Anda di halaman 1dari 106

RANCANGAN AKTUALISASI

MENCEGAH PENINGKATAN HIPERTENSI LANSIA


MELALUI “KELAS LANSIA” PADA PUSKESMAS SENDANA

DISUSUN OLEH :

dr. FAKHRUN NISA


NIP. 199309152020122001

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
BEKERJASAMA DENGAN
PEMERINTAH KOTA PALOPO
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III

Nama : dr. Fakhrun Nisa


NIP : 199309152020122001
Unit Kerja : Puskesmas Sendana
Gagasan Pemecahan Isu : Mencegah Peningkatan Penyakit Hipertensi Lansia
Melalui “Kelas Lansia” Pada Puskesmas Sendana

Disetujui untuk diseminarkan


Pada Seminar Rancangan Aktualisasi Latsar CPNS
Golongan III Tahun 2019 Pada Tanggal 28 September 2019

Palopo, 28 September 2019

Coach, Mentor,

Dr. Hj. Murlina Muh. Mun’im Saifuddin, S.Farm, Apt


NIP. NIP.

Mengetahui,
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia
Kota Palopo

Farid Kasim, S.H., M.Si


Pangkat : Pembina TK.I / IV.b
NIP : 198300309 200312 1 004

i
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III

Nama : dr. Fakhrun Nisa


NIP : 199309152020122001
Unit Kerja : Puskesmas Sendana
Gagasan Pemecahan Isu : Mencegah Peningkatan Penyakit Hipertensi Lansia
Melalui “Kelas Lansia” Pada Puskesmas Sendana

Disetujui untuk diseminarkan


Pada Seminar Rancangan Aktualisasi Latsar CPNS
Golongan III Tahun 2019 Pada Tanggal 28 September 2019

Palopo, 28 September 2019

Coach, penguji,

Drs. Hj. Murlina dr. H. M. Ishak Iskandar,M.kes


NIP. NIP.

ii
KATA PENGANTAR.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Rancangan Aktualisasi tepat pada waktunya dengan judul
“.......................................................................................”. Rencana Aktualisasi ini
disusun sebagai hasil akhir dalam mengikuti Pelatihan Dasar CPNS Angkatan 34
tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Palopo bekerjasama
dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan.
Sangat disadari bahwa Penyusunan Rancangan Aktualisasi ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun, dalam kegiatan
Pelatihan Dasar CPNS Angkatan 34 Tahun 2021 menjadi pembelajaran dan
pembekalan diri dalam melakukan berbagai inovasi-inovasi dalam melaksanakan
tugas sebagai pelayan masyarakat di Pemerintah Daerah Kota Palopo.
Dalam menyelesaikan Rancangan Aktualisasi ini tentunya tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak. Olehnya itu penulis hanturkan terima kasih yang tak

terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan

laporan ini antara lain kepada :

1. Bapak Walikota Kota Palopo yang telah memberikan kepercayaan untuk

mengikuti Pelatihan Dasar CPNS Angkatan 34 Tahun 2021;

2. Kepala BKPSDM Kota Palopo;

3. Bapak Muh. Mun’im Saifuddin, S.Farm, Apt selaku Mentor untuk kearifan dan

kebijaksanaannya dalam mendorong penulis menyusun Rancangan Aktualisasi;

4. Ibu Dr. Hj. Murlina selaku Coach yang sangat meluangkan waktu dan pikirannya

untuk menyempurnakan Rancangan Aktualisasi;

5. Panitia pelaksana Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2021 Kota Palopo;

6. Orang tua yang telah memberikan dukungan secara moral dan materi;

iii
7. Rekan-rekan se-Angkatan yang saling membantu dan bekerja sama serta

senantiasa memberikan motivasi selama dalam melaksanakan Pelatihan Dasar

CPNS;

Akhir kata saya berharap semoga Rancangan Aktualisasi ini dapat

bermanfaat terutama pada instansi kami sehingga daerah Kota Palopo lebih baik

dimasa yang akan datang dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera.

Palopo, Juli 2020

Penulis

Dr. FAKHRUN NISA

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Tujuan dan Sasaran .............................................................................. 2
C. Manfaat ............................................................................................... 3
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .......................................................... 3

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN


NILAI-NILAI MATA PELATIHAN
A. Gambaran Umum Organisasi .............................................................. 4
B. Visi dan Misi........................................................................................ 4
1. Visi .................................................................................................. 4
2. Misi ................................................................................................ 4
C. Struktur Organisasi............................................................................... 5
D. Nilai Organisasi .................................................................................. 5
E. Gambaran Umum Aktualisasi dalam ANEKA .................................... 6
1. Akuntabilitas ................................................................................... 6
2. Nasionalisme ................................................................................... 7
3. Etika Publik ..................................................................................... 8
4. Komitmen Mutu .............................................................................. 9
5. Anti Korupsi .................................................................................... 10

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI


A. Penetapan Isu ....................................................................................... 11
B. Analisis Isu .......................................................................................... 11

v
C. Rancangan Aktualisasi Kegiatan ......................................................... 12
D. Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi ................................................. 13
BAB IV AKTUALISASI DAN HABITUASI
A. Capaian Aktualisasi ............................................................................. 19
B. Analisis Dampak ................................................................................. 36
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 49
B. Saran .................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 50

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam UU ASN No. 5 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Aparatur Sipil
Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi
pemerintahan. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut
sebagai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat Pembina Kepegawaian dan
diserahi tugas dalam satu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas Negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN), menyebutkan bahwa fungsi ASN yaitu: 1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa. Selain fungsi, ASN
memiliki tugas yaitu : 1) melaksanakan kebijakan publik ; 2) melayani publik;
dan 3) merekatkan dan mempersatukan bangsa. Fungsi-fungsi ASN ini harus
dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik. Untuk melakukan peranan tersebut, diperlukan sosok ASN
yang profesional yaitu mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya
sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan
efisien.Untuk dapat membentuk sosok ASN profesional seperti tersebut di
atas, perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan Dasar. Peraturan
Kepala Lembaga Administrasi Negara No.12 Tahun 2018, nomenklatur
Pelatihan Prajabatan disebut sebagai Pelatihan Dasar CPNS, sebagai salah satu
jenis pelatihan yang strategis dalam rangka membentuk karakter dan
kemampuan ASN agar dapat bersikap dan bertindak profesional.
Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa
Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas

7
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme, serta kompetensi bidang. Hal ini termaktub dalam Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Pasal 1.
Terdapat dua jenis bentuk pelatihan dalam Latsar yaitu Klasikal dan
Nonklasikal.Pelatihan klasikal dilakukan dalam bentuk pembelajaran di
dalam kelas secara tatap muka sedangkan nonklasikal dilakukan melalui e-
learning, bimbingan di tempat kerja, pelatihan di alam bebas, pelatihan jarak
jauh dan/atau magang. Selama mengikuti pelatihan klasikal, peserta Latsar
akan memperoleh materi berupa: (a) sikap perilaku bela negara; (b) nilai–nilai
dasar PNS yang terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi; 2 (c) kedudukan dan peran PNS dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesian, dan (d) agenda habituasi. Sedangkan
Kegiatan Nonklasikal dilaksanakan di unit kerja masing-masing sebagai
bentuk habituasi di lingkungan kerja.Program yang dilaksanakan dalam
Kegiatan Aktualisasi di tempat kerja atau magang didasarkan pada isu
penting yang membutuhkan solusi penyelesaian masalah.Rancangan
aktualisasi tersebut disusun denga mengedepankan nilai-nilai dasar ASN.

Penentuan isu dalam rancangan aktualisasi di unit kerja didasarkan pada


alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan), dan
USG (Urgency, Seriousness, Growth), sehingga diperoleh nilai pada tiap
aspek yang menggambarkan urgensi dari isu yang ditetapkan.

ASN dapat bekerja sesuai dengan kualifikasi masing-masing. Ada


yang melaksanakan tugasnya dengan jabatan struktural, ada juga yang
bertugas sebagai tenaga fungsional, salah satunya yang berada dibawah
naungan KEMENKES dan Dinas Kesehatan Provinsi/Kota/Kabupaten, yang
pada hal ini termasuk Dokter Ahli Pertama.
Sebagai seorang Aparatur Sipil Negara seharusnya Dokter Ahli
Pertama juga dapat membentuk karakter diri yang mencerminkan seorang

8
ASN yang berkompeten, profesional, berintegritas, dan berkomitmen baik
atas tugas maupun fungsi yang diemban untuk itu. Dalam peraturan
Lembaga Administrasi Negara tentang Pelatihan Dasar Pegawai Negeri
Sipil (PNS) ditetapkan jenis DIKLAT yang ideal sebagai upaya
pembentukan PNS sebagai bagian ASN yang profesional yang mampu
melayani masyarakat seperti yang tersebut diatas adalah Pelatihan Dasar.
Sebagai salah satu upaya pada proses penanaman karakter ANEKA,
Dokter Ahli Pertama ditugaskan untuk membuat sebuah laporan kegiatan
Aktualisasi yang berdasarkan temuan isu yang berkembang di lingkungan
kerja masing-masing, dalam hal ini adalah lingkungan Puskesmas, baik
lingkungan dalam Puskesmas ataupun lingkungan sekitar Puskesmas.
Berbicara tentang kesehatan sudah tentu tidak dapat dipisahkan
dengan pelayanan kesehatan. Baik buruknya kualitas pelayanan sangat
tergantung pada mutu pelayanan yang diberikan oleh para tenaga kesehatan.
Namun kenyataannya saat ini masih banyak tenaga kesehatan yang belum
optimal dalam kualitas pelayanannya.
Selama saya bertugas di Puskesmas Sendana, banyak yang saya rasa
pelayanan yang belum optimal, terutama masalah penanganan beberapa
penyakit menular, sebagai contoh Tb Paru pada masyarakat, sehingga masih
banyak ditemukan pasien yang terkena penyakit menular ini. Tb Paru adalah
salah satu penyakit menular yang cara penularannya melalui udara. Gejalanya
berupa batuk yang lebih dari 2 minggu, batuk darah, sesak, kadang disertai
demam, dan kurangnya nafsu makan. Jika tidak segera ditangani, akan
berdampak buruk bagi orang banyak, dikarenakan penyakit ini menular.
Berkaitan dengan penjelasan diatas, saya sebagai ASN yang bertugas
sebagai Dokter Ahli Pertama ingin melakukan inovasi, menuangkan kreatifitas
terkait untuk peningkatan pelayanan kesehatan yang selama ini belum berjalan
sebagai mana mestinya.
Dengan pertimbangan diatas, saya peserta Pelatihan Dasar CPNS
Tahun 2021 ditugaskan untuk merancang aktualisasi nilai dasar PNS yang

9
akan dilaksanakan ditempat kerja, yang dalam hal ini penyusun akan
melaksanakan di Puskesmas Sendana.
Dalam hal ini dokter berperan sebagai ujung tombak pelayanan.
Mempertimbangkan hal tersebut diatas, maka dalam rangka habituasi nilai-nilai
ANEKA maka peserta melakukan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi yang
ada pada setiap unit kerjanya. Peserta tertarik untuk mengangkat isu “Kurangnya
Kesadaran Pasien Mengenai Penyakit TB paru”

B. TUJUAN DAN MANFAAT


Pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS bertujuan untuk
membentuk PNS yang profesional dan berkarakter kuat. PNS profesional dan
berkarakter dimaksud mampu menerapkan secara langsung lima nilai dasar
profesi PNS, meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi. dan mengetahui kedudukan dan peran profesi ASN
dalam NKRI (manajemen ASN, whole of government, pelayanan publik)
dalam melaksanakan tugas pada jabatannya masing-masing.Selain itu, PNS
harus menjunjung tinggi standar etika dalam melayani masyarakat dengan
baik dan menanamkan rasa cinta tanah air dalam bekerja.
a. Tujuan Umum
1. Dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit TB
paru
2. Menurunkan angka penderita penyakit TB paru di wilayah kerja
Puskesmas Sendana
b. Tujuan Khusus
Kegiatan Aktualisasi ini dilakukan dengan tujuan khusus :
1. Menurunkan angka penderita penyakit TB paru di wikayah kerja
Puskesmas Sendana
2. Meningkatkan kesadaran penderita penyakit TB paru agar
kontrol secara rutin di Puskesmas
3. Meningkatkan pemahaman masyarakat dengan pemberian edukasi
kepada masyarakat dan penyuluhan tentang penyakit TB paru.

10
c. Manfaat
1. Bagi penulis
Penulis mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yakni
ANEKA pada instansti kerja sesuai tupoksinya.
2. Bagi unit kerja
Memberikan pelayanan yang berkualitas dan maksimal kepada setiap
masyarakat
3. Bagi masyarakat
Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang penyakit TB dan
mendapatkan pelayanan prima di puskesmas.
4. Bagi Bangsa dan Negara
Mencapai tujuan nasional untuk memajukan kesejahteraan bangsa, yang
berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang,
papan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketentraman hidup.

C. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN


Tahap aktualisasi ini dilaksanakan di Puskesmas Benteng. Waktu
pelaksanaan selama 30 (tiga puluh) hari kerja, terhitung mulai tanggal 21
Juli sampai dengan 21 Agustus 2021.

