalipun
ia mempunyai harta sampai nisbah, karena
yang dinamakan fakir itu artinya yang mem-
butuhkannya.
Para ulama modern juga mendefinisikan
fakir tidak jauh berbeda dari ulama klasik,
yakni fakir adalah mereka yang tidak
mendapati sesuatu yang dapat mencukupi
kebutuhan mereka beserta keluarganya.

2.   Miskin (al-Masakin)
Al-Masakin adalah bentuk jamak dari
kata al-miskin. Kelompok ini merupakan
kelompok kedua penerima zakat. Orang
miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan

13
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

tetapi penghasilannya tidak cukup dapat


dipakai untuk memenuhi hajat hidupnya.
Menurut mazhan Syafi’i dan Hambali,
orang fakir lebih sengsara dibandingkan
dengan orang miskin. Adapun al-Masakin
menurut mazhab ini adalah orang yang
memiliki pekerjaan atau mampu bekerja,
tetapi penghasilannya hanya mampu meme­
nuhi lebih dari sebagian hajat kebutuhannya,
tidak mencukupi seluruh hajat hidupnya.
Yang dimaksud dengan cukup ialah dapat
memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Sedangkan menurut madzhab Hambali
orang miskin adalah orang yang memperoleh
sebagian besar biaya hidupnya atau setengah
dari pekerjaannya atau dari yang lain-lain.
Begitu pula halnya para ulama modern
yang mendefiniskan miskin merupakan
mereka yang memiliki taraf kehidupan yang

14
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

jauh lebih baik dari orang-orang fakir. Karena


bisa mendapatkan separuh atau bahkan lebih
dari kebutuhan yang diperlukan, sekalipun
tidak mencukupi secara sempurna.

3.   Panitia Zakat (al-Amil)


Panitia zakat adalah orang berwewenang
untuk mengurus zakat. Kewenangan itu
diper­­olehnya dari pihak penguasa.
Karena itu Allah berfirman: al-amiluna
‘alaiha (pengurus-pengurus zakat), Allah
tidak berfirman al-amiluna fiha (pengurus-
pengurus dalam hal zakat). Firman ini
mengisyaratkan Amil memiliki semacam
kewenangan untuk memungut zakat dari
orang-orang yang wajib mengeluarkan zakat
sekaligus mendistribusikan kepada orang
yang berhak menerimanya.

15
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Bagian yang diberikan kepada para panitia


dikategorikan sebagai upah atas kerja yang
dilakukan. Panitia masih tetap diberi bagian
zakat, meskipun dia orang kaya. Karena,
jika hal itu dikategorikan sebagai zakat atau
sedekah, dia tidak boleh mendapatkannya.
Adapun pengelolaan zakat menurut
UU No. 38 tahun 1999, adalah kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksa­
naan, dan pengawasan terhadap pe­ngum­
pulan dan pendistribusian serta penda­
yagunaan zakat. Sedangkan orang yang
berwenang untuk mengelola zakat adalah
Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk oleh
pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ)
bentukan masyarakat. Institusi pengelola
dana zakat paling tidak mampu memenuhi
beberapa hal berikut;

16
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

a. Amil zakat adalah mereka yang bertindak


mengerjakan yang berkaitan dengan
• pengumpulan,
• penyimpanan,
• penjagaan,
• pencatatan, dan
• penyaluran harta zakat.

b. Pihak amil zakat harus orang yang:


• muslim,
• laki-laki,
• jujur, dan
• mengetahui hukum zakat.

c. Pengurus zakat berhak mendapat bagian


dari kuota amil yang diberikan oleh pihak
yang mengangkat mereka dengan catatan
bagian terebut tidak melebihi dari upah

17
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

yang pantas walaupun mereka bukan


orang fakir.
d. Para amil tidak diperkenankan menerima
sogokan, hadiah atau hibah baik dalam
bentuk uang atau barang.
e. Para petugas zakat harus mempunyai
etika keislaman secara umum, seperti
penyantun dan ramah kepada para wajib
zakat.

4. Mu’allaf (yang perlu ditundukkan hati­


nya)
Yang termasuk kelompok ini antara
lain orang-orang yang lemah niatnya untuk
memasuki Islam. Mereka diberi bagian dari
zakat agar niat mereka memasuki Islam
menjadi kuat. Mereka terdiri atas dua
macam: muslim dan kafir.

18
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Kelompok kafir terdiri atas dua bagian, yaitu:


1. Orang-orang yang diharapkan kebaikannya
bisa muncul, dan
2. Orang-orang yang ditakuti kejelekannya.
Para ulama berselisih pendapat dalam
memberikan bagian zakat kepada mu’allaf
ketika mereka belum memeluk Islam.
Mazhab Hambali dan Maliki mengatakan
mereka diberi bagian agar tertarik kepada
Islam. Karena sesungguhnya Nabi Saw
pernah memberikan kepada mu’allaf yang
muslim dan mu’allaf dari kaum musyrik.
Mazhab Hanafi dan Syafi’i mengatakan
pemberian bagian zakat kepada orang
kafir pada masa awal Islam bukanlah untuk
menundukkan mereka atau yang lain, tetapi
karena masa itu jumlah kaum muslim masih
sedikit sedangkan jumlah musuh mereka
sangat banyak.

19
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Adapun mu’allaf yang sudah muslim


boleh diberi bagian zakat, karena kita perlu
menarik perhatian mereka dengan alasan-
alasan berikut:
a. Mereka adalah orang-orang yang lemah
niatnya untuk memeluk Islam. Mereka
diberi bagian zakat agar kuat niatnya
dalam memeluk Islam.
b. Kepala suku yang muslim yang dihormati
oleh kaumnya, mereka diberi bagian dari
zakat agar mereka tetap memeluk Islam.
c. Orang muslim yang bertempat tinggal di
wilayah kaum muslim yang berbatasan
dengan orang-orang kafir, untuk menjaga
agar orang-orang kafir tidak memerangi
kita.
d. Orang yang memungut zakat dari
suatu kaum yang tidak memungkinkan
pengiriman zakat itu sampai kepada

20
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

mereka, meskipun pada dasarnya mereka


tidak enggan mengeluarkan zakat.

Para ulama madzhab berbeda pendapat


tentang hukum mereka itu, apakah masih
berlaku apakah sudah mansuh (dihapus).
Menurut yang mengatakan tidak mansuh,
apakah yang dibujuk hatinya khusus untuk
orang-orang non Islam atau untuk orang-
orang Islam yang masih lemah imannya?
Menurut Hanafi hukum ini berlaku
pada permulaan penyebaran Islam, karena
lemahnya kaum muslimin. Kalau dalam
situasi saat ini dimana Islam sudah kuat,
maka hilanglah hukumnya karena sebab-
sebabnya tidak ada.
Madzhab-madzhab lain membahasnya
secara panjang lebar tentang terbaginya
muallaf ke dalam beberapa kelompok.
Alternatif yang dijadikan standar atau
21
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

rujukan adalah pada satu masalah, yaitu


hukum muallaf itu tetap tidak dinasakh
(dihapus), sekalipun sebagian muallaf tetap
diberikan kepada orang Islam dan non
Islam dengan syarat pemberian itu dapat
menjamin dan mendatangkan kemaslahatan,
kebaikan kepada Islam dan kaum muslimin.
Rasulullah telah memberikan zakat kepada
Safwan bin Umayyah, padahal dia ketika itu
masih musyrik, sebagaimana beliau telah
memberikan kepada Abu Sufyan dan lain-
lain. Walaupun mereka menganut agama
Islam karena sebenarnya mereka takut
disiksa, mereka sebenarnya menipu kaum
muslimin dan agama Islam.

5.   Budak (Riqab)
Para budak yang dimaksud di sini,
menurut jumhur ulama, ialah para budak
muslim yang telah membuat perjanjian
22
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

dengan tuannya (al-mukatabun) untuk


dimerdekakan dan tidak memiliki uang
untuk membayar tebusan atas diri mereka,
meskipun mereka telah bekerja keras dan
membanting tulang mati-matian. Maka
sangat dianjurkan untuk memberi zakat
kepada budak itu agar dapat memerdekakan
diri mereka.
Syarat pembayaran zakat budak yang
dijanjikan untuk dimerdekakan ialah budak
itu harus muslim dan memerlukan bantuan
seperti itu.
Berdasarkan pengertian Riqab di atas,
maka definisi tersebut sepintas tidak bisa
lagi dipakai atau diterapkan pada kondisi
sekarang. Menurut Rasyid Ridha pengertian
dari riqab dapat dialihkan kepada kelompok
atau bangsa yang hendak membebaskan diri
mereka dari penjajahan.

23
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Sedangkan menurut Abd al-Sami’ al-


Mishary melogikakan budak dengan para
pekerja/ karyawan/buruh dengan upah yang
minimum, sehingga dengan upah tersebut
tidak dapat mencukupi kebutuhan.

6.    Gharim (orang berhutang)


Para ulama membagi utang itu menjadi
dua macam; hutang yang dipergunakan untuk
mendamaikan orang atau dua golongan
yang sedang bersengketa dan hutang untuk
memenuhi kebutuhan (konsumtif).
Jika utang itu dilakukannya untuk
kepen­tingannya sendiri, dia tidak berhak
mendapatkan bagian dari zakat kecuali dia
adalah orang yang diangggap fakir. Tetapi jika
utang itu untuk kepentingan orang banyak
yang berada di bawah tanggung jawabnya,
untuk menebus denda pembunuhan atau

24
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

menghilangkan barang orang lain, dia boleh


diberi bagian zakat, meskipun sebenarnya
dia itu kaya.
Mazhab Hanafi mengatakan “orang yang
berutang adalah orang yang betul-betul
memiliki utang dan tidak memiliki apa-apa
selain utangnya itu”. Dan mazhab Maliki
mengatakan “orang yang berutang adalah
orang yang benar-benar dililit utang sehingga
dia tidak bisa melunasi utangnya”. Dan utang
itu tidak dipakai untuk melakukan maksiat,
seperti minum khamar dan judi.

