Disusun oleh:
NIM : J1B019042
PURWOKERTO
2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji Rahmawati
J1B019042
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar belakang Masalah..................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................. 2
C. Tujuan Penelitian................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian.............................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 3
III. METODE PENELITIAN............................................................
A. Metode Penelitian...............................................................
B. Fokus Penelitian.................................................................
C. Sumber Data......................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................
E. Teknik Analisis Data...........................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................
A. Analisis Unsur Intrinsik dalam Novel Ronggeng Dukuh
Paruk Karya Ahmad Tohari untuk Membuktikan Adanya
Konsep Feminisme.............................................................
B. Analisis Konsep Feminisme dalam Novel Ronggeng
Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari.....................................
V. PENUTUP
A. Simpulan.............................................................................
B. Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................
LAMPIRAN......................................................................................
SINOPSIS NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK........................
iii
I. PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah
yang dapat diambil dalam penelitian ini yaitu:
1. Apa saja unsur intrinsik yang terdapat di dalam novel Ronggeng
Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari?
2. Bagaimana hubungan antara unsur intrinsik dengan konsep
feminisme dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad
Tohari.?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang menjadi dasar dari penelitian ini, yaitu:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Pengkajian Prosa Indonesia.
2. Mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel
Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari.
3. Mendeskripsikan konsep feminisme dalam novel Ronggeng Dukuh
Paruk karya Ahmad Tohari.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Menerapkan ilmu dan teori yang didipelajari oleh peneliti dalam
mempelajari analisis karya sastra.
2. Menambah pengetahuan dan pemahaman bagi peneliti mengenai
konsep feminisme dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya
Ahmad Tohari.
3. Menjadi salah satu bentuk apresiasi terhadap karya sastra yang
ada di kalangan masyarakat.
4. Menjadi sumber informasi bagi penelitian selanjutnya.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Novel
Novel merupakan prosa yang terdiri dari serangkaian peristiwa
dan latar (Henry, 1993: 225). Nurgiyantoro (2005:15) menyatakan
bahwa novel merupakan karya yang bersifat realistis dan mengandung
nilai psikologi yang mendalam, sehingga novel dapat berkembang dari
sejarah, surat-surat, bentuk-bentuk nonfiksi atau dokumen-dokumen.
Sementara, Jassin (dalam Nurgiyantoro, 2005: 16) membatasi
pengertian novel sebagai suatu cerita yang bermain dalam dunia
manusia dan benda yang di sekitar kita, tidak mendalam, lebih banyak
melukiskan satu saat dari kehidupan seseorang dan lebih mengenai
sesuatu episode.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat diambil pengertian
bahwa novel merupakan karya fiktif berupa cerita mengenai kehidupan
tokoh yang dikisahkan hanya beberapa peristiwa yang terjadi dalam
kehidupannya, tidak selengkap roman tetapi lebih lengkap dari cerpen.
Alur yang diceritakan bisa saja menggantung atau tidak memiliki
ending yang jelas. Di dalam novel diceritakan beberapa konflik yang
dialami tokoh yang dapat merubah kehidupannya. Meskipun tidak
merubah secara total, karena isi yang diceritakan pun tidak
mengisahkan seluruh kehidupan tokoh.
Demikian pula dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad
Tohari. Tidak sepenuhnya kehidupan tokoh diceritakan di dalam novel
tersebut. Penulis hanya mengisahkan sekilas kehidupan tokoh Srintil
dan berbagai peristiwa penting yang banyak merubah kehidupannya,
tanpa mengisahkan sampai akhir kehidupan Srintil.
C. Feminisme
3
Feminisme merupakan salah satu konsep atau gagasan berpikir
yang bertumpu pada kesetaraan gender dalam kehidupan sosial dilihat
dari prespektif perempuan. Dalam hal ini, memandang sudut
perjuangan perempuan untuk menuntut persamaan hak dan
kebebasan mereka atas patriarki dalam masyarakat. Fakta-fakta yang
ditujukan pada feminis biasanya terkait dengan ketidakadilam gender.
Hal tersebut dapat dilihat dari adanya perbedaan perlakuan dari segi
maskulinitas dan feminitas yang pernah ada di Indonesia.
