Nama Kelompok :
1. Diah Ayu Pitaloka (2115471038)
2. Dian Febyola (2115471039)
3. Hana Khairiyah Azzahra (2115471047)
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………
BAB I.....................................................................................................................................
PEMBAHASAN...................................................................................................................
BAB II...................................................................................................................................
PENUTUP.............................................................................................................................
SIMPULAN………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepadat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapat banyak bantuan oleh berbagai pihak.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Elisa Murti Puspitaningrum, S.SiT.,M.Kes
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahannya serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, kami sebagai penyusun sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.
Penulis
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian KALA II
Kala II merupakan fase dari dilatasi serviks lengkap 10 cm hingga bayi lahir. Pada kala ini pasien dapat
mulai mengejan sesuai instruksi penolong persalinan, yaitu mengejan bersamaan dengan kontraksi uterus.
Proses fase ini normalnya berlangsung maksimal 2 jam pada primipara, dan maksimal 1 jam pada
multipara.
B.Perubahan Fisiologis KALA II
a. Perubahan Uterus
• Segmen atas : bagian yang berkontraksi, bila dilakukan palpasi akan teraba keras saat kontraksi
• Segmen bawah : terdiri uterus dan serviks merupakan daerah yang teregang
bersifat pasif mengakibatkan pemendekan segmen bawah uterus
• Batas antara segmen atas dan segmen bawah uterus membentuk lingkaran cincin retraksi
fisiologis /cincin bandle
• Bentuk uterus menjadi oval disebabkan adanya pergerakan tubuh janin dari membungkuk
menjadi tegap.
Saat ada kontraksi (HIS), uterus akan mengeras karena otot yang berkontraksi dan menyebabkan otot
bawah Rahim tertarik ke atas sehingga membuat pembukaan serviks dan dorongan janin kebawah.
b. Perubahan Serviks
Serviks akan membuka dengan didahului dengan pendekatan serviks dan pembesaran ostium
uteri eksternum
Pembukaan lengkap : tidak teraba lagi bibir portio, segmen bawah rahim, serviks dan vagina
telah merupakan satu saluran.
d. Perubahan Nadi
Frekuensi nadi akan meningkat
Takikardi akan terlihat ketika mencapai puncak menjelang kelahiran
e. Perubahan Suhu
Peningkatan suhu yang normal yaitu 0,5 – 1 0C
f. Perubahan Pernapasan
Pernapasan meningkat karena adanya rasa nyeri, kekhawatiran, serta penggunaan teknik
pernapasan yang tidak benar.
g. Perubahan Metabolisme
Peningkatan metabolisme berlanjut ke kala II
Mual dan muntah pada saat transisi akan mereda selama kala II
Apabila muntah konstan dan menetap, merupakan abnormal, merupakan indikasi ruptur
uterus, dan toksemia
D.Asuhan Kala II
Kala II merupakan fase dari dilatasi serviks lengkap 10 cm hingga bayi lahir. Pada kala ini pasien
dapat mulai mengejan sesuai instruksi penolong persalinan, yaitu mengejan bersamaan dengan kontraksi
uterus. Proses fase ini normalnya berlangsung maksimal 2 jam pada primipara, dan maksimal 1 jam pada
multipara.
Tindakan persalinan normal pada kala II adalah:
Saat proses melahirkan kala II ini, dilarang mendorong abdomen ibu karena dapat menyebabkan
komplikasi ruptur uteri.[1-3,11]
1. Pka:
Obat anestesi lokal yang mempunyai pka mendekati PH fisiologis mis: 7,4 akan mempunyai konsentrasi
basa nonionisasi yang tinggi dan akan mudah menembus membran sel syaraf sehingga " onset of action "
akan lebih cepat
2. Lipid Solubility:
Kemampuan obat anastesi lokal untuk menembus lingkungan hydrophobic sehingga makin mudah larut
dalam lemak, maka "duration of action" semakin panjang
3. Protein Binding
Obat anastesi lokal yang berikatan dengan plasma protein (a1-acid glycoprotein),maka "duration of
action" obat anastesi lokal menjadi lebih Panjang Oleh karena itu sangat hati-hati pada pasien dengan
plasma protein yang rendah, dan obat akan bebas dalam sirkulasi darah sehingga akan timbul efek toksik
pada pasien
Infiltrasi Lokal
Obat anastesi disuntikkan disekitar daerah operasi dengan cara infiltrasi Pada episiotomi, infiltrasi obat
anastesi harus mengenai mukosa vagina dan kulit perineum
I.Asuhan persalinan normal
a.Definisi APN
Asuhan persalinan normal adalah tindakan mengeluarkan janin yang sudah cukup usia kehamilan, dan
berlangsung spontan tanpa intervensi alat. Persalinan dikatakan normal jika janin cukup bulan (37–42
minggu), terjadi spontan, presentasi belakang kepala janin, dan tidak terdapat komplikasi pada ibu
maupun janin. Asuhan persalinan normal bertujuan agar persalinan dapat berjalan bersih dan aman,
sehingga angka kematian maupun kecacatan ibu dan bayi berkurang.
b.Tujuan APN
Tujuan Asuhan Persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya
mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan
sayang bayi.
Dalam masa pandemi COVID-19 ini rumah sakit rujukan COVID-19 agar melaksanakan pelayanan
maternal dan neonatal dengan memperhatikan kewaspadaan isolasi bagi seluruh pasien, antara lain :
1. Untuk mengurangi transmisi udara, dapat menggunakan delivery chamber untuk pelayanan persalinan
pervaginam.
2. Melakukan Tindakan di ruang operasi dengan tekanan negatif bila ada, atau melakukan modifikasi
aliran udara.
3. Memiliki ketersediaan alat pelindung diri (APD) sesuai standar bagi tenaga kesehatan pemberi
pelayanan maternal dan neonatal.