Anda di halaman 1dari 48

DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Kepala BKKBN
Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. (K) Jakarta, 30 November 2021

Disampaikan Pada Acara Webinar Nasional Hari Kesehatan Nasional 2021


OUTLINE

01 02
KONDISI KEPENDUDUKAN STUNTING : KONSEP, PENYEBAB,
INDONESIA DAMPAK DAN FAKTA

03 04
STRATEGI NASIONAL KOLABORASI DAN SINERGITAS
PERCEPATAN PENURUNAN SEMUA ELEMEN : PERAN
STUNTING PERGURUAN TINGGI

05 06
PROGRAM INOVASI IMPLEMNTASI MBKM
LATAR BELAKANG: VISI INDONESIA 2045

Pembangunan SDM Unggul, Indonesia Maju0


yang merata
dan inklusif
Memiliki kecerdasan Sehat menyehatkan
yang komprehensif dalam interaksi
Negara yang (produktif dan inovatif) alamnya
demokratis,
kuat dan bersih
Damai dalam
interaksi sosialnya Berperadaban
Ekonomi yang
maju dan dan berkarakter kuat unggul
berkelanjutan
LATAR BELAKANG : Pencapaian Target SDGs 2030

2030 2030
menghilangkan kelaparan dan menjamin mengurangi rasio angka kematian ibu hingga
akses bagi semua orang, khususnya orang kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup
miskin dan mereka yang berada dalam kondisi
rentan, termasuk bayi, terhadap makanan mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita
yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang yang dapat dicegah, dengan seluruh negara
tahun berusaha menurunkan Angka Kematian
Neonatal setidaknya hingga 12 per 1000 KH
menghilangkan segala bentuk kekurangan (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita
gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai 25 per 1000
target yang disepakati secara internasional
untuk anak pendek dan kurus di bawah usia 5 menjamin akses universal terhadap layanan
tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta keluarga berencana, informasi dan pendidikan,
manula dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam
strategi dan program nasional
’’Meningkatkan kualitas SDM sejak dini dengan
mangatasi Persoalan stunting’’

Proyeksi Proyeksi
01 Kondisi Kependudukan
Dan SDM Indonesia
KOMPOSISI PENDUDUK INDONESIA BERDASARKAN HASIL SP 2020
Pre-Boomer
Baby Boomer 1,87 %
11,56 % (5,03 Juta Jiwa) Post Gen Z
(31,01 Juta Jiwa) 10,88 %
(29,17 Juta Jiwa)

Post Generasi Z Generasi Z Milenial


Lahir tahun 2013 dst Lahir tahun 1997-2012 Lahir tahun 1981-1996
Gen X Perkiraan usia sekarang Perkiraan usia sekarang Perkiraan usia sekarang
21,88 % s.d. 7 tahun 8-23 tahun 24-39 tahun
(58,65 Juta Jiwa)
Gen Z
27,94 %
(74,93 Juta Jiwa)

Generasi X Baby Boomer Pre-Boomer


Lahir tahun 1965-1980 Lahir tahun 1946-1964 Lahir sebelum tahun 1945
Milenial Perkiraan usia sekarang Perkiraan usia sekarang Perkiraan usia sekarang
25,87 % 40-55 tahun 56-74 tahun 75+ tahun
(69,38 Juta Jiwa)
Sumber: pengklasifikasian: William H. Frey analysis of
Census Bureau Population Estimates (25 June, 2020)
2030

Feminization of ageing

Abundant labor force..


Yet, Its quality?

Low fertility

8
KITA PUNYA BONUS DEMOGRAFI
Saat ini Indonesia menikmati Bonus Demografi karena penurunan fertilitas.
Bisa berlanjut bahkan setelah DR naik, namun harus bersumber dari kelompok lansia yang sehat,
berpendidikan dan produktif.
Kita telah, sedang, dan masih akan menikmati Bonus 1 ->>| Bonus 2 ->>>

82,5 Angka Ketergantungan


80,2 80,8
78,3
Banyaknya penduduk usia non-produktif
Yang ditanggung oleh 100 orang penduduk usia produktif
72,4

66,1 Bonus Demografi


60,5 Window of
55,5 Opportunity 54,7
52,0 52,1
50,5 49,3
48,6 47,7
47,2 46,9 47,3