11
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN NILAI-NILAI DASAR


PROFESI ASN
I. Gambaran Umum
A. Profil Organisasi

Peta Wilayah

Gambar 1
Peta wilayah Kerja Puskesmas benteng

Puskesmas Benteng terletak di Kecamatan Wara Timur Kelurahan Benteng


dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Tompotika dan
Kelurahan Binturu.
2. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Salutellue
3. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Teluk Bone
4. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Binturu

12
Gambar 1
Peta wilayah Kerja Puskesmas benteng

Wilayah kerja Puskesmas Benteng Terbagi atas 4 kelurahan dengan masing-


masing:
1. Kelurahan Benteng terbagi atas 7 RW dan 25 RT
2. Kelurahan Malatunrung terbagi atas 5 RW dan 19 RT
3. Kelurahan Salekoe terbagi atas 5 RW dan 28 RT
4. Kelurahan Surutanga terbagi atas 5 RW dan 16 RT

Puskesmas Benteng terletak di Kecamatan Wara Timur Kelurahan Benteng


dengan luas wilayah 8,32 Km2 dan batas-batas wilayah sebagai berikut :
5. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Tompotika dan
Kelurahan Binturu.
6. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Salutellue
7. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Teluk Bone

13
8. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Binturu
9. Wilayah kerja Puskesmas Benteng Terbagi atas 4 kelurahan dengan
masing-masing:
5. Kelurahan Benteng terbagi atas 7 RW dan 25 RT
6. Kelurahan Malatunrung terbagi atas 5 RW dan 19 RT
7. Kelurahan Salekoe terbagi atas 5 RW dan 22 RT
8. Kelurahan Surutanga terbagi atas 5 RW dan 17 RT

B. Demografi
 Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk di Wilayah kerja Puskesmas Benteng berdasarkan data


dari kelurahan pada tahun 2018 berjumlah 20.918 jiwa dengan jumlah Rumah
Tangga 5.019 KK dan 4.439 Rumah.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2018
No Kelurahan Jumlah Total (Jiwa)
Laki-Laki Perempuan
( Jiwa) (Jiwa)
1 Benteng 3.035 3.264 6.299
2 Malatunrung 1.883 1.950 3.833
3 Salekoe 2.568 2.700 5.268
4 Surutanga 2.737 2.781 5.618
Jumlah 10.223 10.695 20.918
Tabel 1
Sumber : Pendataan Ke Kelurahan

Jumlah Rumah dan KK di Wilayah Kerja Pusksmas Benteng


No Kelurahan Rumah KK KK Miskin
1 Benteng 1.287 1.679 104
2 Malatunrung 806 887 56
3 Salekoe 1.213 1.168 70
4 Surutanga 1.133 1.285 475

14
Jumlah 4.439 5.019 705
Tabel 2
Sumber : Pendataan ke Kelurahan

C. Visi
”Menjadi Puskesmas Yang Unggul Tahun 2022”

D. Misi

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang ramah, cepat, tepat,


nyaman bermutu dan professional.
b. Mendorong kemandirian masyarakat berperan aktif dalam
mewujudkan PHBS.
c. Meningkatkan kualitas SDM dan penunjang pelayanan kesehatan.

E. Motto
“Sehat” (Santun, Empati, Handal, Adil dan Teladan)”

F. Tata Nilai
“Siaga” (Senyum, Inovatif, Adil dalam pelayanan, Gerakan semangat
pelayanan prima dan Amanah)

G. Uraian Tugas Dokter Umum


1. Melakukan identifikasi pasien sesuai dengan Berkas Rekam
Medis Pasien
2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis kepada pasien
3. Menentukan pemeriksaan penunjang jika diperlukan dan rencana
layanan sesuai kebutuhan pasien
4. Melakukan pencatatan anamnesis dan hasil pemeriksaan pada
berkas rekam medis pasien
5. Memberikan pellyanan surat-surat yang berhubungan dengan
hasil pemeriksaan kesehatan

15
6. Melaksanakan rujukan medis.

H. Nilai-nilai Organisasi
Lima nilai dasar dalam aspek pelayanan kesehatan yang
sebaiknya selalu dijunjung tinggi oleh para pegawai kesehatan, dalam
upaya memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Nilai
dasar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di
wilayah kerja puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Bertindak Cepat dan Tepat
- Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan
atau tindakan kesehatan, terhadap kasus atau masalah yang
bisa bersifat mendadak (emergency) maupun mendesak
(urgency).
- Tepat dalam melaksanakan proses pelayanan kesehatan sesuai
prosedur tetap (protap) atau standar operasional prosedural
(SOP) yang telah ditentukan.
2. Berpihak Kepada Masyarakat
- Masyarakat sebagai subjek pelayanan, berhak menentukan
jenis pelayanan kesehatan yang terbaik sesuai masalah yang
dihadapinya.
- Masyarakat sebagai objek pelayanan, wajib diberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu agar mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
3. Menegakkan Kedisiplinan
- Disiplin kerja, yakni menegakkan semangat kerja dalam
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau
sasaran pelayanan
- Disiplin administrasi, yakni melakukan pencatatan dan
pelaporan hasil kegiatan pelayanan secara tertib, teratur,
terarah, terbuka dan terukur.
4. Menunjukkan Transparansi

16
- Menunjukkan keterbukaan pelayanan, dengan aturan kerja
yang jelas, ringkasdan tuntas, sehingga dapat dipahami oleh
sasaran pelayanan.
- Menunjukkan keterbukaan anggaran, sesuai tata hukum dan
peraturan yang berlaku dalam lingkup pelayanan kesehatan
5. Mewujudkan Akuntabilitas
- Hasil kegiatan pelayanan diarahkan secara bertanggungjawab
terhadap institusi internal didalam lingkup pelayanan
kesehatan dan kepada institusi eksternal diluar lingkungan
pelayanan kesehatan.
- Tanggungjawab terhadap masyarakat, sangat penting sekali
karena menyangkut upaya peningkatan pemberdayaan derajat
kesehatan masyarakat secara holistik.

17
I. Alur pelayanan di Puskesmas Benteng

18
J. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS BENTENG

KEPALA PKM
Agusman SKM Ka. SUBAG TU
Firman.S.Kep

UMUM & KEPEGAWAIAN BENDAHARA JKN


SISTEM INFOR
Ns.Hasrina.S.Kep

UPAYA KESEHATAN
UPAYA KESEHATAN
UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
PERORANGAN
MASYARAKAT ESSENSIAL MASYARAKAT
KEFARMASIAN & BENDAHARA
LABORATORIUM DAU/BOX
Misba, S.kep

PROMKES KESEHATAN JIWA PEMERIKSAAN UMUM


Enti Karmilawati SKM Irmayani, AMK Dr.Ira Inayah Wahid

KESEHATAN GIGI & MULUT KESEHATAN GIGI & MULUT


KIA / KB Sufiana AMKG Drg. Noris
Lulianistuti Amd.Kep
PENGOBATAN TRADISIONAL PERSALINAN
Hajiba Alwi S.kep Masliah S.ST
KESLING
Masrita, AMKL KESEHATAN OLAHRAGA GAWAT DARURAT
Ns.Agus Salim S.kep Ns.Harinah S.kep

GIZI
KESEHATAN KERJA GIZI
St.Sulaeha Ramli,
Nurgazali, SKM Kurniati SKM
AMKEB

PENCEGAHAN & KESEHATAN INDRA KEFARMASIAN


PENGENDALIAN PENYAKIT Meliana Amd.Kep A.Mamorinai, Amf
Firman S.Kep

KESEHATAN LANSIA LABORATORIUM


DEMAM BERDARAH Nurfaida Waris Amd.Kep M.Subham Syam
DENGUE
M Subham Syam

ISPA DAN DIARE


Misrawati SKM

TB PARU/TB MDR
Kurniawan S.kep

HIV-AIDS/IMS
Ns.Agus Salim S.kep

KUSTA
Kurniawan,S.Kep

IMUNISASI
Firman S.Kep

PERKESMAS
Ahmad Faisal S.kep

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

19
II. Nilai-Nilai Aparatur Sipil Negara
Untuk menjadi ASN yang profesional diperlukan pembekalan terhadap nilai-
nilai dasar ASN. Nilai-nilai dasar Aparatur negara sebagai mata pelatihan terdiri
dari ANEKA yang merupakan singkatan dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi, dan selain itu juga ada Pelayan
Publik, Whole of Government (WOG), dan Manajemen ASN yang merupakan
substansi-substansi dasar dari pembelajaran dalam pendidikan dan pelatihan dasar
prajabatan CPNS golongan II Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Kantor Wilayah Sulawesi Selatan. Nilai-Nilai Dasar tersebut
dijabarkan ke dalam indikator-indikator atau butir-butir yang sebagian besar
diambil dari 45 butir nilai-nilai Pancasila sebagai berikut:

No Nilai Dasar Indikator


1 Akuntabilitas  Kepemimpinan
 Transparansi
 Integritas
 Tanggung jawab
 Keadilan
 Kepercayaan
 Keseimbangan
 Kejelasan target
 Konsisten
2 Nasionalisme  Religius
 Hormat-menghormati
 Kerjasama
 Tidak memaksakan kehendak
 Jujur
 Amanah
 Adil

20
 Persamaan derajat
 Tidak diskriminatif
 Mencintai sesame manusia
 Tenggang rasa
 Membela kebenaran
 Persatuan
 Rela berkorban
 Cinta tanah air
 Memelihara ketertiban
 Disiplin
 Musyawarah
 Kekeluargaan
 Menghormati keputusan
 Tanggung jawab
 Kepentingan bersama
 Gotong royong
 Social
 Tidak menggunakan hak yang bukan
miliknya
 Hidup sederhana
 Kerja keras
 Menghargai karya orang lain
3 Etika Publik  Jujur dalam memberikan informasi
 Terbuka
 Tulus
 Cermat
 Sopan
 Taat pada peraturan
 Integritas tinggi

21
 Ramah dan Sopan
 Bisa menjaga Informasi yang bersifat
rahasia
 Bersikap hormat
 Bertanggung jawab dalam
menggunakan BMN
 Tidak diskriminatif, berlaku adil dalam
memberikan pelayanan
4 Komitmen  Efektifitas
Mutu  Efisiensi
 Inovatif
 Adaftif
 Mutu
 Responsive
 Perbaikan berkelanjutan
5 Anti Korupsi  Jujur
 Peduli
 Mandiri
 Disiplin
 Tanggungjawab
 Kerja keras
 Sederhana
 Berani
 Adil

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah

22
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai
publik tersebut atara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintah.
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas
vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan
akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas).
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas
kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan
akuntabilitas kebijakan.
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut:
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa


indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu
a. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

23
b. Jujur
Jujur adalah sikap untuk menyatakan sesuai dengan yang terjadi
c. Kejelasan
Kejelasan adalah pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil
yang diharapkan.
d. Mendahulukan kepentingan publik atas kepentingan pribadi atau kelompok
e. Adil
Adil adalah adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
f. Transparansi
Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
g. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.

2. Nasionalisme
Nasionalisme yang sering juga diartikan sebagai paham kebangsaan.
Setiap ASN harus memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan
publik, bangsa dan negara dalam melaksanakan setiap fungsi dan tugasnya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan
dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme dalam tataran sebagai warga negara Indonesia,
diharapkan seluruh ASN mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada setiap
kebijakan yang diambil serta dijiwai semangat Bhineka Tunggal Ika sebagai
ruhnya. Adapun indikator dari nilai dasar nasionalisme dimana ASN sebagai

24
pelaksana kebijakan publik, ASN sebagai pelayan publik, dan ASN sebagai
perekat dan pemersatu bangsa adalah:

25
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna
kulit dan sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

26
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain

3. Persatuan Indonesia
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah
air Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan/ Perwakilan
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang
sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.

27
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
f. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.


a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.

28
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang

3. Etika Publik
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi
tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut
para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan
mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-
dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai dalam komitmen mutu
antara lain: mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan memberikan
layanan dengan sepenuh hati, untuk menjaga dan memelihara.
Empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber

29
daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme
yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4. Berorientasi pada Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya,
bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah
satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun

30
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
(Widita, 2015)
Anti korupsi merupakan sikap yang menolak atau tidak berpihak pada
tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh
keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun nilai-nilai indikatornya adalah
sebagai berikut.

a. Jujur :
- Tidak melakukan perbuatan curang pada saat melakukan pengadaan
- Tidka melakukan perbuatan curang pada saat pengawasan proyek
- Tidak melakukan perbuatan curang pada saat melakukan inventarisasi
aset milik negara
b. Peduli :
- Tidak membiarkan orang lain merusak atau menghilangkan barang
inventaris dan kekayaan instansi
- Bersedia memberi keterangan atas kasus penyalahgunaan wewenang
dan kerugian negara yang sednga dilakukan penanganan berwajib
c. Mandiri :
- Tidak melakukan penyuapan untuk melancarkan urusannya
- Tidak memberikan hadiah atau imbalan berupa apaun pada petugas/
pejabat yang telah melaksanakan tuga dan tanggung jawabnya
- Tidak tergantung dengan orang lain dalam melaksanakan tugas
pokoknya
d. Disiplin :
- Tidak melakukan tindakan melawan hukum
- Taat menjalankan tugas yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
e. Tanggung Jawab :
- Tidak menyalahgunakan wewenang untuk menguntungkan diri sendiri/
orang lain dan korporasi dan dapat merugikan keuangan negara

31
- Tidak menerima imbalan apapun atas pelaksaan pekerjaan yang
menjadi tugas dan tanggung jawabnya
f. Kerja Keras :
- Bekerja dengan hasil terbaik dan tidak meminta imbalan apapun atas
pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya
- Memilik kemampuan dan kemauan bekerja sesuai aturan
- Memiliki ketekunan dalam bekerja untuk mendapatkan hasil terbaik.
g. Sederhana :
- Efisien dalam menggunakan sumber daya untuk mendapatkan hasil
terbaik
- Mensyukuri apapun hasil yang dicapainya setelah melakukan upaya
maksimal.
- Memiliki gaya hidup sederhana yang akan mempengaruhi pelaksaan
tugas pokoknya
- Menggunakan dan memelihara aset negara
h. Berani :
- Berani menlak perintah yang berlawanan dengan hukum dana dapat
merugikan negara
- Berani memberikan informasi sesuai dengan fakta.
i. Adil :
- Memberikan layanan sesuai dengan aturan yang berlaku secara
konsisten pada semua orang
- Memberikan sesuai dengan apa yang menjadi haknya.

III. Peran Dan Kedudukan Aparatur Sipil Negara Dalam Nkri


Peran dan kedudukan ASN terdiri atas tiga unsur, yaitu manajemen ASN,
pelayanan publik, dan Whole of Government.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih

32
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul selaras degan
perkembangan zaman.
Mananajemen ASN terdiri dari manajemen PNS dan manajemen PPPK.
Adapun manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, edukasi,
mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan. Sedangkan
manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan,
disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja, dan perlindungan.
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan
dalam manajemen ASN, diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi
ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar-instansi daerah.

2. Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik
menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
Tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu organisasi
penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan (pelanggan) yaitu orang,
masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, serta yang terakhir adalah
kepuasan yang diberikan dan/ atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif e. Mudah dan Murah
b. Transparan f. Efektif dan Efisien
c. Responsif g. Aksesibel

33
d. Non diskriminatif h. Akuntabel, dan
i. Berkeadilan.

3. Whole of Government
WoG adalah sebuah pendekatan yang menunjukkan atau menjelaskan
bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna
mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu. Oleh karenanya, WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusan-urusan yang relevan.
Karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip
yaitu:
a. Kolaborasi
b. Kebersamaan
c. Kesatuan
d. Tujuan bersama, dan
e. Mencakup keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan

34
BAB III
RANCANGAN AKTULISASI DAN NILAI-NILAI DASAR
PROFESI ASN

A. Identifikasi Isu
1. Kurangnya kesadaran pasien menngenai penyakit Tuberkulosis
2. Kurangnya kepatuhan pasien Diabetes Melitus dalam berobat
3. Kurangnya fasilitas yang ramah pada pasien Ibu dan Anak
4. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan antibiotik
5. Rendahnya pengetahuan Ibu terhadap penyakit Diare pada bayi dan balita

B. Deskripsi Isu
1. Kurangnya kesadaran pasien mengenai penyakit Tubercullosis paru

Puskesmas Sendana memiliki jumlah pasien tubercullossis yang cukup


tinggi dan kepatuhan berobat pasien masih kuruang sehingga
penyebarannya sangat cepat.

2. Kurangnya kepatuhan pasien Diabetes Mellitus dalam berobat


Kurangnya kepatuhan pasien Diabetes Mellitus untuk berobat merupakan
masalah yang harus disikapi oleh tenaga kesehatan khususnya wilayah
kerja Puskesmas Benteng dalam memberikan pemahaman kepada pasien.
Ketidakpatuhan dalam berobat justru akan memperberat penyakit dan
memicu terjadinya komplikasi yang lebih serius.
3. Kurangnya fasilitas yang ramah pasien Ibu dan Anak

Perlunya fasilitas yang ramah pasien ibu dan anak di Puskesmas Benteng
dikarenakan banyaknya jumlah pasien ibu dan anak sehingga dirasakan
perlu diadakan fasilitas ramah ibu dan anak seperti ruang bermain anak
dan pojok ASI.

4. Kurangnya kesadaran pasien mengenai penyakit ISPA

35
Tingginya angka pasien Infeksi Saluran Pernapasan Atas memerlukan
perhatian khusus dari tenaga kesehatan untuk memberikan pemahaman
karena kurangnya kesadaran pasien dalam mencegah penyakit ISPA.

36
C. Deskripsi Keterkaitan Isu
Berikut ini deskripsi keterkaitan isu terhadap teori Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI (Whole of Government,
Pelayanan Publik, dan Manajemen ASN

Tabel 3.1: Relevansi isu terhadap kedudukan dan peran PNS dalam NKRI

Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


No Isu
Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Untuk mewujudkan Salah satu prinsip dalam Setiap ASN secara akuntabel
Terjadinya pergeseran pola
misipencegahan penyakit tidak pelayanan publik yaitu responsif diharuskan mememberikan
penyakit dari penyakit menular
menular maka diperlukan adanya dimana tenaga kesehatan pelayanan yang professional dan
ke penyakit tidak menular
kolaborasi dan kerjasama antara diharapkan untuk memenuhi berintegritas.
khususnya penyakit Hipertensi
semua pihak. tuntutan sesuai dengan tupoksi
dan Diabetes Mellitus.
yang ada.Pelayanan publik yang
dimaksudkan adalah dengan
meningkatkan pelayanan dalam
kesehatan yang berdampak pada
peningkatan mutu puskesmas.
2 Kurangnya kepatuhan pasien Dibutuhkan partisipasi semua Dalam rangka mewujudkan Setiap ASN secara akuntabel dituntut

37
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
No Isu
Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN
(1) (2) (3) (4) (5)
Diabetes Mellitus dalam berobat stakeholder dalam menangani pelayanan publik yang maksimal untuk memberikan pelayanan publik
pasien yang tidak patuh dalam tidak terlepas dari nilai konsisten secara professional.
berobat. dan komitmen dari seluruh pihak
di Puskesmas. Tolak ukur
keberhasilannya dalah terciptanya
kondisi/suasana yang terkontrol
hal ini memerlukan sinergi antara
pasien dan tenaga kesehatan.

3 Kurangnya fasilitas yang ramah Kerjasama antara kepala Dalam memberikan pelayanan Salah satu asas yang ada dalam
pasien Ibu dan Anak Puskesmas dan staff dalam yang prima kepada pasien maka manajemen ASN, yaitu keterpaduan.
mengupayakan pelayanan untuk dibutuhkan fasilitas yang Pelayanan publik yang diberikan di
ibu dan anak. memadai dan nyaman. lingkungan Puskesmas dipadukan
dengan nilai-nilai professionalitas
untuk memberikan pelayanan prima.

4 Kurangnya kesadaran pasien Koordinasi antara semua jajaran Indikator utama terselenggaranya Setiap ASN yang akuntabel

38
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
No Isu
Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN
(1) (2) (3) (4) (5)
mengenai penyakit ISPA di sekolah untuk mengefektifkan pelayanan publik yang prima diharuskan memberikan komitmen,
dan mengefesienkan pelayanan adalah dengan berpartisipasi aktif integritas moral dan tanggung jawab
kesehatan adalah tanggung jawab dalam mendorong terciptanya dalam melakukan pengelolaan agar
tenaga kesehatan. tujuan kesehatan masyarakat semuastakeholder dapat bersinergi.
untuk meningkatkan nilai-nilai Selain itu, ASN juga harus
kesadaran terhadap memberikan contoh yang baik
pengimplementasian mutu. sebagai tolak ukur.

5 Koordinasi yang efektif dan Dalam rangka mewujudkan Asas manajemen ASN adalah
Kurangnya kesadaran pasien
efisien antara semua pihak yang pelayanan publik yang prima, profesionalitas dalam melakukan
mengenai penyakit
ada di sekolah merupakan salah maka setiap ASN harus berperan suatu kegiatan. Dalam melakukan
Tubercullosis
satu aspek penunjang peningkatan aktif dalam pemberian kegiatanharus memberikan contoh
pemahaman masyarakat. pemahaman kepada masyarakat. yang baik dalam diri seorang ASN.

39
D. Sumber Isu

Sumber isu yang dijadikan rancangan aktualisasi bersumber dari unit kerja
yaitu Puskesmas Benteng.

E. Teknik Analisis Isu

Analisis Isu menggunakan alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan,


Problematika , Kelayakan).

N A P K L
ISU Jumlah Peringkat
o (1-5) (1-5) (1-5) (1-5)

Terjadinya pergeseran pola


penyakit dari penyakit menular ke
penyakit tidak menular khususnya
1. 4 5 5 5 19 1
Penyakit Hipertensi dan Diabetes
Mellitus

Kurangnya kepatuhan pasien


2. Diabetes Mellitus dalam berobat 4 5 4 4 17 2

Kurangnya fasilitas yang ramah


3. pasien Ibu dan Anak 4 3 4 4 15 4

Kurangnya kesadaran pasien


4. mengenai penyakit ISPA 4 3 5 4 16 3

Kurangnya kesadaran pasien


5. 5 4 2 3 14 5
mengenai penyakit Tubercullosis
Skala Likert : 1-5 Keterangan :
Angka 5: Sangat gawat/mendesak A : Aktual (sedang terjadi/dalam proses kejadian)
P : Problematik (Masalah Mendesak untuk dipecahkan)
Angka 4: Gawat/Mendesak K : Kekhalayakan (Menyangkut Hidup Orang Banyak)
L : Layak (Logis, Pantas, Realistis dan dapat di bahas)
Angka 3: Cukup Gawat/Medesak

40
Angka 2: Kurang Gawat/Mendesak

Angka 1: Tidak Gawat/Mendesak

Analisis Isu menggunakan alat analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).

N U S G
ISU Jumlah Peringkat
o (1-5) (1-5) (1-5)

Terjadinya pergeseran pola


penyakit dari penyakit menular ke
penyakit tidak menular khususnya
1. 4 5 5 14 1
Penyakit Hipertensi dan Diabetes
Mellitus

Kurangnya kepatuhan pasien


2. Diabetes Mellitus dalam berobat 3 5 4 12 2

Kurangnya kesadaran pasien


3. mengenai penyakit ISPA 4 3 3 10 3

Skala : 1-5 Keterangan :


Angka 5: Sangat gawat/mendesak U: Urgency (seberapa mendesak isus tersebut)
Angka 4: Gawat/Mendesak S : Seriousness (seberapa serius suatu isu harus dibahas)
Angka 3: Cukup Gawat/Medesak G : Growth (Seberapa besar kemungkinan memburuknya
Angka 2: Kurang Gawat/Mendesak isu tersebut jika tidak ditangani)
Angka 1: Tidak Gawat/Mendesak

41
Dari analisis kriteria isu dengan alat analisis APKL dan USG tersebut maka
muncullah peringkat isu “Terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit
menular ke penyakit tidak menular khususnya Penyakit Hipertensi dan
Diabetes Mellitus.”

F. Core Isu
“Terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak
menular khususnya penyakit Hipertensi dan Diabetes Mellitus.”

G. Analisis Dampak

Dampak akibat terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke


penyakit tidak menular khususnya Penyakit Hipertensi dan Diabetes Mellitus
yaitu :

Dampak positif : meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, berkurangnya


angka kematian pasien akibat penyakit tidak menular, serta dapat menekan biaya
pengobatan akibat penyakit tidak menular.

Dampak negatif : jumlah pasien penyakit tidak menular akan semakin bertambah
dan angka mortalitas akibat penyakit tersebut akan semakin meningkat.

H. Gagasan Pemecahan Isu

Berdasarkan core isu yang diangkat yaitu Terjadinya pergeseran pola penyakit
dari penyakit menular ke penyakit tidak menular khususnya Penyakit Hipertensi
dan Diabetes Mellitus, maka gagasan pemecahan isu yang akan dilakukan yaitu
“Penyuluhan terkait penyakit tidak menular khususnya penyakit Hipertensi
dan Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Benteng.

42
I. Matrix Rencana Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)
Konstribusi Penguatan
Keterkaitan Subtansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil terhadap Visi dan terhadap nilai
Mata Pelatihan
Misi Organisasi organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Melakukan - Dokumentasi 1. Dalam melakukan konsultasi dengan Dengan melakukan Pada kegiatan ini
konsultasi pertemuan dengan kegiatan rekan kerja apalagi dengan pimpinan konsultasi dengan
mengandung nilai
dengan kepala Kepala Puskesmas seorang ASN harus dapat kepala puskesmas
Puskemas Benteng menggunakan bahasa yang baik, maka dapat ASN dan sejalan
Benteng 2. Membahas kegiatan bersikap sopan dan santun, mewujudkan misi
dengan tata nilai
mengenai konsep aktualisasi yang mengutarakan maksud dengan jelas Puskesmas
kegiatan serta akan dilakukan dan mudah dipahami. kegiatan ini Benteng : organisasi yaitu
meminta 3. Meminta mengandung nilai “Etika Publik”.
Meningkatkan “Siaga” (Senyum,
persetujuan. bimbingan dan Dengan adanya hal tersebut, akan
arahan terhadap terjalin komunikasi yang baik, apa kualitas SDM dan Inovatif, Adil dalam
rencana kegiatan - Catatan hasil yang kita sampaikan pada pimpinan
penunjang pelayanan, Gerakan
4. Mencatat hasil pertemuan atau pun sebaliknya dapat saling
pertemuan dengan dipahami. pelayanan semangat pelayanan
kepala Puskesmas 2. Dalam melakukan suatu kegiatan
kesehatan prima dan Amanah)
Benteng - Surat dibutuhkan perencanaan strategis,
5. Membuat Surat persetujuan yang outputnya dalam bentuk Surat
persetujuan dari yang telah pernyataan dukungan yang disetujui
pimpinan tentang ditandatangani oleh pimpinan, sebagai dasar untuk
pelaksanaan melakukan kegiatan. Hal ini
kegiatan menyangkut nilai Akuntabilitas,
karena dengan adanya surat
persetujuan atas perencanaan
kegiatan, menunjukan rasa tanggung
jawab, transparan.
3. Dalam koordinasi yang dilakukan
kepada pimpinan ASN senantiasa
menjaga sikap saling hormat
menghormati dalam melakukan kerja
sama. ASN tidak boleh memaksakan
kehendaknya. Hal ini menyangkut
43
nilai “nasionalisme”
4. Melakukan komunikasi dengan
pimpinan merupakan perwujudan
aspek WOG, karena kegiatan ini
terlaksana karena adanya koordinasi
antara berbagai pihak.
5. Dalam melakukan konsultasi kepada
pimpinan dikemukakan secara berani
dan transparan, jujur, dan
bertanggung jawab sesuai nilai “Anti
Korupsi”
2 Membuat materi 1. Membuat materi - Materi edukasi 1. Dalam rangka mencapai pemahaman Dengan Dalam membuat
video edukasi edukasi pasien Puskesmas mengenai penyakit terlaksananya
- Catatan hasil video edukasi ini
2. Mengonsultasikan tidak menular saya membuat inovasi pembuatan video
ide, gagasan terkait konsultasi baru melalui pembuatan sarana video maka dapat haruslah memiliki
guna mendapatkan edukasi. Saya berusaha membuat mewujudkan misi ke
tata nilai organisasi
dukungan dari video yang dapat dimengerti dengan 1 Puskesmas
teman sejawat mudah oleh yang menyaksikannya. Benteng, yaitu : yaitu “Siaga”
3. Melakukan - Rekaman video Hal ini berhubungan dengan Memberikan
yang belum (Senyum, Inovatif,
perekaman video “komitmen mutu”. pelayanan
4. Melakukan diedit 2. Jujur dalam memberikan informasi kesehatan yang Adil dalam
pengeditan video yang akan dimuat dalam video. ramah, cepat, tepat,
- Rekaman video pelayanan, Gerakan
5. Finalisasi video Dalam melakukan konsultasi kepada nyaman, bermutu
yang telah diedit teman sejawat dilakukan dengan cara dan professional semangat pelayanan
ramah dan sopan, santun senantiasa
prima dan Amanah)
bersikap hormat. Hal ini sesuai
berhubungan nilai dasar ASN “Etika
Publik”.
3. Dalam materi video saya
menggunakan Bahasa Indoesia agar
masyarakat dapat dengan mudah
memahami maksud dari video yang
saya buat. Dalam melaksanakan
konsultasi, saya tidak memaksakan
kehendak kepada teman sejawat agar
mengikuti ide gagasan saya. Dalam
44
proses membuat video ini saya
menggunakan biaya sendiri. Hal ini
berhubungan dengan nilai dasar ASN
“nasionalisme”.
4. saya menyampaikan ide gagasan saya
secara transparan kepada teman
sejawat. Saat berkonsultasi dengan
teman sejawat, saya memaparkan
kejelasan target dari ide gagasan yang
ingin saya laksanakan. Hal ini
berhubungan dengan nilai dasar ASN
“akuntabilitas”.
5. Melakukan komunikasi dengan teman
sejawat merupakan perwujudan aspek
WOG, karena kegiatan ini terlaksana
karena adanya koordinasi antara
berbagai pihak.
3. Mempersiapkan 1. Peninjauan lokasi - Tempat 1. Saat melakukan konsultasi dengan Sesuai dengan misi 1 Pada kegiatan ini
lokasi sebagai pemutaran video pemutaran pimpinan saya menyampaikan target Puskesmas Benteng :
mengandung nilai
tempat untuk video saya bahwa tempat yang saya 1. Memberikan
pemutaran video harapkan adalah tempat yang strategis ASN dan sejalan
pelayanan
dan mudah ditemukan. Dalam
2. Berkoordinasi - Jadwal kegiatan dengan tata nilai
melakukan setting saya bertanggung kesehatan yang
dengan teman jawab penuh terhadap fasilitasi organisasi yaitu
sejawat mengenai ramah, cepat,
ruangan atau tempat yang telah
jadwal kegiatan “Siaga” (Senyum,
disetujui oleh pimpinan. tepat, nyaman
3. Setting tempat - Dokumentasi “akuntabilitas” Inovatif, Adil dalam
pemutaran video pemutaran bermutu dan
2. setting video dibuat seinovatif
video pelayanan, Gerakan
mungkin agar menarik perhatian professional
masyarakat . ‘komitmen mutu” semangat pelayanan
3. Dalam mempersiapkan tempat untuk
prima dan Amanah)
pemutaran video,saya tetap
berkonsultasi dengan pimpinan dan
teman sejawat serta senantiasa
kegiatan dilakukan dengan bersikap
sopan, santun dan ramah. Hal ini
45
berhubungan dengan nilai dasar ASN
“Etika publik”
4. Saat menyusun jadwal saya secara
jujur dan disiplin memperlihatkan
jadwal dinas saya di puskesmas agar
kegiatan saya tidak berbenturan
dengan kegiatan yang lain.
“antikorupsi”
5. Dalam mempersiapkan tempat untuk
pemutaran video ini saya
menyediakan akses yang mudah bagi
pengunjung untuk menyaksikan video
ini. tempat yang saya gunakan
sebagai tempat pemutaran video ini
dapat diakses oleh semua pihak,
mudah ditemukan dan gratis.
“pelayanan publik”

