SISTEM SARAF
TIM PENYUSUN:
Andi Besse Ahsaniyah, S.Ft,Physio, M.Kes
Prakata
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,
hidayah, dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul ini. Melalui
lembaran ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah banyak berperan dalam
penyelesaian modul pembelajaran mata kuliah PRINSIP SAINS DAN BIOMEDIK
FISIOTERAPI
Modul ini dibuat untuk membantu mahasiswa dalam memahami peran fisioterapi pada
tumbuh kembang atau kasus-kasus terkait pediatri. Modul ini akan mengarahkan
mahasiswa dalam proses pembelajaran karena materi dalam modul ini dilengkapi dengan
penjelasan materi, latihan, dan tes formatif.
Penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini.
Olehnya, kritik dan saran yang membangun dari semua pengguna modul ini sangat
diharapkan. Penyusun berharap agar modul ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
kemajuan Program Studi S1 Fisioterapi, Fakultas Keperawatan, Universitas Hasanuddin.
Penyusun
i
Daftar Isi
Prakata ........... ..................................................................................................................
Daftar Isi ...........................................................................................................................
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) .........................................................................
Kegiatan Belajar I
Sistem Pencernaan ................................., .............................................................
A. Deskripsi Singkat ..................................................................................................
B. Relevansi ...............................................................................................................
C. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah .....................................................................
1. Uraian .............................................................................................................
2. Latihan ............................................................................................................
3. Rangkuman ....................................................................................................
4. Pustaka ............................................................................................................
D. Tugas dan Lembar Kerja .......................................................................................
E. Tes Formatif ..........................................................................................................
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..........................................................................
ii
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kode
FAKULTAS KEPERAWATAN Dokumen
PRODI S1 FISIOTERAPI
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
Rumpun MK BOBOT (SKS) SEMESTER Tgl
MATA KULIAH (MK) KODE
Penyusunan
Prinsip Sains dan Biomedik Dasar dalam T=4.7 P=0.3 1 15 Juli 2020
Fisioterapi
OTORISASI Pengembang RPS Koordinator RMK Ketua PRODI
Andi Besse Ahsaniyah, S.Ft.,
Rabia, S.Ft., M.Biomed Rabia, S.Ft., M.Biomed Physio, M.Kes
Capaian CPL-PRODI yang dibebankan pada MK
Pembelajaran CPL-1 Mahasiswa mampu menguasai konsep teori ilmiah dasar umum terkait FT (biologic basic Science, Psychologic Science,
(CP) (P1) Movement Science, Professionalism and Ethics, Care of Practice of PT and Humaniora)
CPL-2 Mampu mengkaji dan menerapkan pemikiran ilmiah(logis, kritis, sistematik, dan inovatif), secara mandiri atau kolektif dalam
(KU1) mengembangkan IPTEK FT dengan memperhatikan nilai-nilai humaniora.
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)
CPMK Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dan prinsip dasar fisiologi manusia dari tingkat molekuler hingga sistem organ.
1
CPL Sub-CPMK
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip umum fisiologi tubuh manusia
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep komposisi kimiawi tubuh manusia terkait dengan fisiologi tubuh manusia
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan komponen penyusun sel beserta fungsinya dalam mendukung keberlangsungan hidup sel.
iii
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar kontrol genetik sintesis protein dan reproduksi sel
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep energi dan metabolisme seluler
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan dinamika membran dan komunikasi antar sel
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi jaringan tubuh manusia
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem saraf
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem endokrin
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem musculoskeletal
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dasar biomekanik
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dasar elektrobiofisika
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem kardiovaskuler
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem respirasi
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem gastrointestinal
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep metabolism dan keseimbangan energi serta regulasi suhu tubuh
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem urinarius
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep keseimbangan cairan dan elektrolit
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem integumen
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem reproduksi
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem imun
CPL-1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem limfe
CPL-1 Mahasiswa mampu mendemonstrasikan pengukuran tanda-tanda vital pada manusia
CPL-1 Mahasiswa mampu mendemonstrasikan pengukuran antropometri tubuh manusia
Deskripsi Singkat Matakuliah ini akan mengantar peserta kuliah memiliki kemampuan menjelaskan dasar-dasar fisiologi tubuh manusia dan melakukan
MK proses pemeriksaan tanda-tanda vital dan antropometrik manusia. Mata kuliah ini akan menjadi dasar untuk beberapa mata kuliah di
semester selanjutnya, seperti Dasar neurologi, Dasar Muskuloskeletal, Biomekanik, dan lain-lain.