7. Sabilillah (jihad dijalan Allah)


Yang termasuk dalam kelompok ini
adalah para pejuang yang berperang di jalan
Allah yang tidak digaji oleh markas komando
karena yang mereka lakukan hanyalah
berperang.

25
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Menurut jumhur ulama orang-orang


yang berperang di jalan Allah diberi bagian
zakat agar dapat memenuhi kebutuhan hidup
mereka, meskipun mereka itu kaya karena
sesungguhnya orang-orang yang berperang
itu adalah untuk kepentingan orang banyak.
Adapun mereka yang digaji oleh markas
komando mereka tidak diberi bagian zakat
sebab mereka memiliki gaji tetap yang dapat
dipakai untuk memenuhi segala kebutuhan
mereka, dan mereka tidak memerlukan
bagian itu.
Abu Hanifah berpendapat orang-orang
yang berperang di jalan Allah tidak perlu
diberi bagian zakat, kecuali jika mereka
adalah orang-orang fakir.
Menurut mazhab Hambali ibadah haji
termasuk salah satu jenis perjuangan di jalan
Allah. Oleh karena itu, orang yang memiliki

26
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

keinginan untuk melaksanakan ibadah haji


bisa diberi bagian zakat.
Pasa masa sekarang ini yang dimaksud
dengan jihad di jalan Allah bukan lagi mereka
yang mengangkat senjata, melainkan mereka
yang mengangkat pena, menuntut ilmu untuk
mengibarkan panji agama di muka bumi
ini.  Sehingga dapat disimpulkan fisabilillah
pada kondisi dewasa ini lebih dekat kepada
arti pengembangan SDM umat muslim
sebagai bentuk jihad, karena masih banyak
putra-putri bangsa yang tidak sekolah dan
putus sekolah karena tidak adanya biaya.

8. Ibnu sabil (musafir, orang yang beper­


gian)
Musafir, orang yang berpergian
maksudnya di sini yaitu seseorang yang
tidak bisa melanjutkan perjalanan karena

27
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

kehabisan perbekalan. Ia berhak diberi zakat


dan karenanya ia bisa pulang ke daerahnya
sekalipun di daerahnya ia itu orang yang kaya.
Orang yang sedang melakukan perjalanan
adalah orang-orang yang berpergian (musafir)
untuk melaksanakan suatu hak yang baik
(tha’ah) tidak termasuk maksiat. Adapun
yang termasuk perbuatan baik (tha’ah) ini
antara lain, ibadah haji, berperang di jalan
Allah, dan ziarah yang dianjurkan.
Pendekatan yang banyak dilakukan oleh
sejumlah lembaga zakat mengategorikan para
perantau yang mengalami kegagalan dalam
mengais rezeki di kota atau para pelajar yang
merantau di kota lain untuk menuntut ilmu
dikategorikan sebagai ibnu sabil.
Meskipun para imam berbeda kriteria
tetang delapan golongan di atas. Namun,
subtansial isinya sama. Delapan golongan

28
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

inilah yang berhak menerima zakat. Walaupun


dalam studi Islam kotemporer saat ini sudah
mengalami banyak perkembangan. Misalnya
pada:
1. Riqab, menurut ulama klasik ialah para
budak muslim yang telah membuat
perjanjian dengan tuannya (al-mukatabun)
untuk dimer­dekakan dan tidak memiliki
uang untuk membayar tebusan atas diri
mereka, meskipun mereka telah bekerja
keras dan membanting tulang mati-
matian. Sangat dianjurkan untuk memberi
zakat kepada budak itu agar dapat
memerdekakan diri mereka. Sedangkan
me­nurut ulama kontemporer lebih
mengarah kepada para pekerja/karyawan/
buruh dengan upah yang minimum,
sehingga dengan upah tersebut tidak
dapat mencukupi kebutuhan.

29
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

2. Kelompok fisabilillah, para ulama


klasik mengartikannya dengan para
pejuang yang berperang di jalan Allah
yang tidak digaji oleh markas komando
mereka karena yang mereka lakukan
hanyalah berperang. Sedangkan ulama
modern mengartikannya, mereka yang
mengangkat pena, menuntut ilmu untuk
mengibarkan panji agama di muka
bumi ini.  Sehingga dapat disimpulkan
fisabilillah pada kondisi dewasa ini lebih
dekat kepada arti pengembangn SDM
umat muslim sebagai bentuk jihad.
3. Ibnu sabil, ulama klasik mendefinisikannya
dengan orang yang berpergian.
Maksudnya, seseorang yang tidak bisa
melanjutkan perjalanan karena kehabisan
perbekalan. Sedang pada zaman modern,
ibnu sabil diartikan dengan perantau yang

30
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

mengalami kegagalan dalam mengais


rejeki di kota atau para pelajar yang
merantau di kota lain untuk menuntut
ilmu.

Para ulama menetapkan lima syarat atas


orang yang berhak menerima zakat sebagai
berikut:
1. Fakir, kecuali panitia zakat karena tetap
diberi zakat meskipun dia orang kaya.
2. Penerima zakat harus muslim.
3. Penerima zakat bukan orang yang lazim
diberi nafkah.
4. Penerima zakat bukan berasal dari
keurunan Bani Hasyim.
5. Penerima zakat harus Balig, Akil, dan
Merdeka.

31
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

2.3  Pengertian Muzakki
Muzakki adalah orang atau badan yang
dimiliki oleh orang Muslim yang berkewajiban
menunaikan zakat.
Menurut UU No. 38 tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat, Muzakki adalah orang
atau badan yang dimiliki oleh orang Muslim
yang bekewajiban menunaikan zakat. Dari
pengertian di atas jelaslah zakat tidak hanya
diwajibkan kepada perorangan saja.
Seluruh ahli fiqih sepakat, setiap
muslim, merdeka, baligh dan berakal wajib
menunaikan zakat. Akan tetapi mereka
berbeda pendapat tentang orang yang belum
baligh dan gila.
Menurut mazhab imamiyah, harta
orang gila, anak-anak, dan budak tidak
wajib dizakati, dan baru wajib dizakati
ketika pemiliknya sudah baligh, berakal, dan
32
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

merdeka. Ini berdasarkan sabda Rasulullah


Saw.
“Tiga orang terbebas dari ketentuan
hukum; kanak-kanak hingga dia baligh,
orang tidur hingga ia bangun dan orang
gila hingga dia sembuh”.

Pendapat yang sama juga dikemukakan


oleh Mazhab Hanafi, tetapi Hanafi tidak
memberlakukan berakal dan baligh pada
zakat tanaman dan buah-buahan.
Menurut Mazhab Maliki, Syafi’i dan
Hambali berakal dan baligh tidak dijadikan
syarat bagi diwajibkannya zakat. Oleh
karenanya, harta orang gila dan anak-anak
wajib dizakati oleh walinya.
Bagi mereka yang memahami zakat
seperti ibadah lainnya, yakni seperti shalat,
puasa dan lain-lain, tidak mewajibkan

33
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

anak-anak yang belum baligh dan orang


gila menunaikan zakat. Adapun mereka
yang menganggap zakat sebagai hak orang-
orang fakir atas harta orang-orang kaya,
mewajibkan anak-anak yang belum baligh
dan orang gila menunaikan zakat.
Manurut madhab Hanafi, Syafi’i dan
Hambali, Islam merupakan syarat atas
kewajiban menunaikan zakat. Dengan
demikian, zakat tidak diwajibkan atas non-
Muslim. Sementara, menurut madhab yang
lain, orang kafir juga diwajibkan menunaikan
zakat.
Mereka tidak mewajibkan zakat atas non-
Muslim mendasarkan pendapatnya kepada
ucapan Abu Bakar bahwa zakat adalah sebuah
kewajiban dari Rasulullah Saw kepada kaum
Muslimin. Sementara, orang kafir baik pada
masa kekafirannya atau sesudahnya, tidak

34
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

diwajibkan menunaikan zakat sebagaimana


mereka tidak dikenai pula kewajiban shalat.
Adapun mereka yang mewajibkan zakat
atas non-Muslim mendasarkan pendapatnya
pada dalil bahwa orang-orang kafir juga
terbebani melakukan berbagai perkara yang
bersifat furu’.
Syarat-syarat bagi orang yang wajib za­
kat­  ada­lah:
1. Islam.
2. Merdeka.
3. Memiliki nishab, yaitu kelebihan harta milik
yang digunakan untuk mencukupi kebu­
tuhan pokok (primer) seperti pangan,
sandang, papan, kendaraan dan perabot
rumah tangga lainnya.
4. Sempurnanya haul (waktu nishab) har­
tanya, kecuali biji-bijian dan buahan-

35
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

buahan karena tidak disyaratkan sem­


purnanya waktu.
5. Terhindarnya harta zakat dari hutang, baik
seluruhnya maupun sebagian besarnya
dan tidak sedang dipersengketakan.

Jadi dapat disimpulkan terdapat bebe­


rapa syarat yang harus dipenuhi dalam
masalah kewajiban zakat. Syarat tersebut
antara lain berhubungan dengan Muzakki
(orang yang mengeluarkan zakat) dan yang
berkaitan dengan Harta.
Syarat pertama, yakni yang berkaitan
dengan Muzakki:
1.  Islam.
2.  Merdeka.

Syarat kedua, yakni berkaitan dengan


harta yang dikeluarkan:

36
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

1. Harta tersebut dimiliki secara sempurna.


2. Harta tersebut adalah harta yang
berkembang.
3. Harta tersebut telah mencapai nishab.
4. Telah mencapai haul (harta tersebut
bertahan selama setahun).
5. Harta tersebut merupakan kelebihan dari
kebutuhan pokok.

37
Zakat
Peternakan
Zakat Hasil Ternak (salah satu jenis Zakat
Maal) meliputi hasil dari peternakan hewan
baik besar (sapi, unta) sedang (kambing,
domba) dan kecil (unggas, dll). Perhitungan
zakat untuk masing-masing tipe hewan
ternak, baik nisab maupun kadarnya berbeda-
beda dan sifatnya bertingkat. Sedangkan
haulnya yakni satu tahun untuk tiap hewan.

