DISUSUN OLEH :
Coach, Mentor,
Mengetahui,
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia
Kota Palopo
i
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
Coach, penguji,
ii
KATA PENGANTAR.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Rancangan Aktualisasi tepat pada waktunya dengan judul
“.......................................................................................”. Rencana Aktualisasi ini
disusun sebagai hasil akhir dalam mengikuti Pelatihan Dasar CPNS Angkatan 34
tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Palopo bekerjasama
dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan.
Sangat disadari bahwa Penyusunan Rancangan Aktualisasi ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun, dalam kegiatan
Pelatihan Dasar CPNS Angkatan 34 Tahun 2021 menjadi pembelajaran dan
pembekalan diri dalam melakukan berbagai inovasi-inovasi dalam melaksanakan
tugas sebagai pelayan masyarakat di Pemerintah Daerah Kota Palopo.
Dalam menyelesaikan Rancangan Aktualisasi ini tentunya tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Olehnya itu penulis hanturkan terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan
3. Bapak Muh. Mun’im Saifuddin, S.Farm, Apt selaku Mentor untuk kearifan dan
4. Ibu Dr. Hj. Murlina selaku Coach yang sangat meluangkan waktu dan pikirannya
6. Orang tua yang telah memberikan dukungan secara moral dan materi;
iii
7. Rekan-rekan se-Angkatan yang saling membantu dan bekerja sama serta
CPNS;
bermanfaat terutama pada instansi kami sehingga daerah Kota Palopo lebih baik
dimasa yang akan datang dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Tujuan dan Sasaran .............................................................................. 2
C. Manfaat ............................................................................................... 3
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .......................................................... 3
v
C. Rancangan Aktualisasi Kegiatan ......................................................... 12
D. Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi ................................................. 13
BAB IV AKTUALISASI DAN HABITUASI
A. Capaian Aktualisasi ............................................................................. 19
B. Analisis Dampak ................................................................................. 36
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 49
B. Saran .................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 50
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam UU ASN No. 5 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Aparatur Sipil
Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi
pemerintahan. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut
sebagai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat Pembina Kepegawaian dan
diserahi tugas dalam satu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas Negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN), menyebutkan bahwa fungsi ASN yaitu: 1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa. Selain fungsi, ASN
memiliki tugas yaitu : 1) melaksanakan kebijakan publik ; 2) melayani publik;
dan 3) merekatkan dan mempersatukan bangsa. Fungsi-fungsi ASN ini harus
dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik. Untuk melakukan peranan tersebut, diperlukan sosok ASN
yang profesional yaitu mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya
sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan
efisien.Untuk dapat membentuk sosok ASN profesional seperti tersebut di
atas, perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan Dasar. Peraturan
Kepala Lembaga Administrasi Negara No.12 Tahun 2018, nomenklatur
Pelatihan Prajabatan disebut sebagai Pelatihan Dasar CPNS, sebagai salah satu
jenis pelatihan yang strategis dalam rangka membentuk karakter dan
kemampuan ASN agar dapat bersikap dan bertindak profesional.
Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa
Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas
7
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme, serta kompetensi bidang. Hal ini termaktub dalam Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Pasal 1.
Terdapat dua jenis bentuk pelatihan dalam Latsar yaitu Klasikal dan
Nonklasikal.Pelatihan klasikal dilakukan dalam bentuk pembelajaran di
dalam kelas secara tatap muka sedangkan nonklasikal dilakukan melalui e-
learning, bimbingan di tempat kerja, pelatihan di alam bebas, pelatihan jarak
jauh dan/atau magang. Selama mengikuti pelatihan klasikal, peserta Latsar
akan memperoleh materi berupa: (a) sikap perilaku bela negara; (b) nilai–nilai
dasar PNS yang terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi; 2 (c) kedudukan dan peran PNS dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesian, dan (d) agenda habituasi. Sedangkan
Kegiatan Nonklasikal dilaksanakan di unit kerja masing-masing sebagai
bentuk habituasi di lingkungan kerja.Program yang dilaksanakan dalam
Kegiatan Aktualisasi di tempat kerja atau magang didasarkan pada isu
penting yang membutuhkan solusi penyelesaian masalah.Rancangan
aktualisasi tersebut disusun denga mengedepankan nilai-nilai dasar ASN.
8
ASN yang berkompeten, profesional, berintegritas, dan berkomitmen baik
atas tugas maupun fungsi yang diemban untuk itu. Dalam peraturan
Lembaga Administrasi Negara tentang Pelatihan Dasar Pegawai Negeri
Sipil (PNS) ditetapkan jenis DIKLAT yang ideal sebagai upaya
pembentukan PNS sebagai bagian ASN yang profesional yang mampu
melayani masyarakat seperti yang tersebut diatas adalah Pelatihan Dasar.
Sebagai salah satu upaya pada proses penanaman karakter ANEKA,
Dokter Ahli Pertama ditugaskan untuk membuat sebuah laporan kegiatan
Aktualisasi yang berdasarkan temuan isu yang berkembang di lingkungan
kerja masing-masing, dalam hal ini adalah lingkungan Puskesmas, baik
lingkungan dalam Puskesmas ataupun lingkungan sekitar Puskesmas.
Berbicara tentang kesehatan sudah tentu tidak dapat dipisahkan
dengan pelayanan kesehatan. Baik buruknya kualitas pelayanan sangat
tergantung pada mutu pelayanan yang diberikan oleh para tenaga kesehatan.
Namun kenyataannya saat ini masih banyak tenaga kesehatan yang belum
optimal dalam kualitas pelayanannya.
Selama saya bertugas di Puskesmas Sendana, banyak yang saya rasa
pelayanan yang belum optimal, terutama masalah penanganan beberapa
penyakit menular, sebagai contoh Tb Paru pada masyarakat, sehingga masih
banyak ditemukan pasien yang terkena penyakit menular ini. Tb Paru adalah
salah satu penyakit menular yang cara penularannya melalui udara. Gejalanya
berupa batuk yang lebih dari 2 minggu, batuk darah, sesak, kadang disertai
demam, dan kurangnya nafsu makan. Jika tidak segera ditangani, akan
berdampak buruk bagi orang banyak, dikarenakan penyakit ini menular.
Berkaitan dengan penjelasan diatas, saya sebagai ASN yang bertugas
sebagai Dokter Ahli Pertama ingin melakukan inovasi, menuangkan kreatifitas
terkait untuk peningkatan pelayanan kesehatan yang selama ini belum berjalan
sebagai mana mestinya.
Dengan pertimbangan diatas, saya peserta Pelatihan Dasar CPNS
Tahun 2021 ditugaskan untuk merancang aktualisasi nilai dasar PNS yang
9
akan dilaksanakan ditempat kerja, yang dalam hal ini penyusun akan
melaksanakan di Puskesmas Sendana.
Dalam hal ini dokter berperan sebagai ujung tombak pelayanan.
Mempertimbangkan hal tersebut diatas, maka dalam rangka habituasi nilai-nilai
ANEKA maka peserta melakukan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi yang
ada pada setiap unit kerjanya. Peserta tertarik untuk mengangkat isu “Kurangnya
Kesadaran Pasien Mengenai Penyakit TB paru”
10
c. Manfaat
1. Bagi penulis
Penulis mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yakni
ANEKA pada instansti kerja sesuai tupoksinya.
2. Bagi unit kerja
Memberikan pelayanan yang berkualitas dan maksimal kepada setiap
masyarakat
3. Bagi masyarakat
Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang penyakit TB dan
mendapatkan pelayanan prima di puskesmas.
4. Bagi Bangsa dan Negara
Mencapai tujuan nasional untuk memajukan kesejahteraan bangsa, yang
berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang,
papan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketentraman hidup.
11
BAB II
Peta Wilayah
Gambar 1
Peta wilayah Kerja Puskesmas benteng
12
Gambar 1
Peta wilayah Kerja Puskesmas benteng
13
8. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Binturu
9. Wilayah kerja Puskesmas Benteng Terbagi atas 4 kelurahan dengan
masing-masing:
5. Kelurahan Benteng terbagi atas 7 RW dan 25 RT
6. Kelurahan Malatunrung terbagi atas 5 RW dan 19 RT
7. Kelurahan Salekoe terbagi atas 5 RW dan 22 RT
8. Kelurahan Surutanga terbagi atas 5 RW dan 17 RT
B. Demografi
Jumlah Penduduk
14
Jumlah 4.439 5.019 705
Tabel 2
Sumber : Pendataan ke Kelurahan
C. Visi
”Menjadi Puskesmas Yang Unggul Tahun 2022”
D. Misi
E. Motto
“Sehat” (Santun, Empati, Handal, Adil dan Teladan)”
F. Tata Nilai
“Siaga” (Senyum, Inovatif, Adil dalam pelayanan, Gerakan semangat
pelayanan prima dan Amanah)
15
6. Melaksanakan rujukan medis.
H. Nilai-nilai Organisasi
Lima nilai dasar dalam aspek pelayanan kesehatan yang
sebaiknya selalu dijunjung tinggi oleh para pegawai kesehatan, dalam
upaya memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Nilai
dasar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di
wilayah kerja puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Bertindak Cepat dan Tepat
- Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan
atau tindakan kesehatan, terhadap kasus atau masalah yang
bisa bersifat mendadak (emergency) maupun mendesak
(urgency).
- Tepat dalam melaksanakan proses pelayanan kesehatan sesuai
prosedur tetap (protap) atau standar operasional prosedural
(SOP) yang telah ditentukan.
