Anda di halaman 1dari 15

Nama : Serly Wulansari

Nim : 1911140101

Prodi : Perbankan Syariah 2C

Matkul : Fiqih Ibadah

Hari/tanggal : Selasa, 23 juni 2020

Jam : 11.00 Wib

UAS meresume :

1. ZAKAT
a. Pengertian
Zakat adalah mengeluarkan sebagian harta benda sebagai sedekah wajib , sesuai
perintah Allah SWT. Kepada orang – orang yang memenuhi syarat-syarat ta dan
sesuai dengan ketentuan hukum islam. Secara terminologi, zakat adalah pemilikan
harta yang dikhusukan kepada mustahiq (penerima-Nya) dengan syarat-syarat
tertentu.

b. Hukum Zakat
Zakat salah satu rukun Islam dan menjadi unsur pokok bagi tegak nya syariat islam.
Jadi itu hukum zakat adalah wajib (fardhu ‘ain) dan kewajiban ta’abuddi. Dalam Al -
Qur'an perintah zakat sama pentingnya dengan perintah shalat. Zakat termasuk dlaam
katagori Bada seperti sholat, haji, dan puasa yang telah diatur secara rincu berdasar
Al – Qur’an dan sunnah.

c. Syarat Wajib Zakat


Zakat hukumnya wajib pada setiap harta yang telah memenuhi kriteria syarat dan
sebab zakat, baik pemilik tersebut sudah mukallaf atau belum.
Menurut jumhur ulama’ , syarat wajib zakat:
- Beragama islam
- Berakal sehat dan dewasa
- Merdeka
- Milik sempurna
- Berkembang secara riil
- Telah mencapai nisab
- Harta sudah mencapai haul
- Bebas dari hutang

d. Syarat Sah Zakat


- Niat
- Tamlik ( memberikan hak kepemilikan)

e. Rukun Zakat
Rukun zakat adalah unsur-unsur yang harus terpenuhi sebelum melaksanakan zakat,
yaitu meliputi orang yang berzakat, harta yang dizakatkan, dan orang yang berhak
menerima zakat. Seseorang yang telah memenuhi syarat untuk berzakat harus
mengeluarkan sebagian dari harta mereka dengan cara melepas hak kepemilikanya,
kemudian diserahkan kepemilikanya kepada orang-orang yang berhak menerimanya
melalui imam atau petugas yang memungut zakat.

f. Sunnah Zakat
- Lebih utamakan medahulukan kerabat dekat
- Sebaiknya zakat disalurkan di wilayah setempat
- Sebaiknya zakat diserahkan sendiri secara langsung tetapi jika tidak mampu maka
boleh disalurkan melalui orang lain yang dipercaya
- Tetap menghormati dan menghargai penerima zakat
- Sebaiknya zakat tidak dipamerkan

g. Batalnya Zakat
Mengungkit- ungkit zakat yang telah diberikan,menyebut sebut atau menyakiti hati
penerima agar nasyarakat mengetahui kedermawaanya.

2. HAJI
a. Pengertian
Haji menurut etimologi adalah “ al-qashdu” atau “ menyengaja” sedangkan arti haji
dilihat dari segi istilah terminology bberarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah)
untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan
dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang di tentukan
Mengunjungi Makkah untuk mengajarkan ibadah thawaf ,sa’i , Wuquf di ‘Arafah dan
serangkaian ibadah lain nya dalam rangka memenuhi perintah Allah dan karena
mengharapkan keridhoan-nya.

b. Hukum Haji
Hukum haji adalah fardhu ‘ain, wajib bagi setiap muslim yang mampu, wajibnya
sekali seumur hidup. Haji merupakan bagian dari rukun Islam. Mengenai wajibnya
haji telah disebutkan dalam Al Qur’an, As Sunnah dan ijma’ (kesepakatan para
ulama).

