Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI APOTEK K-24 KIARACONDONG BANDUNG

Laporan ini di susun untuk memenuhi salah satu persyaratan menempuh


Ujian sekolah / Ujian nasional (US/UN)

Disusun Oleh :

NAMA : ALDI RIYALDHAN

NISN : 0012245756

NIS : 161706001

SMK BINA SARANA CENDEKIA


JL P.H.H Mustofa No. 25 Bandung
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Bandung, 30 September 2018

Apotek K-24 Kiaracondong

Mengetahui

Pembimbing Apotek, Pembimbing Sekolah SMK,

Tantri Suryandani, S.Farm., Apt Rizka Pratiwi, S.Farm., Apt

Kepala Jurusan, Kepala Sekolah,

Rendy Novriandy P., S.farm., Apt Juliansyah, S.T., MM


KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga penyusunan Laporan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Apotek K-24 Kiaracondong dapat
terselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa kelancaran
dalam penyusunan tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka dari itu
penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala
bimbingan dan bantuan yang telah diberikan, khususnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta kelancaran.
2. Bapak Juliansyah, S.T., M.M selaku Kepala SMK Bina Sarana Cendekia
Bandung.
3. Bapak Rendy Novriandy P., S.Farm., Apt selaku Ketua Jurusan Farmasi di
SMK Bina Sarana Cendekia.
4. Tantri Suryandani, S.Farm.,Apt Selaku Apoteker di Apotek K-24
Kiaracondong Bandung.
5. Bapak Nanda Dwi Akbar, S.Farm., Apt selaku Ketua Pelaksana Praktik Kerja
Lapangan (PKL).
6. Ibu Rizka Pratiwi, S.Farm., Apt selaku Pembimbing dari SMK Bina Sarana
Cendekia.
7. Seluruh staff Apotek K-24 Kiaracondong Bandung serta segenap guru dan staf
SMK Bina Sarana Cendekia.
8. Kedua orang tua yang telah mendukung dan mendidik saya.
9. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses penyusunan laporan ini.

i
Saya menyadari masih banyak kekurangan di dalam laporan ini, saya sangat
mengharapkan kritik yang membangun. Semoga dapat bermanfaat bagi saya pada
khusus nya dan pembaca pada umumnya.
Bandung, September 2018

Aldi Riyaldhan

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan..................................................................1
1.3 Waktu dan Pempat Praktik kerja lapangan.................................................2
BAB II TINJAUAN UMUM.................................................................................3
2.1 Sejarah dan Profil Apotek.............................................................................3
2.1.1 Profil Perusahaan.....................................................................................3
2.2 Visi dan Misi Perusahaan.............................................................................4
2.2.1 Visi Apotek K-24.....................................................................................4
2.2.2 Misi Apotek K-24....................................................................................4
2.3 Struktur Organisasi........................................................................................4
2.4 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.................................................6
2.4.1 Pengelolaan sediaan farmasi di Apotek.................................................6
2.4.2 Pelayanan Farmasi Klinik.......................................................................9
BAB III TUGAS KHUSUS PENGKAJIAN RESEP OBAT DIABETES
MELLITUS TIPE 2.............................................................................................11
3.1 Pendahuluan.................................................................................................11
3.2 Tinjauan Pustaka..........................................................................................11
3.2.1 Definisi Diabetes Mellitus tipe 2..........................................................11
3.2.2 Patofisiologi Diabetes Melitus tipe 2..................................................12
3.2.3 Manifestasi Klinik Diabetes Mellitus tipe 2......................................12
3.2.4 Faktor Penyebab Diabetes Mellitus tipe 2...........................................13
3.2.5 Upaya Pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2.......................................13
3.2.6 Klasifikasi Diabetes Mellitus................................................................14
3.2.7 Penatalaksanaan Pengobatan Penyakit Diabetes Mellitus tipe 2......14

iii
3.3 Pembahasan..................................................................................................15
3.3.1 Pengkajian Administratif......................................................................16
3.3.2 Pengkajiann Farmasetis.........................................................................17
3.3.3 Pengkajian Klinis...................................................................................18
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................20
4.1 Kesimpulan Praktik Kerja Lapangan..............................................................20
4.2 Saran..............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi Apotek K-24


