Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS

DOKTER UMUM PUSKESMAS WATU ALO


KABUPATEN MANGGARAI

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN CPNS


GOLONGAN III

NAMA : dr. FLORIANA ELFIRA ROSARI DUGIS


NIP : 19850505 201412 2 001
ANGKATAN : 47
NOMOR ABSEN : 15

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
KUPANG
2016
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS
DOKTER UMUM PUSKESMAS WATU ALO
KABUPATEN MANGGARAI
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN CPNS GOLONGAN III

Diajukan sebagai syarat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar


ANEKA di tempat tugas

NAMA : dr. FLORIANA ELFIRA ROSARI DUGIS


NIP : 19850505 201412 2 001
ANGKATAN : 47
NOMOR ABSEN : 15

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
KUPANG
2016

i
LEMBAR PERSETUJUAN

PERSETUJUAN LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS


DOKTER UMUM PUSKESMAS WATU ALO KABUPATEN MANGGARAI
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN CPNS GOLONGAN III

Telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu persyaratan Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan CPNS Golongan III Angkatan 47 pada Pemerintah Provinsi
Nusa Tenggara Timur

Kupang, 11 Oktober 2016

Pembimbing, Mentor,

Daud Dara, S.Sos, M.Si Konstantinus Hati, S.ST, M.Kes


NIP.196312111986031027 NIP. 19760113 199703 1 005

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS


DOKTER UMUM PUSKESMAS WATU ALO KABUPATEN MANGGARAI
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN CPNS GOLONGAN III

Telah berhasil diseminarkan dan diterima sebagai salah satu persyaratan


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan CPNS Golongan III

Kupang, 11 Oktober 2016

Penguji, Couch,

Matheus Koly, SE Daud Dara, S.Sos, M.Si


NIP. .............................. NIP.196312111986031027

Mengetahui:
Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Nusa Tenggara Timur,

Drs. Klemens Meba, M.M


Pembina Utama Madya
NIP. 19580315 198803 1 009

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan tuntunan-
Nya sehingga laporan aktualisasi ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan
aktualisasi ini dibuat setelah penulis selesai melaksanakan kegiatan aktualisasi di
bawah arahan pembimbing dan mentor. Laporan aktualisasi ini saya susun
berdasarkan panduan yang diturunkan dari panduan LAN.1 Banyak pihak yang
membantu dalam pelaksanaan kegiatan aktualiasasi, oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Pemerintah Kabupaten Manggarai yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengikuti Diklat Prajabatan CPNS Golongan III.
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai yang telah membantu dan
memberi kesempatan dalam kegiatan aktualisasi nilai ANEKA di
lingkungan kerja.
3. Kepala Puskesmas Watu Alo berserta seluruh staf Puskesmas yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam pelaksanaan kegiatan
aktualisasi.
4. Kepala Badan Diklat Provinsi Nusa Tenggara Timur yang telah
memfasilitasi kegiatan Diklat Prajabatan CPNS Golongan III.
5. Bapak Daud Dara, S.Sos, M.Si selaku Couch yang telah menyediakan
waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan dalam
penyusunan rancangan kegiatan.
6. Bapak Konstantinus Hati, S.ST, M.Kes selaku mentor yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.
7. Rekan-rekan peserta Prajabatan angkatan 47 yang dalam kebersamaan
selalu saling memberikan bantuan dan motivasi

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
sangat mengharapkan masukan kritikan yang membangun dari pembaca.
Ruteng, Oktober 2016

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ............................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Keadaan Organisasi…………………………………………………. 5

1.3 Visi dan Misi Puskesmas Watu Alo………………………………….. 6

1.4 Struktur Organisasi Puskesmas Watu Alo………………………….... 8

1.5 Tugas dan Fungsi Dokter ……………………………………………. 8

1.6 Tujuan Aktualisasi…………………………………………………… 9

BAB II CAPAIAN AKTUALISASI


2.1 Capaian Aktualisasi ............................................................................ 10
2.2 Pengendalian Aktualisasi ................................................................... 36
2.3 Catatan Bimbingan Aktualisasi .......................................................... 49
2.4 Kendala Yang Terjadi ........................................................................ 50
2.5 Antisipasi Kendala ………………………………………………….. 50

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 51
3.2 Rekomendasi ...................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 53

v
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Halaman
Tabel 1. Jenis Ketenagaan Puskesmas Watu Alo……………………….. 6
Tabel 2. Pengendalian aktualisasi ............................................................ 36
Tabel 3. Catatan bimbingan aktualiasi ..................................................... 49
Gambar 1. Pelayanan pasien umum rawat jalan ......................................... 12
Gambar 2. Penyuluhan hipertensi untuk lansia ……………………………15
Gambar 3. Posyandu lansia ………………………………………………..18
Gambar 4. Pelayanan kesehatan bayi dan balita…………………………...21
Gambar 5. Membuat poster 7 langkah cuci tangan ………………………..22
Gambar 6. Penyuluhan PHBS untuk siswa SD …………………………....25
Gambar 7. Kunjungan rumah pada ibu nifas ………………………………29
Gambar 8. Pertemuan partisipasi dengan masyarakat …………………..…32
Gambar 9. Penyegaran kader posyandu …………………………………... 34
Gambar 10. Struktur Organisasi Puskesmas Watu Alo ……………………… 8

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara (ASN) melaksanakan kebijakan publik sesuai
dengan peraturan perundang – undangan, memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas. Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN), pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa2. Fungsi – fungsi ASN ini harus
dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan dapat dipertanggung jawabkan
kepada publik.
Akuntabilitas yang dilakukan PNS akan teruji ketika PNS tersebut
mengalami permasalahan dalam dalam transparansi dan akses informasi,
penyalahgunaan wewenang, penggunaan sumber daya milik Negara dan konflik
kepentingan. Seorang PNS dikatakan akuntabel apabila dapat mengambil pilihan
yang tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis,
melayani warga secara adil dan konsisten dakam menjalankan tugas dan
fungsinya3. Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik. Untuk itu pegawai ASN
harus memahami dan mampu mengaktualisasikan Pancasila dan semangat
nasionalisme serta wawasan kebangsaan dalam setiap pelaksanaan fungsi dan
tugasnya, sesuai bidangnya masing – masing4.
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik merupakan
refleksi tentang standar/ norma yang menentukan baik/ buruk, benar/ salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik5. Penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan bersih sudah menjadi keniscayaan di era reformasi
saat ini. Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima
sudah tidak bias ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan

1
kepercayaan publik. Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa layanan
untuk kepentingan publik menjadi tanggung jawab pemerintah6.
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Dampak korupsi tidak hanya dalam ruang
lingkup pribadi tetapi menyangkut kehidupan yang lebih luas dan jangka
panjang7. Anti korupsi merupakan sikap tegas memerangi korupsi. Memutus mata
rantai korupsi dapat di awali dari diri sendiri, baik itu korupsi dalam hal waktu,
uang, maupun tenaga.
Pelayanan publik yang dilakukan dibidang kesehatan sering kali mendapat
sorotan terutama tentang kualitas pelayanan yang kurang memuaskan. Masalah
yang terjadi salah satunya disebabkan kurangnya kesadaran PNS dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.Menuju Indonesia sehat merupakan visi dan
misi kesehatan yang perlu kita pahami bersama.Hal ini bermanfaat untuk
mencapai taraf kesehatan yang lebih baik secara menyeluruh.Untuk itulah setiap
PNS wajib menerapkan nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu dan anti korupsi dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan
publik, lebih khususnya dalam kaitan profesi di bidang kesehatan agar dapat
mencapai pelayanan kesehatan yang optimal.
Puskesmas Watu Alo terletak di Kecamatan Wae Ri’i Kabupaten
Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terdiri dari 4 desa yang masuk
dalam kategori desa-desa tertinggal.Saya sebagai dokter di Puskesmas Watu Alo
dan sudah bekerja selama 1 tahun 4 bulan, dengan permasalahan kesehatan yang
terjadi pada wilayah ini yaitu pencapaian upaya kesehatan Puskesmas masih
dibawah target berdasarkan data Januari – Desember 2015, antara lain8 :
1. Penyehatan lingkungan
a. Masih rendahnya cakupan sarana air bersih, pencapaian 61,1% .
b. Masih rendahnya cakupan kepemilikan tempat sampah, pencapaian 49,7%.
c. Masih rendahnya cakupan rumah yang memenuhi syarat, pencapaian
39,3%

2
Dari masalah – masalah ini menyebabkan tingginya kasus diare dan infeksi
saluran pernapasan atas (ISPA).Jumlah kasus diare tahun 2015 sebanyak 41
kasus, kasus ISPA sebanyak 2.110 kasus.
2. Kesehatan ibu
Masih rendahnya cakupan pelayanan nifas lengkap, target 90% dan
pencapaian hanya 88,9 %.
3. Upaya perbaikan gizi masyarakat
Balita dengan gizi kurang 20 orang, dan balita BGM (bawah garis merah) 3
orang.
4. Kasus hipertensi
Kasus hipertensi tahun 2015 sebanyak 490 kasus.

Berdasarkan beberapa masalah diatas, maka dilakukan kegiatan aktualisasi


berbasis nilai dasar profesi PNS yang merupakan salah satu upaya dalam
perbaikan masalah kesehatan yang terjadi di Puskesmas Watu Alo tahun 2015.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
optimal dan berkontribusi terhadap visi dan misi Puskesmas Watu Alo.
Kegiatan aktualisasi yang sudah saya lakukan berlandaskan nilai ANEKA antara
lain :
1. Melakukan pemeriksaan pasien umum rawat jalan.
Pelayanan pasien merupakan tugas utama seorang dokter. Saya bertugas di
puskesmas Watu alo yang merupakan puskesmas rawat jalan, dimana
dalam keseharian tugas saya sebagai dokter, saya melakukan pelayanan
pasien pada poliklinik umum rawat jalan.
2. Melakukan penyuluhan hipertensi untuk lansia.
Kasus hipertensi berdasarkan data tahun 2015 sebanyak 490 kasus dan
terutama terjadi pada lansia. Meningkatkan pemahaman lansia tentang
hipertensi melalui kegiatan penyuluhan, merupakan salah satu cara
menekan angka kejadian kasus hipertensi di puskesmas Watu alo.

3
3. Melakukan posyandu lansia.
Pelayanan pasien lansia melalui kegiatan posyandu merupakan suatu
bentuk pelayanan khusus mengingat berbagai penyakit degeneratif yang
timbul saat memasuki usia tua, salah satunya penyakit hipertensi.
4. Melakukan pelayanan kesehatan bayi dan balita.
Salah satu tugas dan fungsi dokter adalah melakukan pemeliharaan
kesehatan bayi dan balita dimana dalam kegiatan ini bukan hanya riwayat
sakit penyakit yang diperhatikan,tetapi juga pemantauan tumbuh kembang
anak mengingat masih tingginya kasus balita dengan gizi kurang dan balita
dengan status gizi Bawah Garis Merah (BGM).
5. Membuat poster 7 langkah cuci tangan.
Kegiatan penyuluhan kurang efektif apabila hanya melalui penjelasan lisan
saja, untuk itulah diperlukan membuat suatu media penunjang penyuluhan
berupa poster dimana siswa dapat melihat secara langsung materi
penyuluhan melalui poster, sehingga meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi yang dijelaskan.
6. Melakukan penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) untuk
siswa SD.
Masih tingginya angka kejadian diare di wilayah kerja puskesmas Watu
alo, tercatat tahun 2015 tedapat 41 kasus dan penyakit Infeksi Saluran
Napas bagian Atas (ISPA) sebanyak 2110 kasus. Kedua penyakit tersebut
erat kaitannya dengan kebersihan baik perseorangan maupun
lingkungannya. Untuk itulah diperlukan penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat, sebagai cara untuk pencegahan dan menekan angka
kejadian kasus diare dan Infeksi Saluran Napas bagian Atas.
7. Melakukan kunjungan rumah pada ibu nifas.
Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu merupakan salah satu tugas dan
fungsi dokter. Masih rendahnya cakupan pelayanan nifas lengkap di
puskesmas Watu alo, dimana hal ini menyebabkan perlunya kegiatan
kunjungan rumah untuk ibu nifas.

4
Selain untuk pemeliharaan kesehatan ibu yang baru melahirkan, dalam
kegiatan ini juga ibu memperoleh informasi mengenai perawatan diri dan
bayinya.
8. Mengikuti pertemuan partisipasi dengan masyarakat (lintas sektor) guna
membahas masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Watu Alo.
Berbagai masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerja puskesmas Watu
alo, membutuhkan kerja sama dan partisipasi dengan pihak pemerintah
dan masyarakat dalam menemukan solusi dari berbagai permasalahan
tersebut. Sehingga diperlukan suatu pertemuan partisipasi (lintas sektor)
untuk membahas masalah kesehatan yang terjadi di wilayah puskesmas
Watu alo, dan meningkatkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan.
9. Melakukan kegiatan penyegaran bagi kader posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Watu Alo.
Kader posyandu merupakan wujud peran serta masyarakat dalam
pelayanan kesehatan. Dengan kegiatan penyegaran kader, dapat
meningkatkan dan menyegarkan kembali pemahaman para kader akan
tugasnya dalam kegiatan posyandu, mengingat masih rendahnya upaya
perbaikan gizi masyarakat yang dapat ditindak lanjuti melalui kegiatan
posyandu.

1.2 Keadaan Organisasi


Puskesmas Watu Alo terletak di Watu Alo Kecamatan Wae Ri’i
Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan wilayah pelayanan
seluas 18,19 Km yang terdiri dari 4 desa yakni Desa Ndehes, desa Compang
Ndehes, desa Poco, desa Benteng Poco. Jumlah penduduk yang menjadi sasaran
pelayanan Puskesmas Watu Alo dan jejaringnya sebanyak 6.126 jiwa dengan
rincian 3.075 laki-laki dan 3.051 perempuan. Jumlah KK sebanyak 1.372 dengan
jumlah rumah hunian 1.130. Ketenagaan yang dimiliki Puskesmas Watu Alo saat
ini sebanyak 61 orang (medis, para medis dan non medis dengan rincian :

5
Table 1. Jenis Ketenagaan Puskesmas watu Alo
No Jenis Ketenagaan Jumlah

I Medis Puskesmas 42
1. Dokter Umum 1
2. Dokter Gigi 2
3. Perawat Umum 16
4. Perawat gigi 2
5. Bidan 6
6. Analis 3
7. Farmasi 3
8. Noutrish 2
9. Sanitarian 3
10. Penyuluh Kesehatan 2
11. Rekam Medik 2
II Non Medis Puskesmas 4
1. Pakarya 1
2. Tenaga umum 2
3. Sopir 1
Medis di Puskesmas 4
III. Pembantu
1. Pustu Poco 4
IV Medis di Poskesdes 11
1. Poskesdes Wetok 4
2. Poskesdes Bengkang 4
3. Poskesdes Lidang 3

1.3 Visi dan Misi Puskesmas Watu Alo


Sebagai sebuah organisasi penyelenggara pelayanan publik bidang
pelayanan kesehatan dasar, Puskesmas Watu Alo wajib menerapkan prinsip-
prinsip pelayanan publik sesuai tata aturan perundang-undangan yang berlaku.
Hal mana bahwa Puskesmas Watu Alo wajib menyusun, menetapkan dan
menerapkan serta mempublikasikan spirit pelayanan dan standar pelayanan
Puskesmas kepada penerima layanan sebagai jaminan akan adanya kepastian bagi
penerima layanan. Dalam pelayanan kami menggunakan motto “Kami Siap
Memberikan Pelayanan Terbaik untuk Anda”.

6
Spirit pelayanan Puskesmas Watu Alo yang telah dikembangkan ini yakni berupa
Visi, Misi, dan Strategi Puskesmas sebagai berikut :
a. Visi
Terwujudnya Masyarakat di Wilayah Puskesmas Watu Alo yang Peduli,
Tanggap dan Mampu Mengatasi Masalah Kesehatan Secara Mandiri.
b. Misi
1. Melaksanakan manajemen pelayanan Puskesmas yang efektif dan efisien
sesuai standar operasional pelayanan (SOP).
2. Melakukan kerjasama lintas sektor dalam rangka menurunkan AKI dan
AKB untuk menyukseskan Revolusi KIA.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam peningkatkan derajat
kesehatan.
4. Menerapkan manajemen yang transparan pada setiap program.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang baik dan nyaman dengan rasa saling
menghargai.
c. Strategi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat
2. Mendorong kesadaran dan peran aktif masyarakat untuk membangun
perilaku hidup bersih dan sehat
3. Mendorong kesadaran dan peran aktif lintas sektor untuk menciptakan
lingkungan sehat

7
1.4 Struktur Organisasi Puskesmas Watu Alo

Gambar 10. Struktrur Organisasi Puskesmas Watu Alo


STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS
(PERMENKES 75 TAHUN 2014) SIM/SIKDA
KEPALA PUSKESMAS
JABATAN FUNGSIONAL KASUBAG KEPEGAWAIAN
TATA
USAHA RUMAH TANGGA

KEUANGAN

PENANGGUNGJAW AB UKM PENANGGUNGJAW AB UKP, PENANGGUNGJAW AB JARINGAN


PENANGGUNGJAW AB UKM
ESENSIAL DAN KEFARMASIAN DAN PELAYANAN PUSKESMAS DAN
PENGEMBANGAN
KEPERAWATAN LABORATORIUM JEJARING FASKES

PELAYANAN PROMOSI PELAYANAN KESEHATAN PELAYANAN PUSKESMAS PEMBANTU


KESEHATAN TERMASUK JIWA PEMERIKSAAN UMUM
UKS

UPAYA KESEHATAN GIGI PELAYANAN KESEHATAN


PUSKESMAS KELILING
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT GIGI DAN MULUT
LINGKUNGAN
PENGOBATAN
PELAYANAN KIA DAN KB
TRADISIONAL, BIDAN DESA
PELAYANAN KESEHATAN YANG BERSIFAT UKP
KOMPLEMENTER DAN
IBU, ANAK DAN ALTERNATIF
KELUARGA BERENCANA
PELAYANAN GAWAT JEJARING FASILITAS
USAHA KESEHATAN DARURAT PELAYANAN KESEHATAN
PELAYANAN GIZI, DAN SEKOLAH
PELAYANAN
PENCEGAHAN DAN PELAYANAN GIZI YANG
PENGENDALIAN KESEHATAN INDERA BERSIFAT UKP
PENYAKIT

PELAYANAN PERSALINAN
KESEHATAN LANSIA

PELAYANAN
KESEHATAN KERJA DAN
KEFARMASIAN
OLAHRAGA

PELAYANAN
LABORATORIUM

1.5 Tugas dan Fungsi Dokter


Peran dokter sebagai pelaksana dalam pelayanan kesehatan. Dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan, tugas seorang dokter mengusahakan agar pelayanan
kesehatan umum dapat terlaksana dengan baik. Adapun tugas – tugas itu sbb :
1) Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama.
2) Melakukan tindakan khusus sederhana oleh dokter umum.
3) Melakukan tindakan khusus sedang oleh dokter umum.

8
4) Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K) sederhana.
5) Melakukan pemulihan mental sederhana.
6) Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I.
7) Melakukan pemulihan fisik sederhana.
8) Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I.
9) Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu.
10)Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan bayi dibawah lima tahun (balita).
11)Melakukan pemeliharaan kesehatan anak.
12)Melakukan pelayanan imunisasi.
13)Melakukan penyuluhan medik.
14)Membuat catatan medik rawat jalan.
15)Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar.
16)Melayani atau menerima konsultasi dari dalam.
17)Menguji kesehatan individu
18)Melakukan tugas jaga panggilan/ oncall.
19)Membantu dalam kegiatan kesehatan P3K.

1.6 Tujuan Aktualisasi


Tujuan dilaksanakannya aktualisasi yakni agar peserta diklat dapat
mengaktualisasikan nilai – nilai dasar profesi seorang PNS ditempat tugas dan
mampu menganalisis dampak jika nilai ANEKA tidak diterapkan.

9
BAB II
CAPAIAN AKTUALISASI

2.1 Pelaksanaan Aktualisasi


Kegiatan aktualisasi yang telah saya lakukan antara lain :

1. Melakukan pelayanan medik umum pasien rawat jalan


Pelayanan dimulai tepat waktu sesuai jam kerja, disini harus menerapkan
disiplin (Etika publik) dalam waktu kerja. Setelah pasien mendaftar diloket
pendaftaran, selanjutnya petugas memanggil pasien menurut antrian sehingga
pasien merasa adil (nasionalisme), tidak ada perbedaan dalam pelayanan. Pada
saat pasien masuk dalam ruang pemeriksaan, pertama kali saya mengucapkan
salam dan mempersilahkan pasien untuk duduk dengan bahasa yang sopan (Etika
publik) dan sikap saling menghormati (Nasionalisme). Selanjutnya saya memulai
prosedur pemeriksaan yang diawali dengan anamnese menanyakan identitas
pasien, keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu, riwayat penyakit keluarga dengan cermat dan integritas yang tinggi (Etika
publik) dan dapat bertenggang rasa (Nasionalisme) dalam mendengarkan keluhan
pasien. Setelah saya melakukan anamneses, selanjutnya memeriksa kondisi fisik
pasien yang meliputi pemeriksaan keadaan umum termasuk tingkat kesadaran,
tanda vital, pemeriksaan mata, THT, leher, dada, perut, anggota gerak atas dan
bawah, bertanggung jawab (Akuntabilitas) untuk melakukan seluruh pemeriksaan
ini sesuai SOP dan sampai selesai dengan cermat (Etika publik) sebagai satu
kesatuan/integritas (Etika publik). Setelah seluruh prosedur pemeriksaan telah
dilakukan, selanjutnya saya menentukan diagnosa penyakit dengan cermat (Etika
publik). Pasien diberi kesempatan untuk berkonsultasi, mendapatkan informasi
dan edukasi yang bermutu (Komitmen mutu) dan jujur (Akuntabilitas) sesuai
disiplin ilmu dengan bahasa yang baik dan sikap saling menghormati
(Nasionalisme) sehingga tercipta kerjasama (Nasionalisme) yang baik antara
dokter dan pasien. Pasien kemudian diberikan resep sesuai dengan diagnosa, obat
yang diberi diharapkan efektif (komitmen mutu) dalam mengobati penyakit

10
pasien dengan memperhatikan kuantitas dan jangka waktu pengobatan sehingga
efisien dalam penggunaan (Komitmen mutu). Dalam peresepan harus
memperhatikan kesesuaian antara jumlah obat yang diberikan yang tercatat dalam
rekam medis dengan yang tertulis diresep, saya menerapkan disiplin (Anti
Korupsi) dalam pemakaian obat sehingga kebutuhan obat pasien dapat terpenuhi.
Semua data hasil pemeriksaan dan pengobatan yang telah dilakukan
dicatat dalam lembaran rekam medis pasien. Yang pertama kali dilengkapi adalah
data identitas pasien, keluhan utama pasien , riwayat penyakit sekarang , riwayat
penyakit dahulu, dan riwayat penyakit keluarga dengan cermat (Etika Publik).
Selanjutnya saya menuliskan hasil pemeriksaan fisik pasien yang meliputi
keadaan umum pasien, tanda vital, pemeriksaan mata, THT, leher, pemeriksaan
dada, perut, dan anggota gerak sebagai satu kesatuan/ integritas (Etika Publik).
Setelah data anamneses dan hasil pemeriksaan sudah ditulis selanjutnya saya
bertanggung jawab (Akuntabilitas) untuk menuliskan diagnose pasien sesuai hasil
pemeriksaan dan berdasarkan disiplin ilmu sebagai integritas (Etika publik)
prosedur dalam pelayanan pasien. Kemudian saya menuliskan terapi yang
diberikan dengan jujur (Anti korupsi) sesuai dengan obat yang diberikan kepada
pasien yang diharapkan efektif (komitmen mutu) dalam mencapai kesembuhan
pasien. Segala konsultasi, informasi dan edukasi yang bermutu (komitmen mutu)
yang saya jelaskan kepada pasien, saya catat semuanya didalam catatan rekam
medis pasien. Catatan medis di simpan untuk kepentingan bersama
(Nasionalisme), pada saat pasien datang kembali ataupun alat bukti yang kuat
untuk mengkonfirmasi segala tindakan medis yang telah diberikan oleh dokter.

Manfaat : Kegiatan ini bermanfaat sebagai kegiatan pelayanan di bidang


kesehatan untuk memperbaiki, meningkatkan serta memelihara derajat kesehatan
pasien.

Dampak : Akuntabilitas sangat diperlukan dalam pelayanan pasien.


Dengan adanya tanggung jawab dalam pelayanan seorang dokter maka pasien
akan mendapatkan pelayanan yang prima. Apabila seorang dokter tidak akutable
dalam menjalankan perannya, maka nyawa pasien taruhannya.

11
Apabila seorang dokter tidak memiliki jiwa nasionalis, maka akan terdapat
perbedaan dalam pelayanan pasien, dapat juga melibatkan unsur SARA maupun
status sosial pasien.
Pelayanan pasien yang tidak memperhatikan nilai etika publik, akan
menyebabkan pasien merasa tersinggung, tidak dihargai, dan juga tidak adanya
kecermatan dalam prosedur pemeriksaan sehingga dapat terjadi kesalahan
diagnosa.
Pelayanan kesehatan yang tidak memperhatikan mutu dan hasil akan
merugikan pasien. Pasien akan mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai SOP,
sehingga pengobatan yang diberikan tidak memperbaiki status kesehatan pasien.
Anti korupsi yang saya tekankan dalam pelayanan kesehatan adalah
kejujuran dalam menuliskan terapi sesuai dengan yang diberikan kepada pasien.
Apabila sebagai pelayan tidak jujur maka jenis dan jumlah obat yang diberikan
bisa tidak sesuai dengan yang ditulis dalam kertas resep dimana kelebihan obat
tersebut untuk dipakai oleh dokter atau petugas medis di puskesmas. Sebagai
pelayan apabila tidak disiplin dalam penggunaan obat, maka persediaan obat akan
habis dan pasien akan dirugikan karena tidak mendapatkan terapi yang sesuai.
Gambar 1. Pelayanan pasien umum rawat jalan

12
13
2. Melakukan penyuluhan hipertensi untuk lansia
Kegiatan ini berlangsung di kantor desa Ngeri, Kecamatan Wae Ri’i dan
dihadiri oleh para lansia di desa tersebut. Mengawali kegiatan ini terlebih dahulu
melakukan koordinasi dengan kepala Puskesmas terkait kegiatan tersebut.
Bertanggung jawab (akuntabilitas) menyiapkan materi penyuluhan tentang
hipertensi. Sumber materi saya ambil dari internet, karena efisien dari segi waktu
serta bermutu (komitemen mutu) dan memberikan pilihan dari beberapa
literature. Materi penyuluhan disajikan dalam bentuk power point dengan bahasa
yang mudah dimengerti. Pada saat pelaksanaan, hadir tepat waktu (disiplin; anti
korupsi) sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Saya membuka kegiatan
dengan memberi salam dan menjelaskan maksud kegiatan dengan bahasa yang
sopan dan sikap hormat (Etika publik). Kemudian menjelaskan tentang penyakit
hipertensi dengan cermat (etika publik) dan bahasa yang mudah
dimengerti.Setelah selesai memberikan materi, kemudian memberikan
kesempatan kepada semua lansia (adil; nasionalisme) untuk bertanya tentang
materi atau tentang masalah kesehatan lainnya.Kemudian setelah tidak ada lagi
yang bertanya, saya menutup kegiatan dengan mengucapkan terima kasih atas
kerjasama dan partispasi para lansia.

Manfaat : Meningkatkan pemahaman lansia tentang hipertensi melalui


kegiatan penyuluhan, dan merupakan salah satu cara menekan angka kejadian
kasus hipertensi di puskesmas Watu alo.

Dampak : Apabila saya tidak akuntable maka tidak akan ada koordinasi
dengan kepala puskesmas yang menyebabkan persiapan kegiatan tidak jelas,
jadwal kegiatan tidak jelas, sasaran kegiatan bisa saja tidak mengetahui informasi
mengenai jadwal kegiatan. Tidak ada rasa tanggung jawab dalam menyiapkan
kegiatan misalnya dalam menyiapkan materi yang bermutu. Sehingga informasi
yang didapat dari kegiatan penyuluhan tersebut tidak memiliki dampak positif.
Jika tidak ada jiwa nasionalis dalam kegiatan ini maka, proses kegiatan
akan dirasakan tidak adil bagi para lansia misalnya saya membatasi pertanyaan
hanya untuk orang – orang tertentu saja yang saya kenal dekat.

