Anda di halaman 1dari 2

Nama : Santi

Nim : 190651100060
NO JUDUL LATAR BELAKANG
1. Hubungan intensitas Masa anak-anak dini merupakan periode pertumbuhan yang diawali dari akhir masa
penggunaan gadgget dan balita sampai umur 6 tahun.interaksi sosial ialah perihal berarti yang harus
pola asuh orang tua ditanamkan di anak semenjak umur dini. Lewat hubungan sosial anak hendak
dengan interaksi sosial
menerima pengalaman sebagai akibatnya mampu membentuk pengetahuannya.
anak usia prasekolah (4-
6 Tahun ) Intensitas penggunaan gadgget prasekolah di Taman Kanak-kanak Permata Hati
penggunaan gadgget besar menggunakan hubungan sosial anak rendah dan ikatan
hubungan pola asuh orang tua demokratis menggunakan interaksi sosial anak
rendah. Intensitas Penggunaan gadget ini sangat mempengaruhi terhadap interaksi
sosial anak, karena anak yang menggunakan kesehariannya menggunakan gadget
secara kelewatan hendak berakibat pada sosialisasi anak adalah hubungan sosial
anak. sehingga korelasi pola asuh orang tua dengan interaksi sosial anak usia
prasekolah sangat krusial sehingga orang tua lebih selektif dalam membagikan
mainan pada anak paling primer pemberian izin memakai gadget.
Sesuai permasalahan tersebut penulis berharap intensitas penggunaan gadget serta
pola asuh orang tua melaksanakan pola asuh yang baik dalam perihal ini merupakan
pola asuh demokratis bisa jadi salah satu opsi untuk orang tua dalam membimbing
dan mendidik

Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak maka wajib diberikan stimulasi


yang sinkron dengan usia perkembangannya. Stimulasi merupakan kegiatan yang
merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun, agar anak tumbuh dan
2. berkembang. Setiap anak perlu mendapat stimulasi yang teratur sedini mungkin dan
terus mendapat stimulasi pada setiap kesempatan. Orang tua ialah orang yang paling
Hubungan antara latar
dekat dengan anak terutama ibu, sangat penting bagi ibu untuk menstimulasi
belakang budaya
pengetahuan, dan anaknya secara rutin agar anak dapat tumbuh dengan normal (Kemenkes RI, 2016).
pengalaman ibu dengan ibu memiliki 3 komponen pokok sikap yaitu kepercayaan (keyakinan), inspirasi dan
keyakinan ibu dalam konsep terhadap suatu objek, yaitu ibu menyakini bahwa tumbuh kembang anak
memberikan stimulasi akan baik jika dilakukan stimulasi sesuai dengan usianya setiap bulan agar anak
tumbuh kembang anak dapat tumbuh dan kembang sesuai usianya. di Taman Kanak-kanak Permata Hati
berdasarkan teori Health rendahnya keyakinan ibu dalam stimulasi tumbuh kembang tersebut ditandai
Belief Model
menggunakan ibu tidak yakin mempunyai pengalaman yang baik tentang
bagaimana memberikan stimulasi tumbuh kembang yang tepat pada anak ibu tidak
konfiden memiliki banyak saat untuk memberikan stimulasi tumbuh kembang anak
meskipun sibuk bekerja, dan ibu tidak yakin kemungkinan anak mengalami defleksi
perkembangan Jika tidak diberikan stimulasi secara rutin
Dampak jika ibu tidak yakin dan tidak memberikan rangsangan stimulasi tumbuh
kembang, akibatnya di usia tertentu anak tidak akan mampu menyelesaikan tugas
tumbuh kembangnya, sehingga membentuk mereka kesulitan untuk
mengembangkan potensi yang dimiiki serta akan menghambat tumbuh kembang
anak itu sendiri. Padahal, melalui stimulasi, anak dapat mencapai perkembangan
terbaik dalam penglihatan, pendengaran, perkembangan bahasa, hubungan sosial,
kognitif, motorik kasar, motorik halus, keseimbangan, koordinasi serta kemandirian
(Nursetiawati, 2015)
berdasarkan diatas menunjukkan masih rendahnya keyakinan ibu dalam
memberikan stimulasi tumbuh kembang anak di Taman Kanak-kanak Permata hati
penulis berharap Upaya untuk meningkatkan keyakinan ibu dalam menstimulasi
tumbuh kembang anak dengan melalui pendidikan kesehatan, supaya ibu dapat tahu
deteksi dini tumbuh kembang
.

3. Peningkatan Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan yang penting untuk
kemampuan klasifikasi mengembangkan kemampuan berfikir anak. Belajar yang berkesan adalah anak
melalui media benda melakukan pengamatan pada suatu objek nyata yang melibatkan semua inderanya.
konkret pada anak Dijelaskan oleh berbagai kajian keilmuan PAUD bahwa anak belajar segala sesuatu
kelompok A dari fenomena dan objek yang ditemui (Slamet Suyanto, 2005: 131). Proses
pengamatan pada objek nyata yang ditemuiakan memberikan pengalaman yang
bermakna bagi anak. pada hal matematika untuk anak khususnya kemampuan
klasifikasiternyata kurang maksimal. berdasarkan hasil pengamatan ternyata
kemampuan klasifikasi yang kurang maksimal adalah kemampuan klasifikasi
sesuai warna atau bentuk atau ukuran) serta sesuai dua atribut sekaligus hanya 50
% anak yang dapat memahami persamaan dan perbedaan benda yang berupa
gambar.
oleh karena itu, peneliti menentukan memakai benda konkretsebagai media
pembelajaran buat membantu meningkatkan kemampuan penjabaran pada anak
kelompok A Permata Hati tersebut. Benda konkret atau nyata bisa juga disebut
benda asli serta terdapat juga yang menyebutnya media realia. menurut Rusman
(2013: 275),
media realia adalah alat bantu visual dalam pembelajaran
tematik yang berfungsi memberikan pengalaman eksklusif anak usia
dini dapat menyerap pengalaman dengan mudah melalui benda-
benda yang bersifat konkret (nyata). Benda nyata berfungsi mengkonkritkan
konsep yang tak berbentuk, khususnya pembagian terstruktur
mengenai. aktivitas klasifikasi adalah bagian dari matematika, sehingga pemilihan
media untuk mendukung konsep matematika dalam berkegiatan klasifikasi ini
haruslah memakai benda/obyek yang konkret. Anak harus diberikan
pembelajaran menggunakan benda-
benda yang konkret supaya anak tidak bingung Obyek/benda konkret ini akan
membantu mendukung keberhasilan pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai