Anda di halaman 1dari 4

Menghitung Kebutuhan Tenaga Kerja

Kebutuhan tenaga kerja ditentukan: umur tanaman, tanaman sudah menghasilkan atau belum, jenis tanah,
topographi tanah dan sistem pengaturan kerja. Jika kita coba kalkulasi kebutuhan tenaga kerja untuk dua
pekerjaan besar dapat dilakukan sbb:

 Pemanen

Perhitungan kebutuhan pemanen tergantung musim panennya. Berhubung panen dapat dilakukan
sepanjang tahun maka kelapa sawit akan mengalami musim low crop sampai peak crop. Musim low crop
artinya jumlah buah masak di pokok sawit sangat rendah berkisar antara 15%– 25% per ha. Sedangkan
musim peak crop artinya adalah buah masak sangat banyak di pokok (> 40% per ha). Nilai kerapatan buah
ini tergantung dari umur tanaman karena semakin tua tanaman maka buahnya semakin berat dan jumlah
janjangnya pun berkurang. Di bawah ini adalah perbandingan yield, ha cover pemanen, rasio tenaga dan
kerapatan buah di masing-masing musim buahnya.

Perbandingan output pemanen sesuai musim panennya

Menghitung kebutuhan pemanen dapat dilakukan sebagai berikut:

Low season; potensi yield = 1 ton/bulan, jumlah hari kerja = 24 hari, ha cover pemanen = 2,5 ha/org,
kerapatan buah masak = 20%, jumlah pokok per ha = 135 pokok/ha. Target output pemanen = 1 ton/hari

1. jumlah janjang masak per ha = 20% * 135 = 27 janjang masak/ha

2. berat janjang rata-rata = 13 kg/janjang

3. target janjang pemanen = 1 ton/hari : 13 kg/janjang = 77 janjang/hari

4. ha cover pemanen = 77 janjang/hari : 27 janjang masak/hari = 2,8 ha/pemanen/hari

Jika suatu luas kebun = 500 ha maka luas panen per hari dihitung sbb:

1. rotasi atau pusingan panen = 4 kali/bulan

2. jumlah hari per interval panen per bulan = 30 hari / 4 kali rotasi = 7 hari (termasuk minggu).

3. ha panen per hari dalam satu bulan = 500 ha / 7 hari = 72 ha/hari

Dari data diatas, untuk kalkulasi kebutuhan pemanen/hari saat low season area kebun 500 ha
adalah 72 ha/hari : 2,8 ha/pemanen/hari = 26 pemanen.

6
Menghitung Angka kerapatan Panen pada kebun
kelapa sawit
Angka Kerapatan Panen atau Taksasi Produksi Kelapa Sawit

Angka kerapatan panen (AKP) atau Taksasi produksi adalah suatu perkiraan produksi hasil tanaman yang
dibudidayakan. Taksasi produksi pada kelapa sawit dilakukan untuk memperkirakan produksi 6 bulan, 3
bulan dan 1 bulan yang akan datang atau 1 hari sebelum panen.

Fungsi taksasi panen adalah untuk memprediksi angka kerapatan panen, menentukan dan mengatur
kebutuhan tenaga kerja, penyediaan sarana transportasi atau angkutan panen.

Taksasi panen dilakukan pada tanaman dengan umur yang seragam. Dilakukan dua kali dalam setahun,
yaitu pada bulan juni dan desember. Penghitungan diambil secara sample sebanyak 5 % dari populasi
tanaman.

Hal yang dapat mempengaruhi kerapatan panen adalah iklim, panjang rotasi panen, dan topografi lahan.

Taksasi panen semesteran adalah kegiatan meramalkan produktivitas kebun pada enam bulan ke depan.
Taksasi semesteran digunakan untuk menentukan budget yang harus dipenuhi oleh setiap divisi.

