Anda di halaman 1dari 46

Modul

SISTEM SARAF

TIM PENYUSUN:
Andi Besse Ahsaniyah, S.Ft,Physio, M.Kes
Prakata

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,
hidayah, dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul ini. Melalui
lembaran ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah banyak berperan dalam
penyelesaian modul pembelajaran mata kuliah PRINSIP SAINS DAN BIOMEDIK
FISIOTERAPI

Modul ini dibuat untuk membantu mahasiswa dalam memahami peran fisioterapi pada
tumbuh kembang atau kasus-kasus terkait pediatri. Modul ini akan mengarahkan
mahasiswa dalam proses pembelajaran karena materi dalam modul ini dilengkapi dengan
penjelasan materi, latihan, dan tes formatif.
Penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini.
Olehnya, kritik dan saran yang membangun dari semua pengguna modul ini sangat
diharapkan. Penyusun berharap agar modul ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
kemajuan Program Studi S1 Fisioterapi, Fakultas Keperawatan, Universitas Hasanuddin.

Makassar, 24 Oktober 2020

Penyusun

i
Daftar Isi
Prakata ........... ..................................................................................................................
Daftar Isi ...........................................................................................................................
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) .........................................................................
Kegiatan Belajar I
Sistem Pencernaan ................................., .............................................................
A. Deskripsi Singkat ..................................................................................................
B. Relevansi ...............................................................................................................
C. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah .....................................................................
1. Uraian .............................................................................................................
2. Latihan ............................................................................................................
3. Rangkuman ....................................................................................................
4. Pustaka ............................................................................................................
D. Tugas dan Lembar Kerja .......................................................................................
E. Tes Formatif ..........................................................................................................
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..........................................................................

ii
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kode
FAKULTAS KEPERAWATAN Dokumen
PRODI S1 FISIOTERAPI
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
Rumpun MK BOBOT (SKS) SEMESTER Tgl
MATA KULIAH (MK) KODE
Penyusunan
Prinsip Sains dan Biomedik Dasar dalam T=4.7 P=0.3 1 15 Juli 2020
Fisioterapi
OTORISASI Pengembang RPS Koordinator RMK Ketua PRODI
Andi Besse Ahsaniyah, S.Ft.,
Rabia, S.Ft., M.Biomed Rabia, S.Ft., M.Biomed Physio, M.Kes
Capaian CPL-PRODI yang dibebankan pada MK
Pembelajaran CPL-1 Mahasiswa mampu menguasai konsep teori ilmiah dasar umum terkait FT (biologic basic Science, Psychologic Science,
(CP) (P1) Movement Science, Professionalism and Ethics, Care of Practice of PT and Humaniora)

CPL-2 Mampu mengkaji dan menerapkan pemikiran ilmiah(logis, kritis, sistematik, dan inovatif), secara mandiri atau kolektif dalam
(KU1) mengembangkan IPTEK FT dengan memperhatikan nilai-nilai humaniora.
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)
CPMK Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dan prinsip dasar fisiologi manusia dari tingkat molekuler hingga sistem organ.
1

CPL  Sub-CPMK
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip umum fisiologi tubuh manusia
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep komposisi kimiawi tubuh manusia terkait dengan fisiologi tubuh manusia
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan komponen penyusun sel beserta fungsinya dalam mendukung keberlangsungan hidup sel.

iii
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar kontrol genetik sintesis protein dan reproduksi sel
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep energi dan metabolisme seluler
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan dinamika membran dan komunikasi antar sel
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi jaringan tubuh manusia
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem saraf
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem endokrin
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem musculoskeletal
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dasar biomekanik
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dasar elektrobiofisika
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem kardiovaskuler
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem respirasi
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem gastrointestinal
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep metabolism dan keseimbangan energi serta regulasi suhu tubuh
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem urinarius
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep keseimbangan cairan dan elektrolit
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem integumen
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem reproduksi
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem imun
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem limfe
CPL-1 Mahasiswa mampu mendemonstrasikan pengukuran tanda-tanda vital pada manusia
CPL-1 Mahasiswa mampu mendemonstrasikan pengukuran antropometri tubuh manusia
Deskripsi Singkat Matakuliah ini akan mengantar peserta kuliah memiliki kemampuan menjelaskan dasar-dasar fisiologi tubuh manusia dan melakukan
MK proses pemeriksaan tanda-tanda vital dan antropometrik manusia. Mata kuliah ini akan menjadi dasar untuk beberapa mata kuliah di
semester selanjutnya, seperti Dasar neurologi, Dasar Muskuloskeletal, Biomekanik, dan lain-lain.
Bahan Kajian / 1. Prinsip umum fisiologi tubuh manusia
Materi 2. Komposisi kimiawi tubuh manusia terkait dengan fisiologi tubuh manusia

iv
Pembelajaran 3. Komponen penyusun sel beserta fungsinya dalam mendukung keberlangsungan hidup sel.
4. Konsep dasar kontrol genetik sintesis protein dan reproduksi sel
5. Konsep energi dan metabolisme seluler
6. Dinamika membran sel dan komunikasi antar sel
7. Struktur dan fungsi jaringan tubuh manusia
8. Struktur dan fungsi sistem saraf
9. Struktur dan fungsi sistem endokrin
10. Struktur dan fungsi sistem muskuloskeletal
11. Prinsip dasar biomekanik
12. Prinsip dasar elektrobiofisika
13. Struktur dan fungsi sistem kardiovaskuler
14. Struktur dan fungsi sistem respirasi
15. Struktur dan fungsi sistem gastrointestinal
16. Konsep metabolisme dan keseimbangan energi serta regulasi suhu tubuh
17. Struktur dan fungsi sistem urinarius
18. Konsep keseimbangan cairan dan elektrolit
19. Struktur dan fungsi sistem integumen
20. Struktur dan fungsi sistem reproduksi
21. Struktur dan fungsi sistem imun
22. Struktur dan fungsi sistem limfe
23. Pengukuran tanda-tanda vital pada manusia
24. Pengukuran antropometrik tubuh manusia
Pustaka Utama :
1. Sherwood, Lauralee. 2016. Human Physiology: From Cells to Systems. 9th ed
2. Silverthorn DU. 2019. Human Physiology: An Integrated Approach. 8th ed
3. Fruth SJ. 2018. Fundamentals of the Physical Therapy Examination: Patient Interview and Tests & Measures.2nd ed
Pendukung :
1. Barret KE, Barman SM, Brooks HL, Yuan J. 2019. Ganong’s Review of Medical Physiology. 26th Ed.
2. Fox SI. 2015. Human Physiology. 14th ed
3. Widmaier EP, Raff H, Strang KT. 2019. Vander’s Human Physiology. 15th ed
4. Hall JE, Hall ME. 2021. Guyton & Hall Textbook of Medical Physiology
v
Dosen Pengampu 1. Dr. Djohan Aras, S.Ft, Physio, M.Pd, M.Kes
2. Andi Besse Ahsaniyah, S.Ft, Physio, M.Kes
3. Fadhia Adliah, S.Ft, Physio, M.Kes
4. Nahdiah Purnamasari, S.Ft, Physio, M.Kes
5. Nur Hardianty, S.Ft, Physio, M.Sc
6. Adi Ahmad Gondo, S.Ft, Physio, M.Kes
7. Rabia, S.Ft, M.Biomed
8. Riskah Nur’Amaliah, S.Ft, Physio, M.Biomed