Tahun

1965 1975 1985 1995 2005 2015 2025 2035 2045


SYARAT GENERASI MUDA PENENTU BONUS DEMOGRAFI

Sejahtera

Stunting

Sengsara
02 STUNTING
Konsep, Penyebab, Dampak dan Fakta
ISU STUNTING DI INDONESIA: BESARAN MASALAH
Poverty
593 ribu
Capability ibu hamil dengan anemia usia 10-19 tahun: 8,1% (Riskesdas 2018).
deprivation
Asupan suplemen besi selama kehamilan menurunkan 20%
Food insecurity insiden BBLR (Paediatri Perinatal Epidemiology, 2012)

Malnourished
Low income,
pregnant 192 ribu
joblessness bayi berat lahir rendah (BBLR) dan panjang lahir < 48cm: 4%
women (Riskesdas 2018).
BBLR di Indonesia berisiko 1.74 kali mengalami stunting dibanding
bayi lahir normal (BMC Nutrition, 2017)

Increased morbidity 675 ribu


& mortality bayi prematur: 13,5% (SP 2010).
Adequate Size For Gestational Age (AGA) pre-term 1,94 times and
small for gestational age (SGA)-preterm 4.98 times associated with
Increased risk of stunting (National Library of Medicine, 2014)
Low capital Non-communicable Undernouris
income disease hed foetus
505 ribu
6,4 juta perempuan menikah usia 10-19 tahun: 2,29 % thd WUS
(SUPAS, 2015)
(2019)
663 ribu
kehamilan dengan jarak kurang dari 24 bulan: 9% (SDKI 2017)
Stunted Physically & • Jarak kelahiran < 24 bulan memiliki risiko 1,5X bayi terlahir
mentally stunted stunting (Population Reference Bureau, 2009)
adults children • Autisme terjadi 1,9X lebih besar dan autisme disorder 2,69X lebih
besar pada kehamilan dengan jarak < 12 bulan ( Pediatric 2016)
Sumber: Vorster, H.H., (2010)‘The link between poverty and malnutrition: A South African perspective’, Health SA Gesondheid
PERMASALAHAN STUNTING DI DUNIA DAN INDONESIA
Setiap Negara Di Dunia Mengalami Permasalahan Gizi
Lebih dari setengah jumlah anak stunting di dunia
berada di Asia sebesar 81.7 juta atau 54,8%

Thailand
Sri Langka
Maldives
Korea Utara
Myanmar
Bhutan
single burden double burden triple burden Nepal
Bangladesh
22,2% balita di dunia Indonesia 36,4
India
7,5% (150,8 juta) Timor Leste
5,6% (50,5 juta)
(38,3 juta)

Overweight Stunting
Wasting
Sumber: Global Nutrition Report,2018
Persebaran Stunting Menurut Provinsi
PROPORSI STUNTING (TB/U) PADA BALITA MENURUT PROVINSI, SSGBI 2019

Sedang (4) Tinggi (17) Sangat Tinggi (13)


PERMASALAHAN STUNTING DI DUNIA DAN INDONESIA
Obesitas Penduduk usia 18+ Tahun Anemia Ibu Hamil

2013 : 14,8% 2013 : 37,1%


2018 : 21,8% 2018 : 48,9%
Indonesia sebagai salah satu negara dengan masalah gizi Stunting dan Anemia

Stunting Balita Wasting Balita Overweight Balita


27,67% 10,2% 8%

Saat ini sekitar


8 Juta anak Indonesia.
mengalami pertumbuhan tidak maksimal

Prevalensi Stunting di Indonesia berada pada posisi ke-115 dari 151


negara di dunia dan posisi ke 8 dari 10 negara Asean

1 DARI 3 anak Indonesia mengalami stunting


Sumber: JME UNICEF World Bank, 2020. Riskesdas 2007-2018. SSGBI 2019
SIKLUS TERJADI STUNTING?
Ketika seorang remaja kurang gizi dan anemia Ketika seorang remaja menjadi ibu yang kurang gizi dan anemia Hidup di lingkungan dengan sanitasi kurang memadai

Waspada: Malnourish, anemic Bayi : lahir < 2,5 kg, Increased risk of adult
makanan kurang, and other micronutrient Imunitas rendah Chronic disease
WASPADA Kurus, anemia, deficiency (Imunitas Inadequate catch up growth BALITA STUNTING
Asupan makanan tidak cukup, pola asuh yang
STUNTING kurang zat gizi mikro Rendah, Perkembangan Janin
keliru, sanitasi dan lingkungan yang buruk
TUMBUH JADI REMAJA
terganggu) MUNGIL

Pemutusan Kehamilan sukses Penurunan fungsi fisik dan otot


Mata Rantai Inadequate food, Health and care
Tumbuh kembang anak sukses

Peri konsepsi
6 bulan 2 bulan 4 bulan
2 Tahun
Pra Konsepsi Masa keahamilan Post partum

Konsepsi Delivery
STUNTING TERJADI
DIMULAI DARI
PRA-KONSEPSI
PERIODE EMAS
Sumber:
1000 Hari Pertama Kehidupan Prof. Dr. Sri Sumarmi, S.Km., M.Si
PENYEBAB STUNTING
Stunting disebabkan oleh Faktor Multi Dimensi
Intervensi paling menentukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)

Terbatasnya layanan kesehatan


Praktek termasuk layanan ANC-Ante Kurangnya akses Kurangnya akses
pengasuhan Natal Care, Post Natal dan ke makanan ke air bersih dan
yang tidak baik pembelajaran dini yang begizi** sanitasi
berkualitas

Kurang pengetahuan
tentang kesehatan dan 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak
gizi sebelum dan pada terdaftar di PAUD* 1 dari 5 rumah tangga
masa kehamilan 1 dari 3 ibu hamil anemia masih BAB diruang
2 dari 3 ibu hamil belum terbuka
mengkonsumsi suplemen zat besi
60% dari anak usia 0-6 yang memadai
bulan tidak mendapatkan
ASI ekslusif Menurunnya tingkat kehadiran
anak di Posyandu (dari 79% di 2007 1 dari 3 rumah tangga
menjadi 64% di 2013) belum memiliki akses ke
2 dari 3 anak usia 0-24 Makanan bergizi mahal
air minum bersih
bulan tidak menerima Tidak mendapat akses yang
MP-ASI memadai ke layanan imunisasi
APA SAJA DAMPAK STUNTING ?

Stunting (kerdil) adalah kondisi gagal


tumbuh pada anak balita akibat kekurangan
gizi kronis terutama dalam 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK)
Pe kembangan O ak Anak S n ing Pe kembangan O ak Anak Seha

v Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil,


v pendek, kurus)
v Hambatan perkembangan kognitif dan motorik
Gangguan metabolik pada saat dewasa: risiko
penyakit tidak menular (diabetes, obesitas,
stroke, penyakit jantung)

WHO anak-anak memiliki potensi pertumbuhan yang sama sampai Sumber:


• Kakietek, Jakub, Julia Dayton Eberwein, Dylan Walters, and Meera Shekar. 2017. Unleashing Gains in
usia 5 tahun, terlepas di mana mereka dilahirkan Economic Productivity with Investments in Nutrition. Washington, DC: World Bank Group
• www.GlobalNutritionSeries.org
Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktifitas dan
kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan

Sel Otak pada Anak Normal dan Stunted Pengalaman dan bukti Internasional
menunjukkan bahwa stunting….

Menghambat Pertumbuhan Ekonomi dan Produktivitas Pasar kerja

Hilangnya 11% GDP


Mengurangi
pendapatan pekerja
dewasa hingga 20%
singapura 2
Tingkat ‘Kecerdasan’ Anak
vietnam 17 Indonesia di urutan
64 terendah dari 65 negara* Memperburuk kesenjangan/inequality
Mengurangi 10% dari Kemiskinan
thailand 50
total pendapatan seumur hidup antar-generasi

malaysia 52

indonesia 64

*Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA (Organisation for Economic Co-operation and Development - Programme for
International Student Assessment), suatu organisasi global bergengsi, terhadap kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun dari 65 negara,
termasuk Indonesia, dalam bidang membaca, matematika, dan science Sumber: diolah dari laporan World Bank Investing in Early Years brief, 2016
Perlu Akselerasi
“Zero Penambahan Stunting “ è Pendekatan Hulu