Taksasi panen harian adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperkirakan produksi TBS yang akan
diperoleh besok. Hal tersebut juga bisa memperkirakan kebutuhan tenaga pemanen dan
memperkirakan jumlah transportasi untuk mengangkut hasil panen. Buah yang diperkirakan bisa
dipanen dicirikan dengan brondolan yang terdapat di piringan sebanyak lima brondolan. Persentase AKP
didapatkan dengan mengambil contoh 100 pohon dari areal yang akan dipanen esok hari dengan rumus:

% AKP =  (jumlah tandan matang / jumlah tanaman contoh) x 100%

Manfaatnya : untuk mengatur kebutuhan tenaga pemanen yang menyediakan sarana transport.Pohon
contoh: sebanyak 100 pohon per blok (16-25 ha). Diambil dari baris no .5,15,35,45 masing-masing
sebanyak 20 pohon.Hitung tandan yang sudah bisa dipanen keesokan harinya, misalnya 24 tandan.
Kerapatan panen (KP)= 24/100 = 0,24 atau 1 : 4 artinya dari setiap 4 pohon akan dipanen 1 tandan
matang. Bila berat rata-rata 1 tandan = 12 kg. Maka prakiraan panen : 0,24 x  2.240 x 12 kg = 6.451
kgBila kapasitas (PN = Prestasi Normal) 1 orang tenaga panen = 800 kg diperlukan 8 orang
pemanen.Truk/kendaraan sesuaikan dengan produksi tersebut. 
KALIBERASI DAN VOLUME SEMPROT

  
Ada 5 (lima) kategori volume semprot yang umum digunakan untuk pengendalian gulma dengan
herbisida yaitu :

Kategori Volume Semprot

Volume Semprot

( Liter/Ha ) Blanket

High Volume ( HV )

                 > 600

Medium Volume ( MV )

400 – 600

Low Volume ( LV )

200 – 400

Very Low Volume ( VLV )

50 – 200

Ultra Low Volume ( ULV )

< 50

Aplikasi dengan HV atau MV lebih tepat bila menggunakan Herbisida kontak dan sangat sesuai dengan
pada gulma yang tebal yang resisten. Aplikasi dengan VL atau VLV sangat sesuai bila memakai Herbisida
sistemik serta untuk aplikasi pada kawasan yang berbukit, dimana transportasi air sulit.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan bila menggunakan LV atau VLV adalah :

Saringan halus mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya penyumbang nozel akibat penggunaan air
yang kurang bersih;Pelaksanaan aplikasi harus hati-hati agar tidak merusak tanaman akibat kabut
semprotan ( Spray drift );Kaliberasi serta pengarahan teknis yang benar mutlak dilakukan, karena
kesalahan yang kecil dalam penyemprotan dapat berakibat fatal.

TUJUAN KALIBERASI

Penting sekali untuk melakukan keliberasi yang tepat pada setiap jenis alat semprot, nozel, serta
kecepatan jalan sebelum memulai penyemprotan atau pada waktu-waktu tertentu, sehingga
penggunaan herbisida menjadi efisiensi dan efektif.

 PROSEDUR KALIBERASI

-          Volume Semprot ( D )

-          Ukur lebar semprot rata-rata ( meter ) ( = A )

-          Ukur  jarak ( m ) oleh operator selama 10 detik ( = B )

-          Ukur Output atau flow rate (liter/menit) pada tekanan pompa optimum (1 kg/cm²) (= C)

-          Hitung kebutuhan volume semprot ( liter/Ha blanket ) dengan rumus :

 
     atau     

Contoh perhitungan :

A = Lebar semprotan rata-rata adalah 1,5 meter

B = Jarak jalan rata-rata adalah 0,8 meter per 10 detik

C = Output semprot rata-rata adalah 1,6 liter/menit

D = Berapakah Volume semprot ( liter / Ha )?

Selanjutnya kebutuhan bahan herbisida untuk satu tangki ( kap ) alat semprot (Solo atau SA 15 ) yang
berisi 15 liter, dapat dihitung bila dosisi herbisida telah ditentukan.

Contoh perhitungan :

Pemakaian Eagle 480 AS untuk penyemprotan alang-alang sheet membutuhkan dosis 6,0 liter/Ha
blanket, sedangkan volume semprot 222 liter/Ha blanket. Berapakah Eagle 480 AS yang dibutuhkan
dalam Volume 15 liter ( volume isi tangki alat semprot ) ?

-          Luas Rintis atau strip ( m² / Ha tanaman )  Rumus :

 -          Luas Piringan (m²/Ha tanaman )  Rumus:

Dimana : r = jari-jari lingkaran piringan dari pusat batang pohon

-      Luas TPH ( m²/Ha tanaman )

Luas 1 TPH = 3 x 4 m = 12 m²

Selama 3 rintis terdapat 1 TPH, maka

Setiap 1 Ha tanaman terdapat 1,4 buah TPH = 16,80 m²

Anda mungkin juga menyukai