14
Dalam kegiatan penyuluhan penting sekali diperhatikan kesopanan dalam
komunikasi dan penyampaian informasi, kecermatan dalam pengguanaan kata
yang mudah dipahami dan tidak menyinggung. Dan jika hal ini tidak diperhatikan
maka para lansia akan kurang nyaman, tersinggung ataupun tidak mengerti akan
informasi yang diberikan.
Penggunaan internet sebagai sarana dalam mencari literatur, saya pilih
karena efesien dari segi waktu dan bermutu karena literaturnya dapat dipilih
sesuai kebutuhan kita. Apabila nilai komitmen mutu tidak saya terapkan maka,
materi yang saya berikan asal-asalan dan kurang bermutu, sehingga tujuan
kegiatan ini tidak akan tercapai.
Sikap disiplin pelayanan dilakukan tepat waktu dalam pelayanan
merupakan hal yang harus diperhatikan agar pelayanan dapat dilakukan dengan
maksimal, sebab kalau tidak maka pelaksaan kegiatan bisa terlambat dan ini
menyebabkan para lansia menunggu lama, bosan dan tidak efektif lagi kegiatan
penyuluhan tersebut.
Gambar 2. Penyuluhan hipertensi untuk lansia

15
3. Melakukan posyandu lansia
Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin Puskesmas dan sudah terjadwal
untuk masing-masing desa sesuai perintah atasan.Posyandu lansia ini
dilaksanakan di kantor desa Ngeri, Kecamatan Wae Ri’i. Sebelum kegiatan
dimulai terlebih dahulu sebagai dokter harus bertanggung jawab (Akuntabilitas)
menyiapkan sarana prasarana yang diperlukan untuk kegiatan posyandu termasuk
obat-obatan,dan instrument pemeriksaan.
Pada saat pelaksanaan kegiatan, petugas memanggil pasien menurut
antrian agar adil (Nasionalisme) dalam pelayanan.Pasien lalu melakukan
pemeriksaan laboratorium kadar Hemoglobin darah untuk mendapatkan kadar
hemoglobin darah yang bermutu (komitmen mutu) agar dapat disesuaikan dengan
terapi. Kemudian pasien akan diukur tinggi badan, berat badan, dan tanda vital
dengan cermat (Etika publik).Selanjutnya melakukan anamneses yang meliputi
menanyakan identitas pasien,keluhan utama,riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga sebagai satu kesatuan
prosedur/integritas (Etika publik) dan dengan sikap tenggang rasa (Nasionalisme)
atas keluhan pasien. Kemudian saya melakukan pemeriksaan fisik dengan cermat
(Etika publik) meliputi pemeriksaan mata, THT, leher, dada,perut dan anggota
gerak. Selanjutnya saya bertanggung jawab (akuntabilitas) menentukan diagnosa
sesuai hasil pemeriksaan dan menentukan terapi yang efektif (komitmen mutu)
memperbaiki status kesehatan pasien. Data hasil pemeriksaan diiisi dalam Kartu
Menuju Sehat (KMS) lansia dengan cermat dan harus dijaga kerahasiaannya
(Etika Publik). Kemudian saya membuat resep sesuai dengan diagnosa pasien dan

16
menuliskan terapi tersebut dalam KMS/catatan medis dengan jujur (Anti Korupsi)
sesuai dengan terapi yang saya berikan ke pasien. Pasien diberikan kesempatan
untuk berkonsultasi, mendapatkan informasi dan edukasi yang bermutu
(komitmen mutu) dengan suasana kekeluargaan (Nasionalisme).

Manfaat : Pelayanan pasien lansia melalui kegiatan posyandu merupakan


suatu bentuk pelayanan khusus mengingat berbagai penyakit degeneratif yang
timbul saat memasuki usia tua, salah satunya penyakit hipertensi. Dengan
kegiatan ini para lansia dapat dipantau status kesehatannya secara periodik.
Dampak : Jika nilai akuntabilitas tidak diterapkan dalam kegiatan ini maka
sarana prasarana dan obat – obatan tidak akan disiapkan dengan baik. Obat yang
dibawa tidak sesuai dengan jenis penyakit yang biasa diderita lansia, ataupun
tidak tersedianya KMS lansia sehingga akan sulit dalam monitoring kesehatan
lansia selanjutnya.
Jika nilai nasionalisme tidak diterapkan dalam kegiatan ini maka,
pelayanan kesehatan yang diberikan akan ada perbedaan dengan melihat status
sosial, hubungan kebekerabatan, maupun unsur SARA.
Pelayanan yang diberikan harus memperhatikan nilai etika, mengingat
semua yang dilayani adalah orangtua, sehingga bahasa yang digunakan harus
sopan, dan hormat. Dan bila ini diterapkan maka pasien akan tersinggung,
marah,kurang nyaman, dan kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan. Bila
seorang dokter tidak bersikap tenggang rasa dalam mendengar keluhan pasien,
akan menimbulkan kurangnya rasa percaya pasien terhadap dokter dan pasien
tidak bisa mengungkapkan semua keluhan yang dideritanya.
Apabila tidak menerapkan nilai komitmen mutu, maka pelayanan yang
diberikan akan tidak efektif dalam memperbaiki status kesehatan para lansia, dan
kurang bermutu sehingga tidak tercipta suatu pelayanan yang prima.
Apabila saya tidak jujur maka jenis dan jumlah obat yang saya berikan
bisa tidak sesuai dengan yang saya tulis dalam kertas resep dimana kelebihan obat
tersebut untuk dipakai oleh dokter atau petugas medis di puskesmas.

17
Gambar 3. Posyandu lansia

18
4. Melakukan pelayanan kesehatan bayi dan balita
Saya hadir di Puskesmas sebelum jam pelayanan dimulai. Ini merupakan
tanggung jawab saya (Akuntabilitas) dalam pelayanan, dimulai dengan disiplin
waktu pelayanan (Anti korupsi). Setelah pasien mendaftar di loket pendaftaran,
petugas kemudian akan memanggil pasien menurut antrian agar adil
(nasionalisme). Pasien lalu ditimbang berat badannya, kemudian dengan bahasa
dan sikap sopan (etika publik) saya melakukan anamneses menanyakan identitas,
keluhan utama, tanyakan tanda bahaya umum,riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga dengan sikap tenggang rasa
(Nasionalisme) atas keluhan pasien. Kemudian saya melakukan pemeriksaan fisik
dengan cermat dan integritas tinggi (Etika publik) yang meliputi keadaan umum,
pernapasan, suhu tubuh,nadi, pemeriksaan tanda bahaya umum, pemeriksaan
mata,THT,dada, perut,anggota gerak, memeriksa status gizi,memeriksa anemia,
memeriksa status imunisasi, memeriksa pemberian vitamin A. Selanjutnya

19
saya bertanggung jawab (Akuntabilitas) menentukan diagnose dengan cermat
(Etika publik) dan terapi yang bermutu (komitmen mutu). Hasil pemeriksaan
tersebut diiisi pada format MTBS dan harus dijaga kerahasiaannya (etika
publik).Saya memberikan edukasi dan informasi yang bermutu (komitmen mutu)
dan jujur (akuntabilitas), serta kesempatan untuk berkonsultasi dengan sikap
hormat dan menjaga nilai kesopanan (Etika publik).Kemudian saya memberikan
resep kepada pasien dengan jujur (Anti korupsi) sesuai dengan yang saya tulis
dalam catatan medik. Terapi yang saya berikan berdasarkan diagnose dan
diharapkan efektif (komitmen mutu) untuk perbaikan kesehatan pasien.

Manfaat : Kegiatan ini berguna untuk pemeliharaan kesehatan bayi dan


balita dimana dalam kegiatan ini bukan hanya riwayat sakit penyakit yang
diperhatikan,tetapi juga pemantauan tumbuh kembang anak mengingat masih
tingginya kasus balita dengan gizi kurang dan balita dengan status gizi Bawah
Garis Merah (BGM).
Dampak : Apabila seorang dokter tidak akutable dalam menjalankan
perannya, maka pasien tidak akan mendapatkan pelayanan yang tepat, dan bisa
saja membahayakan nyawa pasien.
Apabila seorang dokter tidak memiliki jiwa nasionalis, maka akan terdapat
perbedaan dalam pelayanan pasien, dapat juga melibatkan unsur SARA, hubungan
kekerabatan, maupun status sosial pasien. Bila seorang dokter tidak bersikap
tenggang rasa dalam mendengar keluhan pasien, akan menimbulkan kurangnya
rasa percaya pasien terhadap dokter, pasien akan tidak nyaman dan pasien tidak
bisa mengungkapkan semua keluhan yang dideritanya.
Pelayanan pasien yang tidak memperhatikan nilai etika publik, akan
menyebabkan pasien merasa tersinggung, tidak dihargai, dan juga tidak adanya
kecermatan dalam prosedur pemeriksaan sehingga dapat terjadi kesalahan
diagnosa.
Pelayanan kesehatan yang tidak memperhatikan mutu dan hasil akan
merugikan pasien. Pasien akan mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai SOP,

20
sehingga pengobatan yang diberikan tidak tepat dalam memperbaiki status
kesehatan pasien.
Anti korupsi yang saya tekankan dalam pelayanan kesehatan adalah
kejujuran dalam menuliskan terapi sesuai dengan yang saya berikan kepada
pasien. Apabila saya tidak jujur maka jenis dan jumlah obat yang saya berikan
bisa tidak sesuai dengan yang saya tulis dalam kertas resep dimana kelebihan obat
tersebut untuk dipakai oleh dokter atau petugas medis di puskesmas. Apabila saya
tidak disiplin juga waktu pelayanan maka pelayanan akan terlambat mulai, pasien
menunggu lama, dan bisa saja akan ada pasien yang tidak sempat dilayani karena
jam pelayanan sudah selesai atau pasien pulang karena menunggu terlalu lama.
Gambar 4. Pelayanan kesehatan bayi dan balita