Menurut Ratna (2013: 84), feminisme merupakan gerakan untuk
menolak segala bentuk perendahan kebudayaan yang ada seperti
dalam politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Sementara Fakih (1997:
63) mengemukakan bahwa perempuan seringkali mengalami
penindasan dan dijadikan bahan eksploitasi sehinggs segala bentuk
kegiatan melawan itu semua disebut kegiatan feminisme. Faktor utama
yang menyebabkan adanya gerakan feminism adalah banyaknya
masyarakat yang meremehkan perempuan. Perempuan hanya
menjadi objek yang tidak bisa memiliki kebebasan dalam berfikir dan
menyampaikan pendapat. Penelitian feminisme berusaha memahami
kedudukan dan peran perempuan (Sugihastuti dan Suharto, 2015:15)
Wiyatmi dalam Mufidah (2004: 9) menyatakan jika gender adalah
sifat dan identitas yang dianggap cocok dengan jenis kelaminnya,
gender dibentuk secara sosial dan dipengaruhi oleh unsur budaya.
Perlu adanya pemaknaan melalui kesadaran sosial bahwa gender
terbentuk melalui proses sejarah dan budaya yang panjang. Dari
uraian faktor-faktor tersebut membuat peneliti menyadari bahwa
perbedaan penilaian terhadap gender memang ada. Bahkan
perbedaan tersebut melahirkan sifat stereotip yang dianggap
masyarakat sebagai kodrat atau ketentuan dari Tuhan.
Pengangkatan perempuan menjadi tokoh utama, Srintil, dalam
novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari menjadi salah satu
alasan pemilihan analisis konsep feminisme. Dengan berlatar belakang
kebudayaan dan kesenian lokal, Ahmad Tohari mengangkat tokoh
4
Srintil sebagai perwujudan feminisme. Walaupun hal tersebut tentunya
tidak terlepas dari pengaruh tokoh laki-laki. Dalam cerita tersebut,
digambarkan penindasan yang terjadi dan perjuangan yang dilakukan
oleh perempuan dalam mempertahankan kedudukannya.
5
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Fokus Penelitian
C. Sumber Data
Penelitian yang dilakukan membutuhkan data yang mendalam
dan juga mendukung penyelesaian analisis novel Ronggeng Dukuh
6
Paruk. Oleh karena itu, penelitian membutuhkan data dari pihak-pihak
terkait guna memenuhi kebutuhan data. Sumber data yang didapatkan
Peneliti dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang mampu memberikan informasi
langsung terkait objek penelitian. Penelitian ini memperoleh data
primer dari novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari.
Diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, cetakan
keenam: Januari 2011, dengan jumlah halaman sebanyak 408
halaman.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan yang diperoleh
dari data tinjauan-tinjauan yang sudah ada. Data ini diperoleh dari
pihak-pihak lain yang dipublikasikan, misalnya jurnal, makalah, esai,
dan artikel.
7
1. Membaca dengan cermat secara keseluruhan isi novel Ronggeng
Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari.
2. Menandai hal-hal penting yang berkaitan dengan unsur intrinsik
dan konsep feminisme.
3. Mengelompokkan dan mengolah karakteristik yang dibutuhkan
untuk menganalisis unsur intrinsik dan kaitannya dengan konsep
feminisme.
4. Menarik kesimpulan.
8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
9
B. Analisis Konsep Feminisme dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk
Karya Ahmad Tohari
10
V. PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, peneliti
memiliki saran sebagai berikut:
1. Penelitian tentang konsep feminisme dalam novel Ronggeng Dukuh
Paruk ini kembali dilaksanakan di beberapa tempat khususnya
sekolah dan perlu diadakan penyuluhan tentang NAPZA agar
pengetahuan remaja semakin baik dan meningkatkan kedewasaan
mereka akan bersikap.
2. Diperlukannya peran serta keluarga, khususnya orangtua, guru, dan
lingkungan sekitar dalam membantu mencegah penyalahgunaan
NAPZA dikalangan remaja dengan menanamkan nilai-nilai moral dan
agama kepada anak sejak dini.
11
DAFTAR PUSTAKA
.
Anggaeni, Nur Fitria. 2015. Kajian Sosiologi dan Nilai Moralpada Novel
Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari. Jurnal. Vol. 06, No.
03: 108-115.
Mulyaningsih, Indria. 2015. KAJIAN FEMINIS PADA NOVEL RONGGENG
DUKUH PARUK DAN PEREMPUAN BERKALUNG SURBAN.
