Anda di halaman 1dari 42

TUGAS MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA TM 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL

Dosen Pengampu: Maria Ulfah, S.Kep,Ns, M.Kep, Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh:
1. Azhar Ayu Rosanty (P1337421019112)
2. Anggit Tri Pamungkas (P1337421019113)
3. Nur Rokhmah (P1337421019114)
4. Devia Wahyu Ningsih (P1337421019115)
5. Fitria Rizqha Safiera (P1337421019116)

PRODI DIII KEPERAWATAN TEGAL

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

JL. Dewi Sartika No. 1 Debong Kulon RT 001/RW 001

2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... 1

DAFTAR ISI.................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG.............................................................................................. 3

1.2RUMUSAN MASALAH.......................................................................................... 3

1.3TUJUAN.................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A.Konsep dasar ibu hamil........................................................................................ 5

B.Konsep kehamilan dengan resiko........................................................................ 14

C.Konsep keperawatan............................................................................................ 17

BAB III LAPORAN KASUS

A.Pengkajian............................................................................................................. 23

B.Pemeriksaan fisik.................................................................................................. 30

C.Analisa data........................................................................................................... 31

D.Skoring / Pembobotan dan Penentuan Prioritas Masalah................................ 32

E.Rencana keperawatan.......................................................................................... 35

F.Implementasi dan Evaluasi................................................................................. 40

BAB IV PENUTUP

A.Kesimpulan. .......................................................................................................... 42

B.Saran...................................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 43
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perawat berperan dalam momonitor secara berkesinambungan
kondisi ibu maupun janin serta pemberian pendidikan kesehatan mengenai
kondisi dan persiapan ibu menghadapi kemungkinan kondisi janin dan
proses persalinan yang akan dihadapi.

Keberhasilan asuhan leperawatan pada ibu hamil tergantung pada


kinerja rawat yang profesional, yang memberikan asuhan keperawatan
berkualitas disertai dengan kemampuan untuk mensintesa berbagai
pengetahuan, konsep, dan prinsip dari berbagai kelompok ilmu,
keterampilan, interpersonal dan teknikal yan tinggi oleh kode etik
keperawatan

Berdasarkan hal tersebut penulis berpperan sebagai perawat ahli


yang berkemampuan memberikan asuhan kekerabatan pada ibu hamil.

Sehingga tulisan ini disusun, sebagai upaya untuk mendapatkan


gambaran yang lebih komprehensif, dengan berfokus pada penerapan
konsep dan teori keperawatan dalam asuhan keperawatan ibu hamil

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana asuhan keperawatan pada ibu hamil?

1.3 TUJUAN
Tujuan umum:
Setelah dilakukan perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu memahami
asuhan keperawatan pada ibu hamil
Tujuan khusus:
Setelah dilakukan perkuliahan, mahasiswa diharapkan mengerti dan
memahami mengenai:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
2. Perubahan dan adaptasi psikologis selama kehamilan
3. Kebutuhan ibu hamil
4. Tanda baya kehamilan
5. Konsep dasar asuhan kehamilan (prenatal Care)
6. Psoses keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosa keperawatan
c. Intervensi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Ibu Hamil


1. Pengertian
Bumil adalah suatu kondisi dimana seorang perempuan mengalami kehamilan.
Kehamilan adalah suatu kondisi yang terjadi bila ada pertemuan dan
persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa). Kehamilan
terbagi atas trimester I (1 – 14 minggu), trimester II (14 – 28 minggu),
trimester III (28 – 42 minggu).

2. Konsep Pertumbuhan / PerkembanganFisik


a. Perubahan/ Pertumbuhan Fisik
1) Perubahan Pada Kulit
Terjadi hiperpigmentasi yaitu kelebihan pigmen di tempat
tertentu. Pada wajah, pipi, dan hidung mengalami hiperpigmentasi
sehingga menyerupai topeng (topeng kehamilan atau kloasma
gravidarum). Pada areola mamae dan Puting susu, daerah yang
berwarna hitam di sekitar puting susu akan menghitam. Sekitar areola
yang biasanya tidak berwarna akan berwarna hitam. Hal ini disebut
areola mamae sekunder. Puting susu menghitam dan membesar
sehingga lebih menonjol. Pada areola suprapubis, terdapat garis hitam
yang memanjang dari atas simfisis sampai pusat. Warnanya lebih
hitam dibandingkan sebelumnya, muncul garis baru yang memanjang
ditengah atas pusat (linea nigra). Pada perut, selain hiperpigmentasi
terjadi stria gravidarum yang merupakan garis pada kulit. Terdapat 2
jenis stria gravidarum yaitu stria livida (garis berwarna biru) dan stria
albikan (garis berwarna putih). Hal ini terjadi karena pengaruh
melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan
pengaruh kelenjar suprarenalis.

2) Perubahan kelenjar
Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk seperti leher
pria. Perubahan ini tidak selalu terjadi pada wanita hamil.
3) Perubahan payudara
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan semakin
dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri untuk memproduksi
makanan pokok untuk bayi setelah lahir. Perubahan yang terlihat pada
payudara adalah:
a) Payudara membesar, tegang dan sakit
b) Vena di bawah kulit payudara membesar dan terlihat jelas
c) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta
muncul areola mamae sekunder
d) Kelenjar Montgomery yang terletak di dalam areola mamae
membesar dan kelihatan dari luar. Kelenjar Montgomery
mengeluarkan lebih banyak cairan agar puting susu selalu
lembab dan lemas sehingga tidak menjadi tempat berkembang
biak bakteri.
e) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat. Mulai
kehamilan 16 minggu, cairan yang dikeluarkan jernih. Pada
kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, warna cairan agak
putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32
minggu sampai anak lahir, cairan yang dikeluarkan lebih kental,
berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini
disebut kolostrum.
4) Perubahan Perut
Semakin mendekati masa persalinan, perut semakin besar. Biasanya
hingga kehamilan 4 bulan, pembesaran perut belum kelihatan. Setelah
kehamilan 5 bulan, perut mulai kelihatan membesar. Saat hamil tua,
perut menjadi tegang dan pusat menonjol ke luar. Timbul stria
gravidarum dan hiperpigmentasi pada linea alba serta linea nigra.

5) Perubahan Alat Kelamin Luar


Alat kelamin luar ini tampak hitam kebiruan karena adanya kongesti
pada peredaran darah. Kongesti terjadi karena pembuluh darah
membesar, darah yang menuju uterus sangat banyak, sesuai dengan
kebutuhan uterus untuk membesarkan dan memberi makan janin.
Gambaran mukosa vagina yang mengalami kongesti berwarna hitam
kebiruan (tanda Chadwick).
6) Perubahan padaTungkai
Timbul varises pada sebelah atau kedua belah tungkai. Pada hamil
tua, sering terjadi edema pada salah satu tungkai. Edema terjadi
karena tekanan uterus yang membesar pada vena femoralis sebelah
kanan atau kiri.
7) Perubahan Sikap tubuh
Sikap tumbuh ibu menjadi lordosis karena perut yang membesar.

b. Perkembangan/ Perubahan Psikologis


Menurut teori Rubin, perubahan psikologis yang terjadi pada:
1) Trimester I meliputi: ambivalen, takut, fantasi, dan khawatir.
2) Trimester II meliputi: perasaan lebih nyaman serta kebutuhan
mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin meningkat.
Kadang tampak egosentris dan berpusat pada diri sendiri.
3) Trimester III meliputi: memiliki perasaan aneh, sembrono, lebih
introvert, dan merefleksikan pengalaman masa lalu.

c. Masalah yang Sering Terjadi


1) Respon Terhadap Perubahan Citra Tubuh
Perubahan fisiologis kehamilan menimbulkan perubahan bentuk tubuh
yang cepat dan nyata. Selama trimester I bentuk tubuh sedikit berubah,
tetapi pada trimester II pembesaran abdomen yang nyata, penebalan
pinggang dan pembesaran payudara memastikan status kehamilan.
Wanita merasa seluruh tubuhnya bertambah besar dan menyita ruang
yang lebih luas. Perasaan ini semakin kuat seiring bertambahnya usia
kehamilan. Secara bertahap terjadi kehilangan batasan–batasan fisik
secara pasti, yang berfungsi memisahkan diri sendiri dari orang lain
dan memberi rasa aman.

