Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh:
ADILAH AGUSTIN(B.21.12.001)

Dosen Pembimbing:
Anzas Rua Usmana S,pd M,pd

STIKES MITRA ADIGUNA


PRODI DIII.KEBIDANAN
TAHUN 2021/2022

KATA PENGANTAR
Assalamulaikum Wr. Wb

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah ini dengan baik walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Makalah
ini membahas mengenai “Kesehatan Masyarakat”.

Dalam pembuatan Makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu saya ucapakan terima kasih kepada Bapak Anzas Rua Usmana, S.Pd
Selaku Dosen Pembimbing. Serta pihak-pihak lain yang turut membantu memberikan
referensi buku.

Tiada gading yang tak retak, itu kata pepatah tiada satupun manusia yang luput
dari kesalahan, oleh karena itu kami berharap pemberian maaf yang sebesarnya-
besarnya. Atas kekurangan dan kesalahan, baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Saran dan Kritik sangat kami harapkan agar kami dapat memperbaiki
Makalah-Makalah selanjutnya.

Wassalamu’ alaikum.

Betung, November 2021

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH........................................................................ 1
1.2. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................... 1
1.3. TUJUAN PENULISAN............................................................................................ 2
1.4. METODE PENULISAN........................................................................................... 2
1.5. HIPOTESIS................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. DIFTERI..................................................................................................................... 3
2.1.1. Penemu Difteri................................................................................................ 3
2.1.2. Penyebab Difteri............................................................................................. 4
2.1.3. Cara Penularan................................................................................................ 4
2.1.4. Bahaya Difteri................................................................................................. 4
2.1.5. Pencegahan & Pengobatan............................................................................. 4
2.2. TETANUS.................................................................................................................. 5
2.2.1. Penemu Tetanus.............................................................................................. 5
2.2.2. Penyebab Tetanus........................................................................................... 5
2.2.3. Cara Penularan................................................................................................ 5
2.2.4. Bahaya Tetanus............................................................................................... 6
2.2.5.Pengobatan........................................................................................................ 6
2.3. PERTUSIS.................................................................................................................. 6
2.3.1. Penemu Pertusis.............................................................................................. 6
2.3.2. Penyebab Pertusis........................................................................................... 7
2.3.3. Cara Penularan................................................................................................ 7
2.3.4. Bahaya Pertusis............................................................................................... 7
2.3.5. Pengobatan....................................................................................................... 7
2.4. HEPATITIS B............................................................................................................ 8
2.4.1. Penemu Hepatitis B........................................................................................ 8
2.4.2. Penyebab Hepatitis B..................................................................................... 8
2.4.3. Cara Penularan................................................................................................ 9
2.4.4. Bahaya Hepatitis B......................................................................................... 9
2.4.5. Perawatan......................................................................................................... 9

BAB III MENCEGAH DIFTERI, TETANUS, PERTUSIS DAN HEPATITIS B


DENGAN 1 VAKSIN
3.1. PENGERTIAN VAKSIN......................................................................................... 11
3.2. PENEMUAN VAKSIN PENCEGAH DIFTERI, TETANUS, PERTUSIS, DAN
HEPATITIS B............................................................................................................ 11
3.3. MANFAAT VAKSIN DTP-HB.............................................................................. 12

BAB IV PENUTUP
4.1. KESIMPULAN.......................................................................................................... 13
4.2. SARAN....................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG MASALAH