c. Syarat Wajib Haji


- Islam
- Berakal sehat
- Baligh
- Merdeka
- Mampu

d. Syarat Sah Haji


- Islam
- Berakal
- Miqot zamani, artinya haji dilakukan di waktu tertentu (pada bulan-bulan haji),
tidak di waktu lainnya
- Miqot makani, artinya haji (penunaian rukun dan wajib haji) dilakukan di tempat
tertentu yang telah ditetapkan, tidak sah dilakukan tempat lainnya

e. Rukun Haji
Rukun haji adalah suatu perbuatan apabila tidak dilakukan menyebabkan tidak
syahnya haji. Perbuatan itu tidak boleh diganti dengan dam (denda) dan harus
mengulang lagi.
Rukun haji yang dimaksudkan yaitu:
- Ihram
- Wuquf
- Thawaf
- Sa’i
- Tahallul
- Tertib

f. Sunnah Haji
- Mandi ketika hendak berihram
- Memakai wangi -wangian sebelum memakai pakaian ihram
- Shalat sunnah ihram dua rakaat
- Membaca talbiyah setelah berihram sampai tahallul
- Melakukan thawaf ketika memasuki masjidil haram
- Membaca dzikir dan do’a ketika melakukan thawaf
- Masuk ka’bah (baitullah)

g. Batalnya Haji
- Berhubungan intim jika dilakukan sebelum melempar jumrah ‘Aqabah apabila
dilakukan setelah melempar jumrah ‘Aqabah dan sebelum thawaf ifdgah hajinya
tidak batal walapun demikian berdosa.
- Meninggalkan salah satu rukun dari rukun-rukun haji Apabila haji seseorang batal
karena salah satu dari dua perkara ini, maka wajib baginya berhaji kembali tahun
berikutnya apabila ia mampu, sebagaimana yang telah kami jelaskan tentang
makna mampu

3. UMROH
a. Pengertian
Secara bahasa umroh bermakna ziarah ( berkunjung/mengunjungi). Sedangkan secara
istilah umroh adalah berkunjung ke Baitulah untuk melaksanakan thawaf, sa’i di
antara shafa dan marwah serta mencukur tambut kepala atau memendekkannya demi
ridha Allah SWT.

b. Hukum Umroh
Hukum ibadah umroh terdapat perbedaan. Ada yang berpendapat hukum umroh
sunnah muakkad ada yang berpendapat fardhu ain atas setiap – tiap orang laki -laki
dan perempuan, sekali seumur hidup seperti haji.

c. Syarat Wajib Umroh


- Ihram serta berniat
- Meninggalkan yang dilarang ihram sah
- Melaksanakan tawaf wada

d. Syarat Sah Umroh


- Islam
- Berakal
- Baligh
- Merdeka
- Tertib

e. Rukun Umroh
Rulun dalam ibadah umroh 4 bagian yang mana tidak sah suatu ibadah umroh jika
tidak mengetjakan rukun-rulun tersebut ,antara lain:
1) ihram serta berniat
2) tawaf/ berkeliling ka’bah
3) sa’i di antara bukit safa dan marwah
4) bercukur atau bergunting, sekurang-kurangnnya memotong tiga helai rambut
5) menertibkan ke-tiga rukun tersebut di atas.
f. Sunnah Umroh
- Membaca talbiyah
- Membaca doa setelah membaca talbiyah
- Membaca dzikir setelah tawaf
- Sholat sunnah 2 rakaat setelah tawaf
- Melakukan sa’I sebanyak 7kali
- Bertahallul sampai selesai

g. Batalnya Umroh
- Melakukan jima’ ibadah umroh kita akan batal bila melakukan jima’ sebelum
melontar jumrah aqabah.
- Meninggalkan salah satu rukun umroh, umrohnya dikatakan tidak sah dan batal.