2. Berpihak Kepada Masyarakat
- Masyarakat sebagai subjek pelayanan, berhak menentukan
jenis pelayanan kesehatan yang terbaik sesuai masalah yang
dihadapinya.
- Masyarakat sebagai objek pelayanan, wajib diberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu agar mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
3. Menegakkan Kedisiplinan
- Disiplin kerja, yakni menegakkan semangat kerja dalam
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau
sasaran pelayanan
- Disiplin administrasi, yakni melakukan pencatatan dan
pelaporan hasil kegiatan pelayanan secara tertib, teratur,
terarah, terbuka dan terukur.
4. Menunjukkan Transparansi
16
- Menunjukkan keterbukaan pelayanan, dengan aturan kerja
yang jelas, ringkasdan tuntas, sehingga dapat dipahami oleh
sasaran pelayanan.
- Menunjukkan keterbukaan anggaran, sesuai tata hukum dan
peraturan yang berlaku dalam lingkup pelayanan kesehatan
5. Mewujudkan Akuntabilitas
- Hasil kegiatan pelayanan diarahkan secara bertanggungjawab
terhadap institusi internal didalam lingkup pelayanan
kesehatan dan kepada institusi eksternal diluar lingkungan
pelayanan kesehatan.
- Tanggungjawab terhadap masyarakat, sangat penting sekali
karena menyangkut upaya peningkatan pemberdayaan derajat
kesehatan masyarakat secara holistik.
17
I. Alur pelayanan di Puskesmas Benteng
18
J. Struktur Organisasi
KEPALA PKM
Agusman SKM Ka. SUBAG TU
Firman.S.Kep
UPAYA KESEHATAN
UPAYA KESEHATAN
UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
PERORANGAN
MASYARAKAT ESSENSIAL MASYARAKAT
KEFARMASIAN & BENDAHARA
LABORATORIUM DAU/BOX
Misba, S.kep
GIZI
KESEHATAN KERJA GIZI
St.Sulaeha Ramli,
Nurgazali, SKM Kurniati SKM
AMKEB
TB PARU/TB MDR
Kurniawan S.kep
HIV-AIDS/IMS
Ns.Agus Salim S.kep
KUSTA
Kurniawan,S.Kep
IMUNISASI
Firman S.Kep
PERKESMAS
Ahmad Faisal S.kep
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
19
II. Nilai-Nilai Aparatur Sipil Negara
Untuk menjadi ASN yang profesional diperlukan pembekalan terhadap nilai-
nilai dasar ASN. Nilai-nilai dasar Aparatur negara sebagai mata pelatihan terdiri
dari ANEKA yang merupakan singkatan dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi, dan selain itu juga ada Pelayan
Publik, Whole of Government (WOG), dan Manajemen ASN yang merupakan
substansi-substansi dasar dari pembelajaran dalam pendidikan dan pelatihan dasar
prajabatan CPNS golongan II Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Kantor Wilayah Sulawesi Selatan. Nilai-Nilai Dasar tersebut
dijabarkan ke dalam indikator-indikator atau butir-butir yang sebagian besar
diambil dari 45 butir nilai-nilai Pancasila sebagai berikut:
20
Persamaan derajat
Tidak diskriminatif
Mencintai sesame manusia
Tenggang rasa
Membela kebenaran
Persatuan
Rela berkorban
Cinta tanah air
Memelihara ketertiban
Disiplin
Musyawarah
Kekeluargaan
Menghormati keputusan
Tanggung jawab
Kepentingan bersama
Gotong royong
Social
Tidak menggunakan hak yang bukan
miliknya
Hidup sederhana
Kerja keras
Menghargai karya orang lain
3 Etika Publik Jujur dalam memberikan informasi
Terbuka
Tulus
Cermat
Sopan
Taat pada peraturan
Integritas tinggi
21
Ramah dan Sopan
Bisa menjaga Informasi yang bersifat
rahasia
Bersikap hormat
Bertanggung jawab dalam
menggunakan BMN
Tidak diskriminatif, berlaku adil dalam
memberikan pelayanan
4 Komitmen Efektifitas
Mutu Efisiensi
Inovatif
Adaftif
Mutu
Responsive
Perbaikan berkelanjutan
5 Anti Korupsi Jujur
Peduli
Mandiri
Disiplin
Tanggungjawab
Kerja keras
Sederhana
Berani
Adil
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
22
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai
publik tersebut atara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintah.
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas
vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan
akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas).
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas
kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan
akuntabilitas kebijakan.
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut:
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder
23
b. Jujur
Jujur adalah sikap untuk menyatakan sesuai dengan yang terjadi
c. Kejelasan
Kejelasan adalah pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil
yang diharapkan.
d. Mendahulukan kepentingan publik atas kepentingan pribadi atau kelompok
e. Adil
Adil adalah adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
f. Transparansi
Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
g. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme yang sering juga diartikan sebagai paham kebangsaan.
Setiap ASN harus memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan
publik, bangsa dan negara dalam melaksanakan setiap fungsi dan tugasnya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan
dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme dalam tataran sebagai warga negara Indonesia,
diharapkan seluruh ASN mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada setiap
kebijakan yang diambil serta dijiwai semangat Bhineka Tunggal Ika sebagai
ruhnya. Adapun indikator dari nilai dasar nasionalisme dimana ASN sebagai
24
pelaksana kebijakan publik, ASN sebagai pelayan publik, dan ASN sebagai
perekat dan pemersatu bangsa adalah:
25
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
26
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain
3. Persatuan Indonesia
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah
air Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
27
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
f. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.
28
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang
3. Etika Publik
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi
tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut
para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan
mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-
dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai dalam komitmen mutu
antara lain: mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan memberikan
layanan dengan sepenuh hati, untuk menjaga dan memelihara.
Empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber
29
daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme
yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4. Berorientasi pada Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya,
bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah
satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun
30
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
(Widita, 2015)
Anti korupsi merupakan sikap yang menolak atau tidak berpihak pada
tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh
keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun nilai-nilai indikatornya adalah
sebagai berikut.
a. Jujur :
- Tidak melakukan perbuatan curang pada saat melakukan pengadaan
- Tidka melakukan perbuatan curang pada saat pengawasan proyek
- Tidak melakukan perbuatan curang pada saat melakukan inventarisasi
aset milik negara
b. Peduli :
- Tidak membiarkan orang lain merusak atau menghilangkan barang
inventaris dan kekayaan instansi
- Bersedia memberi keterangan atas kasus penyalahgunaan wewenang
dan kerugian negara yang sednga dilakukan penanganan berwajib
c. Mandiri :
- Tidak melakukan penyuapan untuk melancarkan urusannya
- Tidak memberikan hadiah atau imbalan berupa apaun pada petugas/
pejabat yang telah melaksanakan tuga dan tanggung jawabnya
- Tidak tergantung dengan orang lain dalam melaksanakan tugas
pokoknya
d. Disiplin :
- Tidak melakukan tindakan melawan hukum
- Taat menjalankan tugas yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
e. Tanggung Jawab :
- Tidak menyalahgunakan wewenang untuk menguntungkan diri sendiri/
orang lain dan korporasi dan dapat merugikan keuangan negara
31
- Tidak menerima imbalan apapun atas pelaksaan pekerjaan yang
menjadi tugas dan tanggung jawabnya
f. Kerja Keras :
- Bekerja dengan hasil terbaik dan tidak meminta imbalan apapun atas
pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya
- Memilik kemampuan dan kemauan bekerja sesuai aturan
- Memiliki ketekunan dalam bekerja untuk mendapatkan hasil terbaik.
g. Sederhana :
- Efisien dalam menggunakan sumber daya untuk mendapatkan hasil
terbaik
- Mensyukuri apapun hasil yang dicapainya setelah melakukan upaya
maksimal.
- Memiliki gaya hidup sederhana yang akan mempengaruhi pelaksaan
tugas pokoknya
- Menggunakan dan memelihara aset negara
h. Berani :
- Berani menlak perintah yang berlawanan dengan hukum dana dapat
merugikan negara
- Berani memberikan informasi sesuai dengan fakta.
i. Adil :
- Memberikan layanan sesuai dengan aturan yang berlaku secara
konsisten pada semua orang
- Memberikan sesuai dengan apa yang menjadi haknya.
32
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul selaras degan
perkembangan zaman.
Mananajemen ASN terdiri dari manajemen PNS dan manajemen PPPK.
Adapun manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, edukasi,
mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan. Sedangkan
manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan,
disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja, dan perlindungan.
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan
dalam manajemen ASN, diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi
ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar-instansi daerah.
2. Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik
menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
Tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu organisasi
penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan (pelanggan) yaitu orang,
masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, serta yang terakhir adalah
kepuasan yang diberikan dan/ atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif e. Mudah dan Murah
b. Transparan f. Efektif dan Efisien
c. Responsif g. Aksesibel
33
d. Non diskriminatif h. Akuntabel, dan
i. Berkeadilan.
3. Whole of Government
WoG adalah sebuah pendekatan yang menunjukkan atau menjelaskan
bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna
mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu. Oleh karenanya, WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusan-urusan yang relevan.
Karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip
yaitu:
a. Kolaborasi
b. Kebersamaan
c. Kesatuan
d. Tujuan bersama, dan
e. Mencakup keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan
34
BAB III
RANCANGAN AKTULISASI DAN NILAI-NILAI DASAR
PROFESI ASN
A. Identifikasi Isu
1. Kurangnya kesadaran pasien menngenai penyakit Tuberkulosis
2. Kurangnya kepatuhan pasien Diabetes Melitus dalam berobat
3. Kurangnya fasilitas yang ramah pada pasien Ibu dan Anak
4. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan antibiotik
5. Rendahnya pengetahuan Ibu terhadap penyakit Diare pada bayi dan balita
B. Deskripsi Isu
1. Kurangnya kesadaran pasien mengenai penyakit Tubercullosis paru
Perlunya fasilitas yang ramah pasien ibu dan anak di Puskesmas Benteng
dikarenakan banyaknya jumlah pasien ibu dan anak sehingga dirasakan
perlu diadakan fasilitas ramah ibu dan anak seperti ruang bermain anak
dan pojok ASI.