Pada masa sekarang ini penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis Bmudah kita ‘temui’
pada masyrakat luas. Sedikitnya 19.37% dari penyakit inimengalami kematian. Hal ini
disebabkan karena ketidaktahuan masyarakat terhadap ke-4 penyakit ini yang diantaranya
mempunyai faktor penyebab seperti kurangnya sosialisasi terhadap penyakit difteri, tetanus,
pertusis dan hepatitis B, gaya hidup masyarakatyang kurang sehat serta keengganan masyarakat
untuk bertanya dan mencari informasi pada tempat-tempat pelayanan kesehatan. Penyakit difteri,
tetanus, pertusis dan penyakit hepatitis
B merupakan penyakit berbahaya yang sukar untuk disembuhkan karena umumnya penyakit-
penyakit ini merusak organ-organ pada tubuh manusia. Penyakit difteri misalnya, penyakit ini
menyebabkan kesulitan bernapas,menyerang jantung dan saraf, menyebabkan kerusakan pada
seluruh organ tubuh, juga bisa menyebabkan kematian. Penyakit tetanus yang kerja penyakitnya
menyerang pada bagian saraf menyebabkan pembususkkan organ, kejang otot dan kesulitan pada
saat menelan. Penyakit pertusis dapat menginfeksi saluran pernapasan, muntah-muntah hingga
napas menjadi melengking karena batuk panjang. Hepatitis B menyebabkan kerusakan,
peregangan, pengerasan serta kanker pada hati yang dapat berakibat pada kematian seseorang.
Dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, penulis akan memaparkan mengenai
ke-4 penyakit ini juga mengenai bahaya serta solusi pencegahan melalui vaksin agar kita tidak
terjangkit salah satu atau 4 penyakit yang berbahaya ini dalam karya tulis ilmiah ini yang diberi
judul “Mencegah 4 Penyakit Dalam 1 Vaksin”.

1.2.RUMUSAN MASALAH
Dengan melihat latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka beberapa hal yang
dapat penulis dan yang selanjutnya akan dibahas dalam karyatulis ilimiah ini adalah :
A.Akibat dari penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis

B.Cara mencegah penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B dengan vaksin DTP- HB.
1.3.TUJUAN PENULISAN
Penulisan karya ilmiah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yangdiharapkan dapat
bermanfaat bagi kita semua dalam memenuhi wawasan danilmu pengetahuan.Secara terperinci
tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah :
1.Memberitahukan informasi dan bahaya penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.
2.Solusi untuk mencegah penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B dengan cara
memberikan vaksin DTP-HB.

1.4.METODE PENULISAN

1. Studi PustakaMetode ini, penulis mencari informasi dibuku, brosur dari internet yang
berhubungan dengan penulisan karya ilmiah atau teknik penulisan karya ilmiahyang
berkaitan dengan DTP-HB sebagai tambahan informasi.
2. Teknik WawancaraTujuan dari teknik wawancara ini adalah agar diperoleh gambaran yang
lebih lengkap mengenai masalah vaksin dan serum yangmeliputi DTP-HB sebagaitambahan
informasi.
3. Pengamatan langsungPada teknik ini, penulis terjun langsung ke lapangan yaitu dengan
mengunjungi PT. Biofarma (persero) guna mencari informasi mengenai kegunaan, cara kerja dan
cara pemakaian vaksin DTP-HB.

1.5.HIPOTESIS
Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan berankangkat dari keyakina penulissetelah cukup
melakukan pengenalan masalah. Adapun keyakinan atau hipoteistersebut adalah ‘penyakit
difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B ini dapatdicegah dengan vaksin DTP-HB dan pola hidup
sehat sejak dalam kandungansampai dengan usia lanjut.”3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.DIFTERI
Difteri merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya yang banyak dialam ioleh
anak-anak. Penyakit ini mudah menular dan menyerang terutama daerah saluran pernafasan
bagian atas. penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari Coryne bacterium diphtheriae
(C. diphtheriae). Penyakit ini menyerang bagian atas mukosa saluran pernapasan dan kulit yang
terluka. Tanda-tanda yang dapat dirasakan ialah sakit tekak dan demam secara tiba-tiba disertai
tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernapasan. Pembawa
kuman ini adalah manusia sendiri dan amat sensitif pada faktor-faktor alam sekitar seperti
kekeringan, kepanasan dan sinar matahari. Difteri disebarkan dari kulit, saluran pernapasan dan
sentuhan dengan penderita difteri itu sendiri. Tingkat kematian akibat difteri paling tinggi di
kalangan bayi dan orang tua dan kematian biasanya terjadi dalam masa tiga hingga empat
hari.Perawatan bagi penyakit ini termasuk anti toksin difteri, yang melemahkan toksindan anti
biotik. Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman dan menghentikan
pengeluaran toksin. Umumnya difteri dapat dicegah melalui vaksinasi. Bayi, kanak-kanak,
remaja, dan orang dewasa yang tidak mempunyai cukup pelalian memerlukan suntikan booster
setiap 10 tahun.