Bahan Kajian / 1. Prinsip umum fisiologi tubuh manusia
Materi 2. Komposisi kimiawi tubuh manusia terkait dengan fisiologi tubuh manusia
iv
Pembelajaran 3. Komponen penyusun sel beserta fungsinya dalam mendukung keberlangsungan hidup sel.
4. Konsep dasar kontrol genetik sintesis protein dan reproduksi sel
5. Konsep energi dan metabolisme seluler
6. Dinamika membran sel dan komunikasi antar sel
7. Struktur dan fungsi jaringan tubuh manusia
8. Struktur dan fungsi sistem saraf
9. Struktur dan fungsi sistem endokrin
10. Struktur dan fungsi sistem muskuloskeletal
11. Prinsip dasar biomekanik
12. Prinsip dasar elektrobiofisika
13. Struktur dan fungsi sistem kardiovaskuler
14. Struktur dan fungsi sistem respirasi
15. Struktur dan fungsi sistem gastrointestinal
16. Konsep metabolisme dan keseimbangan energi serta regulasi suhu tubuh
17. Struktur dan fungsi sistem urinarius
18. Konsep keseimbangan cairan dan elektrolit
19. Struktur dan fungsi sistem integumen
20. Struktur dan fungsi sistem reproduksi
21. Struktur dan fungsi sistem imun
22. Struktur dan fungsi sistem limfe
23. Pengukuran tanda-tanda vital pada manusia
24. Pengukuran antropometrik tubuh manusia
Pustaka Utama :
1. Sherwood, Lauralee. 2016. Human Physiology: From Cells to Systems. 9th ed
2. Silverthorn DU. 2019. Human Physiology: An Integrated Approach. 8th ed
3. Fruth SJ. 2018. Fundamentals of the Physical Therapy Examination: Patient Interview and Tests & Measures.2nd ed
Pendukung :
1. Barret KE, Barman SM, Brooks HL, Yuan J. 2019. Ganong’s Review of Medical Physiology. 26th Ed.
2. Fox SI. 2015. Human Physiology. 14th ed
3. Widmaier EP, Raff H, Strang KT. 2019. Vander’s Human Physiology. 15th ed
4. Hall JE, Hall ME. 2021. Guyton & Hall Textbook of Medical Physiology
v
Dosen Pengampu 1. Dr. Djohan Aras, S.Ft, Physio, M.Pd, M.Kes
2. Andi Besse Ahsaniyah, S.Ft, Physio, M.Kes
3. Fadhia Adliah, S.Ft, Physio, M.Kes
4. Nahdiah Purnamasari, S.Ft, Physio, M.Kes
5. Nur Hardianty, S.Ft, Physio, M.Sc
6. Adi Ahmad Gondo, S.Ft, Physio, M.Kes
7. Rabia, S.Ft, M.Biomed
8. Riskah Nur’Amaliah, S.Ft, Physio, M.Biomed
vi
2 Ketepatan Small group
menjawab <70% discussion,
soal mengenai cooperative learning
prinsip umum SIKOLA
fisiologi tubuh
1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
prinsip umum
fisiologi tubuh
1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
konsep komposisi
kimiawi tubuh
manusia terkait
dengan fisiologi
tubuh manusia
1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
prinsip teori sel,
komponen
membrane sel,
sitoplasma dan
nukelus.
xiv
3 Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Susunan otot 5
menjelaskan struktur ketepatan dalam Tes Formatif Pembelajaran: rangka
dan fungsi sistem menjelaskan SIKOLA Kuliah 2. Sliding filament
musculoskeletal struktur dan fungsi [Ujian Blok]
theory
sistem BM+PT
muskuloskeletal Kriteria: {(1+1)x4x60’) 3. Excitation-
5 Ketepatan Pre-readings contraction
menjawab 70- PU1 Chapter 8 coupling dan siklus
100% soal PU2 Chapter 12 kontraksi
mengenai struktur 4. Tipe serat otot
dan fungsi sistem TM (4x50’) 5. Pengaruh panjang
muskuloskeletal Small group otot terhadap
discussion, kekuatan kontraksi
3 Ketepatan ccoperative learning
menjawab <70% 6. Mekanika gerakan
soal mengenai tubuh
struktur dan fungsi a. Kontraksi
sistem isotonik dan
muskuloskeletal isometric
b. Pembentukan
1 --> Ketepatan
menjawab <50% fulcrum dan
soal mengenai lever
struktur dan fungsi 7. Muscle fatigue
sistem Pustaka
muskuloskeletal PU1 Chapter 8
PU2 Chapter 12
xv
dasar biomekanik menjelaskan SIKOLA Kuliah 3. Torque
prinsip dasar [Ujian Blok] 4. Stability
biomekanik BM+PT 5. Levers
Kriteria: {(1+1)x3x60’)
6. Pulleys
3 Ketepatan Pre-readings
menjawab 70- Lippert LS. 2011. 7. Wheel and axle
100% soal Clinical Kinesiology. 8. Inclined plane
mengenai prinsip Chapter 8 Pustaka
dasar biomekanik Lippert LS. 2011.