38
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Syarat Umum
§ Sampai Nishab.
§ Berlalu satu tahun.
§ Tenaganya tidak dipergunakan untuk
produksi.
§ Digembalakan.

Zakat atas Unta


§ Nishab & kadar zakat
§ 1- 4 ekor; tidak ada zakat
§ 5- 9 ekor; seekor kambing
§ 10- 14 ekor; dua ekor kambing
§ 15 -19 ekor; tiga ekor kambing
§ 20 – 24 ekor; empat ekor kambing
§  25 -35 ekor; seekor unta betina 1 tahun
§ 36 – 45 ekor; seekor unta betina 2 tahun
§ 46 – 60 ekor; seekor unta betina 3 tahun

39
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

§ 61-75 ekor; seekor unta betina 4 tahun


§ 76-90 ekor; 2 ekor unta betina 2 tahun
§ 91-120 ekor; 2 ekor unta betina 3 tahun;
§ Setiap tambahan 50 unta seekor unta 3
tahun dan tambahan 40 unta  seekor unta
2 tahun.
 

Zakat Atas Sapi


Nishab & Kadar
§ 1-29 ekor; tidak ada zakat
§ 30-39 ekor; seekor anak sapi
§ 40 – 59 ekor; seekor sapi satu tahun
§ 60 -69 ekor; seekor sapi usia 2 tahun
§ 70 – 79 ekor; 2 ekor anak sapi
§ 80- 89 ekor; seekor anak sapi & sapi 2 thn
§ 90- 99 ekor; 2 ekor sapi 2 tahun
§ 100- 109 ekor; 3 ekor anak sapi

40
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

§ 110  119 ekor; 2 ekor anak sapi & seekor


sapi usia 2 tahun
§ Kemudian setiap pertambahan 30 ekor;
seekor anak sapi dan pertambahan 40
ekor -> seekor sapi usia 2 tahun.

41
Zakat
Pertanian
Landasan Hukum
Firman Allah:
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun
yang berjunjung dan yang tidak berjunjung,
pohon korma, tanam-tanaman yang
bermacam-macam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk dan warnanya)
42
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

dan tidak sama (rasanya) Makanlah dari


buahnya (yang bermacam-macam itu) bila
berbuah. Dan tunaikanlah haknya (zakatnya)
di hari memetiknya”. (QS. Al An’am, 6: 141).
As Sunnah: Dari Jabir, Nabi bersabda:
“Yang diairi oleh sungai dan hujan 10%
sedangkan yang diairi dengan pengairan
5%”. Hasil ijma’  ulama.

Nishab dan Tarif


Dari Jabir, dari Rasulullah Saw, “Tidak
wajib bayar zakat pada kurma yang kurang
dari 5 ausuqâ”. (HR. Muslim).
§ Dari hadist ini dijelaskan bahwa nishab
zakat pertanian adalah 5 ausuq;
§ Ausuq jamak dari wasaq, 1 wasaq = 60
sha’, sedangkan 1 sha’ = 2,176 kg, maka 5
wasaq adalah 5 x 60 x 2,176 = 652,8 kg.

43
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Kadar zakat yang harus dikeluarkan:


§ jika diairi oleh hujan atau sungai 10%, dan
§ jika diairi oleh pengairan 5%
Zakat pertanian dikeluarkan saat
menerima hasil panen.

Syarat Zakat Pertanian


1. Islam.
2. Merdeka.
3. Sempurna Milik.
4. Cukup nisab.
5. Tanaman tersebut adalah makanan asasi
yang tahan disimpan lama.
6. Tanaman tersebut adalah hasil usaha
manusia dan bukannya tumbuh sendiri
seperti tumbuh liar, dihanyutkan air dan
sebagainya.

44
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Nishab Hasil Bumi yang Tidak Diliter


§ Nishab 5 ausuq adalah bagi hasil bumi yang
dapat diukur dengan takaran tersebut.
§ Adapun bagi hasil bumi yang tidak dapat
diliter, menurut Dr. Yusuf Qordhowi,
nishabnya sama dengan nilai 653 kg hasil
bumi yang berharga (seperti padi atau
gandum).

45
Zakat
Emas Perak dan Uang
Hadist yang diriwayatkan dari Ali ra, dia
berkata, telah bersabda Rasulullah Saw:
“Jika kamu mempunyai 200 dirham dan
sudah cukup setahun maka zakatnya adalah 5
dirham, dan emas hanya dikenakan zakat bila
sudah mencapai 20 dinar dan sudah cukup
46
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

setahun, maka zakatnya adalah ½ dinar setiap


bertambah maka dengan hitungan tersebut.
Tidak wajib zakat kecuali sampai cukup masa
setahun”. (HR Abu Daud).
 
Kategori Zakat Emas dan Perak
Harta lain yang juga termasuk kategori
emas dan perak:
1. Logam/batu mulia dan Mata uang.
2. Simpanan seperti: Tabungan, deposito,
cek atau surat berharga lainnya.

Syarat Zakat Emas & Perak


§ Sampai nishab.
§ Berlalu satu tahun.
§ Bebas dari hutang yang menyebabkan
kurang dari nishab.
§ Surplus dari kebutuhannya.

47
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

- Jika perhiasan tersebut sebagai


simpanan atau investasi, wajib
dikeluarkan zakatnya 2.5% dengan
syarat nishab dan haul.
- Perhiasan yang haram digunakan
dan terbuat dari emas & perak, wajib
dikeluarkan zakatnya.
- Jika perhiasan tersebut untuk dipakai
dan dalam batas yang wajar, tidak
dikenakan zakat, jika berlebihan
termasuk katagori pertama.
- Penentuan nishabnya adalah senilai
dengan nishab emas 85 gram.

Nishab dan kadar zakat emas, perak dan


uang
§ Nishab emas 20 dinar, 1 dinar = 4,25 gram,
maka nishab emas adalah 20 X 4,25 gram
= 85 gram.

48
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

§ Nishab Perak adalah 200 dirham, 1 dirham


= 2,975 gram, maka nishab perak adalah
200 X 2,975 gram = 595 gram.
§ Demikian juga macam jenis harta yang
merupakan harta simpanan dan dapat
dikategorikan dalam emas dan perak,
seperti uang tunai, tabungan, cek, saham,
surat berharga ataupun bentuk lainnya.
Maka nishab dan zakatnya sama dengan
ketentuan emas dan perak. Artinya jika
seseorang memiliki bermacam-macam
bentuk harta dan jumlah akumulasinya
lebih besar atau sama dengan nishab
(85 gram emas) maka ia telah terkena
kewajiban zakat (2.5%).

49
Zakat Madu
Landasan hukum: Dari Amru bin Syuaib
dari kakeknya dari Nabi SAW. berkata:
“Sesungguhnya Rasulullah Saw mengambil
zakat madu sebesar 1/10″. (HR. Daruqutni).
Berdasarkan hadits di atas ulama
berbeda pendapat:

50
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

§ Jumhur ulama tidak mewajibkan zakat


madu dengan alasan tidak ada dalil yang
kuat.
§ Abu Hanifah dan Ahmad mewajibkan
zakat madu dengan dasar keumuman ayat
dan hadits.
 
Nishab dan Tarif Zakat Madu
§ Imam Abu Hanifah tidak menetapkan
nishab madu dan menetapkan tarifnya
10%.
§ Imam Ahmad menentukan nishabnya
sebanyak 16 liter Bagdadi.
§ Sebagian Ulama menganalogikan pada
hasil pertanian maka nishabnya adalah
senilai 652,8 kg sedangkan tarifnya 10%
jika terdapat di tanah yang datar dan 5%
jika berada di pegunungan.

51
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Kadar Zakat Madu


Para ulama bersepakat bahwa zakat
madu diambil dari pendapatan bersih madu,
atau setelah dikurangi dari biaya-biaya untuk
mendapatkannya dan besarnya sepersepuluh
(10%).

Zakat atas Hasil Produksi Hewani


§ Zakat atas produk hewani seperti harus
diperlakukan sama dengan madu.
§ Hal ini berlaku pula pada ternak-ternak
piaraan yang memang khusus diambil
susunya dan tidak merupakan barang
dagangan
§ Zakat atas produk hewani adalah sebesar
sepersepuluh dari penghasilan bersih,
atau setelah dikurangi biaya-biaya.
§ Di antara ulama fiqh ada pula yang ber­
pendapat jika seseorang yang membeli

52
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

hewan untuk dijual produknya, misalnya


sapi untuk dijual susunya, ulat sutera
untuk dijual suteranya, atau sejenisnya;
maka orang itu harus menghitung nilai
benda-benda tersebut dengan produknya
pada akhir tahun, lalu mengeluarkan
zakatnya seperti zakat perniagaan (2,5%).

53
Zakat
Investasi
§ Zakat Investasi dalam istilah fiqh biasa
disebut zakat Almustaghillat.
§ Zakat tersebut dikenakan terhadap harta
yang diperoleh dari hasil investasi.

54
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

§ Di antara bentuk usaha yang termasuk


investasi adalah; bangunan atau kantor
yang disewakan, saham, rental mobil,
rumah kontrakan, dll.
§ Sebagian ulama Hambali menganalogikan
ke dalam zakat perdagangan, dengan tarif
2,5% dan nishab 85 gram serta sampai
haul.

Analogi Zakat Investasi


§ Sebagian ulama Maliki dan salaf
seperti Ibnu Masud, Ibnu Abbas, dll
menganalogikannya ke dalam zakat uang
tapi diambil dari hasilnya saja, tanpa
mensyaratkan haul dikeluarkan ketika
menerimanya.
§ Para ulama kontemporer, seperti Abu
Zahrah, Abdul wahab Kholaf, dan Yusuf
Qordhowi, menganalogikannya ke da­

55
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

lam za­kat pertanian yaitu dikeluarkan


saat menghasilkan dari hasilnya, tanpa
memasukkan unsur modal dengan tarif
5% untuk penghasilan kotor dan 10%
untuk penghasilan bersih.