2.1.1 Penemu Difteri


Adalah Emil Von Behring (1854-1817) seorang Dokter berkebangsaan Jerman peraih
nobel kesehatan dan kedokteran pada tahun 1901 yangmenemukan penyakit difteri yang banyak
menelan korban jiwa di Jerman, terutama anak-anak. Emil Von Behring belajar ilmu kedokteran
di Royal Medical-Surgical Friedrich-Wilhelm – Institute pada tahun 1874 dan lulus pada tahun
1978. Selain menemukan penyakit difteri Emil pun menemukan serum yang bisa menguatkan
tubuh dari penyakit diferi. Saat itu Emil menjadi asisten RobertKoch di Universitas Berlin pada
tahun 1888. Emil mencoba berbagai senyawa golongan antiseptik seperti iodoform, merkuri dan
asetilen untuk membunuh baketeri penyebab difteri. Emil berhasil menemukan serum difteri
dengan membuat kultur bakteri difteridengan iodine triklorida.
Kultur ini kemudian di suntikan ke babi guinea. Hasilnya, babi guinea tersebut menjadi
kebal terhadap difteri. Serum darah dari babi guinea tersebut disuntikan kembali kepada ke babi
guinea yang kedua dan hasilnya bagi guinea kedua itu pun kebal terhadap difteri. Atas
penemuaannya ini Emil kemudian dikenal sebagai pelopor/penemu terapi serum.
(klipingut.wordpress.com).

2.1.2Penyebab Difteri
Penyakit difteri adalah infeksi saluran pernasfasan yang disebabkan olehkuman
Corynebacterium Diphteriae, suatu bakteri yang tidak bergerak dantidak membentuk spora.
Gejala difteri yaitu adanya bentukan pseudomembranyang merupakan hasil kerja dari kuman ini.
Pseudomembran sendirimerupakan lapisan tipis berwarna putih keabu-abuan yang timbul
terutama didaerah mukosa hidung, mulut sampai tenggorokan. Disamping menghasilkan
pseudomembran, kuman ini juga menghasilkan sebuah racun yang disebuteksotoxin yang sangat
berbahaya karena menyerang otot jantung, ginjal dan jaringan syaraf.

2.1.3Cara Penularan
Penyakit difteri disebabkan disebarkan orang melalui pernafasan, terutamadroplet
tenggorokan yang disebabkan batuk dan bersin. Difteri pun bisatersebar melalui percikan ludah
dari orang yang membawa kuman kepada orang lain yang sehat. Selain itu penyakit ini juga bisa
ditularkan melalui benda atau makanan yang terkontaminasi.

2.1.4Bahaya Difteri
Penyakit difteri merupakan salah satu penyakit yang berbahaya. Penyakit inimenyerang
seluruh lapisan usia tapi paling sering menerang anak-anak yang belum di imunisasi. Pada tahun
2000, diseluruh Negara dilaporkan ada 30.000kasus dan 3000 diantaranya meninggal karena
penyakit ini.