Sumber : Pusat Data dan Informasi Kemenkes: - Riskesdas 2018 & - SSGBI 2019 Sumber: Perpres 18/2020 ttg RPJMN 2020-2024
8
03 STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
MODEL PERAN BKKBN DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING :
PENDEKATAN PENCEGAHAN & PENANGANAN
Prospektif:
Retrospektif: Mencegah Stunting
Pencegahan
1. Program siap nikah dan siap hamil
1. Promosi dan KIE Pengasuhan
cegah stunting (kehamilan
1000 HPK
berencana) : 66 jt remaja
2. Pemantauan & intervensi 2. Program Pengendalian jarak dan
tumbuh kembang anak usia jumlah kelahiran
<1000 HPK pada 7.5 juta
3. Penerapan Pola Baru ANC
Penanganan 4. Edukasi tentang Gizi bayi , kesehatan
reproduksi dan KB kepada 20 juta
Ibu Pasca Persalinan.

Menangani sekitar 2,3 Mencegah/menjaga lahirnya


Program 4 tahun
Juta Balita Stunting Kedepan (sekitar 20 juta) bayi jangan
stunting
BKKBN
Sebagai
KETUA PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
siap melaksanakan arahan presiden pada rapat terbatas (ratas) percepatan
penurunan stunting tanggal 25 januari 2021

14%
melalui
pendekatan
menjadi keluarga

Rencana Aksi Nasional

Mekanisme Dan Tata Kerja

Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan

PERATURAN PRESIDEN Nomor 72 tahun 2021 Terdapat 4 (empat) peraturan pelaksanaan sebagai turunan
tentang Percepatan Penurunan Stunting Perpes 3 diantaranya dibawah koordinasi BKKBN
STRATEGI NASIONAL
Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting menjadi acuan bagi kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah
Daerah kabupaten/kota, Pemerintah Desa, dan Pemangku Kepentingan dalam rangka menyelenggarakan Percepatan Penurunan Stunting.

TUJUAN PILAR STRANAS RENCANA AKSI NASIONAL


Pendekatan Keluarga
1. Menurunkan prevalensi 1. Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di
1. Penyediaan data keluarga
stunting kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi,
Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah
berisiko stunting
2. Meningkatkan kualitas 2. Pendampingan keluarga
penyiapan kehidupan Desa;
2. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan berisiko stunting
berkeluarga 3. Pendampingan semua calon
3. Menjamin pemenuhan pemberdayaan masyarakat;
3. Peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik dan pengantin/calon PUS;
asupan gizi 4. Surveilans keluarga berisiko
Intervensi Sensitif di kementerian/lembaga, Pemerintah
4. Memperbaiki pola asuh stunting
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota,
5. Meningkatkan akses dan dan Pemerintah Desa; 5. Audit kasus stunting
kualitas pelayanan 4. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat
kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat;
6. Meningkatkan akses air 5. Penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi,
minum dan sanitasi riset, dan inovasi Ditetapkan oleh Kepala BKKBN
PENGARAH WAKIL PRESIDEN Anggota :
1. Menteri Kesehatan;
KETUA 2) Menteri Keuangan;
3) Menteri Sosial;
4) Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
Menteri Menteri Menteri 5) Menteri Agama;
6) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang
Rakyat;
Perencanaan, Pelaksanaan Koordinasi Pembinaan Dan
7) Menteri Sekretariat Negara; dan
pemantauan dan Pengawasan Penyelenggaraan
8) Kepala Staf Kepresidenan
evaluasi Pemerintah Daerah

PELAKSANA Mekanisme tata kerja dan sekretariat


KETUA Sekretariat Pelaksana Pelaksana diatur dengan Peraturan Badan

Setwapres

PTM PTM PTM PTM PTM

Wakil Ketua Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang Koordinasi Wakil Ketua Bidang
Bidang Koordinasi, Sinkronisasi, Koordinasi Pembinaan Dan Pengawasan Advokasi Dan
Perencanaan Pengendalian Dan Intervensi Spesifik Penyelenggaraan Pemerintah Komitmen
Pengawalan Pelaksanaan Daerah Kepemimpinan
PENDEKATAN RAN PASTI

Pendekatan
Keluarga
Berisiko
Stunting

RAN
PASTI Pendekatan
Pendekatan
Intervensi Multisektor
Gizi Terpadu dan
Multipihak
CARA PENCEGAHAN STUNTING
04 KOLABORASI DAN SINERGITAS
SEMUA ELEMEN : PERAN
PERGURUAN TINGGI
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

