Tugas 1 Kelompok 2 Askep Sehat Jiwa Pada Bayi - Compress
Tugas 1 Kelompok 2 Askep Sehat Jiwa Pada Bayi - Compress
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat dan rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga makalah tentang
ASKEP SEHAT JIWA PADA BAYI ini dapat terselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan
bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dicerna isinya oleh para
pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih
terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Maka
kami berharap adanya masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan
dimasa yang akan mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan dipergunakan dengan layak sebagaimana mestinya.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
C. TUJUAN ........................................................................................... 2
A. PENGKAJIAN ................................................................................ 10
A. KESIMPULAN ................................................................................ 15
B. SARAN ........................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa bayi merupakan masa awal kehidupan manusia.
Perkembangan masa bayi sangat mempengaruhi dasar dari perilaku
individu di kehidupan selanjutnya. Untuk itu sangat perlu diperhatikan,
sehingga selain penulis menyampaikan tugas yang menjadi amanah
dosen, penulis berkesempatan untuk mengetahui perkembangan
sosio-emosional yang dalam hal ini sangat bermanfaat bagi kita
semua.
Perkembangan psikososial bayi dimulai pada usia 1-2 bulan
memperlihatkan rasa senang-nyaman berdekatan dengan orang yang
dikenal, usia 4-7 bulan memberikan respon emosional terhadap
kontak sosial, dan usia 9-10 bulan mulai lepas dari pengasuhnya
karena sudah dapat merangkak atau meraih sesuatu. Usia 1 tahun
tampak interaktif rasa aman dengan ibu atau pengasuhnya dan usia 2
tahun mulai mengikuti perbuatan.
Adanya gangguan psikososial ini kemungkinan dapat
memperkirakan apakah anak akan cendrung menjadi pendiam atau
hiperaktif. Adanya gangguan ini perlu mendapatkan perhatian orang
tua, karena biasanya berhubungan dengan gangguan lainnya seperti
hiperaktif dengan terlambat bicara.
Dalam perkembangan psikososial, khususnya pada masa
bayi, memiliki hubungan dengan perihal keterikatan (attachment),
perkembangan psikososial, temperamen, perkembangan rasa
percaya, dan emosi.
Menurut Erik Erikson (1968), pada tahun pertama (bayi usia
1-2 bulan) kehidupan ditandai dengan adanya tahap perkembangan
rasa percaya dan rasa tidak percaya. Erikson meyakini bayi dapat
mempelajari rasa percaya apabila mereka diasuh dengan cara yang
konsisten. Rasa tidak percaya dapat muncul apabila bayi tidak
1
mendapatkan perlakuan yang baik. Gagasannya tersebut banyak
persamaanya dengan konsep Ainsworth tentang keterikatan yang
aman (secure attachment).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Bayi ?
2. Bagaimana Karakteristik Perkembangan Masa Bayi ?
3. Apa Saja Ciri Ciri Masa Bayi?
4. Bagaimana Tugas Perkembangan Masa Bayi ?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Bayi ( 0-18
Bulan ) ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui Pengertian Bayi ?
2. Mengetahui Karakteristik Perkembangan Masa Bayi ?
3. Mengetahui Ciri Ciri Masa Bayi?
4. Mengetahui Tugas Perkembangan Masa Bayi ?
5. Mengetahui Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Bayi ( 0-18
Bulan ) ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mengatasi rasa tidak percaya sebalumnya. Sebaliknya, anak-anak
yang meninggalkan masa bayi dengan rasa percaya pasti pada tahap
selanjutnya masih dapat memiliki rasa tidak percaya, yang mungkin
terjadi karena adanya konflik atau perceraian kedua orang tuanya.
Erikson menekankan bahwa tahun kedua kehidupan ditandai oleh
tahap otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu.(Aziz Alimul Hidayat :
2008).
4
Respon ini akan menghilang ketiaka bayi mendekati
usia 6 bulan.
Reflek menggenggam (grassping reflex)
Refleks menggengam terjadi ketika sesuatu
menyentuh telapak tangan bayi dan bayi akan
merespon dengan cara menggengam dengan kuat.
Reflek menggengam merupakan langkah awal bayi
untuk lebih memudahkan melakukan aktivitas
menggengam selanjutnya yang lebih disengaja.
