Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

TUGAS DISKUSI
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia
Yang diampu oleh Bapak Dr. Juharyanto , M.Pd

Oleh Kelompok 9 :

Dieny Rosyada NIM 180131601106

Fanilia Mediyani NIM 200131601708

Fianda Octavia Pramudya Putri NIM 200131601646

Linda Nur Inayah NIM 200131601700

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

MEI 2021
1. Konsep Motivasi Kerja Dan Komunikasi
A. Konsep motivasi kerja

Perkara yang menggerakan dan menentukan tingkah laku seseorang selalu dikaitkan
dengan konsep motivasi yaitu keinginan (drives), keperluan (needs), rasa takut (fears),
tujuan (goals), tekanan sosial (social pressure), kepercayan diri (self-confidence),
minat (interests), rasa ingin tahu (curiousity), kepercayaan (beliefs), nilai (values), dan
pengharapan (expectations).

Motivasi juga dirangsang oleh dua aspek yaitu motif dan insentif. Insentif ialah
galakan yang mendesak seorang individu supaya bertindak untuk mendapat hasil /
imbalan. Sedangkan motif ialah unsur yang lebih penting daripada insentif untuk
merangsang seseorang dalam pembelajaran.

Konsep motivasi juga dapat dijelaskan berdasarkan ciri-ciri individu. Sebagai contoh,
ada pekerja yang melakukan suatu karena keinginan yang tinggi untuk sukses, tetapi ada
juga yang melakukan tindakan karena rasa takut gagal, mungkin juga mereka bertindak
kerana minat yang sangat mendalam, dan mungkin juga disebabkan oleh rasa
bertanggung jawab kepada orang lain yang menaruh harapan tinggi terhadap mereka.

Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat
atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi karya disebut
pendorong semangat kerja. Kuat lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut
menentukan besar kecilnya prestasinya. Motivasi kerja menurut Hasibuan (2009) adalah
keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta
berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Menurut Robbins (2003)
bahwa motivasi kerja adalah suatu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah dan
ketekunan individual dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan uraian
diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan motivasi kerja adalah suatu
dorongan atau pemberi kekuatan untuk melakukan suatu pekerjaan dalam upaya untuk
tercapainya keinginan atau pemenuhan kebutuhan.

B. komunikasi
Dalam suatu organisasi ataupun kelompok, yang dapat menghidupkan suasana
adalah komunikasi, demikian juga dalam perusahaan atau dunia kerja, karyawan akan
menjadi nyaman apabila komunikasi di tempat kerja nyaman dan efektif, dari situlah
dengan terbentuknya komunikasi yang efektif dan nyaman, karyawan di perusahaan
tersebut akan menjadi produktif karena didukung oleh suasana kerja yang nyaman
dengan adanya komunikasi interpersonal yang mendukung.
Menurut Himstreet dan Baty dalam Business Communications: Principles and
Methods (dalam Purwanto, 2003), komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi
antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-
sinyal maupun perilaku atau tindakan.