5. Membuat poster 7 langkah mencuci tangan


Pertama, saya bertanggung jawab (Akuntabilitas) menyiapkan materi
untuk poster tentang 7 langkah mencuci tangan. Saya memilih mencari dari
internet karena literaturnya bermacam – macam dan efisien ( komitmen mutu)
dari segi waktu. Kemudian saya membawa materi tersebut ke percetakan. Saya
berinovasi (komitmen mutu) untuk menyajikan materi tersebut berupa poster agar

21
menarik dan siswa dapat selalu melihat dan mengingatnya sehingga menjadi
sebuah poster yang bermutu (orientasi mutu). Dalam pembuatan poster saya
menggunakan biaya sendiri (mandiri; anti korupsi) sebagai bentuk kepedulian
saya terhadap kesehatan siswa di wilayah kerja saya.
Manfaat : Agar kegiatan penyuluhan lebih efektif melalui suatu media
penunjang penyuluhan berupa poster dimana siswa dapat melihat secara langsung
materi penyuluhan melalui poster, sehingga meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi yang dijelaskan.
Dampak : jika nilai akuntabilitas tidak diterapkan maka, persiapan materi
yang akan dibuat dalam bentuk poster tidak jelas ataupun tidak sesuai.
Materi yang disiapkan bersumber dari internet karena efisien dari segi
waktu dan sumbernya bermacam – macam, apabila tidak diperhatikan nilai
komiten mutu dalam kegiatan ini maka sumber materi bisa saja kurang bermutu
dan tidak up to date .
Dalam membuat poster ini saya menggunakan biaya sendiri, sehingga
tidak merugikan anggaran puskesmas mengingat kegiatan ini merupakan kegiatan
inisiatif saya dan belum dianggarkan dalam pembiayaan puskesmas. Apabila saya
tetap menggunakan anggaran puskesmas maka akan susah dalam pertanggung
jawaban, dan menimbulkan masalah.
Gambar 5. Membuat poster 7 langkah cuci tangan

22
6. Melakukan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk
siswa Sekolah Dasar
Diawali dengan tahap persiapan yaitu saya melakukan koordinasi dengan
kepala Puskesmas terkait kegiatan tersebut, dengan bahasa yang sopan dan sikap
hormat (Etika). Selanjutnya saya bertanggung jawab (akuntabilitas) melakukan
koordinasi langsung dengan pihak sekolah yaitu SDI Watu Alo tentang jadwal
kegiatan sehingga terjalin kerjasama (nasionalisme) yang baik dengan pihak
sekolah. Saya juga menyiapkan materi penyuluhan tentang perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS).Sasaran penyuluhan yaitu siswa kelas 1 SDI Watu Alo.

23
Pada saat pelaksaanan kegiatan, saya menerapkan disiplin waktu (anti
korupsi) sehingga kegiatan dimulai sesuai dengan jam yang diberikan pihak
sekolah.Saya memberi salam dan memperkenalkan diri kepada siswa dengan
bahasa yang sopan (etika publik). Kemudian saya menjelaskan maksud dan tujuan
kegiatan kepada siswa.Saya memberikan memberikan penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS kepada siswa dengan bahasa yang sopan (etika publik)
dan mudah dimengerti. Agar siswa lebih paham dan tertarik dengan materi yang
saya berikan, saya berinovasi (komitmen mutu) dengan media poster tentang 7
langkah cuci tangan. Harapan saya media poster efektif (komimen mutu) untuk
memudahkan pemahaman siswa tentang cara mencuci tangan melakui gambar
yang ada diposter tersebut juga efisien (komitemn mutu) dari segi waktu dan
tenaga. Setelah siswa mendapat penjelasan dan melihat poster, selanjutnya semua
siswa mendapat kesempatan dengan adil (nasionalisme) untuk bertanya.Siswa lalu
diarahkan untuk bersama-sama memperagakan 7 langkah cuci tangan. Setelah
semua siswa memahami dan dapat memperagakan cara cuci tangan, saya lalu
menutup kegiatan dengan mengucapkan salam dengan bahasa yang sopan (etika
publik) dan berterima kasih atas partisipasi (akuntabilitas) para siswa. Kemudian
saya berpamitan dengan pihak sekolah sebagai wujud rasa hormat saya (etika
publik) dan mengucapkan terima kasih atas kesempatan dan partisipasinya.

Manfaat : Agar siswa dapat memahami tentang perilaku hidup bersih dan
sehat, sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit yang erat kaitannya dengan
kebersihan individu maupun lingkungannya.

Dampak : Apabila saya tidak akuntable dalam melakukan koordinasi


dengan kepala puskesmas dan pihak sekolah maka, kegiatan tidak akan terlaksana
sesuai jadwal, dan hal ini merugikan pihak sekolah karena kegiatan belajar
mengajar akan terganggu.
Nilai nasionalisme yang saya tekankan dalam kegiatan ini adalah
kerjasama dengan pihak sekolah. Apabila tidak ada kerja sama maka pelaksanaan
kegiatan akan terhambat baik misalnya tidak ada persetujuan pihak sekolah.

24
Apabila nilai etika tidak diterapkan maka, penggunaaan bahasa dalam
penyuluhan akan dirasakan kurang sopan sehingga para siswa ataupun guru tidak
nyaman ataupun tersinggung. Saya harus menunjukan sikap hormat baik kepada
atasan saya maupun pihak sekolah, dan apabila ini tidak diterapkan maka tidak
akan terjalin komunikasi dan kerja sama yang baik dalam pelaksanaan kegiatan.
Apabila saya tidak memperhatikan mutu penyuluhan melalui inovasi saya
menggunaan poster sebagai media penunjang penyuluhan, maka penyuluhan tidak
efektif dan tidak tercapai tujuan penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman
siswa tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
Anti korupsi yang saya tekankan disini adalah dalam hal waktu.apabila
saya tidak disiplin dalam hal waktu, maka kegiatan penyuluhan dilaksanakan tidak
sesuai waktu yang sudah ditentukan pihak sekolah dan ini mengganggu kegiatan
belajar mengajar disekolah.
Gambar 6. Penyuluhan PHBS untuk siswa SD

25
26
7. Melakukan kunjungan rumah pada ibu nifas
Kegiatan ini merupakan salah satu program Puskesmas dalam rangka
pemeliharaan kesehatan ibu. Kegiatan kunjungan rumah dilakukan untuk ibu yang
baru 6 hari melahirkan, bertempat di dusun Wetok kecamatan Wae Ri’i.Sebelum
kegiatan berlangsung saya harus melakukan koordinasi dengan pasien tentang
jadwal kunjungan melalui bidan di desa pasien tersebut. Lalu saya juga
bertanggung jawab (akuntabilitas) dalam mempersiapkan alat pemeriksaan,obat-
obatan dan lembaran catatan medik pasien.
Kunjungan dilakukan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati,
penerapan disiplin waktu yang merupakan salah satu indikator anti korupsi dalam
hal ini anti korupsi waktu, dengan datang tepat waktu sesuai yang ditentukan.
Setelah itu memberikan salam kepada pasien/keluarga, memperkenalkan diri dan
menjelaskan maksud tujuan dari kunjungan dengan bahasa yang sopan dan sikap
saling menghormati (etika publik). Selanjutnya melakukan anamneses dengan
cermat (etika publik) mengenai keluhan pasien, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu,riwayat penyakit keluarga. Kemudian dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik yang memerlukan kecermatan dan integritas (etika publik).
Selanjutnya saya membangun komunikasi yang efektif (komitmen mutu) dengan
pasien agar pasien dapat memahami tentang kesehatan dirinya melalui informasi
dan edukasi yang bermutu (komitemen mutu) yang diberikan, antara lain tentang
ASI eksklusif, kontrasepsi pasca persalinan, nutrisi,hyegenitas, istirahat,cara
menyusui dan perawatan bayi. Pasien lalu diberikan kesempatan untuk bertanya
ataupun berdiskusi (nasionalisme) tentang masalah kesehatan, sehingga pasien
pun dapat berpartispasi (akuntabilitas) untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatannya. Semua tindakan medis yang dilakukan dicatat dalam buku
register kunjungan rumah ibu nifas, dan petugas bertanggung jawab
(akuntabilitas) untuk mengisinya dengan benar dan menjaga rahasia (etika publik)
catatan medik tersebut. Di akhir kegiatan, harus berpamitan kepada
pasien,mengucapkan salam dan terima kasih dengan sikap hormat (etika publik)
dan rasa kekeluargaan (nasionalisme).