Lampiran 2 Contoh Surat Pesanan
Lampiran 3 Contoh Surat Pesanan Narkotika
Lampiran 4 Contoh Surat Pesanan Psikotropika
Lampiran 5 Contoh Surat Pesanan Prekursor
Lampiran 6 Contoh Surat Tanda Terima
Lampiran 7 Contoh Salinan resep
Lampiran 8 Contoh Etiket Obat Luar Dan Obat Dalam
Lampiran 9 Contoh Obat Kemasan32

v
DAFTAR TABEL

Pengkajian Administratif
Pengkajiann Farmasetis
Pengkajian Klinis

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, maupun sosial
yang memungkinan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan menjadi salah satu upaya
bagi pembangunan nasional. Bagian dari pembangunan nasional adalah
pembangunan kesehatan. Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
masyarakat untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.[1]

Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang dapat mendukung


penyelenggaraan upaya kesehatan adalah apotek. Apotek adalah suatu tempat
tertentu yang merupakan sarana informasi obat, yaitu tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.[2]

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka SMK Bina Sarana Cendekia


bekerja sama dengan Apotek K-24 untuk melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL). Dalam praktik kerja ini diharapkan siswa farmasi dapat
memahami dan mengetahui secara langsung peran asisten apoteker dalam upaya
pelayanan kesehatan di apotek.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan


a. Memberikan kesempatan untuk beradaptasi langsung pada dunia kerja
kefarnasian yang sebenarnya.
b. Untuk mengetahui peranan asisten apoteker di Apotek.
c. Agar peserta didik mampu memahami dan mengembangkan pelajaran
disekolah dan diterapkan dilapangan kerja.

1
2

1.3 Waktu dan Pempat Praktik kerja lapangan


Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan bertempat di Apotek K-24 berlokasi di
Jl.Ibrahim Adjie No.304, Binong, Batununggal, Bandung 40275. Dilaksankan
mulai tanggal 1 Agustus 2018 sampai 30 September 2018 dengan jam praktik
kerja untuk shift pagi dimulai pukul 07.00-12.00 WIB shift middle dimulai pukul
12.00-05.00 WIB dan shift sore dimulai pukul 05.00-22.00 WIB.
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah dan Profil Apotek

Apotek K-24 didirikan oleh dr. Gideon Hartono pada tanggal 24 Oktober 2002
di Yogyakarta, K-24 sendiri adalah kependekan dari komplit 24 jam. komplit
dalam artian komplit obatnya dan buka 24 jam sehari sepanjang tahun, gerai
pertama didirikan di Jl. Magelang mendapat sambutan yang luar biasa sehingga
didirikan gerai berikutnya pada tanggal 24 maret 2003 di Jl. Gejayan dan tanggal
24 Agustus 2003 gerai ke tiga didirikan di Jl. Kaliurang dan pada tahun 2004
apotek k-24 membuka gerai ketiga di Jl. Gondomanan dan gerai keempat
didirikan di Kota Semarang di Jl. Gajah Mada
Pada tanggal 6 April 2005 Apotek K-24 mendapat penghargaan dari Museum
Rekor Indonesia (MURI) sebagai “apotek jaringan pertama di indonesia yang
buka 24 jam non stop setiap hari”
Karena keberhasilannya akhirnya pada tahun 2005 apotek K-24 mulai di
waralabakan dan pada ulang tahunnya yang ke 3 (tiga) Apotek K-24 membuka
secara serentak 7 gerai baru, 4 gerai berlokasi di Surabaya, 2 gerai di Yogyakarta
dan 1 gerai di Semarang, bersamaan pula MURI memberikan penghargaan
kembali yaitu untuk “apotek asli indonesia yang pertama diwaralabakan” dan
pembukaan gerai apotek terbanyak.[3]

2.1.1 Profil Perusahaan


Nama Brand : Apotek K-24
Tahun Berdiri : 2002
Badan Hukum : PT K-24 INDONESIA
Pemilik : Gideon Hartono
Jumlah Outlet : >300
Minimal Investasi : Rp. 800.000.000,-

3
4

2.2 Visi dan Misi Perusahaan


2.2.1 Visi Apotek K-24
1. Menjadi merek nasional yang menjadi pemimpin pasar bisnis apotek
di Negara Republik Indonesia, melalui apotek jaringan waralaba yang
menyediakan ragam obat yang komplit, buka 24 jam termasuk hari
libur yang tersebar di seluruh Indonesia.
2. Menjadi merek nasional kebanggaan bangsa Indonesia yang menjadi
berkat dan bermanfaat bagi masyarakat, karyawan-karyawati dan
pemilik.
3. Menyediakan pilihan obat yang komplit, setiap saat, dengan harga
yang sama pagi-siang-malam dan hari libur.[3]

