Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ASKEB PERSALINAN DAN BBL

“KALA II PERSALINAN”

DOSEN PEMBIMBING :
IMELDA FITRI, SST., M.KEB

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5:

AULIA SEKAR A : 2015201004


DELLA ARDINA : 2015201009
HOLIJAH LUBIS : 2015201011
MIA AUDINA : 2015201041
MUTIARA : 2015201037
HURUM AINI : 2015201012
SILVIA INDRIANI : 2015201029
SITI NURBAITI : 2015201033

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kala II Persalinan.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Askeb Persalinan dan BBL. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Asuhan kala II persalinan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Imelda Fitri, SST, M.Keb selaku dosen mata
kuliah ini yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Manfaat

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Fisiologi persalinan kala II
2.2 Pemeriksaan obstetric dikala II
2.3 Kala II dalam persalinan normal
2.4 Amniotomi
2.4.1.Pengertian amniotomi
2.4.2.Indikasi amniotomi
2.4.3.Teknik amniotomi
2.5 Episiotomi
2.5.1. Pengertian episiotomi
2.5.2. Tujuan episiotomi
2.5.3. Indikasi episiotomi
2.5.4. Jenis episiotomi
2.5.5. Teknik episiotomi
2.6 Mekanisme persalinan

BAB 3 PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan (inpartu) dimulai saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan
pada servix (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
Ibu yang belum inpartu jika mengalami kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan
pada serviks.
Persalinan adalah tugas dari seorang ibu yang harus dihadapi dengan tabah,
walaupun tidak jarang mereka merasa cemas dalam menghadapi masalah
tersebut. Oleh karena itu, mereka memerlukan penolong yang dapat dipercaya,
yang data memberikan bimbingan dan semangat selalu siap di depan dalam
mengatasi kesukaran.
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai
kala pengeluaran.

1.2 Rumusan Masalah


 Menjelaskan fisiologi persalinan kala II
 Menjelaskan pemeriksaan obstetric dikala II
 Menjelaskan kala II dalam persalinan normal
 Menjelaskan tentang amniotomi
 Menjelaskan tentang episiotomi
 Menjelaskan tentang mekanisme persalinan

1.3 Tujuan dan Manfaat


 Untuk mengetahui fisiologi dari persalinan kala II
 Untuk mengetahui Pemeriksaan obstetric dikala II
 Untuk mengetahui kala II dalam persalinan normal
 Untuk mengetahui tentang amniotomi
 Untuk mengetahui tentang episiotomi
 Untuk mengetahui tentang mekanisme persalinan
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Fisiologi persalinan kala II


A. Perubahan-perubahan pada uterus dan jalan lahir dalam persalinan
1. Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim
Sejak kehamilan yang lanjut uterus dengan jelas terdiri dari 2 bagian, ialah segmen atas
rahim yang dibentuk oleh korpus uteri dan segmen bawah rahim yang terjadi dari
isthmus uteri. Dalam persalinan perbedaannya lebih jelas lagi. Segmen atas
berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan. Sebaliknya,
segmen bawah rahim dan serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi menjadi saluran
tipis dan teregang yang akan dilalui bayi. Segmen atas makin lama makin mengecil,
sedangkan segmen bawah makin diregang dan makin tipis dan isi rahim sedikit demi
sedikit pindah ke segmen bawah. Karena segmen atas makin tebal dan segmen bawah
makin tipis, maka batas antara segmen atas dan segmen bawah menjadi jelas. Batas ini
disebut lingkaran retraksi yang fisiologis. Kalau segmen bawah sangat diregang maka
lingkaran retraksi lebih jelas lagi dan naik mendekati pusat dan disebut lingkaran
retraksi yang patologis (Lingkaran Bandl). Lingkaran Bandl adalah tanda ancaman
robekan rahim dan terjadi jika bagian depan tidak dapat maju misalnya panggul sempit.