2. Teori Motivasi Kerja Dan Komunikasi


A. Teori Motivasi Kerja
Teori motivasi kerja ini sudahh banyak dikembangkan karena pentingnya
memberikan motivasi dalam bekerja agar mendapat hasil yang maksimal.
1. Teori Kebutuhan
Dalam teori kebutuhan ini muncul pendapat bahwa orang melakukan usaha dalam
perilaku yang memungkinkannya untuk mengisi kekurangan yang ada dalam
hidupnya. Menurut Maslow individu dimotivasi oleh kebutuhan yang belum
dipuaskan, yang paling rendah, paling dasar dalam tata tingkat. Setiap kebutuhan yang
dipuaskan, kebutuhan itu berhenti memotivasi perilaku dan kebutuhan berikutnya
dalam hirarki tersebut menjadi kebutuhan yang kuat.
2. Teori ERG (Eksisitensi-Relasi-Pertumbuhan)
Teori ERG dikembangkan oleh Alderfer (1969) dan merupakan modifikasi dan
reformulasi dari teori Hirarki Kebutuhan Maslow. Teori ERG menyatakan bahwa
kebutuhan eksistensi, hubungan dan pertumbuhan terletak pada satu kesinambungan
kenyataan dengan kebutuhan eksistensi sebagai kebutuhan yang paling konkrit dan
kebutuhan pertumbuhan sebagai kebutuhan yang paling kurang konkrit (abstrak).
3. Teori Dua Faktor (Two Factor Theory)
Dikembangkan oleh Herzberg (1968) Dalam teori dua faktor tersebut, kondisi
kerja yang memungkinkan orang memenuhi kebutuhan tingkat atas dinamakan faktor
motivator dan yang penting untuk memenuhi kebutuhan tingkat bawah dinamakan
faktor higiene.
4. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Dalam Teori in digambarkan bahwa reward atau reinforcement positif dapat
mempengaruhi perilaku. Pemerolehan dari satu perilaku menuntut adanya satu
pengukuhan sebelumnya.Prinsip utama dari teori pengukuhan adalah hukum pengaruh
(Thorndike, 1913). Pendekatan penguatan terhadap motivasi kerja yang lazim adalah
berdasarkan pada pengaruh, insentif, bonus dan promosi.Kebanyakan para Psikolog
I/O yakin bahwa penguatan intrinsik penting bagi motivasi kerja.
5. Teori Harapan (Expectancy Theory)
Menjelaskan bagaimana reward mendorong perilaku melalui fokus pada keadaan
kognitif internal yang mempengaruhi motivasi. Teori penguatan menyebutkan bahwa
penguatan akan mempengaruhi perilaku. Teori harapan menjelaskan kapan dan
mengapa penilaian ini terjadi.
6. Teori Keyakinan Diri (Self Efficacy Theory)
Teori keyakinan diri menjelaskan bahwa motivasi dan kinerja ditentukan oleh
bagaimana orang-orang yang efektif yakin dapat melakukan sesuatu hal (Bandura,
1982).Dengan kata lain, seseorang dengan self efficacy tinggi meyakini bahwa mereka
mampu mengerjakan tugas dan termotivasi untuk mengupayakan sesuatu kemajuan.
7. Teori Keadilan (Equity Theory)
Teori keadilan (Adam, 1965) menyatakan bahwa orang-orang termotivasi
mengusahakan suatu kondisi keadilan dan kejujuran (kewajaran) dalam hubungannya
dengan orang-orang lain dan dengan organisasi. Ketidakadilan merupakan pernyataan
psikologis yang timbul dari para karyawan yang membandingkan diri mereka dengan
yang lainnya.
8. Teori Penetapan Tujuan ( Goal Setting Theory)
Teori penetapan tujuan memprediksi bahwa orang-orang akan menggunakan upaya
mencapai tujuan mereka dan kinerja merupakan fungsi dari penetapan tujuan tersebut.
Ide dasar teori ini adalah bahwa perilaku orang-orang dimotivasi oleh tujuan dan
sasaran internal. Berdasarkan teori ini sasaran adalah apa yang secara sadar diinginkan
sesorang untuk dicapai.
B. Teori Komunikasi.
1. Teori Behaviorisme
Bahwa suatu rangsangan telah diamati & diketahui maka respon dari seseorang
tersebut akan mudah dan bisa diprediksikan, dari setiap perilaku dapat kita pelajari
melalui hubungan rangsangan dan juga respon.
2. Teori Informasi
Pada teori ini disebutkan bahwa komunikasi sebagai transmisi pesan & bagaimana
transmitter menggunakan saluran dan media dalam berkomunikasi, di dalam teori
komunikasi informasi ini menitik beratkan pada saluran atau media yang digunakan
oleh transmitter jika sinyal dalam media ini tidak baik maka proses komunikasi
tersebut akan tidak lancar begitu sebaliknya.
3. Teori Agenda Setting
Toeri ini mempunyai argumen bahwa media sangat memberi tekanan kepada suatu
kejadian, dari kejadian itu media mengangkat peristiwa tersebut dan mempengaruhi
masyarakat untuk menganggap peristiwa tersebut penting. Dapat disimpulkan jika hal
apa yang dianggap penting oleh media, maka penting juga bagi masyaakat.
4. Teori Uses and Gratifications (kegunaan dan kepuasan)
Pada teori ini hal yang di utamakan ialah pengguna media, pengguna media
mempunyai peran yang aktif dalam teori ini, untuk memilih dan menggunakan media
tersebut.
5. Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa
Teori ini lebih menfokuskan kepada kondisi struktural pada suatu masyarakat, dari
struktural masyarakat ini kecendurangan akan terjadi suatu efek media massa.
Masyarakat modern mempunyai anggapan bahwa media massa merupakan pusat
informasi yang mempunyai andil penting dalam proses memelihara, perubahan, dan
konflik dalam tataran masyarakat dan masalah perorangan dalam suatu aktivasi sosial.