2.2.2 Misi Apotek K-24


1. Menyediakan pilihan obat yang komplit, setiap saat, dengan harga
sama pagi-siang-malam dan hari libur. Apotek K-24 melayani
masyarakat selama 24 jam perhari 7 hari perminggu dengan
memberlakukan kebijakan harga yang tetap sama pada pagi hari,
siang hari, malam hari maupun hari libur.
2. Menyediakan kualitas pelayanan yang prima. Apotek K-24 senantiasa
mempelajari dan mengusahakan peningkatan kualitas pelayanan
untuk memaksimalkan tingkat kepuasan para pelanggan dan
penerima waralaba.[3]

2.3 Struktur Organisasi


Untuk dapat mengelola Apotek K-24 diperlukan tenaga kerja yang sesuai di
bidangnya, oleh karena itu diperlukan kepegawaian yang efektif dan juga efisien
sehingga tujuan Apotek K-24 dapat tercapai. Struktur organisasi apotek K-24
terlampir pada lampiran 1.
Tenaga kerja yang ada di Apotek K-24 yaitu :
1) Apotek Pengelolaan Apotek (APA) : 1 orang
2) Apoteker Pendamping : 1 orang
5

3) Asisten Apoteker : 4 orang


4) Adminitrasi dan Keuangan : 1 orang
5) Kasir : 4 orang
6) Bagian Umum : 1 orang

Masing-masing tenaga kerja mempunyai tugas, kewajiban,wewenang dan


tanggung jawab sesuai dengan bidang dan perannya di apotek.

1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)


Tugas dan Kewajiban :
a. Memimpin kegiatan apotek
b. Bertanggung jawab penuh untuk mengelola apotek meliputi bidang
pelayanan farmasi, pengabdian profesi, adminitrasi, keuangan, dan
bidang ketenagaan kerja/personalia.
2. Apoteker Pendamping (APING)
Tugas dan Kewajiban : Menjadi pendamping dan mitra bagi pekerjaan APA
dalam melaksanakan tugas dan kewajiban APA.
3. Asisten Apoteker
Tugas dan Kewajiban :
a. Pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan petunjuk pimpinan apotek
b. Mengerjakan pembuatan racikan
c. Menyusun, menyimpan resep dengan baik
d. Membuat rekapan harian untuk resep yang masuk setiap harinya
e. Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani faktur serta
menjaga agar daftar harga up to date
4. Adminitrasi dan Keuangan
Tugas dan Kewajiban :
a. Membuat laporan harian yang mencangkup penjualan dan pembelian
b. Membuat laporan bulanan
c. Membuat laporan tahunan
d. Mengurus pajak-pajak rekeningan apotek
6

e. Mencatat penerimaan dan pengeluaran uang yang dilengkapi dengan


kwitansi, yang telah disetujui oleh apoteker
f. Mengatur penggunaan uang secara cermat, hemat, efektif, dan efisien
5. Kasir
Tugas dan Kewajiban :
a. Melaksanakan penerimaan uang transaksi penjualan dari konsumen
b. Mencatat penerimaan uang cash maupun kredit dan menyerahkan kepada
bagian keuangan
c. Dapat membantu tugas bagaimana admintrasi dan keuangan
6. Bagian Umum
Tugas dan Kewajiban :
a. Menjamin kebersihan di seluruh lingkungan Apotek
b. Mengelola sampah Apotek dengan penuh tanggung jawab
c. Membantu pelaksanaan tugas di luar Apotek
d. Ikut menjaga keamanan Apotek