2. Perubahan bentuk rahim


Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran melintang
maupun ukuran muka belakang berkurang.

3. Faal ligamentum rotundum dalam persalinan


Ligamentum rotundum mengandung otot–otot polos dan kalau uterus berkontraksi, otot–
otot ligamentum rotundum ikut berkontraksi hingga ligamentum rotundum menjadi
pendek.

4. Perubahan serviks
Serviks akan mengalami pembukaan yang biasanya didahului oleh pendataran serviks yaitu
pemendekan dari kanalis servikalis, yang semula berupa sebuah saluran yang
panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu lubang saja dengan pinggir yang tipis. Lalu akan
terjadi pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupa suatu lubang dengan
diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui anak, kira–kira 10 cm.
Pada pembukaan lengkap tidak teraba lagi bibir portio, segmen bawah rahim, serviks
dan vagina telah merupakan satu saluran.

5. Perubahan pada vagina


Sejak kehamilan vagina mengalami perubahan–perubahan sedemikian rupa, sehingga dapat
dilalui bayi. Setelah ketuban pecah, segala perubahan, terutama pada dasar panggul
diregang menjadi saluran dengan dinding–dinding yang tipis oleh bagian depan anak.
Waktu kepala sampai di vulva, lubang vulva menghadap ke depan atas.

B. Fisiologi kala II
1. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 -100 detik, datangnya tiap 2-3
menit
2. Ketuban biasanya pecah pada kala ini ditandai dengan keluarnya cairan kekuning-
kuningan sekonyong-konyong dan banyak
3. Pasien mulai mengejan
4. Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di dasar panggul,
perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka
5. Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan hilang lagi waktu his
berhenti, begitu terus hingga nampak lebih besar. Kejadian ini disebut “Kepala
membuka pintu”
6. Pada akhirnya lingkaran terbesar kepala terpegang oleh vulva sehingga tidak bisa
mundur lagi, tonjolan tulang ubun-ubun telah lahir dan subocciput ada di bawah
symphisis disebut “Kepala keluar pintu”
7. Pada his berikutnya dengan ekstensi maka lahirlah ubun-ubun besar, dahi dan
mulut pada commissura posterior. Saat ini untuk primipara, perineum biasanya
akan robek pada pinggir depannya karena tidak dapat menahan regangan yang
kuat tersebut
8. Setelah kepala lahir dilanjutkan dengan putaran paksi luar, sehingga kepala
melintang, vulva menekan pada leher dan dada tertekan oleh jalan lahir sehingga
dari hidung anak keluar lendir dan cairan
9. Pada his berikutnya bahu belakang lahir kemudian bahu depan disusul seluruh
badan anak dengan fleksi lateral, sesuai dengan paksi jalan lahir
10. Setelah anak lahir, sering keluar sisa air ketuban, yang tidak keluar waktu ketuban
pecah, kadang-kadnag bercampur darah
11. Lama kala II pada primi  50 menit pada multi  20 menit

2.2 Pemeriksaan obstetric dikala II

2.3 Kala II dalam persalinan normal


Persalinan kala II adalah dimulai saat pembukaan serviks lengkap dan berakhir
dengan lahirnya seluruh tubuh janin.

 Tanda dan Gejala Persalinan Kala II


1. Ibu ingin mengejan bersamaan dg kontraksi
2. Ibu merasakan peningkatan tekanan pd rektrum/vaginal
3. Perineum terlihat menonjol
4. Vulva vagina dan sfinger membuka
5. Peningkatan pengeluaran lendir & darah

 Diagnosis Pasti
1. Pembukaan lengkap
2. Kepala bayi terlihat pada introitus vagina

 Fase Persalinan Kala II (Aderhold Dan Robert)


