Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Dendi Tri Ramadhon

NPM : B1A017138

MATKUL :HUKUM OTONOMI DESA

Tugas Resume Materi KUPAS Agraria

Pemanfaatannya Tanah Ulayat Untuk Kepentingan Investasi Sebagai Pemberdayaan Nagari di


Sumatera Barat

Oleh : Prof. Dr. Zefrizal Nurdin, SH.MH

(Dosen Fak. Hukum Univ. Andalas Padang)

Keunikan matrilineal Yaitu pada pola hubungan orang tua dan anak dan pada pola hubungan
mama kemenakanYang pada penjelasannya anak Dipangku kemenakan dibimbing sistem didukung
prasarana:

1.anak Dipangku dengan harta pencaharian

2.kemenakan dibimbing dengan Pusako atau hak Ulayat bagian dari pusako.

• Kemudian hak Ulayat dalam konsepsi adat Minangkabau terdapat dalam 4 jenis hak Ulayat
yaitu Ulayat Nagari Ulayat suku Ulayat kaum dan Ulayat Rajo Ulayat ini tunduk pada empat
macam aturan adat yang pertama adat nan adat Sabana adat,adat nan diadatkan, adat nan teradat
dan adat istiadat. Adapun hubungan subjek dan objek yaitu hubungan penguasaan hubungan
hak pakai dan hubungan perwakafan.Ide dasar dari hak menguasai negara itu terdapat dalam
pasal 33 ayat 3 undang undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945 kemudian tidak ada
obyek sertifikasi.Hak Ulayat dalam hukum agraria nasional antara lain pasal 18 b jo pasal 33
ayat 3 UUD 1945,Pasal 3 jo pasal 5 UUPA,Permenag 5 tahun 1999,Permendagri 52/2014,UU
6/2014,Permenag No 5/2015,Permenag No 10/2016,Permenag 18/2018. Kemudian kondisi
kekinian hak Ulayat Nagari di Minangkabau pada Ranah rantau pesisir ada 3 kecamatan yaitu
sekitar 28000 Ha Jadi HGU investor dan konflik internal/eksternal.Di Ranah luhak nan bungsu
5 nagari 1 nagari yang punya HU lebih 5000 Ha belum sertifikasi,Satu nagari di inventarisir Tim
IP4T,Rekomendasi Tim : agar dijadikan tanah negara,Sertifikasi terjadi atas Hak Ulayat
Kaum,Pola pewarisan secara kolektif ke kemenakan (hukum yang hidup/living law).

Keunikan Matrialineal

 Pola hubungan orangtua-anak


 Pola hubungan mamak kemenakan

Hak ulayat dalam konsepsia adat Minangkabau :


 Ulayat Negari
 Ulayat Suku
 Ulayat Kaum
 Ulayat Rajo
(Tunduk pada 4 macam aturan adat: adat nan sabana adat, adat nan diadatkan, adat nan teradat,
adat istiadat)

Pemanfaatan tanah ulayat di Sumbar:


 Perda 6/2008 (Hak Ulayat dan Pemanfaatan)
 Pergub 21/2012 (Hak ulayat untuk investasi)

Kondisi kekinian hak ulayat negari di minangkabau:


 Ranah rantau pesisir (3 kecamatan)
 Ranah luhuk nan bungsu (5 nagari)
Hak Ulayat dalam Hukum Agraria Nasional antara lain:

Hak ulayat tidak objek sertifikasi :

 Pasal 18 B jo Pasal 33 (3) UUD 45


 Pasal 3 jo Pasal 5 UUPA
 Permaneg 5/1999
Perlindungan subyek hak/PMHA :

 Permendagri 52/2014
HU aset desa/pengembalian HU :

 UU No.6/2014 (Desa)
Hak milik komunal, objek sertifikasi/ Tim IP4T :

 Permenag 9/2015
 Permenag 10/2016
Hak penguasaan, pematausahaan (pengukuran/pemetaan/pencatatan dalam daftar tanah), tak ada
pemulihan hak (pasal 4):

 Permenag 18/2019
Sesi Tanya Jawab:

1. Bapak Edra Satmaidi:

Konsep HGU kembali ke negara tidak ke hak ulayat (konsep HGU kedepan) Pada rezim pengakuan
masyarakat hukum adat terhadap hak-hak ulayat yang tidak kunjung di akui. Didalam aturan termasuk
permendagri masyarakat harus mengakui agar mendapatkan hak ulayat, dan hak ulayat diakui selama
hak ulayat berlaku. Subjek sudah diakui, namun objeknya belum diakui, hal-hal tersebut banyak dilalui
di berbagai daerah.HGU telah ada penobrosan baru, jika HGU habis akan kembali ke negara. Namun
pemanjangan HGU harus didiskusikan kepada masyarakat hak ulayat (masyarakat adat). Dan upaya
yang dapat dialakukan oleh masyarakat adat : bergotong-royong melakukan penanaman, memiliki
modal untuk mengelola tanah ulayat.

2. Bapak Murjiyanto R:
Pemberian hak diatas pengelolaan yang lama apakah mengganggu ekstensi hak ulayat?.Hapusnya
hak ulayat sulit terjadi di minangkabau, karena ciri materinial mamak-kemenakan sebagai prasarana
kekerabatan. Apabila hak ulayat habis maka masyarakat minangkabau akan habis, maka apabila diberi
hak pengelolaan kepada subjek masyarakat adat maka akan kuat pula hak ulayat masyarakat adat. Hak
pengelolaan bahkan diminta dalam PP No. 18 tahun 2021 agar hak ulayat tetap eksis.

3. Ibu Herlindah:
Apakah masyarakat hukum adat bisa menjadi subjek HPL?Apakah tanah ulayat dapat bertambah?
Di dalam PP No. 18 tahun 2021, apabila sudah mendaftar dalam pengelolaan hak ulayat maka akan
otomatis menjadi subjek HPL. Agar masyarakat hukum adat dapat berhubungan dengan investor dan
pemerintah hanya memfasilitasi. Hak menguasai tanah yang tidak bebas diatas tanah negara maka ada
pengelolaan tanah ulayat.Tanah ulayat dapat bertambah, karena merupakan harta pusaka dari nenek
moyang turun temurun. Berasal dari harta pencarian, pergeseran tanah, pembukaan nagari baru yang
dikuasi negara (bertambah tanah pusako).

Anda mungkin juga menyukai