2.4 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek


2.4.1 Pengelolaan sediaan farmasi di Apotek
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai di Apotek K-24 Kiaracondong, meliputi :
1. Perencanaan
Perencanaan penerapan memakai cara konsumsi dengan melihat obat yang
sering keluar dalam resep dari dokter dan dengan mempertimbangkan penyakit
yang sering terjadi. Obat yang persediaannya sudah mulai habis atau menipis
kemudian dituliskan dalam buku defekta yang merupakan catatan sediaan yang
akan di pesan pada PBF.
2. Pengadaan
Pengadaan adalah permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di
apotek, tujuan nya adalah menyediakan dan mengontrol obat yang di perlukan
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan agar tersedia obat dengan jenis dan
7

jumlah yang tepat dengan mutu yang terjamin dan dapat di peroleh dalam
waktu yang tepat.
Membuat surat pesanan (SP) yang ditujukan kepada Pedagang Besar
Farmasi (PBF) yang telah di tunjuk.pengadaan dilakukan setiap satu minggu
dua kali, setiap hari senin petugas PBF mendatangi apotek atau proses
pembelian dilakukan dengan menghubungi PBF melalui telepon. Contoh surat
pesanan obat terlampir pada lampiran 2, surat pesanan narkotika terlampir pada
lampiran 3, surat pesanan psikotropika terlampir pada lampiran 4, dan surat
pesanan prekursor terlampir pada lampiran 5.

3. Penerimaan
Penerimaan obat tanggung jawab apoteker dan karyawan yang bertujuan
untuk menghindari kesalahan pemesanan. Penerimaan obat harus disesuaikan
dengan Surat Pesanan (SP) dengan menyamakan segala hal yang terdapat
dalam obat yang telah di pesan. Contoh surat tanda terima terlampir pada
lampiran 6.
Hal-hal yang perlu dicek saat penerimaan barang :
1. Kesesuaian jenis dan jumlah antara barang dan Surat Permintaan
2. Keadaan fisik barang
3. Catat nomor batch dan ED-nya

4. Penyimpanan
Penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek K-24 diatur berdasarkan :
a. Alfabetis
b. Metode FIFO dan FEFO
First in frist out (FIFO) adalah penyimpanan obat berdasarkan obat
yang datang lebih dulu dan di keluarkannya lebih dulu. First expired
first out (FEFO) adalah penyimpanan obat berdasarkan obat yang
memiliki tanggal kadaluarsa lebih cepat maka dikeluarakn terlebih
dahulu
c. Farmakologi
8

d. Bentuk sediaan
e. Kombinasi

5. Pengendalian
Proses stok opname di apotek K-24 Kiaracondong :
1. Dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali, untuk semua obat, alkes dan
barang-barang yang berada di apotek
2. Menyesuaikan jumlah fisik barang dan jumlah dan jumlah
pengeluaran obat berdasarkan laporan penjualan perbulan
3. Hasil dari stok opname di periksa oleh apoteker pengelola apotek
4. Jika stok opname sesuai maka di setujui, jika tidak sesuai maka di
periksa kembali dimana letak ketidak samaan nya
5. Hasil stok opname yang telah di setujui akan di kirimkan ke pemilik
sarana apotek

6. Pencatatan

Dalam buku pembelian berisi semua catatan pembelian obat yang sudah
dipesan dan disesuaikan dalam faktur sedangkan pengeluaran obat narkotika
dan psikotropika dicatat dalam buku register narkotika dan psikotropika dan
mencatatkan nama serta alamat pasien, nama obat jumlah obat yang
dikeluarkan, tanggal keluar obat dan dokter yang memberikan resep.

7. Pelaporan
Pelaporan obat narkotika dan psikotropika dilakukan dengan rutin 1 bulan
sekali melalui aplikasi SIPNAP (Sistem pelaporan narkotika dan psikotropika)
dilakukan secara online.

8. Pemusnahan
Pemusnahan dilakukan terhadap perbekalan farmasi yang telah melewati
tanggal kadaluarsa dan rusak. Obat-obatan yang telah kadaluarsa sebelumnya
dicatat jumlah dan tanggal kadaluarsanya, kemudian dikumpulkan hingga
9

mencapai jumlah yang cukup banyak, kemudian dimusnahkan. Pemusnahan


dilakukan dengan cara dihancurkan (tablet, kapsul dan pulvis), dilarutkan (obat
sirup, injeksi ampul), dan ditanam (salep/krim).
Pemusnahan obat yang mengandung narkotika/psikotropika dilakukan oleh
apoteker dan disaksikan oleh Dinkes Kabupaten/kota. Untuk obat selain
narkotika/psikotropika dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh tenaga
kefarmasian lain. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan.
Pemusnahan resep dilakukan minimal 5 (lima) tahun sekali. Pemusnahan
dilakukan dengan cara membakar arsip resep. Berita acara pemusnahan resep
selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