PELIBATAN SECARA KONVERGEN


DAN TERINTEGRASI Penguatan perencanaan dan
01
penganggaran
Kementerian/
Lembaga
02 Peningkatan kualitas pelaksanaan
Pemerintah
Daerah Provinsi
Peningkatan kualitas pemantauan,
Pemerintah Daerah 03
Kab/Kota evaluasi, dan pelaporan

Pemerintah Desa Peningkatan kapasitas sumber


04
daya manusia
PENDEKATAN MULTISEKTOR DAN MULTIPIHAK

G S PT MS M

G overnment S wasta PT MS a yarakat M edia

Keterpaduan Partisipasi Aktif Swasta Partisipasi Aktif Partisipasi Partisipasi Media


Kementerian/ dalam percepatan Perguruan Tinggi dan Masyarakat Sipil dalam percepatan
Lembaga, penurunan stunting baik akademisi dalam (LSM, NGO, penurunan stunting
Pemerintah Daerah langsung maupun tidak percepatan penurunan Perseorangan, dan melaui KIE
dan Pemerintah langsung kepada stunting melalui Mitra Pembangunan) Pencegahan dan
Desa . kelompok sasaran. Tridarma Perguruan dalam percepatan Penanganan
Tinggi penurunan stunting. Stunting.
STRUKTUR TIM PERCEPATAN PENGARAH
Ketua: Gubernur
PENURUNAN STUNTING Anggota:
Forum Koordinasi Pimpinan
TINGKAT PROVINSI Daerah

SEKRETARIAT
PELAKSANA
PELAKSANA:
Ketua : Wakil Gubernur
Keanggotaan bidang-bidang dalam Wakil Ketua:
Kaper BKKBN Provinsi
Satgas:
TPPS Provinsi dapat menyesuaikan 1. Sekda,
Tim Pakar dan Tim
2. Ka. Bappeda.
dengan kebutuhan dan potensi 3. Ka. TP PKK
Teknis/Lapangan

wilayah Sekretaris:
Kaper BKKBN Provinsi

BIDANG PELAYANAN
BIDANG PERUBAHAN
INTERVENSI SENSITIF BIDANG KOORDINASI DAN BIDANG DATA, MONEV &
PERILAKU DAN
DAN INTERVENSI KONVERGENSI KNOWLEDGE MANAGEMENT
PENDAMPINGAN KELUARGA
SPESIFIK Koord:
Koord: OPD Bidang Dalduk &
Koord: Bappeda Koord : Perguruan Tinggi
KB
OPD Bid. Kesehatan Anggota Anggota
Anggota:
Anggota OPD bidang terkait dan OPD bidang terkait dan Pemangku
OPD bidang terkait dan OPD Bidang terkait dan
Pemangku Kepentingan Kepentingan
Pemangku Kepentingan Pemangku Kepentingan

Sumber: RAN PASTI


STRUKTUR TIM PERCEPATAN PENGARAH
Ketua: Bupati/Walikota
PENURUNAN STUNTING Anggota:
TINGKAT KABUPATEN/KOTA Forum Koordinasi Pimpinan
Daerah

PELAKSANA
Ketua: Wakil Bupati/Wakil Walikota
Keanggotaan bidang-bidang dalam Wakil Ketua: SEKRETARIAT
PELAKSANA:
TPPS kabupaten/kota dapat 1) Sekda,
Kepala OPD Dalduk & KB
2) Ka. Bappeda,
menyesuaikan dengan kebutuhan 3) Ka. TP PKK Satgas:
Tim Pakar dan Tim
dan potensi wilayah Sekretaris:
Teknis/Lapangan
Ka. OPD Bid. Dalduk & KB

BIDANG PELAYANAN BIDANG PERUBAHAN BIDANG KOORDINASI,


INTERVENSI SENSITIF DAN PERILAKU DAN KONVERGENSI & BIDANG DATA, MONEV &
INTERVENSI SPESIFIK PENDAMPINGAN KELUARGA KNOWLEDGE MANAGEMENT
PERENCANAAN

Koord: OPD Bid. Kesehatan Koord: OPD Bid Dalduk & KB Koord: Perguruan Tinggi
Koord: Bappeda
Anggota: OPD bidang terkait Anggota: OPD bidang terkait Anggota: OPD bidang terkait dan
Anggota: OPD bidang terkait
dan Pemangku Kepentingan dan Pemangku Kepentingan Pemangku Kepentingan
dan Pemangku Kepentingan

