Kepala BKKBN
Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. (K) Jakarta, 30 November 2021
01 02
KONDISI KEPENDUDUKAN STUNTING : KONSEP, PENYEBAB,
INDONESIA DAMPAK DAN FAKTA
03 04
STRATEGI NASIONAL KOLABORASI DAN SINERGITAS
PERCEPATAN PENURUNAN SEMUA ELEMEN : PERAN
STUNTING PERGURUAN TINGGI
05 06
PROGRAM INOVASI IMPLEMNTASI MBKM
LATAR BELAKANG: VISI INDONESIA 2045
2030 2030
menghilangkan kelaparan dan menjamin mengurangi rasio angka kematian ibu hingga
akses bagi semua orang, khususnya orang kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup
miskin dan mereka yang berada dalam kondisi
rentan, termasuk bayi, terhadap makanan mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita
yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang yang dapat dicegah, dengan seluruh negara
tahun berusaha menurunkan Angka Kematian
Neonatal setidaknya hingga 12 per 1000 KH
menghilangkan segala bentuk kekurangan (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita
gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai 25 per 1000
target yang disepakati secara internasional
untuk anak pendek dan kurus di bawah usia 5 menjamin akses universal terhadap layanan
tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta keluarga berencana, informasi dan pendidikan,
manula dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam
strategi dan program nasional
’’Meningkatkan kualitas SDM sejak dini dengan
mangatasi Persoalan stunting’’
Proyeksi Proyeksi
01 Kondisi Kependudukan
Dan SDM Indonesia
KOMPOSISI PENDUDUK INDONESIA BERDASARKAN HASIL SP 2020
Pre-Boomer
Baby Boomer 1,87 %
11,56 % (5,03 Juta Jiwa) Post Gen Z
(31,01 Juta Jiwa) 10,88 %
(29,17 Juta Jiwa)
Feminization of ageing
Low fertility
8
KITA PUNYA BONUS DEMOGRAFI
Saat ini Indonesia menikmati Bonus Demografi karena penurunan fertilitas.
Bisa berlanjut bahkan setelah DR naik, namun harus bersumber dari kelompok lansia yang sehat,
berpendidikan dan produktif.
Kita telah, sedang, dan masih akan menikmati Bonus 1 ->>| Bonus 2 ->>>
Tahun
Sejahtera
Stunting
Sengsara
02 STUNTING
Konsep, Penyebab, Dampak dan Fakta
ISU STUNTING DI INDONESIA: BESARAN MASALAH
Poverty
593 ribu
Capability ibu hamil dengan anemia usia 10-19 tahun: 8,1% (Riskesdas 2018).
deprivation
Asupan suplemen besi selama kehamilan menurunkan 20%
Food insecurity insiden BBLR (Paediatri Perinatal Epidemiology, 2012)
Malnourished
Low income,
pregnant 192 ribu
joblessness bayi berat lahir rendah (BBLR) dan panjang lahir < 48cm: 4%
women (Riskesdas 2018).
BBLR di Indonesia berisiko 1.74 kali mengalami stunting dibanding
bayi lahir normal (BMC Nutrition, 2017)
Thailand
Sri Langka
Maldives
Korea Utara
Myanmar
Bhutan
single burden double burden triple burden Nepal
Bangladesh
22,2% balita di dunia Indonesia 36,4
India
7,5% (150,8 juta) Timor Leste
5,6% (50,5 juta)
(38,3 juta)
Overweight Stunting
Wasting
Sumber: Global Nutrition Report,2018
Persebaran Stunting Menurut Provinsi
PROPORSI STUNTING (TB/U) PADA BALITA MENURUT PROVINSI, SSGBI 2019
Waspada: Malnourish, anemic Bayi : lahir < 2,5 kg, Increased risk of adult
makanan kurang, and other micronutrient Imunitas rendah Chronic disease
WASPADA Kurus, anemia, deficiency (Imunitas Inadequate catch up growth BALITA STUNTING
Asupan makanan tidak cukup, pola asuh yang
STUNTING kurang zat gizi mikro Rendah, Perkembangan Janin
keliru, sanitasi dan lingkungan yang buruk
TUMBUH JADI REMAJA
terganggu) MUNGIL
Peri konsepsi
6 bulan 2 bulan 4 bulan
2 Tahun
Pra Konsepsi Masa keahamilan Post partum
Konsepsi Delivery
STUNTING TERJADI
DIMULAI DARI
PRA-KONSEPSI
PERIODE EMAS
Sumber:
1000 Hari Pertama Kehidupan Prof. Dr. Sri Sumarmi, S.Km., M.Si
PENYEBAB STUNTING
Stunting disebabkan oleh Faktor Multi Dimensi
Intervensi paling menentukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
Kurang pengetahuan
tentang kesehatan dan 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak
gizi sebelum dan pada terdaftar di PAUD* 1 dari 5 rumah tangga
masa kehamilan 1 dari 3 ibu hamil anemia masih BAB diruang
2 dari 3 ibu hamil belum terbuka
mengkonsumsi suplemen zat besi
60% dari anak usia 0-6 yang memadai
bulan tidak mendapatkan
ASI ekslusif Menurunnya tingkat kehadiran
anak di Posyandu (dari 79% di 2007 1 dari 3 rumah tangga
menjadi 64% di 2013) belum memiliki akses ke
2 dari 3 anak usia 0-24 Makanan bergizi mahal
air minum bersih
bulan tidak menerima Tidak mendapat akses yang
MP-ASI memadai ke layanan imunisasi
APA SAJA DAMPAK STUNTING ?