35
Tingginya angka pasien Infeksi Saluran Pernapasan Atas memerlukan
perhatian khusus dari tenaga kesehatan untuk memberikan pemahaman
karena kurangnya kesadaran pasien dalam mencegah penyakit ISPA.
36
C. Deskripsi Keterkaitan Isu
Berikut ini deskripsi keterkaitan isu terhadap teori Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI (Whole of Government,
Pelayanan Publik, dan Manajemen ASN
Tabel 3.1: Relevansi isu terhadap kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
37
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
No Isu
Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN
(1) (2) (3) (4) (5)
Diabetes Mellitus dalam berobat stakeholder dalam menangani pelayanan publik yang maksimal untuk memberikan pelayanan publik
pasien yang tidak patuh dalam tidak terlepas dari nilai konsisten secara professional.
berobat. dan komitmen dari seluruh pihak
di Puskesmas. Tolak ukur
keberhasilannya dalah terciptanya
kondisi/suasana yang terkontrol
hal ini memerlukan sinergi antara
pasien dan tenaga kesehatan.
3 Kurangnya fasilitas yang ramah Kerjasama antara kepala Dalam memberikan pelayanan Salah satu asas yang ada dalam
pasien Ibu dan Anak Puskesmas dan staff dalam yang prima kepada pasien maka manajemen ASN, yaitu keterpaduan.
mengupayakan pelayanan untuk dibutuhkan fasilitas yang Pelayanan publik yang diberikan di
ibu dan anak. memadai dan nyaman. lingkungan Puskesmas dipadukan
dengan nilai-nilai professionalitas
untuk memberikan pelayanan prima.
4 Kurangnya kesadaran pasien Koordinasi antara semua jajaran Indikator utama terselenggaranya Setiap ASN yang akuntabel
38
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
No Isu
Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN
(1) (2) (3) (4) (5)
mengenai penyakit ISPA di sekolah untuk mengefektifkan pelayanan publik yang prima diharuskan memberikan komitmen,
dan mengefesienkan pelayanan adalah dengan berpartisipasi aktif integritas moral dan tanggung jawab
kesehatan adalah tanggung jawab dalam mendorong terciptanya dalam melakukan pengelolaan agar
tenaga kesehatan. tujuan kesehatan masyarakat semuastakeholder dapat bersinergi.
untuk meningkatkan nilai-nilai Selain itu, ASN juga harus
kesadaran terhadap memberikan contoh yang baik
pengimplementasian mutu. sebagai tolak ukur.
5 Koordinasi yang efektif dan Dalam rangka mewujudkan Asas manajemen ASN adalah
Kurangnya kesadaran pasien
efisien antara semua pihak yang pelayanan publik yang prima, profesionalitas dalam melakukan
mengenai penyakit
ada di sekolah merupakan salah maka setiap ASN harus berperan suatu kegiatan. Dalam melakukan
Tubercullosis
satu aspek penunjang peningkatan aktif dalam pemberian kegiatanharus memberikan contoh
pemahaman masyarakat. pemahaman kepada masyarakat. yang baik dalam diri seorang ASN.
39
D. Sumber Isu
Sumber isu yang dijadikan rancangan aktualisasi bersumber dari unit kerja
yaitu Puskesmas Benteng.
N A P K L
ISU Jumlah Peringkat
o (1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
40
Angka 2: Kurang Gawat/Mendesak
N U S G
ISU Jumlah Peringkat
o (1-5) (1-5) (1-5)
41
Dari analisis kriteria isu dengan alat analisis APKL dan USG tersebut maka
muncullah peringkat isu “Terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit
menular ke penyakit tidak menular khususnya Penyakit Hipertensi dan
Diabetes Mellitus.”
F. Core Isu
“Terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak
menular khususnya penyakit Hipertensi dan Diabetes Mellitus.”
G. Analisis Dampak
Dampak negatif : jumlah pasien penyakit tidak menular akan semakin bertambah
dan angka mortalitas akibat penyakit tersebut akan semakin meningkat.
Berdasarkan core isu yang diangkat yaitu Terjadinya pergeseran pola penyakit
dari penyakit menular ke penyakit tidak menular khususnya Penyakit Hipertensi
dan Diabetes Mellitus, maka gagasan pemecahan isu yang akan dilakukan yaitu
“Penyuluhan terkait penyakit tidak menular khususnya penyakit Hipertensi
dan Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Benteng.
42
I. Matrix Rencana Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)
Konstribusi Penguatan
Keterkaitan Subtansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil terhadap Visi dan terhadap nilai
Mata Pelatihan
Misi Organisasi organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Melakukan - Dokumentasi 1. Dalam melakukan konsultasi dengan Dengan melakukan Pada kegiatan ini
konsultasi pertemuan dengan kegiatan rekan kerja apalagi dengan pimpinan konsultasi dengan
mengandung nilai
dengan kepala Kepala Puskesmas seorang ASN harus dapat kepala puskesmas
Puskemas Benteng menggunakan bahasa yang baik, maka dapat ASN dan sejalan
Benteng 2. Membahas kegiatan bersikap sopan dan santun, mewujudkan misi
dengan tata nilai
mengenai konsep aktualisasi yang mengutarakan maksud dengan jelas Puskesmas
kegiatan serta akan dilakukan dan mudah dipahami. kegiatan ini Benteng : organisasi yaitu
meminta 3. Meminta mengandung nilai “Etika Publik”.
Meningkatkan “Siaga” (Senyum,
persetujuan. bimbingan dan Dengan adanya hal tersebut, akan
arahan terhadap terjalin komunikasi yang baik, apa kualitas SDM dan Inovatif, Adil dalam
rencana kegiatan - Catatan hasil yang kita sampaikan pada pimpinan
penunjang pelayanan, Gerakan
4. Mencatat hasil pertemuan atau pun sebaliknya dapat saling
pertemuan dengan dipahami. pelayanan semangat pelayanan
kepala Puskesmas 2. Dalam melakukan suatu kegiatan
kesehatan prima dan Amanah)
Benteng - Surat dibutuhkan perencanaan strategis,
5. Membuat Surat persetujuan yang outputnya dalam bentuk Surat
persetujuan dari yang telah pernyataan dukungan yang disetujui
pimpinan tentang ditandatangani oleh pimpinan, sebagai dasar untuk
pelaksanaan melakukan kegiatan. Hal ini
kegiatan menyangkut nilai Akuntabilitas,
karena dengan adanya surat
persetujuan atas perencanaan
kegiatan, menunjukan rasa tanggung
jawab, transparan.
3. Dalam koordinasi yang dilakukan
kepada pimpinan ASN senantiasa
menjaga sikap saling hormat
menghormati dalam melakukan kerja
sama. ASN tidak boleh memaksakan
kehendaknya. Hal ini menyangkut
43
nilai “nasionalisme”
4. Melakukan komunikasi dengan
pimpinan merupakan perwujudan
aspek WOG, karena kegiatan ini
terlaksana karena adanya koordinasi
antara berbagai pihak.
5. Dalam melakukan konsultasi kepada
pimpinan dikemukakan secara berani
dan transparan, jujur, dan
bertanggung jawab sesuai nilai “Anti
Korupsi”
2 Membuat materi 1. Membuat materi - Materi edukasi 1. Dalam rangka mencapai pemahaman Dengan Dalam membuat
video edukasi edukasi pasien Puskesmas mengenai penyakit terlaksananya
- Catatan hasil video edukasi ini
2. Mengonsultasikan tidak menular saya membuat inovasi pembuatan video
ide, gagasan terkait konsultasi baru melalui pembuatan sarana video maka dapat haruslah memiliki
guna mendapatkan edukasi. Saya berusaha membuat mewujudkan misi ke
tata nilai organisasi
dukungan dari video yang dapat dimengerti dengan 1 Puskesmas
teman sejawat mudah oleh yang menyaksikannya. Benteng, yaitu : yaitu “Siaga”
3. Melakukan - Rekaman video Hal ini berhubungan dengan Memberikan
yang belum (Senyum, Inovatif,
perekaman video “komitmen mutu”. pelayanan
4. Melakukan diedit 2. Jujur dalam memberikan informasi kesehatan yang Adil dalam
pengeditan video yang akan dimuat dalam video. ramah, cepat, tepat,
- Rekaman video pelayanan, Gerakan
5. Finalisasi video Dalam melakukan konsultasi kepada nyaman, bermutu
yang telah diedit teman sejawat dilakukan dengan cara dan professional semangat pelayanan
ramah dan sopan, santun senantiasa
prima dan Amanah)
bersikap hormat. Hal ini sesuai
berhubungan nilai dasar ASN “Etika
Publik”.
3. Dalam materi video saya
menggunakan Bahasa Indoesia agar
masyarakat dapat dengan mudah
memahami maksud dari video yang
saya buat. Dalam melaksanakan
konsultasi, saya tidak memaksakan
kehendak kepada teman sejawat agar
mengikuti ide gagasan saya. Dalam
44
proses membuat video ini saya
menggunakan biaya sendiri. Hal ini
berhubungan dengan nilai dasar ASN
“nasionalisme”.