Sikap wanita terhadap tubuhnya di duga dipengaruhi oleh nilai – nilai


yang diyakininya dan sifat pribadinya. Sikap ini sering berubah
seiring kemajuan kehamilan. Sikap positif terhadap tubuh biasanya
terlihat selama trimester I. Namun, seiring kemajuan kehamilan,
perasaan tersebut menjadi lebih negatif. Pada kebanyakan wanita
perasaan suka atau tidak suka terhadap tubuh mereka dalam keadaan
hamil bersifat sementara dan tidak menyebabkan perubahan persepsi
yang permanen tentang diri mereka.
2) Ambivalensi Selama Masa Hamil
Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan,
seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau suatu
keadaan. Ambivalensi adalah respon normal yang dialami individu
yang mempersiapkan diri untuk suatu peran baru. Kebanyakan wanita
memiliki sedikit perasaan ambivalen selama hamil. Bahkan wanita
yang bahagia dengan kehamilannya, dari waktu ke waktu dapat
memiliki sikap bermusuhan terhadap kehamilan atau janin.
Pernyataan pasangan tentang kecantikan seorang wanita yang tidak
hamil atau peristiwa promosi seorang kolega ketika keputusan untuk
memiliki seorang anak berarti melepaskan pekerjaan dapat
meningkatkan rasa ambivalen. Sensasi tubuh, perasaan bergantung,
dan kenyataan tanggung jawab dalam merawat anak dapat memicu
perasaan tersebut.
Perasaan ambivalen berat yang menetap sampai trimester III dapat
mengindikasikan bahwa konflik peran sebagai ibu belum diatasi
(Lederman, 1984). Setelah kelahiran seorang bayi yang sehat,
kenangan akan perasaan ambivalen ini biasanya lenyap. Apabila
bayi yang lahir cacat, seorang wanita kemungkinan akan
mengingat kembali saat–saat ia tidak menginginkan anak tersebut
dan merasa sangat bersalah. Tanpa penyuluhan dan dukungan yang
memadai, ia dapat menjadi yakin bahwa perasaan ambivalennya
telah menyebabkan anaknya cacat.

3) Hubungan Seksual
Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Beberapa
pasangan menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka,
sedangkan yang lain mengatakan sebaliknya. Perasaan yang berbeda–
beda ini dipengaruhi oleh faktor – faktor fisik, emosi, dan interaksi,
termasuk takhayul tentang seks selama masa hamil, masalah disfungsi
seksual, dan perubahan fisik pada wanita.
Dengan berlanjutnya kehamilan, perubahan bentuk tubuh, citra
tubuh, dan rasa tidak nyaman mempengaruhi keinginan kedua belah
pihak untuk menyatakan seksualitas mereka. Selama trimester I
seringkali keinginan seksual wanita menurun, terutama jika ia merasa
mual, letih, dan mengantuk. Saat memasuki trimester II kombinasi
antara perasaan sejahteranya dan kongesti pelvis yang meningkat
dapat sangat meningkatkan keinginannya untuk melampiaskan
seksualitasnya. Pada trimester III peningkatan keluhan somatik
(tubuh) dan ukuran tubuh dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa
tertarik terhadap seks menurun (Rynerson, Lowdermilk, 1993)
Pasangan tersebut perlu merasa bebas untuk membahas hubungan
seksual mereka selama masa hamil. Kepekaan individu yang satu
terhadap yang lain dan keinginan untuk berbagi masalah dapat
menguatkan hubungan seksual mereka. Komunikasi antara pasangan
merupakan hal yang penting. Pasangan yang tidak memahami
perubahan fisiologis dan emosi, yang terjadi dengan cepat selama
masa hamil, dapat menjadi bingung saat melihat perilaku
pasangannya. Dengan membicarakan perubahan – perubahan yang
mereka alami, pasangan dapat mendefinisikan masalah mereka dan
menawarkan dukungan yang diperlukan. Perawat dapat memperlancar
komunikasi antar pasangan dengan berbicara kepada pasangan
tentang perubahan perasaan dan perilaku yang mungkin dialami
wanita selama masa hamil (Rynerson, Lowdermilk, 1993).

4) Kekhawatiran terhadap Janin


Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda–beda
selama masa hamil (Gaffney, 1988). Kekhawatiran pertama timbul
pada trimester I dan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya
keguguran. Banyak wanita yang sengaja tidak mau memberitahukan
kehamilannya kepada orang lain sampai periode ini berlalu. Ketika
janin menjadi semakin jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan dan
denyut jantung, Kecemasan orang tua yang terutama ialah
kemungkinan cacat pada anaknya. Orang tua mungkin akan
membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha untuk
memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna.
Pada tahap lanjut kehamilan, rasa takut bahwa anaknya dapat
meninggal semakin melemah. Kemungkinan kematian ini terbukti
semakin tidak dipikirkan orang tua.
d. Tugas Perkembangan
1) Menerima Kehamilan
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah
menerima ide kehamilan dan mengasimilasi status hamil ke dalam
gaya hidup wanita tersebut (Lederman, 1984). Tingkat penerimaan
dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respons emosionalnya dalam
menerima kehamilan.

a) Kesiapan menyambut kehamilan

Ketersediaan keluarga berencana mengandung makna bahwa


kehamilan bagi banyak wanita merupakan suatu komitmen
tanggung jawab bersama pasangan. Namun, merencanakan suatu
kehamilan tidak selalu berarti menerima kehamilan (Entwistle,
Doering, 1981).Wanita lain memandang kehamilan sebagai suatu
hasil alami hubungan perkawinan, baik diinginkan maupun tidak
diinginkan, bergantung pada keadaan.
Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan dipicu gejala -
gejala awal untuk mencari validasi medis tentang kehamilannya.
Beberapa wanita yang memiliki perasaan kuat, seperti “tidak
sekarang,” bukan saya,” dan “

tidak yakin,” mungkin menunda mencari pengawasan dan


perawatan (Rubin, 1970). Namun , beberapa wanita menunda
validasi medis karena akses keperawatan terbatas, merasa malu,
atau alasan budaya. Untuk orang lain, kehamilan dipandang
sebagai suatu peristiwa alami, sehingga tidak perlu mencari
validasi medis dini.

Setelah kehamilan dipastikan respon emosi wanita dapat


bervariasi, dari perasaan sangat gembira sampai syok, tidak yakin,
dan putus asa. Reaksi yang diperlihatkan banyak wanita ialah
respon” suatu hari nanti, tetapi tidak sekarang.” Wanita lain
dengan sederhana menerima kehamilan sebagai kehendak alam.
Banyak wanita mula- mula terkejut ketika mendapatkan diri
mereka hamil. Namun, seiring meningkatnya penerimaan terhadap
kehadiran seorang anak, akhirnya mereka menerima kehamilan.
Tidak menerima kehamilan tidak dapat disamakan dengan
menolak anak. Seorang wanita mungkin tidak menyukai kenyataan
dirinya hamil, tetapi agar anak itu dilahirkan.
b) Respon Emosional
Wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilannya sering
memandang hal tersebut sebagai pemenuhan biologis dan
merupakan bagian dari rencana hidupnya. Mereka memiliki harga
diri yang tinggi dan cenderung percaya diri akan hasil akhir untuk
dirinya sendiri, untuk bayinya, dan untuk anggota keluarga yang
lain. Meskipun secara umum keadaan mereka baik, namun
kelabilan emosional yang terlihat pada perubahan mood yang cepat
untuk dijumpai pada wanita hamil.
Perubahan mood yang cepat dan peningkatan sensitifitas terhadap
orang lain ini membingungkan calon ibu dan orang- orang di
sekelilingnya. Peningkatan iritabilitas, uraian air mata dan
kemarahan serta perasaan suka cita, serta kegembiraan yang luar
biasa muncul silih berganti hanya karena suatu provokasi kecil
atau tanpa provokasi sama sekali.