2.4.2 Pelayanan Farmasi Klinik


Pelayanan kefarmasian di Apotek K-24 Kiaracondong antara lain pelayanan
resep, non-resep, dan informasi obat:
1. Pelayanan resep:
a) Pasien datang menyerahkan resep.
b) Resep tersebut di periksa kelengkapan resep dan obat yang tersedia.
c) Jika obat kosong atau tidak ada, petugas yang menerima resep
langsung menghubungi pasien bersangkutan apakah obat ini diganti
atau salinan resep. Contoh salinan resep terlampir pada lampiran 7.
d) Setelah ada persetujuan lalu diberi harga, apabila pasien setuju maka
diperbolehkan untuk membeli diluar, jika pasien setuju dengan harga
tersebut maka pasien akan diberikan bukti pembayaran atau struk.
e) Petugas memeriksa resep tersebut maka pasien untuk memastikan
apakah di dalam resep itu obat racikan atau obat jadi.
f) Jika ada resep racikan petugas harus menghitung dosis telebih dahulu,
apabila dosisnya tidak sesuai maka, petugas kembali mengonfirmasi
dokter yang bersangkutan. Begitupun resep yang bukan racikan/obat
jadi.
g) Obat disiapkan atau diracik.
10

h) Setelah obat siap lalu diberi etiket yang sesuai apakah obat itu obat
dalam atau obat luar sambil diperiksa kesesuaian obat dalam resep.
Contoh etiket terlampir pada lampiran 8, dan kemasan obat terlampir
pada lampiran 9.
i) Selanjutnya obat diberikan kepada petugas penyerahan dan obat
tersebut diberikan kembali.
j) Obat diserahkan kepada pasien beserta informasi-informasi yang
diperlukan seperti cara pemakaian, indikasi, dan batas waktu
pemakaian.
2. Pelayanan non resep :
a) Pasien datang kemudian dilayani langsung oleh petugas farmasi
(TTK).
b) TTK kemudian menyiapkan obat yang diminta oleh pasien.
c) Pasien lalu membayar ke kasir.
d) Bagian kasir menerima uang pembayaran dan membuat bukti
pembelian berupa struk.
e) Barang serta bukti pembelian (struk) diserahkan.

3. Pemberian informasi obat :


a) Cara pemakaian obat
b) Cara penyimpanan obat
c) Jangka waktu pengobatan
d) Makanan/minuman/aktifitas yang hendaknya dihindari selama terapi
dan informasi lain yang di perlukan.
BAB III
TUGAS KHUSUS
PENGKAJIAN RESEP OBAT DIABETES MELITUS TIPE 2

3.1 Pendahuluan

Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar gula
dalam darah akibat gangguan sekresi insulin. Diabetes mellitus disebut juga
penyakit kencing manis. kencing manis adalah penyakit yang menyebabkan air
kencing yang di produksi bercampur zat gula. Adanya kadar gula yang tinggi
dalam air kencing dapat menjadi tanda-tanda gejala awal penyakit Diabetes
mellitus[4]. Diabetes yang paling banyak di temukan di masyarakat adalah
diabetes tipe 2.

3.2 Tinjauan Pustaka


3.2.1 Definisi Diabetes Mellitus tipe 2

Diabetes mellitus tipe 2, adalah penyakit diabetes yang banyak ditemukan


di masyarakat, hampir 90% penderita diabetes adalah diabetes tipe II. Diabetes
jenis ini disebut juga diabetes life style karena selain faktor keturunan, penyebab
utamanya adalah gaya hidup tidak sehat.[5]

Umumnya, diabetes tipe ini mengenai orang dewasa yang berusia 30


tahun atau lebih, tapi akhir-akhir ini juga banyak mengenai orang-orang yang
lebih muda. Gejala diabetes tipe 2 berkembang sangat lambat, bisa sampai
bertahun-tahun.

Penderita diabetes tipe 2 tidak mutlak memerlukan suntikan insulin karena


pankreasnya masih menghasilkan insulin, tapi kerja insulin menjadi tidak efektif
karena di dalam tubuh tengah terjadi resistensi insulin atau penurunan
kemampuan hormon insulin menurunkan kadar gula darah.