4. saya menyampaikan ide gagasan saya
secara transparan kepada teman
sejawat. Saat berkonsultasi dengan
teman sejawat, saya memaparkan
kejelasan target dari ide gagasan yang
ingin saya laksanakan. Hal ini
berhubungan dengan nilai dasar ASN
“akuntabilitas”.
5. Melakukan komunikasi dengan teman
sejawat merupakan perwujudan aspek
WOG, karena kegiatan ini terlaksana
karena adanya koordinasi antara
berbagai pihak.
3. Mempersiapkan 1. Peninjauan lokasi - Tempat 1. Saat melakukan konsultasi dengan Sesuai dengan misi 1 Pada kegiatan ini
lokasi sebagai pemutaran video pemutaran pimpinan saya menyampaikan target Puskesmas Benteng :
mengandung nilai
tempat untuk video saya bahwa tempat yang saya 1. Memberikan
pemutaran video harapkan adalah tempat yang strategis ASN dan sejalan
pelayanan
dan mudah ditemukan. Dalam
2. Berkoordinasi - Jadwal kegiatan dengan tata nilai
melakukan setting saya bertanggung kesehatan yang
dengan teman jawab penuh terhadap fasilitasi organisasi yaitu
sejawat mengenai ramah, cepat,
ruangan atau tempat yang telah
jadwal kegiatan “Siaga” (Senyum,
disetujui oleh pimpinan. tepat, nyaman
3. Setting tempat - Dokumentasi “akuntabilitas” Inovatif, Adil dalam
pemutaran video pemutaran bermutu dan
2. setting video dibuat seinovatif
video pelayanan, Gerakan
mungkin agar menarik perhatian professional
masyarakat . ‘komitmen mutu” semangat pelayanan
3. Dalam mempersiapkan tempat untuk
prima dan Amanah)
pemutaran video,saya tetap
berkonsultasi dengan pimpinan dan
teman sejawat serta senantiasa
kegiatan dilakukan dengan bersikap
sopan, santun dan ramah. Hal ini
45
berhubungan dengan nilai dasar ASN
“Etika publik”
4. Saat menyusun jadwal saya secara
jujur dan disiplin memperlihatkan
jadwal dinas saya di puskesmas agar
kegiatan saya tidak berbenturan
dengan kegiatan yang lain.
“antikorupsi”
5. Dalam mempersiapkan tempat untuk
pemutaran video ini saya
menyediakan akses yang mudah bagi
pengunjung untuk menyaksikan video
ini. tempat yang saya gunakan
sebagai tempat pemutaran video ini
dapat diakses oleh semua pihak,
mudah ditemukan dan gratis.
“pelayanan publik”
4. Memberikan 2. Mempersiapkan - Materi 1. Dalam mempersiapkan bahan Dengan Pada kegiatan ini
edukasi kepada bahan presentasi presentasi presentasi ini saya membuat materi terlaksananya
mengandung nilai
masyarakat untuk penyuluhan penyuluhan secara detail sesuai target penyuluhan kepada
mengenai kesehatan yang akan saya capai, sesuai dengan masyarakat tentang ASN dan sejalan
penyakit tidak 3. Berkoordinasi - Catatan hasil format yang ditetapkan/konsisten serta penyakit tidak
koordinasi dengan tata nilai
menular di tiap dengan pemegang mudah dipahami oleh masyarakat luas menular sesuai misi
kelurahan program Penyakit dan materi penyuluhan dapat pertama yaitu : organisasi yaitu
bekerjasama tidak menular dipertanggung jawabkan. Memberikan
“Siaga” (Senyum,
dengan (PTM) untuk “akuntabilitas”
pelayanan
pengelola melakukan 2. Dalam menentukan waktu pelaksanaan Inovatif, Adil dalam
program PTM di penyuluhan - Jadwal penyuluhan saya tetap mengikuti kesehatan yang
pelayanan, Gerakan
Puskesmas 4. Menentukan pelaksanaan jadwal kegiatan dari pemegang
ramah, cepat, tepat,
Benteng waktu pelaksanaan program PTM, disini saya tidak semangat pelayanan
penyuluhan memaksakan kehendak saya sendiri nyaman bermutu
prima dan Amanah)
bersama dengan untuk menentukan jadwal kegiatan
dan professional
pemegang hanya saja menyampaikan bahwa
program PTM - Daftar hadir kegiatan ini harus terlaksana hanya
5. Melakukan - Notulen selama masa off kampus. Saat
46
penyuluhan kegiatan melakukan penyuluhan saya
tentang penyakit penyuluhan menggunakan bahasa indonesia yang
tidak menular baik atau bahasa daerah yang mudah
dimengerti masyarakat
“nasionalisme”
3. Dalam berkoordinasi bersama
pemegang program PTM saya tetap
bersikap hormat kepada rekan kerja
dan tetap sopan santun. “etika publik
4. Efektif dan efisien dalam memberikan
penyuluhan yang dilakukan dapat
meningkatkan pemahaman terkait
penyakit tidak menular. “komitmen
mutu”
5. Jujur dan bertanggung jawab dalam
berkoordinasi, membuat jadwal
penyuluhan dan melaksanakan
penyuluhan. “Anti Korupsi”
5 Melaksanakan 1. Menerima - Catatan hasil 1. Saat menerima kunjungan tidak Dengan Pada kegiatan ini
screening membeda-bedakan pelayanan pada terlaksananya
kunjungan pemeriksaan mengandung nilai
penyakit tidak pengunjung. hasil pemeriksaan pelayanan kesehatan
menular pasien/masyarakat tekanan darah disampaikan secara maka dapat ASN dan sesuai
jujur dan transparan kepada pasien. mewujudkan misi
2. Melakukan dengan tata nilai
evaluasi dilakukan sebagai salah satu yaitu :
anamnesis singkat bentuk pertanggungjawaban terhadap Memberikan organisasi yaitu
efektifitas kegiatan yang
terkait kesehatan pelayanan “Siaga” (Senyum,
dilaksanakan. hasil evaluasi dari
dan pengetahuan edukasi yang telah dilakukan kesehatan yang Inovatif, Adil dalam
disampaikan secara jujur tanpa
tentang penyakit ramah, cepat, tepat, pelayanan, Gerakan
adanya rekayasa. “akuntabilitas.
tidak menular 2. anamnesis yang dilakukan diharapkan nyaman bermutu semangat pelayanan
dapat memperoleh informasi
3. Melakukan dan professional prima dan Amanah)
kesehatan pengunjung serta
pemeriksaan pengetahuan awal pengunjung
tentang penyakit tidak menular.
tekanan darah dan
edukasi tentang penyakit tidak
47
gula darah - Motivasi pasien menular bersifat baru namun tetap
informatif dan sederhana sehingga
4. Melakukan edukasi
mudah dimengerti dan dapat
tentang penyakit meningkatkan pemahaman terkait
dengan penyakit tidak menular dan
tidak menular
komplikasinya “komitmen mutu
3. saat menerima kunjungan tidak
membedakan-bedakan pengunjung
berdasarkan latar belakang sosialnya.
dalam melakukan edukasi saya
menggunakan bahasa Indonesia atau
bahasa daerah yang mudah
dimengerti oleh masyarakat. Edukasi
yang dilaksanakan sama kontennya
pada semua pengunjung yang datang.
Saya tidak membeda-bedakan status
sosial, pandangan politik, agama dan
sejenisnya ”nasionalisme”
4. menerima kunjungan saya bersikap
ramah dan sopan kepada pasien.
Melakukan anamnesis saya
memberikan pertanyaan dengan sikap
hormat dan santun dan tetap menjaga
kerahasian pasien. Informasi yang
disampaikan adalah informasi yang
jujur dan benar berdasarkan ilmu
kedokteran yang dimiliki. “etika
publik”
5. bersikap jujur dalam menyampaikan
hasil pemeriksaan kesehatan, dan
penerimaan kunjungan
pasien/masyarakat harus dilakukan
sesuai dengan jadwal “anti korupsi”
6. Dalam melaksanakan pelayanan
pasien penyakit tidak menular, saya
tidak membeda-bedakan pasien baik
48
dari status sosial, pandangan politik,
jenis kelamin, suku, agama dan
sejenisnya. Penyelenggaraan
pelayanan ini diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman
masyarakat terkait pengendalian
penyakit Penyakit tidak menular.
