Anda di halaman 1dari 8

PPG Dalam Jabatan Angkatan 2 NURIL FILTON DAVIQ, S.

Si

REFLEKSI DIRI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING SECARA DARING
UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PENJASKES PADA
PESERTA DIDIK KELAS XII MA NAHDLOTUSSIBYAN
WONOKETINGAL SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pandemi Covid-19 dewasa ini telah berdampak pada dunia
pendidikan kita. Sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus Covid-19,
pemerintah telah mengeluarkan kebijakan agar sekolah meminta siswanya
belajar dari rumah (Harnani, S., 2020:1). Sebagaimana pembelajaran di
sekolah yang lain, MA Nahdlotussibyan Wonoketingal juga menerapkan
pembelajaran daring mulai tanggal 16 Maret 2020. Namun, terdapat
beberapa persoalan yang muncul seiring penerapan pembelajaran
daring ini.
Guru mengalami kesulitan dalam merancang pembelajaran daring
dengan penyederhanaan beban kurikulum selama pandemi. Berbeda dengan
pembelajaran tatap muka, guru dapat dengan mudah mengamati
karakteristik siswa selama pembelajaran sehingga lebih mudah
merencanakan model pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa.
Namun, selama pandemi ini guru hanya dapat mengobservasi karakteristik
siswa saat pembelajaran luring (home visit) dan melalui wawancara
dengan orang tua atau siswa secara personal melalui percakapan
telepon atau WhatsApp.
Setiap siswa memiliki kondisi dan karakteristik yang berbeda-beda.
Keterbatasan sarana prasarana baik di sekolah maupun yang dimiliki siswa
juga menjadi salah satu masalah yang menghambat optimalisasi

1
PPG Dalam Jabatan Angkatan 2 NURIL FILTON DAVIQ, S.Si

pembelajaran daring di MA Nahdlotussibyan Wonoketingal, khususnya


siswa kelas V tahun 2020/2021.
Berbagai permasalah yang timbul di V dari mulai motivasi belajar
siswa yang mulai menurun gingga hasil belajar yang kian hari juga kian
turun sepatutnya harus segera diselesaikan agar kualitas pembelajaraan
menjadi semakin baik. Guru harus mampu berpikir kreatif dan inovatif untuk
merancang sebuah praktik pembelajaran terbaik selama pandemi. Guru dapat
menciptakan atau mengadopsi media dan bahan ajar yang interaktif agar
menarik perhatian siswa. Berbagai platform dapat digunakan selama
pembelajaran daring, dengan mempertimbangkan kondisi dan karakteristik
siswa. Teknik serta bentuk evaluasi yang akan digunakan pun dapat divariasi
agar lebih memotivasi siswa untuk belajar.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning
(PBL) merupakan pembelajaran yang berakar dari persoalan yang harus
dipecahkan oleh siswa dalam sebuah pembelajaran. Menurut Arends
(2013:43), PBL dirancang untuk membantu siswa mengembangkan
keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, dan memiliki
keterampilan untuk belajar secara mandiri.
Problem Based Learning (PBL) diharapkan mampu mengatasi
permasalahan yang timbul di V selama pembelajaran daring. Melalui
tahapan-tahapan pembelajaran berbasis masalah diharapkan siswa mampu
untuk berpikir kritis, kreatif, mampu berkolaborasi, dan berkomunikasi
untuk mengatasi masalah. Pembelajaran tentunya akan lebih bermakna saat
pengetahuan yang didapatkan siswa mampu diaplikasikan untuk menjawab
persoalan dalam kehidupan mereka.

2. Tujuan
Adapun tujuan penggunaan media pembelajaran whiteboard
animation sebagai berikut :
a. Untuk menganalisis keterlaksanaan pembelajaran daring yang sesuai
sintaks model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan

2
PPG Dalam Jabatan Angkatan 2 NURIL FILTON DAVIQ, S.Si

hasil belajar siswa kelas V Semester 1 MA Nahdlotussibyan


Wonoketingal tahun 2020/2021.
b. Untuk mendeskripsikan kelemahan, kelebihan, dan perbaikan penelitian
tindakan kelas Penerapan Model Discovery Learning secara daring
untuk meningkatan hasil belajar PENJASKES pada peserta didik kelas
XI MA Nahdlotussibyan WonoketingalSemester 1 tahun pelajaran
2020/2021.

3. Manfaat
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan hasil belajar pada khususnya pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
2) Menumbuhkembangkan kemampuan siswa dalam mencari
informasi dan membuat e-portofolio.
3) Memberikan pengalaman belajar mandiri yang
menyenangkan, meningkatkan keberanian serta tanggung
jawab.
b. Bagi guru
1) Mengetahui kelemahan dan kelebihan guru tentang model
Problem Based Learning (PBL)
2) Membantu guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran
dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat.