Perubahan hormonal yang merupakan bagian dari respon ibu


terhadap kehamilan, dapat menjadi penyebab perubahan mood,
hampir sama seperti saat akan menstruasi atau selama menopause.
Alasan lain, seperti masalah seksual atau rasa takut terhadap nyeri
selama melahirkan, juga dijadikan penjelasan timbulnya perilaku
yang tidak menentu ini.
Seiring kemajuan kehamilan, wanita lebih menjadi terbuka tentang
terhadap diri sendiri dan orang lain. Ia bersedia membicarakan hal-
hal yang tidak pernah dibahas atau yang dibahas hanya dalam
keluarga dan tampak yakin bahwa pikiran- pikirannya dan gejala -
gejala yang dialaminya akan menarik untuk si pendengar yang
dianggapnya protektif. Keterbukaan ini, disertai kesiapan untuk
belajar, meningkatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan
wanita hamil dan meningkatkan kemungkinan diselenggarakannya
perawatan yang efektif dan terapeutik untuk mendukung
kehamilan.
Apabila anak tersebut diingingkan, rasa tidak nyaman yang timbul
akibat kehamilan cenderung dianggap sebagai suatu iritasi dan
upaya dilakukan untuk meredakan rasa nyaman tersebut biasanya
membawa keberhasilan. Rasa senang yang timbul karena
memikirkan anak yang akan lahir dan perasaan dekat dengan anak
membantu menyesuaikan diri terhadap rasa tidak nyaman ini.
Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya mengeluhkan ketidak
nyamanan fisik dapat mencari bantuan untuk mengatasi konflik
peran ibu dan tanggung jawabnya. Pengkajian lebih lanjut tentang
toleransi dan kemampuan koping perlu dilakukan (Lederman,
1984)
2) Mengenal Peran Ibu
Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap
kehidupan seorang wanita, yakni melalui memori - memori ketika ia,
sebagai seorang anak, diasuh oleh ibunya. Persepsi kelompok
sosialnya mengenai peran feminim juga membuatnya

condong memilih peran sebagai ibu atau wanita karir, menikah atau
tidak menikah, dan mandiri dari pada interdependen. Peran - peran
batu loncatan, seperti bermain dengan boneka, menjaga bayi, dan
merawat adik - adik, dapat meningkatkan pemahaman tentang arti
menjadi seorang ibu.
Banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi, menyukai anak-
anak, dan menanti untuk menjadi seorang ibu. Mereka sangat
dimotivasi untuk menjadi orang tua. Hal ini mempengaruhi
penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya terhadap
adaptasi prenatal dan adaptasi menjadi orang tua (Grossman, Eichler,
Winckooff,1980 ;Lederman, 1984). Wanita yang lain tidak
mempertimbangkan dengan terinci arti menjadi seorang ibu bagi diri
mereka sendiri. Konflik selama masa hamil, seperti tidak
menginginkan kehamilan dan keputusan - keputusan yang berkaitan
denga karir dan anak harus diselesaikan.
3) Hubungan Ibu-Anak
Ikatan emosional dengan anak mulai timbul pada periode prenatal,
yakni ketika wanita mulai membayangkan dan melamunkan dirinya
menjadi ibu (Rubin, 1975; Gaffney, 1988a). Mereka mulai berpikir
seakan-akan dirinya adalah seorang ibu dan membayangkan kualitas
ibu seperti apa yang mereka miliki. Orang tua yang sedang
menantikan bayi berkeinginan untuk menjadi orang tua yang hangat,
penuh cinta, dan dekat dengan anaknya. Mereka mencoba untuk
mengantisipasi perubahan - perubahan yang mungkin terjadi pada
kehidupannya akibat kehadiran sang anak dan membayangkan apakah
mereka bisa tahan terhadap kebisingan, kekacauan, kurangnya
kebebasan, dan bentuk perawatan yang harus mereka berikan. Mereka
mempertanyakan kemampuan mereka untuk membagi kasih mereka
kepada anak yang belum dilahirkan ini. Rubin (1967) menemukan
bahwa wanita “ menerapkan “dan menguji perannya sebagai ibu
dengan mengambil contoh ibunya sendiri atau wanita lain pengganti
ibu yang memberi pelayanan, dukungan, atau berperan sebagai
sumber informasi dan pengalaman.

Hubungan ibu - anak terus berlangsung sepanjang masa hamil sebagai


suatu proses perkembangan(Rubin, 1975)
Banyak wanita khususnya Nulipara, secara aktif mempersiapkan diri
untuk menghadapi persalinan. Mereka membaca buku, menghadiri
kelas untuk orang tua, dan berkomunikasi dengan wanita lain (ibu,
saudara perempuan, teman, orang yang tidak dikenal).Mereka akan
mencari orang terbaik untuk memberi nasihat, arahan, dan perawatan
(Patterson, Freese, Goldenberg, 1990). Rasa cemas dapat timbul
akibat kekhawatiran akan proses kelahiran yang aman untuk dirinya
dan anaknya (Rubin, 1975).
4) Hubungan Dengan Pasangan
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah
ayah sang anak (Richardson,1983). Semakin banyak bukti
menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh
pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala
emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah
melakukan penyesuaian selama masa nifas
(Grossman,Eichler,Winckoff,1980; May,1982). Ada 2 kebutuhan
utama yang ditunjukkan wanita selama ia hamil (Richardson,1983).
Kebutuhan pertama ialah menerima tanda – tanda bahwa ia dicintai
dan dihargai. Kebutuhan kedua ialah merasa yakin akan penerimaan
pasangannya terhadap sang anak dan mengasimilasi bayi tersebut ke
dalam kelurga. Rubin (1975) menyatakan bahwa wanita hamil harus
“memastikan tersedianya akomodasi sosial dan fisik dalam keluarga
dan rumah tangga untuk anggota baru tersebut.
Hubungan pernikahan tidak tetap, tetapi berubah dari waktu ke waktu.
Bertambahnya seorang anak akan mengubah sifat ikatan pasangan
untuk selama–lamanya. Lederman (1984) melaporkan bahwa
hubungan istri dan suami bertambah dekat selama masa hamil. Dalam
studinya, ia mengatakan bahwa kehamilan berdampak mematangkan
hubungan suami – istri akibat peran dan aspek – aspek baru yang
ditemukan dalam diri masing – masing pasangan.

5) Kesiapan Untuk Melahirkan


Menjelang akhir trimester III, wanita akan mengalami kesulitan napas
dan gerakan janin menjadi cukup kuat sehingga mengganggu tidur
ibu. Nyeri pinggang, sering berkemih, keinginan untuk berkemih,
konstipasi, dan timbulnya varies dapat sangat mengganggu. Ukuran
tubuh yang besar dan rasa canggung mengganggu kemampuannya
melakukan pekerjaan rumah tangga rutin, dan mengambil posisi yang
nyaman untuk tidur dan istirahat.
Pada saat ini kebanyakan wanita akan tidak sabar untuk menjalani
persalinan, apakah disertai rasa suka cita, rasa takut, atau campuran
keduanya. Keinginan yang kuat untuk melihat hasil akhir kehamilannya
dan untuk segera menyelesaikannya membuat wanita siap masuk ke
tahap persalinan.

B. Konsep Kehamilan dengan Resiko

1. Pengertian
Kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor
resiko yang dapat mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau
mengancam jiwa ibu dan janin
Ibu hamil dengan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mengalami
risiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun
persalinan, bila dibandingkan dengan Ibu Hamil yang normal.
a. Kriteria Ibu Hamil dengan Faktor Resiko, yaitu :
1) Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
2) Paritas primipara (kehamilan pertama) atau kehamilan telah lebih dari
empat.
3) Jarak persalinan terakhir kurang dari 2 tahun
4) Tinggi badan kurang dari 142 cm
5) Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm pada trimester III
b. Ibu Hamil Yang Tergolong Resiko Tinggi yaitu :
1) Ibu hamil yang sering pusing berat, penglihatan kabur, kaki bengkak
dan kenaikan tekanan darah
2) Ibu hamil dengan kelainan letak (sungsang atau lintang 3)
Ibu hamil yang diperkirakan bayinya kembar
4) Riwayat kehamilan jelek
5) Ibu dengan riwayat penyakit jantung, ginjal, TBC, liver, hipertensi
dan penyakit berat lainnya.

