Pernahkah Anda merasa kecewa, bingung, putus asa atau khawatir yang berlebih ketika
memutuskan untuk berhenti bekerja? Kalau jawabannya iya, Anda mungkin
mengalami post power syndrome.
Post power syndrome adalah suatu kondisi kejiwaan yang umumnya dialami oleh orang-
orang yang kehilangan kekuasaan atau jabatan yang diikuti dengan menurunnya harga
diri.
Menjalani masa pensiun ditanggapi dengan berbagai cara, ada yang merasa gembira
karena terbebas dari pekerjaan yang selama ini harus selalu dipertanggungjawabkan,
namun tidak jarang banyak pegawai yang merasa kebingungan akan apa yang akan
dikerjakan setelah pensiun. Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang
negatif, tidak menyenangkan bahkan dipandang sebagai masa yang menakutkan. Oleh
karena itu akan terkena gejala post power syndrome yaitu sindrom dari berakhirnya
suatu jabatan atau kekuasaan dimana yang mengalaminya menjadi tidak bisa berpikir
realistis, tidak bisa menerima kenyataan, bahwa sekarang sudah bukan pejabat lagi,
bukan pegawai lagi dan sudah pensiun (Suadirman, 2001)
Sindrom ini biasanya muncul pasca pensiun, PHK, menurunnya ketenaran seorang artis
atau seseorang yang memutuskan berhenti bekerja saat ia tengah berada pada posisi
atau jabatan yang cukup penting.
Beberapa ciri kepribadian yang rentan terhadap sindrom ini diantaranya adalah mereka
yang sangat bangga pada jabatannya, senang dihormati, senang mengatur orang lain
dan selalu menuntut agar keinginan atau perintahnya dituruti.
Post power syndrome merupakan sindrom pasca seseorang berhenti dari dunia kerja
atau dari kekuasaannya. Post power syndrome biasanya muncul setelah seseorang
turun dari jabatan atau kekuasaannya yang disertai perasaan menurunnya harga diri
dikarenakan dia merasa tidak dihormati lagi dan lebih mudah tersinggung serta curiga.
Pada umumnya, orang yang mengalami post power syndrome tidak menyadari akan
kondisinya. Gejala yang muncul juga bisa bermacam-macam baik gejala fisik maupun
psikis. Gejala post power syndrome akan mudah muncul jika seseorang tidak dilibatkan
dalam pengambilan keputusan atau tidak dimintai pendapatnya. Ini akan lebih mudah
terjadi pada orang yang sebelumnya memiliki jabatan tinggi atau penting.
GEJALA
Gejala post power syndrome terbagi menjadi tiga, yakni gejala fisik, emosi dan perilaku.
Secara fisik, penderita post power syndrome ditandai dengan penampilan yang terlihat
lebih kuyu, tidak ceria dan sering sakit-sakitan seperti gampang terkena flu, deman dan
penyakit fisik lainnya.
Sementara gejala emosi ditandai dengan penderita mudah tersinggung, lebih senang
menyendiri, pemurung, lebih cepat marah dan tersinggung jika pendapat atau
ucapannya tidak dihargai. Gejala lainnya seperti rasa kecewa, bingung, sedih, merasa
kesepian atau merasa sendirian, takut, dan perasaan kosong.
Adapun gejala perilaku yang muncul bisa dilihat dari perubahan perilaku penderita yang
cenderung lebih pendiam, pemalu atau sebaliknya malah terus menerus
membanggakan kejayaan karirnya di masa lampau.
Gejala yang cenderung muncul kepada orang yang mengalami Post Power Syndrome,
antara lain adalah:
Kegalauan dan kegelisahan hati ,serta rasa khawatir berlebihan menghadapi masa
masa yang berada diluar zona keamanan dan kenyamanannya,dapat mendistorsi jiwa
seseorang yang tidak mempersiapkan diri sedari awal. Sebenarnya terlepas dari
siapapun adanya diri kita, adalah wajar ,ada rasa kekuatiran ,menghadapi masa masa
pensiun. Karena pensiun,bukan hanya pemasukan uang tidak lagi berjalan seperti
biasa,tetapi pensiun juga berarti,ia tidak lagi memiliki “kekuasaan” untuk “memerintah”
orang lain. Bila gejala ini merambat dan menguasi dirinya,maka kegalauan dan
keresahan tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi langsung atau tidak akan menebar
dan mendistorsi anggota keluarga. Oleh karena itu pilihan terbaik adalah jika kita
memasuki masa pensiun, tanpa rasa kekhawatiran yang berlebihan
CARA MENGATASI
Mempersiapkan diri sedini mungkin.dengan menanamkan di dalam hati bahwa tidak ada
manusia yang bisa hidup selamanya. Bahwa suatu waktu .suka ataupun
tidak,kedudukan kita akan digantikan oleh orang lain. Tanamkanlah pada diri
kita ,bahwa pensiun adalah sesuatu yang wajar yang merupakan proses alami. Yang
tidak dapat dihindarkan oleh siapapun.Dengan jalan menerima bahwa hal tersebut
adalah suatu kenyataan hidup,maka hati kita menjadi tenang.Jauh dari kerisauan
memikirkan masa pensiun. mempersiapkan tabungan sebaik-baiknya/rencana investasi
jangka panjang dengan resiko yang seminim mungkin. Misalnya buka buka kos-kosan,
buka warung makan, kelontong atau usaha kecil lainnya. Pada masa era media sosial
sekarang bisa dimanfaatkan untuk jualan online. Misal ibu-ibu yang hobi masak atau
bikin kue di rumah, bisa menyalurkan hobinya tersebut dan dijual secara online melalui
media facebook, instagram atau melalui status whatsapp. Selain itu bisa menyalurkan
hobi jualan baju atau mungkin jilbab yang sedang trend sekarang ini. Bagi bapak-bapak
bisa berbisnis tanaman, peternakan atau kuliner. Bisnis produk makanan sehat juga
bisa dijadikan suatu peluang dimana gaya hidup masyarakat saat ini beralih ke gaya
hidup yang lebih sehat. Apapun bisa dijadikan peluang usaha asalkan kita menjalaninya
dengan senang hati dan tanpa paksaan, apalagi sesuai hobi masing-masing.
Keluarga atau orang lain yang terdekat akan sangat membantu atau mempengaruhi
seseorang agar tidak mengalami post power syndrome. Hal ini karena merekalah yang
lebih mengetahui kondisinya. Cara paling mudah adalah dengan terus menjalin
silaturahim dengan orang-orang di sekitar, baik itu keluarga maupun tetangga.
Berkumpullah dengan mereka agar kita tidak pernah merasa sendirian atau kesepian.
Jika perlu bentuklah semacam komunitas dengan aktivitas yang sederhana tetapi
menyehatkan jiwa raga. Seperti komunitas religi seperti pengajian atau aktivis gereja,
bisa juga komunitas berdasarkan hobi.