56
Zakat
Perniagaan

Ulama-ulama fikih menamakan zakat


perniagaan dengan istilah Harta Benda
Perdagangan (Arudz al Tijarah), yakni: Semua
yang diperuntukkan untuk dijual selain uang
kontan dalam berbagai jenisnya, meliputi
alat-alat, barang-barang, pakaian, makanan,
57
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

perhiasan, binatang, tumbuhan, tanah,


rumah, dan barang-barang tidak bergerak
maupun bergerak lainnya.

Landasan Hukum
Menurut Ibnu Arabi dalam Syarh at-
Turmizi Jilid 2 hal 104 ayat, pungutlah zakat
dari kekayaan mereka (QS. At Taubah, 9: 103)
itu berlaku menyeluruh atas semua kekayaan,
bagaimanapun jenis, nama, dan tujuannya.
Orang yang ingin mengecualikan salah satu
jenis haruslah mampu mengemukakan satu
landasan. (Hukum Zakat hal. 301).
Abu Dzar “Saya mendengar Rasulullah
Saw bersabda, Unta ada sedekahnya,
kambing ada sedekahnya, dan pakaian juga
ada sedekahnya” (Ibnu Hazm, Al-Muhalla,
jilid 5: 234-235). Pakaian (al-Baz) menurut al-
Qomus berarti baju, peralatan rumahtangga,

58
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

dan sebagainya, yang meliputi kemeja,


perabot, peralatan dapur. Dan wajib zakat
atas nilai harganya apabila diinvestasikan dan
diperjualbelikan. (Hukum Zakat hal. 303).
Ibnu Mundzir berkata “Para ulama
fikih sudah sampai pada suatu kesimpulan
bahwa harta benda yang dimaksudkan untuk
diperdagangkan wajib zakat apabila masanya
sudah sampai setahun”. Hal ini diriwayatkan
dari Umar, anaknya, dan Ibnu Abbas.
Hasan, Jabir bin Zaid, Maimun bin Mahran,
Thawus, Nakha’I, Tsauri, AuzaI, Syafi’I, Abu
Ubaid, Ishaq, dan Abu Hanifah dan kawan-
kawannya (Al-Mughni, jilid 3: 30)  Dalam fiqh
Islam perusahaan dikenal dengan syirkah.
Pada era modern sekarang ini, perusahaan
adalah merupakan lambang kekuatan
perekonomian. Oleh sebab itu, tidak pantas
membiarkan perusahaan terlepas dari
kewajiban zakat.
59
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Ketentuan
§ Berlalu masanya setahun.
§ Mencapai nishab 85 gr emas.
§ Bebas dari hutang.
§ Kadar zakat yang dikeluarkan adalah 2,5%.
§ Dapat dibayarkan dengan uang atau
barang.

Cara Perhitungan

(Modal+Keuntungan+Piutang) ­
(Hutang+Kerugian) x 2,5%

Contoh:
Bapak Fulan seorang pedagang
warung kelontong, ia memiliki aset (modal)
sebanyak Rp 10.000.000. Setiap bulannya ia
mendapatkan keuntungan bersih sebesar
Rp 3.000.000,­ /bulan. Usaha itu ia mulai pada
bulan Januari 2010. Setelah berjalan 1 tahun

60
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

pada bulan tersebut, ia mempunyai piutang


yang dapat dicairkan sebesar Rp 5.000.000,
dan hutang yang harus ia bayar pada bulan
tersebut sebesar Rp 3.000.000,­.
Jawaban:
§ Zakat dagang dianalogikan kepada zakat
emas, nishabnya adalah 85gr emas, men-
capai haul dan dengan tarif 2,5%
§ Aset atau modal yang dimiliki Rp
10.000.000,­
§ Keuntungan setiap bulan Rp 5.000.000,­ x
12 = 60.000.000,­
§ Piutang sejumlah Rp 5.000.000,­
§ Hutang sejumlah Rp 3.000.000,­
§ Penghitungan zakatnya adalah:(Modal
+ untung + piutang )- (hutang ) x 2,5%=
zakat § (10.000.000 + 60.000.000 +
3.000.000) –
(3.000.000,­) x 2,5% = Rp 1.750.000 ,­
§ Jadi zakatnya adalah Rp 1.750.000

61
Zakat
Harta Galian
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw
pernah bersabda, Pada rikaz harta galian,
zakatnya seperlima (20%)  [HR. Bukhori
Muslim].
§ Zakat Rikaz berbeda dengan zakat Barang
Tambang.
62
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

§ Zakat Barang Tambang mencakup semua


jenis, baik padat maupun cair.
§ Zakat Rikaz dan Barang Tambang tidak
mensyaratkan nishab dan haul.
§ Tarif Zakat Rikaz 20% dan Zakat Barang
Tambang 2,5% kecuali ada kemiripan.
§ Mustahik Zakat Rikaz dan Barang Tambang
sama dengan mustahikkin zakat lainnya.

63
Zakat Profesi
Zakat profesi adalah zakat atas penghasilan
yang diperoleh dari pengembangan potensi
diri yang dimiliki seseorang dengan cara
yang sesuai syariat, seperti upah kerja rutin,
profesi dokter, pengacara, arsitek, dll.
Dari berbagai pendapat dinyatakan,
landasan zakat profesi dianalogikan kepada
zakat hasil pertanian yaitu dibayarkan

64
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

ketika mendapatkan hasilnya. Demikian


juga dengan nishabnya yaitu sebesar 524
kg makanan pokok, dan dibayarkan dari
pendapatan kotor. Sedangkan tarifnya adalah
dianalogikan kepada zakat emas dan perak
yaitu sebesar 2,5%, atas dasar kaidah Qias
Asysyabah.

65
Zakat
Saham dan Obligasi
Zakat yang wajib dikeluarkan atas
kepemilikan surat berharga, termasuk di
antaranya obligasi, reksadana dan saham
bursa efek.
Periode Haul: setelah dimiliki 1 tahun
Nisab: 85 gram emas
Zakat yang dikeluarkan sebesar 2,5% dari
total nilai bruto.
66
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

B. PERBEDAAN ZAKAT, INFAK DAN


SHADAQOH
Istilah Shadaqah, Zakat dan Infak menun-
juk kepada satu pengertian yaitu sesuatu
yang dikeluarkan. Zakat, Infak dan Shadaqah
memiliki persamaan dalam peranannya
memberikan kontribusi yang signifikan dalam
pe­ngentasan kemiskinan. Adapun perbe-
daannya yaitu zakat hukumnya wajib sedang­
kan infak dan Shadaqah hukumnya sunnah.
Atau Zakat yang dimak­sudkan adalah sesuatu
yang wajib dikeluarkan, sementara Infak dan
Shadaqah adalah istilah yang digunakan un-
tuk sesuatu yang tidak wajib dikeluarkan. Jadi
pengeluaran yang sifatnya sukarela itu yang
disebut Infak dan Shadaqah. Zakat ditentu-
kan nisabnya sedangkan Infak dan Shadaqah
tidak memiliki batas, Zakat ditentukan siapa
saja yang berhak menerimanya sedangkan
Infak boleh diberikan kepada siapa saja.
67
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Perbedaannya juga dapat dicermati


antara lain, yaitu:
- Zakat, sifatnya wajib dan adanya
ketentuannya/batasan jumlah harta
yang harus zakat dan siapa yang boleh
menerima.
- Infak, sumbangan sukarela atau
seikhlasnya (materi).
- Shadaqah, lebih luas dari infak, karena
yang disedekahkan tidak terbatas pada
materi saja.

Pengertian Shadaqah, Zakat dan Infak:


1. Shadaqah
Shadaqah berasal dari kata shadaqa
yang berarti benar. Orang yang suka
bersedekah adalah orang yang benar
pengakuan imannya. Adapun secara
terminologi syariat shadaqah makna

68
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

asalnya adalah tahqiqu syai’in bisyai’i,


atau menetapkan/menerapkan sesuatu
pada sesuatu. Sikapnya sukarela dan tidak
terikat pada syarat-syarat tertentu dalam
pengeluarannya baik mengenai jumlah,
waktu dan kadarnya. Atau pemberian
sukarela yang dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain, terutama kepada
orang-orang miskin setiap kesempatan
terbuka yang tidak ditentukan jenis,
jumlah maupun waktunya, sedekah tidak
terbatas pada pemberian yang bersifat
material saja tetapi juga dapat berupa
jasa yang bermanfaat bagi orang lain.
Bahkan senyum yang dilakukan dengan
ikhlas untuk menyenangkan orang lain
termasuk kategori sedekah. Shadaqoh
mempunyai cakupan yang sangat luas
dan digunakan Al-Qur’an untuk mencakup
segala jenis sumbangan. Shadaqah ialah

69
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

segala bentuk nilai kebajikan yang tidak


terikat oleh jumlah, waktu dan juga yang
tidak terbatas pada materi tetapi juga
dapat dalam bentuk non materi, misalnya
menyingkirkan rintangan di jalan,
menuntun orang yang buta, memberikan
senyuman dan wajah yang manis kepada
saudaranya, menyalurkan syahwatnya
pada istri.
Sedekah berarti memberi derma,
termasuk memberikan derma untuk
mematuhi hukum zakat. Sebab zakat
merupakan sebuah hukum/aturan yang
tertuang dalam Al-Qur’an dan Sunnah.
Zakat adalah sedekah. Karena zakat
derma yang diwajibkan, sementara
sedekah ditunaikan secara sukarela. Zakat
dikumpulkan oleh pemerintah sebagai
suatu pengutan wajib, sedangkan sedekah
lainnya dibayarkan secara sukarela. Jumlah
70
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

dan nisab zakat ditentukan, sedangkan


jumlah sedekah sepenuhnya tergantung
keinginan yang menyumbang.
Pengertian sedekah sama dengan
pengertian infak, termasuk juga hukum
dan ketentuan-ketentuannya. Hanya
saja shadaqoh mempunyai makna yang
lebih luas lagi dibanding infak. Jika
infak berkaitan dengan materi, sedekah
memiliki arti lebih luas, menyangkut juga
hal yang bersifat nonmateri.
Hadits riwayat Imam Muslim dari Abu
Dzar, Rasulullah menyatakan, jika tidak
mampu bersedekah dengan harta, maka
membaca tasbih, takbir, tahmid, tahlil,
berhubungan suami-istri, atau melakukan
kegiatan amar ma’ruf nahi munkar adalah
sedekah”.

71
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Dalam hadist Rasulullah memberi


jawaban kepada orang-orang miskin
yang cemburu terhadap orang kaya yang
banyak bershadaqah dengan hartanya,
beliau bersabda, Setiap tasbih adalah
shadaqah, setiap takbir shadaqah, setiap
tahmid shadaqah, setiap amar ma’ruf
adalah shadaqah, nahi munkar shadaqah
dan menyalurkan syahwatnya kepada istri
shadaqah. (HR. Muslim).

2. Zakat
Zakat secara bahasa (lughat), berarti:
tumbuh, berkembang dan berkah (HR.
At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti
membersihkan atau mensucikan (QS. At-
Taubah, 9: 10).
Seorang yang membayar zakat karena
keimanannya nicaya akan memperoleh
kebaikan yang banyak. Allah SWT ber­

72
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

firman: “Pungutlah zakat dari sebagian


kekayaan mereka dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka”.
(QS. At-Taubah, 9: 103).
Sedangkan menurut terminologi syari’ah
(istilah syara’) zakat berarti kewajiban atas
harta atau kewajiban atas sejumlah harta
tertentu untuk kelompok tertentu dalam
waktu tertentu.
Zakat juga berarti derma yang telah
ditetapkan jenis, jumlah dan waktu
suatu kekayaan atau harta yang wajib
diserahkan dan pendayagunaannya pun
ditentukan pula, yaitu dari umat Islam
untuk umat Islam. Atau Zakat adalah
nama dari sejumlah harta tertentu yang
telah mencapai syarat tertentu (nishab)
yang diwajibkan Allah SWT untuk
dikeluarkan dan diberikan kepada yang

73
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

berhak menerimanya dengan persyaratan


tertentu pula (QS. At Taubah, 9: 103 dan
QS. Ar Ruum, 30: 39).
Ulama’ Hanafiyyah mendefinisikan zakat
dengan menjadikan hak milik bagian
harta tertentu dan harta tertentu untuk
orang tertentu yang telah ditentukan oleh
Syari’ karena Allah.
Demikian halnya menurut mazhab Imam
Syafi’i, zakat adalah sebuah ungkapan
keluarnya harta atau tubuh sesuai dengan
secara khusus. Sedangkan menurut
mazhab Imam Hambali, zakat ialah hak
yang wajib dikeluarkan dari harta yang
khusus untuk kelompok yang khusus pula,
yaitu kelompok yang disyaratkan dalam Al-
Qur’an. Zakat mempunyai fungsi yang jelas
untuk menyucikan atau membersihkan
harta dan jiwa pemberinya.

74
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

3. Infak
Infak berasal dari kata anfaqa yang
berarti mengeluarkan sesuatu (harta)
untuk kepentingan sesuatu. Menurut
terminologi syariat, infak berarti menge­
luarkan sebagian dari harta atau
pendapatan/penghasilan untuk suatu
kepentingan yang diperintahkan Islam.
Jika zakat ada nishabnya, infak tidak
mengenal nishab.
Infak dikeluarkan setiap orang yang
beriman, baik yang berpenghasilan tinggi
maupun rendah, apakah ia di saat lapang
maupun sempit (QS. Ali Imran, 3: 134)
Jika zakat harus diberikan pada mustahik
tertentu (delapan asnaf), maka infak boleh
diberikan kepada siapapun. Misalnya,
untuk kedua orang tua, anak-yatim, dan
sebagainya (QS. Al Baqarah, 2: 215).

75
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Infak adalah pengeluaran sukarela


yang dilakukan seseorang, setiap kali ia
memperoleh rejeki, sebanyak yang ia
kehendakinya. Allah memberi kebebasan
kepada pemiliknya untuk menentukan
jenis harta, berapa jumlah yang yang
sebaiknya diserahkan.
Terkait dengan infak ini Rasulullah Saw
bersabda: ada malaikat yang senantiasa
berdoa setiap pagi dan sore: “Ya Allah SWT
berilah orang yang berinfak, gantinya. Dan
berkata yang lain: “Ya Allah jadikanlah
orang yang menahan infak, kehancuran”.
(HR. Bukhori).

76
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

C. PANDUAN PENGELOLAAN ANAK YATIM


v Pengertian anak Yatim
Secara etimologis, kata “yatim”
merupakan kata serapan dari bahasa Arab
yutma – yatama – yatma yang berarti infirâd
(kesendirian). Yatîm merupakan isim fâ’il
(menunjukkan pelaku) jamaknya yatâmâ
atau aitâm. Anak yatim berarti anak di
bawah umur yang kehilangan ayah yang
bertanggung jawab dalam perbelanjaan dan
pendidikannya, belum baligh (dewasa), baik
ia kaya atau miskin, laki-laki atau perempuan.
Ahmad Mushthofâ al-Marâghiy dalam
tafsirnya menyebutkan pengertian yatim,
yakni seseorang yang ditinggal mati ayahnya
secara mutlak (baik selagi masih kecil
atau setelah dewasa). Tetapi – lanjutnya –
menurut tradisi adalah khusus untuk orang
yang belum mencapai usia dewasa.

77
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Jadi anak yatim adalah anak kecil


yang belum dewasa yang ditinggal mati
ayahnya, sementara ia masih belum mampu
mewujudkan kemashlahatan yang akan
menjamin masa depannya.

v Hak anak dalam Islam


Hak-hak anak dalam Islam, secara umum
dikelompokan dalam apa yang disebut
sebagai Dharûriyyât Khams (lima kebutuhan
pokok), meliputi:
1. Pemeliharaan hak beragama (hifzh al-dîn);
2. Pemeliharaan Jiwa (hifzh al-nafs);
3. Pemeliharaan akal (hifzh al-‘aql);
4. Pemeliharaan harta (hifzh al-mâl);
5. Pemeliharaan keturunan/nasab (hifzh al-
nasl) dan kehormatan (hifzh ‘ird).

78
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

v 7 masalah anak Yatim


1. Problem perlindungan dan bertahan
hidup
“.... serta beri makananlah mereka dari
makananmu...” (Hadits)
“Sesungguhnya orang-orang yang
memakan harta anak yatim secara
zalim, sebenarnya mereka itu menelan
api sepenuh perutnya dan mereka akan
masuk ke dalam api yang menyala-nyala
(neraka).” (QS. An Nisaa, 4: 10).

2. Problem kebutuhan pengayom dan


penmurobisan (pemelihara)
“Menmurobis urusan mereka secara
patut adalah hal yang baik, .....” (QS. Al
Baqarah, 2: 220).

79
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

“ dan (janganlah kamu) tergesa-gesa


(membelanjakannya) sebelum mereka
dewasa,” (QS. An Nisaa, 4: 6).
“Dan janganlah kamu dekati harta anak
yatim, kecuali dengan cara yang lebih
bermanfaat, hingga sampai ia dewasa…”
(QS. Al An’am, 6: 152).

3. Problem Kebutuhan Papan Dan


Sandang
“....Berilah mereka belanja dan pakaian
.............” (QS. An-Nisaa, 4: 5).
“Rumah yang paling disukai oleh Allah
adalah rumah yang di dalamnya ada
anak yatim yang dimuliakan.” (Hadits)

4. Problem kasih sayang


“...... dan ucapkanlah pada mereka kata-
kata yang baik.” (QS. An-Nisaa: 5).

80
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

“.... Sayangilah anak yatim, usaplah


kepala mereka, .....” (Hadits)

5. Problem belum sempurnanya akal


“Dan janganlah kamu serahkan kepada
orang-orang yang belum sempurna
akalnya (anak-anak yatim) harta ....” (QS.
An-Nisaa, 4: 5).

6. Problem pendidik, sistem mendidik &


problem kecerdasan
“Dan ujilah anak yatim itu sampai
mereka cukup umur untuk kawin.
Kemudian jika menurut pendapatmu
mereka telah cerdas (pandai memelihara
harta), maka serahkanlah pada mereka
harta-hartanya......” (QS. An Nisaa, 4: 6).
“... dan (janganlah kamu) tergesa-gesa
(membelanjakannya) sebelum mereka
dewasa” (QS. An Nisaa, 4: 6).
81
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

7. Problem kemuliaan (butuh dimuliakan)


“...dan jika kamu bergaul dengan mereka,
maka mereka adalah saudaramu ...” (QS.
Al Baqarah, 2: 220).
“....adalah rumah yang di dalamnya ada
anak yatim yang dimuliakan.” (Hadits).

D. MENGAPA HARUS MENYALURKAN ZIS


HARUS MELALUI LEMBAGA AMIL?
Pelaksanaan ZIS didasarkan pada
firman Allah SWT. yang terdapat dalam QS.
At. Taubah: 60. Demikian pula petunjuk
yang diberikan Rasulullah Saw. kepada
Muaz bin Jabbal ketika diutus ke Yaman,
beliau mengatakan: “......jika mereka telah
mengucapkan dua kalimah syahadah dan
melaksanakan shalat, maka beritahukanlah
bahwasannya Allah SWT. telah mewajibkan
zakat yang diambil dari orang kaya mereka
82
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

dan diberikan orang-orang fakirnya...”.


Pelaksanaan ZIS bukanlah sekedar amal
kuritatif (kedermawanan), tetapi merupakan
kewajiban yang bersifat otoritatif (ijbari),
maka zakat tidaklah seperti shalat, shaum
dan ibadah haji.

Pengelolaan zakat melalui lembaga amil


zakat seperti halnya Rumah Yatim didasarkan
pada berbagai pertimbangan:
1. Sebagai implementasi dan pengejawan­
tahan Qs. At Taubah: 60.
2. Untuk menjamin kepastian dan disiplin
pembayaran zakat.
3. Menjaga perasaan rendah diri para
mustahiq apabila berhadapan langsung
untuk menerima haknya dari para
muzakki.