4. Memberikan 2. Mempersiapkan - Materi 1. Dalam mempersiapkan bahan Dengan Pada kegiatan ini
edukasi kepada bahan presentasi presentasi presentasi ini saya membuat materi terlaksananya
mengandung nilai
masyarakat untuk penyuluhan penyuluhan secara detail sesuai target penyuluhan kepada
mengenai kesehatan yang akan saya capai, sesuai dengan masyarakat tentang ASN dan sejalan
penyakit tidak 3. Berkoordinasi - Catatan hasil format yang ditetapkan/konsisten serta penyakit tidak
koordinasi dengan tata nilai
menular di tiap dengan pemegang mudah dipahami oleh masyarakat luas menular sesuai misi
kelurahan program Penyakit dan materi penyuluhan dapat pertama yaitu : organisasi yaitu
bekerjasama tidak menular dipertanggung jawabkan. Memberikan
“Siaga” (Senyum,
dengan (PTM) untuk “akuntabilitas”
pelayanan
pengelola melakukan 2. Dalam menentukan waktu pelaksanaan Inovatif, Adil dalam
program PTM di penyuluhan - Jadwal penyuluhan saya tetap mengikuti kesehatan yang
pelayanan, Gerakan
Puskesmas 4. Menentukan pelaksanaan jadwal kegiatan dari pemegang
ramah, cepat, tepat,
Benteng waktu pelaksanaan program PTM, disini saya tidak semangat pelayanan
penyuluhan memaksakan kehendak saya sendiri nyaman bermutu
prima dan Amanah)
bersama dengan untuk menentukan jadwal kegiatan
dan professional
pemegang hanya saja menyampaikan bahwa
program PTM - Daftar hadir kegiatan ini harus terlaksana hanya
5. Melakukan - Notulen selama masa off kampus. Saat
46
penyuluhan kegiatan melakukan penyuluhan saya
tentang penyakit penyuluhan menggunakan bahasa indonesia yang
tidak menular baik atau bahasa daerah yang mudah
dimengerti masyarakat
“nasionalisme”
3. Dalam berkoordinasi bersama
pemegang program PTM saya tetap
bersikap hormat kepada rekan kerja
dan tetap sopan santun. “etika publik
4. Efektif dan efisien dalam memberikan
penyuluhan yang dilakukan dapat
meningkatkan pemahaman terkait
penyakit tidak menular. “komitmen
mutu”
5. Jujur dan bertanggung jawab dalam
berkoordinasi, membuat jadwal
penyuluhan dan melaksanakan
penyuluhan. “Anti Korupsi”
5 Melaksanakan 1. Menerima - Catatan hasil 1. Saat menerima kunjungan tidak Dengan Pada kegiatan ini
screening membeda-bedakan pelayanan pada terlaksananya
kunjungan pemeriksaan mengandung nilai
penyakit tidak pengunjung. hasil pemeriksaan pelayanan kesehatan
menular pasien/masyarakat tekanan darah disampaikan secara maka dapat ASN dan sesuai
jujur dan transparan kepada pasien. mewujudkan misi
2. Melakukan dengan tata nilai
evaluasi dilakukan sebagai salah satu yaitu :
anamnesis singkat bentuk pertanggungjawaban terhadap Memberikan organisasi yaitu
efektifitas kegiatan yang
terkait kesehatan pelayanan “Siaga” (Senyum,
dilaksanakan. hasil evaluasi dari
dan pengetahuan edukasi yang telah dilakukan kesehatan yang Inovatif, Adil dalam
disampaikan secara jujur tanpa
tentang penyakit ramah, cepat, tepat, pelayanan, Gerakan
adanya rekayasa. “akuntabilitas.
tidak menular 2. anamnesis yang dilakukan diharapkan nyaman bermutu semangat pelayanan
dapat memperoleh informasi
3. Melakukan dan professional prima dan Amanah)
kesehatan pengunjung serta
pemeriksaan pengetahuan awal pengunjung
tentang penyakit tidak menular.
tekanan darah dan
edukasi tentang penyakit tidak
47
gula darah - Motivasi pasien menular bersifat baru namun tetap
informatif dan sederhana sehingga
4. Melakukan edukasi
mudah dimengerti dan dapat
tentang penyakit meningkatkan pemahaman terkait
dengan penyakit tidak menular dan
tidak menular
komplikasinya “komitmen mutu
3. saat menerima kunjungan tidak
membedakan-bedakan pengunjung
berdasarkan latar belakang sosialnya.
dalam melakukan edukasi saya
menggunakan bahasa Indonesia atau
bahasa daerah yang mudah
dimengerti oleh masyarakat. Edukasi
yang dilaksanakan sama kontennya
pada semua pengunjung yang datang.
Saya tidak membeda-bedakan status
sosial, pandangan politik, agama dan
sejenisnya ”nasionalisme”
4. menerima kunjungan saya bersikap
ramah dan sopan kepada pasien.
Melakukan anamnesis saya
memberikan pertanyaan dengan sikap
hormat dan santun dan tetap menjaga
kerahasian pasien. Informasi yang
disampaikan adalah informasi yang
jujur dan benar berdasarkan ilmu
kedokteran yang dimiliki. “etika
publik”
5. bersikap jujur dalam menyampaikan
hasil pemeriksaan kesehatan, dan
penerimaan kunjungan
pasien/masyarakat harus dilakukan
sesuai dengan jadwal “anti korupsi”
6. Dalam melaksanakan pelayanan
pasien penyakit tidak menular, saya
tidak membeda-bedakan pasien baik
48
dari status sosial, pandangan politik,
jenis kelamin, suku, agama dan
sejenisnya. Penyelenggaraan
pelayanan ini diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman
masyarakat terkait pengendalian
penyakit Penyakit tidak menular.
“pelayanan publik”
6 Melakukan 1. Melakukan - Rekapan data 1. Evaluasi ini dilakukan sebagai Dengan melakukan Pada kegiatan ini
evaluasi hasil hasil kuesioner evaluasi dengan
penilaian dengan salah satu bentuk pengukuran mengandung nilai
kegiatan kepala puskesmas
kuesioner terhadap efektifitas kegiatan yang maka dapat ASN dan sesuai
mewujudkan misi
2. Mengumpulkan dilaksanakan. Hasil evaluasi ini dengan tata nilai
Puskesmas
data kuesioner nantinya akan saya laporkan Benteng : organisasi yaitu
3. Mengolah data - Hasil olah data hasilnya secara transparan dan Meningkatkan “Siaga” (Senyum,
kuesioner
kuesioner tanpa rekayasa kepada bagian kualitas SDM dan Inovatif, Adil dalam
4. Mengevaluasi - Hasil evaluasi Surveilans Puskesmas Benteng penunjang pelayanan, Gerakan
kegiatan
kegiatan yang untuk ditindaklanjuti. pelayanan semangat pelayanan
telah dilaksanakan “Akuntabilitas” kesehatan prima dan Amanah)
2. Pada proses evaluasi ini saya
tidak terpengaruh oleh tekanan
atau kepentingan apapun ”Etika
Publik”

7 Menyusun 1. Bimbingan dengan - Kartu “Akuntabilitas” Dengan melakukan Pada kegiatan ini
laporan hasil bimbingan penyusunan laporan
mentor Dalam mengolah data dan menyusun mengandung nilai
aktualisasi mentor hasil aktualisasi
2. Bimbingan dengan - Kartu laporan harus bersifat transparan, netral, maka dapat ASN dan sesuai
bimbingan mewujudkan misi
coach disertai kejelasan target dan dapat dengan tata nilai
coach Puskesmas
49
3. Menyusun laporan - Laporan hasil dipertanggungjawabkan Benteng : organisasi yaitu
aktualisasi
aktualisasi “Komitmen Mutu” Meningkatkan “Siaga” (Senyum,
4. Membuat surat Mencari tahu sejauh mana dampak dan kualitas SDM dan Inovatif, Adil dalam
- Surat komitmen
komitmen yang yang ditanda efektifnya kegiatan aktualisasi yang telah penunjang pelayanan, Gerakan
ditandatangani tangani dilaksanakan semangat pelayanan
pelayanan
5. Membuat - Testimoni “Anti Korupsi” prima dan Amanah)
kesehatan
testimoni Salah satu nilai anti korupsi yaitu
tanggung jawab, di mana seorang ASN
harus selalu menyelesaikan pekerjaan
atau tugas secara tuntas. Oleh karena itu
perlu dilakukan proses evaluasi dan
penyusunan laporan hingga tuntas.
“Manajemen ASN”
Melakukan evaluasi kegiatan dan
menyusun laporan aktualisasi merupakan
contoh tata kelola, sehingga masuk ke
dalam nilai manajemen ASN

50
Minggu
No. Kegiatan
1 2 3 4
MelakukankonsultasidengankepalaPuskemas
Benteng
1
mengenaikonsepkegiatansertamemintapersetujuan.

