Kepemimpinan Rasulullah
sifat beliau, shiddiq, amanah, tabligh, fathanah. Inilah karakteristik kepemimpinan Rasulullah.
kepemimpinan Rasulullah.
kepemimpinan Rasulullah.
otoritas spiritual (agama) sekaligus temporal (duniawi) berdasarkan kenabian dan bersumber kepada
wahyu illahi. Situasi tersebut
Ketika itu Ali juga menginginkan agar beliau yang diangkat jadi
khalifah, dengan alas an beliau adalah menantu Nabi dan karib Nabi.
terutama oleh lima tokoh (yaitu: Abu Bakar, Umar bin Khattab,
Abu Ubidah bin Jarrah, BAsyir bin Saad dan Aqsid bin Khudair)
Anshor (baik dari suku Aus maupun Khazaraz). Meskipun karena dalam keadaan mendesak, banyak
tokoh masyarakat lain yang tidak
yaitu (632-634 M). Masa yang sangat singkat tersebut habis untuk
lembut low profil, tetapi beliau self convident dan sangat tegas dalam
Dalam memimpin gaya yang dipakai oleh Abu Bakar adalah gaya
SAW. Dalam hal hubungan antara penguasa dan rakyat, Abu Bakar
dikenal sebagai pemimpin yang cukup akomodatif, low profil dan self
convident. Beliau juga sangat tawadhu” (rendah hati). Hal ini tampak
memimpin rakyat, tetapi itu tidak berarti bahwa dia lebih baik dari anggota-anggota masyarakat
yang lain. Oleh karenanya, rakyat
baik. Sebaliknya jika dia bertindak tidak benar, rakyat diminta untuk
masyarakat yang lemah itu justru merupakan pihak yang kuat sampai
agar taat selama ia tetap taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan
dan Rasul-Nya.
selama kurang lebih dua tahun, beliau lalu meninggal dunia. Sebelum
ditunjuk pada waktu itu adalah Umar bin Khattab, maka akhirnya
persatuan umat Islam, jika mereka tinggal begitu saja tanpa ada
Abu Bakar berijtihad agar hal itu tidak terjadi lagi perlu ditunjuk calon penggantinya sebelum beliau
wafat. Dapat disimpulkan bahwa
pada masa Umar atau Abu Bakar. Usman bin Affan tidak diangkat
formatur” yang terdiri dari lima dari enam orang yang ditunjuk oleh
Umar sebelum beliau meninggal dunia. Mereka adalah sahabat sahabat senior yaitu: 1) Ali bin Abi
Thalib, 2) Usman bin Affan,
Awwan, 6) Thalah bin Ubaidillah dan Abdullah bin Umar putra Umar
supaya ditindak tegas. Setelah Umar wafat, maka lima dari enam
itu ada pemikiran dari Abdurrahman bin Auf agar mereka dengan
mengakomodir pejabat di luar kerabat beliau. Inilah yang kemudian menyebabkan munculnya
kerusuhan, kecemburuan dan pergolakan
oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi
hukum.
konflik, seperti perang Jamal (onta) antara Ali dan Aisyah, perang
pada tahun 34 H untuk mengatasi konflik tersebut. Akhirnya karena “kelicikan” Amr bin Ash wakil
dari kubu Muawiyyah, dalam tahkim
Beliau juga seorang orator ulung. Beliau adalah orang yang pertama
kali masuk Islam dan golongan anak muda. Gaya kepemimpinan Ali
kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah. Demikian juga hibah atau