“pelayanan publik”
6 Melakukan 1. Melakukan - Rekapan data 1. Evaluasi ini dilakukan sebagai Dengan melakukan Pada kegiatan ini
evaluasi hasil hasil kuesioner evaluasi dengan
penilaian dengan salah satu bentuk pengukuran mengandung nilai
kegiatan kepala puskesmas
kuesioner terhadap efektifitas kegiatan yang maka dapat ASN dan sesuai
mewujudkan misi
2. Mengumpulkan dilaksanakan. Hasil evaluasi ini dengan tata nilai
Puskesmas
data kuesioner nantinya akan saya laporkan Benteng : organisasi yaitu
3. Mengolah data - Hasil olah data hasilnya secara transparan dan Meningkatkan “Siaga” (Senyum,
kuesioner
kuesioner tanpa rekayasa kepada bagian kualitas SDM dan Inovatif, Adil dalam
4. Mengevaluasi - Hasil evaluasi Surveilans Puskesmas Benteng penunjang pelayanan, Gerakan
kegiatan
kegiatan yang untuk ditindaklanjuti. pelayanan semangat pelayanan
telah dilaksanakan “Akuntabilitas” kesehatan prima dan Amanah)
2. Pada proses evaluasi ini saya
tidak terpengaruh oleh tekanan
atau kepentingan apapun ”Etika
Publik”
7 Menyusun 1. Bimbingan dengan - Kartu “Akuntabilitas” Dengan melakukan Pada kegiatan ini
laporan hasil bimbingan penyusunan laporan
mentor Dalam mengolah data dan menyusun mengandung nilai
aktualisasi mentor hasil aktualisasi
2. Bimbingan dengan - Kartu laporan harus bersifat transparan, netral, maka dapat ASN dan sesuai
bimbingan mewujudkan misi
coach disertai kejelasan target dan dapat dengan tata nilai
coach Puskesmas
49
3. Menyusun laporan - Laporan hasil dipertanggungjawabkan Benteng : organisasi yaitu
aktualisasi
aktualisasi “Komitmen Mutu” Meningkatkan “Siaga” (Senyum,
4. Membuat surat Mencari tahu sejauh mana dampak dan kualitas SDM dan Inovatif, Adil dalam
- Surat komitmen
komitmen yang yang ditanda efektifnya kegiatan aktualisasi yang telah penunjang pelayanan, Gerakan
ditandatangani tangani dilaksanakan semangat pelayanan
pelayanan
5. Membuat - Testimoni “Anti Korupsi” prima dan Amanah)
kesehatan
testimoni Salah satu nilai anti korupsi yaitu
tanggung jawab, di mana seorang ASN
harus selalu menyelesaikan pekerjaan
atau tugas secara tuntas. Oleh karena itu
perlu dilakukan proses evaluasi dan
penyusunan laporan hingga tuntas.
“Manajemen ASN”
Melakukan evaluasi kegiatan dan
menyusun laporan aktualisasi merupakan
contoh tata kelola, sehingga masuk ke
dalam nilai manajemen ASN
50
Minggu
No. Kegiatan
1 2 3 4
MelakukankonsultasidengankepalaPuskemas
Benteng
1
mengenaikonsepkegiatansertamemintapersetujuan.
Mempersiapkan lokasi
3 sebagaitempatuntukpemutaran video
Memberikanedukasikepadamasyarakat mengenai
Penyakittidakmenular di tiap kelurahan
4 Bekerjasama dengan Pengelola Program PTM di
Puskesmas Benteng
51
BAB IV
A. HASIL AKTUALISASI
52
yang terkini khususnya mengenai penyakit Hipertensi dan Diabetes Mellitus.
Selain itu, senantiasa mengonsultasikan ide dan gagasan kepada teman
sejawat terkait guna mendapatkan dukungan untuk melaksanakan kegiatan
agar nantinya dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan
aktualisasi. Setelah itu, melakukan perekaman video edukasi. Setelah
dilakukan perekaman tahap selanjutnya adalan melakukan pengeditan video.
Setelah video diedit, maka menghasilkan video edukasi yang siap untuk
ditayangkan kepada masyarakat. kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 04,
05 dan 07 Oktober 2019.Hasil dari kegiatan ini diperoleh narasi video, catatan
hasil konsultasi dengan teman sejawat serta video yang belum diedit serta
video yang sudah selesai dan siap untuk ditayangkan. Kegiatan ini dilakukan
dengan mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu Komitmen Mutu, Etika Publik,
Nasionalisme, dan Akuntabilitas. Serta mendukung misi Puskesmas Benteng
yaitu “Memberikan pelayanan kesehatan yang ramah, cepat, tepat, nyaman,
bermutu dan professional.”
3. Mempersiapkan lokasi sebagai tempat untuk pemutaran video
Tahap awal dalam mempersiapkan lokasi pemutaran video adalah peninjauan
lokasi dengan pimpinan terkait tempat yang akan dijadikan lokasi pemutaran
video. Lokasi yang terpilih untuk pemutaran video edukasi tersebut adalah di
ruang tunggu pasien yang berlokasi di Puskesmas Benteng agar sembari
menunggu pasien dapat sekaligus menyaksikan tayangan video edukasi dan
mendapatkan informasi dari video tersebut. Selanjutnya berkordinasi dengan
teman sejawat mengenai jadwal kegiatan pemutaran video tersebut dan tahap
terakhir adalah setting tempat pemutaran video. Kegiatan ini
dilaksanakanpada tanggal 09, 10 dan 11 Oktober 2019. Kegiatan pemutaran
video dilakukan mulai tanggal 12 Oktober 2019.Kegiatan ini dilakukan
dengan mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu Pelayanan Publik,
Akuntabilitas, Komitmen Mutu, Etika Publik, dan Anti Korupsi. Serta
mendukung misi Puskesmas Benteng yaitu “Memberikan pelayanan
kesehatan yang ramah, cepat, tepat, nyaman, bermutu dan professional.”
53
4. Memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyakit tidak menular di
tiap Kelurahan bekerjasama dengan pengelola program PTM di Puskesmas
Benteng
Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan penyuluhan ke tiap Kelurahan
yang masuk kedalam wilayah kerja Puskesmas Benteng yaitu Kelurahan
Salekoe, Kelurahan Benteng, Kelurahan Malatunrung serta Kelurahan
Surutanga.Dalam pelaksanaan kegiatan yang pertama dilakukan adalah
mempersiapkan materi penyuluhan, kemudian berkoordinasi dengan
pengelola program Penyakit Tidak Menular untuk melakukan penyuluhan.
Setelah itu, menentukan jadwal pelaksanaan penyuluhan yang disesuaikan
dengan jadwal program PTM yang telah ada. kegiatan ini berlangsung selama
beberapa hari yaitu, tanggal 05, 12, 14, 15, 16, 17 dan 19 Oktober 2019.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, dan Komitmen Mutu. Serta
mendukung misi Puskesmas Benteng yaitu “Memberikan pelayanan
kesehatan yang ramah, cepat, tepat, nyaman, bermutu dan professional.”
5. Melaksanakan pelayanan kesehatan kepada pasien penyakit tidak menular
Kegiatan yang dilakukan adalah menerima kunjungan pasien/masyarakat
kemudian melakukan anamnesis singkat terkait kesehatan dan pengetahuan
tentang penyakit tidak menular. Setelah itu melakukan pemeriksaan tekanan
darah dan gula darah pasien dan mencatat hasil pemeriksaan tersebut, apabila
pasien memiliki tekanan darah yang tinggi ataupun gula darah yang tinggi
pasien dianjurkan untuk berkujung ke Puskesmas. Selain itu juga memberikan
edukasi kepada pasien tentang pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak
Menular. kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan penyuluhan ke
kelurahan-kelurahan yaitupada tanggal 15, 16, 17 dan 19 Oktober 2019 di
Kelurahan Salekoe, Kelurahan Benteng, Kelurahan Malatunrung, serta di
Kelurahan Surutanga. Kegiatan ini dilakukan dengan mengaplikasikan nilai
ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
Anti Korupsi dan Pelayanan Publik. Serta mendukung misi Puskesmas
54
Benteng yaitu “Memberikan pelayanan kesehatan yang ramah, cepat, tepat,
nyaman, bermutu dan professional.”
6. Melakukan evaluasi hasil kegiatan
Kegiatan evaluasi ini dilakukan sebagai bentuk pengukuran terhadap
efektifitas kegiatan yang telah dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan adalah
mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan, melakukan penilaian
pemahaman peserta penyuluhan dengan kuesioner, mengumpulkan data hasil
kuesioner serta mengolah data kuesioner. Penilaian pemahaman peserta
penyuluhan dikategorikan menjadi baik, sedang dan kurang berdasarkan
jumlah jawaban benar. Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 15 Oktober
sampai dengan 26 Oktober 2019. Kegiatan ini dilakukan dengan
mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas, dan Etika Publik, serta
mendukung misi Puskesmas Benteng yaitu “Meningkatkan kualitas SDM dan
penunjang pelayanan kesehatan.”
7. Menyusun laporan hasil aktualisasi
Mengolahsemua data dan menyusunnya menjadi sebuah laporan aktualisasi
serta penandatanganan surat pernyataan komitmen, Dalam kegiatan ini
peserta selalu berkonsultasi dengan mentor dan coach untuk meminta arahan
terkait format dan sistematika penulisan laporan.Kegiatan ini berlangsung
mulai tanggal 28 Oktober sampai dengan 04 November 2019. Kegiatan ini
dilakukan dengan mengaplikasikan nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Komitmen Mutu, Anti Korupsi dan menerapkan nilai Manajemen ASN. serta
mendukung misi Puskesmas Benteng yaitu “Meningkatkan kualitas SDM dan
penunjang pelayanan kesehatan.”
55
A. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Konstribusi
Keterkaitan terhadap Pengua
Tahapan
Kegiatan Output/ Hasil Subtansi Visi dan terhadap
Kegiatan
Mata Pelatihan Misi organis
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Melakukan 6. Melakukan 6. Etika Publik : Terlaksananya Terlaksananya
konsultasi pertemuan dengan komunikasi yang penerapan misi
nilai organisasi
dengan kepala Kepala Puskesmas baik, penyampaian “Meningkatkan
Puskemas Benteng maksud yang kualitas SDM dan “Siaga” (Sen
Benteng 7. Membahas kegiatan mudah dipahami penunjang
Inovatif, Adil d
mengenai konsep aktualisasi yang dapat terlaksana pelayanan
kegiatan serta akan dilakukan 7. Akuntabilitas : kesehatan.” pelayanan, Ge
meminta 8. Meminta rasa tanggung
semangat pela
persetujuan. bimbingan dan jawab, transparansi
arahan terhadap konsep kegiatan prima dan Amana
rencana kegiatan (Jumat, 04 Oktober 2019) terlaksana.