Membuat materi video edukasi


2

Mempersiapkan lokasi
3 sebagaitempatuntukpemutaran video

Memberikanedukasikepadamasyarakat mengenai
Penyakittidakmenular di tiap kelurahan
4 Bekerjasama dengan Pengelola Program PTM di
Puskesmas Benteng

Melaksanakanpelayanankesehatan kepada pasien


5 penyakit tidak menular

Melakukan evaluasi hasil kegiatan


6
MenyusunLaporanHasilAktualisasi
7
J. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Palopo, 27 September 2019

Coach, Mentor                                                   Penulis,

Hj. Hamdana, SE.,M.Si. Ramdani, S.KM dr. Tri AriniPutriMarzaman


NIP. 19710721 1991032004 NIP.196505081988031010 NIP. 19920722 201903 2 019

51
BAB IV

CAPAIAN AKTUALISASI DAN ANALISIS DAMPAK

NILAI – NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)


SERTA PERAN DAN KEDUDUKAN ASN

A. HASIL AKTUALISASI

Capaian aktualisasi direalisasikan berdasarkan rancangan aktualisasi yang


telah dibuat oleh peserta Pelatihan Dasar dengan menerapkan nilai-nilai dasar
profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) serta peran dan kedudukan Aparatur Sipil
Negara (ASN).Dalam melaksanakan kegiatan dalam rancangan aktualisasi,
mentor dan coach sangat berperan besar dalam membimbing peserta. Terdapat 8
kegiatan aktualisasi nilai dasar yang dilakukan di tempat kerja peserta Pelatihan
Dasar ini yaitu:

1. Melakukan konsultasi dengan Kepala Puskesmas Benteng mengenai konsep


kegiatan serta meminta persetujuan.
Konsultasi dilakukan pada hari Jumat tanggal 04 Oktober 2019. Konsultasi
dilakukan di ruangan kepala puskesmas dengan meminta bimbingan Kepala
Puskesmas terkait isu yang akan diangkat serta gagasan pemecahan isu.
Selain itu, peserta melakukan konsultasi mengenai rencana kegiatan, meminta
bimbangan dan arahan, mencacat hasil pertemuan dan bimbingan dari
pimpinan, serta membuat surat rekomendasi untuk disetujui dan ditanda
tangani. Kegiatan ini dilakukan dengan mengaplikasikan nilai ANEKAyaitu
Etika Publik,Akuntabilitas, Nasionalisme, Whole of Government, dan Anti
Korupsi. Serta mendukung misi Puskesmas Benteng yaitu meningkatkan
kualitas SDM dan penunjang pelayanan kesehatan.
2. Membuat materi video edukasi
Sebelum memulai membuat video edukasi mengenai Penyakit Tidak Menular
terlebih dahulu membuat narasi dan konsep video yang akan direkam. Narasi
dan konsep tentunya disesuaikan dengan isu terkait penyakit tidak menular

52
yang terkini khususnya mengenai penyakit Hipertensi dan Diabetes Mellitus.
Selain itu, senantiasa mengonsultasikan ide dan gagasan kepada teman
sejawat terkait guna mendapatkan dukungan untuk melaksanakan kegiatan
agar nantinya dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan
aktualisasi. Setelah itu, melakukan perekaman video edukasi. Setelah
dilakukan perekaman tahap selanjutnya adalan melakukan pengeditan video.
Setelah video diedit, maka menghasilkan video edukasi yang siap untuk
ditayangkan kepada masyarakat. kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 04,
05 dan 07 Oktober 2019.Hasil dari kegiatan ini diperoleh narasi video, catatan
hasil konsultasi dengan teman sejawat serta video yang belum diedit serta
video yang sudah selesai dan siap untuk ditayangkan. Kegiatan ini dilakukan
dengan mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu Komitmen Mutu, Etika Publik,
Nasionalisme, dan Akuntabilitas. Serta mendukung misi Puskesmas Benteng
yaitu “Memberikan pelayanan kesehatan yang ramah, cepat, tepat, nyaman,
bermutu dan professional.”
3. Mempersiapkan lokasi sebagai tempat untuk pemutaran video
Tahap awal dalam mempersiapkan lokasi pemutaran video adalah peninjauan
lokasi dengan pimpinan terkait tempat yang akan dijadikan lokasi pemutaran
video. Lokasi yang terpilih untuk pemutaran video edukasi tersebut adalah di
ruang tunggu pasien yang berlokasi di Puskesmas Benteng agar sembari
menunggu pasien dapat sekaligus menyaksikan tayangan video edukasi dan
mendapatkan informasi dari video tersebut. Selanjutnya berkordinasi dengan
teman sejawat mengenai jadwal kegiatan pemutaran video tersebut dan tahap
terakhir adalah setting tempat pemutaran video. Kegiatan ini
dilaksanakanpada tanggal 09, 10 dan 11 Oktober 2019. Kegiatan pemutaran
video dilakukan mulai tanggal 12 Oktober 2019.Kegiatan ini dilakukan
dengan mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu Pelayanan Publik,
Akuntabilitas, Komitmen Mutu, Etika Publik, dan Anti Korupsi. Serta
mendukung misi Puskesmas Benteng yaitu “Memberikan pelayanan
kesehatan yang ramah, cepat, tepat, nyaman, bermutu dan professional.”

53
4. Memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyakit tidak menular di
tiap Kelurahan bekerjasama dengan pengelola program PTM di Puskesmas
Benteng
Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan penyuluhan ke tiap Kelurahan
yang masuk kedalam wilayah kerja Puskesmas Benteng yaitu Kelurahan
Salekoe, Kelurahan Benteng, Kelurahan Malatunrung serta Kelurahan
Surutanga.Dalam pelaksanaan kegiatan yang pertama dilakukan adalah
mempersiapkan materi penyuluhan, kemudian berkoordinasi dengan
pengelola program Penyakit Tidak Menular untuk melakukan penyuluhan.
Setelah itu, menentukan jadwal pelaksanaan penyuluhan yang disesuaikan
dengan jadwal program PTM yang telah ada. kegiatan ini berlangsung selama
beberapa hari yaitu, tanggal 05, 12, 14, 15, 16, 17 dan 19 Oktober 2019.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, dan Komitmen Mutu. Serta
mendukung misi Puskesmas Benteng yaitu “Memberikan pelayanan
kesehatan yang ramah, cepat, tepat, nyaman, bermutu dan professional.”
5. Melaksanakan pelayanan kesehatan kepada pasien penyakit tidak menular
Kegiatan yang dilakukan adalah menerima kunjungan pasien/masyarakat
kemudian melakukan anamnesis singkat terkait kesehatan dan pengetahuan
tentang penyakit tidak menular. Setelah itu melakukan pemeriksaan tekanan
darah dan gula darah pasien dan mencatat hasil pemeriksaan tersebut, apabila
pasien memiliki tekanan darah yang tinggi ataupun gula darah yang tinggi
pasien dianjurkan untuk berkujung ke Puskesmas. Selain itu juga memberikan
edukasi kepada pasien tentang pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak
Menular. kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan penyuluhan ke
kelurahan-kelurahan yaitupada tanggal 15, 16, 17 dan 19 Oktober 2019 di
Kelurahan Salekoe, Kelurahan Benteng, Kelurahan Malatunrung, serta di
Kelurahan Surutanga. Kegiatan ini dilakukan dengan mengaplikasikan nilai
ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
Anti Korupsi dan Pelayanan Publik. Serta mendukung misi Puskesmas

54
Benteng yaitu “Memberikan pelayanan kesehatan yang ramah, cepat, tepat,
nyaman, bermutu dan professional.”
6. Melakukan evaluasi hasil kegiatan
Kegiatan evaluasi ini dilakukan sebagai bentuk pengukuran terhadap
efektifitas kegiatan yang telah dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan adalah
mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan, melakukan penilaian
pemahaman peserta penyuluhan dengan kuesioner, mengumpulkan data hasil
kuesioner serta mengolah data kuesioner. Penilaian pemahaman peserta
penyuluhan dikategorikan menjadi baik, sedang dan kurang berdasarkan
jumlah jawaban benar. Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 15 Oktober
sampai dengan 26 Oktober 2019. Kegiatan ini dilakukan dengan
mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas, dan Etika Publik, serta
mendukung misi Puskesmas Benteng yaitu “Meningkatkan kualitas SDM dan
penunjang pelayanan kesehatan.”
7. Menyusun laporan hasil aktualisasi
Mengolahsemua data dan menyusunnya menjadi sebuah laporan aktualisasi
serta penandatanganan surat pernyataan komitmen, Dalam kegiatan ini
peserta selalu berkonsultasi dengan mentor dan coach untuk meminta arahan
terkait format dan sistematika penulisan laporan.Kegiatan ini berlangsung
mulai tanggal 28 Oktober sampai dengan 04 November 2019. Kegiatan ini
dilakukan dengan mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Komitmen Mutu, Anti Korupsi dan menerapkan nilai Manajemen ASN. serta
mendukung misi Puskesmas Benteng yaitu “Meningkatkan kualitas SDM dan
penunjang pelayanan kesehatan.”

Kegiatan di atas dilaksanakan selama 30 hari mulai dari tanggal 01 Oktober


sampai 04 November 2019.Adapun kegiatan tersebut dijabarkan pada tabel di
bawah ini.

55
A. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Konstribusi
Keterkaitan terhadap Pengua
Tahapan
Kegiatan Output/ Hasil Subtansi Visi dan terhadap
Kegiatan
Mata Pelatihan Misi organis
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Melakukan 6. Melakukan 6. Etika Publik : Terlaksananya Terlaksananya
konsultasi pertemuan dengan komunikasi yang penerapan misi
nilai organisasi
dengan kepala Kepala Puskesmas baik, penyampaian “Meningkatkan
Puskemas Benteng maksud yang kualitas SDM dan “Siaga” (Sen
Benteng 7. Membahas kegiatan mudah dipahami penunjang
Inovatif, Adil d
mengenai konsep aktualisasi yang dapat terlaksana pelayanan
kegiatan serta akan dilakukan 7. Akuntabilitas : kesehatan.” pelayanan, Ge
meminta 8. Meminta rasa tanggung
semangat pela
persetujuan. bimbingan dan jawab, transparansi
arahan terhadap konsep kegiatan prima dan Amana
rencana kegiatan (Jumat, 04 Oktober 2019) terlaksana.
8. Nasionalisme :
9. Mencatat hasil Catatan hasil pertemuan Saling hormat
pertemuan dengan menghormati,
kepala Puskesmas musyawarah
Benteng terlaksana.
9. WOG : koordinasi
antara berbagai
pihak terlaksana.
10. Anti Korupsi :

56
10. Membuat Surat konsultasi kepada
persetujuan dari pimpinan secara
pimpinan tentang berani dan
pelaksanaan transparan, jujur,
kegiatan dan bertanggung
jawab terlaksana.

2 Membuat materi 6. Membuat materi 2. Materi edukasi 1. Komitmen Terlaksananyapemb Terlaksananya


video edukasi edukasi mutu :prinsip uatan video
nilai organisasi
inovatif, dan efektif mewujudkan misi
dalam membuat Puskesmas “Siaga” (Sen
materi video edukasi Benteng, yaitu :
Inovatif, Adil d
ini dapat terlaksana. Memberikan
2. Etika publik : pelayanan pelayanan, Ge
jujur, bersikap kesehatan yang
semangat pela
hormat, ramah, ramah, cepat,
(Jumat, 04 Oktober 2019) sopan santun kepada tepat, nyaman, prima dan Amana
teman sejawat dapat bermutu dan
terlaksana. professional
3. Nasionalisme :cinta
7. Mengonsultasikan tanah air, kerja
ide, gagasan terkait 3. Konsultasi dengan teman sejawat keras, tidak

57
guna mendapatkan memaksakan
dukungan dari kehendak kepada
teman sejawat teman sejawat dapat
terlaksana.
4. Akuntabilitas :
kejelasan target,
transparansi kepada
teman sejawat dalam
pembuatan video
(Jumat, 04 Oktober 2019) dapat terlaksana.
Catatan hasil pertemuan 5. WOG : koordinasi
antara berbagai
pihak terlaksana.

8. Melakukan
perekaman video 4. Kegiatan perekaman video

58
9. Melakukan
pengeditan video
(Sabtu, 05 Oktober 2019)

(Minggu, 06 Oktober 2019)

Video yang belum diedit

59
10. Finalisasi video

Video yang telah diedit

(Senin, 07 Oktober 2019)


3. Mempersiapkan 1. Peninjauan lokasi Foto kegiatan peninjauan lokasi 1. Akuntabilitas : Terlaksananya Terlaksananya
lokasi sebagai pemutaran video Bertanggung jawab
Penerapan misi nilai organisasi
tempat untuk dan kejelasan target
pemutaran video dapat terlaksana. “Memberikan “Siaga” (Sen
2. Komitmen mutu :
pelayanan Inovatif, Adil d
Prinsip inovatif
dalam memilih kesehatan yang pelayanan, Ge
lokasi video dapat
ramah, cepat, semangat pela
terlaksana.
(Rabu, 09 Oktober 2019) 3. Etika publik : tepat, nyaman prima dan Amana
Hormat dan sopan
bermutu dan
2. Berkoordinasi santun kepada
dengan teman pimpinan, dan professional”
sejawat mengenai teman sejawat dapat
jadwal kegiatan terlaksana.

60
4. Antikorupsi :
Perilaku jujur dan
disiplin dapat
terlaksana.
5. Pelayanan publik :
Transparan dan
aksesibel kepada
publik dapat
terlaksana.

(Kamis, 10 Oktober 2019)

Jadwal pemutaran video

(Kamis, 10 Oktober 2019)

3. Setting tempat
pemutaran video

Tempat pemutaran video

61
(Jumat, 11 Oktober 2019)

Pemutaran video

(Jumat, 11 Oktober 2019)

4. Memberikan 6. Mempersiapkan Materi presentasi 1. Akuntabilitas Terlaksananya Terlaksananya


edukasi kepada bahan persentasi Kejelasan target, penerapan misi
nilai organisasi
masyarakat untuk penyuluhan konsisten serta puskesmas yaitu :
mengenai kesehatan bertanggung jawab “Memberikan “Siaga” (Sen

62
penyakit tidak dalam pelayanan Inovatif, Adil d
menular di tiap mempersiapkan
kesehatan yang pelayanan, Ge
kelurahan materi presentasi
bekerjasama terlaksana. ramah, cepat, semangat pela
dengan 2. Nasionalisme
tepat, nyaman prima dan Amana
pengelola Tidak memaksakan
program PTM di 7. Berkoordinasi kehendak dan cinta bermutu dan
Puskesmas dengan pemegang (Jumat, 04 Oktober 2019) tanah air terlaksana.
professional.”
Benteng program Penyakit 3. Etika Publik
tidak menular Sopan, santun,
(PTM) untuk Koordinasi dengan pengelola PTM hormat, jujur, tidak
melakukan diskriminatif
penyuluhan terlaksana
4. Komitmen Mutu
- Efektif dan efisien
dalam memberikan
penyuluhan
terlaksana
5. Anti korupsi
(Sabtu, 05 Oktober 2019) Jujur dan
bertanggung jawab
sterlaksana

Catatan hasil pertemuan

63
8. Menentukan
waktu pelaksanaan
penyuluhan
bersama dengan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
pemegang Penyuluhan
program PTM

(Sabtu, 05 Oktober 2019)


9. Melakukan
penyuluhan
tentang penyakit
Penyuluhan di tiap Kelurahan
tidak menular
 Kelurahan Benteng

64
(Selasa, 15 Oktober 2019)

Daftar hadir pasien

Notulen Kegiatan

65
 Kelurahan Salekoe

(Rabu, 16 Oktober 2019)

Daftar hadir pasien

66
Notulen kegiatan

 Kelurahan Malatunrung

67
(Kamis, 17 Oktober 2019)
Daftar hadir pasien

Notulern Kegiatan

68
 Kelurahan Surutanga

(Sabtu, 19 Oktober 2019)

