Anda di halaman 1dari 5

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Strata-1 (S1), FISIP – Universitas

Pasundan.

Nama : Fega Al Muharaman Chaidir


NIM : 162030170
Mata Kuliah : Dinamika Sosial Politik Amerika Latin

REVIEW
The Politic Returns of Democratic Governance

Sumber : Maria-Teresa Nogales and Susan Zelaya-Fenner (Editor). 2013.


Democratic Governance in Latin America:A Regional Discussion. The International
Republican Institute. hlm.1-16.
Review ini akan membahas tulisan Georges A. Fauriol, yang berjudul The
Political Returns of Democratic Governance. Tulisan ini membahas tentang politik
pemerintahan demokratis di wilayah America Latin. Dalam tulisan ini Georges A.
Fauriol menulis kesulitan proses jalannya pemerintahan menuju demokratis yang
menyoroti pentingnya instrumen tata kelola dan pengoprasionalan secara program
yang lebih spesifiknya menjadi peran teknologi informasi komunikasi serta
bagaimana dampak partisipasi warga terhadap pemerintahan sehingga menjadikan
pula suatu masyarakat yang demokratis. Dalam tulisan ini juga dipaparkan
kekurangan dari tulisan tersebut dari beberapa ahli.

Rangkuman

Tulisan Georges A. Fauriol yang berjudul The Political Returns of Democratic


Governance menjelaskan karakteristik penting dari pemerintahan modern dimana
interaksi yang terus berubah antara warga dan pemerintah. Lokus pemerintahan
modern berpusat pada akuntabilitas dan pada gilirannya menyoroti peran warga
negara secara individu. Kita dapat mengambil cerita tersebut dengan berbagai tafsiran
Magna Carta di Inggris yang muncul antara 1215 dan 1225. 1 Dalam konteks
kontemporer, tata kelola juga mengasumsikan keberadaan jaringan hubungan
kelembagaan yang memungkinkan warga dan pemerintah untuk mengadakan dialog
mengenai preferensi tertentu, bukan hanya kebijakan. Untuk Amerika Latin dan
Karibia konsep-konsepnya mencakup berbagai pengalaman di wilayah tersebut.
Seberapa efektifnya tata kelola sebagian terikat oleh check and balance demokrasi
dan hasilnya mungkin tidak merata.

Banyak literatur tata kelola dibingkai seolah-olah itu hanya turunan dari pemerintah,
kurang dari warga negara. Namun, dalam pemerintahan yang demokratis
keseimbangan pengaruh atau kekuasaan terletak pada warga negara. Sisi permintaan
pemrograman mempromosikan permintaan lokal untuk tata kelola, sementara sisi
penawaran memperkuat kapasitas pemerintah daerah. Studi kasus menyoroti peran
komunikasi dalam semua bentuk, termasuk media sosial. Pengalaman menunjukkan
bahwa teknologi informasi komunikasi dapat melayani warga negara dengan lebih
baik dengan meningkatkan kapasitas dan efisiensi kelembagaan, dan dengan
melibatkan warga secara lebih efektif dalam dialog, pengambilan keputusan, dan
komunikasi secara luas. Tetapi teknologi tetap menjadi alat dan tidak dapat
menggantikan konten, apalagi orang.

Pemerintahan yang demokratis adalah komponen penting untuk pertumbuhan


ekonomi dan sosial yang berkelanjutan, dengan kata lain, pengembangan material
yang terukur. konteks tata kelola demokratis Amerika Latin juga menghasilkan
manfaat perkembangan tambahan dalam proses perdamaian transisi dan lingkungan
pasca konflik komunitas internasional dapat memainkan peran kunci dalam
mempromosikan pemerintahan yang demokratis tetapi itu hanya dapat berhasil jika ia
ditambatkan oleh kepemimpinan dan lembaga masyarakat adat.

Pembanding dan Analisis

1
Fukuyama, 2011, The Origins of Political Order: From Prehuman Times to the French Revolution,
New York: Farrar, Straus and Giroux.
Dalam studi keamanan sosok Berry Buzan menjadi sentral, dimana analisis Berry
Buzan yang menyatukan antara Neo-realis dan konstruktivis ia menerima dalil Neo-
realis bahwa sisitem politik internasional adalah anarki, yang menyatakan bahwa
karakteristik utamanya mendefinisikan tidak adanya pemerintah menyeluruh. Hal ini
berangkat dari Neo-realis karena ia merasa bahwa pendekatan realis sebagai “murni
perjuangan untuk kekuasaan’2menghasilkan sudut pandang yang sempit dan sesuatu
yang hanya dapat menghambat kebijakan.