Sel Otak pada Anak Normal dan Stunted Pengalaman dan bukti Internasional
menunjukkan bahwa stunting….
malaysia 52
indonesia 64
*Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA (Organisation for Economic Co-operation and Development - Programme for
International Student Assessment), suatu organisasi global bergengsi, terhadap kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun dari 65 negara,
termasuk Indonesia, dalam bidang membaca, matematika, dan science Sumber: diolah dari laporan World Bank Investing in Early Years brief, 2016
Perlu Akselerasi
“Zero Penambahan Stunting “ è Pendekatan Hulu
Sumber : Pusat Data dan Informasi Kemenkes: - Riskesdas 2018 & - SSGBI 2019 Sumber: Perpres 18/2020 ttg RPJMN 2020-2024
8
03 STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
MODEL PERAN BKKBN DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING :
PENDEKATAN PENCEGAHAN & PENANGANAN
Prospektif:
Retrospektif: Mencegah Stunting
Pencegahan
1. Program siap nikah dan siap hamil
1. Promosi dan KIE Pengasuhan
cegah stunting (kehamilan
1000 HPK
berencana) : 66 jt remaja
2. Pemantauan & intervensi 2. Program Pengendalian jarak dan
tumbuh kembang anak usia jumlah kelahiran
<1000 HPK pada 7.5 juta
3. Penerapan Pola Baru ANC
Penanganan 4. Edukasi tentang Gizi bayi , kesehatan
reproduksi dan KB kepada 20 juta
Ibu Pasca Persalinan.
14%
melalui
pendekatan
menjadi keluarga
PERATURAN PRESIDEN Nomor 72 tahun 2021 Terdapat 4 (empat) peraturan pelaksanaan sebagai turunan
tentang Percepatan Penurunan Stunting Perpes 3 diantaranya dibawah koordinasi BKKBN
STRATEGI NASIONAL
Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting menjadi acuan bagi kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah
Daerah kabupaten/kota, Pemerintah Desa, dan Pemangku Kepentingan dalam rangka menyelenggarakan Percepatan Penurunan Stunting.
Setwapres
Wakil Ketua Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang Koordinasi Wakil Ketua Bidang
Bidang Koordinasi, Sinkronisasi, Koordinasi Pembinaan Dan Pengawasan Advokasi Dan
Perencanaan Pengendalian Dan Intervensi Spesifik Penyelenggaraan Pemerintah Komitmen
Pengawalan Pelaksanaan Daerah Kepemimpinan
PENDEKATAN RAN PASTI
Pendekatan
Keluarga
Berisiko
Stunting
RAN
PASTI Pendekatan
Pendekatan
Intervensi Multisektor
Gizi Terpadu dan
Multipihak
CARA PENCEGAHAN STUNTING
04 KOLABORASI DAN SINERGITAS
SEMUA ELEMEN : PERAN
PERGURUAN TINGGI
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
G S PT MS M
SEKRETARIAT
PELAKSANA
PELAKSANA:
Ketua : Wakil Gubernur
Keanggotaan bidang-bidang dalam Wakil Ketua:
Kaper BKKBN Provinsi
Satgas:
TPPS Provinsi dapat menyesuaikan 1. Sekda,
Tim Pakar dan Tim
2. Ka. Bappeda.
dengan kebutuhan dan potensi 3. Ka. TP PKK
Teknis/Lapangan
wilayah Sekretaris:
Kaper BKKBN Provinsi
BIDANG PELAYANAN
BIDANG PERUBAHAN
INTERVENSI SENSITIF BIDANG KOORDINASI DAN BIDANG DATA, MONEV &
PERILAKU DAN
DAN INTERVENSI KONVERGENSI KNOWLEDGE MANAGEMENT
PENDAMPINGAN KELUARGA
SPESIFIK Koord:
Koord: OPD Bidang Dalduk &
Koord: Bappeda Koord : Perguruan Tinggi
KB
OPD Bid. Kesehatan Anggota Anggota
Anggota:
Anggota OPD bidang terkait dan OPD bidang terkait dan Pemangku
OPD bidang terkait dan OPD Bidang terkait dan
Pemangku Kepentingan Kepentingan
Pemangku Kepentingan Pemangku Kepentingan
PELAKSANA
Ketua: Wakil Bupati/Wakil Walikota
Keanggotaan bidang-bidang dalam Wakil Ketua: SEKRETARIAT
PELAKSANA:
TPPS kabupaten/kota dapat 1) Sekda,
Kepala OPD Dalduk & KB
2) Ka. Bappeda,
menyesuaikan dengan kebutuhan 3) Ka. TP PKK Satgas:
Tim Pakar dan Tim
dan potensi wilayah Sekretaris:
Teknis/Lapangan
Ka. OPD Bid. Dalduk & KB
Koord: OPD Bid. Kesehatan Koord: OPD Bid Dalduk & KB Koord: Perguruan Tinggi
Koord: Bappeda
Anggota: OPD bidang terkait Anggota: OPD bidang terkait Anggota: OPD bidang terkait dan
Anggota: OPD bidang terkait
dan Pemangku Kepentingan dan Pemangku Kepentingan Pemangku Kepentingan
dan Pemangku Kepentingan
TPPS KECAMATAN
Sumber: RAN PASTI
05 PROGRAM INOVASI
PENCEGAHAN DAN PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
TIM PENDAMPING KELUARGA
TIM PENDAMPING KELUARGA
Akan ada Permenkes BIDAN, KADER PKK dan KADER KB
TUGAS/KEG. PENDAMPINGAN
• Mendeteksi dini faktor resiko stunting (spesifik & sensitif);
• Pendampingan dan Surveilans:
a. penyuluhan;
b. fasilitasi pelayan rujukan; dan
c. penerimaan bantuan sosial
Implementasi PTPK :
Kuliah Umum,
Merdeka Belajar
Pojok Kependudukan,
Integrasi Mata Kuliah,
KKN Tematik, PKL, Magang
Legal Support
MoU dengan Kemenristekdikti : 2016-2021
MoU dengan Kemendikbud : 2018-2023 Tentang
Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga Pada Satuan Pendidikan
PKS antara Sestama BKKBN dan Sekretaris Jenderal
Kemendikbud
Perubahan nomenklatur pada kemendikbudristek,
apakah perlu dilakukan pembaharuan Nota
Kesepahaman yang telah ada?
4 November 2021
Audiensi Kepala BKKBN dengan dihadiri juga oleh FRI (Prof Fasli
Sekjen Kemendikbudristek dan Jalal Rektor Univ. Yarsi dan Prof
Dirjen Dikti Hamam Rektor Univ. Alma Ata
KEGIATAN YANG SEDANG BERJALAN
Universitas Muhammadiyah - Aisyiyah Universitas Teuku Umar
600 lebih Mahasiswa Muhamadiyah - 150 Mahasiswa Program Kampus Merdeka sedang
Aisyiah Seluruh Indonesia sedang KKN Tematik melaksanakan Program Mahasiswa Membangun Desa à Zero
Stunting di Lombok Barat dan Lombok Utara Stunting di 6 Kab di Aceh
Edukasi menu
sehat pada
pengelola *dapur
sehat atasi
stunting meliputi
Pemanfaatan Penjualan
Bahan Sisa Produksi Menu Komersial
KONVERGENITAS PARTISIPATIF
Penguatan Penguatan
Kader Tani Kader Ikani
“No One Can Whistle A Symphony. It Takes A Whole Orchestra To Play It”
H.E. Luccock