Daftar hadir pasien

69
Notulen kegiatan

5 Melaksanakan 1. Menerima Menerima kunjungan pasien 1. Akuntabilitas : Terlaksananya Terlaksananya


screening Jujur dan

70
penyakit tidak kunjungan (15,16,17 dan 19 Oktober 2019) transparan dalam penerapan misi nilai organisasi
menular pasien/masyarakat melaksanakan
“Memberikan “Siaga” (Sen
Catatan hasil pemeriksaan pelayanan
2. Melakukan kesehatan pelayanan Inovatif, Adil d
anamnesis singkat terlaksana.
kesehatan yang pelayanan, Ge
terkait kesehatan
2. Komitmen mutu :
Inovatif dan efektif ramah, cepat, semangat pela
dan pengetahuan terlaksana.
tepat, nyaman prima dan Amana
tentang penyakit 3. Nasionalisme :
Cinta tanah air dan bermutu dan
tidak menular
tidak diskrimatif
professional.”
terlaksana.
3. Melakukan 4. Etika publik :
Jujur, Bertanggung
pemeriksaan jawab, sopan,
tekanan darah dan (Sabtu, 19 Oktober 2019) santun,
gula darah Motivasi pasien berintegritas tinggi
terlaksana.
5. Anti korupsi :
Jujur dan
Bertanggung jawab
terlaksana.
6. Pelayanan publik:
Tidak diskriminatif
dan efektif
terlaksana.
4. Melakukan (selasa, 15 Oktober 2019)

edukasi tentang

71
penyakit tidak
menular

6 Melakukan 5. Melakukan membagikan kuesioner 1. Akuntabilitas : Terlaksananya Terlaksananya


evaluasi hasil Tanggung jawab,
penilaian dengan penerapan misi nilai organisasi
kegiatan transparan,
kuesioner kejelasan target “Meningkatkan “Siaga” (Sen
terlaksana.
kualitas SDM Inovatif, Adil d
2. Etika Publik :
Jujur, disiplin danpenunjang pelayanan, Ge
terlaksana.
pelayanan semangat pela
(15,16,17 dan 19 Oktober 2019)
kesehatan.” prima dan Amana

6. Mengumpulkan Rekapan data kuesioner

data kuesioner

72
Hasil olahan data kuesioner

7. Mengolah data
kuesioner

Hasil evaluasi kegiatan

8. Mengevaluasi
kegiatan yang
telah dilaksanakan

(20-26 Oktober 2019)

73
7 Menyusun 6. Bimbingan dengan Foto bimbingan 1. Akuntabilitas : Terlaksananya Terlaksananya
laporan hasil penerapan misi
mentor Transparan, netral, nilai organisasi
aktualisasi Puskesmas
disertai kejelasan Benteng : “Siaga” (Sen
“Meningkatkan
target dan dapat Inovatif, Adil d
kualitas SDM
dipertanggungjawab pelayanan, Ge
danpenunjang
kan terlaksana. semangat pela
pelayanan
2. Komitmen Mutu : prima dan Amana
kesehatan.”
Mencari tahu sejauh
(Jumat, 25 Oktober 2019)
mana dampak dan
efektifnya kegiatan
7. Bimbingan dengan
aktualisasi yang
coach
telah dilaksanakan
terlaksana.
3. Anti Korupsi :
(minggu, 27 Oktober 2019) Bertanggung jawab
terlaksana.
4. Manajemen ASN :
Tata kelola terlaksana.

Laporan hasil aktualisasi kegiatan

74
8. Menyusun laporan
aktualisasi

Surat komitmen

9. Membuat surat
komitmen yang
ditandatangani

Pimpinan
puskesmas

75
10. Membuat
testimoni

sejawat dokter

Pengelola PTM

76
Masyarakat

77
B. ANALISIS DAMPAK
Nilai-nilai dasar yang perlu diterapkan dalam menjalankan tugas sebagai
seorang ASN meliputi Akuntabiitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi. Selain itu pengetahuan tentang kedudukan dan peran
ASN untuk melaksanakan fungsinya sebagai pelayan publik, pelaksana
kebijakan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa sangat diperlukan
dengan menggunakan perspektif Whole of Government, Manajemen ASN,
dan Pelayanan Publik. Melalui kegiatan aktualisasi nilai dasar ASN serta
kedudukan dan peran ASN di tempat kerja maka seorang ASN dapat langsung
menerapkan nilai-nilai ini dan merasakan manfaatnya dalam pencapaian visi
misi organisasi.
1. DAMPAK KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELAJARAN
Berikut ini adalah dampak apabila nilai-nilai dasar profesi ASN tidak
diaplikasikan dalam kegiatan aktualisasi:
a. Akuntabilitas :

Tahapan Melakukan konsultasi dengan kepala


Kegiatan Puskemas Benteng mengenai konsep kegiatan
serta meminta persetujuan.
Dampak Positif Akuntabilitas merupakan kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Dengan adanya akuntabilitas, sebuah proses dan
hasil kegiatan tentu akan lebih akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Salah satu output dari
kegiatan ini adalah Surat Persetujuan yang
merupakan wujud tanggung jawab untuk
melakukan kegiatan yang sudah disepakati.
DampakNegatif Dapat mempersulit dalam mendapatkan
persetujuan dari pemimpin/atasan karena tidak
menerapkan nilai akuntabilitas yaitu tanggung
jawab, maka pemimpin / atasan tidak akan

78
memberikan izin untuk melanjutkan kegiatan
karena dianggap tidak dapat bertanggung jawab
terhadap kegiatan yang akan dilakukan.

Tahapan Membuat materi video edukasi


Kegiatan
Dampak Positif Dengan menerapkan nilai Akuntabilitas kita
dapat menyampaikan ide dan gagasan
pembuatan video edukasi secara transparan
kepada teman sejawat serta memiliki kejelasan
target dalam membuat perencanaan dan
pembuatan video sehingga sasaran program
dapat tercapai secara maksimal.
DampakNegatif Jika tidak transparan dan memiliki kejelasan
target dalam pembuatan materi video edukasi
makateman sejawat akan sulit memahami
kegiatan yang akan kita laksanakan sehingga
program kerja tersebut tidak akan terlaksana
dengan baik dan akurat.

Tahapan Mempersiapkan lokasi sebagai tempat untuk


Kegiatan pemutaran video
Dampak Positif Dengan Menerapkan nilai Akuntabilitas sebagai
seorang dokter, maka dapat melakukan
persiapan lokasi pemutaran video dengan
kejelasan target dalam menyampaikan tujuan
kepada pimpinan dan dengan penuh tanggung
jawab mempersiapkan lokasi sesuai dengan
arahan pimpinan.

DampakNegatif Jika tidak menerapkan nilai akuntabilitas maka

79
dapat menyebabkan target yang ingin dicapai
tidak tersampaikan dengan baik sehingga akan
menyebabkan kendala dalam pelaksanaannya.

Tahapan Memberikan edukasi kepadamasyarakat


Kegiatan mengenai Penyakit tidak menular di tiap
kelurahan Bekerjasama dengan Pengelola
Program PTM di Puskesmas Benteng
Dampak Positif Dengan menerapkan nilai akuntabilitas
dapatmembuat materi penyuluhan secara detail sesuai
target yang akan saya capai, sesuai dengan format
yang ditetapkan/konsisten serta mudah dipahami oleh
masyarakat luas dan materi penyuluhan dapat
dipertanggung jawabkan.
Dampak Negatif Pelaksanaan penyuluhan tidak akan berjalan
lancar karena tidak adanya tanggung jawab
dalam pelaksanaan kegiatan ini.

Tahapan Melaksanakan pelayanankesehatan kepada


Kegiatan pasien penyakit tidak menular
Dampak Positif Dengan menerapkan nilai akuntabilitas pasien
akan merasa nyaman karena tidak membeda-
bedakan pelayanan pada pasien sertahasil
pemeriksaan disampaikan secara jujur dan
transparan kepada pasien. evaluasi dilakukan
sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban
terhadap efektifitas kegiatan yang dilaksanakan.
hasil evaluasi dari edukasi yang telah dilakukan
disampaikan secara jujur tanpa adanya rekayasa.
Dampak Negatif Apabila nilai akuntabilitas tidak diterapkan,
pelayanan kesehatan tidak dilaksanakan dengan

80
tanggung jawab sehingga dapat menyebabkan
pelayanan kesehatan tidak terlaksana dengan
baik.

Tahapan Melakukan evaluasi hasil kegiatan


Kegiatan
Dampak Positif Dengan menerapkan nilai akuntabilitas dalam
melakukan evaluasi, didapatkan hasil kegiatan
yang transparan dan tanpa rekayasa sehingga
dapat dilaporkan kepada pihak surveilans untuk
ditindak lanjuti.
Dampak Negatif Apabila nilai akuntabilitas tidak diterapkan,
proses evaluasi tidak dilaksanakan secara
transparan sehingga hasilnya tidak dapat
ditindaklanjuti.

Tahapan Menyusun laporan hasil aktualisasi


Kegiatan
Dampak Positif Dengan menerapkan prinsip akuntabilitas dalam
mengolah data maka dapat menyusun laporan
secara transparan, netral disertai kejelasan target
sehingga menghasilkan laporan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Dampak Negatif Apabila nilai akuntabilitas tidak diterapkan
maka tidak akan menghasilkan laporan yang
akurat dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

b. Nasionalisme :

81
Tahapan Melakukan konsultasi dengan kepala
Kegiatan Puskemas Benteng mengenai konsep
kegiatan serta meminta persetujuan.
Dampak Positif Dengan adanya nilai nasionalisme pada saat
melakukan konsultasi dapat menciptakan
budaya saling hormat-menghormati kepada
atasan, serta tidak memaksakan kehendak agar
tujuan dari kegiatan dapat tercapai dengan baik
atas persetujuan dari pimpinan.
Dampak Negatif Apabila nilai nasionalisme tidak diterapkan
maka tidak akan ada persetujuan dari pimpinan
sehingga kegiatan tidak dapat berjalan.

Tahapan Membuat materi video edukasi


Kegiatan
Dampak Positif Dengan adanya nilai nasionalisme maka dalam
pembuatan video menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar sehingga mudah
dipahami oleh semua orang, serta dalam
berkonsultasi dengan teman sejawat tidak
memaksakan kehendak agar jadwal kegiatan
dapat disetujui.
Dampak Negatif Jika nilai nasionalisme tidak diterapkan maka
tidak akan menghasilkan video yang layak
untuk diputar sebagai bahan edukasi bagi
masyarakat.

Tahapan Memberikan edukasi kepadamasyarakat


Kegiatan mengenai Penyakit tidak menular di tiap
kelurahan Bekerjasama dengan Pengelola
Program PTM di Puskesmas Benteng

82
Dampak Positif Dengan adanya nilai nasionalisme yaitu tidak
memaksakan kehendak saat melakukan
koordinasi dengan pemegang program PTM di
Puskesmas Benteng maka akan tercapai
kesepakatan jadwal pelaksanaan kegiatan, serta
saat melakukan penyuluhan menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar agar
materi penyuluhan dapat tersampaikan dengan
baik dan dapat dimengerti.
Dampak Negatif Apabila nilai nasionalisme tidak diterapkan
maka tidak akan tercapai persetujuan dari
pengelola program sehingga penyuluhan tidak
dapat terlaksana.

Tahapan Melaksanakan pelayanankesehatan kepada


Kegiatan pasien penyakit tidak menular
Dampak Positif Dengan diterapkannya nilai nasionalisme
dalam tahapan kegiatan ini maka pasien akan
merasa dihargai karena kita tidak membeda-
bedakan pasien dalam menerima pelayanan
medis , serta dalam pemeriksaan meggunakan
bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien agar
komunikasi berjalan lancar.
DampakNegatif Jika nilai nasionalisme tidak diterapkan maka
dokter akan membeda-bedakan pasien dalam
pelayanan medis sehingga pasien merasa tidak
dihargai serta komunikasi antar dokter-pasien
tidak berjalan dengan lancar.

c. Etika Publik :

83
Tahapan Melakukan konsultasi dengan kepala
Kegiatan Puskemas Benteng mengenai konsep
kegiatan serta meminta persetujuan.
Dampak Positif Prinsip etika adalah bagaiman membuat diri
sendiri dan orang lain merasa nyaman. Dalam
melakukan kegiatan yang membutuhkan
interaksi dengan orang lain, etika publik sangat
penting. Dalam kegiatan ini sangat diperlukan
etika publik, agar proses komunikasi berjalan
baik. Tidak ada kesalahpahaman, sehingga
tujuan konsultasi dapat tercapai. Peserta
mengetahui arahan dari pimpinan dan dapat
merancang serta melaksanakan kegiatan
aktualisasi dengan baik.
Dampak Apabila dalam kegiatan ini tidak menerapkan
Negatif etika publik, maka dapat membuat pimpinan
merasa tidak dihargai, sehingga komunikasi
tidak berjalan dengan baik, peserta tidak
mengerti arahan dari pimpinan, sehingga tidak
dapat melaksanakan kegiatan aktualisasi
dengan baik.

Tahapan Membuat materi video edukasi


Kegiatan
Dampak Positif Etika publik sangat dibutuhkan dalam kegiatan
pembuatan materi edukasi ini karena dengan
nilai etika publik maka dalam pembuatan
video kita senantiasa bersikap jujur dalam
memberikan informasi yang akurat kepada
masyarakat, serta sopan dan hormat kepada
teman sejawat dalam melakukan konsultasi.

84
Dampak Jika tidak menerapkan nilai etika publik maka
Negatif masyarakat tidak akan memberikan
kepercayaan kepada kita sehingga tujuan dari
kegiatan tidak dapat tercapai.

Tahapan Mempersiapkan lokasi sebagai tempat


Kegiatan untuk pemutaran video
Dampak Positif Dalam melakukan persiapan lokasi senantiasa
didasari oleh etika hormat, ramah, sopan
santun kepada atasan dan teman sejawat
sehingga mereka akan merasa dihargai.
Dampak Jika dalam melakukan persiapan dan
Negatif komunikasi kepada atasan dan pimpinan tidak
didasari oleh etika hormat, ramah, sopan
santun maka kegiatan persiapan lokasi
pemutaran video tidak akan terlaksana dengan
baik.