83
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

4. Untuk mencapai efisiensi, efektifitas dan


sasaran yang tepat dalam penggunaan
harta zakat menurut skala prioritas
(kebutuhan umat saat ini).
5. Untuk memperlihatkan syiar Islam dan
meningkatkan semangat Ukhuwah.
6. Adanya transparansi dan akuntable
secara administratif.
7. Profesionalisme bukan hanya saja dalam
pengadministrasian juga tepat sasaran
dalam penyaluran.

E. ANAK YATIM BERHAK MENERIMA


ZAKAT
Alhamdulillah, di masa dewasa ini
kesadaran Umat Islam untuk membayar
Zakat semakin baik. Hal itu ditunjukkan
dengan semakin banyak Muzakki yang ingin
menyalurkan Zakat, Infak, Shadaqah (ZIS).

84
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Juga semakin banyak pertanyaan-pertanyaan


seputar Zakat, semakin tumbuh lembaga-
lembaga pengumpul dana ZIS, serta semakin
beragamnya bentuk-bentuk pembiayaan
melalui dana ZIS. Semua ini merupakan
realitas yang patut disyukuri.
Di sebagian tempat, ada lembaga
sosial yang memanfaatkan dana ZIS untuk
menyantuni anak-anak yatim. Dana ini
disalurkan dalam bentuk beasiswa sekolah,
santunan sosial, dll. yang berkaitan dengan
pemberdayaan anak-anak yatim kaum
Muslimin. Namun kemudian muncul
pemikiran kritis, “Dana Zakat tidak bisa
diberikan untuk anak yatim, karena dalam
Surat At Taubah ayat 60, tentang 8 golongan
yang berhak menerima Zakat; di sana tidak
disebutkan anak yatim sebagai penerima
Zakat.”

85
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Pertanyaannya, benarkah anak yatim


tidak boleh menerima Zakat? Bagaimana
pandangan Islam tentang posisi anak
yatim sebagai penerima Zakat? Bolehkah
memanfaatkan dana Zakat untuk menyantuni,
membina, dan memberdayakan anak yatim?
Di sini kita akan coba membahas masalah
ini secara runut, dengan merujuk pandangan
Al Qur’an, As Sunnah, dan pandangan para
ulama. Semoga Allah Ta’ala memberikan
petunjuk, penerangan, serta barakah dari
ilmu dan harta kita. Allahumma amin.
Dalam Surat At Taubah disebutkan ayat,
v
yang artinya: “Bahwasanya Zakat itu
diperuntukkan bagi kaum fakir, miskin,
‘amil Zakat (petugas pengurus Zakat),
orang-orang yang dibujuk hatinya (atau
muallaf), hamba sahaya, orang yang
menanggung hutang, untuk keperluan

86
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Fisabilillah, dan para musafir yang berada


dalam perjalanan. Hal demikian ini
merupakan ketetapan yang wajib dari sisi
Allah.” (At Taubah: 60). Inilah ayat yang
dijadikan dalil, bahwa para penerima
Zakat itu adalah 8 golongan. Haji Sulaiman
Rasyid membahas golongan-golongan ini
dalam bukunya, Fiqh Islam hal. 200-205.
Terbitan Sinar Baru, Bandung, 1987).
Zakat merupakan bagian dari Rukun Islam
v
dan merupakan amanah Syariat Islam
yang agung. Zakat sering disebutkan
dalam Al Qur’an. Kita sering membaca
ayat yang berbunyi kurang-lebih, Aqimus
shalah wa atuz zakah (dirikan Shalat dan
bayarlah Zakat); Wa yuqimus shalata
wa yu’tuz zakata (dan dia mengerjakan
Shalat dan membayar Zakat). Dengan
demikian, kita harus bersungguh-
sungguh dalam menunaikan amal Zakat
87
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

ini. Salah satu bentuk kesungguhan ialah,


harta dari Zakat harus diberikan kepada
para Mustahik (penerima Zakat) secara
tepat, tidak boleh dibelanjakan untuk
hal-hal di luar hak Mustahik. Profesor Ali
Tanthawirahimahullah, seorang ulama
ahli fiqih dan dai terkenal dari Syiria.
Beliau pernah ditanya tentang dana Zakat
yang dikumpulkan oleh suatu lembaga
Islam, lalu digunakan untuk mendirikan
tempat pelatihan menjahit bagi anak-
anak perempuan Muslim. Dalam
jawabannya, beliau tidak membenarkan
ide itu. Beliau berkata, jadi, harta
zakat tidak boleh dipergunakan untuk
membangun masjid, rumah sakit, atau
tempat pelatihan, meski semua itu
membawa manfaat bagi masyarakat dan
masyarakat jelas-jelas membutuhkannya.
Kecuali, kata beliau, kalau zakat itu sudah

88
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

dibagikan ke fakir-miskin, lalu mereka


sepakat mengumpulkan kembali harta
itu untuk membangun pelatihan; maka
yang seperti itu dibenarkan. (Fatwa-
fatwa Populer Ali Thantawi, hal. 291-292.
Solo, Penerbit Era Intermedia, November
1998). Pandangan seperti ini sangat
berharga, karena menunjukkan sikap
kehati-hatian (al ikhtiyat) dalam menjaga
batas-batas hukum Islam.
Zakat dalam Islam terbagi dalam dua jenis,
v
Zakat Maal (Zakat harta) dan Zakat Fithrah
(Zakat jiwa). Zakat Maal diwajibkan bagi
setiap Muslim yang memiliki kelebihan
harta sehingga mencapai nishab, baik
berupa harta pertanian, peternakan,
perdagangan, emas-perak, usaha bisnis,
dan lainnya yang wajib dizakati. Singkat
kata, Zakat maal diwajibkan atas kaum
Muslimin yang kaya. Sedangkan Zakat
89
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Fithrah diwajibkan atas seluruh kaum


Muslimin, baik kaya atau miskin, baik
orang dewasa atau anak-anak, baik laki-
laki maupun wanita. Harta Zakat Maal
disalurkan kepada delapan kelompok
penerima Zakat, seperti disebut dalam
Surat At Taubah ayat 60 di atas. Adapun
Zakat Fithrah disalurkan hanya kepada
fakir-miskin, dalam rangka menyambut
Hari Raya ‘Ied. Jadi Zakat Fithrah tidak
boleh diberikan ke kelompok di luar fakir-
miskin. Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyyah
mengatakan, “Di antara tuntunan
Rasulullah adalah mengkhususkan
kepada kaum miskin dalam peruntukan
Zakat ini (maksudnya, Zakat Fithrah).
Beliau tidak membagikannya kepada
delapan golongan (ashnaf) secara rata
dan tidak pula memerintahkan hal itu.
Juga tak seorang pun di antara sahabat-

90
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

sahabatnya (maksudnya, Sahabat


Nabi) yang melakukannya, serta tidak
pula orang-orang sesudah mereka
(maksudnya kalangan Tabi’in dan Tabi’ut
Tabi’in).” (Zaadul Ma’ad, jilid I, hal. 504.
Jakarta, Pustaka Al Kautsar, Februari
2008). Dengan demikian, kita harus bisa
membedakan antara Zakat Fithrah dan
Zakat Maal. Zakat Fithrah diwajibkan bagi
setiap Muslim, termasuk fakir-miskin;
kecuali jika seseorang benar-benar tidak
memiliki harta untuk membayar Zakat
Fithrah, maka hal itu dimaafkan. Dan
Zakat Fithrah disalurkan hanya untuk
fakir-miskin, di saat menjelang perayaan
Hari Raya ‘Ied. Sedangkan Zakat Maal
diwajibkan bagi kaum Muslim yang kaya,
dan hasilnya dibagikan untuk 8 kelompok
sosial.

91
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Ajaran Islam memberikan perhatian


v
yang tinggi kepada anak YATIM. Banyak
ayat-ayat Al Qur’an yang membahas
posisi anak yatim ini. Dalam Al Qur’an
disebutkan bentuk amal kebajikan, yaitu:

‫ﭤ ﭥ ﭦ ﭧ ﭨ ﭩ ﭪ‬...
...‫ﭫﭬﭭﭮﭯﭰ‬
‫ﮈ‬
…memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang me-
merlukan pertolongan) dan orang-orang
yang meminta-minta; dan (memerdeka-
kan) hamba sahaya, … (QS. Al Baqarah, 2:
177)

92
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

... ‫ﭕ ﭖ ﭗﭘ ﭙ ﭚ ﭛ ﭜﭝ‬...
‫ﭱ‬
…Dan mereka bertanya kepadamu tentang
anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan
mereka secara patut adalah baik, … (QS.
Al Baqarah, 2: 220)

‫ ﯼ‬...‫ﯮ ﯯ ﯰ ﯱ‬...
…Dan (Allah menyuruh kamu) supaya
kamu mengurus anak-anak yatim secara
adil. … (QS. An Nisaa, 4: 127)

Bahkan dalam Surat Al Hasyr ayat 7


disebutkan, bahwa harta fa’i (rampasan
dari musuh tanpa peperangan) diberikan
kepada: Allah, Rasul-Nya, karib-kerabat,
anak yatim, kaum miskin, dan ibnu sabil
(musafir dalam perjalanan); dalam ayat
itu juga dijelaskan bahwa pembagian
93
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

ini dimaksudkan agar harta tidak hanya


beredar pada orang-orang kaya di
kalangan Ummat Islam saja. Dalam Surat
An Nisaa’ ayat 10 disebutkan, orang-
orang yang makan harta anak yatim
secara zhalim, maka dia telah memenuhi
perutnya dengan api neraka, dan kelak
mereka akan masuk neraka sa’iir. Dalam
Surat Al Fajr disebutkan, “Kalla bal laa
tukrimunal yatim, wa laa tahad-dhuna ‘ala
tha-amil miskin” (sungguh tidak demikian,
akan tetapi kalian tidak memuliakan anak
yatim dan tidak menganjurkan manusia
memberi makan orang miskin. QS. Al Fajr,
89: 17-18). Dan sudah sangat dikenal,
dalam Surat Al Ma’uun ayat 1-3, bahwa ciri
pendusta agama adalah: menghardik anak
yatim dan tidak memberi makan orang
miskin. Imam Nawawi rahimahullah,
dalam kitabnya yang terkenal, Riyadhus

94
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Shalihin menulis bab tentang keutamaan


bersikap lembut kepada anak yatim,
kepada anak-anak perempuan, kaum
fakir-miskin, dan sebagainya. Beliau
menyebut hadits Nabi Saw, yang artinya:
“Dari Sahal bin Sa’id Ra, dia berkata bahwa
Rasulullah Saw telah bersabda, ‘Aku
dan orang yang menanggung kehidupan
anak yatim, kelak di syurga akan seperti
ini,’ beliau memberi isyarat dengan jari
telunjuk dan jari tengah beliau yang
saling ditempelkan.” (HR. Bukhari). Kata
Imam Nawawi, yang menanggung anak
yatim maksudnya, mengurus keperluan-
keperluan mereka secara baik. (Riyadhus
Shalihin, hal. 66. Beirut, Daarul Fikri,
1994). Dapat disimpulkan, bahwa Islam
sangat peduli dan pengasih kepada anak
yatim, baik laki-laki maupun wanita, baik
yang kaya maupun fakir-miskin. Rasulullah

95
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Saw adalah seorang yatim.