8. Nasionalisme :
9. Mencatat hasil Catatan hasil pertemuan Saling hormat
pertemuan dengan menghormati,
kepala Puskesmas musyawarah
Benteng terlaksana.
9. WOG : koordinasi
antara berbagai
pihak terlaksana.
10. Anti Korupsi :
56
10. Membuat Surat konsultasi kepada
persetujuan dari pimpinan secara
pimpinan tentang berani dan
pelaksanaan transparan, jujur,
kegiatan dan bertanggung
jawab terlaksana.
57
guna mendapatkan memaksakan
dukungan dari kehendak kepada
teman sejawat teman sejawat dapat
terlaksana.
4. Akuntabilitas :
kejelasan target,
transparansi kepada
teman sejawat dalam
pembuatan video
(Jumat, 04 Oktober 2019) dapat terlaksana.
Catatan hasil pertemuan 5. WOG : koordinasi
antara berbagai
pihak terlaksana.
8. Melakukan
perekaman video 4. Kegiatan perekaman video
58
9. Melakukan
pengeditan video
(Sabtu, 05 Oktober 2019)
59
10. Finalisasi video
60
4. Antikorupsi :
Perilaku jujur dan
disiplin dapat
terlaksana.
5. Pelayanan publik :
Transparan dan
aksesibel kepada
publik dapat
terlaksana.
3. Setting tempat
pemutaran video
61
(Jumat, 11 Oktober 2019)
Pemutaran video
62
penyakit tidak dalam pelayanan Inovatif, Adil d
menular di tiap mempersiapkan
kesehatan yang pelayanan, Ge
kelurahan materi presentasi
bekerjasama terlaksana. ramah, cepat, semangat pela
dengan 2. Nasionalisme
tepat, nyaman prima dan Amana
pengelola Tidak memaksakan
program PTM di 7. Berkoordinasi kehendak dan cinta bermutu dan
Puskesmas dengan pemegang (Jumat, 04 Oktober 2019) tanah air terlaksana.
professional.”
Benteng program Penyakit 3. Etika Publik
tidak menular Sopan, santun,
(PTM) untuk Koordinasi dengan pengelola PTM hormat, jujur, tidak
melakukan diskriminatif
penyuluhan terlaksana
4. Komitmen Mutu
- Efektif dan efisien
dalam memberikan
penyuluhan
terlaksana
5. Anti korupsi
(Sabtu, 05 Oktober 2019) Jujur dan
bertanggung jawab
sterlaksana
63
8. Menentukan
waktu pelaksanaan
penyuluhan
bersama dengan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
pemegang Penyuluhan
program PTM
64
(Selasa, 15 Oktober 2019)
Notulen Kegiatan
65
Kelurahan Salekoe
66
Notulen kegiatan
Kelurahan Malatunrung
67
(Kamis, 17 Oktober 2019)
Daftar hadir pasien
Notulern Kegiatan
68
Kelurahan Surutanga
69
Notulen kegiatan
70
penyakit tidak kunjungan (15,16,17 dan 19 Oktober 2019) transparan dalam penerapan misi nilai organisasi
menular pasien/masyarakat melaksanakan
“Memberikan “Siaga” (Sen
Catatan hasil pemeriksaan pelayanan
2. Melakukan kesehatan pelayanan Inovatif, Adil d
anamnesis singkat terlaksana.
kesehatan yang pelayanan, Ge
terkait kesehatan
2. Komitmen mutu :
Inovatif dan efektif ramah, cepat, semangat pela
dan pengetahuan terlaksana.
tepat, nyaman prima dan Amana
tentang penyakit 3. Nasionalisme :
Cinta tanah air dan bermutu dan
tidak menular
tidak diskrimatif
professional.”
terlaksana.
3. Melakukan 4. Etika publik :
Jujur, Bertanggung
pemeriksaan jawab, sopan,
tekanan darah dan (Sabtu, 19 Oktober 2019) santun,
gula darah Motivasi pasien berintegritas tinggi
terlaksana.
5. Anti korupsi :
Jujur dan
Bertanggung jawab
terlaksana.
6. Pelayanan publik:
Tidak diskriminatif
dan efektif
terlaksana.
4. Melakukan (selasa, 15 Oktober 2019)
edukasi tentang
71
penyakit tidak
menular
data kuesioner
72
Hasil olahan data kuesioner
7. Mengolah data
kuesioner
8. Mengevaluasi
kegiatan yang
telah dilaksanakan
73
7 Menyusun 6. Bimbingan dengan Foto bimbingan 1. Akuntabilitas : Terlaksananya Terlaksananya
laporan hasil penerapan misi
mentor Transparan, netral, nilai organisasi
aktualisasi Puskesmas
disertai kejelasan Benteng : “Siaga” (Sen
“Meningkatkan
target dan dapat Inovatif, Adil d
kualitas SDM
dipertanggungjawab pelayanan, Ge
danpenunjang
kan terlaksana. semangat pela
pelayanan
2. Komitmen Mutu : prima dan Amana
kesehatan.”
Mencari tahu sejauh
(Jumat, 25 Oktober 2019)
mana dampak dan
efektifnya kegiatan
7. Bimbingan dengan
aktualisasi yang
coach
telah dilaksanakan
terlaksana.
3. Anti Korupsi :
(minggu, 27 Oktober 2019) Bertanggung jawab
terlaksana.
4. Manajemen ASN :
Tata kelola terlaksana.
74
8. Menyusun laporan
aktualisasi
Surat komitmen
9. Membuat surat
komitmen yang
ditandatangani
Pimpinan
puskesmas
75
10. Membuat
testimoni
sejawat dokter
Pengelola PTM
76
Masyarakat
77
B. ANALISIS DAMPAK
Nilai-nilai dasar yang perlu diterapkan dalam menjalankan tugas sebagai
seorang ASN meliputi Akuntabiitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi. Selain itu pengetahuan tentang kedudukan dan peran
ASN untuk melaksanakan fungsinya sebagai pelayan publik, pelaksana
kebijakan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa sangat diperlukan
dengan menggunakan perspektif Whole of Government, Manajemen ASN,
dan Pelayanan Publik. Melalui kegiatan aktualisasi nilai dasar ASN serta
kedudukan dan peran ASN di tempat kerja maka seorang ASN dapat langsung
menerapkan nilai-nilai ini dan merasakan manfaatnya dalam pencapaian visi
misi organisasi.
1. DAMPAK KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELAJARAN
Berikut ini adalah dampak apabila nilai-nilai dasar profesi ASN tidak
diaplikasikan dalam kegiatan aktualisasi:
a. Akuntabilitas :
78
memberikan izin untuk melanjutkan kegiatan
karena dianggap tidak dapat bertanggung jawab
terhadap kegiatan yang akan dilakukan.
79
dapat menyebabkan target yang ingin dicapai
tidak tersampaikan dengan baik sehingga akan
menyebabkan kendala dalam pelaksanaannya.
80
tanggung jawab sehingga dapat menyebabkan
pelayanan kesehatan tidak terlaksana dengan
baik.
b. Nasionalisme :
81
Tahapan Melakukan konsultasi dengan kepala
Kegiatan Puskemas Benteng mengenai konsep
kegiatan serta meminta persetujuan.
Dampak Positif Dengan adanya nilai nasionalisme pada saat
melakukan konsultasi dapat menciptakan
budaya saling hormat-menghormati kepada
atasan, serta tidak memaksakan kehendak agar
tujuan dari kegiatan dapat tercapai dengan baik
atas persetujuan dari pimpinan.
Dampak Negatif Apabila nilai nasionalisme tidak diterapkan
maka tidak akan ada persetujuan dari pimpinan
sehingga kegiatan tidak dapat berjalan.
82
Dampak Positif Dengan adanya nilai nasionalisme yaitu tidak
memaksakan kehendak saat melakukan
koordinasi dengan pemegang program PTM di
Puskesmas Benteng maka akan tercapai
kesepakatan jadwal pelaksanaan kegiatan, serta
saat melakukan penyuluhan menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar agar
materi penyuluhan dapat tersampaikan dengan
baik dan dapat dimengerti.
Dampak Negatif Apabila nilai nasionalisme tidak diterapkan
maka tidak akan tercapai persetujuan dari
pengelola program sehingga penyuluhan tidak
dapat terlaksana.
c. Etika Publik :
83
Tahapan Melakukan konsultasi dengan kepala
Kegiatan Puskemas Benteng mengenai konsep
kegiatan serta meminta persetujuan.
Dampak Positif Prinsip etika adalah bagaiman membuat diri
sendiri dan orang lain merasa nyaman. Dalam
melakukan kegiatan yang membutuhkan
interaksi dengan orang lain, etika publik sangat
penting. Dalam kegiatan ini sangat diperlukan
etika publik, agar proses komunikasi berjalan
baik. Tidak ada kesalahpahaman, sehingga
tujuan konsultasi dapat tercapai. Peserta
mengetahui arahan dari pimpinan dan dapat
merancang serta melaksanakan kegiatan
aktualisasi dengan baik.
Dampak Apabila dalam kegiatan ini tidak menerapkan
Negatif etika publik, maka dapat membuat pimpinan
merasa tidak dihargai, sehingga komunikasi
tidak berjalan dengan baik, peserta tidak
mengerti arahan dari pimpinan, sehingga tidak
dapat melaksanakan kegiatan aktualisasi
dengan baik.
84
Dampak Jika tidak menerapkan nilai etika publik maka
Negatif masyarakat tidak akan memberikan
kepercayaan kepada kita sehingga tujuan dari
kegiatan tidak dapat tercapai.
