Critical Journal Review 1
Critical Journal Review 1
FISIKA UMUM
DOSEN PENGAMPU :
Rajo Hasim Lubis, S.Pd, M.Pd
DISUSUN OLEH :
Kelompok 4
Segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-nya yang tak terhitung.
Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan harapan dapat bermanfaat untuk menambah
ilmu dan wawasan terhadap ilmu pengetahuan. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, serta orang-orang
mukmin yang senantiasa mengikutinya dengan baik.
Adapun critical journal review ini adalah mengenai fluida statis untuk memenuhi
tugas mata kuliah fisika umum untuk bisa menyelesai tugas kami dengan sebaik-baik
nya.Kami sebagai penyusun menyadari bahwa tugas kami pasti memiliki kekurangan. Oleh
karena itu, kami berharap akan adanya masukan yang membangun sehingga tugas kami ini
dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Akhir kata kami mengucapkan semoga Allah SWT membimbing kita semua dalam
Hidayah-Nya.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
Rasionalisasi Pentingnya CJR ................................................................................... 1
Tujuan CJR ............................................................................................................... 1
Manfaat CJR .............................................................................................................. 1
Identitas Jurnal ........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN JURNAL
Ringkasan Jurnal Pertama ......................................................................................... 4
Ringkasan Jurnal Kedua ............................................................................................. 6
Ringkasan Jurnal Ketiga ............................................................................................. 8
Ringkasan Jurnal Keempat ........................................................................................ 10
Ringkasan Jurnal Kelima ......................................................................................... 12
BAB III PENILAI JURNAL
Kekurangan Jurnal ................................................................................................... 13
Kelebihan Jurnal ..................................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................................. 17
Saran ........................................................................................................................ 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun fluida statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau
fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida
tersebut. Bisa juga dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan
kecepatan seragam. Tidak menimbulkan yang namanya gaya geser. Contohnya seperti air
pada gelas yang tidak diberikan gaya akan diam atau air sungai yang mengalir dengan
kecepatan konstan.
JURNAL PERTAMA
1
Kota terbit : surabaya
JURNAL KEDUA
Issn : 2089-1776
Volume :4
Halaman : 12 halaman
JURNAL KETIGA
Issn : 1829-176
Volume : 14
Halaman : 4 halaman.
2
JURNAL KE EMPAT
Issn : 2302-4496
Volume :3
Halaman : 5 halaman.
JURNAL KELIMA
Issn : 2477-7935
Volume :4
Halaman : 8 halaman
3
BAB II
PEMBAHASAN JURNAL
4
orang validator sebesar 3,9 berkategori sangat baik dengan reliabilitas instrumen sebesar
85,7% sehingga RPP dapat digunakan dan reliabel. BAS yang telah dikembangkan oleh
peneliti mencakup materi fluida statis meliputi: 1) tekanan hidrostatis; 2) hukum Pascal; dan
3) hukumArchimedes. Nilai rata-rata validasi dari dua orang validator sebesar 3,75
berkategori sangat baik dengan reliabilitas instrumen sebesar 85,7% sehingga BAS dapat
digunakan dan reliabel. LKS yang telah dikembangkan oleh peneliti mencakup materi fluida
statis dan LKS terdapat elaborasi untuk menambah pemahaman konsep siswa meliputi: 1)
tekanan hidrostatis; 2) hukum Pascal; dan 3) hukum Archimedes. Nilai rata-rata validasi dari
dua orang validator sebesar 3,8 berkategori sangat baik dengan reliabilitas instrumen sebesar
85,7% sehingga LKS dapat digunakan dan reliabel. Hasil pretest dan posttest dilakukan uji
statisitk normalitas untuk mengetahui distribusi data sehingga dapat dilakukan uji t sampel
