Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN NON FORMAL

PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET B

NAMA : Agnes Anita Toam

NIM : 2020011124012

DOSEN PENGAMPU : Dra. Agnes Aryesam,M.Pd

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas anugerah
yang diberikan penulis dapat menyelesaikan karya tulis berupa makalah dari mata kuliah
Manajemen Pendidikan Non Formal selesai tepat pada waktu nya. Makalah ini berisikan
pembahasan mengenai salah satu organisasi yang ada pada lembaga pendidikan non formal
yaitu PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET B. Makalah ini penulis
menyusun dengan segala keterbatasan penulis untuk memenuhi tugas yang diberikan ,berkat
bantuan dari beberapa pihak penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang dibuat
ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi penyempurnaan makalah ini.

Jayapura 21 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 5
BAB II 6
KAJIAN PUSTAKA 6
2.1 Uraian Teoritis 6
BAB III 8
PEMBAHASAN 8
3.1 Pelaksanaan Pendidikan Kesetaraan dalam Lembaga Nonformal 8
3.2 Penyelenggaraan program paket B 9
3.3 Penerapan dan siapa saja sasaran dari pemberlakukan paket B 13
3.4 Faktor Pendukung dan penghambat Implementasi Program Paket B Pada Lembaga
Pendidikan Nonformal 14
BAB IV 15
KESIMPULAN 15
4.1 Simpulan 15
4.2 Saran –saran 15
DAFTAR PUSTAKA 17

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sudah menjadi rahasia umum bahwa satu–satunya tempat untuk mendapatkan ilmu tak
hanya pendidikan di sekolah formal. Namun pendidikan non formal atau luar sekolah juga
sangat dibutuhkan. Alasannya pun beragam, tak hanya untuk menunjang nilai akademis di
sekolah tapi juga menunjang hobi serta talenta yang dimiliki tiap individu. Pendidikan non
formal sendiri merupakan salah satu layanan pendidikan yang sifatnya sebagai pengganti,
penambah maupun pelengkap pendidikan formal. Visinya pun sama dengan pendidikan
formal, yaitu sebagai media pembelajaran atau pendidikan sepanjang hayat. Hal ini merujuk
pada Undang–Undang Nomor 20 tahun 2003 bahwa “Jalur pendidikan terdiri dari pendidikan
formal, nonformal, dan informal yang dapat saling memperkaya dan melengkapi”. Dengan
berpedoman pada standar nasional pendidikan yang ada maka hasil yang didapat dari
pendidikan non formal ini juga dapat disetarakan fungsinya dengan pendidikan formal.

Sebelum kita memilih pendidikan non formal perlu kita ketahui mengenai Pendidikan
kesetaraan. Pendidikan kesetaraan juga merupakan pendidikan non formal yang ditujukan
kepada warga negara yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan formal di sekolah.
Beragam persoalan selalu mengikuti proses penyempurnaan pembangunan di bidang
pendidikan Indonesia. Baik di bidang Pendidikan formal, non formal maupun informal.

Semua bidang memiliki kendala sendiri-sendiri. Pada jalur non formal (program pendidikan
kesetaraan, khususnya kejar  paket B,  hingga kini masih banyak hambatan social
masyarakatini disebabkan karena orang yang seharusnya mengikuti program pendidikan ini
mayoritas berusia di atas 44 tahun, sehingga rata-rata mereka beranggapan, tak ada gunanya
melanjutkan ke kesetaraan. Penyebab lainnya karena adanya perasaaan malu di kalangan
"warga belajar sendiri karena program paket B ini untuk kesetaraan sekolah menegah.
meski menyadari adanya hambatan, namun pemerintah tatap
menjalankan program ini. karena hal ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab dari pe
pemerintah untuk memfasilitasi dan memberikan kesempatan kepada setiap warga negaranya
untuk mengakses pendidikan. karena begitu banyak persoalan-persoalan yang ada pada
pendidikan nonformal Jalur paket B dimana Program Paket B merupakan program
pendidikan luar sekolah yaitu setara dengan pendidikan formal SMP/MTs. Program Paket B