TPPS KECAMATAN
Sumber: RAN PASTI
05 PROGRAM INOVASI
PENCEGAHAN DAN PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
TIM PENDAMPING KELUARGA
TIM PENDAMPING KELUARGA
Akan ada Permenkes BIDAN, KADER PKK dan KADER KB
TUGAS/KEG. PENDAMPINGAN
• Mendeteksi dini faktor resiko stunting (spesifik & sensitif);
• Pendampingan dan Surveilans:
a. penyuluhan;
b. fasilitasi pelayan rujukan; dan
c. penerimaan bantuan sosial

KEGIATAN DAN SASARAN PENDAMPINGAN KELUARGA

Catin Ibu Hamil Pasca Persalinan Anak 0-5 Th


(Anak 0-2 Th Prioritas)
identifikasi faktor risiko stunting dan melakukan pelayanan KIE pelayanan
kesehatan dan pelayanan lainnya untuk pencegahan risiko stunting
Elsimil : APLIKASI SKRINING KESIAPAN MENIKAH DAN HAMIL

CHAT INBOX & NOTIFIKASI


SCORING HASIL KUESIONER
Fitur Chat Inbox bisa digunakan oleh Catin
Scoring kuesioner dilakukan secara
dan Petugas untuk
otomatis melalui system aplikasi dan akan
Berkomunikasi/Berkonsultasi.
langsung muncul setelah kuesioner di-
Notifikasi untuk distribusi informasi
submit oleh Catin
penting

EDUKASI INFORMASI CATIN


Fitur Edukasi dalam format Infografis
Informasi Catin menampilkan calon
maupun Artikel berisi informasi tentang
pengantin wanita dan pria.
Kesiapan Menikah dan Hamil. Misalnya,
Kesehatan reproduksi, kesiapan fisik, dan
lain sebagainya.

KUESIONER Profil ID/QR CODE


Kuesioner berisi variabel Kesehatan Profil ID dan Fitur QR Code bisa digunakan
terhadap risiko stunting yang diisi oleh untuk simplifikasi penambahan pasangan.
Catin Wanita dan Pria
Program Inovasi Kemahasiswaan
Untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting
Melalui Tri Darma Perguruan Tinggi.
TRI DARMA PERCEPATAN PENURUNAN
PERGURUAN TINGGI STUNTING

Implementasi PTPK :
Kuliah Umum,
Merdeka Belajar
Pojok Kependudukan,
Integrasi Mata Kuliah,
KKN Tematik, PKL, Magang
Legal Support
MoU dengan Kemenristekdikti : 2016-2021
MoU dengan Kemendikbud : 2018-2023 Tentang
Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga Pada Satuan Pendidikan
PKS antara Sestama BKKBN dan Sekretaris Jenderal
Kemendikbud
Perubahan nomenklatur pada kemendikbudristek,
apakah perlu dilakukan pembaharuan Nota
Kesepahaman yang telah ada?

MoU dengan Forum Rektor Indonesia


(webinar 100 Profesor bicara Stunting)

MoU dengan Konsorsium Muhamadiyah


Aisyah
KOORDINASI DENGAN DITJEN DIKTI

01. 02. 03.

6 Mei 2021 16 Juli 2021 9 Agustus 2021


Audiensi antara Deputi Bidang Rapat Koordinasi dengan Rapat dengan tim pokja
Pengendalian Penduduk dan Tim Kedaireka kampus merdeka
Dirjen Dikti
04. 05.

24 Agustus 2021 24 September 2021


Rapat Persiapan Pembahasan Peluncuran Program Di UMY,
naskah kerjasama Mahasiswa Penting di hadiri Yogyakarta
oleh Dir.Belmawa, Ditjen Dikti
06.