4. a. AQIQAH
a. Pengertian
Dalam bahasa arab, Aqiqah memiliki arti yaitu memutus dan melubangi. Pengertian
secara unum Aqiqah adalah aktivitas ibadah menyembelih hewan berupa kambing
sebagai bentuk rasa syukur atas lahirnya seorang anak.

b. Hukum Aqiqah
Ulama berbeda pendapat tentang status hukum aqiqah,yaitu :
a. Menurut Daud Adz-Dzahiri dan pengikutnya aqiqah hukumnya wajib, sedangkan
menurut jumhur ulama hukum aqiqah adalah sunnah.
b. Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam bukunya Minhajul Muslim, mengatakan
bahwa hukum aqiqah adalah sunnah muakkad bagi orang yang mampu
melaksanakannya, yaitu bagi orang tua anak yang dilahirkan.
c. Imam Abu Hanifah menetapkan bahwa hukum aqiqah adalah ibadah artinya tidak
wajib dan tidak sunnah.

c. Syarat Sah Aqiqah


Syarat sah orang yang berqurban:
- Seorang muslim atau muslimah
- Usia baligh
- Berakal
- Manpu
- Orang yang bernukmin
Dalam tata cara aqiqah islam, syarat hewan untuk aqiqah yaitu:
- Tidak cacat
- Tidak berpenyakit
- Cukup umur, yaitu: kira-kira berumur 1 tahun
- Warna bulu sebaiknya memilih yang berwarna putih

d. Rukun Aqiqah
- Rukun aqiqah dalam hal waktu atau kapan dilakukannya aqiqah
- Rukun aqiqah tentang kapan rambut si bayi dicukur
- Rukun aqiqah tentang apa yang kita lakukan dengan cukuran rambut bayi tersebut

e. Batalnya Aqiqah
Saat melaksanakan suatu aqiqah hendaknya segala ketentuan dipenuhi apabila dalam
suatu pelaksanaan aqiqah salah satu dari ketentuan syarat atau rukun nya tidak
terpenuhi maka pelaksanaan suatu aqiqah dianggap batal.

b. QURBAN
a. Pengertian
Qurban berasal dari bahasa arab yaitu “qurban” ‫قربن‬, yang berarti dekat. Didalam
ajaran islam, qurban disebut juga dengan al-udhhiyyah dan adh-dhahiyah yang berarti
binatang sembelihan, seperti unta, sapi, atau kerbau, dan kambing yang disembelih
pada hari raya aidul adha dan hari-hari tasyriq sebagai bentuk taqorrub atau
mendekatkan diri kepada Allah.

b. Hukum Qurban
terdapat perbedaan pendapat ulama tentang hukumnya, ada yang mengatakan wajib
bagi yang memiliki kelapangan rezeki, adapula yang mengatakan sunnah muakad
berarti ibdah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat atau mendekati wajib..
Jika dijabarkan, kedua pendapat yang berbeda ini masing- masing mempunyai dasar
yang sama kuat. Sebagaian ulama memberikan jalan keluar dari perselisihan dengan
menasehatkan, “...selayaknya bagi mereka yang mampu, tidak meninggalkan
berqurban. Karena dengan berqurban akan lebih menenangkan hati dan melepaskan
tanggungan wallahu a’lam”

c. Syarat Wajib Qurban


- Islam
- Bermukmin
- Mampu
- Baligh

d. Syarat Sah Qurban


- Berqurban pada waktunya
- Berqurban dengan hewan ternak yang sesuai tuntunan
- Hewan yang digunakan berqurban tidak boleh cacat
- Hewan yang diqurbankan cukup umur

e. Rukun Qurban
Rukun penyembelihan:
- Dzabu ( pekerjaan menyembelih )
- Dzabih ( orang yang menyembelih )
- Hewan yang disembelih
- Alat menyembelih