TM (3x50’) Clinical Kinesiology.
2 Ketepatan Small group Chapter 8
menjawab <70% discussion,
soal mengenai collaborative
prinsip dasar learning
biomekanik
1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
prinsip dasar
biomekanik
1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
prinsip dasar
elektrobiofisika
xix
1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
struktur dan fungsi
sistem respirasi
1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
struktur dan fungsi
sistem
xx
gastrointestinal
2 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
konsep metabolism
dan keseimbangan
energy serta
xxi
regulasi suhu tubuh
1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
struktur dan fungsi
sistem urinarius
1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
konsep
keseimbangan
cairan dan
elektrolit
2 Ketepatan
menjawab <70%
xxvi
soal mengenai
struktur dan fungsi
sistem limfe
1 --> Ketepatan
menjawab <50%
soal mengenai
struktur dan fungsi
sistem limfe
xxvii
Mahasiswa mampu Ketuntasan dan Bentuk: Bentuk 1. Pengukuran 4
mendemonstrasikan ketepatan dalam Ujian Praktikum Pembelajaran: tinggi dan berat
pengukuran mendemonstrasika Praktikum badan
antropometri tubuh n prosedur Kriteria
2. Pengukuran
manusia pengukuran penelitian tertera Praktikum
antropometrik dalam rubrik 3x170 sirkumferensia
tubuh manusia penilaian ujian Role-Play & (calf, mid upper
praktikum Simulation arm, chest,
waist, and hip)
3. Pengukuran
skinfold (calf,
biceps, triceps,
subscapular, and
suprailiac)
4. Perhitungan
estimasi
persentase lemak
tubuh
5. Waist-to-height
ratio
6. Hip-to-waist
ratio
7. Pengukuran
indeks massa
tubuh
8. Interpretasi data
antropometrik
tubuh
xxviii
KEGIATAN BELAJAR
SISTEM SARAF
A. Deskripsi Singkat
Matakuliah ini akan mengantar peserta kuliah memiliki kemampuan menjelaskan dasar-dasar
fisiologi tubuh manusia dan melakukan proses pemeriksaan tanda-tanda vital dan
antropometrik manusia sehingga fisioterapi mampu melakukan proses fisioterapi dengan
mengetahui prinsip kerja sistem tubuh scara keseluruhan.
B. Relevansi
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah dasar yang disajikan di semester I sebagai pengantar
sebelum mempelajari mata kuliah lanjutan yang akan membahas secara detail kerja sistem
tubuh tertentu seperti dasar neurologi, dasar musculoskeletal, manaj.FT Interna dan mata
kuliah lainnya yang relevan dengan mata kuliah ini. Oleh karena itu, mata kuliah ini
ditawarkan kepada mahasiswa untuk memperoleh penjelasan awal terkait kerja system tubuh
agar dapat menunjang pemahaman mahasiswa kelak dalam melihat sebuah kasus dan
patologinya
C. Capaian Pembelajaran
1. Uraian
a. Organisasi sistem saraf
Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke
susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan
(Feriyawati, 2006). Sistem atau susunan saraf merupakan salah satu bagian
terkecil dari organ dalam tubuh, tetapi merupakan bagian yang paling kompleks.
Susunan saraf manusia mempunyai arus informasi yang cepat dengan kecepatan
pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik (impuls saraf)
(Bahrudin, 2013).
Alur informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara skematis menjadi
tiga tahap. Suatu stimulus eksternal atau internal yang mengenai organ-organ
sensorik akan menginduksi pembentukan impuls yang berjalan ke arah susunan
saraf pusat (SSP) (impuls afferent), terjadi proses pengolahan yang komplek pada
29
SSP (proses pengolahan informasi) dan sebagai hasil pengolahan, SSP
membentuk impuls yang berjalan ke arah perifer (impuls efferent) dan
mempengaruhi respons motorik terhadap stimulus (Bahrudin,2013).