4
setara SMP atau MTs berfungsi untuk menuntaskan wajib belajar sembilan tahun. Maka
dalam makalah ini penulis akan membahas tentang program kesetaraan kejar paket B.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pendidikan kesetaraan dapat dilaksanakan dalam lembaga pendidikan
Nonformal ?
2. Mengapa program paket B diselenggarakan ?
3. Bagaimana penerapan dan siapa saja sasaran dari pemberlakukan paket B ?
4. Apa saja Faktor Pendukung dan penghambat Implementasi Program Paket B ?
5. Pada Lembaga Pendidikan Nonformal ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui jalannya Pendidikan kesetaraan dilaksanakan dalam Lembaga pendidikan
Non Formal!
2. Mengetahui kenapa program paket B diselenggarakan!
3. Mengetahui penerapan dan siapa saja sasaran dan pemberlakuan paket B
4. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi paket B pada Lembaga
Pendidikan Nonformal

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis


Menurut Hasbullah (2012: 1), dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai
usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang
atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau
penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

Dasar kebijakan adanya program kesetaraan kejar paket adalah Undang– Undang Dasar 1945
Pasal 28B Ayat 1 “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan
dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan
umat manusia”. Dalam implementasinya diperkuat dengan Undang–Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 ; ayat (1 dan
5). 1) Setiap Warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu. 5) Setiap Warga Negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan
pendidikan sepanjang hayat. Setiap peserta didik yang lulus ujian program Paket A, Paket B,
Paket C mempunyai hak eligibilitas yang sama dan setara dengan pemegang ijazah SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA untuk mendaftar pada satuan pendidikan yang lebih tinggi.
Berdasarkan keterangan pada pasal tersebut, pada dasarnya pendidikan nonformal disamakan
statusnya dengan pendidikan formal. Para peserta yang mengikuti pendidikan kesetaraan
adalah mereka yang tidak pernah mendapat pendidikan formal, putus sekolah, lulusan atau
orang-orang yang masih membutuhkan lebih banyak pengetahuan dan keterampilan.

Peraturan yang menjelaskan lebih lanjut mengenai Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah
menegaskan beberapa poin penting berikut : Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
(SKL-SP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni:

a) Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A

6
b) SMP/MTs./SMPLB/Paket B bertujuan: Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
c) Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C bertujuan:
Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

7
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Pelaksanaan Pendidikan Kesetaraan dalam Lembaga Nonformal
Pendidikan kesetaraan adalah pendidikan non formal yang ditujukan kepada warga
negara yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan formal di sekolah. Paket B yaitu :
“Program Paket B adalah program pendidikan dasar pada jalur pendidikan nonformal setara
SMP atau MTs bagi siapapun yang terkendala masuk ke dalam pendidikan formal atau
berminat dan memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan dasar.Sasaran
program Paket B adalah seluruh lapisan masyarakat yang memiliki kriteria sebagai berikut:
Lulusan paket A atau SD, dari kelompok usia 15 – 44 tahun dengan prioritas usia 16 – 18
tahun, tidak menempuh sekolah formal.

Pendidikan kesetaraan ditujukan kepada warga negara yang tidak berkesempatan mengenyam
pendidikan formal di sekolah. Pendidikan non formal sendiri menurut UU dan Peraturan
Pemerintah RI tentang pendidikan menyatakan bahwa pendidikan non formal adalah jalur
pendidikan diluar pendidikan formal yang dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang
yang dapat diselenggarakan melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat kegiatan belajar
Masyarakat (PKBM), atau satuan sejenis lainnya.

Mustofa Kamil (2009:97) menyatakan bahwa, Program kelompok belajar paket B, program
ini setara dengan SMP/ MTs. PKBM yang mengembangkan program pendidikan kesetaraan
paket B ditujukan bagi siswa lulusan SD/MI, lulusan kelompok belajar paket A atau
masyarakat yang telah memperoleh pendidikan khusus melalui pendidikan informal yang
telah disetarakan seperti sekolah rumah (homeschooling), pendidikan pesantren dll.