Reflek menggengam ini akan berkurang pada bulan
ke-3.
b. Kemampuan merangkak
Diartikan sebagai keterampilan bergerak maju dengan
tangan dan kaki sambil mengangkat badan dari dasar tempat
menelungkup. Dengan tercapainya kemampuan merangkak
si bayi mulai bereksplorasi menjelajahi tempat bermain dan
rumahnya sambil memperkukuh otot-ototnya.
c. Kemampuan duduk
Bertujuan untuk mendapatkan kebebasan bergerak bagi
kepala,tubuh dan kedua belah tangan. Dengan fasilitas
kebebasan ini,bayi bisa memperhatikan gerakan-gerakan
tangan dan jari-jari sambil memanipulasikan kepalanya.
d. Kemampuan diri dan berjalan
Tegak berdiri dan berjalan pada dua kaki itu merupakan
keterampilan khas mmanusiawi.
e. Pola tidur dan bangun
Bayi yang baru lahir menhabiskan lebih banyak
waktunya untuk tidur. Rata-rata bayi baru lahir tidur selama
16-17 jam sehari,walaupun ada beberapa bayi yang rata-rata
tidurnya lebih sedikit,yaitu sekitar 10-11 jam perhari.
5
f. Pola makan dan minum
Perkembangan fisik bayi bergantung pada makanan
yang baik selama 2 tahun pertama. Bayi yang membutukan
makanan yang mengandung sejumlah protein,kalori,vitamin
dan mineral. Bagi bayi usia 6 bulan pertama ASI merupakan
sumber makanan dan sumber energi yang utama,karena ASI
adalah susu yang bersih dan dapat dicerna,serta
mengandung zat antibodi bagi bayi.
g. Pola buang air
Buang air yang terkendali atau terlatih merupakan suatu
bentuk keterampilan fisik dan motorik yang harus dicapai
oleh bayi. Kemapuan untuk mengendalikan buang air ini
sangat bergantung pada kematangan otot dan motivasi yang
dimiliki. Pengendalian buang air kecil dimulai pada usia 15-
16 bulan,tetapi sampai akhir masa bayi pengendalian buang
air kecil ini belum sempurna (Hurlock,1994)
h. Perkembangan Inteligensi
Menurut Piaget,dilihat dari perkembangan kognitif,pada
usia bayi ini berada pada periode sensorimotorik. Bayi
mengenal objek-objek yang berada di lingkungannya melalui
sistem pengindraan (pengelihatan dan pendengaran) dan
gerakan motoriknya.
i. Perkembangan emosi
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan
kombinasi antara gejolak fisiologis dan perilaku yang
tampak. Beberapa tahapan perkembangan emosi pada bayi
secara umum adalah :
Usia 2 bulan pertama
Pada usia ini tipikal emosinya ialah
heran,senang,kejijikan dan kesukaran. Bayi pada
usia ini juga menunjukkan minatnya yang meningkat
6
terhadap berbagai orang dan benda-benda di
sekitarnya.
Usia 2-4 bulan
Bayi sudah mampu tersenyum dan
menunjukkan kesenangannya terhadap orang
tua,terutama ibunya.
Usia 3 -10 bulan
Anak-anak yang normal akan memainkan
permainan yang sederhana,seperti ‘memberi dan
menerima’.
Usia tahun ke 2
Pada usia ini selain menangis ketika dia
lapar,anak yang normal seringkali menuntun tangan
ibunya ketempat penimpanan makanan misalnya
lemari makanan (kulkas).
j. Perkembangan bahasa
Kemapuan dan kesiapan belajar bahasa pada manusia
segera mengalami perkembangan setelah kelahirannya.
k. Perkembangan moral
Pada masa ini,tingkah laku bayi hampir semuanya
didominasi oleh dorongan naluriah belaka. Oleh karena
itu,tingkah laku anak belum bisa dinilai sebagai tingkah laku
bermoral atau tidak bermoral. Dengan melihat
kecenderungan perilaku anak tersebut, maka untuk
menanamkan konsep-konsep moral pada anak,sebaiknya
dilakukan hal-hal sebagi berikut:
1. Berilah pujian,ganjaran atas sesuatu yang
menyenagkan anak (seperti mencium,dipeluk dan
diberi kata-kata pujian) apabila dia melakukan
perbuatan baik.
7
2. Berilah hukuman atau sesuatu yang mendatangkan
perasaan tidak senang apabila dia melakukan
perbuatan yang tidak baik. Hukuman tersebut akan
menjadi hukuman bagi anak untuk tidak
mengulangi perbuatan yang tidak baik itu.
8
mau buang air,bawalah anak ke kamar mandi tanpa banyak
memberikan penerangan kepadanya.
5. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Agar pengenalan
terhadap jenis kelamin berjalan normal,maka orang tua perlu
meperlakukan ankanya,baik dalam memberikan alat
mainan,pakaian,maupun aspek lainnya sesuai dengan jenis
kelamin anak
6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Dalam proses mencapai
kestabilan jasmaniah ini,orang tua perlu memberikan perawatan
yang intensif,baik menyangkut emberian makanan yang bergizi
maupun pemeliharaan kebersihan.
7. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang
tua,saudara dan orang lain.
