Pertemuan 4

ANALISIS 2
LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN
(Rasio, DuPont, dan BSC)

Dr. Drs. D.Iwan Riswandi, SE., M.Si.

Sekolah Vokasi IPB
 ANALISIS RASIO - RASIO
KEUANGAN

 LIKUIDITAS (LIQUIDITY RATIO)

 Untuk mengetahui tingkat kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek
 Untuk menilai kinerja pengelolaan aset dan kewajiban likuid

 LEVERAGE (LEVERAGE RATIO)

 Untuk mengetahui tingkat leverage (penggunaan hutang) yang digunakan
untuk mendanai asetnya
 AKTIVITAS (ACTIVITY RATIO)
 Untuk mengetahui seberapa efektif pemanfaatan sumberdaya yang berada
dalam kendali organisasi
 PROFITABILITAS (PROFITABILITY RATIO)
 Untuk mengetahui tingkat perolehan laba organisasi

 PENILAIAN (VALUATION RATIO)

 Untuk mengetahui tingkat pengembalian hasil bagi investor
 RASIO LIKUIDITAS

RASIO LANCAR (Current Ratio). Rasio/”nisbah” yang diperoleh

dengan jalan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancarnya.
Menunjukkan sejauhmana tagihan-tagihan jangka pendek dari para kreditor
dapat dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan dikonversi menjadi uang tunai
dalam waktu dekat.

Aktiva Lancar
RASIO LANCAR :
Kewajiban Lancar

RASIO CEPAT (Quick Ratio). Rasio yang dihitung dengan

mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan membagi sisanya dengan
kewajiban lancar.

Aktiva Lancar – Persediaan

RASIO CEPAT =
Kewajiban Lancar
 RASIO PENGELOLAAN ASET

RASIO PERPUTARAN PERSEDIAAN (Inventory Turnover

Ratio). Rasio yang dihitung dengan jalan membagi penjualan dengan
persediaan; disebut juga rasio pemanfaatan persediaan.

RASIO PERPUTARAN/ Penjualan

PEMANFAATAN PERSEDIAAN = Persediaan

JANGKA WAKTU PENAGIHAN (Day Sales Outstanding).

Rasio yang dihitung dengan membagi piutang usaha dengan penjualan rata-
rata per hari; menunjukkan berapa lama rata-rata jangka waktu penerimaan
hasil penjualan sejak penjualan terlaksana.

Jangka Piutang Penjualan

DSO = Waktu = =
Penagihan Penjualan Rata-rata Penjulan Tahunan/360
per Hari
 RASIO PENGELOLAAN ASET

RASIO AKTIVA TETAP (Fixed Assets Turnover Ratio). Rasio

penjualan terhadap aktiva tetap (bersih) disebut juga rasio pemanfaatan aktiva
tetap.

RASIO PERPUTARAN/ Penjualan

=
PEMANFAATAN AKTIVA TETAP Aktiva Tetap (Bersih)

RASIO PERPUTARAN TOTAL AKTIVA (Total Assets

Turnover Ratio). Rasio yang dihitung dengan membagi penjualan
dengan total aktiva; disebut juga rasio pemanfaatan total aktiva.

RASIO PERPUTARAN/ Penjualan

=
PEMANFAATAN TOTAL AKTIVA Total Aktiva
 RASIO PENGELOLAAN UTANG

RASIO UTANG (Debt Ratio). Rasio total utang terhadap total aktiva.

Total Utang
RASIO UTANG =
Total Aktiva

RASIO KEMAMPUAN MEMBAYAR BUNGA (Time Interest –

Earned Ratio). Rasio laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) terhadap
beban bunga; rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
beban bunga tahunan.

RASIO KEMAMPUAN EBIT

=
MEMBAYAR BUNGA Beban Bunga
 RASIO PENGELOLAAN UTANG

RASIO KEMAMPUAN MEMBAYAR TETAP (Fixed Charge

Coverage Ratio). Rasio yang lebih luas cakupannya daripada rasio TIE
karena mencakup kewajiban lease jangka panjang tahunan perusahaan.

RASIO KEMAMPUAN EBIT + Pembayaran Lease

=
MEMBAYAR BEBAN TETAP Beban Bunga + Pembayaran Lease

RASIO PEMENUHAN ARUS KAS (Cash Flow Coverage

Ratio). Rasio yang menunjukkan marjin sampai seberapa besar laba operasi
perusahaan dapat menutupi kebutuhan keuangannya.