27
Manfaat: Untuk pemeliharaan kesehatan ibu yang baru melahirkan,
mencegah terjadinya penyakit pada ibu yang baru melahirkan seperti infeksi,
kurang darah, dan penyakit lainnya. Dalam kegiatan ini juga ibu memperoleh
informasi mengenai perawatan diri, dan bayinya.
Dampak: Akuntabilitas dalam kegiatan ini di terapkan dalam tanggung
jawab menyiapkan sarana, prasarana dan obat – obatan untuk kegiatan kunjungan
rumah. Bila tidak diterapkan nilai ini maka obat yang dibawa tidak sesuai dengan
kebutuhan ibu nifas, alat yang harusnya digunakan pada saat pemeriksaan tidak
ada sehingga kegiatan pemeriksaan pasien dapat terhambat. Tanggung jawab
dalam mengisi hasil pemeriksaan dalam register kunjungan rumah, dan bila nilai
akuntabilitas tidak diterapkan maka tidak ada data hasil pemeriksaan ataupun data
yang diiisi tidak lengkap sehingga susah dalam evaluasi dan monitoring kesehatan
ibu.
Kerja sama antara dokter pasien harus diterapkan dalam kegiatan ini,
apabila tidak ada kerja sama yang baik maka pasien bisa saja menghindar tidak
mau dikunjungi oleh dokter sehingga tidak tercapai pelayanan nifas lengkap pada
ibu. Menciptakan suasana kekeluargaan merupakan salah satu modal dalam
kegiatan kunjungan rumah karena dan bila tidak diterapkan maka pasien dan
keluarga akan segan dan ragu dalam penyampaian keluhan maupun kesediaan
untuk diperiksa.
Nilai kesopanan, sikap menghormati orang lain harus diterapkan dalam
kegiatan ini karena kegiatan bertempat di rumah masyarakat, dimana dokter
sebagai tamu yang harus menjaga etika dalam mengunjungi rumah orang. Apabila
ini tidak diterapkan maka pasien maupun keluarga akan kurang nyaman baik
dalam hal penyampaian keluhan pasien maupun dalam pemeriksaan. Data hasil
pemeriksaan harus dijaga kerahasiaanya dan bila ini tidak diterapkan maka akan
bertentangan dengan kode etik profesi kedokteran.
Dokter berkewajiban memberikan informasi dan edukasi yang bermutu
serta efektif untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan pasien. Dan
bila ini tidak diterapkan maka pasien akan mendapatkan informasi yang kurang

28
bermutu, tidak jelas sehingga penyampaian informasi tersebut kurang efektif
untuk memelihara kesehatan pasien.
Bila dokter korupsi waktu dalam hal ini tidak disiplin, datang tidak sesuai
waktu yang disepakati maka pasien akan menungu lama dan hal ini mengurangi
rasa kepercayaan pasien terhadap dokter, dan bisa saja kegiatan pasien yang lain
menjadi tertunda akibat menunggu kunjungan dokter.

Gambar 7. Kunjungan rumah pada ibu nifas

29
8. Mengikuti pertemuan partisipasi dengan masyarakat (rakor lintas sektor)
guna membahas masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Watu
Alo.
Pada tahap persiapan, saya bertanggung jawab (akuntabilitas) melakukan
koordinasi dengan kepala Puskesmas menggunakan bahasa yang sopan dan sikap

30
hormat (etika publik) terkait jadwal kegiatan dan memastikan undangan sudah
diberikan kepada peserta rapat. Rapat ini dihadiri oleh camat Wae Ri’i, para
kepala desa dari 4 desa di wilayah kerja Puskesmas Watu Alo, kader posyandu,
penyuluh lapangan KB, serta staf Puskesmas Watu Alo. Kemudian saya
melakukan koordinasi dan kerja sama (nasionalisme) dengan para pemegang
program di Puskesmas agar mereka menyiapkan data dan permasalahan dari
masing – masing program.
Pada saat pelaksanaan, dimana kegiatan dimulai tepat waktu sesuai jadwal
(disiplin ; anti korupsi), diawali dengan sambutan kepala Puskesmas Watu Alo,
dilanjutkan dengan sambutan camat Wae Ri’i sekaligus membuka kegiatan.
Masing- masing pemegang program lalu menyajikan data pencapaian kegiatan
dan permasalahan dari tiap program Puskesmas. Lalu dilanjutkan diskusi
(musyawarah; nasionalisme) mencari solusi dari setiap permasalahan.Saya juga
memberikan pendapat dengan bahasa yang sopan, memperhatikan kecermatan
(etika publik) sesuai disiplin ilmu sehingga tercipta suatu solusi yang bermutu dan
efektif (komitmen mutu) menyelesaikan persoalan yang ditemukan untuk setiap
program Puskesmas. Saya lalu menyimpulkan resume hasil rapat, dan kegiatan
ditutup dengan mengucapkan terima kasih atas partisipasi semua yang hadir.

Manfaat : Untuk membahas masalah kesehatan yang terjadi di wilayah


puskesmas Watu alo, dan meningkatkan peran serta masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan.

Dampak : Nilai akuntabilitas saya wujudkan dalam kegiatan adalah


tanggung jawab melakukan koordinasi dengan kepala puskesmas dan para
pemegang program puskesmas mengenai persiapan kegiatan. Dan bila ini tidak
diterapkan maka,undangan tidak sampai kepada peserta rapat dan para pemegang
program tidak menyiapkan data dan masalah yang benar. Sehingga tujuan
kegiatan untuk membahas masalah kesehatan tidak tercapai karena tidak adanya
data yang jelas.
Musyawarah untuk mencapai mufakat harus diterapkan agar mendapatkan
solusi terbaik dari setiap masalah. Apabila nilai ini tidak diterapkan maka akan

31
ada keputusan sepihak dan tidak akan tercipta kerja sama yang baik antara pihak
puskesmas, pemerintah dan masyarakat.
Apabila nilai kesopanan tidak diterapkan dalam kegiatan ini maka akan
menyebabkan kekacauan dalam rapat karena ada pihak yang tersinggung atau
merasa dilecehkan.
Keputusan yang diambil harus berorientasi pada mutu untuk perbaikan
status kesehatan masyarakat dan jika nilai ini tidak diterapkan maka masalah
kesehatan yang terjadi tidak akan terselesaikan dan menyebabkan rendahnya
kualitas hidup masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan.
Kegiatan harus dimulai tepat waktu, dan apabila tidak sesuai dengan waktu
yang ditentukan maka peserta rapat akan menunggu lama dan akan terganggu
kegiatan lain yang harus dilakukan peserta rapat.

Gambar 8. Pertemuan partisipasi dengan masyarakat

32
9. Melakukan kegiatan penyegaran bagi kader posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Watu Alo
Sebelumnya saya bertanggung jawab (akuntabilitas) melakukan persiapan
yaitu melakukan koordinasi dengan kepala puskesmas terkait kegiatan penyegaran
kader dan memastikan para kader sudah mendapatkan informasi mengenai jadwal
kegiatan dengan bahasa yang sopan dan menghormati (etika publik) beliau
sebagai atasan saya. Saya juga bertanggung jawab menyiapkan materi yang akan
saya berikan kepada para kader posyandu. Saya mencari sumber materi dari
internet karena efisien (komitmen mutu) dari segi waktu dan saya menyusunnya
sedemikan mungkin sengan bahasa yang mudah dimengerti dan tetap
memperhatikan kualitas (komitmen mutu) dari materi tersebut.
Pada saat pelaksanaan, kegiatan dimulai tepat waktu (disiplin ; anti
korupsi), lalu dibuka dengan doa (nasionalisme) dan sambutan kepala Puskesmas.
Saya lalu memberikan materi tentang posyandu 5 meja dan pemantauan tumbuh
kembang anak kepada kader posyandu dengan bahasa yang sopan (etika publik)
dan mudah dimengerti. Setelah selesai memberikan materi saya lalu memberikan
kesempatan kepada semua peserta (adil ; nasionalisme) untuk bertanya dan sama –
sama berdiskusi (nasionalisme) tentang materi maupun tentang kegiatan posyandu
yang selama ini sudah dijalankan. Kemudian, setelah selesai sesi tanya jawab dan
diskusi, kegiatan ditutup dan saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan
partisipasi semua kader posyandu.
Manfaat : Dapat meningkatkan dan menyegarkan kembali pemahaman
para kader akan tugasnya dalam kegiatan posyandu, mengingat masih rendahnya
upaya perbaikan gizi masyarakat yang dapat ditindak lanjuti melalui kegiatan
posyandu.

Dampak : Jika nilai akuntabilitas dalam hal ini tanggung jawab


melakukan koordinasi dengan kepala puskesmas terkait persiapan kegiatan tidak
dilakukan, maka dapat terjadi ada kader yang tidak mendapatkan undangan

33
sehingga tidak semua kader hadir dan mendapatkan penyegaran mengenai
kegiatan posyandu.
Para kader diberi kesempatan untuk bertanya dan sama – sama berdiskusi
mengenai kegiatan posyandu yang sudah dijalankan, dan bila ini tidak dilakukan
maka tidak dapat diketahui apa kendala yang terjadi dalam kegiatan posyandu.
Adil dalam memberikan kesempatan untuk bertanya dan apabila kesempatan
untuk bertanya dibatasi untuk orang tertentu saja maka akan tercipta anggapan
adanya perlakuan dan perhatian khusus untuk orang tertentu, sehingga akan
menganggu kerja sama yang selama ini sudah terjalin.
Apabila tidak ada kesopanan dalam penyampaian informasi maka peserta
rapat dapat tersinggung dan ini merusak citra lembaga, dokter, dan merusak kerja
sama dengan masyarakat.
Materi yang diberikan kepada para kader harus berorientasi pada mutu dan
apabila tidak maka informasi yang didapat tidak dapat menunjang dan
meningkatkan kinerja kader dalam kegiatan posyandu.
Apabila kegiatan dimulai tidak tepat waktu maka, akan mengurangi rasa
percaya peserta terhadap pihak puskesmas dan berimbas pada kegiatan
selanjutnya peserta akan hadir tidak sesuai waktu yang ditentukan karena
pengalaman kegiatan sebelumnya.