Matakuliah syarat Tidak ada


Bentuk Pembelajaran,
Sub-CPMK Metode Pembelajaran, Bobot
Pekan (Kemampuan akhir Penilaian Materi Pembelajaran Penila
Penugasan Mahasiswa,
Ke- tiap tahapan [ Estimasi Waktu] [ Pustaka ] ian
belajar) Indikator Kriteria & Bentuk Daring (online) Luring (offline) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Definisi Fisiologi 3
menjelaskan prinsip ketepatan dalam Tes Tertulis Pembelajaran: 2. Tingkat Organisasi
umum fisiologi menjelaskan SIKOLA Kuliah Tubuh Manusia
tubuh manusia definisi fisiologi, [Ujian Blok] 3. Konsep
tingkat organisasi BM+PT Homeostasis
tubuh manusia, Kriteria: {(1+1)x2x60’) 4. Sistem Kontrol
konsep dan sistem 3  Ketepatan Tugas Baca Homeostasis
kontrol menjawab 70- 1. Sherwood L,
homeostasis 100% soal 2016, Chapter1
mengenai prinsip 2. Silverthorn DU, Pustaka
umum fisiologi 2019, Chapter 1 PU1 chapter 1
tubuh PU2 chapter 1
TM (2x50’)

vi
2 Ketepatan Small group
menjawab <70% discussion,
soal mengenai cooperative learning
prinsip umum SIKOLA
fisiologi tubuh

1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
prinsip umum
fisiologi tubuh

Bentuk: Bentuk 1. Atom, ion, dan 4


Tes Formatif Pembelajaran: ikatan kimia
SIKOLA Kuliah 2. Karbohidrat
[Ujian Blok] 3. Lipid
BM+PT 4. Protein
Kriteria: {(1+1)x3x60’) 5. Asam Nukleat
Ketuntasan dan
4  Ketepatan Tugas Baca 6. Radikal bebas
Mahasiswa mampu ketepatan dalam
menjawab 70- 1. Silverthorn
menjelaskan konsep menjelaskan
100% soal DU, 2019, Pustaka
komposisi kimiawi konsep atom, ion
mengenai konsep Chapter 2 PU2 chapter 2
tubuh manusia terkait dan ikatan kimia,
komposisi kimiawi 2. Fox SI, 2015, PP2 chapter 2
dengan fisiologi tubuh serta senyawa
tubuh manusia Chapter 2 PP3 chapter 1
manusia organic penyusun
terkait dengan 3. Widmaier EP.
tubuh
fisiologi tubuh Raff H. Strang
manusia KT, 2019,
chapter 1
2 Ketepatan
menjawab <70% TM (3x50’)
soal mengenai Small group
vii
konsep komposisi discussion,
kimiawi tubuh cooperative learning
manusia terkait SIKOLA
dengan fisiologi
tubuh manusia

1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
konsep komposisi
kimiawi tubuh
manusia terkait
dengan fisiologi
tubuh manusia

1 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Prinsip teori sel 5


menjelaskan ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran: 2. Membran sel
komponen penyusun menjelaskan SIKOLA Kuliah 3. Sitoplasma (sitosol,
sel beserta fungsinya prinsip teori sel, [Ujian Blok] membranous
dalam mendukung komponen BM+PT organelles,
keberlangsungan membrane sel, Kriteria: {(1+1)x4x60’) inclusions dan
hidup sel. sitoplasma dan 5  Ketepatan Tugas Baca protein fibers)
nukelus. menjawab 70- 1. Sherwood L, 4. Nukleus
100% soal 2016, Chapter 2
mengenai prinsip &3 Pustaka
teori sel, komponen 2. Silverthorn DU, PU1 chapter 2 & 3
membrane sel, 2019, Chapter 3 PU2 chapter 3
sitoplasma dan
nukelus.
TM (4x50’)
3 Ketepatan Small group
viii
menjawab <70% discussion,
soal mengenai cooperative learning
prinsip teori sel, SIKOLA
komponen
membrane sel,
sitoplasma dan
nukelus.

1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
prinsip teori sel,
komponen
membrane sel,
sitoplasma dan
nukelus.

1 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Genome dan 5


menjelaskan konsep ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran: Proteome
dasar kontrol menjelaskan SIKOLA Kuliah 2. Materi Genetik
genetik sintesis kontrol genetic, [Ujian Blok] 3. Sintesis DNA
protein dan sintesis protein dan BM+PT 4. Replikasi DNA
reproduksi sel reproduksi sel Kriteria: {(1+1)x4x60’) 5. Siklus Sel
5  Ketepatan Tugas Baca 6. Apoptosis
menjawab 70- 1. Fox SI, 2015, 7. Konsep dasar
100% soal Chapter 3 epigenetic
mengenai kontrol 2. Widmaier EP. 8. Sintesis protein
genetic, sintesis Raff H. Strang 9. Sekresi protein
protein dan KT, 2019, chapter 10. Degradasi
reproduksi sel 3 protein
3. Hall JE. Hall ME,
ix
3 Ketepatan 2021, chapter 3 Pustaka
menjawab <70% PP2 chapter 3
soal mengenai TM (4x50’) PP3 chapter 3 
kontrol genetic, Small group section B
sintesis protein dan discussion, PP4 chapter 3
reproduksi sel cooperative learning
SIKOLA
1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
kontrol genetic,
sintesis protein dan
reproduksi sel

1 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Energi dalam 4


menjelaskan konsep ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran: sistem biologis
energi dan menjelaskan energy SIKOLA Kuliah 2. Reaksi kimia
metabolism seluler dalam sistem [Ujian Blok] (eksergonik dan
biologis dan proses BM+PT endergonik)
metabolism seluler Kriteria: {(1+1)x3x60’) 3. Enzim dan
4  Ketepatan Tugas Baca peranannya dalam
menjawab 70- 1. Silverthorn DU, fasilitasi reaksi
100% soal 2019, Chapter 4 biologis
mengenai energy 2. Fox SI, 2015, 4. Konsep umum
dalam sistem Chapter 4 & 5 metabolisme
biologis dan proses 3. Widmaier EP. (metabolism,
metabolism seluler Raff H. Strang katabolisme dan
KT, 2019, chapter anabolisme)
2 Ketepatan 3 5. Peranan ADP,
menjawab <70% ATP, NADH,
soal mengenai TM (3x50’) FADH2 dan
x
energy dalam Small group NADPH2
sistem biologis dan discussion, 6. Cellular
proses metabolism cooperative learning metabolism
seluler SIKOLA pathways (aerobic
and anaerobic)
1 --> Ketepatan
menjawab <50% Pustaka
soal mengenai PU2 chapter 4
energy dalam PP2 chapter 4 & 5
sistem biologis dan PP3 chapter 3
proses metabolism Section D & E
seluler