2. Masalah Yang sering Terjadi


Ada beberapa masalah yang sering ditemukan pada wanita hamil dengan usia
di atas 35 tahun, seperti diabetes gestational (diabetes yang muncul pada saat
kehamilan), tekanan darah tinggi dan juga masalah-masalah pada janin.
Wanita hamil dengan usia yang lebih tua juga akan lebih sering mengalami
masalah pada kandung kemih dibandingkan wanita hamil dengan usia yang
lebih muda. Resiko-resiko lainnya adalah resiko keguguran lebih besar, lebih
banyak yang melahirkan melalui operasi Caesar karena kondisi yang tidak
memungkinkan untuk melahirkan secara normal, dan juga memiliki resiko
lebih tinggi melahirkan bayi cacat.

Saat berusia akhir 30-an, wanita cenderung mengalami kondisi- kondisi medis
berkaitan dengan sistem reproduksi, seperti fibroid uterine dan tumor otot.
Fibroid uterine adalah pertumbuhan sel otot atau jaringan lain di dinding
uterus, membentuk tumor. Fibroid uterine dan tumor otot bisa menimbulkan
rasa nyeri atau perdarahan vagina saat kehamilan berkembang. Jika wanita
tersebut hamil di atas usia 40 tahun, tingkat keparahannya bahkan lebih berat
lagi. Problem-problem tadi bisa bertambah dengan adanya hemoroid (wasir),
inkontinensi (kesulitan menahan keluarnya urin), varises, problem-problem
pembuluh darah, nyeri otot, nyeri punggung, dan juga proses melahirkan yang
lebih sulit dan lebih panjang.

Selain resiko melahirkan bayi dengan Sindroma Down, resiko keguguran dan
melahirkan dengan operasi Caesar, wanita hamil berusia di atas 35 tahunan
juga memiliki resiko bayi meninggal saat dalam rahim atau saat proses
melahirkan. Walaupun resiko ini ada di setiap usia kehamilan, namun pada
wanita dengan usia 35 tahun ke atas, resiko ini lebih besar, yaitu 7 dari 1000
kehamilan.

Hal lain yang perlu diwaspadai pada kehamilan diusia 35 tahun keatas aalah
terjadinya pre-eklamsia. Gejala awalnya adalah tekanan darah yang meningkat
secara drastis hingga lebih dari 140/90 mmHg, rin mengandung protein, terjadi
pembengkakan pada pergelangn kaki, tangan dan wajah. Bila terdiagnosis pre-
eklamsia harus diperiksa juga fungsi organ-organ tubuh yang lain seperti
ginjal, jantung, paru, mata, otak dan sistem syaraf.

Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan
kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu.
(Baliwati, 2004 : 3). Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun)
dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih
dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama
kehamilan (Soetjiningsih, 1995 : 96).

Apabila umur ibu diatas 35 tahun diperkirakan terdapat perubahan hormonal


yang dapat menyebabkan “non dijunction” pada kromosom. Perubahan
endokrin seperti meningkatnya sekresi androgen, menurunnya kadar
hidroepiandrosteron, menurunnya konsentrasi estradiolsistemik, perubahan
konsentrasi reseptor hormon danpeningkatan kadar LH dan FSH secara tiba-
tiba sebelum dan selama menopause. Selain itu kelainan kehamilan juga
berpengaruh.

3. Adapun bahaya yang dapat ditimbulkan akibat Ibu hamil dengan risiko tinggi
adalah sebagai berikut :
a) Bayi lahir belum cukup bulan.
b) Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR).
c) Keguguran (abortus).
d) Persalinan tidak lancar / macet.
e) Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.
f) Janin mati dalam kandungan.
g) Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.
h) Keracunan kehamilan / kejang-kejang.
4. Pencegahan
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini
mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya, yaitu dengan cara:
a) Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke
Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa
kehamilan.
b) Dengan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali.
c) Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan
lebih intensif.
d) Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna

C. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Proses pengkajian dilakukan selama periode prenatal yang meliputi
wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Data yang
perlu dikumpulkan pada saat pengkajian adalah interpretasi subyektif pasien
tentang status kesehatan dan kehamilannya dan observasi afek pasien, postur,
bahasa tubuh, warna kulit, tanda fisik dan keadaan emosional (Klien, 2000).
Saat wawancara tanyakan riwayat kesehatan komprehensif yang menekankan
pada :
a. Kehamilan saat ini: alasan mencari perawatan, keluhan utama atau
keluhan yang dirasakan selama hamil, hamil keberapa, usia kehamilan
sekarang, tanggal perkiraan melahirkan, kebutuhan selama kehamilan,
persiapan persalinan dan persiapan awal menjadi ibu, harapan yang
diinginkan tentang cara kelahiran, jenis kelamin bayi, status nutrisi, pola
berkemih.
b. Kehamilan sebelumnya: jumlah anak saat ini, riwayat kehamilan dan
pengalaman persalinan sebelumnya, riwayat kehilangan (abortus) janin,
dan riwayat medis yang meliputi: riwayat pembedahan, penggunaan obat,
penyakit yang menyertai, riwayat menstruasi.
c. Riwayat psikososial dan budaya: pekerjaan wanita dan pasangan,
pendidikan, status pekawinan, latar belakang budaya dan etnik, status
sosial ekonomi, persepsi tentang kehamilan saat ini (apakah kehamilan ini
diinginkan, direncanakan, apakah wanita dan pasangan senang, apakah
wanita menerima kehamilan), masalah yang timbul akibat kehamilan
(finansial, karier/pekerjaan, tempat tinggal), perubahan pola seksual.
d. Keadaan keluarga: kaji sistem dukungan keluarga, hubungan ibu hamil
dengan suami, keluarga ayah, ibu, dan saudara, hubungan dengan keluarga
suami, riwayat cacat dan kelainan genetik Riwayat keluarga memberi
informasi tentang keluarga pasien, orang tua, saudara kandung, anak, Hal
ini membantu mengidentifikasi gangguan genetik, familial dan kondisi
yang dapat mempengaruhi status kesehatan wanita atau janin.

e. Pengkajian fisik: pemeriksaan fisik difokuskan pada pemeriksaan


ginekologi, payudara, abdomen, pemeriksaan panggul, inspeksi luar,
pemeriksaan dalam, palpasi luar, dan pemeriksaan yang menyangkut
keluhan utama dan riwayat kesehatan atau penyakit yang pernah diderita
pasien.
f. Tes kesehatan atau laboratorium yang pernah dilakukan selama hamil:
pemeriksaan darah (kadar Hb, Ht, sel darah putih, glukosa,), tekanan
darah, tinggi badan, berat badan, urin (protein, sel darah putih, pH), USG,
VDRL, hepatitis, EKG, titer rubela, toxo, pap smear.
g. Pengkajian semua faktor resiko yang mungkin ada: Hipertensi, jantung,
diabetes, cacat bawaan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga perlu dilakukan pengkajian
yang berkaitan dengan tugas perawatan kesehatan keluarga, yaitu:
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui kemampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan adalah
1) Pengetahuan pasien dan keluarga tentang fakta dari masalah yang
meliputi pengertian, tanda kehamilan, gejala kehamilan normal dan
penyimpangan dari normal,
2) Persepsi keluarga terhadap kehamilan
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui kemampuan keluarga
mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat adalah
:
1) Apakah kehamilan yang dialami dianggap suatu masalah
2) Apakah keluarga takut dengan akibat perubahan yang terjadi
akibat kehamilan
3) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap anggota
keluarga yang sedang hamil dan kehamilannya
4) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan
5) Apakah keluarga percaya terhadap petugas kesehatan
c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit
Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit adalah:
1) Sejauh mana keluarga mengetahui kehamilannya: kebutuhan,
perubahan dan perawatan
2) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan dan perkembangan
perawatan yang diperlukan
3) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber sumber yang ada dalam
keluarga (penanggung jawab, sumber keuangan, fasilitas fusik,
psikososial, dukungan keluarga)
4) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sedang
hamil
d. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah yang sehat
Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauhmana
kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat adalah
:
1) Sejauhmana keluarga mengetahui sumber sumber yang dimiliki
2) Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat
pemeliharaan lingkungan
3) Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya higiene sanitasi
4) Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan
5) Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga
e. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat.
Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauhmana
kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di
masyarakat adalah :
1) Sejauh mana keluarga tahu keberadaan fasilitas kesehatan yang
dapat digunakan untuk perawatan wanita hamil
2) Sejauhmana keluarga mengetahui keuntungan yang dapat
diperoleh dari fasilitas kesehatan