Gambar 9. Penyegaran kader posyandu

34
35
2.2 Pengendalian Aktualisasi
Tabel 2. Pengendalian aktualisasi
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Paraf
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Mentor
Misi Organisasi Organisasi
1. Melakukan 1. Pelayanan dimulai Terlaksananya 1. Akuntabilitas : tanggung Kegiatan ini Profesional,
pelayanan tepat waktu sesuai pelayanan jawab, jujur sesuai visi integritas
medik umum jam kerja pasien umum 2. Nasionalisme : hormat- Puskesmas yaitu
pasien rawat rawat jalan menghormati, terwujudnya
jalan 2. Meminta petugas kerjasama, tenggang masyarakat
untuk memanggil rasa,adil, kepentingan diPuskesmas Watu
pasien menurut bersama Alo yang
antrian Bukti :
Tanggal 3. Etika Publik : disiplin, peduli,tanggap,da
pelaksanaan: 3. Mengucapkan foto kopi sopan, hormat, integritas n mampu
19 September salam kepada rekam medis, tinggi, cermat, menjaga mengatasi masalah
2016 pasien dan foto kegiatan. rahasia kesehatan, dan
mempersilahkan 4. Komitmen mutu : sesuai misi
pasien untuk duduk efektif, efisien,orientasi pertama yaitu
mutu melaksanakan
4. Melakukan 5. Anti korupsi : disiplin, manajemen
anamneses jujur pelayanan
Puskesmas yang
5. Melakukan
efektif dan efisien
pemeriksaan fisik
sesuai SOP

36
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Paraf
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Mentor
Misi Organisasi Organisasi

6. Menentukan
diagnosa penyakit

7. Memberikan
konsultasi,
informasi dan
edukasi kepada
pasien

8. Memberikan resep
kepada pasien

9. Menuliskan semua
data hasil
pemeriksaan pada
lembar rekam
medis pasien

2 Penyuluhan 1. Menyiapkan materi Terlaksananya 1. Akuntabilitas : Kegiatan ini Profesional,


Hipertensi penyuluhan kegiatan Tanggung jawab. berkontribusi peduli
untuk lansia 2. Membuka kegiatan penyuluhan 2. Nasionalisme : adil terhadap visi
dengan memberi Puskesmas Watu

37
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Paraf
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Mentor
Misi Organisasi Organisasi
Tanggal salam dan kesehatan pada 3. Etika publik : sopan, Alo dan
kegiatan: 20 menjelaskan lansia. hormat, cermat misi ketiga yaitu
September maksud kegiatan 4. Komitmen mutu: meningkatkan
2016 3. Melakukan efisien, orientasi mutu peran serta
penyuluhan 5. Anti korupsi : disiplin masyarakat dalam
kesehatan tentang Bukti peningkatan
penyakit hipertensi pendukung : derajat kesehatan.
4. Memberikan sesi materi
tanya jawab terkait penyuluhan,
materi penyuluhan surat tugas,
dan masalah foto kegiatan
kesehatan lainnya
5. Menutup kegiatan
dengan
mengucapkan
terima kasih

3. Melakukan 1. Menyiapkan sarana Terlaksananya 1. Akuntabilitas : tanggung Kegiatan ini Integritas,


posyandu prasarana yang pelayanan jawab. berkontribusi professional,
lansia diperlukan untuk posyandu 2. Nasionalisme : hormat- terhadap visi peduli
menghormati,adil,
kegiatan posyandu lansia. Puskesmas Watu
kekeluargaan,Tenggangr
Tanggal asa, Alo dan misi

38
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Paraf
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Mentor
Misi Organisasi Organisasi
pelaksanaan : 2. Meminta petugas Bukti kegiatan 3. Etika publik : integritas pertama yaitu
20 September memanggil pasien : tinggi, cermat, menjaga melaksanakan
2016 menurut antrian Foto kegiatan, rahasia,sopan manajemen
4. Komitmen mutu :
3. Melakukan surat tugas. pelayanan
efektif, berorientasi
pemeriksaan mutu Puskesmas yang
laboratorium 5. Anti Korupsi :jujur. efektif dan efisien
4. Pengukuran tinggi sesuai standar
badan, berat badan, operasional
dan tanda vital pelayanan (SOP).
5. Melakukan
anamnese
6. Melakukan
pemeriksaan fisik
7. Menentukan
diagnosa dan terapi
8. Mengisi KMS
lansia
9. Membuat dan
memberikan resep
kepada pasien

39
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Paraf
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Mentor
Misi Organisasi Organisasi

10. Memberikan waktu


untuk konsultasi
informasi dan
edukasi kepada
pasien
4. Melakukan 1. Pelayanan dimulai Terlaksananya 1. Akuntabilitas :tanggung Kegiatan ini Integritas,
pelayanan sesuai dengan jam pelayanan jawab, jujur berkontribusi profesional
kesehatan kerja kesehatan bayi 2. Nasionalisme : terhadap visi
bayi dan 2. Pasien dipanggil dan balita tenggang rasa Puskesmas Watu
balita menurut antrian 3. Etika publik :disiplin, Alo dan misi
3. Pasien ditimbang Bukti integritas tinggi, pertama yaitu
Tanggal berat badannya pendukung : cermat, sopan, menjaga melaksanakan
pelaksanaan: 4. Melakukan Foto kopi rahasia manajemen
19 September anamnese MTBS pasien, 4. Komitmen mutu : pelayanan
2016 5. Melakukan foto kegiatan berorientasi mutu, Puskesmas yang
pemeriksaan fisik efektif efektif dan efisien
6. Menentukan 5. Anti korupsi : sesuai standar
diagnose dan terapi jujur,disiplin operasional
7. Mengisi hasil pelayanan (SOP).
pemeriksaan
tersebut pada

40
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Paraf
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Mentor
Misi Organisasi Organisasi
format MTBS
8. Memberikan
konseling,edukasi,
informasi kepada
orangtua terkait
hasil pemeriksaan
9. Memberikan resep
kepada pasien
5. Membuat 1. Mencari gambar Tersedianya 1. Akuntabilitas :tanggung Kegiatan ini Profesional,
poster 7 dari internet terkait poster 7 jawab, cermat berkontribusi inovasi,
langkah cuci 7 langkah mencuci langkah cuci 2. Etika publik: sesuai terhadap visi peduli
tangan tangan tangan di peraturan Puskesmas Watu
sekolah 3. Komitmen Alo serta misi
Tanggal 2. Materi yang didapat mutu:inovasi, efisien, ketiga yaitu
pelaksanaan : dari internet berorientasi mutu meningkatkan
21 September diserahkan ke 4. Anti korupsi : mandiri peran serta
2016 percetakan untuk Bukti
pendukung : masyarakat dalam
dibuatkan dalam peningkatan
bentuk poster Foto kegiatan,
foto poster derajat kesehatan.

6. Melakukan 1. Persiapan Terlaksananya 1. Akuntabilitas :tanggung Kegiatan ini Profesional,


:Koordinasi dg kegiatan jawab, partisipatif berkontribusi

41
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Paraf
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Mentor
Misi Organisasi Organisasi
penyuluhan kepala Puskesmas penyuluhan terhadap visi integritas,
terkait kegiatan PHBS untuk 2. Nasionalisme :adil, Puskesmas Watu
Perilaku tersebut. siswa Sekolah kerja sama Alo serta misi peduli
Hidup Bersih 2. Koordinasi secara Dasar 3. Etika publik ketiga yaitu
sehat (PHBS) langsung dengan :sopan,hormat meningkatkan
untuk siswa pihak sekolah 4. Komitmen mutu : peran serta
Sekolah Dasar 3. Menyiapkan materi efektif,efisien,inovasi masyarakat dalam
Bukti
Tanggal penyuluhan pendukung : 5. Anti Korupsi : disiplin peningkatan
pelaksanaan : 4. Pelaksanaan : Surat tugas, derajat kesehatan.
23 September kegiatan materi
2016 dilaksanakan tepat penyuluhan,
waktu sesuai foto kegiatan.
dengan jam yang
diberikan pihak
sekolah
5. Memberi salam dan
mempekenalkan
diri kepada siswa
6. Menjelaskan
tujuan/maksud
kegiatan

42
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Paraf
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Mentor
Misi Organisasi Organisasi
7. Memberikan materi
tentang Perilaku
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
menggunakan alat
bantu berupa poster
7 langkah
mencuci tangan
8. Bersama-sama
memperagakan 7
langkah mencuci
tangan
9. Memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya
10. Menutup kegiatan
dengan ucapan
terima kasih dan
salam
7. Melakukan 1. Persiapan : Terlaksananya 1. Akuntabilitas: tanggung Kegiatan ini Professiona,
kunjungan koordinasi dengan kegiatan jawab, partisipatif berkontribusi integritas,

43
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Paraf
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Mentor
Misi Organisasi Organisasi
rumah pada pasien tentang kunjungan 2. Nasionalisme : terhadap visi peduli
ibu nifas jadwal kunjungan, rumah pada ibu kekeluargaan, diskusi/ puskesmas Watu
mempersiapkan alat nifas Musyawarah Alo dan misi
Tanggal pemeriksaan,obat- 3. Etika publik : sopan, pertama yaitu
pelaksanaan : obatan dan hormat, cermat, melaksanakan
21 september lembaran catatan integritas tinggi, manajemen
2016 Bukti
medik pasien Pendukung : menjaga rahasia pelayanan
2. Pelaksanaan : 4. Komitmen mutu : Puskesmas yang
kunjungan Foto kegiatan, efektif, Orientasi mutu efektif dan efisien
dilakukan sesuai foto register 5. Anti korupsi : disiplin sesuai standar
dengan waktu/jam kunjungan operasional
yang ditentukan . rumah, surat pelayanan (SOP).
3. Memberikan salam tugas
kepada
pasien/keluarga,
memperkenalkan
diri dan
menjelaskan
maksud tujuan dari
kunjungan.
4. Melakukan
anamnese

44
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Paraf
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Mentor
Misi Organisasi Organisasi
5. Melakukan
pemeriksaan fisik
6. Melakukan
komunikasi,
informasi,edukasi
terkait masalah
kesehatan
7. Memberikan
kesempatan tanya
jawab kepada
pasien
8. Mencatat semua
tindakan dalam
buku register
kunjungan rumah
ibu nifas
9. Berpamitan kepada
pasien,
mengucapkan salam
dan terima kasih
8. Melakukan 1. Persiapan Terlaksananya 1. Akuntabilitas : Kegiatan ini Profesional.
pertemuan :Melakukan rapat tanggung jawab berkontribusi

45
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Paraf
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Mentor
Misi Organisasi Organisasi
partisipasi koordinasi dengan koordinasi 2. Nasionalisme terhadap visi Peduli
dengan kepala Puskesmas lintas sektor :kepentingan bersama, Puskesmas Watu
masyarakat 2. Menyampaikan guna kerja sama, Alo, misi kedua:
(rakor lintas kepada pemegang membahas musyawarah melakukan
sektor) guna program Puskesmas masalah 3. Etika publik : hormat, kerjasama lintas
membahas agar menyiapkan kesehatan di sopan, cermat sektor dalam
masalah data dan wilayah kerja 4. Komitmen mutu : rangka
kesehatan di permasalahannya Puskesmas efektif, orientasi mutu menurunkan AKI
wilayah kerja 3. Pelaksanaan : Watu Alo 5. Anti korupsi : disiplin dan AKB untuk
Puskesmas Sambutan kepala meyukseskan
Watu Alo Puskesmas Watu revolusi KIA,
Alo, Sambutan serta misi ketiga :
Tanggal Camat Wae Ri’I meningkatkan
pelaksanaan : 4. Pemaparan data dan Bukti peran serta
28 September permasalahan dari pendukung : masyarakat dalam
2016 masing – masing meningkatkan
Foto kegiatan,
pemegang program. derajat kesehatan.
resume hasil
5. Diskusi
pertemuan.