berpasangan. Hasil uji statistik menunjukkan ketiga kelas mempunyai data posttest yang
terdistribusi normal, terdapat perbedaan nilai pretest dan posttest. Peningkatan pemahaman
konsep siswa ketiga kelas menggunakan perhitungan N- gain pada pretest dan posttest dengan
kategori tinggi g > 0,70 dan sedang 0,30 < g < 0,70. Perhitungan N-gain siswa dari ketiga
kelas konsisten menunjukkan mayoritas (33 dari 35 siswa) berada pada kategori tinggi. Hasil
rata-rata N-gain ketiga kelas dilakukan uji statistik normalitas untuk mengetahui distribusi
data,
5
2. Ringkasan Jurnal Kedua
A. Pendahuluan
Fisika merupakan salah satu cabang IPA (sains) yang mendasari perkembangan
teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Fisika bertujuan agar siswa
memiliki kemampuan antara lain mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan
masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang instrumen
percobaan, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data serta mengkomunikasikan hasil
percobaan secara lisan dan tertulis (BSNP, 2007). Fisika merupakan sebuah kumpulan
pengetahuan (a body of knowledge), cara atau jalan berpikir (a way of thinking), dan cara
untuk mencurahkan ilmu, memungkinkan siswa merasa berada di dunia lain. Apa yang
dialami siswa diruang kelas berbanding terbalik dengan kenyataan yang dialaminya.
Kegembiraan, warna-warni kehidupan tidak lagi ditemukan diruang kelas, yang hanya ada
buku, catatan dan sederet perintah guru. Kondisi ini akan melahirkan kebosanan sehingga
dapat berpengaruh terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.
Pembelajaran yang berkualitas memerlukan suatu perangkat pembelajaran yang dapat
membantu siswa memahami dan menguasai materi Fisika dengan baik. Implikasi dari
pernyataan tersebut adalah agar guru dapat mengajar dengan baik, maka guru harus
mempersiapkan perangkat pembelajaran sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
Dengan demikian, perangkat pembelajaran memegang peranan penting dalam kesuksesan
proses pembelajaran guna mendukung kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar.
B. Metode Penelitian
6
keterampilan proses sains siswa SMA pada materi fluida statis. Perangkat pembelajaran
diterapkan pada tiga kelas replikasi yaitu XI-IPA 1, XI-IPA 2, dan XIIPA 3 SMA Kemala
Bhayangkari 1 Surabaya semester genap tahun pelajaran 2013/2014.
Rata-rata skor keterlaksanaan RPP kelas replikasi I, II, dan III yang meliputi
pendahuluan, kegiatan inti, penutup, dan suasana kelas berkategori baik. Pengelolaan
waktu dalam pembelajaran belum optimal pada pertemuan pertama, Hal ini disebabkan
karena siswa merasa asing/tidak terbiasa dengan pembelajaran inkuiri terbimbing,
sehingga membutuhkan waktu cukup lama untuk menjelaskan hal yang baru dalam proses
pembelajaran. Keterlaksanaan RPP yang baik menunjukkan bahwa guru mampu
mengelola pembelajaran sesuai dengan tahapan-tahapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing. Guru mampu menggiring siswa ke dalam situasi pembelajaran inkuiri
terbimbing, sehingga siswa dapat menemukan sendiri konsep materi fluida statis melalui
penyelidikan dengan benar.
D. Kesimpulan
Berdasarkan analisis, pembahasan hasil, dan temuan penelitian, maka dapat disimpulkan
bahwa pengembangan perangkat pembelajaran Fisika dengan model inkuiri terbimbing
untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa SMA pada materi fluida statis telah
memenuhi syarat kevalidan, kepraktisan, dan keefektivan sehingga layak digunakan
dalam proses pembelajaran. Beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang didapat adalah sebagai berikut:
7
3. Ringkasan Jurnal Ketiga
A. Pendahuluan
Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup. Melalui proses
tersebut diharapkan manusia dapat memahami arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan
bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar, karena fokus pendidikan
diarahkan pada pembentukan kepribadian unggul dengan menitikberatkan pada proses
pematangan kualitas logika, hati, akhlak, dan keimanan. Puncak pendidikan adalah
tercapainya titik kesempurnaan kualitas hidup. Di lembaga pendidikan seperti sekolah,
keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar siswa dalam prestasi belajarnya.