2 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Osmosis and 5


menjelaskan dinamika ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran: tonicity
membran dan menjelaskan SIKOLA Kuliah 2. Difusi
komunikasi antar sel dinamika [Ujian Blok] 3. Protein-mediated
membrane dan BM+PT transport
komunikasi antar Kriteria: [(1+1)x3x60’] 4. Vesicular
sel 5  Ketepatan Pre-readings transport
menjawab 70- 1. Sherwood L, 2016, 5. Epithelial
100% soal Chapter 4 transport
mengenai dinamika 2. Silverthorn DU, 6. Potensial
membrane dan 2019, Chapter 5 & membrane
komunikasi antar 6 istirahat
sel 7. Direct
TM (3x50’) intercellular
3 Ketepatan Small group communication
menjawab <70% discussion, 8. Indirect
soal mengenai cooperative learning intercellular
dinamika SIKOLA communication
xi
membrane dan
komunikasi antar Pustaka
sel PU1 chapter 4
PU2 chapter 5 & 6
1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
dinamika
membrane dan
komunikasi antar
sel

2 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Struktur dan fungsi 4


menjelaskan struktur ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran: empat jaringan
dan fungsi jaringan menjelaskan empat SIKOLA Kuliah tubuh
tubuh manusia jaringan tubuh [Ujian Blok] 2. Struktur dan fungsi
beserta fungsinya BM+PT
Kriteria: [(1+1)x3x60’] matriks ekstraseluler
4  Ketepatan Pre-readings 3. Anatomi dan fungsi
menjawab 70- 1. Silverthorn DU, lima kategori
100% soal 2019, Chapter 3 fungsional epitel
mengenai empat 2. Fox SI, 2015, 4. Anatomi dan fungsi
jaringan tubuh Chapter 1 tujuh kategori utama
beserta fungsinya
jaringan ikat
TM (3x50’)
2 Ketepatan Small group 5. Perbedaan structural
menjawab <70% discussion, dan fungsional tiga
soal mengenai cooperative learning tipe jaringan otot
empat jaringan SIKOLA 6. Perbedaan structural
tubuh beserta dan fungsional
fungsinya \
xii
antara dua tipe
1 --> Ketepatan jaringan saraf
menjawab <50% 7. Tissue remodeling
soal mengenai
(Perbedaan antara
empat jaringan
tubuh beserta apoptosis dan
fungsinya nekrosis)
Pustaka
PU2 chapter 3
PP2 chapter 1

2 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Organisasi sistem 5


menjelaskan struktur ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran: saraf
dan fungsi sistem menjelaskan SIKOLA Kuliah 2. Sel penyusun
saraf struktur dan fungsi [Ujian Blok]
sistem saraf
sistem saraf BM+PT
Kriteria: {(1+1)x4x60’) 3. Sinyal listrik pada
5  Ketepatan Tugas Baca neuron
menjawab 70- 1. Sherwood L, 4. Komunikasi antar
100% soal 2016, sel dalam sistem
mengenai struktur Chapter5-7 saraf
dan fungsi sistem 2. Silverthorn 5. Sistem saraf pusat
saraf DU, 2019,
6. Sistem saraf tepi
Chapter 8-11
3 Ketepatan 7. Sistem saraf
menjawab <70% sensorik
soal mengenai TM (4x50’) 8. Sistem saraf
struktur dan fungsi Small group motoric (otonom
sistem saraf discussion, dan somatic)
cooperative learning
xiii
1 --> Ketepatan SIKOLA 9. Refleks otot
menjawab <50% rangka
soal mengenai Pustaka
struktur dan fungsi PU1 Chapter 5-7
sistem saraf
PU2 Chapter 8-11

3 Mahasiswa mampu Bentuk: Bentuk 1. Hormon 4


menjelaskan struktur Tes Formatif Pembelajaran: 2. Klasifikasi
dan fungsi sistem SIKOLA Kuliah hormone
endokrin [Ujian Blok]
3. Prinsip umum
BM+PT
Kriteria: [(1+1)x3x60’] endokrinologi
4  Ketepatan Pre-readings 4. Peranan sistem
menjawab 70- 1. Sherwood L, saraf dalam
100% soal 2016, Chapter reflex endokrin
mengenai struktur 18 & 19 5. Hipotalamus
dan fungsi sistem 2. Silverthorn dan hipofisis
endokrin DU, 2019,
6. Kelenjar tiroid
Chapter 7
2 Ketepatan dan adrenal
menjawab <70% TM (3x50’) 7. Pankreas
soal mengenai Small group 8. Kelenjar
struktur dan fungsi discussion, paratiroid
sistem endokrin presentation. Pustaka
PU1 chapter 18 & 19
1 --> Ketepatan PU2 chapter 7
menjawab <50%
soal mengenai
struktur dan fungsi
sistem endokrin

xiv
3 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Susunan otot 5
menjelaskan struktur ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran: rangka
dan fungsi sistem menjelaskan SIKOLA Kuliah 2. Sliding filament
musculoskeletal struktur dan fungsi [Ujian Blok]
theory
sistem BM+PT
muskuloskeletal Kriteria: {(1+1)x4x60’) 3. Excitation-
5  Ketepatan Pre-readings contraction
menjawab 70- PU1 Chapter 8 coupling dan siklus
100% soal PU2 Chapter 12 kontraksi
mengenai struktur 4. Tipe serat otot
dan fungsi sistem TM (4x50’) 5. Pengaruh panjang
muskuloskeletal Small group otot terhadap
discussion, kekuatan kontraksi
3 Ketepatan ccoperative learning
menjawab <70% 6. Mekanika gerakan
soal mengenai tubuh
struktur dan fungsi a. Kontraksi
sistem isotonik dan
muskuloskeletal isometric
b. Pembentukan
1 --> Ketepatan
menjawab <50% fulcrum dan
soal mengenai lever
struktur dan fungsi 7. Muscle fatigue
sistem Pustaka
muskuloskeletal PU1 Chapter 8
PU2 Chapter 12

3 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Laws of motion 3


menjelaskan prinsip ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran: 2. Force

xv
dasar biomekanik menjelaskan SIKOLA Kuliah 3. Torque
prinsip dasar [Ujian Blok] 4. Stability
biomekanik BM+PT 5. Levers
Kriteria: {(1+1)x3x60’)
6. Pulleys
3  Ketepatan Pre-readings
menjawab 70- Lippert LS. 2011. 7. Wheel and axle
100% soal Clinical Kinesiology. 8. Inclined plane
mengenai prinsip Chapter 8 Pustaka
dasar biomekanik Lippert LS. 2011.
TM (3x50’) Clinical Kinesiology.
2 Ketepatan Small group Chapter 8
menjawab <70% discussion,
soal mengenai collaborative
prinsip dasar learning
biomekanik