3. Peran Motivasi Kerja Dan Komunikasi


Peran motivasi dan komunikasi dalam upaya memaksimalkan kemanfaatan SDM
bagi pencapaian tujuan organisasi pendidikan
Motivasi merupakan dorongan pada seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan
agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi berasal dari dalam diri individu itu
sendiri dan kemudian melakukan suatu tindakan yang dianggapnya sesuai dengan situasi
yang sedang dialami. Para anggota membutuhkan ruang untuk mengaktualisasikan
dirinya dan juga mendapatkan pengakuan. Jika para anggota mendapatkan pengakuan
dan apa yang dikerjakan anggota tersebut dihargai serta diapresiasi oleh sebuah
organisasi, mengakibatkan para anggota lebih semangat dalam mencapai tujuan. Motivasi
sangat berpengaruh dalam peningkatan kinerja anggota. Pemimpin bisa memberikan
perhatian dan penghargaan yang membuat para anggota lebih meningkatkan kinerjanya.
Dalam mencapai tujuan pendidikan, tentunya sangat diperlukan proses
komunikasi yang efektif dan memberikan dampak positif bagi kelangsungan organisasi
pendidikan. Proses komunikasi sangat memberikan pengaruh yang besar terhadap sikap
para anggota dan hubungan antara anggota dengan pimpinan. Komunikasi memberikan
peran yang sangat penting yaitu memberikan hubungan yang terjalin baik dengan sesam
anggota organisasi pendidikan, memunculkan mengenai pemahaman-pemahaman yang
baru, mengetahui bagaimana keinginan untuk melakukan tindakan, dan memberikan
pengaruh pada sikap sesama anggota maupun pimpinannya. Komunikasi juga
memberikan pengaruh terhadap peningkatan kerja pada anggota. Jika dalam sebuah
organisasi, komunikasi tidak terjalin dengan baik maka penyaluran pendapat akan sulit
untuk dilakukan dan juga memberikan dampak negative seperti kesenjangan dengan
sesama anggota. Selain anggota yang harus menjalin komunikasi yang baik dengan
sesama anggota, seorang pemimpin atau atasan juga harus mampu berkomunikasi dengan
baik dengan para anggota seperti instruksi, arahan atau diskusi. Peran komunikasi yang
paling penting yaitu dapat menjalin kerjasama yang baik sehingga pekerjaan atau tujuan
organisasi dapat dicapai dengan efektif dan efisien.

4. Bentuk Motivasi Kerja Dan Komunikasi


A. Bentuk Motivasi Kerja
Pada umumnya bentuk motivasi yang sering digunakan meliputi empat unsur
utama, yaitu kompensasi bentuk uang, pengarahan dan pengendalian, penerapan pola
kerja yang efektif, serta kebajikan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Kompensasi bentuk uang

Salah satu bentuk yang paling sering diberikan kepada tenaga kerja adalah berupa
kompensasi. Kompensasi yang diberikan kepada tenaga kerja biasanya berwujud
uang. Kompensasi sebagai kekuatan untuk memberi motivasi selalu memiliki
reputasi atau nama yang baik, dan memang sudah selayaknya demikian. Meskipun
kurang tepat sama sekali bahwa semua orang akan berbuat apa saja untuk
meningkatkan pendapatan. Namun, selama beberapa dekade terbukti bahwa hampir
semua orang akan berbuat apa saja untuk mencegah agar sumber pendapatan mereka
tidak diambil orang lain.

