Dosen Pengampu:
Kelompok 8
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Spesialis Psikologi Klinis
Anak”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Psikologi Klinis. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
psikologi klinis yang berfokus pada anak bagi para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terima kasih pada ibu Dra. Psi. Mierrina, M.Si. selaku dosen
pengampu mata kuliah Psikologi Klinis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan dalam kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang telah diketahui dalam latar belakang sejarah psikologi klinis, bahwa
psikologi klinis berpijak pada jalur akademik dan praktik. Klinik pertama yang didirikan
oleh Witmer adalah untuk membantu anak-anak yang mempunyai masalah belajar.
Sebelum tahun 1900, anak-anak dianggap sama dengan orang dewasa.
Perlu diketahui terlebih dahulu pengertian yang membedakan antara Psikologi
Pediatrik dan Psikologi Klinis Anak. Psikologi Klinis Anak adalah psikologi terapan
yang menangani penyimpangan-penyimpangan psikologis (perilaku) pada anak dan
remaja. Yang mendasarinya adalah Psikologi Abnormal Anak atau pedologi, yakni
landasan-landasan Psikologi Abnormal atau Psikopatologi yang diterapkan/disesuaikan
dengan kondisi psikologis anak-anak.
Secara umum baik itu psikologi anak klinis, pediatri maupun psikologi pediatri,
ketiganya membahas permasalahan kesehatan anak dalam hal assesmen, intervensi,
pencegahan, dan konsultasi. Terdapat perbedaan antara psikologi pediatri dan psikologi
anak klinis. Psikologi anak klinis berkaitan dengan pemahaman terhadap gejala-gejala
psikolopatologi anak dan remaja yang setting bekerjanya dapat di tempat-tempat praktek
pribadi maupun pasien di luar klinik berbeda halnya dengan psikologi pediatri yang
merupakan bidang psikologi anak klinis yang berada dalam setting kerja medis seperti
rumah sakit, klinik-klinik perkembangan atau praktek medis.1
Pada tahun 1966 ternyata ada 300 psikolog yang bekerja dalam setting pediatri-
dilingkungan rumah sakit, klinik-klinik perkembangan, dan lain-lain. Yang dibantu
adalah anak-anak yang tidak mengalami gangguan berat namun memerlukan perhatian
dan nasihat yang berkaitan dengan perkembangannya di masa depan. Bidang ini
dinamakanPediatric Psychology. Pada tahun 1967 ada dua divisi dalam American
Psychological Association, divisi 1 dan 2, yang membahas masalah anak-anak, yaitu
Clinical Child Psychology dan Pediatric Psychology.
1
http://adi-handoko.blogspot.com/2012/06/psikologi-klinis-anak-dan-pediatri_26.html, diakses tanggal 17
september 2021, pukul 7:20
B. Rumusan Masalah
Apa saja yang dibahas pada ruang lingkup psikologi spesialis klinis anak?
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa saja yg dibahas pada ruang lingkup psikologi klinis anak.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Psikologi Anak Klinis, atau juga disebut Psikologi Klinis Anak, terdapat
sejumlah aktivitas umum bersangkutan dengan anak dan remaja yang telah
mengembangkan simtom psikopatologi. Para pasien bisa berupa pasien dalam maupun
luar yang secara tradisional melibatkan psikolog, psikiater, dan pekerja sosial, bersama-
sama berkolaborasi dengan dokter anak. Sebaliknya Psikologi Pediatrik atau juga disebut
Psikologi Kesehatan Anak, digambarkan sebagai Psikologi Klinis Anak yang
dilaksanakan setting medis, termasuk perumahsakitan, praktek klinik perkembangan, atau
kelompok medis. Dari Journal of Pediatric
Psychology sendiri mengajukan defenisi sebagai berikut:
“Psikologi Pediatrik merupakan suatu bidang interdisipliner yang menyangkut
fungsi dan perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang berhubungan dengan
masalah kesehatan dan sakit pada anak, remaja, dan keluarga”.
Perhatian yang besar pada kekhususan psikologi untuk anak berkembang karena
beberapa temuan, yaitu :
1. Bertambah banyaknya kasus psikopatologi anak, yakni 22%
2. Banyak gangguan yang terjadi pada anak-anak yang mempunyai konsekuensi serius
pada usia dewasa.
3. Kebanyakan gangguan pada masa dewasa mungkin berasal dari masalah pada masa
kanak-kanak yang tidak terdiagnosis.
4. Perlu dilakukan intervensi untuk mencegah berlanjutnya suatu gangguan pada anak
sampai dewasa.
Bahkan meskipun tumpang tindih bisa terjadi, survei pediatrik dan psikolog klinis
anak menyatakan beberapa perbedaan di antara keduanya. Pertama, klinikus pediatrik
ditandai oleh orientasi cognitive-behavioral, dengan kecenderungan strategis jangka
pendek dan intervensi segera. Sebaliknya, para psikolog klinis anak berbeda dalam
orientasinya (orientasi psikodinamik dan keluarga/sistem lebih banyak digunakan pada
spesialis klinis anak). Kedua, psikolog pediatrik cenderung memberi penekanan pada
masalah-masalah biologis dan medis dalm pendekatannya, baik saat melakukan
pelatihan, riset, maupun servis. Dalam penerapannya, spesialis klinis anak cenderung
memberikan tekanan pada pelatihan asesmen, proses-proses perkembangan, dan terapi
keluarga. Terakhir, psikolog pediatrik tampak lebih banyak melakukan kegiatan dalam
perangkat medis dan akademis.