Susunan saraf pusat (SSP) yaitu otak (ensefalon) dan medula spinalis,
yang merupakan pusat integrasi dan kontrol seluruh aktifitas tubuh. Bagian
fungsional pada susunan saraf pusat adalah neuron akson sebagai penghubung dan
transmisi elektrik antar neuron, serta dikelilingi oleh sel glia yang menunjang
secara mekanik dan metabolik (Bahrudin, 2013).
1) Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat
pengatur dari segala kegiatan manusia yang terletak di dalam rongga
tengkorak. Bagian utama otak adalah otak besar (cerebrum), otak kecil
(cereblum) dan otak tengah
30
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang
disadari. Otak besar ini dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan
dan kiri. Tiap belahan tersebut terbagi menjadi 4 lobus yaitu frontal,
parietal, okspital, dan temporal. Sedangkan disenfalon adalah bagian dari
otak besar yang terdiri dari talamus, hipotalamus, dan epitalamus. Otak
belakang/ kecil terbagi menjadi dua subdivisi yaitu metensefalon dan
mielensefalon. Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan
cereblum. Sedangkan mielensefalon akan menjadi medulla oblongata.
Otak tengah/ sistem limbic terdiri dari hipokampus, hipotalamus, dan
amigdala.
31
kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis yaitu lapisan luar
berwarna putih (white area) dan lapisan dalam berwarna kelabu (grey area).
Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan
saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik
dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan
ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks
Susunan saraf tepi (SST) yaitu saraf kranial dan saraf spinalis yang
merupakan garis komunikasi antara SSP dan tubuh . SST tersusun dari semua
saraf yang membawa pesan dari dan ke SSP (Bahrudin, 2013). Berdasarkan
fungsinya SST terbagi menjadi 2 bagian yaitu Sistem saraf
somatic dan autonom
Sistem saraf somatik terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang
saraf spinal. Proses pada saraf somatik dipengaruhi oleh kesadaran.
a) Saraf kranial
32
Gambar 4. saraf kranial
b) Saraf spinal
Ada 31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal
(posterior) dan ventral (anterior). Saraf spinal adalah saraf gabungan motorik
dan sensorik, membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan
meninggalkan melalui eferen. Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai
dengan regia kolumna vertebra tempat munculnya saraf tersebut.
33
c) Sistem Saraf Otonom (SSO)
Sistem saraf otonom mengatur jaringan dan organ tubuh yang tidak
disadari. Jaringan dan organ tubuh yang diatur oleh sistem saraf otonom
adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem ini terdiri atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Fungsi dari kedua sistem saraf ini
adalah saling berbalikan, seperti pada dibawah ini.
a) Divisi sensori (afferent) yaitu susunan saraf tepi dimulai dari receptor
pada kulit atau otot (effector) ke dalam pleksus, radiks, dan seterusnya
kesusunan saraf pusat. Jadi besifat ascendens.
34
c. Sel Penyusun Sistem Saraf
Sistem saraf pada manusia terdiri dari dua komponen yaitu sel saraf dan
sel glial. Sel saraf berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls dari
panca indera menuju otak yang selanjutnya oleh otak akan dikirim ke otot.
Sedangkan sel glial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron
35
Pada SSP, neuron menerima informasi dari neuron dan primer di
dendritic spines, yang mana ditunjukkan dalam 80-90% dari total neuron area
permukaan. Badan sel dihubungkan dengan sel yang lain melalui akson yang
ujung satu dengan yang lain membentuk sinaps. Pada masing-masing sinap
terjadi komunikasi neuron dengan sel yang lain (Bahrudin, 2013).