B. Pembahasan
1. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober
2020, sesuai sintak model Problem Based Learning. Materi yang diajarkan
dalam siklus I yaitu materi tematik (PENJASKES) pada tema 4 subtema 2
Globalisasi dan Manfaatnya untuk kelas XI semester 1
1. Pembelajaran daring dilakukan melalui aktivitas sinkron memakai
platform Google Meet dan aktivitas asinkron melalui platform WAG dan
GC. Bahan ajar, video pembelajaran (berupa link youtube), LKPD, dan
presensi dikirim melalui GC dan WAG. Adapun link penilaian (quizizz
mapun GF) dikirim melalui WAG kelas.

3
PPG Dalam Jabatan Angkatan 2 NURIL FILTON DAVIQ, S.Si

Google Meet dipilih karena sudah beberapa kali digunakan dalam


pembelajaran daring kelas XI selama pandemi sehingga pengelolaan kelas
cukup mudah. Meskipun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala
teknis karena cuaca dan pemadaman listrik selama pelaksanaan
pembelajaran siklus I. Terdapat banyak noise, suara yang delay, dan
beberapa layar hasil rekaman tampak hitam. Namun, ada beberapa bagian
dari sintak PBL yang masih dapat digunakan untuk editing video praktik
pembelajaran siklus I.
Tahapan sintaks PBL dapat dilaksanakan selama pembelajaran siklus
I. Pertemuan sinkron Google Meet dilaksanakan dua kali, di pagi
hari (meliputi pendahuluan dan kegiatan inti pada tahapan orientasi
masalah) dan di siang hari untuk aktivitas presentasi dan penutup
(menyimpulkan, konfirmasi, refleksi, evaluasi, dan penugasan). Untuk
aktivitas organisasi siswa, membimbing penyelidikan (percobaan
PENJASKES) serta mengembangkan hasil diskusi kelompok dilakukan
secara daring melalui WAG study club dan luring (home teaching).
Permasalahan dalam PTK siklus I di antaranya saat bahan ajar yang
dikirimkan melalui WAG maupun GC ternyata belum disimak oleh
sebagian besar siswa. Padahal bahan ajar dan video tersebut telah dikirim
beberapa jam sebelum pertemuan Google Meet. Beberapa alasan dari
siswa karena bangun kesiangan, tidak memiliki cukup kuota, signal yang
kurang baik, maupun smartphone milik orangtua dan dibawa bekerja.
Pada awal pembelajaran siswa masih malu-malu untuk berdiskusi
namun setelah dimotivasi siswa mulai menunjukkan percaya diri. Siswa
selama pembelajaran daring dikelompokkan berdasarkan lokasinya dan
dapat memilih anggota kelompoknya untuk study club. Kerjasama siswa
cukup baik selama kerja kelompok. Meskipun ada dua kelompok study
club (siswa perempuan) yang pasif dalam pembelajaran daring siklus I.
Berdasarkan refleksi yang dilakukan pada pembelajarn siklus I,
pelaksanaan siklus II direncanakan dengan lebih mengoptimalkan
pemanfaatan platform WAG (baik dalam kelompok kecil/ study club
maupun WAG kelas). Selain itu, media, bahan ajar, maupun LKPD

4
PPG Dalam Jabatan Angkatan 2 NURIL FILTON DAVIQ, S.Si

dikirim kepada siswa minimal H-1 sebelum pembelajaran agar dapat


dipelajari secara optimal oleh siswa. Guru berkolaborasi dengan orang tua/
wali untuk mengontrol aktivitas belajar mandiri siswa selama dari rumah,
khususnya dalam hal membaca bahan ajar maupun menyimak video
pembelajaran.
Siklus II dilaksanakan seminggu usai siklus I, yaitu pada tanggal 24
Oktober 2020. Adapun materi yang diajarkan yaitu tema 4
subtema 3 Globalisasi dan Cinta Tanah Air untuk kelas XI semester I.
Materi ini adalah bagian dari materi pada tema 4 Globalisasi dan
merupakan materi lanjutan dari materi minggu lalu (pembelajaran siklus
I).
Pembelajaran yang biasanya hanya dibagikan berupa link pada
pembelajaran kali ini juga dibagikan dalam bentuk file melalui GC.
Alasannya agar siswa dapat menggunakan bantuan kuota gratis untuk
platform GC dari kemendikbud. Selain itu, bagi siswa yang menggunakan
smartphone orang tua juga dapat menyimak materi yang telah mereka
pelajari di sore/ malam hari sebelum pembelajaran daring di keesokan
harinya.
Guru menstimulus diskusi siswa dalam WAG melalui pertanyaan-
pertanyaan yang membimbing siswa untuk lebih aktif mengoptimalkan
forum diskusi. Guru juga mengirimkan pesan bersuara melalui WAG.
Mengecek progress aktivitas siswa selama pembelajaran daring
asinkron. Bagi siswa yang kurang aktif, guru melakukan chat pribadi,
melakukan bimbingan individu, menanyakan kendala atau permasalah
yang mungkin dihadapi siswa tersebut.
Pertemuan daring menggunakan Google Meet diikuti lebih banyak
siswa dari 14 di siklus I menjadi 19 siswa di siklus II. Akan tetapi, hasil
rekaman masih kurang optimal (seperti pada pertemuan daring sinkron
untuk siklus I). Berdasarkan konsultasi dan arahan dari kepala sekolah,
untuk kegiatan home teaching 3 kelompok dilaksanakan secara luring di
sekolah, dengan mempertimbangkan protokol kesehatan. Selama ini
sebenarnya untuk kelompok study club antara laki-laki dan perempuan

