Icra Renovasi Gizi
Icra Renovasi Gizi
RUANG GIZI
DI BUAT OLEH :
TIM PPI/IPCN
2018
Laporan identifikasi resiko infeksi PCRA
(Pre construtions risk assessment)
Di ruang GIZI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontruksi/pembangunan baru di sebuah rumah sakit dapat berdampak pada setiap
orang di rumah sakit dan pasien dengan kerentanan tubuhnya dapat menderita dampak
terbesar. Kebisingan dan getaran yang terkait dengan kontruksi dapat mempengaruhi
tingkat kenyamanan pasien dan istirahat/tidur pasien dapat pula terganggu. Debu
konstruksi dan bau dapat mengubah kualitas udara yang dapat menimbulkan ancaman
khususnya bagi pasien dengan ganggungan pernapasan.
Karena itu, rumah sakit perlu melakukan asemen risiko setiap ada kegiatan kontruksi,
renovasi maupun demolisi/pembongkaran bangunan. Asesmen risiko harus sudah
dilakukan pada waktu perencanan atau sebelum pekerjaan kontruksi, renovasi, demolisi
dilakukan, sehingga pada waktu pelaksanaan, sudah ada upaya pengurangan risiko
terhadap dampak dari kontruksi, renovasi, demolis tersebut.
Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan
pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuhnya.
Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya
proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering
terjadi kondisi klien/pasien semakin buruk karena tidak diperhatikan keadaan gizinya.
Pengaruh tersebut bias berjalan timbale balik, seperti lingkaran setan. Hal tersebut
diakibatkan karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi tubuh untuk perbaikan organ
tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih terganggu lagi dengan adanya penyakit
dan kekurangan gizi.
Terapi gizi yang menjadi salah satu faktor penunjang utama penyembuhan tentuya harus
diperhatikan agar pemberian tidak melebihi kemampuan organ tubuh untuk
melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan seiring dengan
perubahan fungsi organ selama penyembuhan. Dengan kata lain, pemberian diet pasien
harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Upaya
peningkatan satatus gizi dan kesehatan masyarakat baik dalam maupun diluar rumah
sakit, merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan, terutama tenaga yang
bergerak di bidang gizi.
B. Tujuan
1. penilaian resiko pengendalian infeksi
2. pengurangan resiko dari infeksi ke pasien
3. penilaian perencanaan fasilitas, desain, dan konstruksi kegiatan.
4. mencegah dan meminimalkan dampak
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penilaian kriteria resiko akibat dampak renovasi atau konstruksi mengunakan
metode PCRA adalah :
BAB III
TATA LAKSANA
A. Perencanaan
1. Tanggal : 3 September 2018
2. Tempat : Ruang GIZI
3. Type/jenis konstruksi : Tipe C
Tipe Pemeriksaan Dan Kegiatan Pemeliharaan Umum
A Termasuk namun tidak terbatas pada:
Pengangkatan plafon untuk inspeksi visual ( terbatas untuk 1 ubin per 5m2);
pengecatan (tetapi bukan pengamplasan);
Instalansi penutup dinding
Pekerjaan listrik; Pekerjaan pipa saluran air yang ringan;
Kegiatan apa saja yang tidak menghasilkan debu atau perlu memotong dinding atau
akses ke langit-langit, selain untuk pemeriksaan visual.
Tipe Skala Kecil, Kegiatan Jangka Pendek, Yang Menghasilkan Debu Sedikit
B Termasuk, tetapi tidak terbatas pada, instalasi pemasangan kabel telepon dan
komputer, akses ke ruang chase, memotong dinding atau langit-langit di mana
migrasi debu dapat dikendalikan.
Tipe Kerja Apapun Yang Menghasilkan Debu Sedang Atau Tingkat Tinggi
C Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
Pembongkaran atau pengangkatan komponen bangunan built-in atau rakitan,
Pengamplasan dinding untuk mengecat atau memasang lapisan dinding,
Pengangkatan lapisan lantai/wallpaper, plafon, dancasework
Konstruksi dinding baru,
Pekerjaan ringan saluran dan listrik di plafon
Kegiatan perkabelan yang banyak.
Tipe Penghancuran Besar Dan Proyek Konstruksi
D Termasuk, tetapi tidak terbatas pada, penghancuran berat, penghapusan sistem
plafon yang lengkap, dan konstruksi baru.