Kualitas dan keberhasilan belajar siswa dalam prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh
kemampuan dan ketepatan guru memilih dan menggunakan metode pengajaran. Pengajaran
yang baik adalah upaya yang salah satunya mengembangkan pemahaman yang mendalam
terhadap materi dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Hal ini juga tidak terlepas
dari usaha guru sebagai komponen terpenting dalampembelajaran di kelas. Beberapa strategi
pembelajaran yang diterapkan saat ini nampaknya belum mampu memfasilitasi siswa untuk
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Berbagai aktivitas belajar masih didominasi
oleh guru sehingga keaktifan siswa dalamproses pembelajaran masih kurang. Dengan
demikian, peluang siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir juga masih rendah.
Pemberdayaan kemampuan berpikir kritis penting dikembangkan untuk siswa. Berpikir kritis
dapat meningkatkan keterampilan verbal dan analitik dapat meningkatkan cara mengekspresi
gagasan yang berguna untuk meningkatkan pemahaman.
B. Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui keterampilan berpikir
kritis siswa dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E, maka dalam
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Bentuk desain eksperimen ini
menggunakan pre experimental. Desain penelitian yang digunakan adalah one- group pretest
posttest design. Desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan
sebelum diberi perlakuan. Dalam pelaksanaanya, kelompok eksperimen mendapatkan
perlakuan berupa penggunaan model learning cycle 5E. Pada penelitian ini yang menjadi
populasi atau objeknya adalah seluruh siswa kelas VIII dan subjeknya adalah SMP Torsina
Singkawang tahun ajaran 2015/2016. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP
8
Torsina Singkawang, dengan pertimbangan rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa
kelas VIII yang diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran dan
mata pelajaran fluida statis hanya terdapat pada kelas VIII. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran menggunakan tes. Pengukuran
dalam penelitian ini menggunakan teknik pengukuran prosedur tes. Data yang dikumpulkan
dan diolah melalui pengukuran ini adalah data kuantitatif. Pengukuran yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah pemberian tes kemampuan berpikir kritis kepada siswa mengenai
materi fluida statis. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar tes awal
(pretest) dan tes akhir (posttest) kepada siswa yang berbentuk tes essay. Melalui tes essay
diharapkan siswa dapat mengemukakan pemahaman konsep, penalaran, komunikasi dan
kemampuan dalam berpikir kritis. Selain itu, secara tidak langsung siswa dituntut untuk
dapat mengingat kembali sesuatu hal yang pernah dialaminya dalam dunia nyata mengenai
fluida statis. Sebelum diteskan, instrumen yang dijadikan alat ukur tersebut diujicobakan
untuk mengetahui validitas, relialibitas, dan indeks kesukarannya. Analisis tes peningkatan
keteram.
C. Hasil Pembahasan
Setelah mendapatkan data hasil pretest dan posttest, kemudian data dianalisis
menggunakan uji gain yang ternormalisasi (N- gain). Uji N-gain digunakan untuk
mendapatkan gambaran peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diberikan
pretest dan posttest melalui model learning cycle 5E. pemecahan masalah sebesar 0,43,
indikator membuat keputusan sebesar 0,42, indikator penyelidikan percobaan sebesar 0,33,
dan indikator menyimpulkan sebesar 0,37. Dari setiap indikator keterampilan berpikir kritis
diperoleh N-gain tertinggi pada indikator pemecahan masalah sebesar 0,43 dengan kategori
sedang. N-gain terendah pada indikator penyelidikan percobaan sebesar 0,33 dengan
kategori sedang. Berdasarkan respon siswa, sebanyak 84,75%siswa menyatakan bahwa
model learning cycle 5E dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis. IV.