RASIO EBIT + Pembayaran Lease + Penyusutan

PEMENUHAN = Dividen Saham
Bunga Plus Pembayaran
ARUS KAS Preferen Utang
Pembayaran + +
Lease 1-T 1-T
 RASIO PROFITABILITAS

RASIO MARJIN LABA ATAS PENJUALAN (Profit Margin on

Sales Ratio). Rasio yang mengukur laba dari setiap rupiah penjualan;
rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan
penjualan.
Laba Bersih yang Tersedia
RASIO MARJIN Bagi Pemegang Saham Biasa
ATAS PENJUALAN = Penjualan
KEMAMPUAN DASAR MENGHASILKAN LABA (Basic
Earning Power Ratio). Rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva
perusahaan untuk menghasilkan laba operasi, perhitungannya adalah EBIT
dibagi dengan total aktiva.

KEMANPUAN DASAR EBIT

MENGHASILKAN =
LABA Total Aktiva
 RASIO PROFITABILITAS

TINGKAT PENGEMBALIAN ATAS TOTAL AKTIVA, ROA

(Return on Total Asset). Rasio laba bersih setelah pajak terhadap total
aktiva.

TINGKAT Laba Bersih yg Tersedia Bagi

PENGEMBALIAN Pemegang Saham Biasa
=
ATAS TOTAL AKTIVA Total Aktiva
(ROA)

TINGKAT PENGEMBALIAN ATAS EKUITAS SAHAM BIASA

(Return on Common Equity). Rasio laba bersih setelah pajak
terhadap ekuitas saham biasa. Mengukur tingkat pengembalian atas investasi
bagi pemegang saham biasa.

TINGKAT Laba Bersih yg Tersedia Bagi

PENGEMBALIAN Pemegang Saham Biasa
=
ATAS SAHAM BIASA Ekuitas Saham Biasa
 RASIO PENILAIAN PASAR

RASIO HARGA/LABA, P/E (P/E Ratio). Rasio harga per saham

terhadap laba per saham. Menunjukkan berapa rupiah yang harus dibayar
investor untuk setiap Rp 1 laba periode berjalan.

RASIO HARGA/ Harga per Saham

LABA (P/E) =
Laba per Saham

RASIO NILAI PASAR / NILAI BUKU (Market / Book Ratio).

Rasio harga pasar saham terhadap nilai bukunya.

RASIO NILAI PASAR/ Harga Pasar per Saham

NILAI BUKU =
Nilai Buku per Saham
 RASIO PENILAIAN PASAR

NILAI BUKU Ekuitas Saham Saham Biasa

PER SAHAM =
Saham Biasa yg Beredar

PERSAMAAN DU PONT (Du Pont Equation). Rumus yang

menghitung tingkat pengembalian atas aktiva dengan mengalikan marjin
labadengan perputaran total aktiva.

ROA = Marjin Laba X Perputaran Total Aktiva

Laba Bersi Penjualan
= X
Penjualan Total Aktiva
 ANALISIS DU PONT
RETURN ON EQUITY

RETURN ON ASSETS X ASSETS/EQUITY

NET PROFIT MARGIN x TOTAL ASSETS TURNOVER

: TOTAL
NET PROFIT SALES SALES : ASSETS

SALES -- TOTAL EXPENSES

CURRENT ASSETS FIXED ASSETS OTHER ASSETS
COST OF GOODS SOLD
CASH + MARKETABLE SECURITIES
CASH OPERATING EXPENSES
RECEIVABLES
DEPRECIATION
INVENTORY
INTEREST EXPENSES
OTHER CURRENT ASSETS
TAXES
 BEBERAPA RASIO EFISIENSI USAHA

 COST OF FUNDS = Interest Paid

Total Funds

 COST OF MONEY = Cost Of Funds + Overhead Expense

Total Funds
 KETERBATASAN ANALISIS KEUANGAN

 Kesulitan dalam mengindetifikasi kategori industri

dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan
tersebut bergerak di beberapa bidang usaha
 Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut
dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan
bahkan bisa merupakan hasil rekayasa
 Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan
perhitungan yang berbeda, misal perbedaan metode
penyusutan atau penilaian persediaan
 Informasi rata-rata industri adalah data umum dan
hanya merupakan perkiraan
 ANALISIS KINERJA LAINNYA (NON TRADISIONAL)

DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BEBERAPA KELEMAHAN ANALISIS