Journal Indonesian Language Education and Literature. Vol. 01, no.
01: 107-119.
Mus, Mawaddah. tanpa tahun. Analisis Feminisme Radikal Novel Ronggeng
Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari. Jurnal Onoma. Vol. 3, No. 1: 29-43.
Tohari, Ahmad. 2011. Ronggeng Dukuh Paruk. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
.
12
SINOPSIS NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK
Identitas Novel
Judul novel : Ronggeng Dukuh Paruk
ISBN : 978-979-22-7728-9
Penulis/Pengarang : Ahmad Tohari
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Januari 2011
Jumlah halaman : 408 halaman
13
sisi lain ada seorang teman masa kecil Srintil, Rasus, yang mencintai
Srintil dan tidak menyukai jika gadis itu akan menjadi milik masyarakat
dan siapapun boleh menggaulinya. Rasus merasa patah hati dan memilih
meninggalkan Dukuh Paruk.
Kergian Rasus secara tiba-tiba tentu mengejutkan Srintil. Sejak saat itu ia
mulai sering murung dan menolak pementasannya sebagai seorang
ronggeng. Srintil bahkan mulai mengasuh seorang bayi bernama Goder.
Tentunya hal ini meresahkan warga Dukuh Paruk, murungnya seorang
ronggeng bukanlah sesuatu yang baik. Sampai akhirnya perlawanan
Srintil untuk berhenti dari pementasan goyah karena adanya ancaman
dari Pak Ranu agar ia mau menari di Kantor Kecamatan Dawuan pada
acara Agustusan.
14
Pementasan ini lah yang menjadi awal mula dirinya menghadapi konflik,
karena tanpa jauh ia ketahui, pementasan tersebut diadakan oleh orang-
orang Partai Komunis Indonesia (PKI). Warna merah terpasang di
berbagai tempat, banyak pidato yang menyuarakan rakyat yang tertindas,
kapitalis, dan sejenisnya. Sampai pada akhirnya muncul konflik
pemberontakan PKI dan adanya penangkapan serta penahanan mereka
yang dianggap oknum atau berdekatan dengan PKI.
Dukuh Paruk kembali ketradisinya yang sepi, miskin, dan damai. Akan
tetapi, kedamaian itu hanya sekejap, karena mereka kembali bergabung
dengan kelompok Bakar setelah terkecoh oleh kerusakan cungkup
makam Ki Secamenggala. Sakarya menduga kerusakan itu ulah kelompok
Bakar yang sakit hati, tetapi kemudian beralih ke kelompok lain setelah
menemukan sebuah caping bercat hijau di dekat pekuburan itu. Sayang,
mereka tidak mampu membaca simbol itu. Dan Srintil pun semangat
menari walaupun tariannya tidak seindah penampilannya yang sudah-
sudah.
15
Keesokan harinya orang-orang Dukuh Paruk melepas langkah Kartareja
dan Srintil yang berniat meminta perlindungan polisi di Dawuan atas
adanya Kelompok Barak. Namun, harapan berlindung kepada polisi itu
berantakan, karena kepolisian dan tentara justru sudah menyimpan
catatan nama Srintil yang terlanjur populer sebagai ronggeng rakyat yang
mengibarkan bendera PKI, ia kemudian di tangkap. Setelah dua tahun
mendekam dalam tahanan politik, Srintil kembali ke Dukuh Paruk dengan
kondisi kejiwaan yang sangat tertekan. Ia berjanji menutup segala kisah
dukanya selama dalam tahanan dan bertekad melepas predikat
ronggengnya untuk membangun sebuah kehidupan pribadinya yang utuh
sebagai seorang perempuan biasa dari Dukuh Paruk.
Hingga kemudian munculah Pak Bajus. Bajus hadir dengan niat yang baik
hendak menikahi Srintil. Akhirnya Srintil berusaha mencintai Bajus. Akan
tetapi, Srintil sangat kecewa, karena Bajus ternyata hanya berniat
menawarkannya kepada seorang pejabat proyek untuk keperluan
bisnisnya. Srintil pun mengalami goncangan jiwa yang sangat berat,
sampai akhirnya ia gila dan dibawa ke rumah sakit jiwa oleh Rasus yang
merasa iba dengan keadaan Srintil saat ini.
16