Anda di halaman 1dari 17

2

KELEMBABAN

LAPORAN

Oleh

Kelompok IV(4)

Rizky Fadilah 2104290061

Lufthi Suaka Ashari 2104290062

Andini Eka Syahputri 2104290063

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
2

KELEMBABAN

Oleh

Kelompok

Rizky Fadilah 2104290061


Lufthi Suaka Ashari 2104290062
Andini Eka Syahputri 2104290063

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk menyelesaikan Praktikum


Agroklimatologi pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.

Disetujui Oleh:

Andri Abdi S.P


Asisten Praktikum

Disahkan Oleh:

Rini Sulistiani,S.P.,M.P.
Dosen Penanggung Jawab
2

KATA PENGANTAR
Puji syukur khadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

kesempatan dan kekuatan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

Praktikum yang berjudul “KELEMBABAN”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan Terima kasih kepada :

1. Kedua Orang Tua Penulis yang Telah Memberi dan Dukungan Baik Secara

Moral Maupun Material.

2. Ibu Dr. Rini Sulistiani, S.P, M.P Selaku Penanggung Jawab Praktikum

Agroklimatologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara

3. Kakanda Monika Sutari, S.P. Selaku Asisten Praktikum Agrokimatologi

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

4. Abangda Andri Abdi, S.P. Selaku Asisten Asisten Praktikum Agrokimatologi

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

5. Kakanda Aisyah Putri, Selaku Asisten Asisten Praktikum Agrokimatologi

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

6. Teman - teman yang Telah Memberikan Dukungan dan Partisipasinya Baik

Dalam Pembuatan Laporan dan Dokumentasi.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Medan, mei 2022

Penulis
2

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kelembaban udara merupakan ukuran jumlah uap air di udara.

Perkembangan bahan elektronik dan serat optik sudah mendukung

dikembangkannya berbagai jenis sensor kelembaban udara dan teknik

pengukurannya. Pengukuran kelembaban udara sangat penting di berbagai sektor

perindustrian seperti industri pengolahan dan penyimpanan makanan, agrikultur,

farmasi, biomedis, bahan kimia, ekologi, pemantauan kondisi cuaca atmosfer dan

perindustrian lainnya (Alwis dkk., 2016).

Kelembaban udara dibedakan atas kelembaban udara absolut dan

kelembaban udara relatif atau relative humidity (RH). Pada saat ini, sensor

kelembaban udara yang terdapat di pasaran atau yang sedang dikembangkan dalam

penelitian laboratorium adalah sensor RH, yang selanjutnya dikategorikan menjadi

tiga kelas yaitu tipe keramik (semikonduktor), sensor berbasis polimer organik,

dan sensor hibrid organik/anorganik (polimer/keramik). Ketiga kategori sensor ini

memanfaatkan perubahan sifat fisik dan sifat listrik elemen sensitif pada kondisi

kelembaban atmosfer yang berbeda dari lingkungan sekitarnya (Farahani dkk.,

2015).

Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara.

Kandungan uap air di udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak,


2

kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban nisbi

membandingkan antara tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya pada

kapasitas udara untuk menampung uap air. Udara dengan mudah menyerap

kelengasan dalam bentuk uap air. Banyaknya bergantung pada suhu udara dan

suhu air. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya

(Jason, 2016).

Faktor cuaca yang paling dominan dan berpengaruh langsung terhadap

produktivitas tanaman adalah kelembaban udara. Semakin tinggi kelembaban

udara udara dapat menyebabkan produktivitas tanaman menurun. Kelembaban

udara disamping berpengaruh langsung juga berpengaruh tidak langsung terhadap

produktivitas melalui evaporasi dan selanjutnya. Kelembaban udara dipengaruhi

secara langsung oleh curah hujan dan hari hujan maka kelembaban makin

meningkat yang mengakibatkan penurunan produktivitas tanaman (Herlina, 2017).

Kelembaban udara merupakan uap air (gas) yang tidak dapat dilihat, yang

merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Banyaknya uap air yang dikandung

oleh hawa tergantung pada temperatur. Makin tinggi temperatur makin banyak uap

air yang dapat dikandung oleh hawa Ada tempat-tempat yang memiliki udara yang

mengandung banyak uap air, dan ada pula tempat-tempat yang kadar air dalam

udaranya sangat rendah. Air menguap dan bercampur dengan udara yang ada di

sekitarnya. Sebagian uap air akan naik ke atas dan membentuk awan yang nantinya

bisa menjadi hujan yang turun ke permukaan bumi (Anonim, 2016).


