Anda di halaman 1dari 33

PENTINGNYA PENDIDIKAN

KESEHATAN REPRODUKSI
BAGI ANAK DAN REMAJA

Disampaikan oleh:
dr. YULIANI
"Fasilitasi Penyusunan RPP Terintegrasi Materi Pendidikan
Kependudukan Bagi Guru Sekolah Siaga Kependudukan Tingkat
SD/SMP/SMA/Sederajat”
21 April 2021
BKKBN
• Manusia sebagai obyek pembangunanNYA BERUBAH
Harus Berubah • Khalayak utama program BKKBN saat ini adalah:
• Generasi X
• Millenials

Era Baru • Zillenial


• Lebih Fokus pada millennials (usia 15-39 th)
Cara Baru • Generasi ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya,
(dalam konsep diri, konsep hidup, dan penggunaan
Untuk teknologi).
• Dari jumlah 265 juta penduduk yang telah tercatat,

Generasi terdapat 81 juta merupakan generasi millenials

Baru • Pendekatan untuk era Baby Boomer (lahir di era 1946-


1955) sudah tidak relevan
Post Gen Z
 Lahir tahun 2013
Pre-Boomer  Perkiraan usia sekarang s.d 7
1,87% tahun
Baby Boomer Post Gen Z Generasi Z
 Lahir tahun 1997-2012
11,56% 10,88%  Perkiraan usia sekarang 8-23
tahun
Milenial
 Lahir tahun 1981-1996
 Perkiraan usia sekarang 24-39
tahun
Generasi X
 Lahir tahun 1963-1980
 Perkiraan usia sekarang 40-
55 tahun
Baby Boomer
Generasi X Generasi Z  Lahir tahun 1946-1964
 Perkiraan usia sekarang 56-74
21,88% 27,94% tahun
Pre-Boomer
 Lahir sebelum tahun 1945
 Perkiraan usia sekarang 75+
tahun

Milenial Struktur Umur Penduduk Indonesia didominasi


25,87% oleh Milenial dan Generasi
Z
DASAR HUKUM
• PP 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi :
• Pelayanan Kesehatan Ibu tercantum dalam Pasal 8 bertujuan :
a. mencapai hidup sehat dan mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta
mengurangi angka kematian ibu.
b. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselenggarakan melalui: a.
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja; b. Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
Hamil, Persalinan, dan Sesudah Melahirkan; c. pengaturan kehamilan, pelayanan
kontrasepsi dan kesehatan seksual; dan d. Pelayanan Kesehatan Sistem Reproduksi.

Pelayanan Kespro Remaja tercantum dalam Pasal 11-12 bertujuan :


a. Mencegah & melindungi remaja dari perilaku seksual berisiko & perilaku berisiko lainnya yg
dapat berpengaruh terhadap Kesehatan Reproduksi;
b. Mempersiapkan remaja untuk menjalani kehidupan reproduksi yang sehat dan
bertanggung jawab.
KESEHATAN REPRODUKSI
Difinisi WHO : Suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh,
bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan tetapi juga
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi
serta prosesnya.

Hak-hak Reproduksi
Adalah hak yang dimiliki oleh individu baik laki-laki maupun
perempuan yang berkaitan dengan keadaan reproduksinya

Warga negara Pemerintah


• Berhak mendapatkan pemenuhan Berkewajiban memenuhi
hak- hak reproduksinya kebutuhan kesehatan reproduksi
• Mendapatkan pelayanan promosi warga-negaranya
dan konseling kesehatan reproduksi
di FASKES dan POKTAN
HAK-HAK REPRODUKSI
1. Hak untuk hidup
2. Hak atas kebebasan dan keamanan terkait dengan Kespro
3. Hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk
diskriminasi
4. Hak atas kerahasian pribadi
5. Hak untuk kebebasan berpikir
6. Hak untuk mendapatkan informasi dan pendidikan
7. Hak membangun dan merencanakan keluarga
8. Hak untuk menentukan jumlah anak dan jarak kelahiran
9. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kespro
10. Hak mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu
pengetahuan Kespro
11. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi politik
12. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk
termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, dan
pelecehan
TUJUAN
PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI

MENINGKATKAN
DERAJAT KESEHATAN

KESEHATAN KELUARGA BERKUALITAS


REPRODUKSI

GENERASI SEHAT DAN


CERDAS
Dampak Kesehatan Reproduksi Dalam Kerangka Kependudukan,
Pembangunan Keluarga, dan KB
Dimensi Dimensi Dampak Dampak Kespro
Pembangunan Pembangunan terhadap
Dampak Kespro Pembangunan
• Rendahnya
Kependudukan Bonus Demografi
Produktivitas SDM
• Penurunan nilai tambah
• Perilaku Seks Beresiko perempuan dalam era
• Penyakit Menular Bondem
Seksual • Pengetahuan
• Kehamilan Tidak pemenuhan gizi
Kualitas dan
Kesehatan Pembangunan keluarga rendah
Diinginkan Ketahanan

Reproduksi Keluarga
Keluarga
Resiko Meningkatnya
• Aborsi Tidak Perceraian
Aman • Resiko kematian ibu
• Cancer • Resiko stunting dan
• HIV/AIDS kurang gizi pada anak
• Pernikahan Dini • Kenaikan TFR
Usia
Keluarga Perkawinan
Berencana usia dini
Isu
1) Derajat kesehatan anak danStrategis
remaja masih rendah dan peningkatan
perilaku berisiko
• Pengetahuan, Sikap dan perilaku anak dan remaja dalam menghadapi
masalah kesehatan reproduksi masih rendah
• Isu Gizi dan Anemi
• LGBT dan Pornografi
• Kekerasan Seksual
2) Kapasitas orangtua, keluarga, sekolah dan masyarakat masih rendah
dalam pengasuhan remaja dan komunikasi dalam berbagai aspek
kehidupan.
Tantangan lingkungan virtual yang semakin berat di era digital
kenakalan remaja, kesehatan jiwa, bunuh diri, dan mental disorder
“Anak-anak yang memiliki informasi mencukupi
soal seksualitas justru terhindar dari perilaku
berisiko ketimbang anak yang minim edukasi
kesehatan reproduksi” African Health Science
(2008)
“Menyembunyikan Pendidikan Seks dari anak
justru membuat mereka lebih rentan, karena anak
dan remaja sedang berada dalam fase mencari dan
memiliki rasa penasaran tinggi”. Studi Jurnal
Pendidikan Biologi Indonesia (2017)
12
MATERI PENDIDIKAN SEKSUAL ATAU KESEHATAN REPRODUKSI

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Pubertas

Alat dan Sistem Reproduksi


HUBUNGAN SEKSUAL
Umur pada saat melakukan hubungan seksual pertama kali
pada remaja usia 15-24 tahun, SDKI 2017
• Upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan
pertama, sehingga mencapai USIA IDEAL pada
(1) saat perkawinan.

• PUP bukan sekedar menunda sampai usia


tertentu saja tetapi mengusahakan agar
(2) KEHAMILAN PERTAMA pun terjadi pada usia
cukup dewasa

• Usia ideal menikah adalah 21 TAHUN bagi


PEREMPUAN dan 25 TAHUN bagi LAKI-
(3) LAKI

Anda mungkin juga menyukai