11
12

3.2.2 Patofisiologi Diabetes Melitus tipe 2


Terjadinya DM tipe 2 utamanya disebabkan oleh resistensi
Insulin dan defisiensi insulin. Resistensi insulin ialah suatu keadaan saat sel
tubuh tidak merespon hormon insulin dengan baik.
Defisiensi insulin terjadi jika organ pankreas gagal atau mengalami
gangguan saat memproduksi hormon insulin, sehingga insulin tidak terbentuk
atau kadarnya sangat kecil.[6]
Umumnya patofisiologi DM tipe 2 dipengaruhi oleh beberapa keadaan yaitu:
1) Resistensi insulin dikarenakan obesitas dan penuaan
2) Disfungsi sel β pankreas sehingga menyebabkan defisiensi insulin yang
terjadi melalui 3 jalur yaitu :
a) Pengaruh luar yang menyebabkan rusaknya sel β pankreas seperti virus
dan zat kimia.
b) Penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas.
c) Kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer.
3) Terjadinya peningkatan glukosa hepatik yang tidak disertai kerusakan sel β
pankreas.

3.2.3 Manifestasi Klinik Diabetes Mellitus tipe 2


Beberapa gejala umum yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM
diantaranya :
1) Pengeluaran urin (Poliuria)

Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam meningkat
melebihi batas normal. Poliuria timbul sebagai gejala DM dikarenakan kadar
gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak sanggup untuk
mengurainya dan berusaha untuk mengeluarkannya melalui urin. Gejala
pengeluaran urin ini lebih sering terjadi pada malam hari dan urin yang
dikeluarkan mengandung glukosa.[7]
13

2) Timbul rasa haus (Polidipsia)


Poidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa
terbawa oleh urin sehingga tubuh merespon untuk meningkatkan asupan cairan.
[8]
3) Timbul rasa lapar (Polifagia)
Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut disebabkan
karena glukosa dalam tubuh semakin habis sedangkan kadar glukosa dalam
darah cukup tinggi.[7]
4) Peyusutan berat badan
Penyusutan berat badan pada pasien DM disebabkan karena tubuh terpaksa
mengambil dan membakar lemak sebagai cadangan energi.[8]

3.2.4 Faktor Penyebab Diabetes Mellitus tipe 2


1. Usia
2. Keturunan
3. Obesitas
4. Pola hidup kurang sehat
5. Pernah mengidap DM gentasional

3.2.5 Upaya Pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2


1. Menerapkan pola makan yang sehat :
Misalnya meningkatkan konsumsi makanan kaya serat, menghindari
makanan berlemak atau berkadar gula tinggi.

2. Teratur berolahraga :
Setidaknya selama 2,5 jam dalam seminggu.

3. Menurunkan berat badan :


Khususnya bagi yang mengalami kegemukan atau obesitas (indeks
berat badan 30 atau lebih).

4. Membatasi atau berhenti mengonsumsi minuman beralkohol :


Kandungan alkohol dalam minuman keras dapat mempertinggi risiko
hiperglikemia dan hipoglikemia. Jangan mengonsumsi minuman
beralkohol pada saat perut kosong.
14

5. Menjaga kondisi kaki :


Borok pada kaki merupakan komplikasi yang umum dialami oleh
penderita diabetes tipe 2. Karena itu, jagalah kondisi kaki Anda dan
waspadai luka yang tidak kunjung sembuh.

3.2.6 Klasifikasi Diabetes Mellitus

Diabetes melitus dapat diklasifikasikan dalam klasifikasi umum sebagai


berikut:

a. Diabetes mellitus tipe 1 biasanya mengarah ke defisiensi insulin yang


disebabkan oleh kerusakan pada sel β pankreas.
b. Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin yang
menyebabkan kerusakan progresif pada sekresi hormon insulin.
c. Diabetes mellitus gestasional terdiagnosa pada kehamilan trimester kedua
atau ketiga dan biasanya tidak permanen. Setelah melahirkan akan kembali
dalam keadaan normal.[9]

3.2.7 Penatalaksanaan Pengobatan Penyakit Diabetes Mellitus tipe 2


A. Non-farmakologi
1. Pola makan sehat
2. Olahraga rutin
3. Hindari makanan yang mengandung gula dan terbuat dari olahan
hewani
4. Perbanyak makanan berserat
5. Menurunkan berat badan
B. Farmakologi
1. Golongan sulfonilurea
Merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas, sehingga hanya
efektif pada penderita diabetes yang sel-sel β-pankreas masih berfungsi
dengan baik.[9]
Contoh obat : glibenklamid, gliklazid, glimepirid, dan gliquidon.
2. Golongan biguanid
Bekerja langsung pada hati, menurunkan produksi glukosa hati.
15

Contoh obat : metformin.