f. Sunnah Qurban
- Menyembelih dengan tangan sendiri
- Membaca takbir setelah basmalah
- Meletakkan kaki kanan dibahu hewan yang akan disembelih setelah direbahlan
diatas sisi sebelah kirinya, apabila hewan tersebut kambing atau sapi
- Menyembelih unta dnegan nahr, dalam keadaan berdiri dan diikat kaki kirinya ke
depan
- Memakan sebagian daging qurban dan bershodaqoh dengannya
- Menggemukkan hewan qurban
- Menyembelih di hari idul Adha tanggal 10 dzulhijjah

g. Batalnya Qurban
Batalanya qurban bisa karena sebab, seperti disemeblih sebelum shlat id atau setelah
qurbn hari tasyrik, atau usia hewan qurbannya tidak memenuhi, atau ada cacat yang
menyebabkan qurban tidak sah. Selama hewan disembeleih dengan cara yang benar,
maka status sembelihan sah, dan dagingnya halal dimakan.

c. SEMBELIHAN
a. Pengertian
Sembelihan dalam istilah fikih disebut Al-Zakah yang bermankna baik atau suci.
Digunakan istilah al-Zakah untuk sembelihan, karena dengan penyembelihan yang
sesuai dengan ketentuan syara' akan menyebabkan hewan yang disembelih itu baik,
suci dan halal dimakan. Hewan ada yang halal dimakan dan yang haram dimakan,
kita tidak boleh menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.
b. Hukum Sembelihan
Menyembelih hewan, baik dengan cara dzabh maupun nahr Sebab hewan yang boleh
dimakan kecuali ikan dan belalang, tidak boleh langsung dimakan sesuatu pun
darinya kecuali setelah disembelih.
Dalil Hukum Hewan Sembelihan:
َ ‫َوطَ َعا ُم الَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِكت‬
‫َاب ِح ٌّل لَّ ُك ْم َوطَ َعا ُم ُك ْم ِح ٌّل لَّهُ ْم‬
“Makanan (sembelihan) orang-orang ahlul Kitab itu halal bagimu…” [Al-Maa-idah:
5] Imam al-Bukhari berkata, “Berkata Ibnu ‘Abbas, ‘Tha’aamuhum (makanan
mereka) maksudnya dzabaahuhum (sembelihan mereka).’’

c. Syarat Wajib Sembelihan


- Berakal dan sudah tamyiz
- Beragama islam dan sudah akal baligh
- Memiliki keahlian dalam penyembelihan
- Memahmi tata cara penyembelihan secara ayari

d. Syarat Sah Sembelihan


Syarat hewan yang akan disembelih:
- Hewan masih dalam keadaan hidup ketika penyembelihan , bukan dalam keadaan
bangkai (sudah mati)

Syarat orang yang akan menyembelih:

- Berakal
- Yang menyembelih seorang muslim
- Menyebut nama Allah ketika menyembelih
- Tidak disembelih atas nama Allah

e. Batalnya Sembelihan
Ketika seseorang menyembelih, lalu pisaunya jatuh/ dia angkat tangannya, sementara
hewan itu belum mati, seperti hewan yang terluka. Sebab itu, jika penyembelih ini
langsung mengulangi, hingga hewan mati, status sah dan halal dimakan. Sedangkan,
jika hewan itu telah mati namun kita tetap memaksa menyembelih makan dianggap
tidak sah atau batal.