3) Sejauhmana keluarga mempercayai petugas dan fasilitas


kesehatan
4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik
dengan petugas kesehatan
5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa ditegakkan berdasarkan data yang didapat selama
pengkajian. Diagnosa yang mungkin muncul adalah :
a. Ansietas yang berhubungan dengan Kekhawatiran terhadap diri sendiri
dan janin, Krisis situasional/maturasional, Perubahan fisik selama hamil,
Rasa tidak nyaman selama krhamilan, Ancaman terhadap konsep diri,
Stres, Perubahan status peran, status kesehatan, pola peran, keadaan
ekonomi
b. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan respon keluarga
terhadap diagnosa kehamilan
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pemahaman terhadap
penatalaksanaan kesehatan dan kehamilan
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
Morning sicknes atau Emesis gravidarum.
e. Perubahan pola seksual yang berhubungan dengan Rasa kurang nyaman
pada kehamilan, Rasa takut bahwa senggama akan mencederai janin.

f. Konflik peran orang tua berhubungan dengan Ketidaktahuan peran yang


harus dijalankan, Perubahan status peran, perkawinan
g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Persepsi negatif
terhadap kehamilan, Psikososial, Perubahan fisik selama kehamilan.
Untuk diagnosa keperawatan keluarga etiologi berdasarkan hasil pengkajian dari
5 tugas perawatan kesehatan keluarga.

3. Rencana Intervensi
Tujuan utama intervensi yang akan dilakukan pada asuhan keperawatan yang
diberikan pada masa kehamilan adalah :
a. Wanita akan menunjukan pengetahuan yang benar tentang adaptasi yang
dialami tubuh seorang ibu hamil terhadap perkembangan janin

sebagai dasar untuk memahami rasional dan pentingnya perawatan,


koping yang digunakan dan menjalankan perannya.
b. Wanita akan menggunakan pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi,
kebutuhan seksual, aktivitas sehari hari, rasa tidak nyaman akibat
kehamilan, dan perawatan diri.
c. Wanita akan mengenali gejala gejala yang menunjukan
deviasi/penyimpangan dari kehamilan normal dan melaporkan hal hal
tersebutuntuk dapat segera diatasi.
d. Wanita dan keluarganya akan berpartisipasi secara aktifdalam
perawatannya selama kehamilan.
Dari beberapa masalah keperawatan yang muncul, perawat dapat melakukan
intervensi yang berkaitan dengan kebutuhan selama kehamilan diantaranya
adalah:
a. Ciptakan hubungan perawat-pasien-keluarga yang saling percaya. Hal ini
penting untuk menentukan intensitas, kualitas hubungan dan keberhasilan
intervensi yang direncanakan bersama
b. Kaji keluhan selama hamil: mual, muntah, pusing, perubahan pola
seksual, sering kencing dan pengalaman kehamilan dan persalinan
sebelumnya.
c. Berikan informasi adequat tentang kehamilan: perubahan fisik, perubahan
emosi, psikologis dan perubahan peran serta tanda tanda dari masalah
kehamilan yang tidak normal.
d. Beri kesempatan pasien, pasangan, anggota keluarga, atau anak untuk
mengutarakan perasaan terhadap kehamilan yang dijalani, harapan dan
masalah yang mungkin ada terkait kehamilan anggota keluarganya.
e. Libatkan pasien, pasangan, anggota keluarga, atau anak dalam kelompok
yang sama untuk berbagi pengalaman, pendapat dan perasaan
f. Diskusikan bersama pasien, pasangan atau anggota keluarga yang lain
tentang kebutuhan selama hamil, harapan terhadap kehamilan sekarang,
dan rencana persalinan.
g. Ajarkan teknik persiapan yang diperlukan untuk proses persalinan dan
persiapan menjadi ibu: latihan nafas, senam hamil, teknik mengejan yang
benar, cara perawatan payudara, cara menyusui.

h. Berikan alternatif /pilihan penyelesain terhadap masalah yang dirasakan


i. Berikan dukungan secara adequat dan anjurkan pada keluarga untuk
melakukan hal yang sama terhadap perubahan yang tejadi selama
kehamilan
j. Jelaskan cara senggama yang aman untuk wanita hamil, perawatan diri
yang diperlukan terkait perubahan selama kehamilan (payudara, personal
higiene,kulit)
k. Anjurkan keluarga ikut berperan pada perawatan ibu
l. Beri informasi pada pasien dan anggota keluarga untuk mengakses sumber
informasi terkait kehamilan: buku, internet, konsultasi dengan dokter
kandungan.
m. Motivasi pasien untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
termasuk pemeriksaan darah, dan ginekologi.
n. Diskusikan dengan ibu dan atau anggota keluarga yang lain tentang jadwal
kunjungan dan pemeriksaan kehamilan.
BAB III

LAPORAN KASUS

Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny. Fi di dalam Keluarga Tn. Fe dengan Ibu

Hamil Trimester III di Kelurahan Tambelan Sampit


A.     Pengkajian

1.      Data Umum

a. Nama Kepala Keluarga : Tn. Fe

b. Umur : 23 tahun

c. Pekerjaan : Swasta

d. Pendidikan : SMP

e. Alamat : Jln.P.A.Rani Rt 01/Rw 02

f. Komposisi Keluarga :

Imunisasi
Jenis Hubungan dengan Umur
TT
No Nama Pendidikan Pekerjaan
Kelamin Keluarga (tahun)

1 Tn. Fe L Suami 23 SMP Swasta - -

2 Ny. Fi P Istri 18 SD IRT + +

Genogram :

65 65 59
30 25 21

23 23

Keterangan:

: Laki-laki ? : Tidak diketahui

: Perempuan : Garis perkawinan

: Klien : Garis keturunan

: Meninggal : Garis serumah

g. Tipe Keluarga

Keluarga Tn. Fe merupakan tipe Child bearing yaitu keluarga yang menantikan

kelahiran dimulai kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai

anak pertama berusia 30 bulan atau 3,2 tahun.

h. Suku

Di dalam keluarga Tn. Fe terapat 2 suku  yaitu Cina dan Melayu.  Tn. Fe bersuku

Cina sedangkan Ny. Fi bersuku Melayu.

i. Agama

Tn. Fe Ny. Fi beragama Islam.

j. Status Sosial Ekonomi Keluarga

1) Fungsi Sosial
Dalam berhubungan social dengan masyarakat atau tetangga di sekitar

lingkungan tempat tinggalnya, Ny. Fi mengatakan berhubungan jika

ada perlu saja. Ny. Fi juga mengatakan bahwa ia kurang suka keluar

rumah. Suaminya Tn. Fe punya banyak teman dan jika pada sore hari

biasanya bermain bola bersama teman-temannya.

2) Fungsi Ekonomi

Keseharian Tn. Fe bekerja sebagai pekerja swasta sedangkan Ny. Fi

berperan sebagai ibu rumah tangga, Ny. Fi mengatakan pendapatan

suaminya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

k. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Ny. Fi mengatakan jika butuh hiburan, Ny. Fi dan sekeluarga sering menonton

televisi.

l. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini

Keluarga Tn. Fe termasuk dalam tahap keluarga Child Bearing

(kelahiran anak pertama)

2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi

Berdasarkan hasil pengkajian Keluarga Tn. Fe sudah dapat

menyesuaikan tahap perkembangan keluarga sampai dengan tahap

menunggu kelahiran anak pertama.