1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
prinsip dasar
biomekanik

Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 3


menjelaskan prinsip ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran:
dasar elektrobiofisika menjelaskan SIKOLA Kuliah
prinsip dasar [Ujian Blok]
elektrobiofisika BM+PT
Kriteria: {(1+1)x3x60’)
3  Ketepatan Pre-readings
menjawab 70- Lippert LS. 2011.
100% soal Clinical Kinesiology.
xvi
mengenai prinsip Chapter 8
dasar
elektrobiofisika TM (3x50’)
Small group
2 Ketepatan discussion,
menjawab <70% collaborative
soal mengenai learning
prinsip dasar
elektrobiofisika

1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
prinsip dasar
elektrobiofisika

3 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Tiga komponen 6


menjelaskan struktur ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran: utama sistem
dan fungsi sistem menjelaskan SIKOLA Kuliah kardiovaskuler
kardiovaskuler struktur dan fungsi [Ujian Blok]
2. Fungsi sistem
sistem BM+PT
kardiovaskuler Kriteria: {(1+1)x5x60’) kardiovaskuler
6  Ketepatan Pre-readings 3. Anatomi Jantung
menjawab 70- PU1 Chapter 9-11 4. Aktivitas
100% soal PU2 Chapter 14-16 kelistrikan jantung
mengenai struktur 5. Prinsip fisika yang
dan fungsi sistem TM (5x50’) mendasari kerja
kardiovaskuler Small group sistem
discussion, kardiovaskuler
4 Ketepatan cooperative learning
menjawab <70% (tekanan, volume,
xvii
soal mengenai aliran, tahanan-
struktur dan fungsi Poiseuille law)
sistem 6. Cardiac output,
kardiovaskuler
stroke volume dan
2 --> Ketepatan heart rate
menjawab <50% 7. Peranan sistem
soal mengenai saraf otonom
struktur dan fungsi terhadap kontrol
sistem denyut jantung
kardiovaskuler 8. Efek ion kalium
dan kalsium
terhadap fungsi
jantung
9. Efek suhu terhadap
fungsi jantung
10. Struktur,
mechanical
properties dan
fungsi lima
pembuluh darah
utama.
11. Tekanan darah
12. Distribusi aliran
darah ke jaringan
13. Sistem Limfe
14. Plasma dan
Elemen Seluler
xviii
Darah
15. Produksi Sel
Darah
16. Sel Darah
Merah
17. Platelet
Pustaka
PU1 Chapter 9-11
PU2 Chapter 14-16

4 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Fungsi utama 5


menjelaskan struktur ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran: sistem respirasi
dan fungsi sistem menjelaskan SIKOLA Kuliah 2. Anatomi sistem
respirasi struktur dan fungsi [Ujian Blok]
respirasi dan
sistem respirasi BM+PT
Kriteria: {(1+1)x4x60’) fungsi setiap
5  Ketepatan Pre-readings struktur
menjawab 70- PU1 Chapter 13 3. Hukum Gas
100% soal PU2 Chapter 17-18 4. Ventilasi
mengenai struktur 5. Pertukaran gas
dan fungsi sistem TM (4x50’) 6. Transpor gas
respirasi Small group dalam darah
discussion, 7. Kontrol Respirasi
3 Ketepatan cooperative learning
menjawab <70% Pustaka
soal mengenai PU1 Chapter 13
struktur dan fungsi PU2 Chapter 17-18
sistem respirasi

xix
1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
struktur dan fungsi
sistem respirasi

4 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Anatomi sistem 3


menjelaskan struktur ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran: gastrointestinal
dan fungsi sistem menjelaskan SIKOLA Kuliah 2. Fungsi dan
gastrointestinal struktur dan fungsi [Ujian Blok] proses
sistem BM+PT
gastrointestinal Kriteria: {(1+1)x3x60’) pencernaan
3  Ketepatan Pre-readings 3. Regulasi fungsi
menjawab 70- PU1 Chapter 16 gastrointestinal
100% soal PU2 Chapter 21 4. Fungsi imun
mengenai struktur dalam traktus
dan fungsi sistem TM (3x50’) gastrointestinan
gastrointestinal Small group Pustaka
discussion, PU1 Chapter 16
2 Ketepatan cooperative learning
menjawab <70% PU2 Chapter 21
soal mengenai
struktur dan fungsi
sistem
gastrointestinal

1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
struktur dan fungsi
sistem
xx
gastrointestinal

4 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Laju 6


menjelaskan konsep ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran: metabolisme
metabolism dan menjelaskan SIKOLA Kuliah pada manusia
keseimbangan energy konsep metabolism [Ujian Blok]
2. Lapar dan
serta regulasi suhu dan keseimbangan BM+PT
tubuh energy serta Kriteria: {(1+1)x4x60’) kenyang
regulasi suhu tubuh 6  Ketepatan Pre-readings 3. Fed-state
menjawab 70- PU1 Chapter 17 metabolism
100% soal PU2 Chapter 22 4. Fasted-state
mengenai konsep metabolism
metabolism dan TM (4x50’) 5. Peranan insulin
keseimbangan Small group dan glucagon
energy serta discussion,
regulasi suhu tubuh dalam kontrol
cooperative learning
metabolisme
4 Ketepatan 6. Regulasi suhu
menjawab <70% tubuh manusia
soal mengenai Pustaka
konsep metabolism PU1 Chapter 17
dan keseimbangan PU2 Chapter 22
energy serta
regulasi suhu tubuh

2 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
konsep metabolism
dan keseimbangan
energy serta
xxi
regulasi suhu tubuh

4 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Anatomi Sistem 4


menjelaskan struktur ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran: Urinarius
dan fungsi sistem menjelaskan SIKOLA Kuliah 2. Fungsi Sistem
urinarius struktur dan fungsi [Ujian Blok]
Urinarius
sistem urinarius BM+PT
Kriteria: {(1+1)x4x60’] 3. Filtrasi
4  Ketepatan Pre-readings 4. Reabsorpsi
menjawab 70- PU1 Chapter 14 5. Sekresi
100% soal PU2 Chapter 19 6. Ekskresi
mengenai struktur 7. Mikturisi
dan fungsi sistem TM (4x50’) Pustaka
urinarius Small group PU1 Chapter 14
discussion, PU2 Chapter 19
2 Ketepatan cooperative learning
menjawab <70%
soal mengenai
struktur dan fungsi
sistem urinarius

1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
struktur dan fungsi
sistem urinarius

5 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Homeostasis cairan 5


menjelaskan konsep ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran: dan elektrolit
keseimbangan cairan menjelaskan SIKOLA Kuliah 2. Keseimbangan
dan elektrolit konsep [Ujian Blok]
xxii
keseimbangan BM+PT cairan
cairan dan Kriteria: {(1+1)x4x60’] 3. Keseimbangan
elektrolit 5  Ketepatan Pre-readings natrium dan volume
menjawab 70- PU1 Chapter 15
CES
100% soal PU2 Chapter 20
mengenai konsep 4. Keseimbangan
keseimbangan kalium
cairan dan 5. Keseimbangan asam
elektrolit TM (4x50’) basa
Small group Pustaka
3 Ketepatan discussion, PU1 Chapter 15
menjawab <70% cooperative learning PU2 Chapter 20
soal mengenai
konsep
keseimbangan
cairan dan
elektrolit

1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
konsep
keseimbangan
cairan dan
elektrolit

5 Mahasiswa mampu 1. Ketepatan dalam Bentuk: Bentuk 1. Anatomi sistem 3


menjelaskan struktur menjelaskan Tes Formatif Pembelajaran: integument
dan fungsi sistem struktur SIKOLA Kuliah 2. Fungsi sistem
integumen komponen [Ujian Blok]
integument
penyusun sistem BM+PT
xxiii
integument (1 {(1+1)x3x60’ 3. Aging and
poin) Kriteria Pre-readings integumentary
2. Ketepatan dalam 3 poin system
menjelaskan Tepat dalam
fungsi dari menjawab 3 soal TM (3x50’)
sistem mengenai sistem Small group
integument (1 integument discussion,
poin) 2 poin cooperative learning
3. Ketepatan dalam Tepat dalam
menjelaskan menjawab 2 soal
pengaruh aging mengenai sistem
terhadap sistem integument
integument (1 1 poin
poin) Tepat dalam
menjawab 1 soal
mengenai sistem
integument

5 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Struktur dan 4


menjelaskan struktur ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran: fungsi organ
dan fungsi sistem menjelaskan SIKOLA Kuliah reproduksi pria
reproduksi struktur dan fungsi [Ujian Blok]
2. Struktur dan
sistem reproduksi BM+PT
Kriteria: {(1+1)x4x60’] fungsi organ
4  Ketepatan Pre-readings reproduksi
menjawab 70- PU1 Chapter 20 wanita
100% soal PU2 Chapter 26 3. Kehamilan dan
mengenai struktur persalinan
dan fungsi sistem TM (4x50’) 4. Perubahan
reproduksi
xxiv
Small group sistem
2 Ketepatan discussion, reproduksi pria
menjawab <70% cooperative learning dan wanita pada
soal mengenai
saat pubertas,
struktur dan fungsi
sistem reproduksi menopause dan
andropause
1 --> Ketepatan Pustaka
menjawab <50% PU1 Chapter 20
soal mengenai PU2 Chapter 26
struktur dan fungsi
sistem reproduksi

5 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Sistem imun 3


menjelaskan struktur ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran: innate dan
dan fungsi sistem dalam menjelaskan SIKOLA Kuliah adaptive
imun sistem imun innate [Ujian Blok] 2. Sistem imunitas
& adaptive, seluler BM+PT
dan humoral, serta Kriteria: [(1+1)x3x60’] seluler dan
respons sistem 3  Ketepatan Pre-readings humoral
imun menjawab 70- PU1 Chapter 12 3. Fungsi utama
100% soal PU2 Chapter 24 sistem imun
mengenai sistem 4. Anatomi sistem
imun innate & TM (3x50’) imun
adaptive, seluler Small group 5. Physical,
dan humoral, serta discussion,
respons sistem mechanical and
cooperative learning
imun chemical
barriers as
2 Ketepatan protection of
menjawab <70%
xxv
soal mengenai internal
sistem imun innate environment
& adaptive, seluler 6. Respons imun
dan humoral, serta
terhadap infeksi
respons sistem
imun virus dan bakteri
7. Reaksi alergi
1 --> Ketepatan 8. Respons imun
menjawab <50% terhadap
soal mengenai transfusi darah
sistem imun innate Pustaka
& adaptive, seluler PU1 Chapter 12
dan humoral, serta
PU2 Chapter 24
respons sistem
imun

Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 3


menjelaskan struktur ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran:
dan fungsi sistem dalam menjelaskan SIKOLA Kuliah
limfe struktur dan fungsi [Ujian Blok]
sistem limfe BM+PT
Kriteria: [(1+1)x3x60’]
3  Ketepatan Pre-readings
menjawab 70-
100% soal TM (3x50’)
mengenai struktur Small group
dan fungsi sistem discussion,
limfe cooperative learning

2 Ketepatan
menjawab <70%
xxvi
soal mengenai
struktur dan fungsi
sistem limfe

1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
struktur dan fungsi
sistem limfe

Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Konsep dasar 4


mendemonstrasikan ketepatan dalam Ujian Praktikum Pembelajaran: pengukuran
pengukuran tanda- mendemonstrasika Praktikum tanda-tanda vital
tanda vital pada n prosedur Kriteria penelitian
2. Pengukuran
manusia pengukuran tanda- tertera dalam rubrik Praktikum
tanda vital manusia penilaian ujian 2x170 tekanan darah
praktikum Role-Play & 3. Pengukuran
Simulation frekuensi
pernapasan
4. Pengukuran
denyut nadi
5. Pengukuran
suhu tubuh
6. Interpretasi hasil
pemeriksaan
tanda-tanda vital
Pustaka
PU3 Chapter 7

xxvii
Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Pengukuran 4
mendemonstrasikan ketepatan dalam Ujian Praktikum Pembelajaran: tinggi dan berat
pengukuran mendemonstrasika Praktikum badan
antropometri tubuh n prosedur Kriteria
2. Pengukuran
manusia pengukuran penelitian tertera Praktikum
antropometrik dalam rubrik 3x170 sirkumferensia
tubuh manusia penilaian ujian Role-Play & (calf, mid upper
praktikum Simulation arm, chest,
waist, and hip)
3. Pengukuran
skinfold (calf,
biceps, triceps,
subscapular, and
suprailiac)
4. Perhitungan
estimasi
persentase lemak
tubuh
5. Waist-to-height
ratio
6. Hip-to-waist
ratio
7. Pengukuran
indeks massa
tubuh
8. Interpretasi data
antropometrik
tubuh
xxviii
KEGIATAN BELAJAR
SISTEM SARAF

A. Deskripsi Singkat

Matakuliah ini akan mengantar peserta kuliah memiliki kemampuan menjelaskan dasar-dasar
fisiologi tubuh manusia dan melakukan proses pemeriksaan tanda-tanda vital dan
antropometrik manusia sehingga fisioterapi mampu melakukan proses fisioterapi dengan
mengetahui prinsip kerja sistem tubuh scara keseluruhan.