d. MAKANAN DAN MINUMAN YANG HALA DAN HARAM


a. Pengertian
Makanan dan minuman halal adalah makanan yang diizinkan bagi seorang muslim
untuk memakannya. Banyak sekali jenis makan yang kita kenal.
ada dua jenis makanan yang kita kenal, yaitu.
a. Makanan yang berasal dari selain hewan
Makanan yang berasal dari selain hewan ini adalah makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, buah-buhan, umbi-umbian, benda-benda (roti, kue, dan
sejenisnya), dan yang berupa cairan (air dengan semua bentuknya), atau maka yang
diolah dan dikemas di pabrik.
b. Makanan yang berasal dari hewan
Hewan yang jika dilihat dari segi tempatnya ada dua macam, yaitu hewan darat dan
hewan air. Hewan darat juga terbagi pada dua macam, yaitu hewan jinak dan hewan
liar.
1) Hewan jinak adalah semua hewan yang hidup di sekitar manusia dan diberi makan
oleh manusia, seperti hewan ternak.
2) Hewan liar adalah semua hewan yang tinggal jauh dari manusia dan tidak diberi
makanan oleh manusia, baik dari buas maupun tidak.
Bentuk hewan darat dengan kedua macamnya adalah halal kecuali yang diharamkan
oleh syari’at. Binatang darat yang diharamkan dalam Al-Qur’an ada beberapa macam.
Diantaranya babi, bangkai, hewan yang disembelih bukan karena Allah, dan darah.
Haram artinya dilarang, jadi makanan yang haram adalah makanan yang dilarang oleh
syara’ untuk dimakan. Setiap makanan yang di larang oleh syara’ pasti ada bahayanya
dan yang meninggalkan yang dilarang syara’ pasti ada manfaatnya dan mendapat
pahala.

b. Hukum Makanan dam Minuman Halal dan Haram


Makanan dan minuman yang boleh dimakan umat islam adalah yang memenuhi dua
syarat, yaitu halal, yang artinya diperbolehkan untk dimakan dan tidak dilarang
oleh hukum syara', dan baik/Thayyib yang artinya makanan itu bergizi dan
bermanfaat untuk kesehatan.
c. Syarat Sah Makanan dan Minuman Halal dan Haram
Makanan dan Minuman Halal:
- Makanan dan minuman yang zat dan cara mendapatkannya halal dan tidak
dilanrang syara’ seperti, makanan pokok
- Bangkai ikan dan belalang

Makanan dan Minuman Haram:

- Makanan dan minuman yang zat dan cara mendapatkannya haram dilarang syara’
seperti, cara memperolehnya mencuri
- Bangkai
- Darah yang mengalit diharamkan karena darah itu kotor
- Daging babi
- Minuman yang diizinkan oleh syara’ dan tidak meninbulkan mabuk. Seperti, teh,
kopi dan lain-lain
- Minuman haram yang memabukan yaitu : khamr, bir, tuak,arak dan narkoba

d. Rukun Makanan dan minuman Halal dan Haram


- Halal Li Zatihi atau Halal dari sisi zat, yaitu sebuah makanan dan minuman
tergolong halal apabila ia merupakan makanan yang bahan dasarnya berasal dari
hewan atau tumbuhan yang tidak diharamkan dalam Islam
- Cara memperolehnya halal, yaitu proses untuk mendapatkan makanan tersebut
tidak boleh melalui proses yang diharamkan dalam Islam seperti mencuri, menipu
dan sebagainya
- Cara memprosesnya halal, yaitu cara menuju makanan itu menjadi siap makan
haruslah melalui proses yang halal
- Cara menyajikan, mengantarkan, serta menyimpan harus halal
e. Batalnya
Saat memakan sebuah makanan dalam bentuk masih berdarah atau sudah menjadi
bangkai maka, makanan itu dianggap tidak halal(sah) atau batal.

e. SUMPAH
a. Pengertian
Sumpah adalah mentahkikkan sesuatu (menguatkannya) dengan menyebut nama
Allah yang tertentu atau menyebut sifat-sifatNya. Adapun sumpah dengan menyebut
selain dari nama Allah atau sifat-sifatNya, seperti sumpah dengan mahkluk, tidak sah
berarti tidak wajib ditepati dan tidak wajib kafarat (denda). Begitu juga sumpah yang
tidak disengaja, umpamanya terlanjurnya lidah.