3) Riwayat Keluarga Inti

Dalam keluarga Tn. Fe tidak ada yang menderita penyakit menular seperti

TBC. Penyakit yang pernah diderita keluarga seperti ; demam, batuk, dan

pilek.

4) Riwayat Keluarga Sebelumnya

Di dalam keluarga Tn. Fe tidak ada penyakit keturunan seperti hipertensi,

kencing manis maupun jantung.


m. Lingkungan

1) Karakteristik Rumah

a) Denah Rumah

dapur Kamar mandi


Keterangan:

mushala
: ruang terbuka
kamar : jendela
kamar : pintu
Ruang tamu

Rumah Tn. Fe termasuk tipe 36 permanen dengan lantai yang

terbuat dari papan, atap seng, dinding papan.  Rumah Tn. Fe terdiri

dari 1 ruang tamu, 2 buah kamar masing-masing memiliki 1 jendela

dan 1 televisi, 1 buah dapur, wc dan ruang terbuka di dalamnya.

Di ruang tamu meja dan kursi tersusun rapi, di dapur tempat

menyimpan alat-alat masak, alat makan dan peralatan lainnya.

Pencahayaan diperoleh dari sinar matahari yang masuk lewat pintu,

jendela dan ruang terbuka pada siang hari. Sedangkan pada malam

hari melalui penerangan lampu listrik 20 Watt di kamar. Perabotan

lengkap, kebersihan ruangan baik.

b) Sumber Air Minum

Keluarga Tn. Fe memanfaatkan air hujan untuk memenuhi

keperluan masak dan minum. Untuk kebutuhan mandi, mencuci


keluarga Tn. Fe memanfaatkan air sungai.

c) Limbah

Keluarga Tn. Fe membuang sampah di sungai.

d) Jamban atau Wc

Kelurga Tn. Fe mempunyai Wc di dalam rumah, klosetnya

menggunakan leher angsa. kondisi Wc bersih, lantai tidak licin

berlantai porselen dengan penerangan lampu 20 watt.

2) Karakteristik Tetangga dan Komunitas Rw

Keluarga Tn. Fe hidup di lingkungan yang jauh dari jalan raya,

sebagian besar dari tetangga di lingkungan keluarga Tn. Fe adalah

penduduk asli. Interaksi antar warga sering dilakukan pada sore hari.

3) Mobilitas Geografi Keluarga

Keluarga Tn. Fe menetap di rumah yang ditempati.

4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Ny. Fi jarang mengikuti kegiatan bersama orang-orang yang ada di

setiap lingkungan rumahnya.

5) Sistem Pendukung Keluarga

Anggota keluarga Tn. Fe yaitu Ny. Fi jika sakit segera memeriksakan

kesehatannya ke Puskesmas terdekat.

6) Struktur Keluarga

a) Pola Komunikasi Keluarga

Ny. Fi menyatakan jika ada masalah ia lebih suka memendamnya

sendiri

b) Struktur Kekuatan Keluarga

Dalam keluarga, Tn. Fe merupakan kepala keluarga. Pengambilan

keputusan dilakukan oleh Tn. Fe setelah dimusyawarahkan terlebih

dahulu.
c) Struktur Peran

Yang berperan sebagai kepala keluarga adalah Tn. Fe. Tn. Fe

bekerja sebagai pekerja swasta yang mencari nafkah untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Tn. Fe berperan

sebagai kepala keluarga yang mengambil keputusan. Ny. Fi

berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga yang mengurus suami

dan mengerjakan tugas-tugas rumah tangga seperti mencuci,

memasak dan lain-lain. Dan keluarga Tn. Fe, kemampuan yang

dimiliki Tn. Fe untuk mengontrol keluarganya yaitu dengan

affective power (manipulasi dengan cinta kasih ). Komunikasi

dalam keluarga adalah komunikasi terbuka dua arah. Apabila

terdapat masalah, maka akan dibicarakan bersama.

7) Nilai dan Norma Budaya

Pada keluarga Tn. Fe masih terdapat adat dan kebiasaan budaya yang

bertentangan dengan masalah kesehatan seperti setelah melahirkan

dianjurkan minum arak supaya tubuh menjadi hangat.

8) Fungsi Keluarga

a) Fungsi Afektif

Dalam keluarga Tn. Fe kebutuhan kasih sayang tampak terpenuhi,

cukup harmonis.

b) Fungsi Sosialisasi

Dalam berhubungan sosial dengan masyarakat atau tetangga di

sekitar lingkungan tempat tinggalnya Ny. Fi mengatakan hanya

berhubungan jika ada perlu saja. Tn. Fe kadang-kadang bermain

bola bersama teman-temannya.

c) Fungsi Perawatan Keluarga


Pada keluarga Tn. Fe, jika salah satu anggota keluarganya sakit, flu

atau demam, batuk biasanya hanya membeli obat di warung terdekat

saja.

n. Stress dan Koping Keluarga

1) Stressor Jangka Pendek

Ny. Fi merasa cemas jika persalinannya tidak dapat berjalan lancar

dikarenakan kehamilan yang pertama. Ny. Fi merasa cemas bagaimana dengn

persalinan dan perwatan setelah melahirkan.

2) Stressor Jangka Panjang

Stress yang dirasakan keluarga Tn. Fe adalah merasa khawatir dengan

keselamatan persalinan Ny. Fi karena ini merupakan kehamilan yang pertama

dan karena usia Ny. Fi yang masih terlalu muda.

3) Kemampuan Keluarga Merespon Terhadap stress

Ny. Fi dan suaminya dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi

menyangkut kehamilannya kadang-kadang mengkonsulkannya dengan pihak

kesehatan (puskesmas).

4) Strategi Koping yang di Gunakan

Jika ada permasalahan Ny. Fi jarang membicarakannya dengan suaminya (Tn.

Fe) dan keluarga lainnya.

B. Pemeriksaan Fisik

Indikator Tn..Fe Ny. Fi

Kepala, leher dan Bentuk simetris,rambut hitam Bentuk simetris,rambut hitam lurus,
axilla lurus, hygiene baik, tidak hygiene baik, tidak terdapat
terdapat benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada pembengkakan
pembengkakan kelenjar tiroid kelenjar tiroid dan getah bening
dan getah bening

Mata Sklera tidak ikterik, Sklera tidak ikterik, konjungtiva


konjungtiva tidak anemis, tidak anemis, penglihatan baik
penglihatan baik

Hidung Tidak terdapat polip, Tidak terdapat polip, penciuman


penciuman baik, tidak terdapat baik, tidak terdapat akumulasi massa
akumulasi massa di hidung di hidung

Mulut Bentuk simetris, mukosa mulut Bentuk simetris, mukosa mulut


lembab, gigi lengkap lembab, gigi lengkap

Dada Ekspansi paru sama,, gallop Ekspansi paru sama,, gallop (-),
(-), wheezing (-), Ronchi  (-), wheezing (-), Ronchi  (-), tidak
tidak terdapat lesi terdapat lesi

Abdomen Tidak terdapat nyeri, bising Tidak terdapat nyeri, bising usus
usus normal, tidak teraba normal, tidak teraba massa, tidak
massa, tidak terdapat terdapat pembesaran hati
pembesaran hati

Ekstremitas - Atas Capilary reffil < 2 detik, tidak Capilary reffil < 2 detik, tidak
terdapat lesi, pergerakan aktif, terdapat lesi, pergerakan aktif, turgor
turgor kulit elastis kulit elastis

Bawah Pergerakan ekstremitas baik, Pergerakan ekstremitas baik, edema


edema (-), nyeri lutut (-), (-), nyeri lutut (-)
varises (-)