4 November 2021
Audiensi Kepala BKKBN dengan dihadiri juga oleh FRI (Prof Fasli
Sekjen Kemendikbudristek dan Jalal Rektor Univ. Yarsi dan Prof
Dirjen Dikti Hamam Rektor Univ. Alma Ata
KEGIATAN YANG SEDANG BERJALAN
Universitas Muhammadiyah - Aisyiyah Universitas Teuku Umar
600 lebih Mahasiswa Muhamadiyah - 150 Mahasiswa Program Kampus Merdeka sedang
Aisyiah Seluruh Indonesia sedang KKN Tematik melaksanakan Program Mahasiswa Membangun Desa à Zero
Stunting di Lombok Barat dan Lombok Utara Stunting di 6 Kab di Aceh

Universitas Muhammadiyah Gorontalo Universitas Muhammadiyah Tangerang


160 Mahasiswa melaksanakan KKN Tematik 2.500 Mahasiswa melaksanakan Program Kampus Merdeka
Stunting di Gorontalo dan KKN Tematik Stunting

Universitas Gorontalo Universitas Batang Hari Universitas Jambi


Program Desa Membangun dan Desa
Bersinar.
Universitas Universitas Sahid
Muhammadiyah Aceh Jakarta
UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda
1374 Mahasiswa KKN Tematik Stunting di 6
Kab/Kota di Kalimantan Timur Uin SUNAN Ampel surabaya
PENDAMPINGAN PROGRAM MAHASISWA PENTING
MELALUI KKN TEMATIK STUNTING
Sosialisasi (Edukasi, Peningkatan penyadaran, Advokasi) stunting dan
Pendampingan dapur sehat cegah stunting langsung kepada REMAJA/CATIN, IBU HAMIL, KELUARGA BADUTA

Edukasi menu
sehat pada
pengelola *dapur
sehat atasi
stunting meliputi

Pemanfaatan Penjualan
Bahan Sisa Produksi Menu Komersial

Pengemasan Pengumpulan dan


Penyuluhan di kegiatan rutin
Kunjungan ke rumah Menu Siap Saji Distribusi Donasi
masyarakat dan membantu
kelompok sasaran untuk
melakukan pemantauan Diperolehnya pengetahuan dan keterampilan penyiapan
menempelkan poster
tumbuh kembang balita di pangan sehat dan bergizi berbasis sumber daya lokal
pencegahan stunting
posyandu)
INTERVENSI GIZI MELALUI DAHSAT

Risiko stunting karena faktor spesifik dan sensitif


2 Pendekatan di tingkat lini lapangan

KONVERGENITAS PARTISIPATIF

meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama bagi Keluarga Beresiko


Stunting melalui optimalisasi berbagai sumber daya dalam rangka
Salah satu bentuk intervensi stunting adalah mempercepat upaya penurunan stunting di tingkat desa/kelurahan.
pemberian makanan bergizi seimbang bagi
keluarga resiko stunting dengan optimalisasi
bahan pangan lokal dalam kegiatan

Desa/Kelurahan dengan Target: kelompok Pelaksana: Pemerintah


kasus stunting tinggi (1 Ibu Hamil, Ibu Desa/Kel. Implementasi
desa setidaknya memiliki Menyusui, dan melalui pengembangan
Balita (Keluarga kelembagaan lokal yang
1 Dashat di tingkat
Beresiko Stunting) sesuai dengan potensi
RW/Posyandu)
06 ROLE MODEL : IMPLEMENTASI MBKM
Kegiatan Bina Desa Stunting Kampus Universitas
Teuku Umar Aceh (Program Mahasiswa Penting)
FOTO KEGIATAN BINA DESA STUNTING
FOTO KEGIATAN BINA DESA STUNTING
FORMAT KONVERSI SKS MEMBANGUN DESA PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA
UNIVERSITAS TEUKU UMAR

Contoh Aktivitas Membangun Desa Stunting


Berbasis Agro and Marine Industry dalam Program
A. Hard Skill Kompetisi Kampus Merdeka
a. Merumuskan Masalah : 3 SKS
b. Menyelesaikan Masalah : 3 SKS
c. Penulisan Karya Ilmiah : 4 SKS
B. Soft Skill
a. Kemampuan Berkomunikasi : 2 SKS Pembentukan Penguatan
b. Kemampuan Bekerjasama : 2 SKS Kelompok Zero Kader
c. Kerja Keras : 2 SKS Stunting Desa
d. Kepemimpinan : 2 SKS
e. Kreativitas : 2 SKS
TOTAL : 20 SKS

Penguatan Penguatan
Kader Tani Kader Ikani
“No One Can Whistle A Symphony. It Takes A Whole Orchestra To Play It”
H.E. Luccock

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Jl. Permata No. 1 Halim Perdana Kusuma, Jakarta

Berencana itu keren

Anda mungkin juga menyukai