3. Inhibitor α-glukosidase
Menghambat kerja enzim-enzim pencernaan yang mencerna
karbohidrat, sehingga memperlambat absorpsi glukosa kedalam darah.
Contoh obat : acarbose.

3.3 Pembahasan

Resep

Bandung, 24 september 2018

No. DMK : 10630570

Nama dokter : Dr.A

R/ metformin 500mg No XXX

S1DD1

R/ Glimepirid 2mg No XXX

S1DD1

Pro : Tn. P

Umur : -
16

3.3.1 Pengkajian Administratif

No Persyaratan Ada / tidak Keterangan


administratif
1. Nama Ada Tn.P
2. Jenis kelamin Tidak ada -
3. Berat badan Tidak ada -
4. Umur Tidak ada -
5. Alamat Tidak ada -
6. Nama dan paraf dokter Ada Dr.A
7. Tanggal resep Ada 24 september
2018

Setelah melakukan pengkajian administratif, diketahui bahwa resep sudah


dilengkapi nama pasien, nama dan paraf dokter, dan persyaratan resep sesuai
pasien. Sedangkan beberapa hal yang belum dilengkapi antara lain adalah berat
badan pasien, umur pasien, alamat pasien dan tanggal resep.

Nama pasien dan alamat pasien penting untuk mencegah terjadinya


kesalahan dalam pemberian obat. Berat badan dan umur pasien penting untuk
menentukan dosis obat untuk pasien tersebut (untuk obat-obat khusus). Umur
dan jenis kelamin diperlukan untuk pertanyaan lebih lanjut terkait kondisi
khusus yang mungkin ada pada pasien. Selain itu, alamat pasien akan sangat
diperlukan pada pasien yang mendapat obat dengan efek adiksi.

Tanggal resep diperlukan untuk mengetahui aktualitas dari resep. dan


nama dari dokter penting ditulis pada resep adalah untuk keperluan konfirmasi
ulang jika ada instruksi yang tidak jelas atau instruksi yang dirasa perlu untuk
dikomunikasikan kembali kepada dokter.
17

3.3.2 Pengkajiann Farmasetis


1) Metformin

No Pengkajian Farmasetis Ada / tidak Keterangan


1 Nama obat ada Metfromin
2 Bentuk sediaan Ada Yang Tersedia
tablet 500mg
3 Kekuatan Ada 500mg
4 Jumlah obat Ada 30 tablet
5 Signa / aturan pakai Ada S1DD1 (sehari
1 x 1 tablet)

2) Glimepiride

No Pengkajian Farmasetis Ada / tidak Keterangan


1 Nama Ada Glimepiride
2 Bentuk sediaan ada Yang tersedia
tablet 2mg
3 Kekuatan Ada 2mg
4 Jumlah obat Ada 30 tablet
5 Signa / aturan pakai Ada S1DD1 (sehari
1 x 1 tablet)

Setelah melakukan pengkajian farmasetis, diketahui bahwa resep sudah


melengkapi nama obat, kekuatan obat (khusus untuk metformin dan
glimepiride), jumlah obat dan signa / aturan pakai. Nama, bentuk dan jumlah
perlu dituliskan dengan jelas pada resep untuk menghindari adanya kerancuan
ketika petugas mengambil obat. Kekuatan obat penting karena beberapa obat
tersedia dalam berbagai kekuatan. Bentuk sediaan sering tidak dituliskan,
misalnya tablet, kapsul atau sirup. Pada saat pengambilan obat, biasanya hanya
berdasarkan signa dan bentuk sediaan yang tersedia.
18

Ketersediaan obat adalah ada atau tidaknya stok obat di apotek. Pada
umumnya, obat yang dituliskan pada resep sudah tersedia di apotek. Jika obat
tidak ada, maka pengambil obat akan otomatis mengganti obat dengan merek
lain yang memiliki komposisi sama.

3.3.3 Pengkajian Klinis


1) Metformin

Indikasi DM tipe 2 dan penderita yang sudah


overwight yang kadar gula nya tidak
bisa di kontrol hanya dengan diet saja.
Cara pakai Diberikan tablet 500mg sehari 1 kali
sesudah makan.
Efek samping Mual dan muntah, penurunan nafsu
makan, sakit perut, batuk, suara serak,
diare, nyeri otot, kram lemas,
mengantuk.