KESIMPULAN Penerapan model learning cycle 5E dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa dengan kategori sedang pada indikator pemecahan masalah, membuat
keputusan, penyelidikan percobaan, dan menyimpulkan berdasarkan N-gain masing- masing
indikator berturut-turut adalah 0,43, 0,42, 0,33, 0,37.
9
4. Ringkasan Jurnal Keempat
A. Pendahuluan
Pengubahan konsep untuk menghasilkan konsep ilmiah tidak lepas dari proses berpikir
yang disebut sebagai konflik kognitif, yaitu pertentangan dalam pikiran karena mengamati
fenomena yang bersifat “anomali” bagi diri pribadi. Metode pengolahan konflik kognitif bagi
guru dan siswa merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran karena konflik
kognitif dapat mengarahkan pada hasil yang destruktif (miskonsepsi) maupun konstruktif
(Kim, et all, 2005). Oleh karena itu, sulit bagi seorang guru untuk mengubah prakonsepsi
siswa yang salah tanpa melalui proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara aktif
mencari solusi dari konflik kognitifnya.
Dari studi pendahuluan, didapatkan data bahwa 84 siswa dari total 252 siswa kelas XII
IPA atau siswa yang telah diberikan materi fluida statis, terbukti 53 siswa dari 84 siswa masih
mengalami miskonsepsi pada materi tersebut. Beberapa miskonsepsi yang sering dialami
siswa diantaranya adalah (1) Ketika benda terapung maka gaya apungnya lebih besar
daripada gaya berat benda. (2) Benda tenggelam dalam air karena benda tersebut lebih berat
daripada air. (3) Tenggelam terapungnya benda bergantung pada massa benda. (4) Gaya
apung yang dialami benda yang dicelupkan ke dalam zat cair semakin besar seiring dengan
pertambahan kedalaman benda.
B. Metode Penelitian
Peneliti melakukan replikasi agar kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian
memiliki kekuatan dan tidak merupakan suatu kebetulan. Penelitian dilakukan pada tahun
ajaran 2013/2014 di SMAN Kesamben Jombang, yang menjadi subyek penelitian adalah
siswa kelas XI IPA 1, sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3
sebagai kelas replikasi. Data penelitian dikumpulkan melalui tes, observasi, dan angket. Pre-
test dan post-test digunakan untuk mengetahui tingkat miskonsepsi siswa sebelum dan
sesudah perlakuan. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan proses
pembelajaran inkuiri sedangkan angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran. Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk
mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan
uji homogenitas untuk mengetahui apakah sampel terdiri dari varian yang homogen.
10
C. Hasil Dan Pembahasan
Uji normalitas menemukan bahwa nilai bahwa χ2hitung pada masing-masing kelas lebih
kecil dari pada χ2tabel. Sedangkan uji homogenitas menemukan bahwa χ2hitung pada
masing-masing juga kelas lebih kecil dari pada χ2tabel. Maka dapat diartikan bahwa sampel
berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan sampel terdiri dari varian yang homogen.
Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa skor ratarata pelaksanaan pembelajaran inkuiri untuk
semua pertemuan pada kelas XI IPA 1 sebesar 3,4 sedangkan pada kelas XI IPA 2 sebesar 3,3
dan pada kelas XI IPA 3 sebesar 3,3. Karena skor rata-rata dari kelas eksperimen maupun
kelas replikasi lebih dari 3,0 maka pelaksanaan pembelajaran inkuiri menggunakan PhET
Simulation dikategorikan baik. Namun, secara umum penerapan model pembelajaran inkuiri
menggunakan PhET Simulation dapat menurunkan miskonsepsi siswa kelas XI IPA 1, XI
IPA 2 dan XI IPA3 pada materi fluida statis di SMAN Kesamben Jombang, meskipun dalam
kategori penurunan yang rendah. Sehingga penelitian penerapan model pembelajaran inkuiri
(inquiry learning) menggunakan PhET Simulation dikatakan secara konsisten dapat
menurunkan miskonsepsi siswa kelas XI pada materi fluida statis di SMAN Kesamben
Jombang dalam kategori rendah.
D. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis data diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
11
Simulation, kurangnya alokasi waktu disebabkan karena banyak kegiatan sekolah
yang mengharuskan beberapa siswa untuk mengikutinya.
5. Ringkasan Jurnal Kelima
A. Pendahuluan
Fluida statis merupakan hal yang dapat dengan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Hal tersebut justru membuat mahasiswa datang ke kelas dengan pengetahuan yang
mereka bangun sendiri dari mengamati fenomena di sekeliling mereka. persoalan Dalam
artikel ini akan dibahas mengenai hasil pengembangan LKM berbasis POE. Pengembangan
LKM berbasis POE bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa belajar dengan cara
mengonstruk pengetahuan secara mandiri. Dengan integrasi POE, mahasiswa dapat belajar
dengan lebih menyenangkan dan berkualitas (Hidayah & Yuberti, 2018). Selain itu,
implementasi media pembelajaran berbasis POE ini menggiring mahasiswa untuk
memahami fisika secara lebih bermakna. Diharapkan dengan implementasi LKM berbasis
POE ini pengetahuan mahasiswa tidak dalam bentuk resource.
B. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan yang bertujuan untuk
menghasilkan inovasi produk bahan ajar berupa lembar kerja mahasiswa pada perkuliahan
Fisika Dasar 1 untuk melatih berpikir kritis mahasiswa. Desain penelitian yang digunakan
adalah model pengembangan ADDIE. Model ADDIE dibagi ke dalam 5 fase, yaitu: 1)
Analisi (Analyze), 2) Perencanaan (Design), 3) Pengembangan (Development), 4)
Implemntasi (Implementation), 5) Evaluasi (Evaluation). Pada tahap pertama, kegiatan
analisis dilakukan untuk mengkaji fakta lapangan. Hal tersebut berguna untuk menganalisis
kebutuhan pengembangan, melihat kekuatan dan kelemahan untuk memaksimalkan produk
yang akan dikembangkan.
C. Hasil Dan Pembahasan
Setelah selesai dikembangkan, pada tahap kedua produk awal dilakukan koreksi oleh tim
ahli. Berdasarkan hasil expert judgement tersebut dilakukan perbaikanperbaikan untuk
menyempurnakan produk. Setelah direvisi, pada tahap ketiga LKM berbasis POE ini
dilakukan uji terbatas sekaligus implementasi awal. Pada tahap ini, produk
diimplementasikan pada pengguna terbatas dan kemudian dinilai menurut pandangan
pengguna. Berdasarkan penilaian dan implementasi tersebut, kemudian dilakukan evaluasi
untuk melakukan perbaikan-perbaikan untuk penyempurnaan produk. Subjek penelitian ini
adalah Mahasiswa yang sedang menjalani perkuliahan Fisika Dasar 1 sebanyak 25
mahasiswa. Teknik pengumpulan data untuk validasi menggunakan lembar validasi. Respon
12
siswa pengumpulan data menggunakan angket respon dan kemampuan berpikir kritis
menggunakan tes.
Berdasarkan hasil validasi lembar kerja mahasiswa berbasis POE, dari 2 aspek pada
kesesuaian konsep, dinilai memiliki rata-rata skor validitas pada kriteria sangat valid. Hal
ini menunjukkan bahwa lembar kerja mahasiswa bebasis POE sudah sesuai dengan standar
yang harus dicapai dalam perkuliahan. Selain itu, pembelajaran ilmu alam, khususnya fisika
menuntut agar mahasiswa berperan aktif selama proses pembelajara. Sehingga dalam
pengembangan bahan ajar juga sedemikian menggiring mahasiswa agar berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Menurut validator berdasarkan aspek tersebut lembar kerja
mahasiswa berbasis POE ini sudah sangat valid yakni dengan rata-rata skor 3,67. Selain dari
faktor kesuaian materi dan tuntutan pembelajaran, hadirnya sebuah bahan ajar memiliki
fungsi utama agar mahasiswa lebih mudah menacapai tujuan pembelajaran, seperti
memahami konsep.