Dilihat dari sudut perkembangannya, kegiatan yang menyangkut anak dan remaja
memperlihatkan pentingnya sudut pandang perkembangan. Dari perspektif
perkembangan ini, masalah-masalah yang dialami anak-anak dan remaja merupakan
akibat dari penyimpangan dalam salah satu atau beberapa wilayah perkembanan, baik
kognitif, biologis, fisik, emosional, keprilakuan, dan sosial. Pada waktu yang sama,
bagaimanapun akan penting untuk memahami, bahwa: (a) perkembangan merupakan
proses yang aktif, dinamis yang akan paling baik kalau diakses untuk jangka waktu
panjang; (b) masalah-masalah perkembangan yang berbeda pada gangguan klinis; (c)
sebaliknya, masalah-masalah perkembangan yang berbeda bisa jadi mengarah pada hasil
yang sama; (d) proses dan kegagalan perkembangan bisa berinteraksi; dan (e) proses-
proses perkembangan dan lingkungan saling tergantung-setiap pihak saling
mempengaruhi sedemikian rupa sehingga mereka tidk dapat dilihat terpisah, seperti
isolasi dan suatu laboratorium eksperimental.
Dalam pemahaman dasar mengenai masalah Psikologi Pediatrik dan Psikologi
Klinis Anak ini, sering kita berhadapan dengan, mengapa ada anak yang beradaptasi
dengan baik, baik terhadap permasalahan yang sedikit noticeable? Jawaban umum yang
sering ditemukan banyak ahli adalah apa yang disebut resilience, yakni menyangkut
kualitas individual yang berhubungan dengan kemampuan menangani adversity dan
mencapai perkembangan yang baik (Masten & Coatsworth, 1998). Karena itu, para
psikolog tertarik untuk mempelajari faktor-faktor yang berkaitan dengan resilience,
terutama di antara anak-anak yang berada dalam kondisi negatif ketika menghadapi
lingkungan yang tidak menyenangkan. Sebagai contoh, perilaku negatif tampil dalam
bentuk pemarah atau menangis; toilet training; perkembangan yang terlambat muncul
dalam bentuk bicara dan kegiatan berlebih; masalah kebiasaan buruk yang spesifik,
seperti mengisap jempol atau tics.
A. Aktivitas
Aktivitas Psikologi Pediatrik dan Psikologi Klinis Anak dapat dikelompokkan ke
dalam asesmen, intervensi, prevensi, dan konsultasi.
Masalah-masalah yang terkait dengan tipe aktivitas itu antara lain adalah;
epidermologi, situasi, pemahaman siapa yang berperan sebagai klien, serta diagnosis dan
klasifikasi permasalahan.
Tentang siapa klien seorang psikolog spesialis ini, perlu dingat bahwa tidak selalu
mudah untuk menentukan siapa klien secara eksak. Pada suatu kejadian, bias jadi anak
yang bersangkutan yang tepat disebut klien sehingga menjadi objek pemberian treatment.
Tetapi pada kejadian lain, yang ternyata lebih tepat dijadikan klien, adalah ibu, bapak,
atau orang tua secara keseluruhan; bisa jadi seluruh keluarga. Kesalahan, ketidaktahuan
atau miskonsepsi mengenai hal ini, bisa jadi mengarahkan psikolog pada tindakan yang
tidak tepat. Dalam hal ini kita bisa bertindak dari masalah aktual yang terjadi.
2
https://pdfcookie.com/documents/makalah-psikologi-klinis-anak-dan-pediatri-rvr7d6wdjw2o , diakses tanggal
17 september 2021, pukul 7:20
d. Bagaimana menghadapi tuntutan lingkungan (refleksi retardasi, regresi, atau tidak
lazim dalam usia perkembangannya)
e. Tugas perkembangan
f. Kaitan dengan sosialisasi
g. Pola perilaku apakah mengganggu tugas perkembangan, kaitan dengan
kompetensi dan penyesuaian masa depan.
G. Gangguan Permanen Anak
Beberapa orangtua memiliki keyakinan, “Seiring berjalannya waktu perilaku
bermasalah akan hilang”. Sebagian benar, dan sebagian lagi tidak terbukti.
3 aspek:
a. Kontinuitas psikopatologi:
a) Beberapa Gangguan. Perilaku masa anak-anak sebagai indikator gangguan
masa dewasa (autis, skizofrenia, M R)
b) Individu unik: contoh gangguan Penyesuaian dan Gangguan Emosi
b. Syarat durasi tuk diagnosa psikopatologis
a) Tercantum di DSM -IV
b) Berapa lama durasi sejak kejadian „buruk‟
c. Syarat durasi tuk intervensi
a) Kaitan dengan syarat untuk diagnosa
H. Model Pelayanan pada Penanganan Anak
a. Setting: RS, rumah, sekolah
b. Pertimbangan lingkungan faktor yang memengaruhi perilaku anak
c. Keluarga
d. Sekolah
I. Intervensi anak-remaja:
a. Psikoterapi individual
b. Psikoterapi Kelompok
c. Terapi Bermain
d. Terapi behavioral dan kognitif-behavioral
e. Latihan keterampilan
f. Psikofarmakologi
J. Intervensi orangtua:
a. Konsultasi
b. Latihan pendidikan
K. Intervensi keluarga:
a. Terapi keluarga
b. Dukungan pemberdayaan keluarga
L. Intervensi sekolah dan masyarakat:
a. Konsultasi dengan sistem hukum
b. Konsultasi dalam setting medis
M. Isu-Isu Perkembangan Anak
Tingkat perkembangan anak berpengaruh terhadap kesehatan mental anak
1. Bahasa (ekspresif, reseptif)
2. Intelegensi
Tindakan preventif: pelatihan problem solving, komunikasi, interaksi social perlu tapi
tetap support dari sistem keluarga diperhatikan
3
M ade Diah Lestari dkk, Psikologi Klinis, hal.41-45
BAB III
PENUTUP