1. Fase I : fase tenang, mulai dari pembukaan lengkap samapi timbul keinginan untuk
mengejan
2. Fase II : fase peneranan, mulai dari timbulnya kekuatan untuk mengejan samapi kepala
crowning (lahirnya kepala)
3. Fase III : fase perineal, mulai sejak crowning kepala janin sampai lahirnya seluruh
badan bayi
Penatalaksanaan Fisiologis Persalinan Kala II

Berikut ini adalah alur untuk penatalaksanaan Persalinan Kala II :


1. Mulai Mengejan jika sudah didapatkan tanda pasti kala dua tunggu ibu sampai merasakan
adanya dorongan spontan untuk mengejan. Meneruskan pemantauan ibu dan bayi.
2. Memantau selama penataksanaan kala dua persalinan
Melanjutkan penilaian kondisi ibu dan janin serta kemajuan persalinan selama kala dua
persalinan secara berkala. Memeriksa dan mencatat nadi ibu setiap 30 menit, frekuensi dan
lama kontraksi selama 30 menit, denyut jantung janin setiap selesai mengejan, penurunan
kepala bayi melalui pemeriksaan abdomen, warna cairan ketuban, apakah ada presentasi
majemuk, putaran paksi luar, adanya kehamilan kembar dan semua pemeriksaan dan
intervensi yang dilakukan pada catatan persalinan.
3. Posisi Ibu saat Mengejan
Membantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman baginya. Ibu dapat
berganti posisi secara teratur selama kala dua persalinan karena hal ini sering kali
mempercepat kemajuan persalinan.

Gambar Penatalaksanaan persalinan Kala II

Gambar 1. Posisi duduk atau setengah duduk


Gambar 2. Jongkok atau Berdiri

Gambar 3. Merangkak atau berbaring miring ke kiri

4. Melahirkan kepala
Bimbing ibu untuk mengejan. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 –
6 cm, memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu. Saat sub occiput
tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi perineum dengan dialas lipatan kain
dibawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan puncat kepala agar tidak terjadi defleksi
yang terlalu cepat saat kepala lahir, Mengusapkan kasa atau kain bersih untuk membersihkan
muka janin dari lendir dan darah.
Gambar 5. Melahirkan Kepala

5. Memeriksa Tali Pusat


Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti mengejan dan bernapas cepat. Raba
leher bayi, apakah ada leletan tali pusat. Jika ada lilitan longgar lepaskan melewati kepala
bayi.

Gambar 6. Memeriksa tali pusat

6. Melahirkan Bahu
Setelah menyeka mulut dan hidung bayi hingga bersih dan memeriksa tali pusat, tunggu
hingga terjadi kontraksi berikutnya dan awasi rotasi spontan kepala bayi. Setelah rotasi
eksternal, letakan satu tangan pada setiap sisi kepala bayi dan beritahukan pada ibu untuk
mengejan pada kontraksi berikutnya. Lakukan tarikan perlahan kearah bawah dan luar secara
lembut (Kearah tulang punggung ibu hingga bahu bawah tampak dibawah arkus pubis.
Angkat kepala bayi kearah atas dan luar (mengarah ke langit-langit) untuk melahirkan bahu
posterior bayi.
Gambar 7. Melahirkan Bahu

7. Melahirkan Sisa Tubuh Bayi


Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin bagian
posterior dengan ibu jari pada leher (bagian bawah kepala) dan keempat jari pada bahu dan
dada/punggung janin, sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior
saat badan dan lengan lahir. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung
kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk
tangan kiri diantara kedua lutut janin). Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu
pada lengan kanan sedemikian rupa hingga bayi menghadap kearah penolong. Nilai bayi,
kemudian letakan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari badan (bila tali
pusat terlalu pendek, letakan bayi di tempat yang memungkinkan.

Gambar 8. Melahirkan Tubuh Bayi


8. Memotong tali pusat
Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali pusat.
Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi. Melakukan urutan
pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama. Memegang tali
pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari tangan kiri,
memotong tali pusat diantara kedua klem.

