Dimensi Site
Luas : 16.189,66 m2 / 1,6 ha
Panjang : 315,8 m
● Leveling Ketinggian
2. Topografi
● Potongan (Cari sisi terpanjang)
4. Sunpath
● Garis edar matahari
Maret Pagi Maret Siang Maret Sore
Musim panas berlangsung selama 1,5 bulan, dari 10 Oktober sampai 25 November,
dengan suhu tertinggi harian rata-rata di atas 30°C. Bulan terpanas dalam setahun di
Malang adalah November, dengan rata-rata suhu 21°-30°C
Sedangkan musim dingin berlangsung selama 2,6 bulan, dari 11 Juni sampai 31
Agustus, dengan suhu tertinggi harian rata-rata di bawah 28°C. Bulan terdingin dalam
setahun di Malang adalah Agustus, dengan rata-rata suhu 19°- 28°C.
(sumber:https://id.weatherspark.com/y/124638/Cuaca-Rata-rata-pada-bulan-in-
Malang-Indonesia-Sepanjang-Tahun#Figures-Temperature)
● Arah Angin
Arah angin pada tapak dominan bergerak ke arah tenggara dengan kecepatan 4-33
mph. Kecepatan tertinggi yaitu pada 33 mph.
(sumber:https://app.formit.autodesk.com/ )
● Curah hujan
Curah hujan terbanyak di Malang adalah pada bulan Januari, dengan rata-rata curah
hujan 274 milimeter. Sedangkan, curah hujan paling sedikit di Malang adalah
Agustus, dengan curah hujan rata-rata 11 milimeter.
(sumber:https://id.weatherspark.com/y/124638/Cuaca-Rata-rata-pada-bulan-in-
Malang-Indonesia-Sepanjang-Tahun#Figures-Temperature)
6. Vegetasi
8. Utilitas
● Listrik dan Pencahayaan (Tiang listrik, Pencahayaan jalan)
- Sumber aliran listrik berada di bagian utara & Timur site
- Gardu listrik sumber listrik konvensional/daya besar berada sekitar 1
km ke arah timur dari site.
- Site berada di kawasan cukup terpencil
- sulit mendapatkan aliran listrik secara konvensional
Lampu jalan
-
- lampu jalan berjumlah 13 dari titik awal sampai kuburan
tiang listrik
-
-
panel surya
-
- Lampu jalan memanfaatkan panel surya
-
-
● Air bersih dan air kotor
- Air bersih (sumber air bersih terdapat pada area tapak adalah sumur)
sumur air
tandon air
- Air kotor (saluran air kotor berupa selokan tetapi keadaannya jelek
karena terdapat banyak tumbuhan liar)
SUMBER KEBISINGAN
Karena area tapak yang terletak cukup jauh dari lingkungan warga maka kebisingan
hanya berasal dari permukiman dan kendaraan yaitu motor dan mobil kecil karena
jalan menuju tapak yang susah untuk dilewati kendaraan.
TINGKAT KEBISINGAN
Tingkat kebisingan di area tapak rendah bahakan tergolong sangat rendah, karena
bersebelahan dengan kuburan dan hutan.
● View
● Penciuman
Lokasi tapak agak jauh dengan permukiman warga. Tapak juga tidak dekat dengan
pabrik dan peternakan. Sehingga tidak ada polusi penciuman yang mengganggu.
Kabupaten Malang memiliki luas wilayah sekitar 3.347,8 Km². Dari keseluruhan total
luas tersebut, lebih dari 50 persen merupakan lahan pertanian yang berupa sawah,
tegalan, dan perkebunan. Sedangkan pemanfataan untuk pemukiman penduduk
sekitar 13,68 persen. Sebagian besar mata pencaharian penduduk di wilayah
kec.Dau adalah disektor pertanian. Pilihan di sektor ini sangat logis, karena dengan
hamparan tanah yang luas, subur dan sebagian terletak pada lereng pegunungan
sangatlah cocok untuk pengembangan pertanian baik pertanianan pangan,
perkebunan maupun holtikultura (buah-buahan dan sayur-sayuran). Disamping itu,
wilayah Dau memiliki potensi wisata yang siap dikembangkan.
sumber: http://dau.malangkab.go.id/uploads/dokumen/dau-Profil%20Kec%20Dau
%20(1).pdf
sumber : http://repository.ub.ac.id/id/eprint/155566/
● demografi desa
Kependudukan
Jumlah penduduk yang besar biasa menjadi modal dasar pembangunan
sekaligus bisa menjadi beban pembangunan, jumlah penduduk desa
Petungsewu adalah 3.336 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 1200 Kepala
keluarga. Agar dapat menjadi dasar pembangunan maka jumlah penduduk
yang besar harus disertai kualitas SDM yang tinggi. Penanganan
kependudukan sangat penting sehingga potensi yang dimiliki mampu menjadi
pendorong dalam pembangunan, khususnya pembanguna Desa Petungsewu.
Berkaitan dengan kependudukan, aspek yang penting antara lain
perkembangan jumlah penduduk, kepadatan dan persebaran serta strukturnya
Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia 20- 49
tahun Desa Petungsewu sekitar 1.546 orang atau hampir 2.16 %. Hal ini
merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.
Tingkat kemiskinan di Desa Petungsewu termasuk tinggi. Dari jumlah 1200 KK
terdapat 213 RTM. Rentetan data kualitatif di atas menunjukan bahwa
mayoritas penduduk i Desa Petungsewu hanya mampu menyelesaikan sekolah
di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Dalam hal
kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadahi dan mumpuni,
keadaan ini merupakan tantangan tersendiri. Sebab ilmu pengetahuan setara
dengan kekuasaan yang akan berimplikasi pada penciptaan kebaikan
kehidupan. Rendahnya kualitas pendidikan di Desa Petungsewu tidak terlepas
dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu
masalah ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di
Desa Petungsewu baru tersedia di level pendidikan dasar 9 tahun (SD dan
SMP), sementara akses ke pendidikan menengah ke atas berada di tempat lain
yang relatif jauh. Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi
persoalan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Petungsewu yaitu
melalui pelatihan dan kursus. Namun sarana atau lembaga ini ternyata juga
belum tersedia dengan baik di Desa Petungsewu Bahkan beberapa lembaga
bimbingan belajar dan pelatihan yang pernah ada malah gulung tikar. Mungkin
dorongnan dari pemerintah dan masyarakat lemah. Inilah yang menjadi
pekerjaan dasar pemerintahan Desa Petungsewu sekarang ini.
Mata Pencaharian
Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Petungsewu dapat
teridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu pertanian, jasa/perdagangan,
industri dan lain-lain.
sumber : http://semar.machung.ac.id/berkas/RPJM%20Desa%20Petungsewu.pdf