Di samping itu pula program pendidikan kesetaraan paket B ditujukan kepada masyarakat
yang putus SMP/ MTs dengan prioritas pada anak usia wajib belajar karena berbagai faktor
tidak dapat melanjutkan seperti : karena alasan ekonomi, sosial, jarak sekolah yang jauh dan
tidak terjangkau, seperti anak-anak di pesisir pantai, dan daerah perbatasan. Sejalan dengan
pendapat diatas bahwa sasaran program pendidikan kesetaraan ini diperuntukan kepada
masyarakat putus Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau anak yang lulus dari sekolah
formal baik yang masih memiliki usia wajib belajar ataupun masyarakat yang sudah melebihi
usia wajib belajar. Pelaksanaan ini merupakan tahap inti dari rencana yang sudah disusun.

8
Nurdin Usman (2001:70) menyatakan bahwa Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau
pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci,
implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana
pelaksanaan bisa diartikan penerapan.

Pembelajaran dalam pendidikan kesetaraan ini tidak bisa disamakan dengan sistem
pembelajaran di sekolah formal. Pada pendidikan kesetaraan, sistem pembelajaran cenderung
luwes sesuai dengan kesepakatan Penyelenggara PKBM dengan warga belajar. Hal ini
dikarenakan warga belajar tidak mungkin mengikuti pembelajaran di pagi hari, mereka harus
bekerja atau memiliki kesibukan lain.

Dalam pendidikan kesetaraan selain diberikan materi ilmu pengetahuan juga diberikan materi
kecakapan hidup (life skill). Diharapkan dengan adanya kecakapan hidup ini warga belajar
akan mampu mandiri dan mampu menciptakan lapangan usaha bagi diri mereka sendiri.
Adapun kecakapan hidup yang diberikan tergantung pada karakteristik tempat kegiatan
pembelajaran berlangsung.

Peserta didik yang lulus pendidikan kesetaraan mempunyai hak sama dan setara dengan
pemegang ijazah sekolah formal untuk dapat mendaftar pada satuan pendidikan yang lebih
tinggi. Dan tujuan dari pendidikan kesetaraan program paket A, Paket B dan C secara umum
adalah untuk memeratakan, memperluas serta meningkatkan akses jalur pendidikan. Mata
pelajaran yang ada dalam program paket B ini sama dengan sekolah formal seperti adanya
Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Agama Islam, IPA, IPS, Penjaskes dan lain-
lainnya. Dalam pembelajaran ini biasanya tutor menggunakan metode ceramah, diskusi dan
tanya jawab.

3.2 Penyelenggaraan program paket B


Program ini merupakan jalur alternatif dari Kementerian Pendidikan dan kebudayaan bagi
masyarakat maupun siswa siswi yang putus sekolah atau siapapun yang tidak berkesempatan
mendapatkan pendidikan formal karena keterbatasan sosial, ekonomi, waktu, kesempatan dan
geografi. di samping itu ada juga siswa dan siswi yang mengikuti program pendidikan
kesetaraan Paket B Setara SMP yang memiliki kesibukan lain dalam hal profesi sebagai
Atlet, berwirausaha, karyawan maupun Pegawai. Program ini bisa diambil oleh mereka yang
tidak bisa konsentrasi di lingkungan sekolah yang ramai, serta murid-
murid homeschooling. program pendidikan kesetaraan Paket B Setara

9
SMP adalah penyempurnaan program Ujian Persamaan yang sebelumnya pernah
diberlakukan. Bedanya, sekarang ini siswa yang ingin mengikuti Ujian Nasional Pendidikan
Kesetaraan (UNPK), harus lebih dulu ikut kegiatan belajar yang diadakan Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM). ijazah program pendidikan kesetaraan Paket B Setara
SMP setara dengan ijazah SMP, Jadi bisa digunakan untuk melamar pekerjaan atau
melanjutkan jenjang pendidikan SMA, SMK, MA (Negeri maupun Swasta), dengan tujuan ;

1. mengembangkan dasar-dasar pembentukan warganegara yang beriman, dan bertaqwa


berkarakter dan bermartabat,
2. Meningkatkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung, sebagai alat untuk
memahami mata pelajaran nantinya,
3. Meningkatkan pengalaman belajar yang mandiri, kreatif dan produktif,
4. Memberikan kecakapan hidup untuk bekerja dan berusaha mandiri,
5. Memberikan bekal pengetahuan, kemampuan dan sikap dasar yang memungkinkan
peserta didik untuk bekerja dan atau mematuhi dunia usaha/industri/melanjutkan ke
jenjang berikutnya.