2.1.5Pencegahan & Pengobatan


Di negara berkembang difteri acap menjadi penyebab kematian pada anak-anak.
Untungnya dekade terakhir telah dikembangkan vaksin difteri (DPT)yang menjadi imunisasi
wajib pada anak. Sayangnya kekebalan hanyadiiperoleh selama 10 tahun setelah imunisasi,
sehingga orang dewasasebaiknya menjalani vaksinasi booster (DT) setiap 10 tahun
sekali.Penderita difteri sebaiknya dirawat di rumah sakit, di unit perawatan intensif.Ia akan diberi
suntikan antitoksin dan mendapatkan pemantauan ketatterhadap sistem pernafasan dan jantung.
Untuk melenyapkan bakteri diberikanantibiotik.Pemulihan difteri yang berat akan
berlangsung perlahan. Biasanya anak tidak boleh terlalu banyak bergerak, karena kelelahan bisa
melukai jantung yangmeradang.

2.2 TETANUS
Tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu Tetanos dari kata Titan yang berartimenegang.
Penyakit ini adaah penyakit infeksi dimana spasme otot tonik danhiperrefeksia menyebabkan
trismus (lockjaw/kejang mulut), spasme otot umum,melengkungnya punggung (opistotunus),
kejang dan paralis pernafasan.

2.2.1 Penemu Tetanus


Sejarah ditemukannya penyakit Tetanus sangatlah panjang dan berbagailiteratur tidak
menyebutkan secara khusus siapa yang menemukan tetanus ini.Para ilmuwan telah mengetahui
virus ini sejak tahun 1889 oleh Kitasato, Nocard dan akhirnya Descombey namun tidak
menyebabkan ditemukannya penyakit tetanus yang kita kenal selama ini. (Epidemiology and
Prevention of Vaccine-Preventable Diseases:2000)

2.2.2. Penyebab Tetanus


Penyakit tetanus disebabkan oleh Clostridium Tetani yang berasal ditanah,kotoran hewan,
debu dan sebagainya. Bakteri Clostridium Tetani inimenghasilkan larutan exotoxin kuat yang
berperan terhadap munculnyamanifestasi pada tetanus.Tetanus atau lockjaw merupakan suatu
toxemia akut yang ditandai denganadanya spasme tonik dari otot volunteer dan memiliki angka
kematian yangtinggi. (Krugman’s Infections Diseases of Children: 2003)Untuk hidupnya kuman
Clostridium Tetani tidak memerlukan oksigen danakan mati apabila diudara bebas. Kuman
tetanus dapat membentuk spora yangtetap hidup apabila direbus, tetapi mudah mati jika
dipanaskan atau terkena bahan pencuci hama.

2.2.3. Cara Penularan


Didalam buku Krugman’s Infections Diseases of Children disebutkan bahwaseseorang
terinfeksi C.Tetani biasanya bermula pada suatu luka pada kulit,dimana dapat tidak disadari atau
dianggap, namun infeksi dapat terjadi padaluka bakar, infeksi persalinan, dan infeksi tali
pusar.Penderita tetanus tetap sadar walaupun sakit berat meskipun racuntetanospanin yang
dihasilkan oleh Clostridium Tetani penyebab kelumpuhanotot selutuh tubuh yang bersifat kaku.
Infeksi bakteri ini terjadi diluka yangdalam, kotor dan tak tersentuh oleh udara.

2.2.4. Bahaya Tetanus


The Word Health Organization memperkirakan bahwa pada tahun 1999terdapat setidaknya
377.000 kematian akibat tetanus dan kebanyakan terjadi pada masa acteria (Neonatal tetanus
[NT]). NT merupakan salah satu dari pemunuh bayi paling utama didunia. Lebih dari setengah
kematian bayidiakibatkan oleh NT di Asia Selatan.Pada tahun 2002 penyakit tetanus membunuh
tidak kurang dari 180.000 jiwa bayi yang ada didunia. Grafik diatas adalah grafik angka dari
orang yangterkena penyakit tetanus dari tahun 1980-2007. Setiap tahun orang yangterkena
penyakit tetanus meningkat dari tahun sebelumnya.