46
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Paraf
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Mentor
Misi Organisasi Organisasi
9. Melakukan 1.Persiapan Telaksananya 1. Akuntabilitas :tanggung
kegiatan :Melakukan koordinasi kegiatan jawab Kegiatan ini Profesional,
penyegaran dengan kepala penyegaran 2. Nasionalisme :adil, berkontribusi peduli
bagi kader puskesmas, kader posyandu musyawarah, taqwa kepada terhadap visi
puskesmas Watu
posyandu di menyiapkan materi di wilayah Tuhan Yang Maha Esa
Alo, misi ketiga :
wilayah kerja yang akan diberikan kerja 3. Etika publik : hormat, meningkatkan
puskesmas kepada kader posyandu puskesmas cermat, sopan peran serta
masyarakat dalam
Watu alo 2. 2. Pelaksanaan : Watu alo 4. Komitmen mutu :
meningkatkan
Sambutan kepala efisien, orientasi mutu derajat kesehatan
puskesmas Watu alo 5. Anti korupsi :disiplin
sekaligus membuka
kegiatan Bukti
Tanggal 3. Memberikan materi pendukung :
pelaksanaan : tentang posyandu 5 materi
30 September penyegaran
meja dan tumbuh
2016 kader, foto
kembang anak kegiatan, daftar
kepada kader absen peserta

47
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Paraf
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan Mentor
Misi Organisasi Organisasi

48
2.3 Catatan Bimbingan Aktualisasi
Tabel 3. Catatan bimbingan aktualisasi
Nama Peserta : dr. Floriana Elfira Rosari Dugis
Instansi : Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai
Tempat : Puskesmas Watu Alo
Aktualisasi
Tanggal/ Paraf
No. Catatan Bimbingan Tindak Lanjut
Waktu Mentor
1. 27 Latar belakang harus Menambahkan data
September berbasis data, pada latar belakang,
2016/ Pkl. tatacara penulisan mengubah penulisan
8.00 daftar pustaka daftar pustaka,
menggunakan melengkapi bukti
endnote, kegiatan aktualisasi
kelengkapan bukti
aktualisasi
2. 4 Oktober Analisis dampak Membuat analisis
2016/ Pkl. harus di rinci masing dampak masing –
8.00 – masing nilai masing nilai ANEKA,
ANEKA, setiap menambakan dasar
kegiatan harus ada kegiatan pada latar
dasar yang belakang
ditampilkan dalam
latar belakang,
naskah tidak boleh
di bold
3. 6 Oktober Bukti pendukung Mengurutkan bukti
2016/ Pkl. kegiatan harus pendukung sesuai
8.00 diurutkan dari yang arahan mentor
utama sampai bukti
pendukung

49
2.4 Kendala Yang Terjadi
Dalam pelaksanaan kegiatan aktualiasi kendala – kendala yang terjadi
adalah sebagai berikut:
1. Pada kegiatan penyuluhan hipertensi pada lansia, masih ada lansia
yang terlambat hadir sehingga tidak mengukuti keseluruhan
kegiatan penyuluhan
2. Kegiatan penyuluhan PHBS di sekolah dasar tidak menggunakan
LCD karena saat itu LCD rusak pada saat hari pelaksanaan
kegiatan.
3. Tidak semua kepala desa hadir pada saat rapat koordinasi lintas
sektor, sehingga penyampaian informasi masalah kesehatan dan
resume hasil rapat tidak diketahui oleh semua kepala desa.
2.5 Antisipasi Kendala
Dalam menghadapi kendala – kendala yang terjadi diatas, maka saya
mengantisipasinya sebagai berikut :
1. Saya memberikan garis besar penjelasan tentang penyakit
hipertensi pada saat tahap memberikan KIE (konsultasi, informasi,
edukasi) kepada pasien lansia pada saat pemeriksaan.
2. Kegiatan penyuluhan tetap saya lakukan dengan tambahan poster.
3. Resume hasil rapat di bawa pulang oleh masing – masing peserta
termasuk kader sehingga penyampain resume rapat kepada kepala
desa yang tidak hadir dapat melalui kader dari desa tersebut

50
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Laporan aktualisasi nilai – nilai dasar profesi PNS ini dibuat setelah
melakukan aktualisasi di unit kerja masing – masing. Kegiatan yang dilakukan
berlandaskan nilai ANEKA dan bersumber dari SKP, penugasan atasan
langsung maupun insiatif sendiri. Kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
1. Melakukan pemeriksaan pasien umum rawat jalan.
2. Melakukan penyuluhan hipertensi untuk lansia.
3. Melakukan posyandu lansia.
4. Melakukan pelayanan kesehatan bayi dan balita.
5. Membuat media penunjang penyuluhan (poster) 7 langkah cuci tangan.
6. Melakukan penyuluhan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) untuk
siswa SD.
7. Melakukan kunjungan rumah pada ibu nifas.
8. Mengikuti pertemuan partisipasi dengan masyarakat guna membahas
masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Watu Alo.
9. Melakukan kegiatan penyegaran bagi kader posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Watu Alo.
Kegiatan tersebut berlangsung sejak tanggal 19 September 2016 sampai
dengan 30 September 2016 dengan bimbingan dan arahan dari mentor, dan
laporan hasil kegiatan aktualisasi akan dipresentasikan tanggal 11 Oktober
2106.

3.2 Rekomendasi
Kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan berdampak positif terutama
dengan penerapan nilai ANEKA didalamnya. Dampak positif yang didapat
dari kegiatan ini antara lain :
1. Dengan penerapan nilai ANEKA dalam pelayanan kesehatan baik pada
pasien umum, bayi dan balita, lansia dan pelayanan kesehatan ibu,

51
didapatkan suatu pelayanan yang memuaskan pasien karena pelayanan
dimulai tepat waktu, pasien mendapatkan pelayanan yang sesuai SOP
sehingga tepat dalam penentuan diagnosa dan pengobatan. Pasien juga
mendapatkan pelayanan yang ramah, sopan, sesuai dengan etika dalam
pelayanan publik serta pemberian informasi dan edukasi yang tepat, jelas
dan sesuai dengan kebutuhan dan dapat dipahami oleh pasien.
2. Kegiatan penyuluhan kesehatan pada lansia berdampak positif kepada para
lansia dapat memahami tentang penyakit hipertensi yang dideritanya
sehingga selain mendapatkan pengobatan para lansia juga dapat mengatur
pola makan dan hal lainnya yang dapat berpengaruh pada penyakitnya.
Untuk lansia yang tidak menderita penyakit ini , yang bersangkutan dapat
melakukan pencegahan agar tidak sampai menderita hipertensi. Dengan
ditambah penerapan nilai ANEKA maka para lansia dapat memahami
tentang materi melalui penggunaan bahasa yang mudah dimengerti,
tercipta suasana nyaman dan kekeluargaan, kegiatan tepat waktu dan
sasaran kegiatan dapat tercapai.
3. Kegiatan posyandu lansia merupakan kegiatan pelayanan kesehatan
khusus untuk lansia. Dimana dalam kegiatan ini lansia dimonitor status
kesehatannya secara khusus secara periodik. Kegiatan ini berdampak
positif dan dengan penerapan nilai ANEKA, dapat tercapai pelayanan
kesehatan yang bermutu dan optimal.
4. Kegiatan rapat koordinasi lintas sektor dan penyegaran kader merupakan
kegiatan yang mengikutsertakan masyarakat dalam meningkatkan derajat
kesehatan. Kegiatan ini berdampak positif karena dengan adanya kegiatan
ini maka masyarakat dapat proaktif dalam memelihara serta meningkatkan
derajat kesehatannya. Dengan penerapan nilai ANEKA dalam kegiatan ini
maka tercipta suatu rapat yang melaksanakan musyawarah untuk mencapai
mufakat sehingga masalah kesehatan yang ada dapat ditemukan solusi
demi kepentingan bersama.

52
DAFTAR PUSTAKA

1
Pemerintah Provinsi NTT Badan Pendidikan dan Pelatihan.2015.Modul
Pedoman Teknis Penulisan Rancangan dan Laporan Aktualisasi Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan, Badan Pendidikan dan Pelatihan : Kupang.

2
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

3
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas – Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. LAN RI : Jakarta

4
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme – Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. LAN RI : Jakarta

5
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik – Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. LAN RI : Jakarta

6
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu – Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. LAN RI : Jakarta

7
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi – Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. LAN RI : Jakarta

8
RUK Puskesmas Watu Alo Kabupaten Manggarai tahun 2016.

53

Anda mungkin juga menyukai