Lalu pertanyaannya, siapakah anak yatim
v
itu? Secara umum, anak yatim adalah anak
yang telah ditinggal wafat oleh ayahnya.
Kalau ditinggal wafat oleh ibunya,
tidak disebut anak yatim. Anak yatim
termasuk golongan manusia yang lemah
karena telah kehilangan pilar keluarga
(qa’imul bait). Ketika menjelaskan istilah
anak yatim, Syaikh Abdurrahman As
Sa’diy rahimahullah, dalam tafsirnya
mengatakan, “Anak yatim adalah mereka
yang tidak memiliki penghasilan, dan
mereka tidak memiliki kekuatan yang
bisa menanggung kebutuhannya. Hal
ini merupakan bukti rahmat Allah atas
hamba-hamba-Nya, menjadi dalil bahwa
Allah Ta’ala lebih pengasih kepada mereka
daripada orangtua kepada anak-anaknya.
Allah telah berwasiat kepada hamba-
96
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Nya dan mewajibkan sikap ihsan dalam


urusan harta anak yatim, agar siapa yang
telah kehilangan ayah-ayahnya, mereka
diurus sedemikian rupa sehingga seperti
tidak kehilangan mereka. Dan balasan
atas amal seperti ini, maka siapa yang
pengasih kepada anak yatim, maka
anaknya akan dikasihi.” (Tafsir Karimir
Rahman, hal. 76. Riyadh, Daarul Mughni,
1999). Ketika menafsirkan ayat yang
sama, Imam Ibnu Katsir rahimahullah
memberi penjelasan, “Anak yatim adalah
mereka yang tidak memiliki penghasilan,
telah wafat ayah mereka, sedangkan
mereka dalam keadaan lemah, masih
kecil, belum mencapai baligh, dan belum
punya kemantapan dalam pekerjaan.”
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim li Imam Ibnu
Katsir, Jilid I, hal. 270. Takhrij hadits oleh
Syaikh Hani Al Hajj. Kairo, Maktabah

97
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Taufiqiyyah, tanpa tahun). Jadi, anak


yatim adalah anak yang telah ditinggal
wafat oleh ayahnya, lalu dia kehilangan
pilar keluarga yang menanggung dan
mengurus kehidupannya.
Kemudian, sejauh mana batasan seorang
v
anak disebut yatim? Sebab semua
orang lambat atau cepat pasti akan
ditinggal wafat oleh ayahnya. Apakah
orang dewasa yang sudah berusia 40
tahun, lalu ditinggal wafat ayahnya, dia
juga disebut yatim? Dalam Al Qur’an
disebutkan ayat yang berbunyi, “Wab-
talul yatama hatta idza balaghuu an
nikah, fa in anastum minhum rusy-dan
fad-fa’uu ilaihim amwalahum” (dan
ujilah anak-anak yatim itu sampai mereka
mencapai usia nikah, dan jika menurut
perkiraan kalian mereka sudah cerdas,
maka kembalikanlah harta mereka –yang
98
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

selama ini dititipkan kepada kalian -. QS,


An Nisaa, 4: 6).
Imam Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat
ini beliau berkata, “Menurut Mujahid,
telah sampai usia nikah, maksudnya telah
bermimpi (keluar sperma saat tidur).
Mayoritas ulama mengatakan, mencapai
usia baligh pada anak laki-laki ialah ketika
dia bermimpi dalam tidurnya, sehingga
keluar sperma. Atau telah mencapai
usia 15 tahun, berdasarkan hadits dari
Abdullah bin Umar Ra, bahwa dia berkata,
‘Aku menghadap Nabi Saw dalam perang
Uhud, ketika itu usiaku 14 tahun, lalu
Nabi tidak mengijinkanku ikut perang.
Kemudian aku menghadap beliau dalam
perang Khandaq, ketika usiaku 15 tahun,
lalu beliau membolehkan aku.’ (HR.
Bukhari-Muslim). Berkata Umar bin Abdul
Aziz rahimahullah ketika disampaikan
99
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

kepadanya hadits ini, “Perkara ini (usia


15 tahun) merupakan pembeda antara
anak kecil dan orang dewasa.” (Tafsir Ibnu
Katsir, jilid I, hal. 153. Kairo, Maktabah
Taufiqiyyah). Ketika menjelaskan Surat
An Nisaa’ ayat 6 di atas, tentang batasan
telah mencapai usia nikah, berkata Sa’id
bin Jubair Ra, “Telah menjadi shalih
dalam urusan agama mereka, dan pandai
menjaga hartanya.” Singkat kata, batasan
anak yatim laki-laki ialah ketika sudah
mencapai baligh, yaitu telah keluar
sperma dari kemaluannya. Atau sudah
mencapai usia 15 tahun. Adapun batasan
anak yatim perempuan, ialah ketika dia
sudah siap menikah, yaitu telah siap dari
sisi kematangan agama dan siap mengatur
hartanya sendiri. Hal ini sesuai konteks
QS. An Nisaa, 4: 1-10 yang memang
membahas posisi anak yatim perempuan.

100
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Pertanyaan intinya, apakah anak yatim


v
berhak mendapatkan bagian dari Zakat?
Maka sebelum dijawab pertanyaan ini,
terlebih dulu harus dilihat keadaan anak
yatim tersebut. Apakah dia termasuk anak
yatim yang ditinggali banyak harta warisan
oleh ayahnya, sehingga dengan harta itu
bisa tercukupi kebutuhan materinya?
Atau dia termasuk anak yatim yang
fakir, miskin, muallaf, dalam perjalanan,
menanggung hutang, dll. Sesuai kriteria
delapan kelompok penerima Zakat?
Kalau dia termasuk anak yatim yang
berkecukupan materi, tidak perlu diberi
Zakat. Tetapi kalau dia termasuk anak
yatim yang masuk delapan golongan
penerima Zakat, SANGAT AFDHAL kalau
mereka diberi bagian Zakat. Karena
selain dia masuk delapan golongan,
dia juga yatim. Perlakuan seperti ini

101
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

ditujukan ialah untuk menyalurkan Zakat


sesuai dengan sasaran yang dituju. Kita
jangan menyalurkan Zakat kepada yang
tidak berhak menerima; atau sebaliknya,
menolak memberikan Zakat kepada
sasaran yang justru sangat berhak
menerima. Dalam Al Qur’an,

‫ﯘﯙ ﯚﯛﯜﯝﯞﯟ ﯠ‬
‫ ﯴ‬... ‫ﯡ ﯢ ﯣ ﯤ ﯥ ﯦ ﯧﯨ‬
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu me-
nyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apa-
bila menetapkan hukum di antara ma-
nusia supaya kamu menetapkan dengan
adil… (QS. An Nisaa, 4: 58)

Terkait pembagian Zakat ini, seorang
ulama besar di Timur Tengah, Syaikh Shalih

102
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

bin Fauzan Al Fauzan berkata, “Tidak boleh


menetapkan Zakat kepada seorang wanita
fakir, jika dia berada di bawah pembiayaan
nafkah suaminya yang kaya; begitu juga
tidak boleh diberikan Zakat kepada
seorang fakir, kalau dia memiliki kerabat
kaya yang memberi nafkah kepadanya;
dimana mereka diberi kekayaan lewat
nafkah itu daripada harus mengambil
harta Zakat.” (Mulakhas Fiqhiy, jilid I,
hal. 254. Riyadh, Daaru Ibnil Jauzi, tahun
2000). Menyimpulkan dari pendapat ini,
maka anak yatim yang mewarisi banyak
harta dari orangtuanya, atau dia berada
dalam sebaik-baik pemeliharaan nafkah
oleh kerabatnya, anak seperti itu tidak
perlu menerima bagian dari Zakat.
Ada beberapa hadits Nabi Saw yang
v
menjelaskan, anak-anak yatim berhak
menerima bagian dari Zakat. Diriwayatkan
103
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

dari Abu Sa’id Al Khudri Ra, dia berkata,


“Zainab Ra, isteri Ibnu Mas’ud Ra, datang
kepada Nabi Saw, lalu bertanya, ‘Ya
Rasulullah, engkau telah memerintahkan
pada hari ini untuk bersedekah. Di sisiku
ada beberapa perhiasan, milikku. Aku
berniat bersedekah dengannya. Namun
Ibnu Mas’ud (suami Zainab) menyatakan,
bahwa dia dan putranya lebih berhak
menerima sedekah itu dariku.’ Lalu
Nabi Saw berkata, ‘Ibnu Mas’ud benar.
Suamimu dan anakmu lebih berhak
engkau bersedekah kepada mereka.’”
(HR. Bukhari). Hadits ini disebutkan
oleh Imam Ibnu Hajar Al Asqalani
dalam kitab beliau, Bulughul Maram,
bagian Kitab Zakat, no. 515. Hadits ini
memberi hikmah, seorang isteri boleh
bersedekah kepada keluarganya sendiri,
jika mereka membutuhkan harta.