85
sopan santun dalam berbahasa maka
kepercayaan masyarakat tidak akan tercapai.
d. Komitmen Mutu :
86
Tahapan Membuat materi video edukasi
Kegiatan
Dampak Positif Dalam membuat materi video edukasi apabila
menerapkan nilai komitmen mutu maka
memberikan inovasi baru dalam rangka
mencapai pemahaman masyarakat mengenai
PTM, serta membuat video yang mudah untuk
dimengerti oleh masyarakat agar tujuan dari
pembuatan video edukasi tercapai.
Dampak Negatif Apabila komitmen mutu tidak dilaksanakan
maka tidak akan tercipta inovasi baru dalam
rangka pencapaian pemahaman masyarakat
tentang PTM sehingga tujuan edukasi tidak
dapat tercapai.
87
komitmen mutu yaitu inovatif, efektif serta
efisien agar masyarakat tertarik untuk
mendengarkan materi dan tujuan pemahaman
masyarakat dapat tercapai.
Dampak Negatif Apabila tidak ada komitmen mutu maka
kegiatan edukasi akan mengalami hambatan
dan pelaksanaanya tidak akan efisien dan
efektif.
88
akan sulit untuk dinilai.
e. Anti Korupsi :
89
Program PTM di Puskesmas Benteng
Dampak Positif Jujur dan bertanggung jawab dalam
berkoordinasi dengan pengelola program PTM,
membuat jadwal penyuluhan dan
melaksanakan penyuluhan sehingga kegiatan
dapat terlaksana dengan baik dan dapat
dipercaya oleh masyarakat.
Dampak Negatif Jika tidak menerapkan nilai anti korupsi maka
kegiatan tidak dapat terlaksana dan tidak
tercapainya kepercayaan masyarakat.
90
Berikut ini adalah dampak apabila pengetahuan tentang kedudukan dan
peran ASN tidak diaplikasikan dalam kegiatan:
a. Manajemen ASN :
Dalam mewujudkan ASN yang profesional untuk menghadapi
berbagai rintangan, dibutuhkan manajemen ASN. Jika manajemen
ASN tidak diterapkan maka akan berpengaruh pada rendahnya
kinerja seorang ASN. Dalam kegiatan konsultasi dengan kepala
Puskesmas terkait rencana kegiatan serta koordinasi dengan rekan-
rekan staf Puskesmas, bila tidak ada manajemen ASN maka kegiatan
ini tidak dapat dilaksanakan dengan baik, peserta pelatihan dasar
tidak akan mengetahui isu di tempat kerjanya dan tidak akan mampu
memecahkan isu tersebut. Dengan menerapkan manajemen ASN
maka kegiatan manajemen berupa kurangnya pemahaman
masyarakat mengenai penyakit Tidak Menular.
Dalam kegiatan penyusunan laporan aktualisasi, bila tidak ada
manajemen ASN maka laporan bisa saja tidak dapat diselesaikan
tepat waktu.Sebaliknya, dengan adanya manajemen yang baik maka
kegiatan terlaksana tepat waktu.
b. Pelayanan Publik :
Setiap kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat termasuk dalam pelayanan publik.Pelayanan publik
merupakan segala bentukkegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan
penerima pelayanan. Dalam kegiatan pemberian materi edukasi
mengenai Penyakit Tidak Menular dan kegiatan pelayanan kesehatan
jika seorang ASN tidak menyadari bahwa kegiatan tersebut adalah
91
bentuk pelayanan publik, maka dampak yang akan terjadi adalah
Masyarakat, staf dan Puskesmas tidak akan mendapat manfaat dan
pemahaman mengenai penyakit hipertensi.
Tugas Pokok dokter adalah melakukan pelayanan dalam bidang
kesehatan yang baik, adil sesuai dengan sumpah jabatannya. Apabila
dalam melaksanakan kegiatan ini didasarkan atas prinsip pelayanan
publik, maka tentu kegiatan akan dilaksanakan dengan sebaik
mungkin, dengan mengutamakan kepuasan pasien/masyarakatrekan-
rekan staf puskesmas Bentengyang menjadi sasaran kegiatan.
c. Whole of Goverment :
Whole of Govermentmenekankan pada pelayanan yang
terintegrasi dengan prinsip kolaborasi, kerjasama, dan koordinasi
maupun konsultasi. Dalam kegiatan pertama yaitu melakukan
konsultasi dengan kepala Puskemas Benteng mengenai konsep
kegiatan serta meminta persetujuan, kegiatan kedua membuat materi
video edukasi,kegiatan ketiga adalah mempersiapkan lokasi sebagai
tempat pemutaran video, kegiatan keempat yaitu memberikan
edukasi kepadamasyarakat mengenai penyakit tidak menular di tiap
kelurahan bekerjasama dengan pengelola program PTM di
Puskesmas Benteng,kegiatan kelima melaksanakan pelayanan
kesehatan kepada pasien penyakit tidak menular, kegiatan keenam
yaitu melakukan evaluasi hasil kegiatan. Dampak negatif bila tidak
menerapkan Whole of Government maka tidak akan terjalin
kerjasama yang baik antara pelaksana aktualisasi dengan pimpinan
dalam hal ini Kepala Puskesmas, juga tidak akan terjalin kolaborasi
yang baik antara pelaksana kegiatan dengan seluruh staf terutam
pemegang program di Puskesmas Benteng. Dampak positif
penerapan WoG dalam kegiatan ini adalah terjalin kerjasama dan
koordinasi yang baik sehingga program dapat berjalan dengan
lancar.Selain itu juga mendapatkan masukan dan saran dari semua
92
pihak yang ada di Puskesmas demi terlaksananya dan tercapainya
tujuan aktualisasi.
Selain itu, kegiatan ketujuh atau kegiatan terakhir yaitu
menyusun laporan hasil aktualisasi. Dampak negatif jika tidak
menerapkan nilai WoG, maka penyusunan laporan tidak akan
diselesaikan dengan baik. Begitupun sebaliknya, jika WoG
diterapkan dengan baik akan menghasilkan laporan sesuai dengan
yang diharapkan.
93
tersebut.Selain itu ada nilai-nilai organisasi yang menjadi dasar perilaku
tenaga kesehatan dalam upaya pencapaian visi misi organisasi. Berikut ini
adalah dampak terhadap penguatan nilai organisasi Puskesmas Benteng
yaitu “SIAGA” (Senyum, Inovatif, Adil dalam pelayanan, Gerakan
semangat pelayanan prima dan Amanah):
a. Senyum
Apabila kita menerapkan nilai “Senyum” dalam kegiatan ini maka
kegiatan ini akan terlaksana dengan baik, masyarakat akan lebih
nyaman dan percaya pada petugas kesehatan. Apabila nilai ini tidak
diterapkan pasien akan merasa tidak nyaman dan kegiatan tidak akan
berjalan dengan baik.
b. Inovatif
Inovatif adalah kemampuan seseorang dalam mendayagunakan
kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan karya baru. Inovatif
adalah menciptakan sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada
atau menciptakan sesuatu yang sama sekali berbeda untuk
memberikan hasil pekerjaan yang lebih memuaskan. Apabila nilai
ini diterapkan dalam pelaksanaan aktualisasi makahasil dari
pekerjaan yang kita jalankan akan semakin memuaskan dan sesuai
dengan target yang anak kita capai.
c. Adil Dalam Pelayanan
Dengan adanya nilai adil dalam pelayanan maka dalam memberikan
edukasi dan pelayanan medis kepada pasien sesuai dengan aturan
yang berlaku secara konsisten kepada semua orang dan tidak
membeda-bedakan pasien serta memberikan pelayanan yang sesuai
dengan haknya. Apabila nilai ini kita terapkan maka akan
memberikan rasa percaya, rasa nyaman, dan meningkatkan kepuasan
masyarakat.Apabila nilai ini tidak diterapkan maka masyarakat tidak
akan puas atas pelayanan yang kita berikan.
d. Gerakan semangat pelayanan prima
94
Gerakan semangat pelayanan prima yang dimaksud adalah
memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada masyarakat sehingga
tercapai kepuasan atas pelayanan yang kita berikan. Dengan adanya
semangat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik
maka akan menciptakan rasa percaya dari para pengguna jasa
khususnya pasien. Namun apabila nilai ini tidak diaplikasikan maka
akan sulit untuk memberikan pelayanan yang baik dan masyarakat
akan merasa kecewa.
e. Amanah
Amanah yang dimaksud adalah jujur dan dapat dipercaya dalam
menjalankan tugas yang dibebankan serta melaksanakannya dengan
sebaik-baiknya. Apabila nilai amanah diterapkan maka akan tercapai
pelayanan yang optimal serta tercapai kepuasan masyarakat atas
pelayanan yang kita berikan.
Tabel 4.3
Hasil Analisis Nilai Rata-Rata Pemahaman Pasien
95
Sebelum Sesudah
Jumlah
Variabel n Penyuluhan Penyuluhan
pertanyaan
mean % mean %
64,3
Pengetahuan 80 20 12,86 16,50 82,50
1
Pengetahuan
68,0
tentang 80 10 6,80 8,40 84,00
0
Hipertensi
Pengetahuan
tentang 60,6
80 10 6,06 8,10 81,00
Diabetes 2
Mellitus
Dari tabel diatas didapatkan bahwa dari 20 jumlah pertanyaan, sebelum
penyuluhan pasien memiliki nilai rata-rata 64,31% jawaban yang benar dengan
nilai mean sebesar 12,86, dan setelah diberikan penyuluhan pasien memiliki
nilai rata-rata 82,50% jawaban yang benar dengan nilai mean sebesar 16,50.