Penyelenggaraan program Paket B yaitu:

1. Peserta Didik peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha


mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (Sisdiknas, 2003:3).
2. Pendidik Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan (Sisdiknas, 2003:3).
3. Tujuan Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu
kegiatan, tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan yang dapat
digunakan untuk menentukan ke arah mana kegiatan itu akan dibawa.Tujuan
pembelajaran berupa rumusan perilaku yang sudah ditentukan
sebelumnya.Biasanya tujuan yang bersifat operasional, dalam waktu yang
sudah ditentukan bisa tercapai (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
2010:41-52).
4. Metode Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan
10
oleh pendidik dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai setelah pembelajaran berakhir. Pendidik tidak akan dapat
melaksanakan tugasnya apabila tidak menguasai satupun metode mengajar
yang dirumuskan atau direncanakan (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
2010:41-52).
5. Media Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, minat, dan perhatian peserta didik sedemikian rupa
sehingga terjadi proses belajar, serta dapat mencapai tujuan (Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, 2010:41-52). Media merupakan sarana perantara
yang digunakan dalam proses pembelajaran (Daryanto, 2011:4).
6. Kurikulum Kurikulum tingkat satuan pendidikan kesetaraan program paket
dikembangkan berdasarkan pada prinsip–prinsip berikut: berpusat pada
kehidupan, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, menyeluruh dan berkesinambungan, dan
prinsip belajar sepanjang hayat.
7. Materi Materi merupakan inti dalam proses pembelajaran, artinya merupakan
proses pembelajaran dan diartikan sebagai proses penyampaian materi. Materi
pembelajaran biasanya digambarkan dalam buku pelajaran. Penyampaian
materi pembelajaran biasanya berorientasi pada pencapaian tujuan
pembelajaran (Wina Sanjaya, 2011: 60).
8. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran adalah inti kegiatan dalam
pendidikan. Segala sesuatu yang akan diprogramkan akan dilaksanakan dalam
proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran akan melibatkan semua
komponen pembelajaran, kegiatan ini akan menentukan sejauh mana tujuan
yang telah ditentukan dapat dicapai (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
2010:41-52).
9. Bahan Ajar Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di
kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan yang tertulis maupun tidak
tertulis.Pandangan dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalah
seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak
tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan
peserta didik untuk belajar (Wina Sanjaya, 2011: 61).

11
10. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
penyelenggaraan program Paket B adalah:
a. Tempat Belajar Proses belajar mengajar dapat dilaksanakan di berbagai lokasi dan
tempat yang sudah ada baik milik pemerintah, masyarakat maupun pribadi yang
layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
b. Administrasi Sarana administrasi yang diperlukan untuk menunjang kelancaran
pengelolaan kelompok belajar yaitu: papan nama kelompok belajar, papan struktur
organisasi, dan kelengkapan administrasi penyelenggaraan dan pembelajaran.
11. Evaluasi Belajar Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik
untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan.Di dalam pelaksanaan evaluasi atau penilaian,
pendidik perlu menentukan kriteria keberhasilan, cara, dan jenis penilaian
dengan kompetensi dalam kurikulum.Penilaian hasil belajar berorientasi pada
acuan atau patokan indikator hasil belajar, ketuntasan belajar, multi alat, dan
cara penilaian.Evaluasi dapat dilakukan sebelum pembelajaran, selama
pembelajaran, dan sesudah pembelajaran.
12. Sumber Pendanaan Pendanaan penyelenggaraan program Paket B dari
Anggaran dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD), swadaya masyarakat, dan sumber dana lain yang sah dan
tidak mengikat.

12
3.3 Penerapan dan siapa saja sasaran dari pemberlakukan paket B
Penerapan pemberlakuan paket B yaitu menggunakan kurikulum

Sasaran program Paket B adalah seluruh lapisan masyarakat yang memiliki kriteria sebagai
berikut:

1. Lulusan paket A atau SD


2. Belum menempuh pendidikan di SMP atau MTs dari kelompok usia 15 – 44 tahun
dengan prioritas usia 16 – 18 tahun, kecuali bagi peserta didik yang menentukan Paket
B atas pilihan sendiri atau yang belum tuntas wajib belajar 9 tahun.
3. Putus SMP atau MTs.