Sel glial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang berfungsi
sebagai jaringan ikat, selain itu juga berfungsi mengisolasi neuron,
menyediakan kerangka yang mendukung jaringan, membantu memelihara
lingkungan interseluler, dan bertindak sebagai fagosit. Jaringan pada tubuh
mengandung kira-kira 1 milyar neuroglia, atau sel glia, yang secara kasar
dapat diperkirakan 5 kali dari jumlah neuron
Ada empat macam sel glia yang memiliki fungsi berbeda yaitu:
Astrosit/ Astroglia: berfungsi sebagai “sel pemberi makan” bagi sel saraf
Oligodendrosit/ Oligodendrolia: sel glia yang bertanggung jawab
menghasilkan mielin dalam susunan saraf pusat. Sel ini mempunyai
36
lapisan dengan substansi lemak mengelilingi penonjolan atau sepanjang
sel saraf sehingga terbentuk selubung mielin. Mielin pada susunan saraf
tepi dibentuk oleh sel Schwann. Sel ini membentuk mielin maupun
neurolemma saraf tepi. Mielin menghalangi ion natrium dan kalium
melintasi membran neuronal dengan hampir sempurna. Serabut saraf ada
yang bermielin ada yang tidak. Transmisi impuls saraf disepanjang serabut
bermielin lebih cepat daripada serabut yang tak bermielin, karena impuls
berjalan dengan cara meloncat dari nodus ke nodus yang lain disepanjang
selubung mielin. Peran dari mielin ini sangatlah penting, oleh sebab itu
pada beberapa orang yang selubung mielinnya mengalami peradangan
ataupun kerusakan seperti pada pasien GBS maka akan kehilangan
kemampuan untuk mengontrol otot-ototnya sehingga terjadi kelumpuhan
pada otot-otot tersebut. Perbedaan struktur dariselubung mielin normal
dengan selubung mielin pada pasien GBS dapat dilihat pada gambar
berikut:
Neuron pada sistem saraf tepi biasanya berkumpul jadi satu dan disebut
ganglia (tunggal: ganglion). Akson juga bergabung menjadi satu dan membentuk
37
sistem saraf tepi. Seluruh neuron dan akson disekat atau diselubungi oleh sel glia.
Sel glia yang berperan terdiri dari sel satelit dan sel Schwann.
a) Sel Satelit
Badan neuron pada ganglia perifer diselubungi oleh sel satelit. Sel satelit
berfungsi untuk regulasi nutrisi dan produk buangan antara neuron body
dan cairan ektraseluler. Sel tersebut juga berfungsi untuk mengisolasi
neuron dari rangsangan lain yang tidak disajikan di sinap.
b) Sel Schwann
Setiap akson pada saraf tepi, baik yang terbungkus dengan mielin maupun
tidak, diselubungi oleh sel Schwann atau neorolemmosit. Plasmalemma
dari akson disebut axolemma; pembungkus sitoplasma superfisial yang
dihasilkan oleh sel Schwann disebut neurilemma (Bahrudin, 2013).
38
daripada semua gabungan neuron lain, baik dalam jumlah dan jenis. Interneuron
bertanggung jawab untuk menganalisis input sensoris dan koordinasi motorik
output. Interneuron dapat diklasifikasikan sebagai rangsang atau penghambat
berdasarkan efek pada membran post sinaps neuron (Bahrudin, 2013).
Dalam keadaan istirahat (normal) konsentrasi natrium diluar sel lebih besar dari
pada didalam sel begitu pula dengan kalium lebih banyak didalam sel dari pada
diluar sel jadi muatan diluar sel lebih (+) dari pada didalam sel.Sifat natrium
cenderung berdifusi kedalam sel dan kalium Sifat natrium cenderung berdifusi
kedalam sel dan kalium keluar sel, kalau ini berlangsung lama maka sel akan
bengkak.Dengan bantuan enzim ATPase,pompa natrium kalium aktif maka natrium
dipompa kembali keluar sel dan kalium kedalam sel homeostasis.
Potensial aksi
1) Terjadi depolarisasi bila ion Na+dari CES (cairan ekstraseluler) masuk ke CIS
(cairan intraseluler)
2) Terjadi hiperpolarisasi bila ion Na+yang pindah dari CIS ke CES berkurang dari
keadaan istirahat atau ion Cl- dari CES masuk ke CIS
3) Depolarisasi yang mencapai nilai ambang rangsang, gerbang aktivasi saluran Na
cepat (Fast Voltage gated Na Chanel) terbuka, gerbang inaktivasi mulai
menutup dan gerbang saluran K mulai membuka => Potensial aksi (tahap
depolarisasi)
39
4) Gerbang inaktivasi Na tertutup, gebang saluran K terbuka, tahap repolarisasi
potensial aksi
5) Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan
menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila
kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung
akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar
pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah
Neuron tidak berhubungan satu dengan lainnya, ada ruang diantara akson dari
suatu neuron dan dendrit yang lainnya, ruang ini disebut sinaps(Ariani, 2012).
Penghantaran impuls saraf terjadi melalui lintasan (pathway) saraf yang melewati
rangkaian beberapa neuron yang saling berhubungan lewat sinapsis (Zain, 2013).