Tahapan Memberikan edukasi kepadamasyarakat


Kegiatan mengenai Penyakit tidak menular di tiap
kelurahan Bekerjasama dengan Pengelola
Program PTM di Puskesmas Benteng
Dampak Positif Dalam berkoordinasi dengan pengelola
program dan saat memberikan edukasi kepada
masyarakat harus dilakukan denganramah,
sopan santun dalam berbahasa maka mereka
akan merasa diharai sehingga kepercayaan
masyarakat dapat dicapai.
DampakNegatif Apabila dalam berkoordinasi dengan pengelola
program dan saat memberikan edukasi kepada
masyarakat tidak dilakukan denganramah,

85
sopan santun dalam berbahasa maka
kepercayaan masyarakat tidak akan tercapai.

Tahapan Melaksanakan pelayanankesehatan kepada


Kegiatan pasien penyakit tidak menular
Dampak Positif Apabila menerapkan nilai etika publik dalam
memberikan pelayanan kesehatan maka
kepercayaan masyarakat dapat dicapai karena
senantiasa bersikap hormat, santun serta
menjaga kerahasiaan pasien saat melakukan
pemeriksaan, selain itu bersikap jujur dalam
memberikan informasi sesuai dengan ilmu
kedokteran.
Dampak Apabila tidak menerapkan nilai etika publik
Negatif dalam memberikan pelayanan kesehatan maka
masyarakat akan merasa tidak dihargai dan
kepercayaan masyarakat tidak akan tercapai.

Tahapan Melakukan evaluasi hasil kegiatan


Kegiatan
Dampak Positif Apabila dalam melakukan evaluasi hasil
kegiatan menerapkan nilai etika publik yaitu
tidak terpengaruh oleh tekanan atau
kepentingan apapun maka hasil evaluasi akan
bersifat akurat dan tidak ada rekayasa.
Dampak Jika tidak menerapkan etika publik maka
Negatif evaluasi kegiatan bersifat tidak akurat dan
direkayasa sesuai dengan kepentingan dan
terpengaruh oleh tekanan.

d. Komitmen Mutu :

86
Tahapan Membuat materi video edukasi
Kegiatan
Dampak Positif Dalam membuat materi video edukasi apabila
menerapkan nilai komitmen mutu maka
memberikan inovasi baru dalam rangka
mencapai pemahaman masyarakat mengenai
PTM, serta membuat video yang mudah untuk
dimengerti oleh masyarakat agar tujuan dari
pembuatan video edukasi tercapai.
Dampak Negatif Apabila komitmen mutu tidak dilaksanakan
maka tidak akan tercipta inovasi baru dalam
rangka pencapaian pemahaman masyarakat
tentang PTM sehingga tujuan edukasi tidak
dapat tercapai.

Tahapan Mempersiapkan lokasi sebagai tempat


Kegiatan untuk pemutaran video
Dampak Positif Apabila nilai komitmen mutu diterapkan maka
setting tempat pemutaran video akan dibuat se
inovatif mungkin sehingga menarik minat
masyarakat.
Dampak Negatif Apabila nilai komitmen mutu tidak diterapkan
maka lokasi pemutaran video akan biasa saja
dan tidak menarik minat masyarakat.

Tahapan Memberikan edukasi kepada masyarakat


Kegiatan mengenai Penyakit Tidak Menular di tiap
Kelurahan bekerjasama dengan pengelola
program PTM di Puskesmas Benteng.
Dampak Positif Dalam memberikan edukasi kepada masyarakat
sangat penting untuk diterapkannya nilai

87
komitmen mutu yaitu inovatif, efektif serta
efisien agar masyarakat tertarik untuk
mendengarkan materi dan tujuan pemahaman
masyarakat dapat tercapai.
Dampak Negatif Apabila tidak ada komitmen mutu maka
kegiatan edukasi akan mengalami hambatan
dan pelaksanaanya tidak akan efisien dan
efektif.

Tahapan Melaksanakan pelayanan kesehatan kepada


Kegiatan pasien penyakit tidak menular
Dampak Positif Dengan penerapan nilai komitmen mutu dalam
melakukan pelayanan kesehatan yaitu efektif
dan efisien maka pemeriksaan dapat berjalan
dengan lancar menggunakan alat dan bahan
seefektif dan seefisien mungkin,tidak
membuang-buang waktu dan tepat sasaran.
Dampak Negatif Apabila nilai komitmen mutu tidak diterapkan
maka pelayanan kesehatan tidak akan berjalan
lancar sehingga masyarakat tidak puas akan
pelayanan yang kita berikan.

Tahapan Menyusun laporan hasil aktualisasi


Kegiatan
Dampak Positif Dalam melaksanakan penyusunan laporan
sangat dibutuhkan nilai komitmen mutu karena
dengan nilai tersebut kita dapat menilai sejauh
mana efektifitas kegiatan yang telah kita
laksanakan.
Dampak Negatif Apabila tidak menerapkan nilai komitmen
mutu maka efektifitas dan efisiensi kegiatan

88
akan sulit untuk dinilai.

e. Anti Korupsi :

Tahapan Melakukan konsultasi dengan kepala


Kegiatan Puskemas Benteng mengenai konsep
kegiatan serta meminta persetujuan.
Dampak Positif Dalam melakukan konsultasi kepada pimpinan
dikemukakan secara berani dan transparan,
jujur, dan bertanggung jawab sehingga
kegiatan terlaksana dengan baik
Dampak Negatif Jika kita tidak berani melakukan konsultasi
dengan pimpinan/atasan secara langsung maka
kegiatan tidak dapat terlaksana.

Tahapan Mempersiapkan lokasi sebagai tempat


Kegiatan untuk pemutaran video
Dampak Positif Saat menyusun jadwal pemutaran video
dibutuhkan nilai anti korupsi agar kegiatan
saya tidak berbenturan dengan kegiatan yang
lain dengan cara menyusun jadwal saya secara
jujur dan disiplin.
Dampak Negatif Apabila tidak diterapkan nilai anti korupsi
maka jadwal akan berbenturan sehingga
pekerjaan tidak akan maksimal.

Tahapan Memberikan edukasi kepadamasyarakat


Kegiatan mengenai Penyakit tidak menular di tiap
kelurahan Bekerjasama dengan Pengelola

89
Program PTM di Puskesmas Benteng
Dampak Positif Jujur dan bertanggung jawab dalam
berkoordinasi dengan pengelola program PTM,
membuat jadwal penyuluhan dan
melaksanakan penyuluhan sehingga kegiatan
dapat terlaksana dengan baik dan dapat
dipercaya oleh masyarakat.
Dampak Negatif Jika tidak menerapkan nilai anti korupsi maka
kegiatan tidak dapat terlaksana dan tidak
tercapainya kepercayaan masyarakat.

Tahapan Melaksanakan pelayanankesehatan kepada


Kegiatan pasien penyakit tidak menular
Dampak Positif Jujur dalam menyampaikan hasil pemeriksaan
kesehatan dan penerimaan kunjungan
pasien/masyarakat dilakukan sesuai dengan
jadwal sehingga dapat dipercaya oleh
masyarakat.
Dampak Negatif Apabila tidak menerapkan nilai anti korupsi
maka hasil pemeriksaan dapat direkayasa dan
tidak mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat.

Tahapan Menyusun laporan hasil aktualisasi


Kegiatan
Dampak Positif Dalam Mengelola hasil evaluasi dengan jujur
dan bertanggung jawab
Dampak Negatif Jika tidak jujur dalam pembuatan laporan
aktualisasi maka data yang dicantumkan dalam
laporan tidak akurat dan tidak dapat dipercaya

90
Berikut ini adalah dampak apabila pengetahuan tentang kedudukan dan
peran ASN tidak diaplikasikan dalam kegiatan:

a. Manajemen ASN :
Dalam mewujudkan ASN yang profesional untuk menghadapi
berbagai rintangan, dibutuhkan manajemen ASN. Jika manajemen
ASN tidak diterapkan maka akan berpengaruh pada rendahnya
kinerja seorang ASN. Dalam kegiatan konsultasi dengan kepala
Puskesmas terkait rencana kegiatan serta koordinasi dengan rekan-
rekan staf Puskesmas, bila tidak ada manajemen ASN maka kegiatan
ini tidak dapat dilaksanakan dengan baik, peserta pelatihan dasar
tidak akan mengetahui isu di tempat kerjanya dan tidak akan mampu
memecahkan isu tersebut. Dengan menerapkan manajemen ASN
maka kegiatan manajemen berupa kurangnya pemahaman
masyarakat mengenai penyakit Tidak Menular.
Dalam kegiatan penyusunan laporan aktualisasi, bila tidak ada
manajemen ASN maka laporan bisa saja tidak dapat diselesaikan
tepat waktu.Sebaliknya, dengan adanya manajemen yang baik maka
kegiatan terlaksana tepat waktu.

b. Pelayanan Publik :
Setiap kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat termasuk dalam pelayanan publik.Pelayanan publik
merupakan segala bentukkegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan
penerima pelayanan. Dalam kegiatan pemberian materi edukasi
mengenai Penyakit Tidak Menular dan kegiatan pelayanan kesehatan
jika seorang ASN tidak menyadari bahwa kegiatan tersebut adalah

91
bentuk pelayanan publik, maka dampak yang akan terjadi adalah
Masyarakat, staf dan Puskesmas tidak akan mendapat manfaat dan
pemahaman mengenai penyakit hipertensi.
Tugas Pokok dokter adalah melakukan pelayanan dalam bidang
kesehatan yang baik, adil sesuai dengan sumpah jabatannya. Apabila
dalam melaksanakan kegiatan ini didasarkan atas prinsip pelayanan
publik, maka tentu kegiatan akan dilaksanakan dengan sebaik
mungkin, dengan mengutamakan kepuasan pasien/masyarakatrekan-
rekan staf puskesmas Bentengyang menjadi sasaran kegiatan.

c. Whole of Goverment :
Whole of Govermentmenekankan pada pelayanan yang
terintegrasi dengan prinsip kolaborasi, kerjasama, dan koordinasi
maupun konsultasi. Dalam kegiatan pertama yaitu melakukan
konsultasi dengan kepala Puskemas Benteng mengenai konsep
kegiatan serta meminta persetujuan, kegiatan kedua membuat materi
video edukasi,kegiatan ketiga adalah mempersiapkan lokasi sebagai
tempat pemutaran video, kegiatan keempat yaitu memberikan
edukasi kepadamasyarakat mengenai penyakit tidak menular di tiap
kelurahan bekerjasama dengan pengelola program PTM di
Puskesmas Benteng,kegiatan kelima melaksanakan pelayanan
kesehatan kepada pasien penyakit tidak menular, kegiatan keenam
yaitu melakukan evaluasi hasil kegiatan. Dampak negatif bila tidak
menerapkan Whole of Government maka tidak akan terjalin
kerjasama yang baik antara pelaksana aktualisasi dengan pimpinan
dalam hal ini Kepala Puskesmas, juga tidak akan terjalin kolaborasi
yang baik antara pelaksana kegiatan dengan seluruh staf terutam
pemegang program di Puskesmas Benteng. Dampak positif
penerapan WoG dalam kegiatan ini adalah terjalin kerjasama dan
koordinasi yang baik sehingga program dapat berjalan dengan
lancar.Selain itu juga mendapatkan masukan dan saran dari semua

92
pihak yang ada di Puskesmas demi terlaksananya dan tercapainya
tujuan aktualisasi.
Selain itu, kegiatan ketujuh atau kegiatan terakhir yaitu
menyusun laporan hasil aktualisasi. Dampak negatif jika tidak
menerapkan nilai WoG, maka penyusunan laporan tidak akan
diselesaikan dengan baik. Begitupun sebaliknya, jika WoG
diterapkan dengan baik akan menghasilkan laporan sesuai dengan
yang diharapkan.

2. DAMPAK KETERKAITAN DENGAN VISI DAN MISI ORGANISASI


Visi Puskesmas Benteng adalah“Menjadi Puskesmas Yang Unggul Tahun
2022”.Jika dalam kegiatan aktualisasi ini pelaksanan aktualisasi tidak
memperhatikan dan menerapkan visi Puskesmas Benteng, maka tidak
akanterwujud visi Puskesmas Benteng untuk menjadi puskesmas yang
unggul di tahun 2022.
Misi Puskesmas Benteng yaitu :
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang ramah, cepat, tepat,
nyaman bermutu dan professional.
Melakukan edukasi melalui video, penyuluhan ke kelurahan serta
pemeriksaan pasien penyakit tidak menular merupakan beberapa
bentuk kegiatan untuk mewujudkan misi Puskesmas yang
pertamayaitu memberikan pelayanan kesehatan yang ramah, cepat,
tepat, nyaman bermutu dan professional.
b. Meningkatkan kualitas SDM dan penunjang pelayanan kesehatan.
Melakukan konsultasi, melakukan evaluasi kegiatan dan membuat
laporan hasil merupakan kegiatan untuk mewujudkan misi
meningkatkan kualitas SDM dan penunjang pelayanan kesehatan.
.
3. DAMPAK KETERKAITAN DENGAN TATA NILAI ORGANISASI
Visi di atas adalah cita-cita yang ingin dicapai oleh organisasi, dan misi
adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai visi

93
tersebut.Selain itu ada nilai-nilai organisasi yang menjadi dasar perilaku
tenaga kesehatan dalam upaya pencapaian visi misi organisasi. Berikut ini
adalah dampak terhadap penguatan nilai organisasi Puskesmas Benteng
yaitu “SIAGA” (Senyum, Inovatif, Adil dalam pelayanan, Gerakan
semangat pelayanan prima dan Amanah):
a. Senyum
Apabila kita menerapkan nilai “Senyum” dalam kegiatan ini maka
kegiatan ini akan terlaksana dengan baik, masyarakat akan lebih
nyaman dan percaya pada petugas kesehatan. Apabila nilai ini tidak
diterapkan pasien akan merasa tidak nyaman dan kegiatan tidak akan
berjalan dengan baik.
b. Inovatif
Inovatif adalah kemampuan seseorang dalam mendayagunakan
kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan karya baru. Inovatif
adalah menciptakan sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada
atau menciptakan sesuatu yang sama sekali berbeda untuk
memberikan hasil pekerjaan yang lebih memuaskan. Apabila nilai
ini diterapkan dalam pelaksanaan aktualisasi makahasil dari
pekerjaan yang kita jalankan akan semakin memuaskan dan sesuai
dengan target yang anak kita capai.
c. Adil Dalam Pelayanan
Dengan adanya nilai adil dalam pelayanan maka dalam memberikan
edukasi dan pelayanan medis kepada pasien sesuai dengan aturan
yang berlaku secara konsisten kepada semua orang dan tidak
membeda-bedakan pasien serta memberikan pelayanan yang sesuai
dengan haknya. Apabila nilai ini kita terapkan maka akan
memberikan rasa percaya, rasa nyaman, dan meningkatkan kepuasan
masyarakat.Apabila nilai ini tidak diterapkan maka masyarakat tidak
akan puas atas pelayanan yang kita berikan.
d. Gerakan semangat pelayanan prima

94
Gerakan semangat pelayanan prima yang dimaksud adalah
memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada masyarakat sehingga
tercapai kepuasan atas pelayanan yang kita berikan. Dengan adanya
semangat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik
maka akan menciptakan rasa percaya dari para pengguna jasa
khususnya pasien. Namun apabila nilai ini tidak diaplikasikan maka
akan sulit untuk memberikan pelayanan yang baik dan masyarakat
akan merasa kecewa.
e. Amanah
Amanah yang dimaksud adalah jujur dan dapat dipercaya dalam
menjalankan tugas yang dibebankan serta melaksanakannya dengan
sebaik-baiknya. Apabila nilai amanah diterapkan maka akan tercapai
pelayanan yang optimal serta tercapai kepuasan masyarakat atas
pelayanan yang kita berikan.