KINERJA KEUANGAN TRADISIONAL, MAKA DIRANCANG MODEL
ANALISIS KINERJA KEUANGAN LAINNYA, MISALNYA :
 ECONOMIC VALUE ADDED ( EVA ), YANG MERUPAKAN INDIKATOR TENTANG ADA
TIDAKNYA NILAI TAMBAH DARI SUATU INVESTASI.
 RUMUS :
EVA = EBIT -- PAJAK -- BIAYA MODAL
 EVA YANG POSITIF MENUNJUKKAN BAHWA MANAJEMEN BERHASIL MENINGKATKAN
NILAI PERUSAHAAN BAGI PEMILIK.
 EVA YANG NIHIL MENUNJUKKAN POSISI IMPAS PERUSAHAAN
 EVA YANG NEGATIF MENUNJUKKAN TOTAL BIAYA MODAL PERUSAHAAN LEBIH BESAR
DARI HASIL YANG DIPEROLEH
 BIAYA MODAL : DITENTUKAN BERDASARKAN RATA-RATA TERTIMBANG DARI BIAYA
MODAL SENDIRI (EKUITAS) DAN BIAYA HUTANG SETELAH PAJAK SESUAI DENGAN
PROPORSI MODAL SENDIRI DAN HUTANG.
 ANALISIS KINERJA LAINNYA ( NON TRADISIONAL )

BALANCED SCORECARD :

ADALAH KUMPULAN UKURAN KINERJA YANG TERINTEGRASI

DARI STRATEGI-STRATEGI PERUSAHAAN YANG MENDUKUNG
STRATEGI PERUSAHAAN SECARA KESELURUHAN

INTEGRASI DARI STRATEGI-STRATEGI PERUSAHAAN

DIGAMBARKAN DALAM BEBERAPA PERSPEKTIF
BERIKUT :
 FINANCIAL PERSPECTIVE (PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, MARKET VALUE, DSB)
 CUSTOMER PERSPECTIVE (KEPUASAN PELANGGAN, PEMASARAN, DSB)
 INTERNAL BUSINESS PERSPECTIVE (KUALITAS, PRODUKTIVITAS, DSB.)
 LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE (INOVASI, KOMPETENSI, DSB.)
 ANALISIS KINERJA LAINNYA ( NON TRADISIONAL )

BALANCED SCORECARD :
MERUPAKAN ALAT ANALISIS DAN PENGUKURAN FAKTOR-
FAKTOR PEMICU KINERJA PERUSAHAAN SECARA
KOMPREHENSIF, YANG DITUNJUKKAN MELALUI PERSPEKTIF
FINANSIAL DAN NON-FINANSIAL.
BSC MEMBERIKAN KERANGKA PEMIKIRAN UNTUK
MENJABARKAN VISI, MISI DAN STRATEGI KE DALAM ASPEK
OPERASIONALNYA

KATA “SCORECARD” MENUNJUKKAN :

 KARTU UNTUK MENCATAT DAN MELIHAT SKOR HASIL
KINERJA PERSONIL.
 KARTU UNTUK MERENCANAKAN SKOR YANG INGIN
DIWUJUDKAN OLEH PERSONIL DI MASA DEPAN.
 SKOR PERBANDINGAN RENCANA DAN KINERJA.
 ANALISIS KINERJA LAINNYA ( NON TRADISIONAL )

BALANCED SCORECARD
KATA “BALANCE” BERTUJUAN UNTUK MENEKAN-
KAN ADANYA PENYEIMBANGAN ANTARA BEBERAPA
FAKTOR DALAM PENGUKURAN :
 KESEIMBANGAN ANTARA PENGUKURAN EKSTERNAL UNTUK
PEMEGANG SAHAM DAN PELANGGAN, DENGAN PENGUKURAN
INTERNAL DARI PROSES BISNIS INTERNAL, INOVASI SERTA
PROSES BELAJAR DAN PERTUMBUHAN
 KESEIMBANGAN ANTARA PENGUKURAN HASIL DARI USAHA MASA
LALU DENGAN PENGUKURAN YANG MENDORONG KINERJA MASA
MENDATANG
 KESEIMBANGAN ANTARA UNSUR OBYEKTIVITAS, YAITU
PENGUKURAN BERUPA HASIL KUANTITATIF YANG DIPEROLEH
SECARA MUDAH, DENGAN UNSUR SUBYEKTIVITAS, YAITU
PENGUKURAN PEMICU KINERJA YANG MEMBUTUHKAN
PERTIMBANGAN
 ANALISIS KINERJA LAINNYA ( NON TRADISIONAL )

PROSES PENYUSUNAN
BALANCED SCORECARD
 PENJABARAN STRATEGI KOMPREHENSIF MENJADI STRATEGI YANG
LEBIH SPESIFIK OLEH TIM MANAJEMEN EKSEKUTIF
 PENETAPAN PERSEPEKTIF FINANSIAL DAN PELANGGAN SECARA
LEBIH SPESIFIK
 IDENTIFIKASI TUJUAN DAN PENGUKURAN PROSES BISNIS INTERNAL
 IDENTIFIKASI TUJUAN DAN PENGUKURAN PROSES BELAJAR DAN
PERTUMBUHAN  PENINGKATAN KOMPETENSI DAN KUALITAS SDM,
TEKNOLOGI INFORMASI DAN PROSEDUR OPERASIONAL.