2) Glimepiride

Indikasi NIDDM (Non Independent Diabetes


Melitus) dimana kadar gula tidak dapat
turun hanya dengan diet dan olah raga
saja.
Cara pakai Diberikan tablet 2mg sehari 1 kali
diminum secara rutin pada jam yang
sama sebelum atau sesudah makan.
Efek samping Pusing, sakit kepala, mual muntah, dan
anemia.
19

3) Dosis

Terapi yang Dosis menurut literatur Dosis Ketepatan


diberikan pasien dosis
Metformin Dosis awal adalah 500- 1 x 500mg Sesuai
850 mg yang diminum 1-
2 kali sehari

Glimepiride Dosis awal adalah 1-2 1 x 2mg Sesuai


mg per hari.

Setelah melakukan pengkajian klinis, terlihat bahwa obat yang ditulis di


resep sudah sesuai. Untuk melengkapi kajian farmasi klinik ini, pasien perlu
ditanyakan tentang riwayat alergi pada saat penyerahan obat.

Selain itu, pada saat penyerahan obat juga perlu disampaikan mengenai
beberapa hal penting seperti efek aditif yang dimiliki obat (jika ada) dan ESO
yang sering terjadi dan perlu diwaspadai oleh pasien (jika ada).
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan Praktik Kerja Lapangan


Berdasarkan hasil selama Praktik Kerja Lapangan di Apotek K-24
Kiaracondong, dapat disimpulkan bahwa :
1. Apotek K-24 kiaracondong bandung melayani pasien secara langsung,
pembelian dengan resep dan pelayanan obat tanpa resep.
2. Apotek K-24 kiaracondong bandung melaksanakan tugas dan fungsi
kefarmasian dengan baik berdasarkan undang-undang.
3. Penyimpanan obat di apotek K-24 kiaracondong bandung tersusun rapi
berdasarkan bentuk sediaan, jenis sediaan dan farmakologi

4. Contoh dari resep tugas khusus diatas sudah sesuai pengobatannya yaitu
dilihat dari pengkajian administratif, farmasetis dan klinis.

4.2 Saran
Saran yang diberikan setelah dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL)
di Apotek K-24 Kiaracondong, yaitu :
1. Keramahan para petugas harus tetap dijaga dan lebih di tingkatkan lagi
agar pasien lebih nyaman dan puas.
2. Meningkatkan pelayanan terhadap pemberian informasi obat kepada
pasien / konsumen.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 35 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta.
3. Apotek-K-24, “Apotek K-24 Sobat Sehat Kita-Kita”, dalam
http://www.apotek-K24.com, diakses pada 1 Oktober 2018.
4. Pengertian diabetes tpie 2 Copyright © 2014 : Kamus Q - All Rights
Reserved, https://www.kamusq.com/2013/05/diabetes-mellitus-adalah-
pengertian-dan.html
5. Definisi diabetes American Diabetes Association (ADA) tahun 2013.
6. Pato fisiologi diabetes mellitus tipe 2Raju dan Raju, 2010 dalam Ozougwu
et al., 2013.
7. Manisfestasi klinik diabetes, PERKENI 2011.
8. Manisfestasi klinik diabetes, Subekti 2009.
9. Klasifikasi diabetes, CDA, 2013 dan WHO 2014.

21
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Struktur Organisasi Apotek K-24

PEMILIK APOTEK
Wahyu Puspa Yunata

Apoteker Pengelola Apotek


Tantri suryandani, S.Farm.,Apt

Apoteker Pendamping
Ria Martani S,Si.,Apt

Keuangan
vita

Asisten Apoteker Kasir

Ian Tati

Ide Iyan
Bagian umum
Lin Asep
Hendy
Lenah tedy

22
23

LAMPIRAN 2
Contoh Surat Pesanan
24

LAMPIRAN 3
Contoh Surat Pesanan Narkotika
25
26

LAMPIRAN 4
Contoh Surat Pesanan Psikotropika
27
28

LAMPIRAN 5
Contoh Surat Pesanan Prekursor
29

LAMPIRAN 6
Contoh Surat Tanda Terima
30

LAMPIRAN 7
Contoh Salinan Resep
31

LAMPIRAN 8
Contoh Etiket Obat Luar Dan Obat Dalam
32

LAMPIRAN 9
Contoh Obat Kemasan

Anda mungkin juga menyukai