13
4. Tidak menempuh sekolah formal karena pilihan sendiri.
5. Tidak dapat bersekolah karena berbagai faktor (waktu, geografi, ekonomi, sosial
hukum, dan keyakinan).

3.4 Faktor Pendukung dan penghambat Implementasi Program Paket B Pada Lembaga
Pendidikan Nonformal

1. Faktor pendukung secara umum dalam mengimplementasikan program paket B pada


Lembaga Pendidikan non formal yaitu ;
a. kesadaran warga belajar akan pentingnya pendidikan dan motivasi yang tinggi,
dukungan positif dari seluruh warga masyarakat, antusiasme belajar yang tinggi.
2. Faktor penghambat secara umum dalam mengimplementasikan program paket B pada
Lembaga Pendidikan non formal yaitu ;
a. Terkadang Yang sarana prasarana kurang memadai dalam penyelenggara
program paket B

14
BAB IV

KESIMPULAN
4.1 Simpulan
1. Pelaksanaan Pendidikan Kesetaraan dalam Lembaga Nonformal ;Pendidikan
kesetaraan adalah pendidikan non formal yang ditujukan kepada warga negara yang
tidak berkesempatan mengenyam pendidikan formal di sekolah
2. Penyelenggaraan program paket B Program ini merupakan jalur alternatif dari
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan bagi masyarakat maupun siswa siswi yang
putus sekolah atau siapapun yang tidak berkesempatan mendapatkan pendidikan
formal karena keterbatasan sosial, ekonomi, waktu, kesempatan dan geografi.
3. Penerapan dan siapa saja sasaran dari pemberlakukan paket B ;Penerapan
pemberlakuan paket B yaitu menggunakan kurikulum Sasaran program Paket B
adalah seluruh lapisan masyarakat yang memiliki kriteria sebagai berikut:Lulusan
paket A atau SD, Belum menempuh pendidikan di SMP atau MTs dari kelompok usia
15 – 44 tahun dengan prioritas usia 16 – 18 tahun, kecuali bagi peserta didik yang
menentukan Paket B atas pilihan sendiri atau yang belum tuntas wajib belajar 9
tahun.,Putus SMP atau MTs.,Tidak menempuh sekolah formal karena pilihan
sendiri..Tidak dapat bersekolah karena berbagai faktor (waktu, geografi, ekonomi,
sosial hukum, dan keyakinan).
4. Faktor Pendukung dan penghambat Implementasi Program Paket B Pada Lembaga
Pendidikan Nonformal; pendukung ;kesadaran warga belajar akan pentingnya
pendidikan dan motivasi yang tinggi, dukungan positif dari seluruh warga masyarakat,
antusiasme belajar yang tinggi. Penghambat ;Terkadangang sarana prasarana kurang
memadai dalam penyelenggara program paket B.
4.2 Saran
1. Diharapkan pemerintah daerah melakukan pembenahan terhadap Lembaga –
Lembaga Pendidikan formal agar , saudara – saudara kita yang putus sekolah dapat
mengikuti program – program Pendidikan khususnya pada Pendidikan kesetaraan ,
mulai dari paket A,B dan C untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia,
mengingat Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam kesuksesan suatu
bangsa dan negara.

15
2. Diharapkan juga ada penyuluhan dari pihak pemerintah terhadap masyarakat akan
pentingnya Pendidikan dan ada nya Pendidikan Non formal
sebagai ,penambah,pengganti pelengkap.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anak, T. S. (t.thn.). STANDAR PENYELENGGARAAN. PROGRAM PAKET A,B,C.

NMC, P. (t.thn.). Diambil kembali dari https://pkbmnmc.com/paket-b/

PKBM. (t.thn.). Diambil kembali dari https://generasijuara.sch.id/wp/469/

Qomariyah, S. N. (2013). PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAKET B. SKRIPSI, 22-25.

yuk daring. (t.thn.). kurikulum pendidikan non formal. Diambil kembali dari
https://www.yukdaring.my.id/2022/06/struktur-kurikulum-merdeka-2022-paket-b.html

17

Anda mungkin juga menyukai