Struktur dari sinap terbagi atas presinap yaitu pada bagian axon sebelum sinap,
celah sinapyaitu ruang diantara presinap dan post sinap, dan post sinap pada bagian
dendrit (Tarwoto et al, 2009). Pada sinapsis terjadi penghantaran impuls saraf
melalui mekanisme kimiawi dan hormonal (Zain, 2013). Hantaran impuls akan
terjadi jika terdapat perubahan muatan di sekitar membransel(Wibowo dan Gofir,
2011).
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan
sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Setiap
terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma
tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi
neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada
tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel
berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai
pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-
sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin.
Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari
neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam
misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem
saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin
kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang
terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor
menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah
40
melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang
dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
e. Gerak Refleks
Ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan
sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak
untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa
tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh
efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis
terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan
gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.
Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Pada gerak refleks,
impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima
rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set
saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di otak langsung dikirim tanggapan ke
saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini
disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf
penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set
saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada
lutut. (Guyton, 2014)
41
Pustaka
Bahrudin, Mochamad. 2011. Pemeriksaan Klinis Di Bidang Penyakit Syaraf.
Malang : UMM Press.
Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta : EGC, 1022
E. Tes Formatif
1. Bagian utama system saraf pusat yang berfungsi sebagai pusat kontrol gerakan
refleks adalah ....
A. Cerebrum
B. Cerebellum
C. Spinal cord
D. Akson
E. Retikulum Endoplasma
2. Di dalam selubung mielin terdapat....
A. Nodus ranfier
B. Cell body
C. Akson
D. Sel schwan
E. Badan sel
3. Mengatur segala proses yang ada di suatu sel saraf adalah fungsi dari ….
A. Dendrit
B. Badan sel
C. Nukleus
D. Akson
E. Myelin sheath
4. Di bawah ini yang tidak termasuk bagian dari otak adalah ….
A. Hypothalamus
B. Thalamus
C. Cerebral cortex
D. Spinal cord
E. Brain stem
5. Sebagai lem utama sistem saraf pusat, membantu memindahkan nutrien dari darah
ke neuron merupakan fungsi dari sel....
42
A. Astrosit
B. Oligodendrosit
C. Mikrogila
D. Sel ependimal
E. Sel otot
6. Berikut yang merupakan salah satu fungsi dari hipotalamus adalah ....
A. Berperan dalam kesadaran
B. Penghubung penting antara sistem saraf dan endokrin
C. Mempertahankan keseimbangan
D. Pusat kontrol kardiovaskular, respirasi, dan pencernaan
E. Inhibisi tonus otot
7. Sel saraf yang bertanggung jawab untuk mengubah rangsangan eksternal dari
lingkungan menjadi impuls listrik internal adalah....
A. Sistem Saraf Tepi
B. Sistem Saraf Sensorik
C. Sistem Saraf Pusat
D. Sistem Saraf Simpatik
E. Sistem Saraf Parasimpatik
8. Pengertian sinaps di bawah ini yang paling tepat adaah…
A. Tempat dimana akson bertemu dengan terminal akson
B. Tempat mengatur segala proses di sistem syaraf
C. Tempat bertemu sel dengan sel lainnya
D. Tempat terjadinya perubahan ATP
E. Taut dimana bagian dari neuron bertemu neuron lainnya
9. Perjalanan impuls melintasi sinaps melibatkan zat yang dinamakan….
A. Ganglion
B. Neurotransmitter
C. Akson
D. Neurolema
E. Dendrit
10. Jika proses gerak yang diatur oleh sistem saraf disadari, susunan jalan impuls yang
benar adalah….
A. Reseptor - neuron sensorik - otak - neuron motorik - efektor
B. Reseptor - neuron sensorik - interneuron - neuron motorik - efektor
C. Reseptor - neuron motorik - otak - neuron sensorik - efektor
D. Reseptor - neuron motorik - sumsum tulang belakang - efektor
E. Reseptor - neuron sensorik - neuron konektor - otak - efektor
--------Kunci Jawaban---------
1. C 6. B
2. D 7. B
3. B 8. E
4. D 9. B
5. A 10. A
43
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Bila anda merasa telah menjawab tes formatif dengan baik, bandingkanlah
jawaban anda tersebut dengan rambu-rambu jawaban yang disediakan. Jika hasil
perhitungan menunjukkan anda telah mencapai tingkat penguasaan sama atau lebih
besar dari 80%, anda dipersilakan untuk meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya
44
45