B. Relevansi
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah dasar yang disajikan di semester I sebagai pengantar
sebelum mempelajari mata kuliah lanjutan yang akan membahas secara detail kerja sistem
tubuh tertentu seperti dasar neurologi, dasar musculoskeletal, manaj.FT Interna dan mata
kuliah lainnya yang relevan dengan mata kuliah ini. Oleh karena itu, mata kuliah ini
ditawarkan kepada mahasiswa untuk memperoleh penjelasan awal terkait kerja system tubuh
agar dapat menunjang pemahaman mahasiswa kelak dalam melihat sebuah kasus dan
patologinya

C. Capaian Pembelajaran
1. Uraian
a. Organisasi sistem saraf
Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke
susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan
(Feriyawati, 2006). Sistem atau susunan saraf merupakan salah satu bagian
terkecil dari organ dalam tubuh, tetapi merupakan bagian yang paling kompleks.
Susunan saraf manusia mempunyai arus informasi yang cepat dengan kecepatan
pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik (impuls saraf)
(Bahrudin, 2013).

Alur informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara skematis menjadi
tiga tahap. Suatu stimulus eksternal atau internal yang mengenai organ-organ
sensorik akan menginduksi pembentukan impuls yang berjalan ke arah susunan
saraf pusat (SSP) (impuls afferent), terjadi proses pengolahan yang komplek pada

29
SSP (proses pengolahan informasi) dan sebagai hasil pengolahan, SSP
membentuk impuls yang berjalan ke arah perifer (impuls efferent) dan
mempengaruhi respons motorik terhadap stimulus (Bahrudin,2013).

Gambar 1. Organisasi system saraf

b. Sistem Saraf Pusat

Susunan saraf pusat (SSP) yaitu otak (ensefalon) dan medula spinalis,
yang merupakan pusat integrasi dan kontrol seluruh aktifitas tubuh. Bagian
fungsional pada susunan saraf pusat adalah neuron akson sebagai penghubung dan
transmisi elektrik antar neuron, serta dikelilingi oleh sel glia yang menunjang
secara mekanik dan metabolik (Bahrudin, 2013).

1) Otak

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat
pengatur dari segala kegiatan manusia yang terletak di dalam rongga
tengkorak. Bagian utama otak adalah otak besar (cerebrum), otak kecil
(cereblum) dan otak tengah

30
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang
disadari. Otak besar ini dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan
dan kiri. Tiap belahan tersebut terbagi menjadi 4 lobus yaitu frontal,
parietal, okspital, dan temporal. Sedangkan disenfalon adalah bagian dari
otak besar yang terdiri dari talamus, hipotalamus, dan epitalamus. Otak
belakang/ kecil terbagi menjadi dua subdivisi yaitu metensefalon dan
mielensefalon. Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan
cereblum. Sedangkan mielensefalon akan menjadi medulla oblongata.
Otak tengah/ sistem limbic terdiri dari hipokampus, hipotalamus, dan
amigdala.

Gambar 2.3 Bagian-bagian Otak

Pada otak terdapat suatu cairan yang dikenal dengan cairan


serebrospinalis. Cairan cerebrospinalis ini mengelilingi ruang sub araknoid
disekitar otak dan medula spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel otak. Cairan
ini menyerupai plasma darah dan cairan interstisial dan dihasilkan oleh plesus
koroid dan sekresi oleh sel-sel epindemal yang mengelilingi pembuluh darah
serebral dan melapisi kanal sentral medula spinalis. Fungsi cairan ini adalah
sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan medula spinalis, juga berperan
sebagai media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta
medula spinalis

2) Medula Spinalis (Sumsum tulang belakang)

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang


belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang

31
kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis yaitu lapisan luar
berwarna putih (white area) dan lapisan dalam berwarna kelabu (grey area).
Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan
saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik
dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan
ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks

Gambar 3. Bagian Area Medula Spinalis

c. Sistem Saraf Tepi

Susunan saraf tepi (SST) yaitu saraf kranial dan saraf spinalis yang
merupakan garis komunikasi antara SSP dan tubuh . SST tersusun dari semua
saraf yang membawa pesan dari dan ke SSP (Bahrudin, 2013). Berdasarkan
fungsinya SST terbagi menjadi 2 bagian yaitu Sistem saraf
somatic dan autonom

1) Sistem Saraf Somatik (SSS)

Sistem saraf somatik terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang
saraf spinal. Proses pada saraf somatik dipengaruhi oleh kesadaran.

a) Saraf kranial

12 pasang saraf kranial muncul dari berbagai bagian batang otak.


Beberapa dari saraf tersebut hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi
sebagian besar tersusun dari serabut sensorik dan motorik.

32
Gambar 4. saraf kranial

b) Saraf spinal

Ada 31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal
(posterior) dan ventral (anterior). Saraf spinal adalah saraf gabungan motorik
dan sensorik, membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan
meninggalkan melalui eferen. Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai
dengan regia kolumna vertebra tempat munculnya saraf tersebut.

Gambar 5. Saraf Spinalis (31 pasang) beserta nama dan letaknya

33
c) Sistem Saraf Otonom (SSO)

Sistem saraf otonom mengatur jaringan dan organ tubuh yang tidak
disadari. Jaringan dan organ tubuh yang diatur oleh sistem saraf otonom
adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem ini terdiri atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Fungsi dari kedua sistem saraf ini
adalah saling berbalikan, seperti pada dibawah ini.

Gambar 6. Sistem Saraf Otonom (Parasimpatik-Simpatik)

SST berdasarkan divisinya juga dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a) Divisi sensori (afferent) yaitu susunan saraf tepi dimulai dari receptor
pada kulit atau otot (effector) ke dalam pleksus, radiks, dan seterusnya
kesusunan saraf pusat. Jadi besifat ascendens.

b) Divisi motorik (efferent) yang menghubungkan impuls dari SSP ke


effector (Muscle and Glands) yang bersifat desendens untuk menjawab
impuls yang diterima dari reseptor di kulit dan otot dari lingkungan
sekitar (Bahrudin, 2013).

34
c. Sel Penyusun Sistem Saraf

Sistem saraf pada manusia terdiri dari dua komponen yaitu sel saraf dan
sel glial. Sel saraf berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls dari
panca indera menuju otak yang selanjutnya oleh otak akan dikirim ke otot.
Sedangkan sel glial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron

1) Sel Saraf (Neuron)

Sel saraf (neuron) bertanggung jawab untuk proses transfer informasi


pada sistem saraf (Bahrudin, 2013). Sel saraf berfungsi untuk menghantarkan
impuls. Setiap satu neuron terdiri dari tiga bagian utama yaitu badan sel
(soma), dendrit dan akson

Badan sel (soma) memiliki satu atau beberapa tonjolan. Soma


berfungsi untuk mengendalikan metabolisme keseluruhan dari neuron. Badan
sel (soma) mengandung organel yang bertanggung jawab untuk memproduksi
energi dan biosintesis molekul organik, seperti enzim-enzim. Pada badan sel
terdapat nukleus, daerah disekeliling nukleus disebut perikarion. Badan sel
biasanya memiliki beberapa cabang dendrit (Bahrudin, 2013).

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang serta


merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
menghantarkan rangsangan ke badan sel. Khas dendrit adalah sangat
bercabang dan masing-masing cabang membawa proses yang disebut
dendritic spines (Bahrudin, 2013).