2.2.5. Pengobatan
Untuk menetralisir racun, diberikan immunoglobulin tetanus.Antibiotik tetrasiklin dan
penisilin diberikan untuk mencegah pembentukanracun lebih lanjut.Obat lainnya bisa diberikan
untuk menenangkan penderita,mengendalikan kejang dan mengendurkan otot-otot. Penderita
biasanyadirawat di rumah sakit dan ditempatkan dalam ruangan yang tenang. Untuk infeksi
menengah sampai berat, mungkin perlu dipasang ventilator untuk membantu
pernafasan.Makanan diberikan melalui infus atau selang nasogastrik. Untuk membuang kotoran,
dipasang kateter. Penderita sebaiknya berbaring bergantian miring ke kiri atau ke kanan dan
dipaksa untuk batuk gunamencegah terjadinya pneumonia.Untuk mengurangi nyeri diberikan
kodein. Obat lainnya bisa diberikanuntuk mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung.
Setelah sembuh, harus diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak
memberikankekebalan terhadap infeksi berikutnya.

2.3. PERTUSIS
Pertusis adalah penyakit infeksi bakterial yang menyerang sistem pernafasansehingga
menyebabkan serangan batuk yang parah. Pertusis disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari
kerena lama sakitnya dapat mencapai 3 bulan lebih (100hari).

2.3.1. Penemu Pertusis


Penyakit pertusis adalah salah satu penyakit yang tidak disebutkan penemunyaoleh
berbagai literatur. Hal ini terjadi karena perkembangan ilmu dalam bidang kimia, kedokteran
sangat pesat sekali. Hampir setiap hari pertanyaan- pertanyaan terjawab oleh berbagai ilmuwan
diberbagai Negara.Yang paling dikenal dari penyakit pertusis adalah Jules Burdet
seorangfisikawan, bakteriawan dan peneliti kekebalan tubuh asalm Belgia penemudari bakteri
yang menyebabkan pertusis ini. Namun Burdet tidak mengetahui bakteri bordetella dapat
mengakibatkan pertusis. Yang burdet temukan adalah baketeri yang berbentuk gram negatif
berukuran kecil. (Encyclopedia of Britannica)

2.3.2. Penyebab Pertusis


Pertusis disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis yang bersarang disaluran pernafasan
dan sangat mudah tertular. (www.warmasif.co.id)Bordetella Pertusis hidup di mulut, hidung dan
tenggorokan sehinggamengakibatkan batuk yang berkanjangan sekitar 3 bulan atau lebih.

2.3.3. Cara Penularan


Pertusis ditularkan kepada orang lain melalui tetesan dari batuk atau bersin.Tanpa
perawatan, penderita pertusis dapat menularkannya kepada orang lainsampai tiga minggu setelah
batuk mulai terjadi. Waktu antara eksposur dan jatuh sakit biasanya tujuh sampai sepuluh
hari,tetapi mungkin juga hingga tiga minggu. Anak-anak yang terkena bibit penyakit ini akan
terinfeksi. Di banyak Negara, penyakit ini terjadi secarateratur terjadi setiap 3 atau 5 kali
setahun.

2.3.4. Bahaya Pertusis


Pertusis dapat menyerang semua umur, 60% menyerang pada anak-anak yang berumur
kurang dari 5 tahun. Penyakit ini akan menjadi serius jika menyerang bayi berumur kurang dari 1
tahun. Biasanya pada bayi yang baru lahir keadaannya menjadi lebih parah.Pada tahun 2000
diperkirakan 39 juta kasus terjadi dan 297.000 kematianterjadi di dunia yang diakibatkan oleh
pertusis.

2.3.5. Pengobatan
Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di rumah sakit. Merekaditempatkan di
dalam kamar yang tenang dan tidak terlalu terang. Keributan bisa merangsang serangan batuk.
Bisa dilakukan pengisapan lendir daritenggorokan. Pada kasus yang berat, oksigen diberikan
langsung ke paru-parumelalui selang yang dimasukkan ketrakea. Untuk menggantikan cairan
yanghilang karena muntah dan karena bayi biasanya tidak dapat makan akibat batuk, maka
diberikan cairan melalui infus. Gizi yang baik sangat penting,dan sebaiknya makanan diberikan
dalam porsi kecil tetapi sering. Untuk membasmi bakteri, biasanya diberikanantibiotik
eritromycin.