Terjadi peningkatan nilai rata-rata jawaban yang benar dimana berarti terjadi
peningkatan pemahaman pasien mengenai penyakit tidak menular setelah
mendapatkan penyuluhan.
Selain itu, untuk pengetahuan tentang hipertensi dari 10 pertanyaan
kuesioner nomor 1-10 terkait hipertensi sebelum diberikan penyuluhan terdapat
68,00% jawaban benar dengan nilai mean 6,80dan setelah penyuluhan terdapat
84,00% jawaban benar dengan nilai mean 8,40. Terdapat peningkatan
pemahaman responden mengenai penyakit hipertensi.
Sedangkan untuk pengetahuan tentang diabetes mellitus dari 10
pertanyaan kuesioner nomor 11-20 terkait diabetes mellitus sebelum diberikan
penyuluhan terdapat 60,62% jawaban benar dengan nilai mean 6,06, dan
setelah diberikan penyuluhan terdapat 81,00% dengan nilai mean 8,10. Terjadi
peningkatan nilai yang menandakan adanya peningkatan pemahaman
responden dari sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan terkait penyakit
tidak menular.
Jika disajikan dengan grafik sebagai berikut:
96
NILAI RATA-RATA
PEMAHAMAN PASIEN
100.00%
95.00%
90.00%
85.00%
PERCENTAGE %
80.00%
75.00%
70.00%
65.00%
60.00%
55.00%
50.00%
Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan
97
D. KENDALA DAN SOLUSI SERTA DAMPAK APABILA KEGIATAN TIDAK DILAKSANAKAN
2 Membuat materi 1. Membuat narasi dan materi Proses pengambilan Tidak tercapainya edukasi Meminta arahan dan
98
video edukasi. video edukasi gambar dan pengeditan mengenai penyakit tidak masukan dari rekan
2. Mengonsultasikan ide, gambar membutuhkan menular melalui media yang yang mengerti tentang
gagasan terkait guna waktu yang panjang inovatif perekaman dan
mendapatkan dukungan dari karena belum terlalu pengeditan video.
teman sejawat paham tentang hal
3. Melakukan perekaman video tersebut.
4. Melakukan pengeditan video
5. Finalisasi video
3 Mempersiapkan 1. Mengonsultasikan dengan televisi yangg ada di Jika tidak dilakukan dengan Menyambungkan
lokasi sebagai tempat pimpinan terkait tempat yang ruang tunggu puskesmas baik maka video edukasi televisi dengan speaker
untuk pemutaran akan dijadikan lokasi tidak memiliki speaker tidak dapat tersampikan dan suara video
video. pemutaran video sehingga suara video dengan baik kepada dinaikkan lagi.
2. Berkoordinasi dengan teman tidak kedengaran. masyarakat.
sejawat mengenai jadwal
kegiatan
3. Setting tempat pemutaran
video
4 Memberikan edukasi 1. Mempersiapkan bahan Sulit untuk Jika tidak dilakukan Setelah berkonsultasi
99
kepadamasyarakat persentase untuk penyuluhan mengumpulkan warga penyuluhan, kurangnya dengan pengelola
mengenai Penyakit kesehatan untuk mengikuti pemahaman pasien mengenai program PTM, tempat
tidak menular di tiap 2. Berkoordinasi dengan penyuluhan di kantor penyakit tidak menular penyuluhan dan
kelurahan pemegang program Penyakit kelurahan. khususnya hipertensi dan pemeriksaan
Bekerjasama dengan tidak menular (PTM) untuk Diabetes mellitus. dilaksanakan langsung
Pengelola Program melakukan penyuluhan ke rumah-rumah warga
PTM di Puskesmas 3. Menentukan waktu di sore hari.
Benteng. pelaksanaan penyuluhan
bersama dengan pemegang
program PTM
4. Melakukan penyuluhan
tentang penyakit tidak
menular
5 Melaksanakan 1. Menerima kunjungan Pemeriksaan tekanan Apabila tidak dilaksanakan Pasien antusias untuk
pelayanan kesehatan pasien/masyarakat darah dan gula darah maka masyarakat tidak mengikuti kegiatan.
kepada pasien 2. Melakukan anamnesis singkat pasien berjalan dengan mengetahui keadaan
penyakit tidak terkait kesehatan dan baik, masyarakat antusias kesehatannya, dan tenaga
menular pengetahuan tentang penyakit untuk hadir dan semangat kesehatan juga tidak
tidak menular mendengarkan materi mengetahui keadaan warga.
100
3. Melakukan pemeriksaan penyuluhan.
tekanan darah
4. Melakukan edukasi tentang
penyakit tidak menular
6. Melakukan evaluasi 1. Mengevaluasi kegiatan yang Banyak masyarakat Jika tidak dilaksanakan Membacakan langsung
hasil kegiatan telah dilaksanakan kesulitan untuk mengisi evaluasi maka tidak dapat poin-poin kuesioner
2. Melakukan penilaian dengan kuesioner karena matanya melakukan penilaian sejauh kemudian peserta
kuesioner sudah rabun dan lupa mana keberhasilan edukasi mengisi jawabannya.
3. Mengumpulkan data membawa kacamata. yang telah kita lakukan.
kuesioner
4. Mengolah data kuesioner
7 Menyusun laporan 1. Menyusun laporan aktualisasi Ada beberapa bagian yang Tidak akan ada bukti bahwa Melakukan konsultasi
hasil aktualisasi 2. Membuat surat komitmen kurang dipahami oleh telah melaksanakan kegiatan dan meminta
yang ditandatangani pelaksana aktualisasi aktualisasi. Pelaksana bimbingan dari mentor
dalam proses penyusunan aktualisasi tidak dapat dan coach dalam
laporan aktualisasi. mengevaluasi manfaat dari penyusunan laporan
kegiatan aktualisasi yang aktualisasi.
telah dilaksanakan.
TIME TABLE KEGIATAN AKTUALISASI
101
N KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN
O Oktober November
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 0 0 0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 1 2 3 4
1 Melakukan
konsultasi dengan
kepala Puskemas
Benteng
mengenai konsep
kegiatan serta
meminta
persetujuan.
2 Membuat materi
video edukasi
3 Mempersiapkan
lokasi sebagai
tempat untuk
pemutaran video
4 Memberikan
edukasi
kepadamasyaraka
t mengenai
Penyakit tidak
menular di tiap
kelurahan
Bekerjasama
dengan Pengelola
Program PTM di
102
Puskesmas
Benteng
5 Melaksanakan
pelayanan
kesehatan kepada
pasien penyakit
tidak menular
6 Melakukan
evaluasi hasil
kegiatan
7 Menyusun
laporan hasil
aktualisasi
Hj. Hamdana, SE, M. Si Ramdani, SKM dr. Tri Arini Putri Marzaman
NIP. 197107211991032004 NIP. 19650508 198803 1 010 NIP. 19920722 201903 2
019
103
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan suatu profesi yang dituntut
bekerja secara professional sehingga menghasilkan pelayanan publik yang
berkualitas.Petugas kesehatan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) perlu
menanamkan nilai-nilai dasar profesi agar terwujudnya pelayanan yang
berkualitas sehingga masyarakat dapat menerima pelayanan yang bermutu dan
merata.
Melalui kegiatan internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai dasar
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi
(ANEKA) diharapkan mampu meningkatkan kinerja Aparatur Sipil Negara
(ASN) dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan publik yang
memiliki kompetensi mampu bekerja secara profesional demi kepentingan
masyarakat, organisasi, bangsa, dan negara.
Kegiatan aktualisasi telah dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA) serta penerapan peran dan kedudukan ASN meliputi
Manajemen ASN, Whole of Government, dan Pelayanan Publik yang
mendukung tercapainya visi misi serta nilai-nilai organisasi. Sehingga
kegiatan video edukasi, penyuluhan, dan pemeriksaan kesehatan dapat
terlaksana dengan baik. Dalam tahap aktualisasi yang berlangsung selama 30
hari kerja, telah terlaksana kegiatan terlaksana dengan baik berikut :
1. Melakukan konsultasi dengan kepala Puskemas Benteng mengenai konsep
kegiatan serta meminta persetujuan.
2. Membuat materi video edukasi.
3. Mempersiapkan lokasi sebagai tempat untuk pemutaran video.
104
4. Memberikan edukasi kepadamasyarakat mengenai Penyakit tidak menular
di tiap kelurahan bekerjasama dengan pengelola program PTM di
Puskesmas Benteng.
5. Melaksanakan pelayanan kesehatan kepada pasien penyakit tidak menular.
6. Melakukan evaluasi hasil kegiatan.
7. Menyusun laporan hasil aktualisasi.
B. SARAN
Dari kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa
saran yang dapat penulis berikan, yaitu:
1. Sebaiknya kegiatan penyuluhandapat dijadikan sebagai kegiatan rutin di
Puskesmas, sehingga mutu pelayanan lebih ditingkatkan.
2. Untuk peserta Latihan Dasar CPNS, agar penerapan nilai-nilai dasar
profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah diinternalisasikan, tidak
hanya diterapkan pada saat proses off campus (tahap aktualisasi) tetapi
harus tetap dihabituasikan dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta
menjadi role mode Aparatur Sipil Negara (ASN) lainnya di unit kerja.
Dari beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan, pelaksana aktualisasi
meminta maaf apabila ada kekurangan selama melakukan proses aktualisasi.
Semoga kegiatan yang telah dilakukan dapat bermanfaat dan diharapkan dapat
memberikan sumbangsih pemikiran atau bahan pertimbangan dalam kegiatan
aktualisasi selanjutnya.
105