Dalam karyanya Buzan, People, States and Fear , menuju pemahaman yang
lebih luas tentang keamanan berdasarkan sektor-sektor dan tingkatanya. Adapun
tingkatan yang direferensikan dan dibahas secara rinci dalam karyanya adalah
individu, negara, dan sistem internasional. Sektor yang ia juga bahas membahas
dalam artikel ‘New Patterns of Global Security in the Twenty-First Century’ yaitu
politik, militer, ekonomi, sosial, dan lingkungan. Konsep-konsep ini tidak dapat
secara memadai menangani masalah keamanan secara terpisah, masing-masing sangat
rumit dan kompleks terkait dengan membentuk sebuah informasi. Buzan
menyebutnya ‘Masalah Keamanan Nasional’. Ancaman yang jelas yang tampaknya
akan hadir yang paling mendesak keperihatinan adalah pihak militer. Ancaman
militer dapat mempengaruhi semua komponen negara. Ancaman politik mewakili
kekhawatiran terhadap keadaan dan keamanan juga, namun hal tersebut menjadi lebih
ambigu dan sulit untuk diidentifikasi dibandingkan dengan ancaman militer.

Dibandingkan dengan sektor politik dan militer sektor ekonomi, sociental dan
lingkungan atau ekologi. Ancaman ekonomi, misalnya, sulit untuk menentukan
karena sifat ekonomi itu sendiri, sebagai mana Buzan menunjukan ‘the normal
condition of actors in a market economy is one of risk, aggressive competition and
uncertainly’3. Keamanan sosial merupakan sektor yang paling menarik karena sulit
dipisahkan dari sektor politik, ancaman sosial adalah tentang identitas ang dapat
ditemukan dalam setiap negara. Sektor lingkungan merupakan sektor yang bisa

2
Barry Buzan, People, States and Fear, 8.
3
Ibid.,124.
dikatakan kontroversial diantara lima sektor. Ketika berpikir tentang kemungkinan
ancaman seperti bencana dll.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas saya penyimpulkan bahwa studi keamanan sudah menjadi
studi yang serius terutama setelah perang dingin. Dalam perjalanannya studi
keamanan memunculkan prespektif- prespektif seperti realis, liberalis, kontruktivis,
dll. Seiring perkembangan muncul kembali prespektif Neo-realis dan Neo-liberalis.
Dalam perspektif realis menyatakan bahwa tidak ada yang dapat melebihi peran dari
pemerintah dengan kata lain keamanan nasional merupakan sorotan utama dari kaum
realis dan hanya melihat bahwa ancaman keamanan hanya akan datang dari pihak
militer saja tanpa memikirkan atau memberikan perhatian lebih pada faktor-faktor
lain di luar militer, sedangkan menurut pandangan prespektif lain bahwa ada banyak
faktor yang dapat menyebabkan ancaman keamanan nasional. Selain faktor militer
prespektif lain beranggapan bahwa faktor politik, ekonomi, sosial, dan lingkungan
memiliki ancaman yang besar untuk keamanan nasional.

Pemuka teori sekuritisasi Barry Buzan dalam hal ini menawarkan aspek baru
dalam sekuritisasi seprti keamanan regional, keamanan sosial dan ketahanan
lingkungan alat yang bermanfaat bagi seorang professional untuk membuat
kebijakan mengenai keamanan nasional ataupun kebijakan internasional. Buzan
berkata; masalah keamanan nasional ternyata menjadi masalah sisitemik keamanan
dimana individu, negara, dan sistem memainkan semua perannya dan dimana faktor-
faktor ekonomi, sosial, dan lingkungan sama pentingnya dengan politik dan militer4.

Jadi menurut saya bahwa pada saat ini ancaman keamanan tidak hanya terpusat
pada serangan agresi militer, akan tetapi pada saat ini ancaman keamanan dapat
muncul dari beberapa faktor-faktor lain yang ketika awal perdebatan mengenai studi
keamanan tidak melihat adanya faktor-faktor lain selain ancaman keamanan oleh
militer. Sekarang ancaman keamanan nasional bisa datang darimana saja.

4
Berry Buzan, People, States, and Fear, 368.
DAFTAR PUSTAKA

BALDWIN, DAVID. (1995) Security Studies and the End of the Cold War. World
Politics 48:117-141.

BUZAN, BARRY. People, States, and Fear: An Agenda For International Scurity
Studies in the Post-Cold War Era. 1st Edition 1981, 2nd Edition.
Hertfordshire: Harvester Wheatsheaf, 1991 and 2008 with a new preface
from the author.

CRAWFORD, NETA. (1991) Once and Future Security Studies. Security Studies
1:283-316.

HAFTENDORN, HELGA. (1991) The Security Puzzle: Theory-Building and


Discipline-Building in Interna- tional Security. International Studies
Quarterly 35:3-17.

KOLODZIEJ, EDWARD. (1992a) Renaissance In Security Studies? Caveat Lector!


International Studies Quarterly 36:421-438.

. KOLODZIEJ, EDWARD. (1992b) What Is Security and Security Studies? Lessons


from the Cold War. Arms Control 13: 1-31.

MEARSHEIMER, JOHN. (1994/95) The False Promise of International Institutions.


International Security 19:5-49.

Anda mungkin juga menyukai