5. Kelas kewaspadaan.
Berdasarkan tipe pekerjaan ruangan GIZI adalah tipe C dan termasuk dalam
kategori kelompok 3 resiko sedang. Adapun level/kelas konstruksi pekerjaan ruang GIZI
adalah :
LEVEL
RESIKO
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
AKTIFITA
S
KONSTRUKSI
GRUP 1 KELAS I KELAS II KELAS II KELAS III/IV
GRUP 2 KELAS I KELAS II KELAS II KELAS IV
GRUP 3 KELAS I KELAS II KELAS III/IV KELAS IV
GRUP 4 KELAS II KELAS III/IV KELAS III/IV KELAS IV
Berdasarkan matriks aktifitas konstruksi Ruang, berdasarkan tipe ruang C dan kelompok 3 resiko
Sedang, maka level/kelas pekerjaan ruang GIZI termasuk dalam kelas III.
PENDOKUMENTASIAN
Supervisor: Telepon:
YA TIDAK Aktivitas Konstruksi YA TIDAK Kelompok Risiko
Pengendalian
Infeksi
TIPE A: Inspeksi, aktivitas non- KELOMPOK 1:
invasif Risiko Rendah
TIPE B: Skala kecil, durasi KELOMPOK 2:
singkat, tingkat sedang sampai Risiko Sedang
tinggi
TIPE C: Aktivitas GROUP 3: Risiko
menghasilkan debu tingkat Medium / Tinggi
sedang sampai tinggi,
memerlukan lebih dari 1 shift
kerja untuk penyelesaian
TIPE D: Durasi lama dan GROUP 4: Risiko
aktivitas konstruksi Paling Tinggi
membutuhkan shift kerja yang
berturutan.
KELAS I 1. Melaksanakan kerja dengan metode yang meminimalkan debu dari
lokasi konstruksi.
2. Mengganti plafon yang dilepaskan untuk inspeksi sesegera mungkin.
3. Pembongkaran minor untuk perombakan ulang.
KELAS II 1. Menyediakan sarana aktif untuk mencegah debu terbang ke atmosfer.
2. Basahi permukaan kerja untuk mengontrol debu saat pemotongan.
3. Segel pintu yang tidak terpakai dengan lakban.
4. Tutup dan segel ventilasi udara.
5. Seka permukaan dengan pembersih/disinfektan.
6. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
dipindahkan.
7. Pel basah dan/atau vakum dengan alat vacuum dengan filter HEPA
sebelum meninggalkan area kerja.
8. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar area kerja.
9. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya
pekerjaan; kembalikan seperti semula saat pekerjaan selesai.
KELAS III 1. Dapatkan izin pengendalian infeksi sebelum konstruksi dimulai.
2. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan untuk
Tanggal
mencegah kontaminasi sistem saluran.
1 Sep 2018
3. Lengkapi semua barier kritis atau implementasikan metode
Paraf
pengontrolan kubus sebelum konstruksi dimulai.
4. Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja menggunakan unit
filtrasi udara dengan filter HEPA.
5. Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai
dan diperiksa oleh Pencegahan dan Pengendalian Infeksi serta
dibersihkan secara menyeluruh oleh Layanan Lingkungan.
6. Vakum area kerja dengan alat vakum dengan filter HEPA.
7. Pel basah dengan pembersih/disinfektan.
8. Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran
kotoran dan debris yang terkait dengan konstruksi.
9. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
dipindahkan.
10. Tutupi tempat sampah atau troli yang dipakai untuk transportasi. Plester
penutupnya.
11. Setelah selesai, kembalikan sistem HVAC seperti semula pada lokasi
pekerjaan.
Persyaratan Tambahan:
1. Dilarang merokok
2. Gunakan APD
3. Lantai bahan epoksi / vynil
4. Harus ada tulisan sedang ada renovasi bangunan
5. Ada tanda-tanda untuk keselamatan kerja
6. Buang sampah
(…………………………………….)
3. Formulir Post Konstruksi
Proyek
11) Terdapat unit filtrasi HEPA di daerah perawatan pasien yang berdekatan
dengan area konstruksi dan berfungsi dengan baik.
Kontraktor Tanggal
Petugas K3 Tanggal
BAB IV
PENUTUP
Renovasi ruang GIZI rumah sakit asri medika termasuk dalam jenis konstruksi bangunan type C,
kategori kewaspadaan kelompok 3 resiko sedang dan masuk dalam kelas/level III, dengan
identifikasi daerah sekitar area proyek dapat diketahui beberapa unit terkena dampak potensial
resiko infeksi yaitu berupa debu, getaran dan suara bising.
Dengan memperhatikan resiko terhadap petugas, pasien dan lingkungan rumah sakit asri medika,
renovasi Ruang GIZI rumah sakit asri medika dapat dilakukan.
Demikian hasil identifikasi resiko infeksi/ICRA sebagai upaya PPI dalam pencegahan resiko
infeksi sebelumnya dilakukan renovasi/pembangunan.