Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MANDIRI 1

PROBLEM BASED LEARNING 1


MPK RUMAH SAKIT

Kelompok PBL 1 (A)

Esteria Ayu Wulandari Sugianto 218115092


Natalia Ayu Triatmojo 218115120

Dosen Pengampu: Dra. Apt. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Ph.D.

PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


ANGKATAN 44
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2022
1. Solusi pengadaan Glimepiride tablet 4 mg untuk Bp. Nur yang belum
tersedia dan rencana pelayanan resepnya .
Jawab:
Pengadaan obat tablet Glimepiride 4 mg untuk bp. Nur
- Menyarankan kepada dokter untuk mengganti Glimepiride dengan yang ada,
selain karena kekosongan stok, terdapat interaksi antara Glimepiride dan
Captopril (Diana, Kumala, Nurlin, Tandah, 2020).
- Apabila dokter tetap menghendaki memberikan Glimepiride kepada pasien,
permintaan resep Rawat Inap yang kosong dapat dilakukan pengadaan dengan
metode Pembelian langsung atau “just in time”. Metode ini adalah pembelian
dengan jumlah obat yang kecil dan perlu segera tersedia di Rumah Sakit,
dimana dapat dilakukan pembelian ke Apotek atau Rumah Sakit lain.(Dirjen
BinFar dan Alkes, 2010). Pembelian/pengadaan langsung obat ini harus
dilaporkan dan disetujui oleh Kepala Instalasi Farmasi.
Cara pembelian/pengadaan langsung obat ini dilakukan dengan menghubungi
terlebih dahulu pihak Apotek/RS tertuju, dengan menyampaikan obat dan
jumlah yang akan dibeli/dipinjam. Apabila dilakukan pembelian, petugas
Farmasi mengajukan form permintaan uang ke kasir. Kemudian menghubungi
driver untuk mengambil ke Apotek/Rumah Sakit lain yang dituju. Setelah obat
diserahkan ke petugas Farmasi, langsung di input ke sistem stok Farmasi, agar
dapat diinput ke Pasien. Selanjutnya petugas Farmasi mengisi form (Payment
Voucher) untuk pelaporan kepada Kepala Instalasi Farmasi, Wakil Direktur
Penunjang Medis, dan DIrektur Rumah Sakit. Selanjutnya, Form pelaporan
tersebut dijadikan satu dengan nota dari Apotek/Rumah Sakit lain, untuk
diberikan ke bagian Keuangan.
a. Contoh form Permintaan kepada Apotek/Rumah Sakit lain

b. Contoh Payment Voucer

Rencana pelayanan Resep


- Melakukan edukasi kepada pasien mengenai obat yang diterima terkait
indikasi, dosis, aturan pakai, efek samping, terapi non-farmakologi:
1. Glimepiride Tablet® 4 Mg
Kandungan : Glimepiride 4 mg Indikasi
: Diabetes mellitus tipe 2.
Aturan pakai : 1 tablet 4 mg sehari sekali, diminum segera sebelum
atau ketika suapan pertama saat makan.
Efek samping : Hipoglikemia atau kadar gula darah rendah ditandai
dengan mudah merasa lapar, sulit
berkonsentrasi, jantung berdebar-debar, gemetar atau
tremor; pusing; sakit kepala; dan mual.
(Medscape, 2022; Pionas, 2022).
2. Capoten® Tablet 12,5 mg
Kandungan : Captopril 12,5 mg
Indikasi : Hipertensi ringan sampai sedang (sendiri atau dengan
terapi tiazid) dan hipertensi berat yang resisten
terhadap pengobatan lain; gagal jantung kongestif
(tambahan); setelah infark miokard;
nefropati diabetik (mikroalbuminuri lebih dari 30
mg/hari) pada diabetes tergantung insulin.
Aturan pakai : 2 kali sehari 1 tablet 12,5 mg. Di minum selama satu
minggu. Di minum saat perut kosong, satu jam
sebelum makan atau dua jam setelah makan, dan
sebelum tidur.
Efek samping : Hiperkalemia (ditandai dengan lemas, mual, muntah),
ruam kulit, hipotensi (ditandai dengan lemas,
penglihatan kabur, pusing, kantuk), batuk, nyeri dada,
jantung berdebar-debar.
(Medscape, 2022).
3. Codein tablet 10 mg
Kandungan : Codein 10 mg
Indikasi : Batuk kering atau batuk dengan nyeri.
Aturan pakai : 2 kali sehari 1 tablet 10 mg, diminum tiap 4-6 jam
maksimal 120 mg/hari
Efek samping : Konstipasi atau sembelit; depresi pernafasan ditandai
dengan laju pernapasan yang melambat.
(Pionas, 2022).
- Menyampaikan terapi non-farmakologi yang dapat membantu meningkatkan
kondisi pasien. Disarankan kepada pasien untuk melakukan modifikasi gaya
hidup dengan:
1. Menurunkan berat badan.
2. Meningkatkan aktivitas fisik.
3. Menghentikan merokok dan konsumsi alkohol.
4. Mengurangi konsumsi garam (< 2300 mg/hari).
5. Meningkatkan konsumsi buah dan sayuran (8-10 porsi per hari), serta
produk dairy low fat (2-3 porsi per hari).
(Perkeni, 2021).
- Melakukan monitoring terkait kondisi pasien.
1. Adanya kemungkinan interaksi antara captopril dan glimepiride
dimana captopril dapat meningkatkan efek dari glimepiride sehingga
diperlukan monitoring terhadap kadar gula darah pasien (Medscape,
2022).
2. Monitoring tekanan darah pasien.
3. Monitoring pasien secara teratur untuk melihat perkembangan perilaku
dan kondisi pasien terkait penggunaan kodein.

Referensi
Diana, K., Kumala, A., Nurlin, N., Tandah, M. R., 2020. Evaluasi Penggunaan Obat
Berdasarkan Indikator Peresepan dan Pelayanan Pasien di Rumah Sakit Tora
Belo. Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia. 13-19.
Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2010, Pedoman Pengelolaan
Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit, Jakarta, Departemn Kesehatan RI
Medscape, 2022. Captopril
https://reference.medscape.com/drug/capoten-captoril-captopril-342315#4
, diakses pada 23 Februari 2022.
Medscape, 2022. Glimepiride.
https://reference.medscape.com/drug/amaryl-glimepiride-342707#5, diakses pada
23 Februari 2022.
Medscape, 2022. Drug Interaction Checker.
https://reference.medscape.com/drug-interactionchecker, diakses pada 23
Februari 2022.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2021. Pedoman Pengelolaan Dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa Di Indonesia. Jakarta, PB. Perkeni. 49.
Pionas, 2022. Glimepiride. https://pionas.pom.go.id/monografi/glimepirid, diakses pada 23
Februari 2022.
Pionas, 2022. Kodein Fosfat. https://pionas.pom.go.id/monografi/kodein-fosfat-0, diakses
pada 23 Februari 2022.
Prisanti, W., 2019, Analisis Perencanaan dan Pengadaan Obat Dengan Metode Analisis ABC
Di Instalasi Farmasi RSIA Aisyiyah Klaten, Surakarta, hal.16.

Anda mungkin juga menyukai