2. Pengarahan dan pengendalian

Pengarahan maksudnya menentukan apa yang harus mereka kerjakan atau tidak
mereka kerjakan. Sedangkan pengendalian maksudnya menentukan bahwa tenaga
kerja harus mengerjakan hal-hal yang telah diinstruksikan. Sebenarnya dua hal
tersebut sebagai perangsang telah berkembang dan dianut oleh berbagai perusahaan
sejak berabad-abad lamanya. Hingga kini hal tersebut masih digunakan para manajer
untuk memotivasi para tenaga kerja. Fungsi pengarahan mencakup berbagai proses
operasi standar, pedoman, dan buku panduan, bahkan Management By Objective
(MBO)/ manajemen berdasarkan sasaran. Fungsi pengendalian mencakup penilaian
kerja, pemeriksaan mutu, dan pengukuran hasil kerja.

3. Penetapan pola kerja yang efektif

Pada umumnya, reaksi dari kebosanan kerja akan menghambat produktivitas


kerja. Karena manajemen menyadari bahwa masalahnya bersumber pada cara
pengaturan pekerjaan, mereka menanggapinya dengan berbagai teknik, beberapa
diantaranya efektif dan yang lain kurang efektif. Teknik tersebut, antara lain:
Memperkaya pekerjaan, yaitu penyesuaian tuntutan pekerjaan dengan kemampuan
tenaga kerja. Manajemen partisipasi, yaitu penggunaan berbagai cara untuk
melibatkan pekerja dalam pengambilan keputusan (decision making) yang
mempengaruhi pekerjaan mereka. Mengalihkan perhatian para pekerja dari pekerjaan
yang membosankan kepada instrumen (alat) waktu luang untuk istirahat atau sarana
lain yang lebih fantastis.

4. Kebajikan

Kebajikan dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang diambil dengan


sengaja oleh manajemen untuk mempengaruhi sikap atau perasaan para tenaga kerja.
Dengan kata lain, kebajikan adalah usaha untuk membuat tenaga kerja bahagia.
Tenaga kerja yang tidak bahagia bebas membentuk serikat pekerja, untuk itu
manajemen secara resmi perlu melakukan tawar-menawar. Dengan cara ini, usaha
untuk membahagiakan para tenaga kerja jauh lebih ditonjolkan daripada sebelumnya.
Manajemen tenaga kerja menyadari dan berusaha sungguh-sungguh untuk
merangsang dan memelihara sikap positif itu pada setiap kegiatan perusahaan.

B. Bentuk Komunikasi Kerja


1. Komunikasi atas ke bawah

Komunikasi atas ke bawah, atau komunikasi top down. Komunikasi ini


menunjukkan dua hal, yaitu bahwa pengirim pesan memiliki kedudukan struktural
yang lebih tinggi daripada penerima pesan. Dengan kata lain, komunikasi ini
layaknya komunikasi antara bos dan pembantunya.

2. Komunikasi bawah ke atas

Komunikasi bawah ke atas. komunikasi ini adalah komunikasi yang berasal dari
komunikator yang berkedudukan secara struktural lebih rendah daripada komunikan
yang diajak bicara.

3. Komunikasi vertikal

Komunikasi vertikal sebenarnya mengandung baik komunikasi bawah ke atas


ataupun komunikasi atas ke bawah. Komunikasi vertikal ini terjadi ketika komunikasi
bawah ke atas dan komunikasi atas ke bawah terjadi secara bersamaan, atau dalam
waktu yang berdekatan. Pada praktiknya, hampir selalu komunikasi ini terjadi karena
biasanya komunikasi atas ke bawah atau sebaliknya akan segera direspons oleh
komunikan yang sedang diajak bicara.
4. Komunikasi horizontal
Komunikasi ini merupakan antitesa atau jenis yang berlainan secara langsung
dengan komunikasi vertikal. Hal ini memang benar, karena komunikasi horizontal
merupakan komunikasi yang dilakukan antara komunikator dan komunikan yang
secara struktural memiliki kedudukan yang sama. Dengan kata lain, baik komunikator
dan komunikan memiliki hubungan sebagai rekan kerja,
5. Komunikasi koordinasi