C. HASIL PENGOLAHAN DATA


Peningkatan pemahaman masyarakat tentang penyakit tidak menular dilakukan
dengancara pemutaran video edukasi, penyuluhan dan pemeriksaan
kesehatan.Jumlah pasien yang dianalisis adalah 80 orang dari pasien yang
menyaksikan video edukasi, mengikuti penyuluhan dan pemeriksaan
kesehatan.Berdasarkan dari analisis yang dilakukan sebelumdan setelah
diberikan edukasimenggunakan kuesioner didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2
PesertaPenyuluhan

Jenis Kamin Jumah Peserta N (%)


Laki-laki 22 27,5%
Perempuan 58 72,5%
Total 80 100

Tabel 4.3
Hasil Analisis Nilai Rata-Rata Pemahaman Pasien

95
Sebelum Sesudah
Jumlah
Variabel n Penyuluhan Penyuluhan
pertanyaan
mean % mean %
64,3
Pengetahuan 80 20 12,86 16,50 82,50
1
Pengetahuan
68,0
tentang 80 10 6,80 8,40 84,00
0
Hipertensi
Pengetahuan
tentang 60,6
80 10 6,06 8,10 81,00
Diabetes 2
Mellitus
Dari tabel diatas didapatkan bahwa dari 20 jumlah pertanyaan, sebelum
penyuluhan pasien memiliki nilai rata-rata 64,31% jawaban yang benar dengan
nilai mean sebesar 12,86, dan setelah diberikan penyuluhan pasien memiliki
nilai rata-rata 82,50% jawaban yang benar dengan nilai mean sebesar 16,50.
Terjadi peningkatan nilai rata-rata jawaban yang benar dimana berarti terjadi
peningkatan pemahaman pasien mengenai penyakit tidak menular setelah
mendapatkan penyuluhan.
Selain itu, untuk pengetahuan tentang hipertensi dari 10 pertanyaan
kuesioner nomor 1-10 terkait hipertensi sebelum diberikan penyuluhan terdapat
68,00% jawaban benar dengan nilai mean 6,80dan setelah penyuluhan terdapat
84,00% jawaban benar dengan nilai mean 8,40. Terdapat peningkatan
pemahaman responden mengenai penyakit hipertensi.
Sedangkan untuk pengetahuan tentang diabetes mellitus dari 10
pertanyaan kuesioner nomor 11-20 terkait diabetes mellitus sebelum diberikan
penyuluhan terdapat 60,62% jawaban benar dengan nilai mean 6,06, dan
setelah diberikan penyuluhan terdapat 81,00% dengan nilai mean 8,10. Terjadi
peningkatan nilai yang menandakan adanya peningkatan pemahaman
responden dari sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan terkait penyakit
tidak menular.
Jika disajikan dengan grafik sebagai berikut:

96
NILAI RATA-RATA
PEMAHAMAN PASIEN
100.00%
95.00%
90.00%
85.00%
PERCENTAGE %

80.00%
75.00%
70.00%
65.00%
60.00%
55.00%
50.00%
Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan

97
D. KENDALA DAN SOLUSI SERTA DAMPAK APABILA KEGIATAN TIDAK DILAKSANAKAN

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Kendala Dampak Apabila Tidak Solusi


Dilaksanakan
1 Melakukan 1. Melakukan pertemuan dengan Konsultasi awal peserta Peserta latsar tidak tahu isu Setelah off campus dan
konsultasi dengan Kepala Puskesmas Benteng tidak bertatap muka strategis di lokasi kerja terjun ke tempat kerja,
kepala Puskemas 2. Membahas kegiatan aktualisasi langsung dengan sehingga kegiatan aktualisasi peserta berkonsultasi
Benteng mengenai yang akan dilakukan kepalaPuskesmas karena tidak dapat berjalan dengan langsung dengan kepala
konsep kegiatan serta 3. Meminta bimbingan dan masih mengikuti baik Puskesmas untuk
meminta persetujuan. arahan terhadap rencana Pelatihan Dasar membahas rencana dan
kegiatan sehinggakomunikasi jadwal kegiatan
4. Mencatat hasil pertemuan kurang maksimal
dengan kepala Puskesmas
Benteng
5. Membuat Surat persetujuan
dari pimpinan tentang
pelaksanaan kegiatan

2 Membuat materi 1. Membuat narasi dan materi Proses pengambilan Tidak tercapainya edukasi Meminta arahan dan

98
video edukasi. video edukasi gambar dan pengeditan mengenai penyakit tidak masukan dari rekan
2. Mengonsultasikan ide, gambar membutuhkan menular melalui media yang yang mengerti tentang
gagasan terkait guna waktu yang panjang inovatif perekaman dan
mendapatkan dukungan dari karena belum terlalu pengeditan video.
teman sejawat paham tentang hal
3. Melakukan perekaman video tersebut.
4. Melakukan pengeditan video
5. Finalisasi video
3 Mempersiapkan 1. Mengonsultasikan dengan televisi yangg ada di Jika tidak dilakukan dengan Menyambungkan
lokasi sebagai tempat pimpinan terkait tempat yang ruang tunggu puskesmas baik maka video edukasi televisi dengan speaker
untuk pemutaran akan dijadikan lokasi tidak memiliki speaker tidak dapat tersampikan dan suara video
video. pemutaran video sehingga suara video dengan baik kepada dinaikkan lagi.
2. Berkoordinasi dengan teman tidak kedengaran. masyarakat.
sejawat mengenai jadwal
kegiatan
3. Setting tempat pemutaran
video

4 Memberikan edukasi 1. Mempersiapkan bahan Sulit untuk Jika tidak dilakukan Setelah berkonsultasi

99
kepadamasyarakat persentase untuk penyuluhan mengumpulkan warga penyuluhan, kurangnya dengan pengelola
mengenai Penyakit kesehatan untuk mengikuti pemahaman pasien mengenai program PTM, tempat
tidak menular di tiap 2. Berkoordinasi dengan penyuluhan di kantor penyakit tidak menular penyuluhan dan
kelurahan pemegang program Penyakit kelurahan. khususnya hipertensi dan pemeriksaan
Bekerjasama dengan tidak menular (PTM) untuk Diabetes mellitus. dilaksanakan langsung
Pengelola Program melakukan penyuluhan ke rumah-rumah warga
PTM di Puskesmas 3. Menentukan waktu di sore hari.
Benteng. pelaksanaan penyuluhan
bersama dengan pemegang
program PTM
4. Melakukan penyuluhan
tentang penyakit tidak
menular
5 Melaksanakan 1. Menerima kunjungan Pemeriksaan tekanan Apabila tidak dilaksanakan Pasien antusias untuk
pelayanan kesehatan pasien/masyarakat darah dan gula darah maka masyarakat tidak mengikuti kegiatan.
kepada pasien 2. Melakukan anamnesis singkat pasien berjalan dengan mengetahui keadaan
penyakit tidak terkait kesehatan dan baik, masyarakat antusias kesehatannya, dan tenaga
menular pengetahuan tentang penyakit untuk hadir dan semangat kesehatan juga tidak
tidak menular mendengarkan materi mengetahui keadaan warga.

100
3. Melakukan pemeriksaan penyuluhan.
tekanan darah
4. Melakukan edukasi tentang
penyakit tidak menular
6. Melakukan evaluasi 1. Mengevaluasi kegiatan yang Banyak masyarakat Jika tidak dilaksanakan Membacakan langsung
hasil kegiatan telah dilaksanakan kesulitan untuk mengisi evaluasi maka tidak dapat poin-poin kuesioner
2. Melakukan penilaian dengan kuesioner karena matanya melakukan penilaian sejauh kemudian peserta
kuesioner sudah rabun dan lupa mana keberhasilan edukasi mengisi jawabannya.
3. Mengumpulkan data membawa kacamata. yang telah kita lakukan.
kuesioner
4. Mengolah data kuesioner
7 Menyusun laporan 1. Menyusun laporan aktualisasi Ada beberapa bagian yang Tidak akan ada bukti bahwa Melakukan konsultasi
hasil aktualisasi 2. Membuat surat komitmen kurang dipahami oleh telah melaksanakan kegiatan dan meminta
yang ditandatangani pelaksana aktualisasi aktualisasi. Pelaksana bimbingan dari mentor
dalam proses penyusunan aktualisasi tidak dapat dan coach dalam
laporan aktualisasi. mengevaluasi manfaat dari penyusunan laporan
kegiatan aktualisasi yang aktualisasi.
telah dilaksanakan.
TIME TABLE KEGIATAN AKTUALISASI

101
N KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN
O Oktober November
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 0 0 0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 1 2 3 4
1 Melakukan
konsultasi dengan
kepala Puskemas
Benteng
mengenai konsep
kegiatan serta
meminta
persetujuan.
2 Membuat materi
video edukasi
3 Mempersiapkan
lokasi sebagai
tempat untuk
pemutaran video
4 Memberikan
edukasi
kepadamasyaraka
t mengenai
Penyakit tidak
menular di tiap
kelurahan
Bekerjasama
dengan Pengelola
Program PTM di

102
Puskesmas
Benteng
5 Melaksanakan
pelayanan
kesehatan kepada
pasien penyakit
tidak menular
6 Melakukan
evaluasi hasil
kegiatan
7 Menyusun
laporan hasil
aktualisasi

Coach Mentor Penulis

Hj. Hamdana, SE, M. Si Ramdani, SKM dr. Tri Arini Putri Marzaman
NIP. 197107211991032004 NIP. 19650508 198803 1 010 NIP. 19920722 201903 2
019

103
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan suatu profesi yang dituntut
bekerja secara professional sehingga menghasilkan pelayanan publik yang
berkualitas.Petugas kesehatan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) perlu
menanamkan nilai-nilai dasar profesi agar terwujudnya pelayanan yang
berkualitas sehingga masyarakat dapat menerima pelayanan yang bermutu dan
merata.
Melalui kegiatan internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai dasar
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi
(ANEKA) diharapkan mampu meningkatkan kinerja Aparatur Sipil Negara
(ASN) dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan publik yang
memiliki kompetensi mampu bekerja secara profesional demi kepentingan
masyarakat, organisasi, bangsa, dan negara.
Kegiatan aktualisasi telah dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA) serta penerapan peran dan kedudukan ASN meliputi
Manajemen ASN, Whole of Government, dan Pelayanan Publik yang
mendukung tercapainya visi misi serta nilai-nilai organisasi. Sehingga
kegiatan video edukasi, penyuluhan, dan pemeriksaan kesehatan dapat
terlaksana dengan baik. Dalam tahap aktualisasi yang berlangsung selama 30
hari kerja, telah terlaksana kegiatan terlaksana dengan baik berikut :
1. Melakukan konsultasi dengan kepala Puskemas Benteng mengenai konsep
kegiatan serta meminta persetujuan.
2. Membuat materi video edukasi.
3. Mempersiapkan lokasi sebagai tempat untuk pemutaran video.

104
4. Memberikan edukasi kepadamasyarakat mengenai Penyakit tidak menular
di tiap kelurahan bekerjasama dengan pengelola program PTM di
Puskesmas Benteng.
5. Melaksanakan pelayanan kesehatan kepada pasien penyakit tidak menular.
6. Melakukan evaluasi hasil kegiatan.
7. Menyusun laporan hasil aktualisasi.
B. SARAN
Dari kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa
saran yang dapat penulis berikan, yaitu:
1. Sebaiknya kegiatan penyuluhandapat dijadikan sebagai kegiatan rutin di
Puskesmas, sehingga mutu pelayanan lebih ditingkatkan.
2. Untuk peserta Latihan Dasar CPNS, agar penerapan nilai-nilai dasar
profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah diinternalisasikan, tidak
hanya diterapkan pada saat proses off campus (tahap aktualisasi) tetapi
harus tetap dihabituasikan dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta
menjadi role mode Aparatur Sipil Negara (ASN) lainnya di unit kerja.
Dari beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan, pelaksana aktualisasi
meminta maaf apabila ada kekurangan selama melakukan proses aktualisasi.
Semoga kegiatan yang telah dilakukan dapat bermanfaat dan diharapkan dapat
memberikan sumbangsih pemikiran atau bahan pertimbangan dalam kegiatan
aktualisasi selanjutnya.

105

Anda mungkin juga menyukai