2.4. HEPATITIS B
Istilah “Hepatitis” di pakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver).Penyebabnya
dapat bergabagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk juga obat
tradisional.Penyakit hepatitis B merupakan salah satu penyakit yang berbahaya di dunia.Penyakit
ini menyerang pada hati dan menyebabkan peradangan hati. Walaupun terdapat 7 macam virus
hepatitis B yaitu A, B, C, D , E, F dan G hanya hepatitis B lah yang bebahaya karena dapat
menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati dan selanjutnya bisa mengakibatkan kematian.

2.4.1. Penemu Hepatitis B


Penemu dari Hepatitis B tidak disebutkan didalam berbagai literatur. Hal initerjadi
disebabkan karena pesatnya ilmu dalam bidang kedokteran dan kimia. Indonesia memiliki warga
Negara yang menemukan varian virus Hepatitis Byang bernama Neny Nurainy.
(www.indonessian community.multiply.com) Neny Nureiny adalah wanita kelahiran Bandung
yang belajar di FakultasKedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Dia berhasil menemukan
varianvirus Hepatitis B khas Indonesia setelah memeriksa darah pasien yang positif mengandung
HbsAg, yakni antigen pada selubung terluar Hepadna viridae(nama ilmiah virus hepatitis B).
(Majalah Tarbawi)
2.4.2. Penyebab Hepatitis B
Penyakit Hepatitis B disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) suatu anggotafamili
hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut ataumenahun yang pada sebagian
kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hatiatau kanker hati.Penyakit hepatitis ternyata tidak
semata-mata karena virus. Keracunan obatdan paparan berbagai macam zat kimia seperti
tetraklorida, arsen, fosfor danzat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern
bisa jugamenyebabkan hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup ataudiserap
melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar didalam darah adalah perjaan hati.
Jika banyak sekali zat kimia beracun yangmasuk dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak
dapat menetralkanracun-racun lain.

2.4.2. Cara Penularan


Penularan Hapatitis B dilakukan melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah
dari orang yang terinfeksi Hepatitis B.Penularan biasanyaterjadi melalui beberapa cara, antara
lain penularan dari ibu ke bayi saatmelahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik
maupun penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama.

2.4.4. Bahaya Hepatitis B


Organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam situsnya menyebutkan fakta yangmengenai
Hepatitis B. Berikut adalah datanya.- About 2 billion people worldwide have been infected with
the virus andabout 350 live with chronic infection. An estimated 600.000 persons die eachyear
due to the acute or chronic consequence of Hepatitis B. (Ada 2 juta orangdidunia yang terinfeksi
dengan virus Hepatitis B dan 350 orang hidup denganinfeksi yang kronis. Ada 600.000 orang
yang meninggal setiap tahundisebabkan Hepatitis yang kronis ataupun tidak).- About 25% of
adults who become chronically infected during childhoodlater die from liver cancer or cirrhosis
(scarring of the liver) caused by thechronic infection. (Ada 25% orang yang anaknya meninggal
disebabkan olehorangtuanya terinfeksi kanker hati atau Hepatitis B yang kronis)- The Hepatitis
B virus is 50 to 100 times more occupational hazard for healthworkers. (Hepatitis B yang
berbahaya menjangkit 50-100 kali kepada petugaskesehatan)- Hepatitis B is preventable with a
safe and effective vaccine. (Hepatitis Bdapat dicegah melalui vaksin yang aman dan efektif.
2.4.5. Perawatan
Hepatitis yang disebabkan olehinfeksi virusmenyebabkan sel-sel hatimengalami kerusakan
sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh
kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-
bulan dengandiet dan istirahat yang baik.Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi
Hepatitis B kronik (menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Saat
iniada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk Hepatitis B kronis yangdapat
meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini.Perawatannya tersedia dalam
bentuk antiviral sepertilamivudinedanadefovir dan modulator sistem kebal sepertiInterferon Alfa
( Uniferon).Selain itu, ada juga pengobatan tradisionalyang dapat dilakukan. Tumbuhanobat
atauherbalyang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan Hepatitis
diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor,yaitu melindungi hati dari pengaruhzat
toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu
meningkatkan produksi empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapatdigunakan
untuk pengobatan Hepatitis, antara lain yaitu temulawak (Curcuma
xanthorrhiza),kunyit(Curcuma longa),sambiloto (Andrographis paniculata),meniran(Phyllanthus
urinaria),daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma lucidum), akar alang-alang
( Imperata cyllindrica ),rumput mutiara( Hedyotis corymbosa ),pegagan(Centella asiatica),buah
kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu(Morinda citrifolia), jombang (Taraxacum
officinale).
BAB III
MENCEGAH DIFTERI, TETANUS, PERTUSIS DAN HEPATITIS B DENGAN 1
VAKSIN