Gambar 9. Memotong Tali Pusat


2.4 Amniotomi
2.4.1. Pengertian amniotomi
2.4.2. Indikasi amniotomi
2.4.3. Teknik amniotomi

2.5 Episiotomi
2.5.1. Pengertian episiotomi
2.5.2. Tujuan episiotomi
2.5.3. Indikasi episiotomi
2.5.4. Jenis episiotomi
2.5.5. Teknik episiotomy

2.6 Mekanisme persalinan


Turunnya kepala dibagi dalam beberapa fase sebagai berikut.
 Masuknya janin dalam PAP
a. Masuknya kepala ke dalam PAP terutama pada primigravida terjadi pada bulan
terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya terjadi pada permulaan
persalinan.
b. Masuknya kepala ke dalam PAP biasanya dengan sutura sagitalis melintang
menyesuaikan dengan letak punggung (Contoh: apabila dalam palpasi didapatkan
punggung kiri maka sutura sagitalis akan teraba melintang kekiri/ posisi jam 3
atau sebaliknya apabila punggung kanan maka sutura sagitalis melintang ke
kanan/posisi jam 9) dan pada saat itu kepala dalam posisi fleksi ringan.
c. Jika sutura sagitalis dalam diameter anteroposterior dari PAP maka masuknya
kepala akan menjadi sulit karena menempati ukuran yang terkecil dari PAP
d. Jika sutura sagitalis pada posisi di tengah-tengah jalan lahir yaitu tepat di antara
symphysis dan promontorium, maka dikatakan dalam posisi ”synclitismus” pada
posisi synclitismus os parietale depan dan belakang sama tingginya.
e. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphisis atau agak ke belakang
mendekati promontorium, maka yang kita hadapi adalah posisi ”asynclitismus”
f. Acynclitismus posterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati symphisis dan os
parietale belakang lebih rendah dari os parietale depan.
g. Acynclitismus anterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati promontorium
sehingga os parietale depan lebih rendah dari os parietale belakang
h. Pada saat kepala masuk PAP biasanya dalam posisi asynclitismus posterior
ringan. Pada saat kepala janin masuk PAP akan terfiksasi yang disebut dengan
engagement.

A B

Gambar A = synclitismus Gambar B = Asynclitismus Anterior

Gambar C = Asynclitismus Posterior


 Majunya Kepala janin
a. Pada primi gravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam
rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II
b. Pada multi gravida majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga
panggul terjadi bersamaan.
c. Majunya kepala bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain yaitu: fleksi,
putaran paksi dalam, dan ekstensi
d. Majunya kepala disebabkan karena:
- Tekanan cairan intrauterin
- Tekanan langsung oleh fundus uteri oleh bokong
- Kekuatan mengejan
- Melurusnya badan bayi oleh perubahan bentuk rahim

 Fleksi
a. Fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil
yaitu dengan diameter suboccipito bregmatikus (9,5 cm) menggantikan
suboccipito frontalis (11 cm)
b. Fleksi disebabkan karena janin didorong maju dan sebaliknya mendapat
tahanan dari pinggir PAP, cervix, dinding panggul atau dasar panggul
c. Akibat adanya dorongan di atas kepala janin menjadi fleksi karena momement
yang menimbulkan fleksi lebih besar daripada moment yang menimbulkan
defleksi
d. Sampai di dasar panggul kepala janin berada dalam posisi fleksi maksimal.
Kepala turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke
bawah depan
e. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin yang
disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi yang
disebut sebagai putaran paksi dalam