Akson adalah tonjolan tunggal dan panjang yang menghantarkan


informasi keluar dari badan sel. Di dalam akson terdapat benang-benang
halus disebut neurofibril dan dibungkus oleh beberpa lapis selaput mielin
yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat
jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel-sel Schwann
yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan dan
membantu pembentukan neurit. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh
lapisan mielin yang disebut nodus ranvier.

35
Pada SSP, neuron menerima informasi dari neuron dan primer di
dendritic spines, yang mana ditunjukkan dalam 80-90% dari total neuron area
permukaan. Badan sel dihubungkan dengan sel yang lain melalui akson yang
ujung satu dengan yang lain membentuk sinaps. Pada masing-masing sinap
terjadi komunikasi neuron dengan sel yang lain (Bahrudin, 2013).

Gambar 7. Struktur Neuron

2) Sel penyokong atau Neuroglia (Sel Glial)

Sel glial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang berfungsi
sebagai jaringan ikat, selain itu juga berfungsi mengisolasi neuron,
menyediakan kerangka yang mendukung jaringan, membantu memelihara
lingkungan interseluler, dan bertindak sebagai fagosit. Jaringan pada tubuh
mengandung kira-kira 1 milyar neuroglia, atau sel glia, yang secara kasar
dapat diperkirakan 5 kali dari jumlah neuron

Sel glia lebih kecil dari neuron dan keduanya mempertahankan


kemampuan untuk membelah, kemampuan tersebut hilang pada banyak
neuron. Secara bersama-sama, neuroglia bertanggung jawab secara kasar pada
setengah dari volume sistem saraf.

a) Macam-macam Sel Glia

Ada empat macam sel glia yang memiliki fungsi berbeda yaitu:

 Astrosit/ Astroglia: berfungsi sebagai “sel pemberi makan” bagi sel saraf

 Oligodendrosit/ Oligodendrolia: sel glia yang bertanggung jawab
menghasilkan mielin dalam susunan saraf pusat. Sel ini mempunyai

36
lapisan dengan substansi lemak mengelilingi penonjolan atau sepanjang
sel saraf sehingga terbentuk selubung mielin. Mielin pada susunan saraf
tepi dibentuk oleh sel Schwann. Sel ini membentuk mielin maupun
neurolemma saraf tepi. Mielin menghalangi ion natrium dan kalium
melintasi membran neuronal dengan hampir sempurna. Serabut saraf ada
yang bermielin ada yang tidak. Transmisi impuls saraf disepanjang serabut
bermielin lebih cepat daripada serabut yang tak bermielin, karena impuls
berjalan dengan cara meloncat dari nodus ke nodus yang lain disepanjang
selubung mielin. Peran dari mielin ini sangatlah penting, oleh sebab itu
pada beberapa orang yang selubung mielinnya mengalami peradangan
ataupun kerusakan seperti pada pasien GBS maka akan kehilangan
kemampuan untuk mengontrol otot-ototnya sehingga terjadi kelumpuhan
pada otot-otot tersebut. Perbedaan struktur dariselubung mielin normal
dengan selubung mielin pada pasien GBS dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 8. Selubung myelin

 Mikroglia: sel glia yang mempunyai sifat fagosit dalam


menghilangkan sel-sel otak yang mati, bakteri dan lain-lain. Sel jenis ini
ditemukan diseluruh SSP dan dianggap penting dalam proses melawan
infeksi.

 Sel ependimal: sel glia yang berperan dalam produksi cairan
cerebrospinal.

3) Neuroglia pada Sistem Saraf Tepi (SST)

Neuron pada sistem saraf tepi biasanya berkumpul jadi satu dan disebut
ganglia (tunggal: ganglion). Akson juga bergabung menjadi satu dan membentuk

37
sistem saraf tepi. Seluruh neuron dan akson disekat atau diselubungi oleh sel glia.
Sel glia yang berperan terdiri dari sel satelit dan sel Schwann.

a) Sel Satelit

Badan neuron pada ganglia perifer diselubungi oleh sel satelit. Sel satelit
berfungsi untuk regulasi nutrisi dan produk buangan antara neuron body
dan cairan ektraseluler. Sel tersebut juga berfungsi untuk mengisolasi
neuron dari rangsangan lain yang tidak disajikan di sinap.

b) Sel Schwann

Setiap akson pada saraf tepi, baik yang terbungkus dengan mielin maupun
tidak, diselubungi oleh sel Schwann atau neorolemmosit. Plasmalemma
dari akson disebut axolemma; pembungkus sitoplasma superfisial yang
dihasilkan oleh sel Schwann disebut neurilemma (Bahrudin, 2013).

Dalam penyampaian impuls dari reseptor sampai ke efektor perifer


caranya berbeda-beda. Sistem saraf somatik (SSS) mencakup semua neuron
motorik somatik yang meng-inervasi otot, badan sel motorik neuron ini terletak
dalam SSP, dan akson-akson dari SSS meluas sampai ke sinapsis neuromuskuler
yang mengendalikan otot rangka. Sebagaian besar kegiatan SSS secara sadar
dikendalikan. Sedangkan sistem saraf otonom mencakup semua motorik neuron
viseral yang menginervasi efektor perifer selain otot rangka. Ada dua kelompok
neuron motorik viseral, satu kelompok memiliki sel tubuh di dalam SSP dan
yang lainnya memiliki sel tubuh di ganglia perifer (Bahrudin, 2013).

Neuron dalam SSP dan neuron di ganglia perifer berfungsi mengontrol


efektor di perifer. Neuron di ganglia perifer dan di SSP mengontrolnya segala
bergiliran. Akson yang memanjang dari SSP ke ganglion disebut serat
preganglionik. Akson yang menghubungkan sel ganglion dengan efektor perifer
dikenal sebagai serat postganglionik. Susunan ini jelas membedakan sistem
(motorik visceral) otonom dari sistem motorik somatik. Sistem motorik somatik
dan sitem motorik visceral memiliki sedikit kendali kesadaran atas kegiatan
SSO.

Interneuron terletak diantara neuron sensori dan motorik. Interneuron terletak


sepenuhnya didalam otak dan sumsum tulang belakang. Mereka lebih banyak

38
daripada semua gabungan neuron lain, baik dalam jumlah dan jenis. Interneuron
bertanggung jawab untuk menganalisis input sensoris dan koordinasi motorik
output. Interneuron dapat diklasifikasikan sebagai rangsang atau penghambat
berdasarkan efek pada membran post sinaps neuron (Bahrudin, 2013).

d. Sinyal listrik pada neuron


Perjalanan sinyal listrik pada tubuh hingga membentuk respon tubuh yaitu
Transduksi-Transmisi-Modulasi-Persepsi
Di sekitar membran sel dan di dalam membran sel terdapat suatu perbedaan
muatan (potensial), hal ini terjadi pada semua sel – sel.Potensial didalam sel lebih (
- ) dari pada diluar sel nilainya antara -90 mV. Pada sel saraf -70 mv. Hal ini
disebabkan :

1) sifat khas dari membran itu sendiri.


2) distribusi elektrolit / ion didalam dan diluar sel.
3) Didalam sel lebih banyak ion K+.Diluar sel lebih banyak ion Natrium dan
Chlor.

Dalam keadaan istirahat (normal) konsentrasi natrium diluar sel lebih besar dari
pada didalam sel begitu pula dengan kalium lebih banyak didalam sel dari pada
diluar sel jadi muatan diluar sel lebih (+) dari pada didalam sel.Sifat natrium
cenderung berdifusi kedalam sel dan kalium Sifat natrium cenderung berdifusi
kedalam sel dan kalium keluar sel, kalau ini berlangsung lama maka sel akan
bengkak.Dengan bantuan enzim ATPase,pompa natrium kalium aktif maka natrium
dipompa kembali keluar sel dan kalium kedalam sel homeostasis.

Potensial aksi

Rangsangan pada sel peka rangsang = perubahan permeabilitas membrane

1) Terjadi depolarisasi bila ion Na+dari CES (cairan ekstraseluler) masuk ke CIS
(cairan intraseluler)
2) Terjadi hiperpolarisasi bila ion Na+yang pindah dari CIS ke CES berkurang dari
keadaan istirahat atau ion Cl- dari CES masuk ke CIS
3) Depolarisasi yang mencapai nilai ambang rangsang, gerbang aktivasi saluran Na
cepat (Fast Voltage gated Na Chanel) terbuka, gerbang inaktivasi mulai
menutup dan gerbang saluran K mulai membuka => Potensial aksi (tahap
depolarisasi)

39
4) Gerbang inaktivasi Na tertutup, gebang saluran K terbuka, tahap repolarisasi
potensial aksi
5) Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan
menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila
kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung
akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar
pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah

e. Komunikasi sel saraf

Neuron tidak berhubungan satu dengan lainnya, ada ruang diantara akson dari
suatu neuron dan dendrit yang lainnya, ruang ini disebut sinaps(Ariani, 2012).
Penghantaran impuls saraf terjadi melalui lintasan (pathway) saraf yang melewati
rangkaian beberapa neuron yang saling berhubungan lewat sinapsis (Zain, 2013).
Struktur dari sinap terbagi atas presinap yaitu pada bagian axon sebelum sinap,
celah sinapyaitu ruang diantara presinap dan post sinap, dan post sinap pada bagian
dendrit (Tarwoto et al, 2009). Pada sinapsis terjadi penghantaran impuls saraf
melalui mekanisme kimiawi dan hormonal (Zain, 2013). Hantaran impuls akan
terjadi jika terdapat perubahan muatan di sekitar membransel(Wibowo dan Gofir,
2011).

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan
sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Setiap
terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma
tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi
neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada
tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel
berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai
pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-
sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin.
Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari
neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam
misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem
saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin
kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang
terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor
menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah

40
melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang
dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

e. Gerak Refleks

Ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan
sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak
untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa
tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh
efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis
terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan
gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.
Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Pada gerak refleks,
impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima
rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set
saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di otak langsung dikirim tanggapan ke
saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini
disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf
penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set
saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada
lutut. (Guyton, 2014)

41
Pustaka
Bahrudin, Mochamad. 2011. Pemeriksaan Klinis Di Bidang Penyakit Syaraf.
Malang : UMM Press.

Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta : EGC, 1022

Tugas dan Lembar Kerja


Pada tugas ini, peserta kuliah diharapkan memilih 2 artikel ilmiah sehubungan
dengan system saraf dan menganalisis tentang gangguan yang bisa terjadi pada
sistem saraf. Tugas kemudian dikumpulkan ke SIKOLA.

E. Tes Formatif
1. Bagian utama system saraf pusat yang berfungsi sebagai pusat kontrol gerakan
refleks adalah ....
A. Cerebrum
B. Cerebellum
C. Spinal cord
D. Akson
E. Retikulum Endoplasma
2. Di dalam selubung mielin terdapat....
A. Nodus ranfier
B. Cell body
C. Akson
D. Sel schwan
E. Badan sel
3. Mengatur segala proses yang ada di suatu sel saraf adalah fungsi dari ….
A. Dendrit
B. Badan sel
C. Nukleus
D. Akson
E. Myelin sheath
4. Di bawah ini yang tidak termasuk bagian dari otak adalah ….
A. Hypothalamus
B. Thalamus
C. Cerebral cortex
D. Spinal cord
E. Brain stem
5. Sebagai lem utama sistem saraf pusat, membantu memindahkan nutrien dari darah
ke neuron merupakan fungsi dari sel....
42
A. Astrosit
B. Oligodendrosit
C. Mikrogila
D. Sel ependimal
E. Sel otot
6. Berikut yang merupakan salah satu fungsi dari hipotalamus adalah ....
A. Berperan dalam kesadaran
B. Penghubung penting antara sistem saraf dan endokrin
C. Mempertahankan keseimbangan
D. Pusat kontrol kardiovaskular, respirasi, dan pencernaan
E. Inhibisi tonus otot
7. Sel saraf yang bertanggung jawab untuk mengubah rangsangan eksternal dari
lingkungan menjadi impuls listrik internal adalah....
A. Sistem Saraf Tepi
B. Sistem Saraf Sensorik
C. Sistem Saraf Pusat
D. Sistem Saraf Simpatik
E. Sistem Saraf Parasimpatik
8. Pengertian sinaps di bawah ini yang paling tepat adaah…
A. Tempat dimana akson bertemu dengan terminal akson
B. Tempat mengatur segala proses di sistem syaraf
C. Tempat bertemu sel dengan sel lainnya
D. Tempat terjadinya perubahan ATP
E. Taut dimana bagian dari neuron bertemu neuron lainnya
9. Perjalanan impuls melintasi sinaps melibatkan zat yang dinamakan….
A. Ganglion
B. Neurotransmitter
C. Akson
D. Neurolema
E. Dendrit
10. Jika proses gerak yang diatur oleh sistem saraf disadari, susunan jalan impuls yang
benar adalah….
A. Reseptor - neuron sensorik - otak - neuron motorik - efektor
B. Reseptor - neuron sensorik - interneuron - neuron motorik - efektor
C. Reseptor - neuron motorik - otak - neuron sensorik - efektor
D. Reseptor - neuron motorik - sumsum tulang belakang - efektor
E. Reseptor - neuron sensorik - neuron konektor - otak - efektor
--------Kunci Jawaban---------

1. C 6. B

2. D 7. B

3. B 8. E

4. D 9. B

5. A 10. A
43
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Bila anda merasa telah menjawab tes formatif dengan baik, bandingkanlah
jawaban anda tersebut dengan rambu-rambu jawaban yang disediakan. Jika hasil
perhitungan menunjukkan anda telah mencapai tingkat penguasaan sama atau lebih
besar dari 80%, anda dipersilakan untuk meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya

44
45

Anda mungkin juga menyukai