0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
84 tayangan3 halaman
Dokumen ini memberikan panduan standar prosedur penatalaksanaan pasien demam berdarah dengue (DHF) di Rumah Sakit Bhayangkara Bandar Lampung. Prosedur meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis, terapi suportif, konseling pasien, serta rujukan jika diperlukan. Tujuannya adalah menjadikan acuan dalam penanganan pasien DHF.
Dokumen ini memberikan panduan standar prosedur penatalaksanaan pasien demam berdarah dengue (DHF) di Rumah Sakit Bhayangkara Bandar Lampung. Prosedur meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis, terapi suportif, konseling pasien, serta rujukan jika diperlukan. Tujuannya adalah menjadikan acuan dalam penanganan pasien DHF.
Dokumen ini memberikan panduan standar prosedur penatalaksanaan pasien demam berdarah dengue (DHF) di Rumah Sakit Bhayangkara Bandar Lampung. Prosedur meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis, terapi suportif, konseling pasien, serta rujukan jika diperlukan. Tujuannya adalah menjadikan acuan dalam penanganan pasien DHF.
( STANDAR Karumkit Bhayangkara PROSEDUR Bandar Lampung OPERASIONAL )
dr. Hidayatullah, Sp. THT-KL
Komisaris Polisi NRP 74020589 PENGERTIAN Demam Berdarah dengue atau Dengue haemorhagic fever (DHF ) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegepty
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan Penatalaksanaan pada
pasien demam berdarah dengue.
KEBIJAKAN Diberikan pada pasien yang di diagnosa DHF
PROSEDUR Langkah Langkah prosedur :
1. Petugas menangani pasien sesuai dengan nomor urut antrian. 2. Petugas mempersilahkan pasien masuk ke ruang pemeriksaan. 3. Petugas melakukan anamnesis yang tersusun : a) Menanyakan keluhan pasien b) Menanyakan riwayat penyakit sekarang c) Menanyakan penyakit dahulu d) Menanyakan penyakit keluarga Pada anamnesis ditemukan demam dengan atau tanpa perdarahan (demam bifasik akut 2-7 hari), nyeri kepala, nyeri retroorbital, mialgia/arhtralgia, ruam, gusi berdarah, mimisan, nyeri perut, mual/muntah, hematemesis/melena. 4. Petugas melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital. 5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan/ yang sesuai dengan keluhan pasien. Hasil pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan : a) suhu > 37,5OC, b) ptekie/ ekimosis/ purpura, c) perdarahan mukosa, d) Rumple Leed +, e) Hepatomegali, f) Splenomegali, g) dapat diperoleh tanda-tanda efusi pluera dan asites.
6. Petugas merujuk pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang
(jika diperlukan) Pemeriksaan penunjang yang mungkin ditemukan : a) Darah Lengkap (leukopenia , Hematokrit meningkat >20 % dan menurun dibandingkan nilai hematokrit sebelumnya > 20% setelah pemberian terapi cairan), trombositopenia (trombosit <100.000sel/mm3), hipoproteinemia, hiponatremi, Pemeriksaan serologi Dengue positif. 7. Petugas menegakkan diagnosa dan atau differential diagnosis berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (jika ada). 8. Petugas memberikan terapi sesuai dengan diagnosis yang ditegakkan a) Non – Medikamentosa b) Medikamentosa - Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik (Paracetamol 3x 500-1000 mg) - Pemeliharaan volume cairan sirkulasi 9. Petugas memberikan konseling dan edukasi pasien a) Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarganya tentang perjalanan penyakit dan tata laksananya, sehingga pasien dapat mengerti bahwa tidak ada obat/medikamentosa untuk penanganan DBD, terapi hanya bersifat suportif dan mencegah perburukan penyakit. Penyakit akan sembuh sesuai dengan perjalanan alamiah penyakit. b) Memberikan informasi kepada pasien tentang kegiatan 3M menguras, mengubur, menutup. c) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan melakukan olahraga secara rutin. 10. Jika ada indikasi petugas melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Adapun indikasi rujukan untuk demam dengue adalah: a) Terjadi pendarahan masif (melena, hematemesis) b) Terjadi komplikasi atau kedaan klinis yang tidak lazim, seperti kejang penurunan kesadraan dan lainnya. 11. Petugas memberikan resep kepada pasien dan keluarga untuk diserahka ke sub farmasi