Tanda-tanda vital TD = 120/80 mmHg TD = 120/90 mmHg

RR = 18 x/menit RR = 18 x/menit

N = 80 x /menit N = 78 x /menit

S = 37  c S = 36,2  c

C. Analisa Data                                                                                                       
No Data Diagnosa Keperawatan
1. Ds : Cemas tingkat ringan (menjelang
          Ny. Fi mengatakan ini merupakan  persalinan ), keluarga Tn. Fe khususnya Ny.
kehamilan pertama Fi berhubungan dengan ketidakmampuan
          Ny. Fi mengatakan kurang begitu keluarga mengenal masalah
mengerti tentang perawatan setelah
persalinan
          Ny. Fi mengatakan merasa cemas
bagaimana perawatan setelah melahirkan

Do :
         Ny. Fi tampak cemas
         T.TV : TD : 100/70 mmHG
           RR : 20 x / menit
           N   : 82 x / menit
           S    : 37 C
2. Ds : - Resiko terjadinya pendarahan pada keluarga
Do : Tn. Fe khususnya Ny. Fi berhubungan
         Umur klien 18 tahun dengan ketidakmampuan keluarga merawat
         HPHT  : 10 -  6 – 2007 anggota keluarga yang sakit
         Berat badan hamil  : 56 Kg
         TB : 165 cm
3 Ds : Potensial peningkatan derajat kesehatan
         Ny. Fi menyatakan bahwa ia pernah
memeriksakan kehamilannya  ke
puskesmas dan dokter
         Ny. Fi mengatakan setiap ada anggota
keluarga yang sakit biasanya dengan obat
warung. Jika tidak mengalami perubahan
maka segera di bawa ke  puskesmas atau
rumah sakit

Do : -

D. Skoring / Pembobotan dan Penentuan Prioritas Masalah


a) Skoring / Pembobotan
1) Cemas tingkat ringan (menjelang persalinan dan perawatan ibu nifas)
pada keluarga Tn. Fe khususnya  Ny. Fi berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
No Kriteria Score Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah ; krisis atau 1/3 x 1/3 Faktor kebudayaan dapat memberi
keadaan sejatera 1 dukungan / pengetahuan merawat
anggota keluarga
2 2 Masalah dapat diubah dengn mudah
Kemungkinan masalah 2/2 x melalui pengetahuan
dapat diubah dengan mudah 2
3 2/3 Masalah dapat dicegah dengan
Potensial masalah untuk pengetahuan keluarga tentang
dicegah cukup 2/3 x persalinan dan perawatan setelah
1 melahirkan
4 1/2
Keluarga merasa ada masalah , tapi
Menonjolnya masalah, ada masih bisa dicegah atau dikendalikan
masalah, tapi tidak perlu 1/2 x
segera ditangani 1

Total

2) Resiko Terjadinya Pendarahan pada Keluarga Tn. Fe Khususnya Ny. Fi


Berhubungan Dengan Ketidakmampuan Keluarga Merawat Anggota
Keluarga
No Kriteria Score Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah ; 2/3 x 1 2/3 Masalah dapat dicegah dengan
ancaman pengetahuan keluarga tentang persalinan
dan perawatan setelah melahirkan

2 1/2 x 2 1 Sumber-sumber tindakan yang mendesak


Kemungkinan dapat dijangkau oleh keluarga
masalah untuk
diubah hanya
3 sebagain 2/3 x 1 2/3 Masalah dapat dicegah dengan
pengetahuan
keluarga tentang adanya bahaya
Potensial masalah pendarahan
4 untuk dicegah cukup 2/2 x 1 1
Keluarga merasakan masalah harus
segera ditangani agar pendarahan tidak
terjadi
Menonjolnya
masalah, masalah
berat, harus segera
ditangani

Total
3) Potensial Peningkatan Derajat Kesehatan     
No Kriteria Score Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah : 2/3 x 1 2/3 Derajat kesehatan keluarga Tn. Fe mulai
ancaman kesehatan membaik dan memerlukan dukungan untuk
peningkatannya

2 1/2 x 2 1 Keluarga mengetahui sedikit tentang tanda-


Kemungkinan tanda yang muncul saat mau melahirkan
masalah untuk
diubah : hanya
3 sebagain 2/3 x 1 2/3 Masalah dapat dicegah dengan pengetahuan
keluarga tentang persalinan dan perawatan
setelah melahirkan
Potensial masalah
4 untuk dicegah : 2/2 x 1 1 Keluarga tidak merasa adanya masalah
cukup dalam menjangkau pusat pelayanan
kesehatan

Menonjolnya
masalah : masalah
berat, harus segera
ditangani

Total

b) Prioritas Masalah
1) Cemas tingkat ringan (menjelang persalinan dan perawatan ibu nifas)
pada keluarga Tn. Fe khususnya  Ny. Fi  berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
2) Resiko terjadinya pendarahan pada keluarga Tn. Fe khususnya Ny. Fi
berhubungan dengan    ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga
3) Potensial peningkatan derajat kesehatan

E. Rencana Keperawatan
No Masalah Tujuan Tujuan Khusus Evaluasi intervensi
Keperawatan Umum
Kriteria Standar
1 Cemas Setelah Setelah 3 kali
tingkat ringan dilakukan kunjungan
(menjelang tindakan diharapkan
persalinan keperawata keluarga mampu:
dan n pada 1.1.Menyebutkan Respon Keluarga -Kaji
perawatan ibu keluarga bagaimana Verbal dapat pengetahuan
nifas) pada Tn. Fe persiapan menyebutk keluarga
keluarga Tn. khususnya menjelang an -Jelaskan
Fe khususnya Ny. Fi maka persalinan bagaimana kepada
Ny. Fi diharapkan persiapan keluarga
berhubungan cemas dapat menjelang tentang
dengan hilang / pers bagaimana
ketidakmamp berkurang  alinan persiapan
uan keluarga pada saat menjelang
mengenal menjelang persalinan:
masalah persalinan  a.tentukan
dan siapa yang
perawatan akan
setelah menolong
melahirkan persalinan
 b.suami/
keluarga
perlu
menabung
untuk biaya
persalinan
c.ibu dan
suami
menanyakan
ke
bidan/dokter
kapan
perkiraan
tanggal
persalinan
d.suami atau
keluarga
menyiapkan
kendaraan
Respon jika sewaktu-
1.2.Menyebutkan Verbal waktu ibu
tanda-tanda palsu Keluarga perlu segera
dan tanda-tanda dapat ke Rumah
Pasti persalinan menyebutk sakit
an tanda- e.Siapkan
tanda palsu perlengkapan
dan tanda- ibu dan bayi
tanda pasti
persalinan -Jelaskan
kepada
keluarga
tentang
tanda-tanda
palsu dan
tanda-tanda
pasti
persalinan:
a.tanda-tanda
palsu:
  ~terasa
mules tetapi
tidak teratur
dan tidak ada
perubahan
  ~nyeri
hanya di
bagian depan
  ~tidak
terjadi
pengeluaran
dari jalan
lahir
b.tanda-tanda
pasti:
  ~mules
yang teratur
dan semakin
1.3.Menyebutkan Respon lama semakin
kapan ibu harus Verbal sering
di   bawa ke   ~nyeri di
Rumah Sakit mulai dari
Keluarga belakang
dapat menjalar ke
menyebutk depan
an kapan   ~keluar
ibu harus lendir
dibawa ke bercampur
rumah sakit darah dari
jalan lahir
  ~keluar
cairan
ketuban dari
jalan lahir
akibat
pecahnya
selaput
ketuban

- Jelaskan
kepada
keluarga
kondisi yang
1.4 Menyebutkan seperti apa 
makanan yang Respon ibu harus
bergizi untuk ibu Verbal dibawa ke
menyusui rumah sakit :
a. Perdarahan
b. Bengkak di
Keluarga kaki, tangan,
dapat dan wajah
menyebutk atau sakit
an kepala
makanan- kadangkala
makanan disertai
yang kejang
bergizi c. Demam
untuk ibu tinggi
menyusui d. Keluar air
ketuban
sebelum
waktunya
e. Bayi dalam
kandungan
gerakannya
berkurang/
tidak
bergerak
f. Ibu muntah
terus dan
tidak mau
makan

Jelaskan
kepada
keluarga
makanan
yang bergizi
untuk ibu
menyusui
seperti :
a. Sumber
karbohidrat :
Nasi,jagung,s
agu,kentang,
ubi,mie,roti
b. Sumber
Protein :
Ikan, telur,
daging sapi,
ayam,tahu,te
mpe.
c. Sayur dan
buah-
buahan :
Daun katuk,
sawi, bayam,
kacang
panjang,
mangga,jeruk
,pisang, apel.