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
SEHAT JIWA PADA BAYI ( 0-18 Bulan )
A. PENGKAJIAN
Perkembangan psikososial bayi yang normal adalah proses
perkembangan bayi, ditandai dengan pemupukan rasa percaya pada
orang lain yang diawali dengan kepercayaan terhadap orang tua,
khususnya ibu. Rasa aman secara fisik dan psikososial berperan
penting dalam pembentukan rasa percaya bayi. Bila rasa percaya
tidak terpenuhi maka akan terjadi penyimpangan berupa rasa tidak
percaya diri dan setelah besar ia menjadi orang yang mudah curiga
dan tidak menjalin hubungan baru.
Karakteristik Perilaku :
10
memasnggil namanya
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. ASUHAN KEPERAWATAN
11
perekembangan bayi pada ibu/keluarga
awalnya. - Panggil bayi
Mendemostrasikan sesuai namanya
cara menstimulasi - Berespon secara
perkembangan konsisten
anaknya. terhadap
Merencanakan kebutuhan bayi
tindakan - Susui segera saat
menstimulasi bayi menangis
perkembangan - Ganti popok/
anaknya. celana bila basah
atau kotor
- Lindungi dari
bahaya jatuh
- Kurangi stres bayi
dengan cara :
rawat bayi
dengan kasih
sayang,
memeluk,
menggendong,
mengeloni
dengan tulus dan
sepenuh hati.
- Memberikan
lingkungan yang
aman dan
nyaman bagi bayi
Mengajak bayi
bermain
- Mengajak bayi
bicara saat
12
sedang merawat
bayi
- Segera
membawa ke
pelayanan
kesehatan
terdekat bila
terdapat masalah
kesehatan (sakit)
Demonstrasikan cara
memupuk rasa percaya
bayi
Rencanakan tindakkan
untuk memupuk rasa
percaya bayi
2. Penyimpangan Merasa aman dan Informasikan
perkembangan : nyaman penyebab rasa tidak
rasa tidak Dapat mengambang percaya bayi
percaya kan rasa percaya Ajarkan cara menjalin
hubungan saling
percaya dengan bayi
:
- Memenuhi
kebutuhan dasar :
makan, minum,
kebersihan,
BAB/BAK,
istirahat/tidur,
bermain
- Memenuhi rasa
aman dan nyaman :
melindungi bayi dari
13
rasa sakit, panas,
cedera (jatuh, tidak
membiarkan
sendirian,berikan
kasih sayang)
- Segera membawa
ke pelayanan
kesehatan saat
sakit.l
14
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Meskipun masa bayi sering dianggap masa bayi baru
lahir,label masa bayi akan digunakan untuk membedakannya dengan
periode postnatal yang pada masa ini ditandai dengan keadaan
sangat tidak berdaya. Umumnya ahli psikologi perkembangan
membatasi periode masa bayi dalam 2 tahun pertama ini dengan
menyebutnya periode vital,karena kondisi fisik dan psikologi bayi
merupakan pondasi yang kukuh untuk perkembangan dan
pertumbuhan selanjutnya.
Rasa percaya dan tidak percaya tidak muncul hanya pada
tahun pertama kehidupan saja. Tetapi rasa tersebut muncul lagi pada
tahap perkembangan selanjutnya.
Karakteristik Perilaku :
Target Prilaku bayi
perkembangan
Perkembanngan Tidak langsung menagis saat bertemu
yang normal : dengan orang lain
berkembangnya Menolak saat digendong oleh orang
rasa percaya yang tak dikenalnya
Menangis saat digendong oleh orang
yang tak dikenalnya
Menangis saat tidak nyaman (basah,
lapar, haus, sakit, panas)
Bereaksi senang saat ibunya datang
menghampiri
Menangis saat ditinggalkan ibunya
Memperhatikan/memandang ayah
ibunya/ orang yang mengajaknya bicara
Mencari suara ibu/orang lain yang
memasnggil namanya
15
Penyimpangan Menangis menjerit-jerit saat ditinggal
perkembangan : ibunya
berkembangnya Tidak mau berpisah sama sekali dengan
rasa tidak ibunya
percaya Tidak mudah berhubungan dengan
orang lain
Menangis Berkepanjangan
Agitasi yang berlebihan
B. SARAN
Bagi keluarga Hendaknya keluarga selalu memantau dan
mengontrol perkembangan bayi khususnya perkembangan psikososial
karena pola perkembangan psikososial sangatlah berpengaruh
terhadap pola perkembangan bayi selanjutnya dalam melakukan
orientasi dan komunikasi terhadap orang lain dan dunia luar, dan
untuk perawat sebaiknya harus memahami dan mengerti secara
teoritis mengenai perkembangan psikososiak bayi karena ini sangat
penting dan berpengaruh terhadap bagaimana cara perawat dalam
melakukan komunikasi kepada bayi pada saat akan melakukan
tindakan keperawatan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17