Oleh karena itu, penting melihat faktor kemudahan bahan ajar untuk dipahami.
Berdasarkan tujuan tersebut, aspek penggunaan bahasa yang baik memiliki skor 3,50 dan
aspek cara penyajian yang baik memiliki skor 3,67 yang mana keduanya memiliki kriteria
sangat valid. Selain dari validitas yang dinilai oleh para ahli, proses pengembangan lembar
kerja berbasis POE juga melalui uji terbatas. Uji terbatas ini dimaksudkan untuk melihat
kebergunaan produk yang dikembangkan. Uji terbatas dilakukan pada kelompok kecil yakni
pada 25 mahasiswa yang sedang mengikuti perkuliahan Fisika Dasar 1. Uji terbatas ini
merupakan bentuk implementasi awal lembar kerja mahasiswa berbasis POE, karena
digunakan untuk mengajarkan topik fluida statis.
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa
pengembangan Lembar Kerja Mahasiswa berbasis POE ini telah mencapai tahapan evaluasi.
Berdasarkan hasil validasi para ahli diperoleh bahwa Lembar Kerja Mahasiswa berbasis POE
ini sangat valid. Selain itu, hasil respon mahasiswa pengguna memberikan respon positif
terhadap produk, yakni sebanyak 36,00% mahasiswa sangat setuju dan 64,00% mahasiswa
setuju terhadap kelayakan Lembar Kerja Mahasiswa berbasis POE. Skor kemampuan berpikir
kritis mahasiswa sebesar 69,6 menunjukkan bahwa mahasiswa berada dalam kategori
berpikir kritis. Penelitian terbatas pada tahapan mengevaluasi produk yang telah
dikembangkan. Bagi peneliti kedepannya dapat mengimplementasikan Lembar Kerja
13
Mahasiswa berbasis POE dan menguji efektivitasnya melalui penelitian eksperimen agar
lebih teruji.
BAB III
PENILAIAN JURNAL
A. Kekurangan Jurnal
1. Jurnal Pertama
Jurnal hanya memiliki banyak halaman sehingga pembahasan mengenai fluida statis
kurang lengkap.
Data yang dimiliki jurnal sedikit.
Jurnal kurang menarik
2. Jurnal Kedua
3. Jurnal Ketiga
4. Jurnal Keempat
14
Jurnal tersebut tidak memiliki data yang akurat.
Halaman pada jurnal tersebut sedikit sehingga kurang akurat.
5. Jurnal Kelima
B. Kelebihan Jurnal
1. Jurnal Pertama
2. Jurnal Kedua
3. Jurnal Ketiga
15
4. Jurnal Keempat
5. Jurnal Kelima
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata fluida mencakup zat cair, dan gas karena
keduanya memiliki kemampuan untuk mengalir. Berbeda dengan zat padat. Contoh
sederhananya adalah air, minyak, ataupun nitrogen. Sifatnya yang dapat mengalir dari satu
tempat ke tempat yang lain menjadikan hal tersebut dikategorikan sebagai fluida.
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida
dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut.
Bisa juga dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan
seragam. Tidak menimbulkan yang namanya gaya geser. Contohnya seperti air pada gelas
yang tidak diberikan gaya akan diam atau air sungai yang mengalir dengan kecepatan
konstan.
B. Saran
Kami menyadari keterbatasan penyusun dalam menyusun makalah dan kami yakin
bahwasanya masih banyak hal-hal yang belum penyusun temukan sehinggga pembahasan
makalah ini menjadi kurang mendalam. Oleh karenanya penyusun menyarankan agar
pembaca melebarkan wawasan tentang hal hal yang berkenaan dengan pembahasan makalah
ini dan penulis juga mengharapkan kritik serta saran dari pembaca. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
17