2.1. PENGERTIAN VAKSIN


Dalam Wikipedia vaksin berasal dari kata vaccinia penyebab penyakit infeksicacar sapi
yang ketika diberikan kepada manusia akan menimbulkan kekebalanterhadap cacar. Vaksin
terbuat dari bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu
penyakit sehingga dapat mencegahatau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau
“liar”.Yang pertama kali menemukan vaksin adalah Louis Pasteur seorang profesor dari
Strasbourg University. Pada tahun 1857 Louis Pasteur berhasil memecahkanmisteri penyebab
fermentasi dan orang pertama yang memahami prosesfermentasi. Berbagai zat dapat mengalami
proses karena adanya mikroba. Karenakeberhasilannya dia mendapatkan penghargaan Salib
Utama Legion D’Honour.Dan pada tahun 1873 Louis Pasteur menemukan vaksin kolera antraks
dan rabies.(greenforze.blogspot.com)

2.2. PENEMUAN VAKSIN PENCEGAH DIFTERI, TETANUS, PERTUSIS, DAN


HEPATITIS B
PT Biofarma (persero) telah berhasil menemukan vaksin kombinasi yang bisamencegah
penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B yang diberi namaDTP-HB.DTP-HB
mengandung DTP berupa toksoid difteri dan toksoid tetanus yangdimurnikan dan pertusis (batuk
rejan) yang di inaktivasi serta vaksin hepatitis Byang merupakan sub unit vaksin virus yang
mengandung HBsAg murni dan bersifat non-infection.Vaksin ini telah menerima prakualifikasi
Organisasi Kesehatan Dunia atauWHO. Prakualifikasi DTP HB itu menjadikan PT Bio Farma
sebagai produsen14 vaksin dengan jenis produk terbanyak yang diakui WHO setelah Serum
Instituteof India.
Dalam harian Kompas disebutkan terdapat lebih kurang 200 produsen vaksindan hanya 23
produsen terdaftar di WHO. Melalui prakualifikasi itu, sudahsembilan produk vaksin PT Bio
Farma yang diakui (WHO Recognition), diantaranya difteri tetanus (DT), difteri tetanus pertusis
(DTP), tetanus toxoid (TT),TT uniject, campak 10 dosis, campak 20 dosis, oral polio 10 dan 20
dosis, danyang terakhir difteri tetanus pertusis hepatitis B (DTP HB).Menurut Tedi di Bandung
kepala bagian Humas PT. Biofarma (persero),vaksin DTP HB diresmikan penggunaannya pada
November 2004 di Yogyakartaoleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Vaksin itu ditujukan
untuk mencegahempat penyakit sekaligus, yaitu difteri, tetanus, pertusis atau batuk rejan,
danhepatitis B. Penyakit-penyakit itu menjadi masalah kesehatan di banyak negara.Angka
kasusnya masih tinggi di berbagai belahan dunia.