104
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Adapun seorang suami tidak boleh


bersedekah kepada isterinya, sebab
sudah MENJADI KEWAJIBAN bagi suami
itu untuk menafkahi isteri dan anak-
anaknya. Dalam hadits lain yang cukup
panjang, Zainab Ra isteri Ibnu Mas’ud
Ra, bermaksud memberikan sedekah.
Lalu dia pergi ke rumah Rasulullah
Saw. Kebetulan di rumah beliau sedang
ada wanita yang ingin bertanya hal
yang sama. Melalui Bilal Ra, Zainab
dan wanita itu bertanya, “Atuj-ziu as
shadaqah ‘anhuma ila azwajihima wa
‘ala aitamin fi hujurihima?” (bolehkah
sedekah dari kedua wanita itu diberikan
kepada suaminya atau anak yatim yang
ada di rumahnya?). Maka kemudian
Nabi Saw memberi jawaban, Lahuma
ajran, ajrul qarabah, wa ajrus shadaqah
(bagi kedua wanita itu dua pahala,

105
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

pahala berbuat baik kepada keluarda


terdekat, dan pahala sedekah). Hadits ini
diriwayatkan oleh Imam Bukhari-Muslim,
disebutkan oleh Imam Al Munzhiri dalam
Mukhtashar Shahih Muslim. Untuk
memperjelas lagi, Syaikh Shalih Fauzan
Al Fauzan berkata, “Dan di kitab As
Shahih, disebutkan bahwa isteri Abdullah
(maksudnya, Abdullah bin Mas’ud atau
Ibnu Mas’ud Ra –pen.) bertanya kepada
Nabi Saw, tentang anak saudaranya yang
menjadi yatim dan hidup di rumahnya,
apakah boleh memberikan zakat dia ke
mereka? Lalu Nabi Saw menjawab, “Ya!”
Kalau diperhatikan, hadits-hadits di atas
saling berkaitan satu sama lain, saling
melengkapi. Bisa jadi, kejadiannya satu,
tetapi yang menceritakan berbeda-beda.
Singkat kata, memberikan Zakat kepada
anak-anak yatim yang membutuhkan,

106
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

hal itu diperbolehkan oleh Nabi Saw.


Termasuk anak yatim yang berada dalam
pemeliharaan sebuah keluarga, boleh
diberi Zakat oleh karib-kerabatnya.
Secara umum, ajaran Islam sangat
v
peduli dengan nasib anak yatim,
laki-laki atau perempuan, kaya atau
miskin. Jika anak yatim itu miskin,
fakir, muallaf, dan sebagainya sehingga
masuk kategori delapan kelompok yang
berhak menerima Zakat; mereka sangat
diutamakan untuk menerima Zakat.
Namun jika mereka tergolong anak yatim
yang kaya, berkecukupan, mendapat
nafkah yang memadai dari kerabatnya,
tetap berhak mendapat kemurahan dari
kaum Muslimin. Tetapi bentuknya bukan
materi, melainkan perhatian, kasih-
sayang, kelembutan, serta perlindungan.
Hal ini untuk merealisasikan sabda Nabi
107
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

Saw, Ana wa kafilul yatama fil jannah


(aku dan pemelihara anak yatim kelak
berada –sangat dekat- di syurga. HR.
Bukhari).
Lalu bagaimana dengan lembaga sosial
v
Islam yang memanfaatkan dana Zakat
untuk membangun sekolah, pesantren,
panti asuhan, atau fasilitas pelatihan,
yang semua itu diperuntukkan bagi
anak-anak yatim? Jawabannya mudah,
seperti yang dikatakan Syaikh Prof. Ali
Tanthawi rahimahullah, dana Zakat tidak
boleh dibuat untuk semua keperluan
itu. Dana Zakat harus disalurkan
kepada yang berhak, tidak boleh dibuat
macam-macam. Kecuali, kalau dana
sudah diserahkan, lalu orang-orang
yang menerima Zakat itu sepakat untuk
menggunakannya demi membangun
sekolah, pesantren, panti asuhan, dll. Itu
108
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

diperbolehkan. Syaratnya, dana Zakat


harus sampai di tangan yang berhak
dulu. Namun untuk membangun sekolah,
pesantren, panti asuhan, dll. itu boleh
menggunakan dana non Zakat, misalnya
infak, sedekah, waqaf, hibah, hadiah, dll.
Di kalangan masyarakat ada sebuah
v
pemikiran tentang anak yatim. Menurut
mereka, “Anak-anak yatim itu cenderung
nakal. Mereka selalu membuat masalah.
Hal itu membuat hati kami jadi tidak
tertarik untuk membantu anak yatim.”
Bagaimana dengan pemikiran seperti
ini? Harus dipahami dengan baik, bahwa
kenakalan anak yatim itu merupakan
AKIBAT dari sebuah keadaan. Ia tidak
muncul begitu saja. Mereka nakal, karena
kurang mendapat perhatian, kasih-
sayang, perlindungan, serta pemenuhan
nafkah dari ayahnya, karena sang ayah
109
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

sudah meninggal. Hal ini malah semakin


memperkuat pandangan, bahwa anak
yatim sangat membutuhkan PERHATIAN
lahir-batin. Tidak hanya pemberian
materi saja. Seperti yang dikatakan oleh
Syaikh As Sa’diy ketika menafsirkan Surat
Al Baqarah ayat 177, “Maka Allah telah
berwasiat kepada hamba-hamba-Nya,
dan mewajibkan mereka bersikap ihsan
dalam perkara harta anak yatim, agar
siapa yang kehilangan ayah-ayah mereka
diperlakukan sedemikian sehingga
seperti siapa yang tidak kehilangan
orangtuanya.” (Tafsir Karimis Rahman,
hal. 72. Riyadh, Daarul Mughni, 1999).
Seharusnya, perlakuan kita kepada anak
yatim ialah memberikan kepedulian yang
sepadan dengan kepedulian ayahnya
kepada mereka, jika kita sanggup
melakukannya. Bila perhatian itu kecil

110
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

atau tidak memadai, sangat mungkin


akibatnya akan muncul perilaku anak-
anak yatim yang nakal. Semoga Allah
Ta’ala melindungi dan membimbing
anak-anak yatim kaum Muslimin sebaik-
baiknya. Semoga pula Allah menolong
kita untuk bersikap arif, bijak, dan
pemurah kepada anak-anak yatim.
Allahumma amin ya Arhama Rahimin.
Demikian pembahasan tematik dan runut
tentang hak anak yatim untuk menerima
Zakat.
Disini kita bisa memetik beberapa hikmah
di balik ketentuan Allah yang tidak
mencantumkan secara tegas anak yatim
ke dalam delapan golongan penerima
Zakat, yaitu sebagai berikut:
1. Anak yatim itu ada yang kaya, mewarisi
harta banyak dari orangtuanya, atau
mereka berada di bawah pemberian
111
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

nafkah yang mencukupi dari


kerabatnya. Dalam posisi demikian,
anak yatim tidak perlu diberi bagian
dari Zakat.
2. Bagi anak yatim yang miskin, fakir,
muallaf, dalam perjalanan, dll. sesuai
kriteria delapan kelompok penerima
Zakat, mereka lebih AFDHAL untuk
menerima Zakat, karena selain
membutuhkan, mereka juga yatim.
3. Bagi semua anak yatim, baik miskin
atau kaya, mereka berhak mendapat
santunan BATIN dari kaum Muslimin,
berupa sikap lembut, perhatian,
kasih-sayang, perlindungan, dll. Hal
itu sesuai perintah Nabi Saw untuk
memperlakukan anak yatim dengan
sebaik-baiknya.
4. Secara umum, ajaran sangat peduli
dengan nasib kaum yang menderita,
112
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

khususnya dalam hal ini adalah nasib


anak yatim. Maka tidak salah jika Islam
disebut sebagai agama Rahmatan Lil
‘Alamiin.

Wallahu A’lam bisshawaab.

113
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Quranul Karim Terjemahannya Depar­
temen agama –RI
2. Tgk.Hasbi Ash-shiddiqy “ Koleksi Hadis-
Hadis Hukum” Petrajaya-Semarang-
2000M
3. Ibnu Rusyd “ Bidayatul Mujtahid “ Dar aljiil
–beirut /1989M
4. Abu Bakar Jabir Al-Jazairy “Minhajul
Muslim “ Daarul falah/2003 M
5. M.Abdul mujieb Dkk. “ Kamus Istilah Fiqih
“ Pustaka Firdaus-1994M
6. Sayyid Sabiq “Fiqih Sunnah “ Al-ma’arif –
Bandung/1973M
7. Asy-syaukani “terjemahan Nailul Author”
Bina Ilmu
8. Imam Malik Bin Anas “ Al Muwaththo
“takhrij Muhammad Ridwan Syarif
Abdulloh
114
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

9. Ash-shan’ani “ Terjemahan Subulus salam


‘ Al-ikhlas-surabaya/1991M
10.Asy-syaikh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-
Malibary “Fathul Muin” Alih bahasa Drs
H.Aliy As’ad.Menara kudus/1980M
11.H. Sulaiman Rasyid “ fiqhul Islam “ Sinar
baru Al Gensindo
12.DR. Wahbah Al Zuhaily “ Zakat Kajian
Berbagai madzhab “ PT. Remaja
Rosdakarya-Bandung
13.DR. Yusuf Qordowi “ Hukum Zakat “ Litera
AntarNusa
14.Syekh Al ‘Allamah Muhammad Bin
Abdurrahman Ad Dimasyqy “ Fiqih Empat
Madzhab “ Hasyimi press
15.H. Ali Al Mascatie, BA. “ Kamus Al Jaebi
Arab Inggris Indonesia “ PT. Al Ma’arif
16.Imam Al Bukhory “ shohihBukhori “

115
BUKU PINTAR
Panduan Zakat & Pengelolaan Anak Yatim

17.Imam Muslim “ shohih Muslim “


18.Imam Abu Daud “ sunan Abu Daud “
19.Imam An Nasai “ Sunan An Nasai “
20.Imam At Turmudzyn “Sunan At Turmudzy“
21.IbnuMajah“ SunanIbnuMajah “

116

Anda mungkin juga menyukai