b. Hukum Sumpah
- Sumpah yang wajib, seperti : sumpah seseorang yang tidak pernah bersalah agar
selamat dari kebinasaan
- Sumpah yang sunnah, seperti : sumpah ketika mendamaikan pihak yang bertikai
- Sumpah yang mubah, seperti : bersumpah melakukan atau meninggalkan
perbuatan mubah
- Sumpah yang makruh, seperti : bersumpah melakukan yang makruh atau
meninggalkan hal yang dianjurkan
- Sumpah yang haram, seperti : bersumpah secara dusta dengan sengaja

c. Syarat Sah Sumpah


- Bersumpah dengan Nama Allah Swt
- Sumpah dengan Salah Satu dari Nama-Nama Allah
- Sumpah dengan salah satu sifat Allah
- Isi sumpah jelas dan tegas
- Pelanggaran Sumpah

d. Rukun Sumpah
- Tidak bersumpah untuk zat atau eksistensi apapun selain Allah
- Sumpah diucapkan hanya sekali saja
- Tidak berdusta kala bersumpah
- Sumpah hanya berlaku untuk perkara halal dan amal kebaikan
- Hendaknya ia menyertakan ucapan ‘insya Allah’ (istitsna) saat bersumpah. 
- Stop obral sumpah

e. Batalnya Sumpah
Sumpah yang sudah terucap wajib dilaksanakan, kecuali jika sumpah itu melanggar
syariat Allah atau orang yang bersumpah melihat sesuatu yang lebih baik dari objek
sumpahnya itu.

f. NAZAR
a. Pengertian
Secara bahasa, nazar berarti mengharuskan diri untuk melakukan sesuatu. Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia “Nazar” berarti: “janji” hendak berbuat sesuatu
apabila telah tercapai maksudnya. Nazar merupakan tindakan seorang muslim yang
mewajibkan dirinya untuk melakukan suatu ibadah kepada Allah SWT yang pada
dasarnya hal tersebut tidak wajib. Jika seseorang bernazar melakukan perbuatan
buruk atau kemaksiatan, maka nazar tersebut tidak boleh dilakukan dan harus diganti
dengan membayar denda.

b. Hukum Nazar
Syari’at membolehkan setiap mulsim untuk bernazar. Hal ini menunjukan, hukum
nazar adalah mubah. Para ulama sepakat, hukum melaksananakan nazar atau
melaksanakan sesuatu sesuai dengan yang telah yang dinazarkan, adalah wajib. Ini
dengan ketentuan, nazar tersebut untuk melalkukan kebaikan kepada Allah SWT,
bukan justru bermaksiat kepadanya.Orang yang bernazar tetapi tidak melaksanakan
nazarnya, baik sengaja ataupun karena tidak mampu melalsakannya, maka harus
membayar kafarat (denda). Jumlah denda itu sama dengan kafarat melanggar sumpah.
c. Syarat Wajib Nazar
- Islam
- Mukallaf
- Berakal
Tidaklah sah nazar orang yang kafir, anak-anak, orang gila, dan nazarnya orang yang
kurang waras.

d. Syarat Sah Nazar


- Islam
- Barakal
- Baligh
- Berada dalam waktu ikhtiar (normal)
Salah satu syarat sahnya nazar adalah lafaz nazar harus mengandung sebuah
kepastian untuk menyanggupi ,melakukan suatu hal. Misal, saya bernazar akan
puasa pada hari senin dan kamis.

e. Rukun Nazar
Menurut imam mazhab hanafi rukun nazar hanya satu yaitu sigah. Sedangkan,
menurut ulama jumhur, rukun nazar ada 3 yaitu :
- Ornag yang bernazar , harus muslim dan mukallaf
- Yang dinazarkan
- Sigaht nazar

f. Batalnya Nazar
Nazar walapun merupakan janji diri sendiri, tetapi sifatnya mengikat dan tidak boleh
dibatalkan begitu. Namun, islam mengatur hukum ketika nazar tidak dpaat
ditunaikan, yaitu dengan membayar kafarat.

Anda mungkin juga menyukai