2

Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui kelembaban secara vertikal pada ketinggian 50 cm, 100

cm, dan 200 cm pada daerah vegetasi.

2. Untuk mengetahui kelembaban pada 1 periode pengamatan.

Kegunaan Praktikum

1. Sebagai syarat masuk untuk mengikuti Praktikum Kelembaban di Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

2. 6 Sebagai syarat masuk untuk mengikuti Praktikal Test Praktikum

Kelembaban di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara.

3. Sebagai bahan informasi bagi yang membutuhkan


2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kelembapan udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara

atau atmosfer. Besarnya tergantung dari masuknya uap air ke dalam atmosfer karena

adanya penguapan dari air yang ada di lautan, danau, dan sungai, maupun dari air

tanah. Disamping itu terjadi pula dari proses transpirasi, yaitu penguapan dari

tumbuhtumbuhan. Sedangkan banyaknya air di dalam udara bergantung kepada

banyak faktor, antara lain adalah ketersediaan air, sumber uap, suhu udara, tekanan

udara, dan angin5) . Uap air dalam atmosfer dapat berubah bentuk menjadi cair atau

padat yang akhirnya dapat jatuh ke bumi antara lain sebagai hujan. Kelembapan udara

yang cukup besar memberi petunjuk langsung bahwa udara banyak mengandung uap

air atau udara dalam keadaan basah. Berbagai ukuran dapat digunakan untuk

menyatakan nilai kelembapan udara. Salah satunya adalah kelembapan udara relative

(nisbi). Kelembapan udara nisbi (Wirjohamidjojo, 2016)

Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat

dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit

tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan

dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi

membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya

atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk

menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara.
2

Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan

uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai arti

dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas (Handoko, 2017).

Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan. Penguapan

adalah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan

diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas.

Seperti diketahui, penguapan tidak hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka

saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuh-

tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu disebut dengan Evaporasi (Karim, 2017).

Kelembaban udara ditentukan oleh banyaknya uap air dalam udara. Kalau

tekanan uap air dalam udara mencapai maksimum maka mulailah terjadi

pengembunan. Temperatur dimana terjadi pengembunan disebut titik embun.

Kelembaban mutlak adalah massa uap air dalam udara per satuan volume. Sedangkan

kelembaban relatif adalah perbandingan antara massa uap air per satuan volume

dalam udara dengan massa uap air per satuan volume itu kalau tekananya sama 4

dengan tekanan maksimum uap air pada temperatur udara, atau ditulis sebagai

Kelembaban relatif = Untuk menentukan tekanan uap air dalam udara, digunakan

perumusan (Humpreys, 2010). Beberapa prinsip yang umum digunkan dalam

pengukuran kelembaban udara yaitu (1) metode pertambahan panjang dan (2)

berat,pada benda-benda higroskopis, serta (3) metode termodinamika. Alat pengukur

kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan yang menggunakan

metode termodinamika disebut psikrometer (Kartasapoetra, 2017).


2

BAB III

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Pengamatan ini dilakukan di laboratorium Agroklimatologi Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara. Pengamatan ini dilakukan pada hari rabu 8 juni

2022, pukul 9.30 sampai selesai.

Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum agroklimatologi

adalah alat tulis, laptop atau handphone, psycometer asman psycometer, dan sling.

Cara Kerja

1.Di tentukan tempat yang ingin diamati

2. Disamakan terlebih dahulu

3. Diputar alat dengan kecepatan 4 putaran per detik selama 15 menit.


2

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Table 1. Table Kelembaban

DATA PENGAMATAN KELEMBABAN


Ketinggian Tempat TBK TBB A E RH

50 cm 30 29 -5 40,703 95,88 %
4,319 x 10

100 cm 29 27 4,468 x 10-5 35,532 87,38 %

200 cm 30 28 -5 37,714 88,84 %


4,319 x 10

Dik : T = 30 (TBK) E = 42,45


T = 29 (TBK/TBB) E = 40,66
T = 28 (TBK/TBB) E = 37,80
T = 27 (TBB) E = 35,62
T = 25 (TBB) E = 33,61

Ketinggian 50 cm
A= 0,239 0,62 x 595 x (-0,5) x TBK (30)

= 0,239
-5.533,5
= - 0,00004319
-5
= 4,319 x 10

E= EBB – A.P (TBK – TBB)


= 40,66 – (-0,00004319 x 1013) (30-29)
2

= 40,66 – (-0,137)
= 40,703
RH = E x100%
EBK
= 40,703 x100% 42,45
=95,88%

Ketinggian 100 cm
A= 0,239
0,62 x 595 x (-0,5) . TBK (29)