Gambar: Kepala Fleksi


 Putaran paksi dalam
a. Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian
rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke
bawah symphisis
b. Pada presentasi belakang kepala bagian terendah adalah daerah ubun-
ubun kecil dan bagian ini akan memutar ke depan ke bawah symphisis
c. Putaran paksi dalam mutlak diperlukan untuk kelahiran kepala, karena
putaran paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi
kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan
pintu bawah panggul
d. Putaran paksi dalam terjadi bersamaan dengan majunya kepala dan
tidak terjadi sebelum kepala sampai di Hodge III, kadang-kadang baru
terjadi setelah kepala sampai di dasar panggul
e. Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam:
1. Pada letak fleksi, bagian kepala merupakan bagian terendah dari
kepala
2. Bagian terendah dari kepala mencari tahanan yang paling
sedikit terdapat sebelah depan atas dimana terdapat hiatus
genitalis antara muskulus levator ani kiri dan kanan
3. Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter
anteroposterior

Gambar putaran paksi dalam


 Ekstensi
a. Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar
panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini
disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan di atas, sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk dapat melewati pintu bawah panggul.
b. Dalam rotasi UUK akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar
panggul UUK berada di bawah simfisis, dengan suboksiput sebagai
hipomoklion kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat
dilahirkan.
c. Pada saat ada his vulva akan lebih membuka dan kepala janin
makin tampak. Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus
membuka dinding rektum.
d. Dengan kekuatan his dan kekuatan mengejan, maka berturut-turut
tampak bregmatikus, dahi, muka, dan akhirnya dagu dengan
gerakan ekstensi.
e. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang
disebut putaran paksi luar

 Ekstensi
a. Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar panggul,
terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena
sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan di atas,
sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk dapat melewati pintu
bawah panggul
b. Jika tidak terjadi ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum dan
menembusnya
c. Kepala bekerja dengan 2 kekuatan yaitu satu mendesak ke bawah dan
satunya lagi menolak ke atas karena adanya tahanan dasar panggul
d. Setelah subocciput tertahan di pinggir bawah symphysis, maka yang dapat
maju adalah bagian yang berhadapan dengan subocciput

 Putaran paksi luar


a. Putaran paksi luar adalah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam
terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung janin.
b. Bahu melintasi PAP dalam posisi miring.
c. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk
panggul yang dilaluinya hingga di dasar panggul, apabila kepala telah
dilahirkan bahu akan berada dalam posisi depan belakang.
d. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dulu baru kemudian bahu
belakang, kemudian bayi lahir seluruhnya.
Gambar gerakan kepala janin pada defleksi dan putaran paksi luar

Gambar kelahiran bahu depan kemudian bahu belakang


BAB 3
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP.SP.


Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.
Varney Helen.2004. Asuhan Kebidanan Varney.Jakarta, EGC.
Linda V Walsh. 2001. Midwivery Community Based Care. Philadelpia: WB Saunders
Company
Pudiastuti.2011.Kebidanan Komunitas.Yogyakarta:Nuhamedika
Kemenkes RI. 2010. Pedoman pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak
(PWS-KIA). Jakarta
Linda V Walsh. 2001. Midwivery Community Based Care. Philadelpia: WB Saunders
Company
Departemen Kesehatan RI. (2007). Asuhan Persalinan Normal.
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Jilid
1 Edisi 2. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP
Saifudin dkk (2001), buku acuan Nasional pelayanan kesehatan
Janet M (2002), Kebidanan Oxford dari bidan untuk bidan, Jakarta EGC
Reeder, (2002), Keperawatan Maternitas Vol 1, Jakarta, EGC , (2002), Keperawatan
Maternitas Vol 2, Jakarta, EGC

Oxorn, Harry dan William R Forte. 1990. Human Labor & Birth :Ilmu Kebidanan
Patofisiologi & Fisiologi Persalinan, Di Editori oleh Mohammad Hakimi. Edisi
Indonesia, Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica

Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita
Ed 2 di Editori oleh Monica Ester. Jakarta : EGC

Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obsteri. Jakarta: EGC.


Wikhajosastro, Hanifa .2005. IlmuKebidanan . Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.

Http://creasoft.wordpress.com/2008/04/27/persalinan-kala-ii/ di akses pada pukul


14.00 10 April 2012

Anda mungkin juga menyukai