2 Resiko Setelah Setelah dua kali Respon Keluarga - Jelaskan


terjadinya dilakukan kunjungan Verbal Tn. Fe kepada
perdarahan tindakan keluarga Tn. Fe dapat keluarga
pada keluarga keperawata mampu menyebutk tentang
Tn. Fe n pada menyebutkan : an pengertian
khususnya keluarga 2.1. Pengertian pengertian ibu hamil
Ny. Fi Tn. Fe ibu hamil ibu hamil beresiko:
berhubungan khususnya beresiko beresiko Ibu hamil
dengan Ny. Fi maka beresiko
ketidakmamp diharapkan adalah
uan keluarga resiko tidak keadaan pada
merawat menjadi ibu hamil
anggota aktual perlu
keluarga yang diwaspadai
sakit karena
terdapat salah
satu atau
lebih faktor
resiko yang
mungkin
berpengaruh
terhadap
timbulnya
Respon kesulitan
2.2. Menyebutkan Verbal pada
faktor-faktor Keluarga kehamilan
resiko pada ibu Tn. Fe atau
hamil dapat persalinan
menyebutk
an faktor- - Jelaskan
faktor kepada
resiko pada keluarga
ibu hamil tentang
faktor-faktor
resiko pada
ibu hamil :
a. Umur yang
terlalu muda
( < 20 tahun )
dan umur
yang terlalu
tua ( > 35
tahun )
b. Jumlah
persalinan
c. Jarak
persalinan
d. Tinggi
badan < 145
cm
e. Lingkar
lengan atas <
23,5 cm
f. Kelainan
bentuk tubuh
3 Potensial Terjadinya Setelah dilakukan Respon Keluarga - Jelaskan
Peningkatan peningkatan satu kali Verbal Tn. Fe pada keluarga
Derajat derajat pertemuan mampu tentan g
Kesehatan kesehatan diharapkan mempertah perlunya
pada keluarga mampu : ankan menjaga
keluarga 3.1. derajat kesehatan
Tn. Fe Memeriksakan kesehatan
khususnya kehamilan di keluarga
Ny. Fi pelayanan
kesehatan

F. Implementasi dan Evaluasi


Tanggal/Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
1 Maret 2008 Cemas tingkat ringan Setelah perkenalan dan Subjektif
/ 09.30 ( Menjelang persalinan )  menjelaskan tujuan serta e.         Ny. Fi
pada Keluarga Tn. Fe kontrak waktu dilanjutkan menyatakan sudah
khususnya Ny. F
dengan : paham dengan
berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga a.         Menjelaskan penjelasan yang
mengenal masalah bagaimana   persiapan disampaikan
menjelang persalinan Objektif
b.         Menjelaskan tanda- f.Ny. Fi dapat
tanda palsu dan tanda- menjawab pertanyaan
tanda pasti persalinan yang diajukan pada
c.         Menjelaskan kapan saat evaluasi
ibu harus di bawa ke
rumah sakit
d.         Menjelaskan
makanan yang bergizi
untuk ibu menyusui Analisa   : Tujuan
khusus tercapai
Planning :  Hentikan
tindakan

Resiko terjadinya perdarahan Setelah menjelaskan Subjektif


pada keluarga Tn. Fe tujuan serta kontrak waktu - Ny. F mengatakan
khususnya Ny. Fi dilanjutkan dengan sudah mengerti
berhubungan dengan
         Menjelaskan pengertian dengan penjelasan
ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga ibu hamil beresiko yang diberikan.
         Menjelaskan faktor- Objektif
faktor resiko pada ibu - Ny. Fi dapat
hamil menjawab pertanyaan.

Analisa   : Tujuan
khusus tercapai
Planning : Hentikan
tindakan
Potensial peningkatan derajat Setelah menjelaskan Subjektif : Ny. Fi
kesehatan tujuan serta kontrak waktu mengatakan bahwa
dilanjutkan dengan : pernah satu kali ke
- Menjelaskan perlunya puskesmas
memeriksakan kehamilan Objektif :
dan mengkonsultasikannya - Klien pernah
ke bidan atau dokter
memeriksakan
kehamilannya di
puskesmas dan dokter

Analisa : Tujuan
khusus tecapai
Planning : Hentikan
tindakan

BAB IV
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Kehamilan merupakan sebuah proses fisiologis yang terjadi pada manusia dalam
rangka menciptakan penerus-penerus bagi sebuah keluarga atau menciptakan keturunan
yang ada dalam sebuah keluarga. Kehamilan berakhir pada proses persalianan
dimana banyak terjadi permasalahan baik bagi individu yang mengalami maupun pada
keluarga.
Banyak hal yang terjadi pada keluarga yang akan menunggu proses persalinan, seperti
cemas yang dirasakan keluarga serta persiapan yang dilakukan keluarga dalam
mempersiapkan proses persalinan. Oleh karena itu penulis merasa bahwa Asuhan
Keperwatan Keluarga ini sangat tepat dilakukan pada keluarga Tn. Fe khususnya Ny. Fi
mengingat proses yang akan dihadapi keluarga termasuk dalam keadaan krisis
situasional yang daikhawatirkan dapat menyebabkan krisis tidak terkendali.
Selama melakukan asuhan keperawatan keluarga terbina hubungan saling percaya
antara penulis dan klien serta anggota keluarga. Dalam hal ini muncullah 3 diagnosa
keperawatan yang dapat diambil dari permasalahan yang dialami keluarga Tn. Fe
yaitu:  Cemas (menjelang persalinan) pada keluarga Tn. Fe khususnya Ny. Fi
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah pada anggota
keluarga yang akan menghadapi persalinan, Resiko terjadi perdarahan pada keluarga
Tn. Fe khususnya Ny. Fi dan Potensial peningkatan derajat kesehatan pada keluarga Tn.
Fe.

B.     SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis mencoba mengemukakan saran untuk
menjadi pertimbangan dan untuk meningkatkan kualitas dalam Asuhan Keperawatln
Keluarga. Adapun saran tersebut adalah:
1. Diperlukaan keterampilan dalam pendekatan dengan keluarga dan teknik-teknik
observasi serta wawancara sehingga diperlukan data-data yang lengkap.
2. Perlu ditingkatkan wawancara dan keterampilan dalam menentukan rencana
tindakan dalam Asuhan Keperawatan Keluarga.
3. Dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan diharapkan selalu berlandaskan
pada konsep teoritis tanpa mengabaikan kondisi klien dan keluarga itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Wahit Iqbal Mubarak, dkk. Ilmu Keperawatan Komunitas 2, cetakan ke I CV.Sagung


Seto, Jakarta: 2006
Wiktijosastro, Prof, dr. Hanifa. Ilmu Kebidanan, edisi ke 3, cetakan ke 2, Yayasan bina
Pustaka Sarwono Prawiharjo, Jakarta: 1992
Departeman Kesehatan RI, Gizi Ibu Hamil dan Menyusui. Jakarta: 1997
Departemen Kesehatan dan JICA (Japan International Coorperation Agency), Kesehatan Ibu
dan Anak.  Jakarta: 1997
Departeman Kesehatan, Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar, Edisi 6.
Jakarta: 1994
https://www.slideshare.net/septianraha/195137392-askeppadaibuhamil1
https://id.scribd.com/document/255433035/Askep-Keluarg-Ibu-Hamil
https://id.scribd.com/presentation/326236435/Ppt-Asuhan-Keperawatan-Pada-Ibu-Hamil

Anda mungkin juga menyukai