= 0,239
-5 x 349,05
= -0,00004468
= 4,468 x 10-5
E = EBB – A.P (TBK – TBB)
= 35,62 – 0,044 x 2
= 35,62 – 0,088
= 35,532
RH = E x 100%
E.BK
= 35,532 x 100%
40,66
= 87,38 %

Katinggian 200 cm

A= 0,239
0,62 x 595 x (-0,5) x TBK (30)
= 0,239
-5.533,5
2

= 0,00004319
= 4319 x 10-5
E = EBB – A.P (TBK-TBB)
= 37,80 – 0,043 x 2
= 37,80 – 0,086
= 37,714
RH = E x100%
EBK
= 37,714 x 100 %
42,45
= 88,84 %
2
2

Pembahasan

Dari hasil pengamatan pada ketinggian 50 cm maka diperoleh

A:4,319x105,E:40,703,RH:95,88%.Padaketinggian100cmdiperolehA:4,468x105,E:3

5,532danRH:87,38%. Pada ketinggian 200 cm diperoleh A : 4,319 x 10-5 , E : 35,532

dan RH : 88,84%. Dari masing- masing hasil yang didapatkan bahwa pada

ketinggian 50 cm mendapatkan hasil tertinggi dan ketinggian 200 cm mendapatkan

hasil terendah.

Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer,hal ini

sesuai dengan literatur (Ryan,2014). Udara atmosfer adalah campuran dari udara

kering dan uap air. Kandungan uap air hangat dalam udara sangat lebih banyak

daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung

uap air dingin makan suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air

sebanyak itu.

Kelembaban udara mempunyai beberapa istilah, yaitu kelembaban mutlak,

kelembaban sfesifik dan kelembaban nisbi atau kelembaban relatif (Lakitan,

2017). Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung

pada beberapa faktor yaitu suhu, tekanan udara, pergerakan angin, kuantitas dan

kualitas penyinaran dan vegetasi. Suhu atau temperatur adalah derajat panas dari

aktivitas molekul dalam atmosfer. Suhu dikatakan sebagai derajat panas atau

dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan thermometer.


2

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara atau

atmosfer

2. Pada hasil pengamatan diperolah ketinggian 50 cm maka diperoleh A : 4,319 x

10-5 , E : 40,703, RH : 95,88 %. Pada ketinggian 100 cm diperoleh A : 4,468 x 10 -5 , E :

35,532 dan RH : 87,38%. Pada ketinggian 200 cm diperoleh A : 4,319 x 10 -5 , E : 35,532

dan RH : 88,84%.

3. Pada hasil pengamatan didapati hasil tertinggi pada ketinggian 50 cm dan hasil

terendah pada ketinggian 200 cm.

4. Udara atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air

5. Jika udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya dapat

menurun.

Saran

Dari praktikum yang telah dilakukan saran praktikan yatu sangat diperlukan

untuk mengukur kelembaban secara langsung dan menghitung data untuk dapat

melakukan pengamatan sehingga diperoleh data yang akurat.


2

DAFTAR PUSTAKA

Alwis dkk, 2016. Prototype System Telemetri Pemantauan Suhu Dan Kelembaban

Udara Berbasis Mikrokontroler, FMIPA Universitas Malang, Malang.

Anonim, 2016. Pengukuran Lama Penyinaran Matahari, Suhu Udara dan Suhu

Tanah. Bandung

Herlina.2017. Jurnal Ilmu-ilmu Hayati. Universitas Brawijaya. Malang

Hardjodinomo, S.2016. Ilmu Iklim dan Pengairan. Binacipta. Bandung.

Herlina.2017. Jurnal Ilmu-ilmu Hayati. UniversitasBrawijaya. Malang

Jason. 2016. Yang Dimaksud Kelembaban Udara. Karim,

Kamarlis. 2017. Dasar-dasa Klimatologi, UNSYIAH, Banda Aceh.

Kartasapoetra, G.A. 2017. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan

Tanaman, Bumi Aksara. Jakarta

Lakitan B. 2015. Dasar-dasar Klimatologi. Rajawali pers. Jakarta Ryan , Hutama .

2017. Pengarug temperatur udara

Wirjohamidjojo, S. (2016). Kamus Istilah Meteorologi Aeronautika.

Jakarta :Penerbit Badan Meteorologi dan Geofisika.


2

LAMPIRAN

Gambar 1. Thermo Hygro

Higrometer (hygrometer):adalah perangkat untuk menentukan


kelembapan atmosfer yang dapat menunjukkan kelembapan relatif
(persentase kelembapan di udara), kelembapan mutlak (jumlah
kelembapan) atau keduanya

Anda mungkin juga menyukai