5
PPG Dalam Jabatan Angkatan 2 NURIL FILTON DAVIQ, S.Si

dipisah tetapi khusus luring ini guru membentuk kelompok secara


heterogen agar diskusi lebih berjalan optimal.
Kelompok siswa yang baru juga mempertimbangkan keaktifan
anggota pada hasil penilaian antar teman dan pengamatan guru selama
siklus I. Kelompok yang sebagian besar siswanya aktif dalam siklus ini
dibagi ke beberapa kelompok yang kurang aktif. Tujuannya agar dapat
mengaktifkan temannya yang lain sekaligus dapat menjadi tutor sebaya
bagi mereka.

2. Refleksi Siklus I
Refleksi dalam penelitian ini dilakukan dengan melibatkan beberapa
pihak, yaitu peneliti sebagai guru, teman sejawat, guru pamong
maupun dosen pengampu saat kegiatan reviu. Beberapa permasalahan
selama pembelajaran pada siklus I dan upaya perbaikan yang dapat
dilakukan sebagai perbaikan siklus II sebagai beikut:

Tabel 1. Hasil Refleksi Siklus I


Kelemahan Siklus I Upaya Perbaikan Siklus II
1. Bahan ajar dan video yang 1. Bahan ajar dan video
dikirim melalui WAG belum pembelajaran
diunduh oleh sebagian besar dapat diupload di WAG
siswa sebelum pembelajaran maupun GC maksimal
daring melalui Google Meet. sehari sebelum pertemuan
daring agar dapat dipelajari
terlebih dahulu.
2. Beberapa siswa tidak dapat 2. Hasil Rekaman Google Meet
hadir dalam pertemuan dibagikan kepada siswa.
Google Meet, karena alasan Selain itu juga bekerja sama
kuota, signal yang kurang dengan bimbingan orang tua/
bagus, HP milik orang tua wali terkait masalah
maupun bangun kesiangan. keterlambatan siswa karena
lasan bangun kesiangan.
3. Beberapa siswa kurang aktif 3. Guru memancing dengan
dalamdiskusi WAG maupun berbagai pertanyaan untuk
study club (saat pembelajaran mengoptimalkan diskusi
luring) siswa. Menanyakan
permasalahan, pengalaman,
hingga perasaan siswa setelah
pembelajaran daring

6
PPG Dalam Jabatan Angkatan 2 NURIL FILTON DAVIQ, S.Si

4. Siswa masih malu-malu saat 4. Guru memotivasi siswa serta


berdiskusi, bertanya, atau memberikan reward untuk
menyatakan pendapat lebih menyemangati siswa.
mereka.
5. Terdapat dua kelompok 5. Guru mengelompokkan
(perempuan) yang pasif dan siswa secara heterogen agar
dua kelompok (laki- laki) siswa yang aktif dapat
yang sangat aktif. menjadi tutor sebaya teman
lainnya.

3. Refleksi Siklus II
Seperti halnya refleksi siklus I, pada siklus II dalam penelitian ini
dilakukan dengan melibatkan beberapa pihak, yaitu peneliti sebagai
guru, teman sejawat, guru pamong maupun dosen pengampu saat
kegiatan reviu. Masukan saran untuk upaya perbaikan yang dapat
dilakukan dalam perbaikan siklus II sebagai beikut:
Tabel 2. Hasil Refleksi Siklus II

Kelemahan Siklus II Upaya Perbaikan Pembelajarn

1. Beberapa siswa yang tidak 1. Setting ulang games quizizz


dapat masuk games/ terhenti agar dapat digunakan siswa
saat evaluasi daring yang terhenti/ gagal masuk
menggunakan quizizz. games.

C. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan refleksi diri penelitian tindakan kelas,
beberapa kesimpulan kegiatan ini yaitu:
a. Model PBL dapat terlaksana pada pembelajaran daring sesuai
sintaksnya.
b. Terdapat kelemahan dan kelebihan dari masing-masing siklus sebagai
landasan perbaikan pembelajaran berikutnya, khususnya pada penilaian
daring Quizizz. yang harus diperbaiki pada bagian setting.

7
PPG Dalam Jabatan Angkatan 2 NURIL FILTON DAVIQ, S.Si

2. Saran
Saran yang dapat peneliti ajukan yaitu perlu diadakan perbaikan
pengaturan pada quizizz atau disediakannya sarana smartphone atau laptop
(disertai disediakannya internet yang memiliki signal yang stabil) yang
dapat dipinjamkan pada siswa saat evaluasi daring saat home teaching.

Refleksi tersebut telah didiskusikan dengan rekan-rekan dalam satu


kelompok dalam platform LMS dan telah dinyatakan sah sebagai hasil refleksi
diri dari nama mahasiswa yang namanya tertera di atas

Demak, 10 Oktober 2019

Mahasiswa,

Nuril Filton Daviq,S.Si

Anda mungkin juga menyukai