2.3. MANFAAT VAKSIN DTP-HB


Vaksin ini merupakan kombinasi dari berbagai vaksin yang dapat mencegah penyakit
difteri, pertusis, tetanus, dan hepatitis B menjadi satu vaksin dengan caratoksoid difteri dan
toksoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis (batuk rejan)yang di inaktivasi serta vaksin
hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virusyang mengandung HBsAg murni dan bersifat
non-infection.Vaksin DTP-HB ini bisa memberikan kekebalan/imunitas aktif terhadap
difteri,tetanus, pertusis dan hepatitis B. Cara kerja dari vaksin ini adalah merangsangtubuh untuk
membentuk antibodi terhadap keempat penyakit ini.Selain itu vaksin DTP-HB memiliki manfaat
sebagai berikut :
1.Sekali suntik terlindung dari empat penyakit (difteri, tetanus, pertusis danhepatitis B)
2.Menghemat biaya vaksinasi sebanyak 25%.
3.Mengurangi pemakaian syringe 50%.
4.Menghemat tempat menyimpanan.
5.Mengurangi angka ketidakhadiran bayi (drop out) pada vaksinasi DTP-3 danHB- 3.6. Efektif
menimbulkan kekebalanAnti Hbs : 96.99%Anti Difteria : 96.24%Anti Tetanus : 100%Anti
Pertusis : 85.29%16
BAB IV
PENUTUP

4.1. SIMPULAN
Dari pembahasan dalam karya ilmiah ini, kesimpulan penulis adalah sebagai berikut :1.
Penyakit difteri, tetanus, pertusis, dan hepatitis B merupakan penyakitmematikan yang dapat
merusak organ tubuh manusia.2. Kurangnya perhatian terhadap ke-4 penyakit tersebut
menyebabkan tingginyaangka kematian pada masyarakat setiap tahunnya.3. Vaksin DTP-HB
merupakan vaksin kombinasi dari berbagai vaksin yang dapatmencegah penyakit difteri, pertusis,
tetanus, dan hepatitis B.

4.2. SARAN
Berdasarkan pembahasan tersebut, saran penulis adalah sebagai berikut :1. Pemerintah
perlu melakukan sosialisasi yang lebih gencar kepada masyarakatagar masyarakat lebih
mengetahui dan mengenal bahaya penyakit difteri, pertusis,tetanus dan hepatitis B.2. Perlu
adanya vaksinasi sejak dini sebagai upaya pencegahan terhadap ke-4 penyakit ini.17
DAFTAR PUSTAKA

Hakiki,Azhar.2007.”Penemu Hebat Asal Indonesia”.Majalah Tarbawi edisi 107


tahunVII.Hidayah,Syarif.2008.Difteri.[online].Tersedia:http://www.blogdokter.net/
2007/09/30/difteri-difteria/[21 juni2009].Humaidi,Akhmaad.2001.Semangat Berkarya Para
Penemu

Indonesia.[online].tersedia:http://indonesiancommunity.multiply.com/journal/item/3326/SEMA
NGAT_BERKARYA_PARA_PENEMU_INDONESIA.[20 juni 2009].
Nuraeny,Neni.2008. Para Penemu

Indonesia.[online].Tersedia:http://www.jaist.ac.jp/~rac/pub/kanigara/id/Home/nurainy.htm.[21
juni 2009].Pramono,Aji.2007.penemu Bakteri
difteri.[online].Tersedia:http://klipingut.wordpress.com/2008/01/02/emil-von-behring-1854-
1917-penakluk-bakteri-difteri-gagal-taklukkan-tbc/.[20 juni 2009].Ryadi,Fahmi.2008.Bahayanya
Tetanus.[online].Tersedia:http://artikel-kesehatanonline.blogspot.com/2008/06/bahayanya-
tetanus.html: Penyakit tetanus merupakansalah satu infeksi yan berbahaya karena mempengaruhi
sistim urat syaraf dan otot.[21 juni 2009].

Anda mungkin juga menyukai