Komunikasi koordinasi adalah jenis komunikasi yang dilakukan untuk melakukan


koordinasi, biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi,
akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga bisa dilakukan oleh orang-orang yang
memiliki kedudukan yang sama seperti dalam komunikasi horizontal. Kamu bisa
membaca teori komunikasi kelompok menurut para ahli untuk memahami bagaimana
kedudukan masing-masing pelaku komunkasi dalam sebuah komunikasi koordinasi di
sebuah kantor tertentu.

6. Komunikasi organisasi pada khalayak

Komunikasi organisasi pada khalayak adalah salah satu jenis komunikasi yang
digunakan dalam berhubungan dengan kelompok lain yang ada di luar barisan
organisasi tersebut. Secara sederhana, dapat dikatakan merupakan sebuah komunikasi
yang dilakukan oleh kantor pada masyarakat atau kelompok lain yang ada di luar
anggota kantor tersebut. Kamu bisa mempelajari model model komunikasi massa
yang mungkin digunakan dalam suatu komunikasi organisasi pada khalayak tertentu
dalam sebuah komunikasi kantor.

7. Komunikasi motivasi

Komunikasi motivasi adalah jenis komunikasi yang dilakukan dengan tujuan


untuk memotivasi anggota kantor tertentu agar mau dan bisa bekerja keras dengan
lebih optimal. Komunikasi motivasi biasanya dilakukan oleh ketua atau atasan kepada
bawahannya supaya mereka bisa mengeluarkan semua kemampuan yang mereka
miliki dalam pekerjaan yang mereka miliki. Dengan demikian, tugas-tugas yang
dimiliki oleh subjek tersebut akan berhasil dikerjakan dengan baik. Agar komunikasi
komunikasi berjalan dengan efektif, komponen komponen komunikasi yang
digunakan dalam suatu komunikasi motivasi harus dipetakan dan dimanfaatkan
dengan benar.

8. Komunikasi laporan

Komunikasi ini adalah jenis komunikasi yang dilakukan dengan tujuan untuk
menyampaikan hasil pekerjaan atau hasil kegiatan dan berbagai hasil aktivitas
pekerjaan lainnya pada orang lain yang bertindak sebagai atasannya. Dengan
komunikasi laporan, atasan bisa mengetahui apakah pekerjaan bisa dilakukan dengan
baik, apakah acara berlangsung dengan baik dan lain sebagainya. Dengan demikian,
kantor atau organisasi kantor bisa menjadikan laporan tersebut sebagai dasar
keputusan pada saat berikutnya.

9. Komunikasi instruksi

Komunikasi instruksi merupakan salah satu bagian dari komunikasi top down
yang bertujuan untuk memberikan perintah pada bawahan dari atasan tertentu.
Dengan komunikasi instruksi maka bawahan bisa mengetahui apa saja yang perlu
mereka lakukan pada saat tertentu dan atasan bisa mengontrol apa saja yang mereka
kerjakan apakah sesuai dengan instruksi atau tidak. Instruksi jug merupakan salah
satu bentuk fungsi komunikasi dalam organisasi.

10. Komunikasi nonverbal

Komunikasi nonverbal pada dasarnya adalah suatu komunikasi dengan pesan


nonverbal yang dilakukan di dalam suatu kantor. Komunikasi nonverbal adalah jenis
komunikasi di dalam kantor lainnya yang bisa dilakukan oleh hampir semua orang
tidak peduli struktur dan posisinya dalam kantor tersebut, karena sifat pesannya yang
bisa dilihat oleh hampir semua orang dan mereka pun bisa menafsirkan pesan tersebut
sesuai dengan keinginan mereka.

Anda mungkin juga menyukai